Peran Dan Fungsi IQ, EQ, Dan SQ Dalam Perspektif Psikologi Islam - Noveranita Amelia
Peran Dan Fungsi IQ, EQ, Dan SQ Dalam Perspektif Psikologi Islam - Noveranita Amelia
Peran Dan Fungsi IQ, EQ, Dan SQ Dalam Perspektif Psikologi Islam - Noveranita Amelia
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Khairunnas Rajab
Disusun oleh:
Noveranita Amelia
22060221928
MAGISTER PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna diciptakan oleh Allah diantara
makhluk ciptaan-Nya yang lain, sehingga manusia mendapatkan amanah untuk menjadi
khalifah di muka bumi. Manusia dibekali berbagai potensi agar dapat menjalankan perannya
dengan baik menjalani kehidupan di muka bumi. Manusia diberikan akal untuk dapat
mempelajari hal yang baik ataupun yang buruk. Manusia lahir dengan kapasitas inteligensi
yang berbeda namun, bagaimana cara memaksimalkan potensi intelektual.
Kecerdasan Intelektual (IQ) adalah kecerdasan yang berhubungan dengan hapalan,
berhitung, logika, membaca ruang. Iq Tinggi ditandai dengan pandai di sekolah, nilai tinggi,
mampu menyelesaikan masalah secara optimal, mampu mengambil keputusan secara tepat,
kemampuan berbahasa tinggi: kosakata, berbicara lancar, mampu memahami bacaan secara
tepat, penampilan selalu rapi, bersih dan matanya bersinar-sinar. Iq rendah ditandai dengan
nilai yang jelek di sekolah, terlambat berfikir, dan penampilan tidak meyakinkan, mulut
menganga dengan tatapan mata yang kosong (Wiguna, 2014).
Namun, IQ tidak dapat menjalankan fungsinya secara optimal jika tidak ada
kemampuan lain yang mendukung seperti kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.
Meskipun seseorang itu adalah sang juara saat di kelas, tapi belum tentu ia sukses di masa
depan. Kecerdasan emosional memiliki peranan penting dalam memaksimalkan potensi IQ
begitu juga dengan Kecerdasan Spiritual yang berperan menjadi penentu perilaku yang
berlandaskan Agama dan nilai nilai moral sehingga dapat menjadi pengendali kehidupan
manusia dan kedalam pembinaan pribadi yang jika tertanam kuat maka semakin kuat
pengaruhnya dalam pengendalian tingkah laku dan pembentukan sikap. Sikap dan Karakter
individu dapat menentukan kualitas sumber daya manusia. Jika kecerdasan intelektualnya
tinggi dan spiritualnya baik akan tetapi kecerdasan emosionalnya rendah maka individu akan
menghadapi beberapa permasalahan dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu, ketiga
kecerdasan yang dimiliki setiap individu diharapkan agar dapat seimbang sehingga setiap
individu mendapatkan kehidupan yang bahagia.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini ialah: menjelaskan bagaimana IQ, EQ dan SQ
berperan dan berfungsi dalam diri individu ?
C. Tujuan
Tujuan makalah ini ialah untuk mendeskripsikan IQ, EQ dan SQ sehingga dapat
membedakan peran dan fungsi IQ, EQ, dan SQ
BAB II
PEMBAHASAN
Kecerdasan Intelektual tidak dapat dicapai tanpa bantuan aktivitas emosional yang
positif. Mengapa demikian? Karena Otak sebagai pusat Intelegensi hanya mampu berperan
sekitar 5-10% dalam menentukan kehidupan manusia kedepannya. Lebih dari itu sekitar 90%
kehidupan manusia ditentukan oleh lingkungannya, bagaimana lingkungan membentuk
karakternya sesuai dengan lingkungan. Sebagaimana Firman Allah dalam QS. An-Nahl-ayat-78
yang artinya “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”
Ayat ini memiliki makna yang sama dengan Hadits “Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas
fitrah hingga ia fasih (berbicara), maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi,
Nasrani, atau Majusi.”
3. Fungsi-fungsi Emosi
Menurut (Goleman dan Hammen, 1997) bahwa terdapat beberapa fungsi
kecerdasan emosi yaitu sebagai berikut :
a. Kecerdasan Emosi sebagai pembangkit energi, yang memberikan kegairahan
dalam kehidupan manusia. (ketika kita mencintai orang di satu kantor, tentu
kita akan bersemangat datang untuk bekerja. Atau sebaliknya jika kita putus
cinta maka merasa hari-hari suram dan tidak berenergi untuk bekerja). Artinya
ketika seseorang merasakan emosi, maka tubuhnya akan tergerak untuk
melakukan apa yang dirasakannya, dalam hal ini emosi membangkitkan dan
memobilisasi energi manusia
b. Kecerdasan Emosi sebagai penyampai Informasi, Fungsi ini lebih mengarah
pada komunikasi intrapersonal. Maksudnya, ketika emosi di rasakan seseorang,
maka secara tidak langsung mereka menyadari apa yang sedang terjadi pada
dirinya atau stimuli apa yang mereka dapat dari lingkungan. Dalam
berkomunikasi, pasti seseorang memiliki tujuan atau pesan yang akan
disampaikan. Seperti ketika seseorang sedang bercerita dengan sahabatnya,
dalam cerita itu terdapat cerita sedih yang membuat mereka menangis bahan
sahabatnya (pendengar/ komunikan) juga turut menangis.
c. Kecerdasan Emosi berfungsi sebagai perjuangan untuk bertahan hidup
(survival). Sebagai contoh ketika seseorang lapar maka tergeraklah orang itu
untuk bekerja /mencari makan.
d. Kecerdasan Emosi sebagai penguat pesan atau informasi. Yaitu berfungsi
untuk memperkuat pesan atau informasi yang disampaikan (reinforcer).
(Sewaktu mengatakan kalimat “Apakah anda mengerti maksud saya?” dengan
nada biasa atau datar. Beda dengan “Anda mengerti tidak maksud saya?!”
dengan nada marah sambil menunjuk-nunjuk orang yang ditanya.
e. Kecerdasan Emosi sebagai penyeimbang hidup (Balancer). Yaitu emosi
sebagai penyeimbang hidup. Contoh, ketika sedih kehilangan orang yang
dicintai lalu kita menangis. Atau melihat kejadian lucu kita tertawa.
Emosi memiliki fungsi-fungsi vital bagi manusia. Emosi yang dialami manusia
menjadikan manusia mampu menimbulkan respon berdasarkan informasi yang diterimanya.
Misal target sales anda tidak tercapai, tentunya anda akan merasakan kurang puas yang
mendorong anda kearah lebih baik. Seperti halnya pikiran manusia memiliki kemampuan untuk
menghasilkan gelombang energi yang luar biasa, maka emosi pun sangat kuat pengaruhnya.
Bahkan dalam banyak hal, pengaruhnya bisa melebihi energi universal. Semua yang ditarik ke
dalam realitas fisik tercipta berdasarkan pikiran dan kekuatan emosi tersebut.
Emosi perlu dikenali, dilatih, dan dikendalikan agar bisa mendukung proses
perkembangan kesadaran diri. Jika seseorang mampu mengendalikan emosi, mereka dapat
berpikir jernih dan kreatif. Orang akan mampu mengelola beragam situasi dan tantangan,
berkomunikasi dengan baik pada orang lain, memperlihatkan kepercayaan, empati, dan penuh
percaya diri. Sebaliknya, jika emosi tidak terkendali, maka yang akan muncul adalah rasa
bingung, terisolasi, tidak berdaya, dan aneka kondisi negatif yang merugikan. Untuk itu setiap
orang perlu menaruh perhatian pada aspek pengembangan emosi, dan melatih mengontrol
reaksinya ketika menghadapi situasi yang berbeda-beda. Dengan demikian, maka seseorang
dapat menikmati kehidupan yang lebih baik, serta kualitas hubungan dengan orang lain yang
lebih memuaskan.
4. Golongan-Golongan Emosi
Sejumlah teoretikus mengelompokkan emosi dalam golongan-golongan besar,
meskipun tidak semua sepakat dengan itu. Calon-calon utama dan beberapa anggota
golongan tersebut adalah :
a. Amarah: beringas, mengamuk, marah besar, jengkel, kesal hatu, terganggu,
rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, hingga pada tindakan
kekerasan dan kebencian patologis.
b. Kesedihan: pedih, sedih, muram, melankolis, mengasihani diri, kesepian,
ditolak, putus asa, hingga depresi berat.
c. Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali,
khawatir, phobia, waspada, sedih, ngeri, panik
d. Kenikmatan : bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur,
bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa
terpenuhi, jika tidak dapat dikendalikan dengan baik hingga maniak.
e. Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat,
bakti, hormat, kasmaran, kasih.
f. Terkejut: terkesiap, takjub, terpana
g. Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah
h. Malu : rasa salah, malu hati, sesal hati, merasa hina, aib, dan hati hancur
lebur.
Berdasarkan penyampaian perkuliahan oleh Prof. Dr. Zulfan Saam MS bahwa
Ekspressi Emosi adalah cara-cara yang dilakukan oleh seseorang dalam
mengekspresikan emosinya dapat dilihat dari ekspresi wajah, suara/vokal, gestur (gerak
tubuh), kata-kata, dan perilaku pada umumnya. Emosi dasar adalah rasa senang, marah,
sedih dan takut.
6. SQ dalam Al-Qur’an
Kecerdasan spiritual dalam Islam sesungguhnya bukan pembahasan yang baru. Bahkan
masalah ini sudah lama diwacanakan oleh para sufi. Kecerdasan spiritual (SQ) berkaitan
langsung dengan unsur ketiga manusia. Seperti telah dijelaskan terdahulu bahwa manusia
mempunyai substansi ketiga yang disebut dengan roh. Keberadaan roh dalam diri manusia
merupakan intervensi langsung Allah Swt tanpa melibatkan pihak-pihak lain, sebagaimana
halnya proses penciptaan lainnya. Hal ini dapat difahami melalui penggunaan redaksional ayat
sebagai berikut:
Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke
dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. (Q.S.al-
Hijr/15:29). Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh
(ciptaan) Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya".
(Q.S.Shad/38:72).Ayat tersebut di atas menggunakan kata (dari ruh-Ku) , bukan kata (dari roh
Kami) sebagaimana lazimnya pada penciptaan makhluk lain. Ini mengisyaratkan bahwa roh yang
ada dalam diri manusia itulah yang menjadi unsur ketiga dan unsur ketiga ini pula yang
menyebabkan seluruh makhluk harus sujud kepada Adam. Ini menggambarkan seolah-olah ada
obyek sujud lain selain Allah. Unsur ketiga ini pula yang mem-backup manusia sebagai khalifah
(representatif) Tuhan di bumi.
Kehadiran roh atau unsur ketiga pada diri seseorang memungkinkannya untuk mengakses
kecerdasan spiritual. Namun, upaya untuk mencapai kecerdasan itu tidak sama bagi setiap orang.
Seorang Nabi atau wali tentu lebih berpotensi untuk mendapatkan kecerdasan ini, karena ia
diberikan kekhususan-kekhususan yang lebih dibanding orang-orang lainnya. Namun tidak berati
manusia biasa tidak bisa mendapatkan kecerdasan ini.
A. Kesimpulan
1. IQ adalah Kemampuan yang mencakup tiga hal dalam diri individu yaitu
kemampuan membuat keputusan dan memecahkan masalah serta beradaptasi dengan
lingkungan. Inteligensi biasanya selalu berkaitan dengan proses kerja otak.
2. EQ adalah kemampuan emosi yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri,
memiliki daya tahan ketika menghadapi suatu masalah, mampu mengendalikan
impuls, memotivasi diri, mampu mengatur suasana hati, kemampuan berempati dan
membina hubungan dengan orang lain.
3. SQ adalah kemampuan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan
nilai, kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang
lebih luas dan kaya, serta kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup
seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan orang lain
4. IQ, EQ dan SQ adalah kemampuan yang tak dapat dipisahkan dari diri manusia.
Kemampuan ini harus berjalan selaras, agar manusia dapat memaksimalkan potensi,
bakat dan minat yang dimilikinya dengan tepat
DAFTAR PUSTAKA
Akh Muwafik Saleh. 2011. Belajar Dengan Hati Nurani. Jakarta. Erlangga
Liling, dkk. 2013. Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual Dengan Prokratinasi Pada Mahasiswa
Tingkat Akhir. Jurnal Humanista. Universitas Pelita Harapan Surabaya. Vol. X, No. 2
Paisak, Taufik. 2008. Revolusi IQ/EQ/SQ: Menyingkap Rahasia Kecerdasan Berdasarkan Al-
Qur‟an dan Neurosains Mutakhir. Bandung: Mizan
Robby, D.R. 2013. Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual Dengan Depresi Pada Penyandang
Cacat Pasca Kusta Di Liposos Donorojo Jepara. Jurnal Psikologi Sosial dan Industri.
Universitas Negeri Semarang. Vol. 02, No. 01
Safaria, T. 2007. Metode Pengembangan Kecerdasan Spiritual Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yantiek, Ermi. 2014. Kecerdasan Emosi, Kecerdasan Spiritual, Dan Perilaku Prososial
Remaja. Jurnal Persona. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Vol. 03, No. 01
Zohar, D & Marshall, I. 2007. Kecerdasan Spiritual. Bandung: PT. Mizan Pustaka.