Makalah "Return On Equity (Roe) "

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“RETURN ON EQUITY (ROE)”

DIANSTA IKRA TUHUMENA

02271811058

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KHAIRUN

KOTA TERNATE

2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, karena barkat limpahan


rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan baik serta tepat pada waktunya.

Makalah ini membahas judul “RETURN ON EQUITY (ROE)” yang


dibuat dengan beberapa referensi buku. Adapun penulisan makalah ini telah
semaksimal mungkin dan didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar penyusunannya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan-


kekurangan mendasar dalam makalah ini. Oleh karena itu kami mengudang
pembaca untuk memberikan saran maupun kritik yang sifatnya membangun
demi pemyempurnaan makalah ini.

Ternate, 24 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan..................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 4

1. Pengertian Return on Equity........................................................... 4


2. Fungsi Return on Equity ................................................................. 5
3. Cara Perhitungan Return on Equity…………………………………. 10
4. Faktor-faktor yang mempengahi Return on Equity ……………….. 12

BAB III PENUTUP.....................................................................................13

Kesimpulan ............................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 14


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan suatu perusahaan
maupun di dalam dunia perbankan, tentunya memiliki beberapa tujuan
yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen.1 Salah satu tujuan
utama dalam menjalankan kegiatan bisnis adalah memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya. Disamping hal-hal lainnya, dengan
memperoleh laba yang maksimal yang telah ditargetkan, perusahaan
dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta
meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru.
Perusahaan perlu melakukan analisis laporan keuangan agar dapat
mengetahui seberapa besar perusahaan tersebut dalam memperoleh
keuntungan dalam periode yang telah ditentukan. Sementara itu bagi
pihak manajemen, laporan keuangan merupakan cerminan kinerja yang
telah dilakukkan. Hasil analisis juga memberikan gambaran sekaligus
dapat digunakan untuk menentukan arah dan tujuan perusahaan ke
depan. Artinya, laporan keuangan dapat menjadi acuan dalam
pengambilan keputusan dan hal-hal yang dianggap penting bagi pihak
manajemen.

untuk menilai kemampuan lembaga keuangan dalam mencari


keuntungan adalah rasio profitabilitas. Terdapat beberapa jenis rasio
profitabilitas yaitu: Profit Margin, Return On Investement (RoI), Return on
Equity (RoE) dan Earning Per Share Of Common Stock. Rasio-rasio
tersebut juga dapat memberikan ukuran tingkat efektifitas managemen
suatu perusahaan.

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan


perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas managemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi. Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat
beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-
masing jenis rasioprofitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur
posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk
beberapa periode.
Return on Equity (RoE) adalah jenis rasio profitabilitas yang digunakan
untuk menunjukkan seberapa besar keuntungan yang akan diberikan
kepada pemilik perusahaan (pemilik saham) atas modal yang sudah
diinvestasikan. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik. Artinya
posisi pemilik perusahaan (pemilik saham) semakin kuat, demikian pula
sebaliknya. Return on Equity dihasilkan dari pembagian laba bersih
setelah pajak dengan ekuitas selama setahun terakhir Return on Equity
dihasilkan dari pembagian laba bersih setelah pajak dengan ekuitas
selama setahun terakhir.

Besarnya angka RoE akan membawa keberhasilan bagi perusahaan


yang mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat perusahaan
dapat dengan mudah menarik dana baru, sehingga kemungkinan besar
perusahaan dapat berkembang, menciptakan kondisi pasar yang sesuai
dan pada gilirannya akan memberikan laba yang lebih besar, dan
seterusnya. Keseluruhan hal tersebut akan menciptakan nilai yang
tinggi dan pertumbuhan yang berkelanjutan atas kekayaan para
pemiliknya.

Jika dilihat dari rumus dan pembagiannya, faktor-faktor yang


mempengaruhi besar kecilnya perolehan angka Return on Equity
adalah Profit margin (Kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba), Asset Turn-over (Efesiensi perusahaan dalam mengelola aset),
Financial leverange (Hutang yang dipakai dalam melakukan usaha).
Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh dari besar kecilnya angka
RoE yang diperoleh perusahaan. Karena semuanya faktor tersebut
memiliki tujuan akhir yaitu untuk memperoleh laba bersih yang
maksimal guna mendapatkan keuntungan yang besar.
Sementara dari data pra-survey, faktor-faktor yang mempengaruhi
Return on Equity pada BMT L-Risma Pekalongan Lampung Timur lebih
pada faktor internal perusahaan yaitu besarnya laba bersih yang
didapat dari kinerja perusahaan dalam memperoleh keuntungan (bagi
hasil dari produk simpanan) dan efesiensi pengunaan modal kerja untuk
dana Pembiayaan (financing), baik pembiayaan musyarokah maupun
pembiayaan mudhorobah kepada masyarakat guna memperoleh
keuntungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Return On Equity(ROE)?
2. Apakah fungsi dari Return On Equtiy (ROE)?
3. Bagaimana Cara Perhitungan Return On Equity (ROE)?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Return On Equity (ROE)?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Return On Equity(ROE)
2. Untuk Mengetahui fungsi dari Return On Equtiy (ROE)
3. Untuk Mengetahui Cara Perhitungan Return On Equity (ROE)
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Return On Equity
(ROE)
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Return On Equity (ROE)


Return On Equity (RoE) merupakan salah satu jenis rasio profitabilitas
yang digunakan untuk menunjukkan seberapa besar keuntungan yang
akan diberikan kepada pemilik modal atas modal yang sudah
diinvestasikan. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik. Artinya
posisi pemilik perusahaan (pemilik saham) semakin kuat, demikian pula
sebaliknya. Return on Equity (ROE) juga merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan ekuitas.

ROE merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total


ekuitas. Analisis ROE dikenal sebagai rentabilitas modal sendiri.
Pemegang saham pastinya ingin mendapatkan tingkat pengembalian
yang tinggi atas modal yang mereka investasikan. Return on Equity
merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia
bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun
pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di
dalam perusahaan.

2. Fungsi Return On Equity (ROE)


Menurut Chrisna kenaikan Return on Equity biasanya diikuti
harga saham perusahaan tersebut. Semakin tinggi RoE berarti semakin
baik kinerja perusahaan dalam mengelola modalnya untuk
menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Dengan adanya
peningkatan laba bersih maka nilai RoE akan meningkat pula sehingga
para investor tertarik untuk membeli saham tersebut yang akhirnya
harga saham perusahaan tersebut mengalami kenaikan.
Menurut Nurmalasari Return on Equity (RoE) merupakan salah satu
alat utama investor yang paling sering digunakan dalam menilai suatu
saham.
Adapun beberapa fungsi rasio keuangan dari kesimpulan beberapa
pengertian diatas adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh
pemilik saham atas modal yang telah ditanam (diinvestasikan)
b. Memberikan informasi rasio antara laba sesudah pajak terhadap
total ekuitas perusahaan.
c. menciptakan nilai yang tinggi dan pertumbuhan yang berkelanjutan
atas kekayaan para pemiliknya (pemilik saham).
d. Memberikan informasi tingkat kenaikan rasio RoE guna
menciptakan harga saham yang baru. Artinya semakin tinggi rasio
ini maka akan mengakibatkan naiknya harga saham dari suatu
perusahaan.

3. Perhitungan Return On Equity (ROE)


Return on equity adalah salah satu alat utama investor yang paling
sering digunakan dalam mengukur menilai suatu saham. Hal ini tentunya
dalam sebuah analisis rasio keuangan dibutuhkan suatu alat penghitung
rasio sesuai ketentuan dan standar akuntansi yang digunakan. Berikut
rumus yang digunakan untuk menghitung rasio return on equity.
Rumus:
Laba bersi h setela h Pajak
Return Equity=
Ekuitas

Contoh:
Komponen 2005 2006
Laporan Keuagan
Laba bersih 1.296 904
sesudah pajak
Total Ekuitas 2.250 2.100

Untuk tahun 2005:


1.296
Return Equity ¿ =57,6 dibulatkan(58 % )
2.250

Untuk tahun 2006:


904
Return Equity ¿ =43
2100
Perhitungan ROE tahun 2005, menunjukkan bahwa tingkat pengembalian
investasi yang diperolehnya sebesar 58%. Kemudian tahun 2006 turun
menjadi hanya sebesar 43%. Artinya hasil pengembalian investasi
berkurang sebesar 15% dan ini menunjukkan ketidakmapuan manajemen
untuk mempertahankan perolehan angka RoE di tahun 2005.
Namun jika rata-rata industri untuk Return on Equity adalah 40%, berarti
kondisi perusahaan tersebut cukup baik karena keduanya masih di atas
rata-rara standar industri.

Adapun cara untuk mencari hasil pengembalian ekuitas dengan


pendekatan Du Point, yaitu sebagai berikut:

Komponen
Perhitungan 2005 2006
Rasio
RoE 57,6% 43
Margin laba 21,78% 16,28%
%
Bersih 1,416 kali 1,387 kali
. Perputaran total 4.200 / 4.000 / 2.100
Aktiva 2.250
= 1,886 kali = 1,902 kali
Total aktiva /

demikian hasil yang diperoleh:

1. Untuk tahun 2005

RoE = Margin Laba Bersih x Perputaran Total Aktiva x


Pengganda Ekuitas.

57,6% = 21,78% x 1,416 x 1,866

2. Untuk tahun 2006

RoE = Margin Laba Bersih x Perputaran TotalAktiva x


Pengganda Ekuitas.

43% = 16,28% x 1,387 x 1,904

Catatan : Hasil tersebut dibulatkan


4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Return on Equity (RoE)
Secara umum Return on Equity dihasilkan dari pembagian laba bersih
setelah pajak dengan ekuitas selama setahun terakhir. Besarnya
perolehan laba bersih akan meningkat nilai RoE pada suatu perusahaan.
Namun, pengelolaan aset dan pengunaan utang yang baik juga dapat
digunkan untuk meningkatkan nilai RoE. Oleh karna itu pihak
managemen keuangan harus lebih memahami secara mendalam
apasaja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap besar kecilnya nilai
RoE yang diperoleh.

Jika dilihat dari rumus dan pembagiannya terdapat beberapa faktor-


faktor yang mempengaruhi Return on Equity (RoE) dalam analisis rasio
keuangan.

1. Profit margin
Profit margin (Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba)
adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan.

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Profit margin


merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini
sangat penting bagi manager operasi karena mencerminkan salah satu
strategi penetapan harga penjualan dan kemampuannya untuk
mengendalikan beban usaha.

Besarnya perolehan Profit margin akan dapat meningkatkan kinerja


perusahaan dalam produktivitasnya dalam memperoleh laba bersih,
sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan
modanya pada perusahaan tersebut. Semakin besar rasio ini, maka
dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba
yang tinggi. Artinya perolehan laba bersih yang tinggi akan mempengaruhi
besarnya angka atau nilai Return on Equity yang diperoleh perusahaan
tersebut.

Adapun rumus untuk mencari profit margin adalah sebagai berikut:


Adapun rumus untuk mencari Net profit Margin yaitu sebagai berikut:
Profit Margin= Net income x 100 % Operating income
Contoh:
pajak pendapatan
Net income : Rp100.800.000,00 Operating income : Rp412.500.000,00

Cara menghitungnya adalah besarnya pajak pendapatan 25%, maka


besarnya Net income = Rp100.800.000,00 x (100-25%) = Rp75.600.000,00
Operating income = Rp412.500.000,00
ProfitMargin=75.600.000 x100%=18,3% 412.500,000

2. Asset Turn-over
Asset Turn-over (Efesiensi perusahaan dalam mengelola
aset)merupakan rasio yang digunnakan untuk mengukur perputaran semua
aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan
yang diperoleh dari tiap rupiah yang dikeluarkan.45 Rasio ini dapat
menjelaskan seberapa sukses suatu perusahaan dalam memanfaatkan
aset nya untuk menghasilkan laba. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan
dapat menjalankan operasi dengan baik karena mampu memanfaatkan
aset yang dimilikinya secara efesien dan optimal. Rasio perputaran aktiva
yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan memanfaatkan aset nya
secara tidak efesien dan optimal.

Asset Turn-over Ratio (ATo) merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
pada Return on Equity menurut analisis dari Du Pont.46 Hal ini dikarenakan
ATo dapat mengukur kemampuan modal yang dinvestasikan oleh investor
dan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan yang diperoleh dari
perputaran seluruh aktiva. Kemudian hasil Asset Turn-over Ratio (ATo) ini
digunakan oleh perusahaan dan investor untuk mencari hasil pengembalian
ekuitas (RoE) dengan pendekatan Du Pont.
Adapun tumus untuk mencari Asset Turn-over adalah sebagai berikut:
Contoh :
Penyelesaian :

Asset Turn ' Penjualan(Sales)


Total Aktiva(Total Asset)
Komponen laporan keuangan
2005
Penjualan Total Aktiva
5.950 4.200
ATo=5.950 = 1,416 kali dibulatkan1,42 kali 4.200
50

Perputaran total aktiva tahun 2005 sebanyak 1,42 kali. Artinya setiap penjualan
Rp.1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp1,42 penjualan.
3. Financial leverange
Financial Leverage (hutang yang dipakai dalam melakukan usaha) adalah
penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa
akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban
tetapnya sehingga akan meningkat keuntungan yang tersedia bagi pemegang
saham.
Menurut J. Fred Weston menyatakan bahwa Financial leverage merujuk pada
penggunaan hutang dalam rangka pembiayaan perusahaan. Menurut Bambang
Riyanto menyatakan bahwa Financial leverage yaitu penggunaan dana dengan
beban tetap itu adalah dengan harapan untuk memperbesar pendapatan
perlembar saham. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat
disimpulkan bahwa Financial leverage merupakan penggunaan hutang yang
digunakan untuk pembiayaan perusahaan dengan tujuan memperoleh laba
(keuntungan) guna memperbesar pendapatan perlembar saham.
Pengaruh Financial leverage terhadap Return on Equity dapat dilihat dari
pembagian ekuitas (modal). Secara umum modal adalah nilai nominal (uang)
yang ditanamkan oleh pemiliknya sebagai pokok

memulai usaha maupun memperluas (besar) usahanya yang dapat


menghasilkan sesuatu guna menambah kekayaan. Modal dibagi menjadi dua
yaitu modal internal atau modal sendiri (primary capital) dan ekternal modal
tambahan atau modal dari pihak ketiga (investor). Modal internal adalah modal
yang berasal dari pemilik perusahaan dan modal investor adalah modal yang
diperoleh dari investor atau dana pihak ketiga.
Penggunaan modal usaha oleh koperasi jasa keuangan syariah sebagian
diambil dari perolehan dana atau modal dari masyarakat (shahibul maal)
kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat (financing) dalam
bentuk pembiayaan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Hal ini
menunjukkan kegiatan pembiayaan tersebut dapat juga diartikan sebagai
Financial Leverange.
Untuk mencari Financial Leverange dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Financial leverange = Total Hutang / Total Aktiva x 100%
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
ROE merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total ekuitas.
Analisis ROE dikenal sebagai rentabilitas modal sendiri. Pemegang
saham pastinya ingin mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi
atas modal yang mereka investasikan. Return on Equity merupakan
suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para
pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang
saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam
perusahaan.
Semakin tinggi RoE berarti semakin baik kinerja perusahaan dalam
mengelola modalnya untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang
saham. Dengan adanya peningkatan laba bersih maka nilai RoE akan
meningkat pula sehingga para investor tertarik untuk membeli saham
tersebut yang akhirnya harga saham perusahaan tersebut mengalami
kenaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai