Analisis Kapasitas Waduk Mukakuning Dan Duriangkang Dalam Memenuhi Kebutuhan Air Baku Kota Batam

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Jurnal

ANALISIS KAPASITAS WADUK MUKAKUNING DAN DURIANGKANG DALAM


MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BAKU KOTA BATAM

ANALYSIS OF MUKAKUNING AND DURIANGKANG RESERVOIR’S CAPACITY TO


FULFILL THE RAW WATER DEMAND FOR BATAM CITY

Willy1)* Robertus W. Triweko1) Bambang A.Riyanto1) Wanny K. Adidarma1) Doddi


Yudianto1)
1)Jurusan Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan
Jl. Ciumbuleuit No.94, Bandung, Indonesia
*Coresponden email: willyau.95@gmail.com

Diterima: 10 September 2020; Direvisi: 16 Oktober 2020; Disetujui: 28 Oktober 2020

ABSTRACT
Batam is the economic city center of Riau Province with city population is projected to reach approximately 1.8 million in
2025. In order to support the economic development, Batam City needs a reliable raw water supply. Mukakuning and
Duriangkang reservoirs, which are cascade reservoirs, are the largest contributors for raw water supply in Batam City.
This study aims to determine the maximum capacity of the two reservoirs to meet current and future raw water demand.
Discharge in the watershed is calculated using daily HEC-HMS model calibrated using Duriangkang Reservoir water level
data. The storage of Mukakuning and Duriangkang Reservoir are 6.3 and 106.1 million m 3 respectively, equivalent to 39%
and 77% of the runoff volume of each watershed, classifying the two reservoirs in the multi-year category. Using current
operation, the two reservoirs can supply water up to 3.24 m 3/s at 100% reliability, compared to existing capacity of 3.1
m3/s. The water loss is dominated by evaporation which reaches 32.6 million m 3/year while spilled water is only 8.3 million
m3/year. At 95% reliability, the reservoirs are almost at maximum capacity and able to supply 4.03 m 3/s of raw water with
the spilled water is only 0.4 million m3/year. Putting some efforts to optimising capacity by increasing normal water levels
are not effective and lead to dam overtopping in Probable Maximum Flood condition. More effective way to increase water
supply can be obtained by changing operational patterns. If the reservoir is in dry condition, determined by predicted SPI,
the water supply is limited so that the discharge can be utilized for a longer period.
Keywords: Water Supply, Reservoir Simulation, Drought

ABSTRAK

Kota Batam merupakan pusat perekonomian Kepulauan Riau dengan jumlah penduduk diprediksi mencapai 1,8 juta jiwa
pada tahun 2025. Untuk mendukung proses pembangunan Kota Batam, diperlukan pasokan air baku yang dapat
diandalkan. Waduk Mukakuning dan Duriangkang yang terhubung secara kaskade merupakan penyumbang air baku
terbesar di Kota Batam saat ini. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas dari kedua waduk dalam memenuhi
kebutuhan air baku saat ini dan kebutuhan di masa yang akan datang. Debit pada DAS dihitung menggunakan model
HEC-HMS harian dengan kalibrasi terhadap elevasi muka air Waduk Duriangkang. Tampungan pada Waduk Mukakuning
dan Duriangkang adalah 6,3 dan 106,1 juta m 3. Tampungan tersebut setara dengan 39% dan 77% dari volume debit
masing-masing DAS, mengklasifikasikan kedua waduk dalam kategori multi-year. Debit yang dapat dimanfaatkan dari
kedua waduk adalah sebesar 3,24 m3/s dengan keandalan 100%, dibandingkan dengan kapasitas yang ada saat ini
sebesar 3,1 m3/s. Luasnya area genangan mengakibatkan volume kehilangan air didominasi oleh evaporasi yang
mencapai 32,6 juta m3/tahun sementara air yang limpas hanya 8,3 juta m 3/tahun. Pada keandalan 95%, kedua waduk
sudah mendekati kapasitas maksimum pada debit suplai 4,03 m3/s dengan debit air yang limpas hanya 0,4 juta m3/tahun.
Upaya peningkatan kapasitas dengan menaikan muka air normal kurang efektif dan mengakibatkan bendungan
overtopping dalam kondisi banjir maksimum boleh jadi. Peningkatan suplai air yang lebih efektif dapat diperoleh dengan
perubahan pola operasi. Apabila waduk dalam kondisi kering, digambarkan dengan parameter SPI-12 di bawah nol, suplai
air dibatasi agar debit dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu lebih panjang.
Kata Kunci: Suplai Air, Simulasi Waduk, Kekeringan

DOI 10.32679/jsda.v16i2.690
© Puslitbang SDA, Balitbang, Kementerian PUPR Naskah ini di bawah kebijakan akses terbuka dengan lisensi CC-BY-SA 119
(https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
Jurnal Sumber Daya Air Vol. 16 No.2, November 2020: 119 - 130

PENDAHULUAN penampung air hujan yang dimanfaatkan untuk


memenuhi kebutuhan air baku Kota Batam. Kelima
Air adalah salah satu sumber daya paling
waduk tersebut adalah Waduk Sei Harapan, Waduk
krusial dalam pembangunan sosial, ekonomi dan
Nongsa, Waduk Ladi, Waduk Mukakuning dan
lingkungan suatu negara, tetapi juga memiliki
Waduk Duriangkang dengan lokasi seperti pada
ancaman yang disebabkan oleh ketidakseimbangan
Gambar 1 (Adhya Tirta Batam, 2017b). Dua waduk
distribusi air di dunia (Hadjigeorgalis, 2009). Kota
yang berperan penting dalam penyediaan air bersih
Batam sebagai kota terbesar di Provinsi Kepulauan
di Kota Batam adalah Waduk Mukakuning dan
Riau memiliki lokasi strategis yakni di jalur
Duriangkang. Kedua waduk berada dalam satu
pelayaran internasional (Badan Pusat Statistik Kota
Daerah Aliran Sungai, dimana Waduk Mukakuning
Batam, 2018). Kota Batam memiliki jumlah
berada di hulu Waduk Duriangkang dan
penduduk 954 ribu jiwa pada tahun 2010 (Badan
membentuk sistem bendungan kaskade.
Pusat Statistik, 2015) dan diprediksi mencapai 1,8
juta jiwa pada tahun 2025 (Badan Pusat Statistik Waduk Duriangkang dibangun pada tahun
Provinsi Kepulauan Riau, 2017). Kebutuhan air 1992 dan selesai tahun 1995 serta memiliki volume
baku Kota Batam diperkirakan sebesar 3.279 l/s tampungan efektif sebesar 106,1 juta m3, Waduk
pada tahun 2015 dan diprediksi meningkat sampai Duriangkang merupakan bendungan muara
6.630 l/s pada tahun 2025 (Wahyuni dan Juniato, pertama di Indonesia. Waduk Mukakuning
2017). dibangun pada tahun 1990 dan memiliki volume
tampungan efektif sebesar 6,3 juta m3 (CDPP
Kota Batam dengan luas daratan seluas
Consortium, 1991; Departemen Pekerjaan Umum,
1038,84 km2 yang terdiri atas beberapa pulau
1995). Kedua waduk tersebut berfungsi memenuhi
memiliki keterbatasan sumber daya air. Meskipun
kebutuhan air baku Kota Batam. Waduk
Kota Batam memiliki hujan tahunan cukup tinggi
Duriangkang dilengkapi oleh dua unit Instalasi
dengan hujan rata-rata 2300 mm/tahun, debit air di
Pengolahan Air (IPA) dengan kapasitas sebesar
sungai-sungai di Pulau Batam tidak cukup besar. Air
2.200 l/s pada IPA Duriangkang dan 300 l/s pada
tanah juga bukan merupakan sumber yang dapat
IPA Tanjungpiayu. Waduk Mukakuning dilengkapi
diandalkan karena kondisi geologi serta adanya
dengan IPA berkapasitas sebesar 600 l/s (Adhya
indikasi intrusi air laut (Delinom dan Suriadarma,
Tirta Batam, 2017a).
2005).
Untuk memenuhi kebutuhan air baku, Pulau
Batam saat ini memiliki lima waduk sebagai

Gambar 1 Waduk di Pulau Batam (Sumber: Adhya Tirta Batam, 2017a)

120
Analisis Kapasitas Waduk Mukakuning dan Duriangkang dalam……(Willy, dkk)

Dengan volume limpasan sebesar 130,7 juta diperiksa sebelum digunakan sebagai input dalam
m3/tahun, tampungan pada Waduk Duriangkang analisis selanjutnya.
setara dengan 77% limpasan tahunan. Sementara Analisis keseimbangan air pada DAS
pada Waduk Mukakuning, volume tampungan Duriangkang dengan menggunakan data hujan, data
setara dengan 39% volume limpasan, yaitu sebesar DAS dan data waduk. Hasil yang diperoleh
15,8 juta m3/tahun. Angka perbandingan antara kemudian dikalibrasi dengan data elevasi muka air
tampungan dan limpasan yang lebih dari 30% pengamatan. Model yang digunakan dalam kajian
membuat kedua waduk termasuk dalam kategori ini adalah model HEC-HMS (US Army Corps of
multi-year (Zhou, Shen, dan Li 1986). Hal tersebut Engineers, 2018) dengan interval waktu harian.
berarti muka air pada waduk tidak berfluktuasi Kehilangan air disimulasikan dengan metode Deficit
sampai ke kondisi normal setiap tahun. Pada sistem and Constant, transformasi disimulasikan dengan
waduk multi-year, perlu dilakukan penelitian pada metode Hidrograf Satuan Sintetik Soil Conservation
jangka waktu panjang untuk melihat dampak dari Service (SCS), dan aliran dasar disimulasikan
pergantian tahun kering dan basah Penelitian pada dengan metode Recession. Parameter model berupa
jangka waktu pendek tidak akan dapat initial deficit, maximum deficit dan constant rate
menggambarkan variasi dalam operasi waduk pada pada kehilangan air serta initial discharge, recession
berbagai kondisi (Wu dan Chen, 2012). constant dan ratio to peak pada aliran dasar
Pola operasi yang diberlakukan saat ini, dikalibrasi terhadap elevasi muka air Waduk
berdasarkan pada data elevasi muka air, ditemukan Duriangkang.
air yang melimpas yang dapat dimanfaatkan.
Meskipun terjadi kekeringan pada tahun 2015
dimana elevasi muka air turun sampai 3 m di bawah
kondisi normal, operasi yang dijalankan saat ini
masih dapat dioptimalkan agar air yang limpas ke
laut dapat diminimalisir. Salah satu pola yang dapat
diaplikasikan pada waduk multi-year adalah
pengoperasian dengan mengurangi penyediaan air
pada kondisi kering. Kekeringan pada suatu daerah
dapat diperhitungkan menggunakan Standard Gambar 2 Skematisasi Tata Air Waduk Mukakuning
Precipitation Index (SPI; Mckee dkk, 1993) atau
dan Duriangkang
Standard Runoff Index (SRI; Shukla dan Wood,
2008). Ketika indeks SPI/SRI rendah, pemenuhan Skema model ketersediaan air dapat dilihat
kebutuhan air dikurangi (Bacalhau dkk, 2016). pada Gambar 2. Debit pada DAS Mukakuning
Studi ini bertujuan untuk mengetahui beserta hujan pada area genangan menjadi inflow
kapasitas dari Waduk Duriangkang dan Waduk Mukakuning. Debit outflow Waduk
Mukakuning dalam memenuhi kebutuhan air baku Mukakuning adalah debit suplai, evaporasi dan air
saat ini dan kebutuhan di masa yang akan datang. yang limpas masuk ke Waduk Duriangkang.
Dalam kajian ini akan dibahas beberapa upaya Sementara pada Waduk Duriangkang, air yang
untuk memaksimalkan debit air baku dari kedua limpas dari waduk terbuang ke laut. Dalam
waduk yang berupa meningkatkan kapasitas kalibrasi, parameter yang digunakan dalam menilai
tampungan, serta perubahan pola operasi pada kedekatan antara hasil model dengan pengamatan
kedua waduk. adalah nilai koefisien Nash-Sutcliffe (NS), Root Mean
METODOLOGI Square Error (RMSE), koefisien korelasi, dan persen
bias. Nilai RMSE berkisar antara 0 sampai ∞,
Data hujan yang diperoleh pada studi ini dimana nilai 0 mengindikasikan data dan
bersumber dari Stasiun Meteorologi Hang Nadim pengamatan sama persis. Persamaan yang
dan Stasiun Hujan Duriangkang. Karena pada kedua digunakan dalam menghitung RMSE adalah:
stasiun didapati cukup banyak data hujan yang
kosong, maka digunakan pula data hujan satelit ∑𝑛𝑖=1(𝑂𝑖 − 𝑃𝑖 )2
TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) 3B42 𝑅𝑀𝑆𝐸 = √
𝑛
(Schumacher dan Houze, 2003). TRMM adalah misi
yang dilakukan bersama antara Amerika Serikat Dimana:
dan Jepang untuk memperoleh data secara detail Oi : nilai pengamatan
untuk curah hujan pada daerah tropis, yaitu antara Pi : nilai prediksi model
40º Lintang Utara sampai 40º Lintang Selatan. N : jumlah data
(Huffman dkk, 2019). Data hujan terlebih dahulu Sementara NS memiliki nilai berkisar antara
-∞ sampai 1, dimana nilai 1 mengindikasikan data
121
Jurnal Sumber Daya Air Vol. 16 No.2, November 2020: 119 - 130

dan pengamatan sama persis. Parameter yang a,b,…….p : koefisien dari variabel bebas
diutamakan dalam kalibrasi adalah NS, dengan nilai q : konstanta
NS apabila di atas 0,8 berarti model dapat
menggambarkan kondisi nyata dengan baik (Ritter
dan Muñoz-Carpena, 2013). Persamaan yang HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan dalam menghitung NS adalah: Pemilihan Data Hujan
2
𝑅𝑀𝑆𝐸
𝑁𝑆 = 1 − ( ) Pada Gambar 4 dapat dilihat adanya data
𝑆𝐷 hujan yang tidak wajar pada kedua stasiun hujan.
Dimana: Garis biru pada Gambar 4c menunjukkan hujan
SD : deviasi standar bulanan pada 20 percentil, garis hijau menunjukkan
Hasil analisis keseimbangan air tersebut hujan bulanan median (50 percentil), garis kuning
dapat digunakan untuk mengetahui kapasitas suplai menunjukkan hujan bulanan pada 80 percentil, dan
maksimum dari Waduk Mukakuning dan garis ungu putus-putus menunjukkan hujan rata-
Duriangkang dalam memenuhi kebutuhan air baku rata bulanan. Data tidak wajar adalah berupa data
Kota Batam ke depannya. Analisis juga dilakukan yang sangat kecil pada tahun 2012 dan 2013 Stasiun
dengan menggunakan dua alternatif untuk Hang Nadim serta adanya beberapa bulan dengan
meningkatkan kemampuan penyediaan air pada data hujan yang kosong pada tahun 2014 di Stasiun
kedua waduk. Pertama, mengkaji peningkatan Duriangkang serta pada tahun 2014-2017 di
penyediaan air yang diperoleh dengan Stasiun Hang Nadim.
meningkatkan volume air waduk. Peningkatan
volume air waduk dapat dilaksanakan dengan Berdasarkan kajian terdahulu, data hujan
menutup pelimpah dengan pintu sehingga muka air TRMM pada DAS Duriangkang dan Mukakuning
normal bendungan meningkat. Kedua, dilakukan memiliki kemiripan yang tinggi dengan data stasiun
kajian mengenai perubahan pola operasi. hujan. Dalam kajian debit kontinu, data TRMM
dapat digunakan dengan hasil yang cukup baik
Persamaan regresi yang digunakan dalam meskipun tidak dikoreksi (Willy dkk, 2020). Seperti
memprediksi nilai SPI adalah sebagai berikut: ditunjukkan pada Gambar 4c, hujan bulanan rata-
𝑦 = 𝑎𝑥𝑛−1 + 𝑏𝑥𝑛−2 + ⋯ + 𝑝𝑥𝑛 + 𝑞 ………. (1) rata pada lokasi studi memiliki besaran yang merata
Dimana: sepanjang tahun sehingga pola operasi pada lokasi
y : variabel tidak bebas studi akan sulit dilakukan dengan data tahunan.
xn-1, xn-2,…xn : variabel bebas

Gambar 3 Skematisasi model neraca air berdasarkan SPI

122
Analisis Kapasitas Waduk Mukakuning dan Duriangkang dalam……(Willy, dkk)

1000
Hujan (mm/bulan)

800

600

400

200

0
1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013 2015 2017
HangNadim TRMM Duriangkang
(a)

4000 600

Hujan (mm/bulan)
Hujan (mm/tahun)

3000 400
2000
200
1000

0 0
1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tahun Bulan
20% 50%
HangNadim Duriangkang TRMM (b) (c)

Gambar 4 Ketersediaan Data Curah Hujan di Pulau Batam (a) bulanan, (b) tahunan (c) bulanan rata-rata
(Sumber: BWS Sumatera IV, NASA)

Kalibrasi Model Kondisi Penyediaan Waduk Mukakuning dan


Duriangkang Saat Ini
Kalibrasi yang dilakukan pada model HEC-
HMS menghasilkan nilai parameter kehilangan air Saat ini, kedua waduk menyediakan air baku
initial deficit sebesar 40 mm, maximum deficit 140 melalui tiga IPA dengan kapasitas total 3.100 l/s
mm dan constant rate 0,45 mm. Sementara (Tanjung Piayu 300 l/s, Duriangkang 2.200 l/s, dan
parameter aliran dasar hasil kalibrasi adalah initial Mukakuning 600 l/s). Dibandingkan dengan
discharge 0,01 m3/s/km2, recession constant 0,3 dan kebutuhan air dari studi Wahyuni dan Juniato
ratio to peak 0,3. Nilai tersebut menunjukkan (2017) Waduk Mukakuning dan Duriangkang dapat
infiltrasi dan aliran dasar pada DAS Mukakuning memenuhi 75% kebutuhan air baku Kota Batam
dan Duriangkang sangat kecil. Hal tersebut sejalan dengan asumsi kehilangan air 20%.
dengan hasil kajian Delinom dan Suriadarma (2005) Pola operasi yang dijalankan saat ini adalah
yang menunjukkan bahwa tanah di Pulau Batam dengan mengambil air secara konstan tanpa
memiliki kemampuan tampungan air yang rendah. memperhatikan elevasi muka air waduk maupun
Perbandingan hasil simulasi elevasi muka air kondisi lainnya. Dengan pola tersebut, masih ada air
model HEC-HMS yang telah dikalibrasi dan data yang limpas dari Waduk Duriangkang sebesar 41,29
pengamatan ditunjukkan pada Gambar 5. Kalibrasi juta m3/tahun. Volume air yang hilang dari
dengan data tahun 2009-2018 menghasilkan nilai evaporasi pada area genangan waduk adalah
parameter NS sebesar 0,888 RMSE 0,3 m; koefisien sebesar 36,91 juta m3/tahun sehingga total
korelasi 0,948 dan persen bias -1,49%. Nilai NS yang kehilangan air pada kedua waduk adalah 78,2 juta
mendekati 0,9 menandakan model dapat m3/tahun. Volume air yang terpakai adalah hanya
merepresentasikan kondisi nyata dengan baik. Pada sebesar 62,94 juta m3/tahun atau setara dengan
model HEC-HMS, diketahui bahwa debit rata-rata hanya 45% dari volume air tahunan. Pada Gambar 5
pada DAS Mukakuning dan DAS Duriangkang secara juga dapat dilihat elevasi muka air khususnya pada
berturut-turut adalah 0,48 m3/s dan 3,98 m3/s. tahun 2011-2014 dimana masih banyak muka air
Volume air tahunan pada Waduk Mukakuning yang berada di atas elevasi pelimpah. Oleh karena
adalah 15,8 juta m3 dan pada Waduk Duriangkang itu pemanfaatan Waduk Duriangkang masih belum
sebesar 130,7 juta m3. maksimal dan dapat ditingkatkan.

123
Jurnal Sumber Daya Air Vol. 16 No.2, November 2020: 119 - 130

Penyediaan Waduk Mukakuning dan m3/tahun air melalui evaporasi pada area genangan
Duriangkang Maksimum dan 8,3 juta m3/tahun air limpas ke laut.
Gambar 6a menunjukkan hasil simulasi Upaya Peningkatan Kapasitas Tampungan
dengan debit suplai keandalan 95%. Dalam simulasi Waduk
diketahui bahwa debit suplai dari kedua waduk Dalam upaya untuk menambah volume
adalah 4,03 m3/s. Volume air yang limpas dalam tampungan pada kedua waduk, dilakukan simulasi
kondisi ini berkurang, yakni hanya 0,4 juta dengan peningkatan Muka Air Normal (MAN). Pada
m3/tahun dan kejadian limpas hanya terjadi pada operasi yang dilaksanaan saat ini, MAN Waduk
awal simulasi. Volume air yang hilang akibat Duriangkang adalah pada elevasi +7,5 m dan MAN
evaporasi adalah 22,9 juta m3/tahun dengan Waduk Mukakuning pada elevasi +20 m. Dalam
volume suplai air 127,1 juta m3/tahun atau setara kajian ini peningkatan dicoba dalam tiga alternatif,
dengan persentase penggunaan air 85%. Dalam yakni peningkatan MAN Waduk Duriangkang 1 m,
simulasi didapati bahwa kegagalan terkonsentrasi peningkatan MAN Waduk Mukakuning 1 m, dan
pada tahun 2014-2016. Sepanjang 3 tahun tersebut, peningkatan MAN kedua waduk 1 m. Besaran 1 m
kebutuhan air gagal dipenuhi sepanjang 309 hari ditentukan karena kedua waduk memiliki tinggi
atau 28% sepanjang waktu. jagaan dari pelimpah sampai puncak sebesar 2,5 m
Bukti bahwa kedua waduk termasuk dalam untuk Waduk Duriangkang dan 3,75 m untuk
kategori multi-year adalah berupa sulitnya elevasi Waduk Mukakuning.
muka air waduk kembali ke elevasi normal. Elevasi Upaya meningkatkan muka air normal
muka air Waduk Duriangkang tidak kembali ke Waduk Duriangkang dari elevasi 7,5 m menjadi 8,5
elevasi 7 m sejak tahun 2008 pada simulasi 95%. m dapat menambah volume tampungan sebesar
Pada simulasi dengan keandalan 100% seperti 26,5 juta m3. Hasilnya, diperoleh peningkatan debit
ditunjukkan Gambar 6b, Waduk Duriangkang belum suplai sebesar 110 l/s pada keandalan 100% dan
dapat kembali ke elevasi 7 m sejak tahun 2014. hanya 20 l/s pada keandalan 95%. Peningkatan
Meskipun tahun 2017 merupakan tahun basah, semakin kecil pada keandalan semakin kecil seperti
waduk tidak dapat terisi kembali sampai ke elevasi ditunjukkan pada Gambar 7. Hal tersebut terjadi
muka air normal. karena pada keandalan 95%, debit air yang limpas
Apabila digunakan keandalan 100%, debit pada kondisi eksisting sudah mendekati nol.
rata-rata yang dapat dimanfaatkan dari kedua Peningkatan muka air normal ini berdampak pada
waduk adalah 3,24 m3/s. Pada kondisi tersebut, tidak amannya bendungan. Bendungan
total kehilangan air dari kedua bendungan adalah Duriangkang terancam oleh overtopping setinggi 7
40,9 juta m3/tahun yang terdiri atas 32,6 juta cm.

9
Elevasi MAW (m)

8
7
6
5
4
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Elevasi Simulasi Elevasi Pengamatan Elevasi Pelimpah

Gambar 5 Perbandingan Elevasi Muka Air Dari Hasil Simulasi dan Pengamatan

124
Analisis Kapasitas Waduk Mukakuning dan Duriangkang dalam……(Willy, dkk)

9.0 10
Debit Suplai

Debit Suplai (m3/s)


Elevasi MAW(m) 8
7.0 El Perhitungan
6
5.0
4
3.0 2
1.0 0
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018

9.0 10
Duriangkang

Debit Suplai (m3/s)


Elevasi MAW(m)

7.0 8
6
5.0
4
3.0 2
1.0 0
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018
(a)

30 Mukakuning 1.0

Debit Suplai (m3/s)


Elevasi MAW (m)

0.8
25
0.6
0.4
20
0.2
15 0.0
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018

9.0 Duriangkang 10

Debit Suplai (m3/s)


Elevasi MAW(m)

7.0 8
6
5.0
4
3.0 2
1.0 0
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018
(b)

Gambar 6 Hasil Simulasi Elevasi Muka Air Waduk Dengan Tingkat Keandalan (a) 95% (b) 100%

Upaya meningkatkan kapasitas dengan muka Berdasarkan kajian oleh Wicaksono dkk
air normal Bendungan Mukakuning dari elevasi 25 (2018), terdapat dua solusi untuk mengamankan
m menjadi 26 m dapat menambah tampungan Bendungan Duriangkang dari banjir. Solusi pertama
sebesar 1 juta m3. Hasilnya, diperoleh peningkatan adalah dengan menurunkan muka air normal
debit suplai sebesar 30 l/s pada keandalan 100% waduk. Pengendalian muka air dapat dilaksanakan
dan hanya 10 l/s pada keandalan 95%. Dengan dengan mengoperasikan pintu bottom outlet yang
peningkatan elevasi muka air normal tersebut, awalnya berfungsi untuk menurunkan tingkat
Bendungan Mukakuning masih aman dengan tinggi salinitas air. Dengan penurunan muka air normal
jagaan kondisi Probable Maximum Flood (PMF) maka volume tampungan banjir akan meningkat.
masih 1,46 m. Akan tetapi peningkatan debit Akan tetapi, penurunan muka air normal ini
penyediaan air dari kedua waduk kecil karena berdampak pada penurunan kapasitas debit
peningkatan suplai air di Waduk Mukakuning penyediaan air.
mengakibatkan pengurangan inflow ke Waduk Solusi kedua dalam meningkatkan keamanan
Duriangkang. bendungan dari banjir tanpa dampak pengurangan

125
Jurnal Sumber Daya Air Vol. 16 No.2, November 2020: 119 - 130

kapasitas debit suplai adalah dengan membangun Simulasi dengan tingkat keandalan 95%
parapet sepanjang puncak bendungan utama serta menghasilkan rata-rata debit yang dapat
bendungan pelana. Bendungan terancam oleh dimanfaatkan sepanjang 1998-2019 sebesar 4,09
overtopping setinggi 7 cm. Untuk mengatasi ini, m3/s. Debit rata-rata tersebut meningkat 60 l/s
diperlukan pembangunan parapet setinggi 85 cm dibandingkan pada pola eksisting. Peningkatan
sepanjang puncak bendungan, dibandingkan pada tersebut tidak signifikan mengingat bahwa pada
kondisi eksisting yang hanya memerlukan parapet simulasi dengan pola eksisting debit air yang limpas
35 cm (Wicaksono dkk, 2018). sudah mendekati nol. Kegagalan pada tahun kering
2014-2016 juga masih cukup signifikan dimana
Pola Operasi Waduk Berdasarkan Elevasi Muka kegagalan terjadi 288 hari.
Air Waduk Pola Operasi Waduk Berdasarkan SPI-12
Pola operasi yang umum digunakan adalah Nilai SPI-12 memiliki nilai korelasi yang
dengan membatasi debit penyediaan air ketika tinggi jika dibandingkan dengan elevasi muka air
elevasi muka air pada bendungan rendah. Waduk Mukakuning dan Duriangkang seperti
Tujuannya adalah agar air yang ada dapat ditunjukkan Gambar 8. Nilai korelasi antara SPI-12
memenuhi kebutuhuan sepanjang musim kering dan elevasi muka air adalah 0,68 untuk Waduk
sehingga tidak terjadi kelangkaan air. Elevasi dan Mukakuning dan 0,62 untuk Waduk Duriangkang.
besaran debit yang dikeluarkan merupakan hasil Oleh karena itu, dapat dikatakan apabila nilai SPI-12
trial and error sehingga diperoleh debit penyediaan mengalami penurunan, elevasi muka air kedua
air maksimal yang dalam kajian ini dapat dilihat waduk juga mengalami penurunan. SPI dapat
pada Tabel 1. Dengan pola tersebut, debit rata-rata dijadikan dasar dalam operasi waduk apabila nilai
yang dapat dimanfaatkan pada keandalan 100% SPI dapat diprediksi dengan baik.
adalah 3,48 m3/s; meningkat 240 l/s dibandingkan Kajian mengenai kekeringan menggunakan
dengan pola operasi eksisting. SPI-12 menunjukkan kekeringan paling parah
sepanjang data hujan adalah pada tahun 2015
Tabel 1 Pola Operasi Berdasarkan Elevasi Muka Air dengan nilai minimum -3,19. Diketahui juga adanya
Waduk trend dimana sekarang kekeringan terjadi lebih
Mukakuning Duriangkang sering dan dengan intensitas lebih parah seperti
Q (m3/s) Elev (m) Q (m3/s) Elev (m) ditunjukkan padaGambar 8. Kekeringan tahun
Keandalan 100% 1997 dan 2005 terpisah sepanjang 7 tahun
0,45 > 24 m 3,7 > 6.5 m sementara 3 peristiwa kekeringan terakhir terpisah
0,35 20 m - 24 m 3,1 5 m - 6.5 m masing-masing sepanjang 3 tahun.
0,25 < 20 m 2,5 <5m
Keandalan 95%
0,50 > 22 m 4 >5m
0,48 20 m - 22 m 3,8 4m-5m
0,42 < 20 m 3,5 <4m

45 5.5
40
Volume Air Hilang

5
Debit Suplai (m3/s)
(juta m3/tahun)

35
4.5
30
4
25
3.5
20
15 3
10 Probabilitas 2.5
100% 99.50% 99% 98% 95% 90% 80%
Vol Air Hilang Saat Ini 40.9 36.7 34.5 31.2 23.3 18.9 14.5
Vol Air Hilang dgn MAN
37.5 35.1 33.3 29.8 22.8 18.8 14.3
Ditingkatkan
Debit Saat Ini 3.24 3.41 3.5 3.65 4.03 4.39 5.04
Debit dgn MAN Ditingkatkan 3.36 3.46 3.54 3.7 4.05 4.39 5.05

Gambar 7 Peningkatan Debit Penyediaan Air Dengan MAN kedua waduk dinaikkan 1

126
SPI 12 MAW Duriangkang 100% MAW Mukakuning 100%
3.0 2

Elevasi MAW Terhadap


2.0
0
1.0

Pelimpah (m)
0.0 -2
SPI

-1.0 -4
-2.0
-6
-3.0
-4.0 -8
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Gambar 8 Perbandingan Elevasi Muka Air Simulasi 100% dan SPI-12
3
2
1
SPI/ONI

0
-1
-2
-3
SPI Nyata ONI SPI Prediksi
-4
1994

2013

2019
1993

1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012

2014
2015
2016
2017
2018
Gambar 9 SPI Pengamatan, nilai ONI dan Prediksi Nilai SPI-12

Tabel 2 Pola Operasi Berdasarkan SPI Oktober-November (SON) nilai hujan memiliki
korelasi yang tinggi dengan indeks iklim IOD dan
Q (m3/s) ENSO.
SPI
Mukakuning Duriangkang Dengan nilai SPI-12 prediksi tersebut,
Keandalan 100% diberlakukan sistem debit suplaiyang didasarkan
>0 0,4 3,5 pada batasan nilai SPI. Debit suplai pada berbagai
0–1 0,35 2,9 kondisi SPI-12 yang ditunjukkan pada Tabel 2
< -1 0,31 2,4 merupakan hasil trial and error. Apabila nilai SPI-12
Keandalan 95% di atas nol, maka suplai maksimum sementara
>0 0.5 3.9 apabila nilai SPI di bawah nol, debit suplai
-1,2 - 0 0.4 3.45 dibatasi.Hasil simulasi dengan pola operasi
bedasarkan tabel tersebut dapat dilihat pada
< -1,2 0.35 2.55
Gambar 10. Debit suplai rata-rata kedua bendungan
Gambar 9 menunjukkan hasil prediksi SPI-12 meningkat sebesar 310 l/s menjadi 3.550 l/s pada
dengan persamaan regresi dimana nilai SPI-12 keandalan 100%. Pada keandalan 95%, diperoleh
dapat diprediksi dengan cukup baik secara grafis. peningkatan debit sebesar 60 l/s menjadi 4.090 l/s
RMSE antara nilai SPI-12 nyata dan prediksi secara serta debit. Dibandingkan dengan alternatif lain,
keseluruhan adalah sebesar 0,439 dan nilai korelasi pola operasi berdasarkan SPI-12 ini dapat
adalah 0,905. Jika dibandingkan secara bulanan, meningkatkan debit paling besar. Di samping itu,
maka nilai SPI bulan Januari dan Februari memiliki kegagalan pada simulasi keandalan 95% tidak
prediksi paling jelek sementara bulan Agustus dan terkonsentrasi pada tahun 2014-2016. Penggunaan
September memiliki nilai prediksi paling baik. Hasil pola berdasarkan SPI yang dapat mengurangi
tersebut sejalan dengan penelitian yang telah kegagalan pada 3 tahun dengan keandalan 82% dari
dilakukan oleh Lestari dkk (2018) dimana pada waktu atau kegagalan sebanyak 196 hari.
bulan Juni-Juli-Agustus (JJA) dan September-
Jurnal Sumber Daya Air Vol. 16 No.2, November 2020: 119 - 130

4.0 3
Debit Supply (m3/s) 2
3.0 1
0

SPI
2.0
-1
1.0 -2
-3
0.0 -4
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Debit Supply Duriangkang Debit Supply Mukakuning Prediksi SPI

9.0 3
8.0 2
Elevasi MAW (m)

7.0 1
6.0
0

SPI
5.0
-1
4.0
3.0 -2
2.0 El Duriangkang Prediksi SPI -3
1.0 -4
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
(a)

5.0 3
Debit Supply (m3/s)

2
4.0
1
3.0 0

SPI
2.0 -1
-2
1.0
-3
0.0 -4
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018

Debit Supply Duriangkang Debit Supply Mukakuning Prediksi SPI

9.0 3
8.0 El Duriangkang Prediksi SPI
2
Elevasi MAW (m)

7.0 1
6.0
0
SPI

5.0
-1
4.0
3.0 -2
2.0 -3
1.0 -4
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018

(b)

Gambar 10 Hasil Simulasi Waduk dengan Pola Berdasarkan SPI (a) Keandalan 100% (b) Keandalan 95%

KESIMPULAN dibandingkan kapasitas yang ada saat ini sebesar


3100 l/s. Dalam simulasi, kehilangan air
Studi ini mengkaji kapasitas dari Waduk
didominasi oleh evapotranspirasi, dan pada
Mukakuning dan Duriangkang dalam memenuhi
keandalan 95% volume air yang limpas ke laut
kebutuhan air baku Kota Batam. Pada kondisi saat
sudah mendekati nol. Karena itu, upaya
ini, debit maksimum yang dapat dimanfaatkan
meningkatkan debit suplai pada keandalan 95%
dengan adanya tampungan pada kedua waduk
tidak memberikan dampak positif. Kegagalan
adalah 3240 l/s (100%) atau 4030 l/s (95%)

128
Analisis Kapasitas Waduk Mukakuning dan Duriangkang dalam……(Willy, dkk)

dalam suplai terkonsentrasi pada peristiwa Badan Pusat Statistik Kota Batam (2018) Kota Batam
kekeringan ekstrim sepanjang tahun 2014-2016. Dalam Angka 2018. Batam: Badan Pusat
Peningkatan kapasitas tampungan pada kedua Statistik.
waduk memberikan peningkatan debit suplai yang Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau (2017)
tidak signifikan serta mengakibatkan Bendungan “Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi
Duriangkang terancam overtopping pada kondisi Kepulauan Riau 2015-2025”. Tanjungpinang:
PMF. Dalam kajian diketahui bahwa nilai SPI Badan Pusat Statistik Kepulauan Riau.
memiliki korelasi yang tinggi dengan elevasi muka
CDPP Consortium (1991) Duriangkang Water Supply
air waduk, sehingga SPI dapat dijadikan salah satu
dasar dalam penentuan pola operasi waduk. Dalam Scheme Final Report.
pola operasi yang disarankan, apabila bendungan Delinom, R. M. dan Suriadarma, A. (2005) Potensi dan
dalam kondisi kering, debit suplai dibatasi. Dengan Kualitas Air Tanah di Pulau Batam. Jakarta: LIPI
pola tersebut, diperoleh peningkatan kapasitas Press.
debit rata-rata sebesar 310 l/s (100%) atau 60 l/s Departemen Pekerjaan Umum (1995) Bendungan
(95%). Pada simulasi keandalan 95%, pola Besar di Indonesia. Jakarta: Yayasan Badan
berdasarkan SPI dapat mengurangi kegagalan pada Penerbit Pekerjaan Umum.
tahun kering 2014-2016.
Hadjigeorgalis, E. (2009) “A Place for Water Markets:
Performance and Challenges,” Review of
UCAPAN TERIMAKASIH
Agricultural Economics, 31, 50–67.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada doi: 10.2307/30224846.
Balai Wilayah Sungai Sumatera IV dan PT. Adhya Huffman, G. J., Pendergrass, A. dan National Center
Tirta Batam yang telah menyediakan data yang for Atmospheric Research Staff (Eds) (2019)
menunjang penelitian ini. The Climate Data Guide: TRMM: Tropical
Rainfall Measuring Mission. Tersedia pada:
DAFTAR PUSTAKA https://climatedataguide.ucar.edu/climate-
data/trmm-tropical-rainfall-measuring-
Adhya Tirta Batam (2017a) Instalasi Pengolahan Air.
mission.
Tersedia pada:
http://www.atbbatam.com/?md=view&id=1- Lestari, D. O., Sutriyono, E. dan Iskandar, I. (2018)
17070500054. “Respective Influences of Indian Ocean Dipole
and El Niño- Southern Oscillation on
Adhya Tirta Batam (2017b) Waduk Pulau Batam.
Indonesian Precipitation Datasets and
Tersedia pada:
Methods,”Journal of Mathematical and
http://www.atbbatam.com/?md=view&id=1-
Fundamental Sciences, 50(3), hal. 257–272.
17070500055.
doi: 10.5614/j.math.fund.sci.2018.50.3.3.
Adidarma, W. K. (2015) Model Pendukung
Mckee, T. B., Doesken, N. J. dan Kleist, J. (1993) “The
Penanggulangan Kekeringan Berbasis Disaster
Relationship of Drought Frequency and
Risk Management. Dunia Pustaka Jaya.
Duration to Time Scales,” Eighth Conference
Adidarma, W. K. et al. (2019) “Drought Mitigation in on Applied Climatology, 179–184.
Limboto Bulango Bone River Basin in
Ritter, A. dan Muñoz-Carpena, R. (2013)
Gorontalo Province,” Dipresentasikan pada
“Performance evaluation of hydrological
HATHI 6th International Seminar on
models: Statistical significance for reducing
Advancement of Water Resources
subjectivity in goodness-of-fit assessments,”
Management in a Global Challenge, Kupang.
Journal of Hydrology. Elsevier B.V., 480, 33–45.
Bacalhau, J. R., Neto, A. R. dan Montenegro, S. M. G. doi: 10.1016/j.jhydrol.2012.12.004.
L. (2016) “Water supply reservoir operation in
Schumacher, C. dan Houze, R. A. (2003) “Stratiform
relation to climate variability: Pirapama river
rain in the tropics as seen by the TRMM
basin (pernambuco-Brazil),” Journal of Urban
precipitation radar,” Journal of Climate,
and Environmental Engineering, 10(2), 279–
16(11), 1739–1756. doi: 10.1175/1520-
287.
0442(2003)016<1739:SRITTA>2.0.CO;2.
doi: 10.4090/juee.2016.v10n2.279287.
Shukla, S. dan Wood, A. W. (2008) “Use of a
Badan Pusat Statistik (2015) “Proyeksi Penduduk
standardized runoff index for characterizing
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau
hydrologic drought,” Geophysical Research
2010-2020”. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Letters, 35(2), 1–7. doi:
10.1029/2007GL032487.

129
Jurnal Sumber Daya Air Vol. 16 No.2, November 2020: 119 - 130

US Army Corps of Engineers (2018) “Hydrologic Willy et al. (2020) “Application of TRMM Data to the
Modeling System HEC-HMS, Hydrologic Analysis of Water Availability and Flood
Modeling System HEC-HMS, User’s Manual. Discharge in Duriangkang Dam,” Journal of the
Version 4.3. Hydrologic Engineering Centre.,” Civil Engineering Forum, 6(1), hal. 79. doi:
Hydrologic Engineering Centre, (Version 4.3), 10.22146/jcef.51521.
640. Tersedia pada: Wu, Y. dan Chen, J. (2012) “An operation-based
https://www.hec.usace.army.mil/software/h scheme for a multiyear and multipurpose
ec-hms/documentation/HEC- reservoir to enhance macroscale hydrologic
HMS_Users_Manual_4.3.pdf. models,” Journal of Hydrometeorology, 13(1),
Wahyuni, A. dan Juniato (2017) “Analisa Kebutuhan hal. 270–283. doi: 10.1175/JHM-D-10-
Air Bersih Kota Batam Pada Tahun 2025,” 05028.1.
Tapak, 6(2), 116–126. Zhou, Z. C., Shen, X. S. dan Li, T. (1986) “Planning of
Wicaksono, A., Willy dan Riyanto, B. A. (2018) Water Conservancy and Water Energy (in
“Evaluation of Capacity of Duriangkang Chinese),” China Water Resources and
Estuary Dam to Control Flood Flow.” Electricity Press, hal. 175.
Dipresentasikan pada EAS Workshop on
Estuarγ Harnessing, Protection and
Management, Guangzhou.

130

Anda mungkin juga menyukai