KONTAKTOR
Kontaktor adalah sakelar yang dikontrol secara elektrik yang digunakan untuk mengalihkan
rangkaian daya listrik. Kontaktor biasanya dikontrol oleh sirkuit yang memiliki tingkat daya yang jauh
lebih rendah daripada sirkuit yang diaktifkan, seperti koil elektromagnet 24 volt yang mengendalikan
sakelar motor 230 volt. Kontaktor adalah sebuah alat elektro magnetik yang prinsip kerjanya
memanfaatkan teori bahwa arus listrik yang mengalir pada sebuah tembaga akan menghasilkan medan
magnet
Kontaktor AC untuk aplikasi pompa.
Tidak seperti relai serba guna, kontaktor dirancang untuk dihubungkan langsung ke perangkat
beban arus tinggi. Relai cenderung berkapasitas lebih rendah dan biasanya dirancang untuk aplikasi
yang biasanya tertutup dan biasanya terbuka . Perangkat yang beralih lebih dari 15 ampere atau di sirkuit
dengan nilai lebih dari beberapa kilowatt biasanya disebut kontaktor.
Kontaktor datang dalam berbagai bentuk dengan kapasitas dan fitur yang berbeda-beda. Tidak
seperti pemutus arus , kontaktor tidak dimaksudkan untuk memutus arus hubung singkat . Kontaktor
berkisar dari yang memiliki arus putus beberapa ampere hingga ribuan ampere dan 24 V DC hingga
banyak kilovolt. .
Kontaktor digunakan untuk mengontrol motor listrik , penerangan , pemanas , bank kapasitor ,
evaporator termal, transfer switch dan beban listrik lainnya.
Bagian Kontaktor
1. Kontak utama
Ini terdiri dari tiga NO kontak. Biasanya diberi kode angka dari 1 sampai 6 yang semuanya
berpasangan. Untuk instalasi pada listrik industri, biasanya beban di hubungkan langsung pada ketiga fasa
ini. Dan kemudian, coil kontaktor yang berfungsi untuk kontrolnya.
2. Kontak bantu
Kontak bantu ini terdiri dari NO dan NC yang di fungsikan khusus untuk membantu kebutuhan
Anda jika kurangnya kebutuhan kontak pada kontak utama. Kontak ini biasanya diberi kode penomoran
dari angka 13 hingga 22.
3. Coil Kontaktor
Koil ini memiliki sifat elektromagnetik, sehingga ini dapat memberikan tegangan berupa arus
listrik yang akan merubah keseluruhan kontak yang ada menjadi close atau open sesuai dengan fungsinya.
Sedangkan prinsip kerja pada kontaktor ini adalah menyalurkan aliran listrik yang didapat pada
kumparan ke seluruh kontak termasuk koil yang juga menyalurkan tegangan listrik. Saat proses instalasi,
kontaktor lebih membutuhkan komponen tambahan berupa tombol NC untuk memberhentikan dan
memutus aliran listrik yang menuju ke koil kontaktor.
Kita juga membutuhkan MCB dan Relay untuk perlindungan utama dari instalasi komponen
listrik yang kita rancang. Kontak bantu dapat berfungsi sebagai pengunci pada rangkaian listrik yang kita
pasang secara pararel. Jadi pada fungsinyakontak bantu juga dapat kita jadikan tombolatau button start
yang berfungsi seolah-olah sebagai sakelar pada komponen listrik tersebut.
PRINSIP DAN CARA KERJA KONTAKTOR
Prinsip dan cara kerja kontaktor adalah dengan arus dan tegangan VAC ataupun VDC (tergantung
dari karakteristik coil pada kontaktor), yang kemudian arus itu akan menggerakan coil. Arus listrik yang
masuk akan membuat medan magnet yang akan menarik kontak ( L1,L2,L3 dan kontak bantu) yang
awalnya dalam keadaan NO (Normally Open) menjadi NC (Normally Close). Dalam proses tersebut
biasanya kontaktor membutuhkan waktu sekitar 4 – 19ms (untuk membuka) dan 12-22ms (untuk
menutup). Ketika arus yang masuk kedalam kontaktor berhenti, maka medan magnet akan hilang dan
menyebabkan kontaktor akan kembali pada keadaan semula
A. Kontaktor Magnet
Kontaktor magnet atau sakelar magnet adalah sakelar yang bekerja berdasarkan kemagnetan.
Artinya sakelar ini bekerja bila ada gaya kemagnetan. Magnet berfungsi sebagai penarik dan pelepas
kontak-kontak. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan arus dan memutuskan arus dalam keadaan
kerja normal. Arus kerja normal ialah arus yang mengalir selama pemutusan tidak terjadi. Sebuah
kontaktor kumparan magnetnya (coil) dapat dirancang untuk arus searah (arus DC) atau arus bolak-balik
(arus AC).
1. Kontaktor Magnet Arus Searah (DC)
Kontaktor magnet arus searah (DC) terdiri dari sebuah kumparan yang intinya terbuat dari besi.
Jadi bila arus listrik mengalir melalui kumparan, maka inti besi akan menjadi magnet. Gaya magnet inilah
yang digunakan untuk menarik angker yang sekaligus menutup/ membuka kontak. Bila arus listrik
terputus ke kumparan, maka gaya magnet akan hilang dan pegas akan menarik/menolak angker sehingga
kontak kembali membuka atau menutup.
Untuk merancang kontaktor arus searah yang besar dibutuhkan tegangan kerja yang besar pula, namun
hal ini akan mengakibatkan arus yang melalui kumparan akan besar dan kontaktor akan cepat panas. Jadi
kontaktor magnet arus searah akan efisien pada tegangan kerja kecil seperti 6 V, 12 V dan 24 V.
Gambar 1. Simbol dan gambar fisik kontaktor magnet DC
Bentuk fisik relay dikemas dengan wadah plastik transparan, memiliki dua kontak SPDT (Single Pole
Double Throgh) Gambar 2.1, satu kontak utama dan dua kontak cabang). Relay jenis ini menggunakan
tegangan DC 6V, 12 V, 24 V, dan 48 V. Kemampuan kontak mengalirkan arus listrik sangat terbatas
kurang dari 5 ampere.
2. Kontaktor Magnet Arus Bolak balik (AC)
Kontruksi kontaktor magnet arus bolak-balik pada dasarnya sama dengan kontaktor magnet arus
searah. Namun karena sifat arus bolak-balik bentuk gelombang sinusoida, maka pada satu periode
terdapat dua kali besar tegangan sama dengan nol. Jika frekuensi arus AC 50 Herz berarti dalam 1 detik
akan terdapat 50 gelombang. Dan 1 periode akan memakan waktu 1/50 = 0,02 detik yang menempuh dua
kali titik nol. Dengan demikian dalam 1 detik terjadi 100 kali titik nol atau dalam 1 detik kumparan
magnet kehilangan magnetnya 100 kali.
Komponen dan Simbol pada Kontaktor AC
1. Kumparan Magnet (coil) : dengan simbol A1 – A2 yang akan bekerja bila mendapat sumber
tegangan listrik.
2. Kontak Utama (RST) : terdiri dari simbol angka L1,L2,L3
3. Keluaran Kontak Utama (UVW) : terdiri dari simbol angka T1,T2,T3
4. Kontak Bantu NO (Normally Open) : terdiri dari simbol angka 13,14
5. Kontak Bantu NC (Normally Close) : terdiri dari simbol angka 21,22
Jenis – Jenis Kontaktor
Kontaktor yang dijual di pasaran umumnya memiliki prinsip dan cara kerja yang sama.
Hanya saja untuk jenis contactor memiliki perbedaan berdasarkan spesifikasinya seperti Kutub (Pole),
Kapasitas Ampere (Rated Operational Current), dan Tegangan Coil (Coil Voltage).
1. Kutub Kontaktor (Pole Contactor)
3 Pole
4 Pole
2. Kapasitas Ampere Kontaktor (Rated Operational Current Contactor)
6 Ampere
9 Ampere
12 Ampere
16 Ampere
18 Ampere
20 Ampere
25 Ampere
32 Ampere
38 Ampere
40 Ampere
50 Ampere
60 Ampere
65 Ampere
80 Ampere
95 Ampere
115 Ampere
125 Ampere
150 Ampere
200 Ampere
3. Tegangan Coil Kontaktor (Coil Voltage Contatcor)
24 VAC
110 VAC
220 VAC
380 VAC
24 VDC
Masalah Yang Sering Muncul Pada Kontaktor
Dari banyaknya permasalahan yang muncul pada penggunaan contactor, berikut kami berikan
contoh masalah yang sering terjadi dan cara mengatasinya :
1. Kontaktor Macet (Tidak Bisa Kontak)
Untuk mengetahui apa yang terjadi pada unit saat macet atau tidak bisa kontak, kita bisa
menggunakan cara berikut :
Cek pada Coil kontaktor dengan avometer dan gunakan ohm untuk mengetahui apakah coil
tersebut rusak atau tidak, coil yang normal biasanya memiliki nilai hambatan.
Diamkan kontaktor agar suhunya turun, karena overheat bisa jadi penyebab unit menjadi
macet. Apabila sudah didinginkan tetap terjadi macet, maka kontaktor tersebut bisa
dipastikan rusak.
2. Kontaktor Berbau Gosong (Terbakar)
Lakukan pengecekan kabel dan baut pada komponen A1 dan A2, apakah ada yang longgar
atau tidak.
Lakukan cek arus pendek (short circuit) apa instalasi elektrikal anda. Jangan pasang unit baru
apabila penyebab arus pendek masih belum ditemukan.
3. Kontaktor Bergetar saat ON OFF
Untuk permasalahan ini bisa jadi coil pada unit sudah lemah karena faktor usia pemakaian,
alangkah baiknya jika anda segera mengganti unit baru.
4. Keuntungan Menggunakan Kontaktor
Arus listrik yang menuju motor akan melalui kontaktor terlebih dahulu sehingga lebih aman.
Kontaktor dengan mudah dikendalikan oleh peralatan elektronik lainnya.
Perawatan kontaktor lebih mudah dibanding saklar.
Potensi munculnya bunga api lebih minim.
Dapat mengendalikan motor dari jarak cukup jauh tanpa menambah lebih banyak kabel besar.
Harga kontaktor umumnya lebih murah untuk penggunaan arus yang besar daripada saklar
dengan spesifikasi sejenis.