LP PKK Anak Diare Melissa
LP PKK Anak Diare Melissa
LP PKK Anak Diare Melissa
DISUSUN OLEH :
P05120218020
TAHUN 2020/2021
Laporan Pendahuluan
1. Pengertian
Diare didefinisikan sebagai pengeluaran feses lebih dari 3 kali per hari
berbentuk cair, berlendir berdarah disertai dengan tanda infeksi lainnya
akibat bakteri, virus, dan parasite (WHO, 2018).
Diare yaitu penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan
konsistensifeses. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair
daribiasanya, dan bila buang air besar lebih dari tiga kali, atau buang
airbesar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam
(Dinkes,2016).
3. Klasifikasi
Klasifikasi diare menurut Lestari (2016) terbagi 4 macam yaitu:
a. Diare Akut
Diare akut adalah berlangsung kurang dari 14 hari umumnya kurang dari
17 hari sehingga mengakibatkan dehidrasi yang merupakan penyebab
utama kemaatian bagi penderita diare.
b. Diare Persisten
Diare persisten adalah berlangsung lebih dari 14 hari secara terus-
menerus sehungga mengakibatkan penurunan berat badan dan gangguan
metabolisme.
c. Diare Disentri
Diare disentri yang disertai darah dalam tinja. Akibat disentri adalah
diare disentri yang disertai darah dalam tinja. Akibat disentri adalah
Anorexia sehingga mengakibatkan penurunan berat badan dengan cepat,
kemungkinan terjadi komplekasi pada mukosa.
d. Diare masalah lain
Anak yang menderita diare akut persisten mungkin juga disertai penyakit
lainnya seperti gangguan gizi, demam dan penyakit lainnya.
4. Etiologi
Etiologi diare menurut Ngastiyah (2014) dibagi beberapa faktor yaitu:
a. Faktor infeksi
1) Infeksi Internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak disebabkan oleh bakteri
Shingella, Salmonella,dan E. Coli.
2) Infeksi Parenteral adala infeksi diluar alat pencernaan makanan pada
bayi dan anak dibawah dua tahun.
b. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat, disakarida (Intoleranci Glukosa, Frugtosa dan
Glaktosa) pada bayi dan anak yang terpenting dan terserang malabsorbsi
lemak dan protein.
c. Faktor makanan
Faktor makanan adalah seperti makanan beracun, basi dan alergi
terhadap makanan yang ia makan.
d. Faktor psikologis
Faktor psikologis yaitu rasa takut dan cemas (jarang terjadi pada anak
namun sering terjadi).
2. Patofisiologi
Patofisiologi diare menurut Wijaya & Putri (2017) adalah:
a) Gangguan osmotik akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan menyerangsang
usus mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b) Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya oleh toksin)
pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit
kedalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat
peningkatan isi rongga usus.
c) Gangguan motilitas usus, hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga
timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan selanjutnya dapat
menimbulkan diare pula.
Patogenesisnya:
1) Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah
berhasil melewati rintangan asam lambung.
2) Jasad renik tersebut berkembang biak dalam usus halus.
3) Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik).
4) Akibat toksin itu, terjadi hipersekresi yang selanjutnya timbul diare.
6. WOC/ Pathway
Kuman masuk
Faktor
dan Toksin dalam Hipersekresi
berkembang dinding usus air elektrolit
Infeksi dalam usus halus isi rongga
Pergeseran air usus me
Malabsorbsi Tekanan
KH, lemak dan elektrolit Isi rongga
osmotik me
ke usus usus me
dan protein
Makanan Toksin tidak Kekmampuan
Hiperperistaltik
dapat diabsorbsi absorbsi me
Psikologis Ansietas
Diare
MK: Gangguan
Frekuensi Distensi abdomen
integritas kulit
BAB me
perienal
Mual muntah
Hilang cairan & elektrolit
berlebihan
Nafsu makan menurun
Asidosis metabolik
Gangguan keseimbangan
cairan & elektrolit MK:
sesak
Ketidakseimbangan
Dehidrasi \
nutrisi kurang dari
MK: Gangguan
pertukaran gas kebutuhan
8. Komplikasi
Komplikasi diare menurut Lestari (2016) anak yang diare akan
mengalami kondisi berupa hilanganya sejumlah cairan dan elektrolit yang
ada dalam tubuh karena muntah dan feses yang cair. Selain itu, anak yang
mengalami diare juga akan mengalami dehidrasi, mulai dari dehidrasi
ringan hingga dehidrasi berat, bahkan sampai dapat terjadi kematian.
Dehidrasi inilah yang sebenarnya patut lebih diperhatikan. Akibat
kehilangan cairan secara mendadak menurut Vivian (2010), dapat terjadi
berbagai macam komplikasi, seperti:
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic, atau hipertonik).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Hipokalemia (dengan gejal meteorismus, hipotoni otot, lemah,
bradikardi, perubahan pada EKG.
d. Hipoglikemia .
e. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase
karena kerusakan villi mukosa usus halus.
f. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.
g. Malnutrisi energy protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.
9. Derajat dehidrasi
Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil Keperawatan
(SLKI) (SIKI)
1. Hipovolemia b.d kehilangan Setelah dilakukan tindakan SIKI : Manajemen Cairan
cairan aktif. keperawatan selama 3 x 24
DS: jam, diharapkan Observasi
1. Merasa lemah Hipovolemia dapat diatasi
2. Mengeluh haus dengan : 1. Monitor status hidrasi
DO: SLKI : Keseimbangan (mis. frekuensi nadi,
1. Frekuensi nadi meningkat Cairan kekuatan nadi, akral,
2. Nadi teraba lemah Dipertahankan ke 1/2/3/4/5 pengisian kapiler,
3. Tekanan darah menurun 2. kelembapan mukosa,
4. Tekanan nadi menyempit Ditingkatkan ke 1/2/3/4/5 turgor kulit, tekanan
5.Turgot kulit menurun darah)
6.Membran mukosa kering Deskripsi level : 3. Monitor berat badan
7.Volume urine menurun 1) Menurun harian
8.Hematocrit meningkat 2) Cukup Menurun 4. Monitor hasil
9. Pengisian vena menurun 3) Sedang 5. Monitor tanda-tanda vital
10. Status mental berubah 4) Cukup Meningkat
11. Suhu tubuh meningkat 5) Meningkat Terapeutik
12. Konsentrasi meningkat
13. Berat badan turun tiba-tiba Dengan kriteria hasil : 1. Catat intake-output dan
1. Asupan cairan meningkat hitung balance cairan 24
2. Keluaran urine jam serta kebutuhan
meningkat cairan klien.
3. Kelembaban meningkat 2. Berikan asupan cairan,
4. membran mukosa sesuai kebutuhan.
meningkat 3. Berikan minum oralit
5. Asupan makanan sesuai kebutuhan
meningkat (Mardayani, 2018).
4. Berikan air putih (Welc,
2010).
5. Berikan cairan parenteral
6. Pemberia madu Putra,
(A. M & Andriani, Y,
2017).
2 Diare b/d parasit, psikologis, Setelah dilakukan tindakan SIKI : Manajemen Diare
keperawatan selama 3 x 24
proses infeksi, iritasi, jam, diharapkan dapat 1. Identifikasi penyebab
diatasi dengan : diare (mi, inflamasi
malaborbsi SLKI : Kontinensia Fekal gastrointestinal, iritasi,
Dipertahankan ke 1/2/3/4/5 malabsorpsi, ansietas)
2. Identifikasi riwayat
Ditingkatkan ke 1/2/3/4/5 pemberian makanan
3. Monitor warna, volume,
Deskripsi level : frekuensi, dan konsistensi
1) Menurun tinja)
2) Cukup Menurun 4. Monitor tanda dan gejala
3) Sedang hypovolemia (mis,
4) Cukup Meningkat takikardi, nadi teraba
5) Meningkat lemah, turgor kulit turun)
5. Monitor jumlah
Dengan kriteria hasil : pengeluaran diare
1) Pengontrolan 1.
pengeluaran feses
2) Defekasi
3) Frekuensi buang air
besar
4) Kondisi kulit perianal
3 Ketidakseimbangan nutrisi : Setelah dilakukan tindakan SIKI : Manajemen Nutrisi
keperawatan selama 3 x 24 1) Identifikasi status nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh jam, diharapkan dapat 2) Identifikasi makanan
diatasi dengan : yang disukai
SLKI : Status nutrisi 3) Monitor asupan
Dipertahankan ke 1/2/3/4/5 makanan
4) Monitor berat badan
Ditingkatkan ke 1/2/3/4/5 5) Identifikasi alergi dan
intoleransi makanan
Deskripsi level :
1. Menurun 2.
2.Cukup Menurun
3.Sedang
4.Cukup Meningkat
5.Meningkat
Eka.2013. Buku Ajar Manajemen Cairan & Elektrolit. Yogyakarta : Nuha Medika.
FKUI. 2008. Gangguan Keseimbangan Air – Elektrolit dan Asam – Basa. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
Ilham, 2014. Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan elektrolit pada pasien dengan diare di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Semarang.Jurnal penelitian
Research Abstrak.RSU Kabupaten Semarang.2013.diunduh tanggal 17 Mei
2014.
Lestari. 2016. Asuhan Keperawatan Anak. Edisi 1. Yogyakarta : Nuha Medika.
Mardiana. 2019. Asuhan Keperawatan Anak. Jawa Timur.
Muttaqin & Sari. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi asuhan keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.
Ngastiyah.(2014). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.
Nursalam. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba Medika
Oktiawati, dkk. (2017). Teori Dan Konsep Keperawatan Pediatrik. TIM