Laporan Lengkap Praktikum Mekanika Batuan - Gufran Nurrahim c6
Laporan Lengkap Praktikum Mekanika Batuan - Gufran Nurrahim c6
Laporan Lengkap Praktikum Mekanika Batuan - Gufran Nurrahim c6
MEKANIKA BATUAN
GUFRAN NURRAHIM
09320140199
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
MEKANIKA BATUAN
GUFRAN NURRAHIM
09320140199
C6
LABORATORIUM BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
LABORATORIUM GEOMEKANIKA
PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN - FTI UMI
[email protected]
HALAMAN PENGESAHAN
GUFRAN NURRAHIM
09320140199
Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada Praktikum Mekanika Batuan
di Laboratorium Geomekanika Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas
Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia
Disetujui oleh
3. Haslan, S.T ( )
Halaman Pengesahan - ii
LABORATORIUM GEOMEKANIKA
PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN - FTI UMI
Jl. Urip Sumoharjo Km. 05 Makassar. Email :
5. Yevi Ikram Karim, S.T ( )
6. Andika Saputra ( )
7. Nurwina ( )
8. Putri Safhira ( )
Menyetujui,
Koordinator Praktikum
Mekanika Batuan
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Geomekanika
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
hidayah-Nya, sehingga laporan lengkap ini dapat diselesaiakan.
Dalam kesempatan kali ini ucapan terimakasih serta penghargaan, penyusun
menyampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian serta
penyusunan laporan ini. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penyusun
sampaikan kepada:
1. Bapak Ir. Firman Nullah Yusuf, S.T., M.T., IPP., Selaku Ketua Jurusan Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
2. Bapak Ir. Habibie Anwar., S.T., M.T., IPP., Selaku Kepala Laboratorium
Geomekanika.
3. Bapak Ir. Habibie Anwar., S.T., M.T., IPP., selaku dosen pengampuh mata
kuliah Mekanika Batuan.
4. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moral
maupun secara materi.
5. A. Baso Lovan Altamar, S.T., selaku Koordinator Praktikum Mekanika Batuan
Laboratorium Geomekanika.
6. Kakak-Kakak Asisten Laboratorium Mekanika Batuan yang telah mendampingi,
membimbing, dan membantu dalam penyusunan laporan lengkap.
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2018 Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
Semoga Allah SWT. memberikan hikmah atas amal dan ibadah serta bantuan
yang diberikan dengan ikhlas serta limpahan rahmat dan karunia-Nya yang telah
tercurahkan kepada kita, amin.
Penyusun
Kata Pengantar - iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan................................................................................. 2
1.3 Alat dan Bahan ....................................................................................... 2
1.4 Manfaat Praktikum ................................................................................. 2
BAB II JURNAL TIAP PRAKTIKUM
2.1 Rock Mass............................................................................................... 4
2.2 Uji Sifat Fisik.......................................................................................... 13
2.3 Uji Kuat Geser......................................................................................... 22
2.4 Uji Kuat Tekan........................................................................................ 31
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 39
3.1 Saran........................................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Daftar Isi - v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Alat Shear Strength...................................................................... 25
4.1 Kurva Pengambilan Nilai τ dan o........................................... 34
4.2 Kurva Pengambilan Nilai εli dan εai.............................................. 34
4.3 Pengujian Kuat Tarik................................................................... 34
4.4 Uji Brazilian................................................................................. 35
4.5 Bentuk Sampel Batu Untuk Point Load Test............................... 35
4.6 Point Load (Point Load Test)....................................................... 35
4.7 Kondisi Tekanan Pada Pengujian Triaksial................................. 35
4.8 Uji triaxial NQ (47 mm)............................................................... 36
Daftar Gambar - vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Grafik Halaman
3.1 Uji Kuat Geser.............................................................................. 29
Lampiran
A. Problem Set
B. Curriculum Vitae
C. Biografi
Daftar Lampiran - ix
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan - 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui ilmu
mekanika batuan yang menjadi salah satu aplikasi dasar dalam dunia pertambangan
seperti, menghitung massa batuan, pengujian pada batuan (sifat fisik, kuat tekan dan
kuat geser).
1.2.2 Tujuan
1. Dapat memahami konsep dasar sifat fisik batuan, kuat tekan batuan, indeks
beban titik pada batuan, kekuatan geser batuan, kuat tarik batuan, dan kualitas
massa batuan.
2. Mengetahui dan melakukan prosedur praktikum pengujian sifat fisik,
pengujian kuat tekan uniaksial (uniaxial compressive strength test), pengujian
beban titik (point load test), pengujian kuat geser langsung (direct shear test),
pengujian kuat tarik tidak langsung/brazillian test (indirect tensile strength
test), dan pengujian rock quality designation (RQD).
3. Menghitung serta mengaplikasikan parameter-parameter yang didapatkan
dari pengujian-pengujian yang ada.
1.4.1 Alat
1. Alat tulis menulis
2. Desikator
3. Ember
4. Gayung
5. Inti bor (core)
Bab I Pendahuluan - 2
6. Jangka sorong
7. Kalkulator
8. Kuas
9. Neraca analitik
10. Oven
11. Peralatan Direct Shear Test
12. Peralatan Safety
13. Pita Meter
14. Pompa vakum
15. Selang
16. Stone cutter
17. Talang
18. UCS
1.4.2 Bahan
1. Sampel batuan
2. Tabel RMR dan Q-system
3. Problem Set
Bab I Pendahuluan - 3
BAB II
JURNAL PRAKTIKUM
Bab I Pendahuluan - 1
ROCK MASS
Bab I Pendahuluan - 1
JURNAL PRAKTIKUM
ROCK MASS
GUFRAN NURRAHIM
09320140199
C6
LABORATORIUM GEOMEKANIKA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
Bab I Pendahuluan - 2
JURNAL PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN
ROCK MASS
ABSTRAK
Mekanika batuan merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat mekanik batuan dan massa batuan. Mekanika batuan adalah salah
cabang disiplin ilmu geomekanika. Batuan merupakan zat padat yang terbentuk dari kumpulan mineral yang berbeda dan mempunyai
komposisi kimia yang tetap dan merupakan penyusun kerak bumi. Rock Quality Designation (RQD) merupakan sistem klasifikasi massa
batuan tertua dan masih digunakan hingga saat ini, setidaknya melahirkan dua sistem klasifikasi massa batuan yang disempurnakan dan lebih
detail. Kedua sistem klasifikasi itu adalah Quality (Q), Rock Mass Rating (RMR). Input dasar kedua sistem ini hampir sama sehingga dapat
digabungkan menjadi satu set perhitungan untuk mendapatkan hasilnya. Keunggulan dari penggabungan tersebut adalah dalam satu
perhitungan dapat diperoleh hasil yang berbeda dan dengan mudah dilakukan perbandingan untuk analisis lebih lanjut. Hasil kedua sistem ini
dapat digunakan untuk menentukan klasifikasi parameter massa batuan dan penentuan yang berdasarkan metode (Q-system).Pertama yang
dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Setelah itu ukur alat peraga pipa sesuai dengan arahan asisten. Setelah data diukur kemudian
masukkan data ke parameter RMR (Rock Mass Rating). Kemudian hitung RQD dari data yang telah didapatkan. Untuk Q-Sistem soal
pertama didapatkan 0,06 yang termasuk dalam batuan yang extremely poor. Sedangkan untuk Untuk Q-Sistem soal keda didapatkan 16 yang
termasuk dalam batuan yang Good. Dan untuk Q-Sistem soal ketiga didapatkan 0,0858 yang termasuk dalam batuan yang extremely poor
Kata kunci: Rock Mass, RQD, RMR, Q-System.
kekuatan
Parameter
Pada perhitungan nilai RMR, parameter Rock Quality
1
batuan utuh
(Intact
UC S
>250 MPa 100 - 250 MPa 50 - 100 MPa 25 - 50 MPa
5 - 25 1 - 5
MPa MPa
<1
MPa Designation (RQD) diberi bobot berdasarkan nilai RQD-
Rock )
Bobot 15 12 7 4 2 1 0 nya seperti tertera pada tabel 3.
RQD 90% - 100% 75% - 90% 50% - 75% 25% - 50% < 25%
Bobot 20 17 13 8 3
Jarak >2m 0.6 - 2 m 200 - 600 mm 60 - 200 mm < 60 mm
Bobot 20
permukaan sangat
15 10 8
permukaan menangga
5
Tabel 1.3 Parameter Nilai RQD
permukaan agak soft gouge > 5 mm
Kondisi Diskontinuitas
kasar, tidak
menerus, tidak
permukaan kasar,
renggangan < 1 mm,
kasar, renggangan <
(slickensided ) < 5
mm, renggangan 1 - 5
atau renggangan > 5 RQD (%) Kualitas Batuan Rating
4 1 mm, sangat lapuk mm menerus
renggang, Agak lapuk mm menerus
Bobot
tidak lapuk
30 25 20 10 0
<25 Sangat jelek (very poor) 20
Air tanah (Keadaan
5 Umum)
kering lembab basah menetes Mengalir 25-50 Jelek (poor) 15
Bobot 15 10 7 4 0 50-75 Sedang (fair) 10
75-90 Baik (good) 8
Nilai RMR diperoleh berdasarkan hasil penjumlahan 90-100 Sangat Baik (excellent) 5
seluruh parameter yang telah diberi bobot. Setelah seluruh
parameter diberi bobot, massa batuan yang diukur akan B. Jarak diskontinuitas (Spacing of discontinuities)
dikategorikan berdasarkan klasifikasi Bieniawski (1989). Diskontinuitas adalah bentuk-bentuk ketidak menerusan
Bieniawski (1984), kekuatan suatu batuan secara utuh massa batuan, seperti kekar, bedding atau foliasi, shear
dapat diperoleh dari Point Load Strength Index atau zones, sesar minor, atau bidang lemah lainnya. Jarak
Uniaxial Compressive Strengh. Beliau menggunakan diskontinuitas dapat diartikan sebagai jarak rekahan
klasifikasi Uniaxial Compressive Strength (UCS) yang bidang-bidang yang tidak sejajar dengan bidang-bidang
telah diusulkan oleh Deere & Miller, 1968 (Bieniawski, lemah lain. Sedangkan spasi bidang diskontinuitas adalah
1984) dan juga UCS yang telah ditentukan dengan jarak antar bidang yang diukur secara tegak lurus dengan
menggunakan Hammer Test. Kekuatan batuan utuh adalah bidang diskontinuitas (Bieniawski, 1979).
kekuatan suatu batuan untuk bertahan menahan suatu gaya Pada perhitungan nilai RMR, parameter jarak antar (spasi)
hingga pecah. Kekuatan batuan dapat dibentuk oleh suatu diskontinuitas diberi bobot berdasarkan nilai spasi
ikatan adhesi antarbutir mineral atau tingkat sementasi diskontinuitasnya seperti tertera pada tabel 4.
pada batuan tersebut, serta kekerasan mineral yang
membentuknya. Hal ini akan sangat berhubungan dengan Tabel 1.4 Parameter Spasi Diskontinuitas
genesa, komposisi, tekstur, dan struktur batuan Spasi
(Hutchinson, 1996) Deskripsi diskontinuitas Rating
A. Rock Quality Designation (RQD) (m)
Menurut DU. Deere (1967) kualitas massa batuan dapat Sangat lebar (very >2 20
dinilai dari harga RQD, yaitu suatu pedoman secara wide)
kuantitatif berdasarkan pada perolehan inti yang Lebar (wide) 0.6-2 15
mempunyai panjang 100 mm atau lebih tanpa rekahan. Sedang (moderate) 0.2-0.6 10
RQD dapat didefinisikan seperti pada. Nama lain dari Rapat (close) 0.006-0.2 8
RQD adalah suatu penilaian kualitas batuan secara Sangat rapat (very <0.006 5
kuantitatif berdasarkan kerapatan kekar (Deree, 1989). close)
Rock Mass - 6
diskontinuit at it en-
C. Kondisi diskontinuitas (Condition of discontinuities) as kasar kasar side
Kondisi diskontinuitas merupakan suatu parameter yang (roughness) 6 5 3 1 0
terdiri dari beberapa sub-sub parameter, yakni Material Tidak
kemenerusan bidang diskontinuitas (persistence), lebar Keras Lunak
Pengisi ada
rekahan bidang diskontinuitas (aperture), kekasaran (infilling/
permukaan bidang diskontinuitas (roughness), material 6 4 2 2 0
gouge)
pengisi bidang diskontinuitas (infilling), dan tingkat Sediki Sang
pelapukan dari permukaan bidang diskontinuitas Kelapukan Tidak Lapu hancu
t at
(weathered) Bieniawski, 1979). (weatherin lapuk k r
Lapuk lapuk
Ada lima karakteristik diskontinuitas yang masuk dalam g)
6 5 3 1 0
pengertian kondisi diskontinuitas, meliputi kemenerusan
(persistence), jarak antar permukaan diskontinuitas atau D. Kondisi Airtanah (Groundwater condition)
celah (separation/aperture), kekasaran diskontinuitas Air tanah sangat berpengaruh terhadap lubang bukaan
(roughness), material pengisi (infillinf/gouge) dan tingkat suatu terowongan, sehingga posisi muka air tanah terhadap
kelapukan (weathering). posisi lubang bukaan sangat perlu diperhatikan. Kondisi
1. Kemenerusan ( persistence / continuity ) air tanah dapat dinyatakan secara umum, yaitu kering
Panjang dari suatu diskontinuitas dapat dikuantifikasi (dry), lembab (damp), basah (wet), menetes (dripping),
secara kasar dengan mengamati panjang jejak kekar pada dan mengalir (flowing) (Hutchinson, 1996)
suatu bukaan. Pengukuran ini masih sangat kasar dan Pada perhitungan nilai RMR, parameter kondisi air tanah
belum mencerminkan kondisi kemenerusan kekar (groundwater conditions) diberi bobot berdasarkan tabel 6.
sesungguhnya hanya dapat ditebak. Jika jejak sebuah Tabel 1.6 Parameter Kondisi Air Tanah
diskontinuitas pada suatu bukaan berhenti atau terpotong
oleh solid/massive rock ini menunjukkan adanya Kering Lem Bas Tetes alira
kemenerusan. Kondisi (compl bab ah an air air
2. Jarak antar permukaan diskontinuitas atau celah Umum etely (da (we (drip (flow
(separation/aperture) dry) mp) t) ping) ing)
Merupakan jarak tegak lurus antar dinding batuan yang
berdekatan pada bidang diskontinu. Celah tersebut dapat Debit air tiap
berisi material pengisi (infilling) atau tidak. 10 m panjang Tidak 10- 25-
<10 >125
3. Kekasaran diskontinuitas (roughnes) terowongan ada 25 125
Tingkat kekasaran permukaan diskontinuitas dapat dilihat (ltr/menit)
dari bentuk gelombang permukaannya. Gelombang ini Tekanan air
diukur relatif dari permukaan datar dari diskontinuitas. pada
Semakin besar kekasaran dapat menambah kuat geser 0.1
diskontinuitas/ 0.1-
diskontinuitas dan dapat juga mengubah kemiringan pada 0 <0.1 - >0.5
tegangan 0.2
bagian tertentu dari diskontinuitas tersebut. . 0.2
principal
4. Material Pengisi (infilling/gouge) mayor
Material pengisi berada pada celah antara dua dinding
Rating 15 10 7 4 0
bidang diskontinuitas yang berdekatan. Sifat material
pengisi biasanya lebih lemah dari sifat batuan induknya.
Beberapa material yang dapat mengisi celah di antaranya E. Orientasi diskontinuitas (Orientation of
breksi, lempung, silt, mylonite, gouge, sand, kuarsa dan discontinuities)
kalsit. Orientasi diskontinuitas merupakan strike/dip
5. Tingkat Kelapukan (weathering) diskontinuitas (dip/dip direction). Orientasi bidang
Penentuan tingkat kelapukan diskontinuitas didasarkan diskontinuitas sangat mempengaruhi kestabilan lubang
pada perubahan warna pada batuannya dan bukaan terowongan, terutama apabila adanya gaya
terdekomposisinya batuan atau tidak. Semakin besar deformasi yang mengakibatkan berkurangnya suatu
tingkat perubahan warna dan tingkat terdekomposisi, kuat geser. Orientasi bidang diskontinuitas yang tegak
batuan semakin lapuk. lurus sumbu lintasan terowongan, sangat
Tabel 1.5 Parametr Bobot Tingkat Kelapukan menguntungkan. Sebaliknya orientasi bidang
Parameter Rating diskontinuitas yang sejajar dengan sumbu lintasan
Panjang 3-10 10- terowongan, akan sangat tidak menguntungkan. Di
<1m 1-3 m >20m lapangan, orientasi bidang diskontinuitas dapat diperoleh
diskontinuit m 20m
as dengan mengukur strike/dip kekar menggunakan kompas
(Persistenc geologi. Begitu pula dengan arah lintasan
6 4 2 1 0 terowongan, dapat diperoleh dengan mengukur azimuth
e/
continuity) arah lintasan terowongan menggunakan kompas geologi.
Jarak antar 0.1- Ada beberapa cara dalam pengujian Sifat Mekanis Batuan,
<0.1m 1- >5m yaitu:
permukaan - 1.0m
m 5mm m a. Uji Kuat Tekan (Unconfined Compressive Strength
diskontinuit m
as 6 5 4 1 0 Test)
Uji ini menggunakan mesin tekan (compression machine)
Kekasaran Sang Kasar Sedik Halus Slick untuk menekan sampel batuan yang berbentuk silinder dari
Rock Mass - 7
satu arah (uniaxial). Penyebaran tegangan di dalam sampel berkembang selama penambangan merupakan hal penting
batuan secara teoritis adalah searah dengan gaya yang yang harus diperhatikan dalam operasi tambang sebaik
dikenakan pada sampel tersebut. Tetapi dalam dalam perancangan [2].
kenyataannya arah tegangan tidak searah dengan gaya g. Hammer test
yang dikenakan pada sampel tersebut karena ada pengaruh Hammer Test adalah suatu metode pemeriksaan mutu
dari plat penekan mesin tekan yang menghimpit sampel, batuan tanpa merusak batuan. Disamping itu dengan
sehingga bentuk pecahan tidak terbentuk bidang pecah menggunakan metode ini akan diperoleh cukup banyak
yang searah dengan gaya melainkan berbentuk kerucut data dalam waktu yang relatif singkat dengan biaya yang
cone. Perbandingan antara tinggi dan diameter sampel (l/d) murah. Metode pengujian ini dilakukan dengan
mempengaruhi nilai kuat tekan batuan. Untuk pengujian memberikan beban impact (tumbukan) pada permukaan
kuat tekan digunakan yaitu 2 < l/d < 2,5 [2]. batuan dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan
b. Uji Kuat Tarik Tak Langsung dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu. Jarak
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kuat tarik pantulan yang timbul dari massa tersebu pada saat terjadi
(tensile strength) dari perconto batu berbentuk silinder tumbukan dengan permukaan batuan dapat memberikan
secara tidak langsung. Alat yang digunakan adalah mesin indikasi kekerasan juga setelah dikalibrasi, dapat
tekan seperti pada pengujian kuat tekan. memberikan pengujian ini adalah jenis hammer. Alat ini
c. Uji Point Load sangat berguna untuk mengetahui keseragaman batuan
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan dari sampel pada struktur. Karena kesederhanaannya, pengujian
batuan secara tak langsung di lapangan. Sampel batuan dengan menggunakan alat ini sangat cepat, sehingga dapat
dapat berbentuk silinder atau tidak beraturan. mencakup area pengujian yang luas dalam waktu yang
d. Uji Triaksial singkat. Alat ini sangat peka terhadap variasi yang ada
Salah Pengujian ini adalah salah satu pengujian yang pada permukaan batuan, misalnya keberadaan partikel batu
terpenting dalam mekanika batuan untuk menentukan pada bagian-bagian tertentu dekat permukaan. Oleh karena
kekuatan batuan di bawah tekanan triaksial. Percontoh itu, diperlukan pengambilan beberapa kali pengukuran
yang digunakan berbentuk silinder dengan syarat-syarat disekitar setiap lokasi pengukuran, yang hasilnya
sama pada pengujian kuat tekan. kemudian dirata-ratakan. British Standards (BS)
e. Kuat Tekan (Uniaxial) mengisyaratkan pengambilan antara 9 sampai 25 kali
Kuat tekan (uniaxial) yang diuji dengan suatu silinder atau pengukuran untuk setiap daerah pengujian seluas
prisma terhadap titik pecahnya. Penekanan uniaksial maksimum 300 mm [2].
terhadap contoh batuan silinder merupakan uji sifat h. Uji Sifat Fisik
mekanik yang paling umum digunakan. Uji kuat tekan Batuan dengan gelombang ultrasonik uji sifat fisik batuan
uniaksial dilakukan untuk menentukan kuat tekan batuan. dengan gelombang ultrasonik ini yaitu menggunakan alat
f. Kuat Tarik (Tensile Strength) sonic viewer sx 5251. Alat ini mampu memancarkan
Kuat tarik (tensile strength) ditentukan dengan uji gelombang ultrasonik yang memiliki frekuensi 20 KHz.
Brazilian diman suatu piringan ditekan sepanjang diameter Gelombang ultrasonik digunakan untuk mendeteksi objek
atau dengan uji langsung yang meliputi tarikan sebenarnya jauh lebih detail terutama pada benda–benda yang padat,
atau bengkokan dari prisma batuan. Kekuatan batuan dapat gelombang ultrasonik tersebut dipantulkan melalui
diukur secara insitu (di lapangan) sebaik pengukuran di permukaan benda yang akan diamati.
laboratorium. Regangan (deformasi) diukur di area Gelombang ultrasonik tersebut merambat karena
tambang kemudian dihubungkan terhadap tegangan merupakan rambatan energi dan momentum mekanika
dengan berpedoman pada konstanta elastik dari sehingga merambat sebagai interaksi dengan molekul dan
laboratorium. inersia medium yang dilaluinya. Perambatan gelombang
Tegangan sebelum penambangan merupakan kondisi tersebut menyebabkan getaran partikel dengan medium
tegangan asli, sulit dihitung, tetapi merupakan parameter amplitudo sejajar dengan arah rambat secara longitudinal
desain tambang yang penting. Kondisi tegangan yang sehingga menyebabkan partikel maedium membentuk
berkembang selama penambangan merupakan hal penting rapatan dan tegangan. Periode rapatan dan rengangan
yang harus diperhatikan dalam operasi tambang sebaik benda tersebutlah yang akan diamati untuk mengetahui
dalam perancangan tambang. Regangan yang dihasilkan sejauh mana sifat elastisitas batuan, density, dan rigiditas
dari pola tegangan baru diukur dari waktu ke waktu atau suatu batuan, melalui korelasi data nilai kecepatan rambat
dimonitor secara menerus selama penambangan gelombang S dan P, modulus geser dan possion ratio [2].
berlangsung. Kekuatan batuan dapat diukur secara insitu
(di lapangan) sebaik pengukuran di laboratorium. PROSEDUR PERCOBAAN
Regangan (deformasi) diukur di area tambang kemudian Prosedur kerja penelitian dilakukan secara bertahap yang
dihubungkan terhadap tegangan dengan berpedoman pada dimulai dari: Ambil core box, amati inti bor yang ada di
konstanta elastik dari laboratorium. Tegangan sebelum dalamnya. Jangan sekali-kali memindahkan posisi core
penambangan merupakan kondisi tegangan asli, sulit dari tempatnya sehingga urutannya berubah. ambil salah
dihitung, tetapi merupakan parameter desain tambang yang satu potongan inti bor dari masing-masing sampel batuan
penting. Tegangan tersebut umumnya diperkirakan dan yang ada, ukur diameternya dengan menggunakan jangka
diberi beberapa kuantifikasi dengan memasang sorong, panjang dari masing-masing potongan inti bor
sekelompok pengukur tegangan elektrik dalam rosette pada masing-masing sampel batuan diukur, yang
pada permukaan batuan, memindahkan batuan-batuan panjangnya lebih dari 100 mm dijumlahkan.
yang berdekatan, dan mengukur respons tegangan
sebenarnya yang dilepaskan. Kondisi tegangan yang HASIL
Rock Mass - 8
Tabel 1.7 Parameter Klasifikasi Massa Batuan RMR dan
Jumlah 49
Pembobotannya .
Parameter keterangan Bobot Tabel 1.10 Klasifikasi Massa Q, Sistem
Kuat Tekan 112 Mpa 12 Paramete keterangan Bobot
r
RQD 58,8% 13 RQD 45,3% 13
RQD 59,2% 13
Srf Loose rock with open joint’s 5
Jarak <0,06 5
Jumlah 33,16 Diskontinuti
Dari tabel 8 dapat dihitung jumlah dari Q sistem yaitu: Kondisi Lunak 0
RQD Jr Jw Kontinitas
Q−System= × ×
Jn Ja SRF Air Tanah Kering 15
13 1.5 0.66
Q−System= × × =0.0715 Jumlah 48
9 4 5
Tabel 1.9 Parameter Klasifikasi Massa Batuan RMR Tabel 1.12 Klasifikasi Massa Q, Sistem
Parameter keterangan Bobot Paramete Keterangan Bobot
r
Kuat Tekan 78 Mpa 4
RQD 59,2% 13
RQD 45,3% 8
Jn Two sets 4
Jarak <0,06 5
Diskontinuti Jr Filed Dicontinuties 3
Kondisi Kasar 25
Kontinitas Ja Sand or crashed rock infill 4
Air Tanah Basah 7
Jw Medium water infill 0,66
Rock Mass - 9
bobot yang dimana mempunyai hasil 1,5. Lalu pada
Srf Loose rock with open joint’s 5 bagian Ja yang dimana mempunyai arti (kondisi
diskontinitas dan pengesian), dimana pada bagian ini
Jumlah 29,66 mempunyai keterangan Sand or crushed rock infill yang
dimana mempunyai arti (pasir atau batuan pengisi yang
Dari tabel 12 dapat dihitung jumlah dari Q sistem yaitu: di hancurkan), dimana pada bagian ini mempunyai
RQD Jr Jw sebuah beban atau bobot yang dimana mempunyai hasil
Q−System= × × 4. Sedangkan pada bagian Jw yang dimana mempunyai
Jn Ja SRF
arti (ukuran tekanan air yang dapat mempengaruhi kuat
13 3 0.66 geser dari bidang diskontinu), dimana pada bagian ini
Q−System= × × =0.32175 mempunyai keterangan Medium water infiowl yang
4 4 5
dimana mempunyai sebuah arti (aliran air sedang ),
dimana pada bagian 5 ini mempunyai sebuah beban atau
PEMBAHASAN bobot yang dimana mempunyai hasil 0,06. Lalu pada
Untuk mengetahui RQD (Rock Quality Designation) bagian SRF yang dimana mempunyai arti (sebagai
pada sebuah tabel 1, pertama-pertama kita harus ketahui parameter total stress) yang di pengaruhi oleh letak suatu
sebuah panjang pipa yaitu 100 cm, lalu kita mengambil lobang, dimana pada bagian ini mempunyai keterangan
ukuran dari panjang pipa tersebut yaitu kelipatan dari 10 Loose rock with open joint’s yang dimana mempunyai
sebelum memasukkan angka kedalam sebuah rumus. arti (batuan lepas dengan sambungan terbuka), dimana
Setelah mendapatkan angka tersebut hasil dari RQD pada bagian ini mempunyai sebuah beban atau bobot
(Rock Quality Designation) yaitu 58,8% di dapatkan dari yang dimana mempunyai hasil 5. dan pada bagian akhir
kelipatan 10, yaitu dari angka 11,8 lalu di tambahkan 15, pada sebuah tabel (Q, Sistem) yaitu apabila telah selesai
lalu di tambahkan 13, lalu di tambahkan lagi angka 19. pada bagian kolom Bobot semua yang telah di dapatkan
Setelah angka tersebut di dapatkan, lalu dimasukkan ke hasilnya di jumlahkan sehingga di dapatkan hasilnya
dalam sebuah rumus, angka yang telah kita dapatkan yaitu 33,16. Selanjutnya pada angka bagian bobot
barusan di kali 100 setelah itu di bagi 100, sehingga kita tersebut dimasukkan dalam sebuah rumus (Q, system)
mendapatkan hasil dari RQD (Rock Quality Designation) yang dimana setelah di masukkan angka bobot tersebut di
yaitu 58,8 %. Lalu untuk mengetahui klasifikasi dari mana hasilnya adalah 0,06 dan pada (Quality of rock
sebuah tabel (RMR) terdiri dari 3 bagian yaitu Parameter, mass) yaitu (Extremly poor). Untuk mengetahui RQD
Keterangan, dan Bobot. Dalam bagian kolom dari (Rock Quality Designation) pada sebuah tabel 4.3,
parameter terdapat (kuat tekan) yang mempunyai pengerjaanya itu sama halnya dengan yang awal,
keterangan 112 Mpa yang memiliki sebuah beban atau pertama-pertama kita harus ketahui sebuah panjang pipa
bobot yaitu 12 yang di ambil dari tabel klsifikasi yaitu 100 cm, lalu kita mengambil ukuran dari panjang
parameter dan pembobotan, lalu, pada bagian kedua pipa tersebut yaitu kelipatan dari 10 sebelum
RQD (Rock Quality Designation) mempunyai keterangan memasukkan angka kedalam sebuah rumus.
58,8% dan memiliki beban atau sebuah bobot 13, lalu Setelah mendapatkan angka tersebut hasil dari RQD
pada bagian 3 yaitu Jarak Diskontinusi mempunyai (Rock Quality Designation) yaitu 58,8% di dapatkan dari
keterangan kurang dari 0,06 yang mempunyai sebuah kelipatan 10, yaitu dari angka 10 lalu di tambahkan 10,5,
beban atau sebuah bobot 5, pada bagian 4 yaitu Kondisi lalu di tambahkan 11,7, lalu di tambahkan lagi angka
Kontinitas yang mempunyai keterangan 0,1 Mpa dan 13,1. Setelah angka tersebut di dapatkan, lalu dimasukkan
mempunyai sebuah beban atau sebuah bobot 25, dan ke dalam sebuah rumus, angka yang telah kita dapatkan
pada bagian akhir pada sebuah tabel RMR yaitu bagian barusan di kali 100 setelah itu di bagi 100, sehingga kita
air tanah yang dimana mempunyai sebuah keterangan mendapatkan hasil dari RQD (Rock Quality Designation)
Basah dan memiliki sebuah beban atau bobot yaitu yaitu 45,3 %. Lalu untuk mengetahui klasifikasi dari
hasilnya 7, apabila telah selesai pada bagian kolom Bobot sebuah tabel (RMR) terdiri dari 3 bagian yaitu Parameter,
semua yang telah di dapatkan hasilnya di jumlahkan Keterangan, dan Bobot.
sehingga di dapatkan hasilnya yaitu 62. Lalu pada tabel 2 Dalam bagian kolom dari parameter terdapat (kuat tekan)
klasifikasi massa (Q Sistem) terdiri dari 3 bagian yaitu yang mempunyai keterangan 48 Mpa, dimana bagian kuat
parameter, keterangan dan bobot. Pada bagian pertama tekan tersebut di tambah dua (2) angka terakhir. yang
pada sebuah bagian kolom parameter yaitu RQD (Rock memiliki sebuah beban atau bobot yaitu 4 yang di ambil
Quality Designation) mempunyai keterangan 58,8% yang dari tabel klsifikasi parameter dan pembobotan, lalu, pada
dimana telah di jelaskan bahwa nilai tesebut di dapatkan bagian kedua RQD (Rock Quality Designation)
dari hasil panjang sebuah pipa dan pada bagian ini mempunyai keterangan 45,3% dan memiliki beban atau
mempunyai sebuah beban atau bobot yaitu hasilnya 13. sebuah bobot 8, lalu pada bagian 3 yaitu Jarak
Lalu pada bagian kedua pada bagian Jn yang dimana Diskontinusi mempunyai keterangan kurang dari 0,06
mempunyai arti (jumlah set penghentian), dimana yang mempunyai sebuah beban atau sebuah bobot 5, pada
mempunyai sebuah keterangan Three sets yang bagian 4 yaitu Kondisi Kontinitas yang mempunyai
mempunyai arti yaitu (tiga set) lalu pada bagian kedu ini keterangan kasar dan mempunyai sebuah beban atau
mempunyai sebuah beban atau bobot dimana yang sebuah bobot 25, dan pada bagian akhir pada sebuah tabel
mempuyai hasil 13. Sedangkan pada bagian Jr yang RMR yaitu bagian air tanah yang dimana mempunyai
dimana mempunyai arti (kekasaran penghentian), sebuah keterangan Basah dan memiliki sebuah beban atau
dimana pada bagian ini mempunyai keterangan Rough, bobot yaitu hasilnya 7, apabila telah selesai pada bagian
Planar yang dimana mempunyai arti ( kasar, planar), kolom Bobot semua yang telah di dapatkan hasilnya di
dimana pada bagian 3 ini mempunyai sebuah beban atau
Rock Mass - 10
jumlahkan sehingga di dapatkan hasilnya yaitu 49. Lalu dan Bobot. Dalam bagian kolom dari parameter terdapat
pada tabel 4 klasifikasi massa (Q Sistem) terdiri dari 3 (kuat tekan) yang mempunyai keterangan 11 PLI, dimana
bagian yaitu parameter, keterangan dan bobot. Pada bagian kuat tekan tersebut di tambah satu (1) angka
bagian pertama pada sebuah bagian kolom parameter terakhir stambuk. yang memiliki sebuah beban atau bobot
yaitu RQD (Rock Quality Designation) mempunyai yaitu 15 yang di ambil dari tabel klsifikasi parameter dan
keterangan 45,3% yang dimana telah di jelaskan bahwa pembobotan, lalu, pada bagian kedua RQD (Rock Quality
nilai tesebut di dapatkan dari hasil panjang sebuah pipa Designation) mempunyai keterangan 59,2% dan memiliki
dan pada bagian ini mempunyai sebuah beban atau bobot beban atau sebuah bobot 13,
yaitu hasilnya 13. Lalu pada bagian kedua pada bagian Jn lalu pada bagian 3 yaitu Jarak Diskontinusi mempunyai
yang dimana mempunyai arti (jumlah set penghentian), keterangan kurang dari 0,06 yang mempunyai sebuah
dimana mempunyai sebuah keterangan Three sets yang beban atau sebuah bobot 5, pada bagian 4 yaitu Kondisi
mempunyai arti yaitu (tiga set) lalu pada bagian kedu ini Kontinitas yang mempunyai keterangan Lunak dan
mempunyai sebuah beban atau bobot dimana yang mempunyai sebuah beban atau sebuah bobot 0. Dan pada
mempuyai hasil 9. Sedangkan pada bagian Jr yang bagian akhir pada sebuah tabel RMR yaitu bagian air
dimana mempunyai arti (kekasaran penghentian), dimana tanah yang dimana mempunyai sebuah keterangan Kering
pada bagian ini mempunyai keterangan Rough, wavy dan memiliki sebuah beban atau bobot yaitu hasilnya 15,
yang dimana mempunyai arti ( kasar, bergelombang), apabila telah selesai pada bagian kolom Bobot semua
dimana pada bagian 3 ini mempunyai sebuah beban atau yang telah di dapatkan hasilnya di jumlahkan sehingga di
bobot yang dimana mempunyai hasil 3. Lalu pada bagian dapatkan hasilnya yaitu 48. Lalu pada tabel 6 klasifikasi
Ja yang dimana mempunyai arti (kondisi diskontinitas massa (Q Sistem) terdiri dari 3 bagian yaitu parameter,
dan pengesian), dimana pada bagian ini mempunyai keterangan dan bobot. Pada bagian pertama pada sebuah
keterangan Sand or crushed rock infill yang dimana bagian kolom parameter yaitu RQD (Rock Quality
mempunyai arti (pasir atau batuan pengisi yang di Designation) mempunyai keterangan 59,2% yang dimana
hancurkan), dimana pada bagian ini mempunyai sebuah telah di jelaskan bahwa nilai tesebut di dapatkan dari
beban atau bobot yang dimana mempunyai hasil 4. hasil panjang sebuah pipa dan pada bagian ini
Sedangkan pada bagian Jw yang dimana mempunyai arti mempunyai sebuah beban atau bobot yaitu hasilnya 13.
(ukuran tekanan air yang dapat mempengaruhi kuat geser Lalu pada bagian kedua pada bagian Jn yang dimana
dari bidang diskontinu), dimana pada bagian ini mempunyai arti (jumlah set penghentian), dimana
mempunyai keterangan Medium water infiowl yang mempunyai sebuah keterangan Two sets yang mempunyai
dimana mempunyai sebuah arti (aliran air sedang ), arti yaitu (dua set) lalu pada bagian kedu ini mempunyai
dimana pada bagian 5 ini mempunyai sebuah beban atau sebuah beban atau bobot dimana yang mempuyai hasil 4.
bobot yang dimana mempunyai hasil 0,06. Lalu pada Sedangkan pada bagian Jr yang dimana mempunyai arti
bagian SRF yang dimana mempunyai arti (sebagai (kekasaran penghentian), dimana pada bagian ini
parameter total stress) yang di pengaruhi oleh letak suatu mempunyai keterangan Filed discontinuties yang dimana
lobang, dimana pada bagian ini mempunyai keterangan mempunyai arti ( kasar, bergelombang), dimana pada
Loose rock with open joint’s yang dimana mempunyai bagian 3 ini mempunyai sebuah beban atau bobot yang
arti (batuan lepas dengan sambungan terbuka), dimana dimana mempunyai hasil 3. Lalu pada bagian Ja yang
pada bagian ini mempunyai sebuah beban atau bobot dimana mempunyai arti (kondisi diskontinitas dan
yang dimana mempunyai hasil 5. dan pada bagian akhir pengesian), dimana pada bagian ini mempunyai
pada sebuah tabel (Q, Sistem) yaitu apabila telah selesai keterangan Sand or crushed rock infill yang dimana
pada bagian kolom Bobot semua yang telah di dapatkan mempunyai arti (pasir atau batuan pengisi yang di
hasilnya di jumlahkan sehingga di dapatkan hasilnya hancurkan), dimana pada bagian ini mempunyai sebuah
yaitu 31,66. Selanjutnya pada angka bagian bobot beban atau bobot yang dimana mempunyai hasil 4.
tersebut dimasukkan dalam sebuah rumus (Q, system) Sedangkan pada bagian Jw yang dimana mempunyai arti
yang dimana setelah di masukkan angka bobot tersebut di (ukuran tekanan air yang dapat mempengaruhi kuat geser
mana hasilnya adalah 0,14 dan pada (Quality of rock dari bidang diskontinu), dimana pada bagian ini
mass) yaitu (Very poor). Untuk mengetahui RQD (Rock mempunyai keterangan Medium water infiowl yang
Quality Designation) pada sebuah tabel 5, pengerjaanya dimana mempunyai sebuah arti (aliran air sedang ),
itu sama halnya dengan yang awal, pertama-pertama kita dimana pada bagian 5 ini mempunyai sebuah beban atau
harus ketahui sebuah panjang pipa yaitu 100 cm, lalu kita bobot yang dimana mempunyai hasil 0,06. Lalu pada
mengambil ukuran dari panjang pipa tersebut yaitu bagian SRF yang dimana mempunyai arti (sebagai
kelipatan dari 10 sebelum memasukkan angka kedalam parameter total stress) yang di pengaruhi oleh letak suatu
sebuah rumus. Setelah mendapatkan angka tersebut hasil lobang, dimana pada bagian ini mempunyai keterangan
dari RQD (Rock Quality Designation) yaitu 58,8% di Loose rock with open joint’s yang dimana mempunyai
dapatkan dari kelipatan 10, yaitu dari angka 11, lalu di arti (batuan lepas dengan sambungan terbuka), dimana
tambahkan 11,3, lalu di tambahkan 12, lalu di tambahkan pada bagian ini mempunyai sebuah beban atau bobot
angka 11,8, dan di tambahkan lagi 13,1. Setelah angka yang dimana mempunyai hasil 5. dan pada bagian akhir
tersebut di dapatkan, lalu dimasukkan ke dalam sebuah pada sebuah tabel (Q, Sistem) yaitu apabila telah selesai
rumus, angka yang telah kita dapatkan barusan di kali pada bagian kolom Bobot semua yang telah di dapatkan
100 setelah itu di bagi 100, sehingga kita mendapatkan hasilnya di jumlahkan sehingga di dapatkan hasilnya
hasil dari RQD (Rock Quality Designation) yaitu 59,2 %. yaitu 29,66. Selanjutnya pada angka bagian bobot
Lalu untuk mengetahui klasifikasi dari sebuah tabel tersebut dimasukkan dalam sebuah rumus (Q, system)
(RMR) terdiri dari 3 bagian yaitu Parameter, Keterangan, yang dimana setelah di masukkan angka bobot tersebut di
Rock Mass - 11
mana hasilnya adalah 0,32 dan pada (Quality of rock
mass) yaitu (Very poor).
KESIMPULAN
Untuk mengetahui sebuah kualitas massa batuan
berdasarkan klasifikasi massa batuan yaitu Untuk
mengetahui RQD (Rock Quality Designation), pertama-
pertama kita harus ketahui sebuah panjang pipa yaitu 100
cm, lalu kita mengambil ukuran dari panjang pipa
tersebut yaitu kelipatan dari 10 sebelum memasukkan
angka kedalam sebuah rumus. RQD (Rock Quality
Designation).
Setelah di masukkan angka kedalam sebuah rumus
tersebut itulah hasil dari RQD (Rock Quality
Designation), lalu selanjutnya untuk mengetahui sebuah
parameter dan perhitungan klasifikasi massa batuan
dalam menggunakan metode Rock mass rathing (RMR).
Dan untuk menentukan sebuah klasifikasi (RMR) harus
menggunakan tabel kasifikasi Rock mass rathung. Lalu
melihat keterangannya dan menentukan angka dari bobot
tersebut.
Sedangkan dalam menentukan klasifikasi parameter
massa batuan dan penentuan yang berdasarkan metode
(Q-system). Dalam menentukan sebuah metode (Q-
system) dalam sebuah tabel tersebut terdapat bagian-
bagian yang dimana telah ditentukan parameternya dan
untuk menentukan keterangan dari parameter tersebut
terdapat dalam bagian-bagian parameter, sedangkan dari
bobot itu sendiri kita dapat melihat dari keterangan yang
kita dapatkan dari tabel (Q-system) tersebut. Dan
sebelum menentukan keterangan dari tabel (Q-system),
terlebih dalu mengartikan tebel (Q-system) bahasa inggris
ke bahasa Indonesia agar mempermudah cara
penentuannya.
Berdasarkan klasifikasi RMR menunjukkan daerah
penelitian memiliki kondisi massa batuan yang baik
(kelas II atau Good Rock).
DAFTAR PUSTAKA
[1] Rai, Made Astawa, dkk., “Mekanika Batuan”,
Bandung: Institut Teknologi Bandung, 2012.
[2] Arief. S, “Dasar-dasar Analisis Kestabilan Lereng”,
Sorowako: PT INCO, 2007.
[3] Rusydy, I., Sugiyanto, D., Satrio, L. and Munandar,
I., “Geological Aspect of Slope Failure and
Mitigation Approach in Bireun- Takengon Main
Road, Aceh Province, Indonesia”. Aceh
International Journal of Science and Technology,
Vol. 5 No. 1, pp.1-1. 2016
[4] Bieniawski, Z. T., “Engineering Characteristics of
Jointed Rock Masses”, Trans. S. African Instn. Civ.
Engrs., vol. 15, pp 336 – 337, Dec. 1973.
[5] Bieniawski, Z. T., “Engineering Rock Mass
Classification”. John Willey and Sons, Inc, Canada,
1989.
[6] ISRM., “Suggested Methods for The Qualitative
Description of Discontinuities in Rock”, Int. Journal
Rock Mechanics, Mining Sciences &
Geomechanical Abstr. 17, pp. 322 – 325, 1980.
[7] Priest, S. D., and Hudson, J. A., “Discontinuity
Spacings in Rock”, International Jurnal of Rock
Mechanics and Mining Sciences, vol. 13, pp. 137,
1976.
Rock Mass - 12
UJI SIFAT FISIK
Rock Mass - 1
JURNAL PRAKTIKUM
UJI SIFAT FISIK
GUFRAN NURRAHIM
09320140199
C6
LABORATORIUM GEOMEKANIKA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
Rock Mass - 2
JURNAL PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN
UJI SIFAT FISIK
ABSTRAK
Mekanika batuan adalah salah cabang disiplin ilmu geomekanika. Mekanika batuan merupakan ilmu yang mempelajari sifat-
sifat mekanik batuan dan massa batuan. Hal ini menyebabkan mekanika batuan memiliki peran yang dominan dalam operasi
penambangan, seperti pekerjaan penerowongan, pemboran, penggalian, peledakan dan pekerjaan lainnya. Sehingga untuk mengetahui
sifat mekanik batuan dan massa batuan dilakukan berbagai macam uji coba baik itu di laboratorium maupun di lapangan langsung atau
secara insitu. Adapun yang termasuk kedalam sifat fisik batuan adalah sebagai berikut: Bobot Isi Asli (γn), Bobot Isi Kering (γo), Bobot Isi
Jenuh (γw), Apparent Specific Gravity (GSA), True Specific Gravity (GST), Kadar Air Asli (ωn), Kadar Air Jenuh (ωsat), Derajat kejenuhan
(S), Porositas, Angka pori (void ratio), Angka pori merupakan perbandingan antara volume pori dan volume butir [2]. Dalam percobaan uji
kuat fisik, terdapat 6 kode sampel yaitu G1,G2,G3,MB1,MB2 dan MB3. Dari hasil percobaan, didapatkan beberapa hasil yaitu: Bobot Isi
Asli (γn), sampel MB1 memiliki bobot tertinggi yaitu 1.7714 gr/cm3. Bobot Isi Kering (γo), sampel G3 memiliki bobot tertinggi yaitu
1.3264 gr/cm3. Bobot Isi Jenuh (γw), sampel G3 yaitu 1.3747 gr/cm3. Apparent Specific Gravity (GSA), sampel MB3 memiliki berat jenis
tertinggi yaitu 0.0010 gr. True Specific Gravity (GST), sampel G3, MB1, MB2 dan MB3 memiliki berat jenis tertinggi yaitu 0.0014 gr.
Kadar Air Asli (ωn), sampel MB1 memiliki kadar tertinggi yaitu 41.1602%. Kadar Air Jenuh (ωsat), sampel MB1 memiliki kadar tertinggi
yaitu 7.0343%. Derajat kejenuhan (S), sampel MB1 memiliki derajat kejenuhan tertinggi yaitu 585.1332%. Porositas, sampel MB1 memiliki
porositas tertinggi yaitu 8.8275%. Angka pori (void ratio), sampel G2 memiliki void ratio tertinggi yaitu 1.5901.
Kata Kunci: Bobot isi asli, Bobot isi kering, Bobot isi kering, Apparent Specific Gravity (GSA), True Specific Gravity (GST)
DAFTAR PUSTAKA
GUFRAN NURRAHIM
09320140199
C6
LABORATORIUM GEOMEKANIKA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
ABSTRAK
Kuat geser batuan adalah perlawanan internal batuan terhadap tegangan yang bekerja sepanjang bidang geser dalam batuan tersebut
yang dipengaruhi oleh karakteristik, intrinstik dan faktor internal.Kuat geser batuan juga kemampuan batuan melawan tegangan geser yang
terjadi pada saat terbebani. Kuat geser batuan adalah perlawanan internal batuan terhadap tegangan yang bekerja sepanjang bidang geser
dalam batuan tersebut yang dipengaruhi oleh karakteristik intrinstik dan faktor eksternal. Kuat geser batuan dibagi dengan dua jenis, yaitu
Kuat geser puncak (peak) dan Kuat geser Residu (sisa). Kuat geser tanah atau batuan adalah kemampuan tanah melawan tegangan geser yang
terjadi pada saat terbebani. keruntuhan geser atau shear failure tanah atau batuan terjadi bukan disebabkan karena hancurnya butir butir tanah
tersebut tapi karena adanya gerak relatif antara butir butir tanah tersebut. Pada sampel G1 diperoleh luas permukaan batu A = 0,88 m 2, gaya
geser Fg (peak) = 0,28434 N dan Fg (residual) = 0,18279 N, tegangan normal = 227,2 MPa, tegangan geser (peak) = 323,1 Mpa dan
(residual) = 207,7 MPa, sudut geser dalam (peak) = 540 dan (residual) = 420, dan kohesi (peak) = 10,4 MPa (residual) = 3,2 MPa. Setelah
melakukan praktikum mekanika batuan dilaboratorium geomekanika dengan mata acara uji kuat geser maka dapat disimpulkan uji ini
menggunakan mesin tekan (compression machine) untuk menekan sampel batuan yang berbentuk silinder dari satu arah (uniaxial).
Penyebaran tegangan di dalam sampel batuan secara teoritis adalah searah dengan gaya yang dikenakan pada sampel tersebut.
Sampel G3
a) Luas permukaan batu
2(PxL+ PxT + LxT ) ()()
A. =
100 ❑
Uji Kuat Geser - 29
tidak searah dengan gaya yang dikenakan pada sampel
tersebut karena ada pengaruh dari plat penekan mesin
tekan yang menghimpit sampel, sehingga bentuk pecahan
tidak terbentuk bidang pecah yang searah dengan gaya
melainkan berbentuk kerucut cone. Perbandingan antara
tinggi dan diameter sampel (l/d) mempengaruhi nilai kuat
tekan batuan. Untuk melakukan pengujian pada kuat tekan
maka dari itu kita dapat digunakan yaitu 2 < l/d < 2,5.
Adapun parameter yang mempengaharui uji kuat
geser pada batuan yaitu :
a. Luas permukaan contoh
b. Gaya geser
Grafik 3.1 Uji Kuat Geser c. Tegangan normal
d. Tegangan geser
PEMBAHASAN e. Sudut geser dalam
Pada sampel G1 diperoleh luas permukaan batu A f. Kohesi
= 0,88 m2, gaya geser Fg (peak) = 0,28434 N dan Fg
(residual) = 0,18279 N, tegangan normal = 227,2 MPa, DAFTAR PUSTAKA
tegangan geser (peak) = 323,1 Mpa dan (residual) = 207,7 [1] Arsyad M, 2017, Analisi sifat fisis dan mekanik
MPa, sudut geser dalam (peak) = 540 dan (residual) = 420, batuan karst Maros. Universitas Negeri Makassar.
dan kohesi (peak) = 10,4 MPa (residual) = 3,2 MPa. Makassar
Pada sampel G1 diperoleh luas permukaan batu A [2] Rahman A, 2018, Uji laboratorium mekanika batuan
= 0,985 m2, gaya geser Fg (peak) = 0,34527 N dan Fg menggunakan metode unconfined compressive
(residual) = 0,18279 N, tegangan normal = 406,09 MPa, strength pada batuan inti (core) batupasir. Akademi
tegangan geser (peak) = 350,5 MPa dan (residual) = 185,5 Minyak dan Gas Balongan Indramayu. Bandung.
MPa, sudut geser dalam (peak) = 40° dan (residual) = 24°, [3] Rai, 1998. Perencanaan dan Pelatihan Teknik
dan kohesi (peak) = 9,8 MPa (residual) = 4,7 MPa. Terowongan. Laboratorium Geoteknik Pusat Antar
Pada sampel G1 diperoleh luas permukaan batu A Universitas Ilmu Rekayasa Institut Teknologi
= 1,017m2, gaya geser Fg (peak) = 0,38589 N dan Fg Bandung. Bandung.
(residual) = 0,22341 N, tegangan normal = 589,9 MPa, [4] Rai, 1998. Mekanika Batuan. Laboratorium
tegangan geser (peak) = 379,4 Mpa dan (residual) = 219,6 Geoteknik Pusat Antar Universitas Ilmu Rekayasa
MPa, sudut geser dalam (peak) = 32° dan (residual) = 20°, Institut Teknologi Bandung. Bandung.
dan kohesi (peak) = 10,8 MPa (residual) = 4,9 MPa.
Pada gambar grafik uji kuat geser tersebut dalam
pembuatannya langakah-langkah yang dilakukan untuk
membuat grafik tersebut yaitu dimana langkah pertama
memasukkan data ke dalam Microsoft Office Exel. Pada
tahap selanjutnya dalam langkah kedua yaitu membuat
tabel yang dimana dalam isi tabel tersebut yaitu data
pertama (tegangan normal) yang dimana nilai yang
dimasukkan ke dalam tabel tersebut yaitu sampel G1,
sampel G2, dan sampel G3 yang kedua data dari
(tegangan geser) yang di dalamnya di ambil nilai (peak
dan residual). Dari sampel G1, sampel G2, dan sampel
G3. Setelah data tersebut di masukkan atau telah di isi,
langkah selanjutnya yaitu klik Insert lalu setelah itu apa
bila muncul, selanjutnya klik Scatter dan apabila telah
muncul selanjutnya klik Scatter With Straight Linea And
Markers. Maka grafik tersebut otomatis akan muncul.
Dari grafik uji kuat geser tersebut, dapat
diketahui bahwa nilai kuat geser puncak (Peak) lebih
tinggi daripada nilai kuat geser residu (sisa).
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum mekanika batuan
dilaboratorium geomekanika dengan mata acara uji kuat
geser maka dapat disimpulkan uji ini menggunakan mesin
tekan (compression machine) untuk menekan sampel
batuan yang berbentuk silinder dari satu arah (uniaxial).
Penyebaran tegangan di dalam sampel batuan secara
teoritis adalah searah dengan gaya yang dikenakan pada
sampel tersebut. Tetapi dalam kenyataannya arah tegangan
Uji Kuat Geser - 30
UJI KUAT TEKAN
GUFRAN NURRAHIM
09320140199
C6
LABORATORIUM GEOMEKANIKA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
ABSTRAK
Mekanika batuan adalah salah cabang disiplin ilmu geomekanika. Mekanika batuan merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat
mekanik batuan dan massa batuan. Uji kuat tekan uniaksial dilakukan untuk menentukan kuat tekan batuan (σt ), Modulus Young (E),
Nisbah Poisson (v) dan kurva tegangan-regangan. Ada dua metode yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kuat tarik conto batuan di
laboratorium, yaitu metode kuat tarik langsung dan metode kuat tarik tak langsung. Pengujian ini mengunakan alat mesin tekan untuk
memberikan beban pada sampel batuan. Tujuan utama uji triaksial adalah untuk menentukan kekuatan batuan pada kondisi pembebanan
triaksial melalui persamaan kriteria keruntuhan. Kriteria keruntuhan yang sering digunakan dalam pengolahan data uji triaksial adalah
criteria Mohr-Coulomb. Pada sampel G-MB1, berdasarkan hasil perhitungan diatas maka kita memperoleh luas permukaan conto A =
2,50707894 m², Kuat tekan = 0,015954823 MPa, Nilai Konstanta Hoek-Brown (mb) = 0,421734896, Nilai Konstanta Hoek-Brown (s) =
0,0000811, Nilai Kuat Tekan Bebas Massa Batuan σ^,cm = 0,001385215 MPa, Nilai Tegangan Maksimum = 7,396286022 MPa, Tegangan
Minimum = 463,576823 Mpa, Sudut Geser Dalam θ= 0,683035738° (0°40’58.93”), Kohesi = 0,007595751 MPa dan Modulus Deformasi Em
= 0,025938568. Pada saat sampel batuan menerima beban pengujian yang diterapkan secara teratur dan meningkat, maka kondisi sampel
batuan cenderung mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini akan terjadi dalam arah lateral dan arah vertikal. Sehingga sampel
batuan secara langsung mengalami perubahan bentuk volumetrik. Perubahan bentuk dalam arah lateral terhadap diameter tersebut rengangan
lateral dan perubahan bentuk dalam arah vertikal terhadap tinggi disebut regangan aksial serta perubahan bentuk di sebut dengan regangan
volumetric.
−ε l
V=
εa
Keterangan:
V = Nisbah Poisson
ε l = Regangan lateral (%)
εa = Regangan aksial (%)
Gambar 4.3 Pengujian Kuat Tarik
Pada uji kuat tekan uniaksial terdapat tipe pecah
suatu conto batuan pada saat runtuh. Tipe pecah conto Ada dua metode yang dapat dipergunakan untuk
batuan bergantung pada tingkat ketahanan conto batuan mengetahui kuat tarik conto batuan di laboratorium,
dan kualitas permukaan conto batuan yang bersentuhan yaitu metode kuat tarik langsung dan metode kuat tarik
langsung dengan permukaan alat penekan saat tak langsung. Metode kuat tarik tak langsung
pembebanan. Kramadibrata (1991) mengatakan bahwa merupakan uji yang paling sering digunakan. Hal ini
uji kuat tekan uniaksial menghasilkan tujuh tipe pecah, disebabkan uji ini lebih mudah dan murah daripada uji
yaitu: kuat tarik langsung. Salah satu uji kuat tarik tak
a) Cataclasis langsung adalah Brazilian test. Pada uji brazilian, kuat
b) Belahan arah aksial (axial splitting) tarik batuan dapat ditentukan berdasarkan persamaan:
c) Hancuran kerucut (cone runtuh) 2. F
d) Hancuran geser (homogeneous shear) σt = π . D . L
e) Hancuran geser dari sudut ke sudut (homogeneous
shear corner to corner)
Uji Kuat Tekan - 34
Keterangan : – 23 Is untuk diameter percontoh = 50 mm. Jika Is = 1
σt = Kuat tarik batuan (MPa) MPa maka index tersebut tidak lagi mempunyai arti
F = Gaya maksimum yang dapat ditahan batuan sehingga disarankan untuk menggunakan pengujian
(kN) lain dalam penentuan kekuatan ( strength ) batuan.
D = Diameter conto batuan (mm) Pengujian ini menggunakan alat mesin tekan
L = Tebal batuan (mm)Tegangan Normal untuk memberikan beban pada sampel batuan. Pada
saat sampel batuan menerima beban pengujian yang
diterapkan secara teratur dan meningkat, maka kondisi
sampel batuan cenderung mengalami perubahan
bentuk. Perubahan bentuk ini akan terjadi dalam arah
lateral (Δd) dan arah vertikal (Δl). Sehingga sampel
batuan secara langsung mengalami perubahan bentuk
volumetrik.
Kuat tekan uniaksial adalah perbandingan beban
yang diberikan pada sampel batuan terhadap luas
permukaan sampel yang menerima beban.
P
Is =
D2
Keterangan:
Is = Point load strength index ( Index Franklin )
P = Beban maksimum sampai perconto pecah
D = Jarak antara dua konus penekan
F
b) σc =
A f. Sudut Geser Dalam
a−1
40 6 a mb ( s +mb σ , 3 n)
= −1
2,50707894 θ=sin , a−
= 15,95482271 kN/m2 2 ( 1+a ) ( 2+a ) +6 a mb ( s+ mbσ 3 n )
= 0,015954823 MPa =
6( 0,5)(0,42) ( 0,0000811+0,42(463,57
Penentuan Kohesi dan Sudut Geser Dalam dengan sin −1
Kriteria Keruntuhan Hoek-Brown : 2 ( 1+0,5 )( 2+0,5 ) +6 (0,5)(0,42) ( 0,0000811+ 0,4
a. Nilai Konstanta Hoek-Brown (mb) −1 0,090485726
= sin
( GSI−100 ) 7,590485726
mb = mi exp ( ) = 0,683035738° (0°40’58.93”)
28−14 D
( 35−100 ) g. Kohesi
= 15 x exp ( )
28−14 (0 , 7)
= 15 x exp (-3,571428571)
= 0,421734896
Uji Kuat Tekan - 37
C = = 0,000145
, , a−1
σci ( ( 1+ 2 a ) s+ (1−a ) mb σ )( s +mb σ 3 n)
3n
c. Nilai Kuat Tekan Bebas Massa Batuan
a−1 a −1
√
( 1+a ) ( 2+a ) 1+ 6 a mb ( s +mb σ ,
)
3n
, 2 ( mb+ 4 s−a ( mb−8 s ) ) (
mb
+ s)
(1+ a ) (2+ a ) σ cm = 4
= 2(1+a)(2+a)
=2 ¿(¿0,42 ) 463,5 )0.5−1
0,0159( ( 1+2 ( 0,5 ) ) (0,0000811)+ ( 1−0.5 ) (0,42) 463,5) ( 0,0000811+
0,001687
0.5−1
=
( 1+ 0,5 ) ( 2+ 0,5 ) √ 1+6(0,5)0,42 ( 0,0000811+ ( 0,42 ) 463,5 )
10,08
( 1+0,5 ) ( 2+0,5 ) = 0,00016734 MPa
0.111543237
d. Nilai Tegangan Maksimum
= 3.91598717118239
3.75 σ , max σ , cm −0,91
= 0,72( )
= 0,007595751 MPa σ , cm γH
GSI −10 , σ , cm −0,91 ,cm
σci σ max = 0,72( xσ
h. Em =
√ 100
10
0,015954823
40
35−10
=
γH
)
0,72(
0,00016734 −0,91
) x
=
√ 100
= 0,000159548 x 100,625
10 40
0,00016734
1,7281 x 16
= 40345,441218 x 0,001385215
= 0,025938568 = 6,751391 MPa
0.0095581
39−10
Bandung. Bandung.
[5] Rai, 1998. Mekanika Batuan. Laboratorium Geoteknik
Pusat Antar Universitas Ilmu Rekayasa Institut
=
√ 100
10 40
= 0,000095581 x 100,725
Teknologi Bandung. Bandung.
[6] Tim asisten mekanika batuan, 2017. ”Penuntun
Praktikum Mekanika Batuan”. Fakultas Teknologi
= 0,022526 Industri Universitas Muslim Indonesia.
PEMBAHASAN
Pada sampel G-MB1, berdasarkan hasil
perhitungan diatas maka kita memperoleh luas permukaan
conto A = 2,50707894 m², Kuat tekan = 0,015954823
MPa, Nilai Konstanta Hoek-Brown (mb) = 0,421734896,
Nilai Konstanta Hoek-Brown (s) = 0,0000811, Nilai Kuat
Tekan Bebas Massa Batuan σ ,cm = 0,001385215 MPa,
Nilai Tegangan Maksimum = 7,396286022 MPa,
Tegangan Minimum = 463,576823 Mpa, Sudut Geser
Dalam θ=¿0,683035738° (0°40’58.93”), Kohesi =
0,007595751 MPa dan Modulus Deformasi Em =
0,025938568.
Pada sampel G-MB2, berdasarkan hasil
perhitungan diatas maka kita memperoleh luas permukaan
conto A = 4,91732 m², Kuat tekan = 0,0095581 MPa, Nilai
Konstanta Hoek-Brown (mb) = 0,59545, Nilai Konstanta
Hoek-Brown (s) = 0,000145, Nilai Kuat Tekan Bebas
Massa Batuan σ ,cm = 0,00016734 MPa, Nilai Tegangan
Maksimum = 6,751391 MPa, Tegangan Minimum =
706,3562 Mpa, Sudut Geser Dalam θ=¿4,478275°
(4°28’41.79”), Kohesi = 0,006944 MPa dan Modulus
Deformasi Em = 0,022526.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pengujian ini mengunakan alat mesin tekan untuk
memberikan beban pada sampel batuan. Pada saat sampel
batuan menerima beban pengujian yang diterapkan secara
teratur dan meningkat, maka kondisi sampel batuan
cenderung mengalami perubahan bentuk. Perubahan
bentuk ini akan terjadi dalam arah lateral dan arah vertikal.
Sehingga sampel batuan secara langsung mengalami
perubahan bentuk volumetrik. Perubahan bentuk dalam
arah lateral terhadap diameter tersebut rengangan lateral
dan perubahan bentuk dalam arah vertikal terhadap tinggi
disebut regangan aksial serta perubahan bentuk di sebut
dengan regangan volumetrik
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kramadibrata Suseno, 2009.”Karakteristik Massa
Batuan”.Departemen Teknik Pertambangan.Institut
Teknologi Bandung.
[2] Arsyad M, 2017, Analisis sifat fisis dan mekanik
batuan karst Maros. Universitas Negeri Makassar.
Makassar
[3] Rahman A, 2018, Uji laboratorium mekanika batuan
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Arsyad M, 2017, Analisis sifat fisis dan mekanik batuan karst Maros. Universitas
Negeri Makassar. Makassar
Bieniawski, Z. T., “Engineering Rock Mass Classification”. John Willey and Sons,
Inc, Cana da, 1989.
Graha,D.S.,”Batuan dan Mineral”. Nova, Bandung.
Rahman A, 2018, Uji laboratorium mekanika batuan menggunakan metode
unconfined compressive strength pada batuan inti (core) batupasir. Akademi
Minyak dan Gas Balongan Indramayu. Bandung.
Rai, 1998. Mekanika Batuan. Laboratorium Geoteknik Pusat Antar Universitas
Ilmu Rekayasa Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Rai, 1998. Perencanaan dan Pelatihan Teknik Terowongan. Laboratorium Geoteknik
Pusat Antar Universitas Ilmu Rekayasa Institut Teknologi Bandung.
Bandung.
Daftar Pustaka - 42
LAMPIRAN
Daftar Pustaka - 43
PROBLEM
SET
Daftar Pustaka - 44
ROCK MASS
Daftar Pustaka - 45
UJI SIFAT FISIK
UJI KUAT GESER
UJI KUAT TEKAN
CURRICULUM VITAE
BIOGRAFI
BIOGRAFI