Metode Pelaksanaan Ononazara

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN :
REKONSTRUKSI TEMBOK PENAHAN TANAH DESA ONONAZARA
KECAMATAN TUGALA OYO

1. Ruang Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kontraktor dalam hal ini meliputi :

DIVISI 1. UMUM
1. Mobilisasi dan Lainnya
2. Jembatan Sementara
3. Kesalamatan dan kesehatan kerja

DIVISI 2. DRAINASE
1. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air (Menggunakan Buruh)
2. Pasangan Batu dengan Mortar

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK


1. Galian Biasa
2. Galian Batu Lunak
3. Galian Struktur dengan kedalaman 0 - 2 meter
4. Galian Struktur dengan kedalaman 2 - 4 meter
5. Timbunan Biasa dari Hasil galian
6. Pembersihan dan Pengupasan Lahan

DIVISI 7. STRUKTUR
1. Beton Struktur fc’20 MPa
2. Beton fc’15 MPa
3. Beton fc’10 Mpa
4. Baja Tulangan Polos-BjTP 280
5. Baja Tulangan Sirip-BjTS 420A
6. Pondasi Kayu Cerucuk Penyediaan dan Pemancangan
7. Tiang Bor Beton, diameter 400 mm
8. Pasangan Batu
9. Papan Nama/Prasasti
10. Pembongkaran Pasangan Batu
11. Pipa Drainase PVC diameter 25,4 mm

1
1. Mobilisasi dan Lainnya
Pekerjaan ini meliputi semua acara mobilisasi peralatan dan personil yang di perlukan dan semua falitas
pendukung selama dalam masa pelaksanaan pekerjaan serta melaksanakan demobilisasi kembali terhadap
semua terhadap semua peralatan dan personil pada ketika pekerjaan selesai.

Proses Mobilisasi Alat Berat Excavator

1.1. Pembuatan Gudang Semen dan Alat-Alat

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan sanggup berhasil dengan baik dari segi waktu dan
kualitasnya/ mutu kalau dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk sanggup mengelola proyek
dengan baik ialah tersedianya daerah bagi pengawas proyek dan kontraktor yang berupa direksi
keet, untuk :
a) Membuat laporan, mempelajari gambar, menciptakan gambar kerja dan semua manajemen
proyek.
b) Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/ komunikasi antara pemilik, pengawas dan
kontraktor sanggup berjalan dengan baik.
Bahan untuk bangunan direksi keet lapangan memakai rangka kayu kaso, epilog dindingnya dari
multiplek 9 mm dan epilog atap memakai asbes gelombang atau seng gelombang, lantai dengan
discreeding.
Selain bangunan direksi keet lapangan, juga diharapkan bangunan gudang untuk menyimpan alat
kerja dan material yang rentan terhadap cuaca dan yang gampang hilang menyerupai : bor listrik,
gerinda listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat sanitair dan lainnya. Bangunan gudang
memakai rangka kayu kaso, epilog dinding dari multiplek 9 mm dan epilog atap memakai
asbes/seng gelombang, lantai dengan discreeding. Direksi keet lapangan dan gudang didirikan
pada area yang tidak mengganggu proses berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.

1.2. Papan Pengenal Proyek


Papan Nama Proyek dengan bentuk yang disesuaikan pada Gambar Dokumen, dengan membuat
Nama Perusahaan, Jangka Waktu Pelaksanaan, Nilai Proyek, dan ditempatkan pada posisi yang
mudah dibaca.

Bahan yang digunakan untuk papan pengenal proyek, yakni bingkai terbuat dari Kayu/Reng
sekaligus berfungsi sebagai tiang papan proyek. bahan berikutnya yaitu kain spanduk yang dicetak
digital sebagai wadah informasi tentang pekerjaan.

Gambar 1 Papan Nama Proyek

2
1.3. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank

Setelah mengamati dan meninjau lokasi pekerjaan Desa Iraonolase, Kecamatan Lahewa ini, hal
utama yang dilakukan seorang kontraktor adalah dengan membaca gambar kerja, melakukan
pengukuran dan memasang patok dan Bowplank.
Gambar kerja yang dipedomani adalah gambar kerja yang resmi dikeluarkan oleh Tim Teknis dan
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Pekerjaan pengukuran dilakukan mulai dari patok 0 (nol) sampai dengan batas panjang volume
pekerjaan. saat yang bersamaan, dilakukan pemasangan bowplank dari reng/ kayu dan benang
ukur. Pekerjaan pengukuran wajib dihadir oleh Konsultan Pengawas dan Tim Teknis. Patok dan
bowplank yang telah terpasang tidak berubah, bergeser atau dipindahkan lagi tanpa persetujuan
oleh Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.Titik-titik patok tetap dan titik-titik referensi yang
diperlihatkan dalam gambar yang disediakan untuk pihak kontraktor. Sebelum menggunakan titik-
titik patok tetap dan titik-titik referensinya, bagi pemasangan bowplank pekerjaan tersebut, pihak
kontraktor harus melakukan survey pengecekan dan memuaskan dirinya sendiri untuk mengetahui
keakuratan elevasi-elevasi tersebut.
Setiap titik patok tetap yang ditentukan harus diberi nomor dan berasal dari perencanaan dan pada
suatu lokasi yang disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Pihak kontraktor harus menyediakan bagi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dalam bentuk hasil
salinan dan sebelum memulai pekerjaan konstruksi, peta-peta dan catatan-catatan dalam format
yang telah disetujui pemakaiannya yang memperlihatkan detail lokasi dan elevasi setiap titik patok
tetap yang digunakan atau yang ditentukan oleh pihak kontraktor. Elevasi permukaan tanah asli
yang diperlihatkan dalam gambar-gambar harus dianggap benar berdasarkan Kontrak. Jika pihak
kontraktor ragu akan kebenaran elevasi permukaan tanah asli, pihak kontraktor harus, setidak-
tidaknya dalam 3 (tiga) hari sebelum memulai pekerjaan, memberitahukan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) secara tertulis dan mengadakan survey ulang atas elevasi-elevasi permukaan
tanah asli tersebut.
Elevasi permukaan tanah yang ditentukan harus sehubungan persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK). Pengukuran volume pekerjaan yang diselesaikan harus dibuat berdasarkan
elevasi-elevasi permukaan tanah yang telah disetujui.

Tahapan-tahapan pengukuran dan pengukuran yang harus dilakukan oleh juru ukur dalam
menerapkan sistem ini adalah sebagai berikut:
a. Meginterpretasi data dan informasi yang disajikan pada gambar kerja (gambar site plan, denah
ruang dan pondasi).
b. Menghitung jarak datar dan sudut datar setiap as bangunan sesuai gambar kerja.
c. Menyajikan hasil hitungan dalam bentuk tabel.
d. Menentukan garis sempadan ( Rooi ) bangunan sesuai gambar rencana (site plan)
e. Menentukan basis ukur sebagai pedoman pengukuran jarak dan sudut datar.
f. Menentukan setiap as bangunan sesuai jarak dan sudut datar yang telah dihitung.
g. Mengontrol kesikuan dan jarak datar sesuai data ukuran yang tersedia pada gambar denah
ruang dan pondasi
h. Menghitung kebutuhan bahan konstruksi bowplank.
i. Memasang patok bowplank menerus sesuai bentuk dan ukuran bangunan
j. Menentukan peil lantai ( ± 0.00 )
k. Memindah as ukuran bangunan pada konstruksi bowplank
l. Mengontrol kesikuan dan jarak sesuai denah ruang dan pondasi

Langkah Kerja :
 Menyiapkan gambar denah ruang dan pondasi
 Menyiapkan peralatan dan bahan
 Menyiapkan tabel hitung
 Menentukan garis ukur dan garis sempadan
 Menghitung jarak dan sudut datar setiap titik as bangunan
 Menyajikan hasil hitungan dalam bentuk tabulasi.

1.4. Pembongkaran beton bertulang (jembatan existing)


Adapun pekerjaan pembongkaran beton bertulang adalah bangunan duikerplat lama/ existing yang
sudah rusak dan mengalami penurunan.

3
Metode pekerjaan pembongkaran beton bertulang (duikerplat) dilakukan dengan menggunakan alat
Jack Hammer (mesin pemecah beton) atau bisa juga dengan menggunakan Martil.

1.5. Foto Dokumentasi


Kontraktor Pelaksana wajib mendokumentasikan proses pelaksanaan kegiatan mulai dari awal,
pertengahan dan akhir, sebagai lampiran dalam penyampaian laporan. Foto dokumentasi dibuat 10
(sepuluh) set.

Pengambilan Foto dokumentasi dilakukan per item pekerjaan, sebagai contoh :


- Pekerjaan drainase jalan, mulai diambil pada patok 0 (Nol) setiap kondisi “sebelum, Sedang,
selesai, dan seterusnya dilakukan pada pada patok lain dan patok akhir .
- Pekerjaan Duikerplat, posisi fotografer berdiri dalam AS Jalan menghadap badan duikerplat.
dilakukan setiap pekerjaan “sebelum, sedang dan selesai”.
- Pekerjaan Badan Jalan, posisi fotografer berdiri dalam AS Jalan menghadap badan jalan yang
akan ditimbun dan dipermanenkan, dilakukan setiap pekerjaan “sebelum, sedang dan
selesai”.

1.6. Penggambaran dengan CAD


Kontraktor Pelaksana wajib membuat gambar kerja sesuai dengan hasil actual/ akhir pekerjaan dan
melakukan penggambaran dengan program AUTOCAD.

1.7. Fotocopy dan jilid


Semua hasil pekerjaan dalam bentuk laporan, foto dokumentasi dan hasil akhir gambar kerja, wajib
digandakan / difotocopy dan dijilid dengan rapi sebanyak 10 (sepuluh) set.

2. Jembatan Sementara
Metode pelaksanaan pekerjaan pembuatan jembatan sementara, pada pekerjaan jalan.

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengadaan material jembatan, pembukaan jalur jalan baru, perakitan
jembatan.

2. Persiapan Pekerjaan
1) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja dan
gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan dan Direksi sebelum
pekerjaan dimulai.
2) Mengajukan persetujuan penggunaan bahan material.
3) Memberitahu konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work).

Jembatan Bailley

3. Uraian Pekerjaan
1) Pemasangan bowplank.
2) Membuka jalan masuk baru, untuk digunakan sebagai jalur masuk ke jembatan sementara.
3) Pemadatan jalur masuk (Detour) ke jembatan sementara dengan agregat kelas B dan A.
4) Mendatangkan material jembatan yang akan digunakan. (Bila Jembatan sementara jenis Bailley maka
hanya perlu dimobilisasi dan perakitan sederahana pada lokasi pekerjaan)
5) Merakit Jembatan sementara.

4
4. Tahapan Pekerjaan Jembatan Sementara

Mulai

Persiapan

Pengukuran, Pemasangan

Pembukaan Jalur

Pemadatan Jalur Detour dengan Agg Kelas B

Mendatangkan Material Jembatan Sementara

Perakitan Jembatan Sementara

Selesai

3. Faktor Keselamatan Kerja

Dalam hal menjamin keselamatan kerja di lapangan, disamping mempersiapkan peraturan-peraturan


secukupnya, maka di lapangan akan selalu tersedia peralatan P3K serta Fire Extingusher sebagai
pencegahan dini terhadap bahaya kebakaran.

Gambar 2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Peralatan : Gergaji, Palu dan Gunting.


Bahan : Kayu Sembarang (Papan & Broti), Paku, Multiplek/Plywood, Benang dan Kawat.

4. Galian untuk selokan Drainase dan Saluran Air

Semua galian tanah dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan tanah kelebihannya harus digunakan
untuk urugan kembali atau dibuang jauh – jauh dari lokasi pekerjaan. Galian tidak boleh dibiarkan sampai
waktu yang lama, tetapi selelah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) harus segera dimulai
tahapan pekerjaan yang berikutnya untuk menghindari dari galian longsor, tergenang air dan lain sebagainya.

Pengalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk kelancaran pekerjaan pondasi,
memasang maupun memindahkan bekisting yang diperlukan serta pembersihannya.

5
1.8. Pembuangan tanah
Hasil galian tidak diperkenankan ditumpuk dibahu jalan karena dapat menggangu pengguna jalan
yang melalui jalan tersebut. Pembuangan tanah hasil galian pada pekerjaan drainase merupakan
tanggungjawab kontraktor pelaksana, yang dibuang ± 30 m dari lokasi pekerjaan

1.9. Timbunan tanah pilihan (Bukho)


Bagian – bagian yang rendah harus ditimbun sampai mencapai ketinggian yang ditentukan. Tanah
timbunan harus cukup baik bebas dari sisa sisa rumput, akar-akaran dan lain-lain. Sebelum
melakukan penimbunan, terlebih dahulu dilaksanakan pemadatan tanah dasar (tanah asli) tanah
dasar inilah yang akan menerima timbunan, dengan alat pemadat.

1.10. Pemadatan tanah (Stamper)


Kontraktor Pelaksanana wajib menyiapkan alat pemadat pada lokasi pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan/petunjuk Konsultan Pengawas. Melakukan pemadatan dengan
menggunakan alat (stamper) pada timbunan tanah setiap ketebalan 20 cm.

5. Galian Struktur

Lingkup pekerjaan untuk galian struktur ini meliputi semua pekerjaan galian, pengukuran, pemasangan patok/
bowplang, penyiapan alat, tenaga, batasan galian dipotong, dilakuakan penggalian, material galian dipindahkan
serta pembersihan.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Galian Struktur

5.1 Persiapan Pekerjaan


1) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja
dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan dan Direksi
sebelum pekerjaan dimulai.
2) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work)
3) Menentukan lokasi buangan material galian

5.2 Uraian Pekerjaan


1) Membuat pengaman pada tebing yang telah digali dengan menggunakan kayu, atau dapat
menggunakan pancang, sehingga tidak terjadi longsoran yang dapat menutup kembali galian.
2) Permukaan galian yang telah ditandai digali dengan menggunakan alat Excavator.
3) Bulldozer melakukan pengangkutan atau dipindahkan kearea yang telah ditentukan.

6
5.3 Tahapan Pekerjaan Galian Struktur

Mulai

Persiapan Alat &

Pengukuran dan Pemasangan

Membuat Tanggul Pengaman Galian

Penggalian dengan Alat

Memindahkan hasil galian

Perapihan Hasil Pekerjaan

Selesai
Flow Chart Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah

a) Pekerjaan Galian Manual


Pekerjaan Galian Tanah dilaksanakan setelah pekerjaan Pancang selesai. Semua galian tanah
dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan tanah kelebihannya harus digunakan untuk urugan
kembali atau dibuang jauh – jauh dari lokasi pekerjaan.
Galian tidak boleh dibiarkan sampai waktu yang lama, tetapi selelah disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) harus segera dimulai tahapan pekerjaan yang berikutnya untuk menghindari dari galian
longsor, tergenang air dan lain sebagainya.
Pengalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk kelancaran pekerjaan pengecoran
pondasi, memasang maupun memindahkan bekisting yang diperlukan serta pembersihannya.

Gambar 3 Galian Manual

Peralatan : Cangkul, Sekop, Pengki dan Sarung tangan.


Bahan : Kayu Sembarang (Papan & Broti), Paku, Selang air, Benang dan Meteran

b) Pekerjaan Urugan Pasir


Setelah galian tanah pondasi selesai, dilanjutkan dengan pengurugan pasir. Lubang Galian harus
dibersihkan terlebih dahulu dari material lumpur dan bekas bobokan tiang pancang. Pengurugan ini
berfungsi untuk memudahkan pekerjaan meratakan perletakan batu pondasi dan meratakan beban.

7
Gambar Urugan Pasir

Peralatan yang digunakan :


1. Cangkul
2. Sekop

c) Pekerjaan Lantai Kerja


Setelah dilakukan pekerjaan urugan pasir selesai maka dilaksanakan pekerjaan lantai kerja. Lantai kerja
yang digunakan adalah K-100. Berikut adalah uraiannya :
 Lantai Kerja K-100 Tebal 5 cm
Lantai kerja dibuat dengan adukan K-100 diatas lapisan pasir urug. Pekerjaan pengadukan beton
antara lain :
o Siapkan material yaitu : pasir, semen dan air.
o Porsi Campuran untuk K100 disesuaikan dengan analisa yang ditawarkan atau sesuai dengan
persetujuan pihak direksi teknis
o Siapkan peralatan yaitu : Concrete mixer (bila diperlukan) atau biasa secara manual, cangkul,
sekop, beko ataupun ember semen.
o Mutu beton yang ingin dicapai adalah K-100. Semua material yang digunakan adalah material
yang menurut pengawas dengan kondisi baik.
o Setelah beton diaduk dengan concrete mixer maka hasil adukan dihampar, diratakan dan
dipadatkan ditempat sesuai dengan gambar kerja.

Gambar 4 Coran Beton

6. Pekerjaan Pasangan Batu Dengan Mortar

6.1. Pasangan batu


Pasangan batu ini dilakukan setelah pengggalian sesuai dengan gambar kerja, Batu yang dipakai
adalah batu yang bersih dan keras. Pasir yang digunakan yang baik dan telah disetujui
pengawas. Air yang dipakai untuk membuat adukan harus yang bersih dan sesuai kebutuhan.

Semen yang digunakan Portland cement yang telah disetujui Direksi. Spesi/ adukan pekerjaan
pasangan batu harus dari campuran semen dan pasir dengan perbandingan volume 1 pc : 4 psr,
atau seperti ditentukan dalam gambar untuk setiap pekerjaan. Pasangan batu harus tersusun
sedemikian rupa sehingga antara batu dengan batu terisi spesi secara homogeen, sehingga
batu-batu tersebut tidak saling berhimpitan/ bersentuhan.

7. Pekerjaan beton Cor


Pekerjaan beton didahului oleh pekerjaan perakitan besi dan pembuatan bekisting. Hal-hal yang
diperhatikan dalam pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut :

8
 Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain.
Alat-alat pengaduk beton (beton molen) dan alat pembawa (kereta) juga harus bersih. Penulangan harus
dimatikan pada posisinya, serta harus diperiksa terlebih dahulu. Dimensi semua bagian beton tertera
pada gambar bestek dan detail. Jika terdapat ketidak cocokan pada ukuran pelaksana akan minta
pertimbangan terlebih dahulu dari pengawas.
 Sra sebelum pengecoran beton dimulai, acuan dibasahi dengan air atau diolesi minyak di sisi dalamnya
dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
 Pengecoran beton dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi (construction joint)
yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
 Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm. Beton tidak boleh
dicor langsung dalam air. Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan
dalam waktu 48 jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode Tremi atau
metode drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan untuk tujuan ini harus
disetujui terlebih dahulu oleh pengawas pekerjaan.
 Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang telah dicor
masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.
 Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus terlebih dahulu
dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah disiram dengan air hingga
jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru ini, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu
dengan adukan semen dengan campuran yang sesuai dengan betonnya.
 Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis atau alat yang cocok untuk menjamin pemadatan
yang tepat dan memadai.
 Bekisting tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan struktur yang sejenis
lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok,
gelegar, atau struktur busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa paling sedikit
85% dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.

8. Pembesian

Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan pembesian biasanya dilakukan
sebelum dilakukan pengecoran beton. Pekerjaan ini memegang peran penting dari aspek kualitas pelaksana
mengingat fungsi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur gedung.
Penyimpanan besi beton
 Tumpukan besi tidak bersentuhan dengan tanah.
 Besi berjarak minimal 5 cm dari logam lain.
 Besi terlindungi kotoran, karat, benturan dan minyak.

Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan


 Setiap bandel besi akan diatur sesuai dengan ukuran diameter besi.
 Besi yang digunakan yang memiliki sertifikat SNI.
 Semua dimensi/ukuran dan bentuk besi tulangan yang akan digunakan sesuai dengan gambar.
 Pengikat tulangan beton menggunakan kawat beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm
kecuali pengguan besi wiremes (pabrikasi).
Pemotongan dan pembengkokan besi
 Menggunakan meja kuat dan rata.
 Sesuai dengan gambar acuan baik diameter dan panjang.
 Ukuran mandrel pas dan sesuai. Inside radius >2d untuk besi.

Pemasangan besi beton


 Besi bersih dari kotoran
 Peletakan besi tulangan diatur sehingga memiliki ruang untuk proses pemadatan beton.
 Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan dan
spesifikasi teknis.
 Merakit tulungan dahulu di luar bekisting baru kemudian meletakkan sesuai posisinya.

Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada pelat dan balok lantai
 Pembesian pada plat lantai berada di atas dudukan berupa beton biasanya disebut beton tahu.
 Ketinggan bantalan pembesian plat lantai tergantung dari selimut beton yang direncanakan.

Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada kolom dan dinding


 Pembesian kolom dirakit dengan dengan cetakan yang telah dibuat.

9
 Sejumlah ikatan dilakukan pada besi kolom sesuai tipe ikatan supaya susunan pembesian
tersebut kuat untuk diangkat.
 Setelan kolom dirakit dan kuat dan maka kolom diangkat.
 Rakitan pembesian kolom yang telah dipasang diikat ke bekisting supaya kuat. Jarak antar
ikatan kira-kira 1,5 m.
 Pemasangan pembesian pada dinding sama dengan pemasangan pada kolom.
 Besi yang horizontal akan diikat dengan besi yang vertikal
Pada pekerjaan pembesian digunakan sesuai dengan gambar rencana dan dalam item pekerjaan
pada BOQ (Bill Of Quantity).

9. Bekisting untuk lantai dan dinding


Pekerjaan bekisting itu adalah awal pekerjaan untuk pengecoran. Metode pelaksanaan bekisting pada
umumnya dilakukan pelaksanaannya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu sembarang keras, kecuali Direksi/ Pengawas
menegaskan lain.
 Bekisting yang dibuat kaku dengan memasang skur atau tiang perancah untuk mempertahankan
posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
 Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir struktur yang
tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata harus digunakan untuk
permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-sudut tajam harus dibulatkan.
 Bekisting dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.

10. Plesteran
Pekerjaan pelapis dinding didahului setelah pekerjaan pasangan dinding pasangan batu selesai.
Plesteran dan Acian
Langkah Pekerjaan Plesteran adalah sebagai berikut:
 Memasang benang pada ke empat sisi bidang dinding sesuai ketebalan yang di kehendaki.
 Membuat caplaan dari adukan ukuran 10 x 10 cm2 dengan potongan triplek 2 x 5 cm diatasnya
sesuai ketebalan plesteran.
 Membuat lajur kepalaan plesteran horizontal per bidang (sisi atas dan bawah) dengan
memperhatikan lot lokasi paling atas dan bawah dengan menyesuaikan plesteran antar
kepalaan.
 Buat kepalaan vertikal @ 1,5 m dari atas ke bawah dan biarkan +/- 24 jam (note : siku 20.20.2
dapat dipakai sebagai kepalaan).
 Penyiraman dinding bata sebelum dilaksankan plesteran antara kepalaan.
 Kamprot dan ratakan dengan jidar allumunium dan biarkan mengering 3-4 hari.
 Perataan permukaan plesteran dengan kasut dan jidar hingga halus dan rata.
 Basahi permukaan plesteran dan aci permukaan plesteran hingga rata dan menutup seluruh pori-
pori plesteran.
 Finishing dengan kasut besi dan kertas ex. Semen.
 Kondisi acian setelah kering digosokan dengan spon /busa agar halus dan rata.
 Biarkan +/- 14 hari sebelum dicat agar pengaruh garam alkali hilang / berkurang. (note :
pengaruh garam alkali dapat mengakibatkan perubahan warna).
 Jika ada tali air, maka marking jalurnya dan potong dengan menggunakan mesin potong keramik
/cutter.
 Chipping dengan pahat dan palu jalur tali air yang telah dipotong dengan mesin potong keramik.
 Laburkan acian dan ratakan / calbon dengan memakai kuas.
 Isi acian dan ratakan / padatkan dengan menggunakan raskam tali air / mal yang ukurannya
sesuai dengan ukuran tali air.

10
11. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bore Pile
Prosedur urutan pekerjaan Bore Pile adalah sebagai berikut :

1. Marking dan setting out posisi pile

Sebelum memulai pengeboran, kontraktor harus mengajukan aproval shop drawing terlebih
dahulu untuk mendapat persetujuan oleh direksi pekerjaan. Proses aproval shop drawing ini
bertujuan untuk memastikan agar jangan sampai terjadi kesalahan pada denah posisi titik-titik
bore pile yang akan dibor. Setelah aproval shop drawing mendapat persetujuan oleh direksi
pekerjaan maka surveyor melakukan pengukuran , marking dan setting out titik pile yang akan
dibor.

2. Pemasangan casing temporary


Setelah pekerjaan marking dan setting out titik bore selesai dilakukan oleh surveyor lalu
dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan casing temporary.Pemasangan casing temporary ini
bertujuan agar pada saat pekerjaan pengeboran dilakukan jangan sampai terjadi keruntuhan
pada permukaan tanah yang akan dibor tersebut.

Pemasangan casing temporary

3. Boring Operation / Pekerjaan Pengeboran


Sebelum memulai pekerjaan pengeboran , alat bor disetting pada titik bore pile yg sudah di
marking dan dipasang casing temporary tersebut. Pengeboran dilakukan dengan menggunakan
auger, diameter auger dan panjang kedalaman titik pile disesuaikan dengan gambar rencana
atau shop drawing.

Pengeboran titik bore pile dengan mata bor auger

4. Cleaning

Setelah mencapai kedalaman design toe level ,alat bor auger diganti alat bor dengan dasar yang
flat (Cleaning Bucket). Cleaning bucket berfungsi untuk membersikan dasar lubang bor.

11
Pembersihan lubang bor dengan cleaning bucket

5. Measuring tape / pengecekan kedalaman dasar pengeboran


Pengukuran kedalaman lubang Bor dilakukan dengan menurunkan measuring tape sampai ke
dasar lubang bor. Di ujung measuring tape di pasang plum dengan berat yang cukup agar
memastikan measuring tape sampai ke dasar bore hole.

Pengecekan kedalaman lubang dengan meteran

6. Reinforcement Steel Cage


Steel Cage (tulangan besi) di pabrikasi di lokasi proyek. Steel cage yang sudah di pabrikasi
kemudian di turunkan ke lubang bor yang sudah selesai di bor sampai kedalaman desain toe
level. Steel cage disambung dengan alat las.

Penurunan tulangan besi yang sudah dipabrikasi ke dalam lubang bor

7. Setting tremi pipe


Setelah tulangan besi (steel cage) diturunkan ke dasar lubang ,lalu dilanjutkan dengan setting
pipa tremi untuk persiapan pekerjaan pengecoran.Pemasangan pipa tremi ini bertujuan agar di
saat pengecoran beton segar tidak bercampur dengan tanah.

12
Setting pipa tremi persiapan pengecoran

8. Casting / pengecoran

Metode casting / pengecoran adalah dengan menggunakan pipa tremi. Ready mix dituang
melalui bucket yang berbentuk pipa corong. Panjang pipa tremi disesuaikan dengan kedalaman
dasar lubang bor. Sebelum ready mix dituang terlebih dahulu air di tuang ke dalam corong untuk
melancarkan aliran ready mix dalam pipa tremi. Casting akan dihentikan jika concrete sudah 1 m
diatas cut off level. Selama pengecoran pipa tremi akan dipotong secara bertahap, tetapi tetap di
jaga agar pipa tremi minimal 2 m tertanam di bawah concrete level .

Pekerjaan pengecoran

13
12. Pengadaan dan Pemasangan Prasasti

Metode pelaksanaan prasasti di tempatkan pada posisi yang tidak mengganggu atau menghalangi pemanfaat
bangunan, namun demikian posisi prasasti diletakkan pada lokasi yang dapat dilihat dan sesuai dengan
petunjuk dari konsultan pengawas. Prasasti yang digunakan terbuat dari granit yang dicetak sesuai dengan
gambar dan dipasang pada dudukan yang terbuat dari beton bertulang sesuai dengan gambar.

13. Pekerjaan Lain-Lain

5.4 Biaya SMK3 Konstruksi


Dalam setiap saat, bilamana tenaga kerja melaksanakan pekerjaan, maka Kontraktor Pelaksana
harus menerapkan Sistim Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja.
Dibawah ini merupakan 3 tujuan SMK3 yang sangat penting untuk dipahami :
 Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana.
 Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
 Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas
perusahaan.

5.5 Finishing
 Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih.
 Pada saat pembersihan akhir, semua bagian pekerjaan fisik, harus diperiksa ulang untuk
mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir.

Sihene’asi, 01 Mei 2020


Dibuat oleh :
CV. RINJANI SENTOSA

SUDARMONO BAEHA
Direktur

14

Anda mungkin juga menyukai