Tugas Besar PIK 2
Tugas Besar PIK 2
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Al-Zahra Aisha Namira 1706024854
Isfan Chuzaify 1706024961
Muhammad Abyan Raflipasya 1706024873
Muhammad Kautsar N. 1706024740
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir tugas besar mata kuliah
Perancangan Infrastruktur Keairan 2 tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perancangan Infrastruktur Keairan 2. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang mendesain Daerah Aliran Sungai dengan menggunakan software ArcGIS &
WinTR-20 bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Toha Saleh S.T.,M.Sc dan Ibu Dr. Evi
Anggraheni S.T., M.T., selaku dosen mata kuliah Perancangan Infrastruktur Keairan 2 yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni dan juga kepada Kak Pranita Giardini selaku asisten kami yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan tugas besar mata kuliah PIK 2.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
baik secara materi maupun penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala
pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
dan tangan terbuka, kami menerima saran untuk penyempurnaan makalah kami di masa yang akan
datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun bagi semua pihak
dan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan perancangan infrastruktur keairan.
Penulis
Universitas Indonesia
3
DAFTAR ISI
Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
5
DAFTAR TABEL
Universitas Indonesia
6
DAFTAR GAMBAR
Universitas Indonesia
7
BAB 1
PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu komponen paling penting dalam keberlangsungan hidup
semua makhluk hidup di bumi ini. Kita harus mengetahui ketersediaan air yang ada untuk
memenuhi kebutuhan air kita. Karena semua makhluk hidup perlu air. Kebutuhan air terus
meningkat seiring meningkatnya pertambahan penduduk. Pertambahan populasi
mengakibatkan kebutuhan air makin meningkat juga. Maka dari itu, harus ada pembagian
ketersediaan air agar air tidak habis. Kita harus merencanakan pemanfaatan air sebaik
mungkin agar air tidak habis. Kita harus merencanakan mengefisiensi air supaya
ketersediaan air seimbang antara masa depan dan masa kini.
Laporan ini berisi tentang setiap langkah di tugas besar kami. Pada tugas besar kami
ini, kami membahas tentang kebutuhan air dan ketersediaan air pada suatu pemukiman di
DAS dan sub DAS berdasarkan saluran yang kami buat. Kami mendesain saluran daerah
aliran sungai di Cipeundeuy, Jawa Barat. DAS merupakan area yang dibatasi oleh titik-
titik tinggi dimana air yang berasal dari air hujan terkumpul dalam area tersebut. DAS
berfungsi untuk menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh melalui
sungai.
Tujuan dari penulisan tugas besar ini adalah untuk mengetahui ketersediaan dan
kebutuhan air di pemukiman pada tiap Sub DAS yang telah dibagi. Sebagai calon sarjana
teknik sipil, kami harus bisa merencanakan efisiensi air agar air tersedia disemua
Universitas Indonesia
8
pemukiman dan mendesain saluran yang baik agar air dapat melewatinya sesuai dengan
perhitungan yang sudah dihitung oleh kami semua.
Setelah kami menghitung dan mendesain, kami dapat mengetahui desain saluran
yang tepat untuk DAS kami. Perhitungan dan desain kami juga dibantu oleh aplikasi yang
kami pakai, yaitu ArcGis dan WinTR. Aplikasi ini membantu kami menganalisis saluran
yang tepat untuk DAS dan subDAS kami. Dengan aplikasi ini, kami dapat mendesain
saluran yang tepat.
• Bagaimana desain waduk dan saluran yang tepat untuk DAS tersebut
Tujuan dari pembuatan Makalah Tugas Besar Perancangan Infrastruktur Keiaran 2 ini
adalah sebagai berikut:
• Menganalisa neraca air dengan mengetahui hubungan ketersediaan dan kebutuhan air
pada DAS tersebut.
Universitas Indonesia
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 ArcGIS
2.1.1 Pendahuluan ArcGIS
ArcGis merupakan sotware berbasis Geographic Information System (GIS)
yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institue). Produk
utama arcgis terdiri dari tiga komponen utama yaitu : ArcView (Berfungsi sebagai
pengelola data komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (berfungsi sebagai
editor dari data spasial) dan ArcInfo (Merupakan fitur yang menyediakan fungsi –
fungsi yang ada di dalam GIS yaitu meliputi keperluan analisa dari fitur
Geoprocessing). ArcGis pertama kali diluncurkan kepada publik sebagai software
yang komersial pada tahun 1999 dengan versi (ArcGis 8.0) dengan perkembangan
dan tuntutan akan fitur yang dibutuhkan ESRI selalu memberikan pembahuruan
pada ArcGis
Fungsi utama dari ArcGIS ini adalah untuk melakukan pemetaan secara
dijital menggunakan teknologi komputer. Tujuan dari pemetaan tersebut adalah
untuk membantu melakukan analisis dalam berbagai gejala keruangan secara tepat
guna. SIG memiliki kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu
titik tertentu di bumi. Dari data-data tersebut, SIG akan menggabungkannya,
menganalisa, dan menyajikan hasilnya dalam peta. Pada perangkat lunak ArcGIS
ini digunakan untuk membuat DAS (Daerah Aliran Sungai) yang sudah ditentukan
sebelumnya pada PIK 1. Dengan ArcGIS hasil dari delineasi tersebut dapat
digunakan untuk mencari data geografis spasial dari sungai tersebut. Hasil yang
didapatkan dari ArcGIS diantaranya ialah luas per subDAS, titik kontur atau titik
elevasi, Panjang sungai DAS, dan tata guna lahan dari DAS tersebut secara akurat.
Universitas Indonesia
10
Atur tampilan window ArcMap dan ArcCatalog sehingga kita bias melihat kedua
window tersebut secara simultan
b. Melakukan tahapan setting awal dengan cara: • Customize > Extension >
Checklist All • Menu Geoprocessing > Geoprocessing Option > Background
Processing > Unable Uncheck
c. Menambahkan layer peta administrasi, peta sungai, peta kontur, dan peta titik
tinggi dengan cara: • Add Data > Pilih file yang berisikan layer tersebut > OK!
• Peta Admin (klik kanan) > Open Attribute Table > Select By Attribute >
Kecaname > Get Unique Value Apply
Universitas Indonesia
11
d. Membuat peta baru, peta boundary dengan cara: • Catalog > Klik kanan pada
folder yang dipakai > New Shapefile > Name “Boundary” > Pilih Polygon >
Edit > Project Coordinated System > UTM > WGS1984 > Southern
Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone 48 S > OK
e. Menampilkan Boundary pada peta, dengan cara: • Klik Editor > Start Editing
> Pilih Boundary > Create Feature > Klik Rectangle > Tarik Garik Lurus >
Klik Direction 90 derajat > Double Klik > OK > Stop Editing > Save
f. Melakukan Clip dan Project Layer dengan Arc Tool Box, dengan cara: •
ArcToolBox > Analyze Tools > Extract > Clip > Input: Admin / Kontur /
Sungai / Titik Tinggi > Clip Feature: Boundary > Output: Save di folder yang
digunakan • ArcToolBox > Data Management Tools > Projections &
Transformation > Feature > Project > Input: Kontur / Sungai / Titik Tinggi
yang sudah di Clip > Output: Save di folder yang digunakan > Output
Coordinate: WGS 1984 UTM Zone 48 S
Universitas Indonesia
12
Universitas Indonesia
13
k. Memuat delineasi untuk tiap subdas dengan cara yang sama. Pada saat
meletakkan point of origin pada peta, harus sesuai dengan lokasi subdasnya.
l. Membuat data DAS (Watershed) dari data raster menjadi polygon, dengan cara:
• ArcToolBox > Conversion Tools > From Raster > Raster to Polygon > Input:
Watershed > Output: Watershed Polygon
m. Memotong subdas, dengan cara: • ArcToolBox > Analyst Tools > Overlay >
Erase > Input: DAS besar, Erase: subdas yang memotong > Output: Subdas
n. Menghitung luas DAS, dengan cara: • Table of Contents > Klik kanan pada
layer Watershed Polygon > Open Attribute Table > Table Option > Add Field
> Name: Area_km2 • Klik kanan pada kolom baru (Area_km2) > Calculate
Geometry > Pilih satuan yang diinginkan (km2)
o. Memasukkan Data Landuse, dengan cara: • Add Data Land Use > Clip Input :
Landuse , Clip Features: Watershed Per subdas > Landuse Subdas (Table
Content) > Klik Kanan > Properties > Symbology > Categories > Add All Value
> Klik Kanan > Open Attribute Table > Add Shield > CN, Precision = 9 > Type
Short Integer > Select By Attribute > Pilih “Keterangan” = ... > Tabel CN >
Klik Kanan > Field Calculatory > CN = Masukkan
p. Membuat DEM Extract, dengan cara: • ArcToolBox > Spatial Analyst Tools >
Extraction > Extract By Mask > Input: DEM > Input: Watershed Polygon >
Output: DEM Extract
q. Membuat waduk, dengan cara: Catalog > Pilih folder yang digunakan > New
Shapefile > Name: Waduk > Polygon > WGS UTM Zone 1984 > Edit > Start
Editing > Create Feature > Polygon > Select All > Double Klik > Stop Editing
> Save
Universitas Indonesia
14
BAB 3
Universitas Indonesia
15
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
17
Universitas Indonesia
18
Universitas Indonesia
19
Terdapat 3 stasiun hujan yang berada di Daerah Aliran Sungai yang telah
kelompok kami tentukan yaitu Stasiun Hujan Cisampih, Stasiun Hujan Jatiluhur,
dan Stasiun Hujan Cibukamanah. Tetapi stasiun hujan yang mempengaruhi DAS
kami hanya satu stasiun yaitu Stasiun Hujan Cisampih. Untuk menghitung hujan
Universitas Indonesia
20
STASIUN CISAMPIH
Tahun Curah Hujan Maksimum (mm)
1998 61
1999 61
2000 70
2001 24
2002 42,5
2003 94
2004 12,7
Universitas Indonesia
21
2005 16,3
2006 69
2007 72
Rata-rata 52,25
Sumber: Pengolahan Pribadi, 2020
Universitas Indonesia
22
2⁄
𝑅24 24 3
𝐼= ( )
24 𝑡
Untuk nilai R24, diambil nilai curah hujan yang sudah dikalikan dengan
faktor reduksi, yaitu 118,1 mm. Maka diperoleh nilai intensitas hujan pada setiap
subdas dan DAS ialah sebagai berikut:
R24 (25 I
SUBDAS Tc (Jam)
Tahunan) (mm/jam)
1 0.36 80.36
2 0.59 58.01
3 118.1 0.57 59.44
4 0.32 87.14
DAS 1.26 35.07
Sumber: Pengolahan Pribadi, 2020
Universitas Indonesia
23
Tabel 6. C Terbobot
SUBDAS C Terbobot
SUBDAS 1 0,48
SUBDAS 2 0,45
SUBDAS 3 0,44
SUBDAS 4 0,47
Sumber: Pengolahan Pribadi, 2020
3.2.4. CN Terbobot
Penulis mendapatkan nilai CN dari aplikasi ArcGIS dengan bantuan
aplikasi Microsoft Excel untuk menghitung CN terbobot tiap subdas dengan
menggunakan rumus: ̅̅̅̅
𝐶𝑁 = ∑ 𝐴𝑖𝐶𝑁𝑖. ∑ 𝐴𝑖
Universitas Indonesia
24
Tabel 7. CN Terbobot
SUBDAS CN Terbobot
SUBDAS 1 66,80
SUBDAS 2 70,95
SUBDAS 3 72,99
SUBDAS 4 79,02
Sumber: Pengolahan Pribadi, 2020
Universitas Indonesia
25
Dalam perencanaan desain saluran kali ini penulis memilih bentuk saluran
penampang trapesium karena saluran terbuka yang mempunyai penampang trapezium
adalah yang banyak digunakan di dalam praktek.
Hal ini karena kemiringan tebing dapat disesuaikan dengan kemiringan lereng alam
tanah yang ditempatinya. Untuk saluran buatan, faktor ekonomis juga menjadi
pertimbangan, oleh karena itu juga perlu dicari penampang hidrolik terbaiknya dengan cara
berikut:
1 y 1
m1 m2
b
Universitas Indonesia
26
1
𝐴 = 𝑏𝑦 + 𝑦 2 (𝑚1 + 𝑚2 )
2
Keliling basah:
Dasar saluran:
𝐵 = 𝑏 + 𝑦(𝑚1 + 𝑚2 )
𝑐1 2⁄
𝑄= 𝐴𝑅 3 √𝑆𝑜
𝑛
C =1
A = Luas Penampang
P = Keliling
R = Rasio A/P
So = Slope
Desain saluran dihitung menggunakan metode What-If Analysis yang terdapat pada
Microsoft Excel. Diperoleh design saluran sebagai berikut:
Universitas Indonesia
27
2 1+2 36.31
3 1+2+3 54.83
Sumber: Pengolahan Pribadi, 2020
Reach 1 14.04 1.48 2.95 1.28 2.77 2.83 4.43 0.04 0.64 0.072 4.97 14.04
Reach 2 36.31 2.28 4.56 1.98 8.22 6.76 6.84 0.04 0.99 0.047 5.37 36.31
Reach 3 54.83 2.84 5.68 2.46 14.20 10.46 8.51 0.04 1.23 0.033 5.24 54.83
Outlet 59.63 2.71 5.43 2.35 12.69 9.56 8.14 0.04 1.17 0.05 6.24 59.63
Sumber: Pengolahan Pribadi, 2020
Lalu setelah itu dilakukan perhitungan stream cross section saluran dengan hasil sebagai
berikut:
Universitas Indonesia
28
Data-data yang dihasilkan oleh aplikasi ArcGIS akan dimasukkan sebagai input pada
aplikasi WinTR.
Universitas Indonesia
29
3.4.1. Sub-Area
Setelah pembagian Sub DAS dalam DAS ditentukan, maka programWinTR
dapat dijalankan dengan masuk ke menu sub-area. Pada menu sub-area dibutuhkan
data berupa Run-Off Curve Number dan Time of Concentration dari masing-masing
Sub DAS untuk mengalir ke reach 1, 2, 3 dan outlet.
Universitas Indonesia
30
Universitas Indonesia
31
Tipe hujan yang digunakan adalah tipe II, dimana tipe tersebut merupakan
tipe hujan yang umumnya terjadi di wilayah Indonesia.
Debit pada reach 1, 2, dan 3 merupakan debit akumulasi dari jumlah debit
yang mengalir pada Sub DAS dan reach sebelumnya. Setelah mendapatkan besar
dimensi untuk tiap saluran, maka data tersebut di input ke tabel Drainage Cross
Section for Stream Area.
Universitas Indonesia
32
Universitas Indonesia
33
Universitas Indonesia
34
Hydrograph - Storm 25
200
DISCHARGE (CMS)
150
100
50
0
0 5 10 15 20 25 30
-50
TIME (HOUR)
Subdas 1 32.9
Subdas 2 50.8
Subdas 3 48.5
Subdas 4 20.7
DAS 142.7
Sumber: Pengolahan Pribadi, 2020
Universitas Indonesia
35
Hydrograph - Storm 25
160
140
120
DISCHARGE (CMS)
100
Reach 1
80
Reach 2
60
Reach 3
40 Outlet
20
0
0 5 10 15 20 25 30
-20
TIME (HOUR)
Upstream
Universitas Indonesia
36
Hydrograph - Storm 25
200
150
DISCHARGE (CMS)
100
50
0
0 5 10 15 20 25 30
-50
TIME (HOUR)
Downstream
Universitas Indonesia
37
Penentuan lokasi waduk ditentukan oleh kontur pada DAS. Langkah-langkah untuk
membuat waduk pada ArcGIS yaitu:
1. Membuka Arc Toolbox, kemudian pilih Spatial Analyst Tools, pilih Surface, dan
pilih Contour. Input raster yang dimasukkan adalah Fill yang telah dibuat
sebelumnya, kemudian tentukan tempat untuk menyimpan file. Setelah itu
menentukan interval kontur, interval yang digunakan adalah tiap 1 meter.
2. Membuat polygon untuk waduk dengan fitur New Shapefile pada folder setelah itu
diedit menjadi satuan WGS 1984 UTM Zone 48s. Setelah itu pilih editor dan file
waduk kemudian gambar waduk sesuai dengan kontur.
Berdasarkan waduk yang telah dibuat mengikuti kontur didapatkan luas waduk
sebesar 6.90 Ha dengan kedalaman 6 meter. Kontur terendah didapatkan 113 meter dan
kontur tertinggi waduk mencapai 119 meter dengan luas genangan dan volumenya sebagai
berikut:
Universitas Indonesia
38
Sumber: http://ponce.sdsu.edu/onlineogeerating.php
Universitas Indonesia
39
Sumber: http://ponce.sdsu.edu/onlineogeerating.php
Dimana:
= 113 + 5
= 118 meter
Output yang digunakan untuk Routing hanya sampai pada data ketika Hi/Hd sama
dengan 1,5. Dikarenakan nilai tersebut adalah batas waduk dapat mengalami efek kavitasi,
yaitu suatu kejadian yang timbul dalam aliran dengan kecepatan begitu besar, sehingga
tekanan air menjadi lebih kecil dari pada tekanan uap air maksimum di temperature itu
Universitas Indonesia
40
yang menyebabkan gulingnya pelimpah. Hal ini terjadi dikarenakan pelimpah tidak dapat
menahan gaya dorong air sehingga pelimpah dapat mengalami kerusakan. Proses ini
menimbulkan gelembung-gelembung uap air yang dapat menimbulkan erosi pada
konstruksi.
Elevation
Head Hi Qi
i Ei Hi / HD Ci / CD Ci
(m) (m) (m3/s)
0 118 0 0 0.78 0.384 0
1 118.2 0.2 0.1 0.811 0.399 0.79
2 118.4 0.4 0.2 0.842 0.414 2.321
3 118.6 0.6 0.3 0.869 0.427 4.397
4 118.8 0.8 0.4 0.895 0.44 6.977
5 119 1 0.5 0.915 0.45 9.968
6 119.2 1.2 0.6 0.935 0.46 13.39
7 119.4 1.4 0.7 0.951 0.468 17.162
8 119.6 1.6 0.8 0.967 0.476 21.321
9 119.8 1.8 0.9 0.984 0.484 25.875
10 120 2 1 1 0.492 30.814
11 120.2 2.2 1.1 1.013 0.498 35.994
12 120.4 2.4 1.2 1.025 0.504 41.518
13 120.6 2.6 1.3 1.037 0.51 47.34
14 120.8 2.8 1.4 1.048 0.516 53.493
15 121 3 1.5 1.059 0.521 59.948
Sumber: http://ponce.sdsu.edu/onlineogeerating.php
= 6.90 Ha x 9,968
Universitas Indonesia
41
= 6,9 Ha.m
Elevation
Head Hi Qi Storage
i Ei Hi / HD Ci / CD Ci
(m) (m) (m3/s) ha m
0 118 0 0 0.78 0.384 0 0
1 118.2 0.2 0.1 0.811 0.399 0.79 1.38
2 118.4 0.4 0.2 0.842 0.414 2.321 2.76
3 118.6 0.6 0.3 0.869 0.427 4.397 4.14
4 118.8 0.8 0.4 0.895 0.44 6.977 5.52
5 119 1 0.5 0.915 0.45 9.968 6.9
6 119.2 1.2 0.6 0.935 0.46 13.39 8.28
7 119.4 1.4 0.7 0.951 0.468 17.162 9.66
8 119.6 1.6 0.8 0.967 0.476 21.321 11.04
9 119.8 1.8 0.9 0.984 0.484 25.875 12.42
10 120 2 1 1 0.492 30.814 13.8
11 120.2 2.2 1.1 1.013 0.498 35.994 15.18
12 120.4 2.4 1.2 1.025 0.504 41.518 16.56
13 120.6 2.6 1.3 1.037 0.51 47.34 17.94
14 120.8 2.8 1.4 1.048 0.516 53.493 19.32
15 121 3 1.5 1.059 0.521 59.948 20.7
Sumber: Pengolahan Pribadi, 2020
Setelah itu, menginput hasil perhitungan stirage pada aplikasi WinTR-20. Dibutuhkan 3
data untuk menginput structure rating yaitu:
1. Dam height
2. Dam height + Hd
3. Dam height + ½ Hd
Universitas Indonesia
42
Universitas Indonesia
43
Setelah adanya waduk dalam skematik, reach 1 sebelum menuju reach 2 melewati
waduk terlebih dahulu.
Hydrograph - Storm 25
80
70
60
DISCHARGE (CMS)
50
40
30
20
10
0
-10 0 5 10 15 20 25 30 35
TIME (HOUR)
Universitas Indonesia
44
Subdas 1 32.94
Subdas 2 50.81
Subdas 3 48.87
Subdas 4 20.67
DAS 69.25
Sumber: Pengolahan Pribadi, 2020
Hydrograph - Storm 25
100
80
DISCHARGE (CMS)
60
40
20
0
0 5 10 15 20 25 30 35
-20
TIME (HOUR)
Upstream
Universitas Indonesia
45
Hydrograph - Storm 25
80
70
60
DISCHARGE (CMS)
50
40
30
20
10
0
-10 0 5 10 15 20 25 30 35
TIME (HOUR)
Downstream
Universitas Indonesia
46
Universitas Indonesia
47
Terbobot 67.01
Sumber: Pengolahan Pribadi, 2020
Terbobot 71.06
Sumber: Pengolahan Pribadi, 2020
Universitas Indonesia
48
Terbobot 73.4
Terbobot 81.6
Sumber: Pengolahan Pribadi, 2020
Setelah itu didapat desain saluran DAS RTRW dan cross section DAS RTRW akibat
terdapat sedikit perubahan debit dikarenakan berubahnya nilai C terbobot.
Universitas Indonesia
49
Reach 1 13.91 1.47 2.94 1.27 2.74 2.81 4.41 0.04 0.64 0.07 4.95 13.91
Reach 2 36.72 2.29 4.58 1.98 8.31 6.81 6.87 0.04 0.99 0.05 5.39 36.72
Reach 3 55.64 2.85 5.71 2.47 14.40 10.58 8.56 0.04 1.24 0.03 5.26 55.64
Outlet 60.39 2.73 5.45 2.36 12.84 9.65 8.18 0.04 1.18 0.05 6.26 60.39
Universitas Indonesia
50
Hydrograph - Storm 25
70
60
50
DISCHARGE (CMS)
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35
-10
TIME (HOUR)
Subdas 1 33.42
Subdas 2 50.98
Subdas 3 49.36
Subdas 4 22.47
DAS 64.95
Sumber: Pengolahan Pribadi, 2020
Universitas Indonesia
51
Hydrograph - Storm 25
90
80
70
60
DISCHARGE (CMS)
50
40
30
20
10
0
-10 0 5 10 15 20 25 30 35
TIME (HOUR)
Upstream
Universitas Indonesia
52
Hydrograph - Storm 25
70
60
DISCHARGE (CMS) 50
40
30
20
10
0
-10 0 5 10 15 20 25 30 35
TIME (HOUR)
Downstream
Universitas Indonesia
53
tertentu dari proses sirkulasi air. Neraca air juga dapat didefinisikan sebagai selisih antara
jumlah air yang diterima dan kehilangan air.
Cipendeuy
13670000 m2
Luas
13.67 km2
Luas DAS 13.45 km2
Luas Pemukiman 0.10 km2
Jumlah Penduduk 63280 orang
Kepadatan Penduduk 4629.11 orang/km2
Jumlah Penduduk DAS 462.91 orang
Universitas Indonesia
54
Curah Hujan (m/bulan) 0.10 0.14 0.12 0.17 0.12 0.11 0.03 0.04 0.04 0.09 0.19 0.17
Koefisien aliran (2 tahun) 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45
13450 1345000 134500 1345000 1345000 1345000 134500 1345000 134500 13450 134500 13450
Luas das (m^2)
000 0 00 0 0 0 00 0 00 000 00 000
63378 876644. 735263. 1022569 742399. 663535. 207116. 265220. 268912 57450 114640 10096
Ketersediaan air (m^3/bulan)
7.5 1 753 .875 65 575 55 55 .58 3.3 4 17.5
Ketersediaan Air Kumulatif 63378 1510431 224569 3268265 4010664 4674200 488131 5146537 541545 59899 713635 81459
(m^3) 7.5 .638 5.39 .265 .915 .49 7.04 .59 0.2 53.5 7.5 75
Jumlah penduduk 463 463 463 463 463 463 463 463 463 463 463 463
Kebutuhan Air Domestik
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
(lt/org/hari)
Kebutuhan Air Domestik
46.29 46.29 46.29 46.29 46.29 46.29 46.29 46.29 46.29 46.29 46.29 46.29
(m^3/hr)
Jumlah Hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
Kebutuhan Air Domestik 14350 1435.0
1435 1296.2 1435.03 1388.73 1435.03 1388.73 1435.03 1435.03 1388.7 1388.7
(m^3/bulan) 3 3
Kebutuhan Air Domestik 1435.0 12637. 14072. 15461. 16896.
2731.18 4166.20 5554.94 6989.96 8378.70 9813.72 11248.7
Komulatif (m^3/bulan) 3 4 51 24 3
Kebutuhan Irigasi (l/dt/ha) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Universitas Indonesia
55
Cipendeuy
13670000 m2
Luas
13.67 km2
Luas DAS 13.45 km2
Luas Pemukiman 0.05 km2
Jumlah Penduduk 63280 orang
Kepadatan Penduduk 4629.11 orang/km2
Jumlah Penduduk DAS 231.46 orang
Sumber: Pengolahan Pribadi, 2020
Koefisien aliran (2 tahun) 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46
13450 134500 134500 134500 134500 134500 134500 134500 134500 134500 1345000 1345000
Luas das (m^2)
000 00 00 00 00 00 00 00 00 00 0 0
64787 896125. 751602. 104529 758897. 678280. 211719. 271114. 274888. 587270. 1171879 1032053
Ketersediaan air (m^3/bulan)
1.7 08 947 3.65 42 81 14 34 41 04 .67 .47
Ketersediaan Air Kumulatif 64787 154399 229559 334089 409979 477807 498979 526090 553579 612306 7294943 8326996
(m^3) 1.71 6.79 9.73 3.38 0.80 1.61 0.75 5.09 3.50 3.54 .21 .68
Jumlah penduduk 231 231 231 231 231 231 231 231 231 231 231 231
Kebutuhan Air Domestik
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
(lt/org/hari)
Kebutuhan Air Domestik
23.15 23.15 23.15 23.15 23.15 23.15 23.15 23.15 23.15 23.15 23.15 23.15
(m^3/hr)
Jumlah Hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
Kebutuhan Air Domestik
717.51 648.08 717.51 694.37 717.51 694.37 717.51 717.51 694.37 717.51 694.37 717.51
(m^3/bulan)
Kebutuhan Air Domestik
717.51 1365.59 2083.10 2777.47 3494.98 4189.35 4906.86 5624.37 6318.74 7036.25 7730.62 8448.13
Komulatif (m^3/bulan)
Kebutuhan Irigasi (l/dt/ha) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Universitas Indonesia
56
Kemudian untuk akhir periode diisi dengan mengurangi ketersediaan air dalam
waduk dengan kebutuhan air. Untuk mengatahui elevasi muka air dan genangan pada
akhir setiap periode dilakukan interpolasi dengan tabel Luas Genangan dan Volume
Waduk (Tabel 16). Jika semua data sudah terisi dengan lengkap maka dapat diketahui
volume yang melimpas setiap bulannya, apa bila volume tampungan pada tabel
pengoperasian waduk lebih besar dari volume pada Tabel 16 maka akan terdapat
limpasan.
Universitas Indonesia
57
Universitas Indonesia
58
Universitas Indonesia
59
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan penulis, didapatkan beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Luas DAS keseluruhan adalah 13.45 km2 dengan dan berbeda jika dibandingkan
DAS pada PIK-1 yang hanya 10.36 km2 dikarenakan kurang telitinya menghitung
manual pada PIK-1
2. DAS dipengaruhi oleh satu stasiun yaitu stasiun Cisampih sehingga didapatkan
hasil Hujan Rencana 25 tahunan sebesar 118.1 mm adalah hasil setelah dikalikan
dengan faktor reduksi.
3. Setiap subdas didesain memiliki saluran sesuai dengan debit masing-masing
subdas. Saluran dibuat dengan bentuk trapesium agar saluran bisa menyerap air
lebih efeketif.
4. Menurut Neraca Air yang sudah dibuat, tidak terdapat defisit air maka tidak
diperlukan adanya waduk. Namun, penulis tetap menghitung waduk dengan
ketinggian 6 meter dan Luas waduk yang didapatkan menurut Arcgis 6.9 Ha.
5. Hidrograf pada DAS peta ArcGIs dan peta RTRW menagalami adanya perbedaan
dikarenakan tata guna lahan yang berbeda.
Universitas Indonesia
60
DAFTAR PUSTAKA
Kodoatie, R. J., & Sjarief, R. (2010). Tata Ruang Air. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Universitas Indonesia