Modul Ergonomi Dan K3 (TM13)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

MODUL PERKULIAHAN

Ergonomi & K3

Ergonomi Makro

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

12
Teknik Teknik Industri Popy Yuliarty,ST,MT

Abstract Kompetensi
Istilah Ergonomi Makro ini pertama kali
dikenalkan oleh H.W.Hendrick pada tahun 1984.
Karena perubahan teknologi yang sangat pesat
yang melebihi kecepatan organisasi dalam
mengantisipasinya. Karena adanya kegagalan
beberapa proses transfer teknologi pada negara
berkembang akibat tidak ditinjaunya unsur
makro‐ergonomi.

Pengertian Ergonomi Makro


Ergonomi adalah ilmu terapan yang menjelaskan interaksi antara manusia dengan
tempat kerjanya. Ergonomi antara lain memeriksa kemampuan fisik para pekerja,
lingkungan tempat kerja, dan tugas yang dilengkapi dan mengaplikasikan informasi ini
dengan desain model alat, perlengkapan, metode‐metode kerja yang dibutuhkan tugas
menyeluruh dengan aman. Masing‐masing pekerja mempunyai tanggung jawab sendiri‐
sendiri untuk mengetahui tentang fokus keselamatan lingkungan kerja untuk diri mereka
sendiri dan atasan mereka. Tujuan akhir dari program ergonomi adalah untuk
kesempurnaan kerja dengan meminimalkan tekanan kerja yang mungkin bagi tubuh (William
Etchison, M.S., Columbus, Georgia).
Fokus perhatian ergonomi adalah berkaitan erat dengan aspek-aspek manusia di
dalam perencanaan man-made objects (proses perancangan produk) dan lingkungan kerja.
Tujuan pokok ergonomi adalah terciptanya desain sistem manusia-mesin yang terpadu
sehingga efektivitas dan efisiensi kerja bisa tercapai secara optimal. pendekatan agro
ergonomi ditekankan pada penelitian kemampuan keterbatasan manusia, secara fisik
maupun mental psikologis dan interaksinya dalam sistem manusia-mesin yang integral.
Dengan demikian jelas bahwa pendekatan ergonomi akan mampu menimbulkan functional
effectiveness dan kenikmatan-kenikmatan pemakaian dari peralatan fasilitas maupun
lingkungan kerja yang dirancang.
Istilah Ergonomi Makro ini pertama kali dikenalkan oleh H.W.Hendrick pada tahun
1984. Karena perubahan teknologi yang sangat pesat yang melebihi kecepatan organisasi
dalam mengantisipasinya. Karena adanya kegagalan beberapa proses transfer teknologi
pada negara berkembang akibat tidak ditinjaunya unsur makro‐ergonomi. Pengertian makro
ergonomi menurut H.W. Hendrick  “The optimization of organizational and work systems
design through consideration of relevant personnel, technological and environmental
variables and their interactions. “
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa makro ergonomi
merupakan suatu studi yang mempelajari bagaimana mengoptimalkan organisasi dan
desain sistem kerja dengan mempertimbangkan variabel manusia, teknologi dan lingkungan
serta interaksi di antara variabel tersebut. Kata kunci yang bisa menjawab pertanyaan
“sebesar apa” yaitu kata organisasi. Kalau dijabarkan lagi maka organisasi yang dimaksud
yaitu keseluruhan sistem yang menyusun suatu organisasi tersebut. Itulah yang dimaksud
“besar” dalam makro ergonomi. Jadi ruang lingkupnya sudah bukan berada pada sub level
tertentu melainkan sudah mencakup keseluruhan level dalam sebuah sistem suatu
organisasi.
Ergonomi makro merupakan suatu pendekatan sosioteknik dari tingkat atas ke
bawah yang diterapkan pada perancangan sistem kerja secara keseluruhan pada berbagai
level interaksi ergonomi mikro seperti manusia-pekerjaan, manusia-mesin dan manusia-

2019 Ergonomi $ K3
2 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
perangkat lunak dengan tujuan mengoptimalkan desain sistem kerja dan memastikan sistem
kerja tersebut berjalan dengan harmonis. Ergonomi makro berperan dalam mendesain
beberapa sosioteknikal sistem dalam kaitannya dengan "manusia-organisasi” dan
“teknologi". Bagi para ergonom, ergonomi makro merupakan suatu perspektif untuk melihat
sistem dalam skala yang lebih besar agar investasi dari ergonomi mikro lebih berhasil.
Ergonomi makro didefinisikan sebagai pendekatan top‐down dari sistem
sosioteknikal yang diterapkan dalam perancangan sistem kerja secara keseluruhan pada
berbagai level interaksi ergonomi mikro dan memanfaatkan hasilnya dalam perancangan
manusia‐job, perancangan manusia‐mesin dan perancangan manusia‐software
interface(Hendrick & Kleiner, 2001). Pendekatan ergonomi makro berusaha menciptakan
harmonisasi atau keseimbangan dalam sistem kerja secara keseluruhan (Davis & Moro,
2004). Yang dimaksud dengan pendekatan top‐down yaitu pendekatan yang dilakukan
berdasarkan analisis dan desain yang dimulai dari struktur dan proses sistem kerja
keseluruhan, dan selanjutnya turun ke subsistem dan komponen‐komponen sistem.
Meskipun demikian, secara nyata disadari bahwa dalam aplikasi aktual, pendekatan dapat
dilakukan dari semua level organisasi (Sanda, 2003). Proses perancangan ergonomi makro
dapat dilakukan secara top‐down, bottom‐up dan middle‐out.
Lebih sering terjadi digunakan kombinasi dari ketiga strategi dan seringkali proses
melibatkan partisipasi karyawan pada semua level organisasi (Hendrick & Kleiner, 2001).
Dalam mempelajari ergonomi makro, kita tidak dapat mengabaikan analisis yang
memandang bahwa organisasi adalah agen transformasi dari input menjadi output yang
bersifat sosioteknik. Ini berarti transformasi yang dilakukan itu tidak saja berkaitan dengan
teknologi atauhardware atau software namun berkaitan juga dengan interaksi sosial diantara
pekerja, konteks lingkungan kerja yang sedang dihadapi, dan yang paling penting adalah
pengaruh perubahan teknologi, pekerja, dan lingkungan pada sistem kerja.
Ergonomi makro sering disamakan dengan ergonomi organisasi. Secara kasar
memang bisa dibetulkan karena ergonomi organisasi sering berbicara di lingkup sistem.
Namun untuk beberapa kasus mungkin kurang tepat karena ergonomi organisasi juga sering
dipakai di tingkat ergonomi mikro, misalnya saja dalam menaksir produktivitas individu atau
kelompok kecil tanpa memperhatikan penyebabnya (hanya ingin tahu seberapa besar
produktivitas), atau analisis fungsi kerja dan sebagainya.
Aktivitas ergonomi tersebut memang tergolong sosioteknik namun tidak menyeluruh
sehingga tidak bisa disebut sebagai ergonomi makro. Namun perlu diakui bahwa ergonomi
makro dan ergonomi organisasi itu hubungannya sangat dekat. Organisasi sebagai sebuah
sistem sosioteknik mempunyai 4 subsistem yaitu :
1. Subsistem Teknologi (knowlodege base technology)
2. Subsistem Personel (demografi, pisikologi)

2019 Ergonomi $ K3
3 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Subsistem Lingkungan ekstrenal (temperatur, kelembaban, dll
4. Subsistem Perancangan sistem kerja (sosial ekonomi, pendidikan, politik, budaya,
hukum)

Sistem sosioteknik mempunyai 3 subsistem yang saling berkaitan membentuk


pengaruh terhadap subsistem perancangan organisasi sistem kerja. Tiga subsistem tersebut
adalah subsistem teknologi, personel dan lingkungan eksternal.

SIFAT RANCANGAN ERGONOMI MAKRO


Proses perancangan dalam ergonomi makro bersifat iteratif, non linier dan stokastik.
Iteratif berarti bahwa tahap‐tahap yang dilalui adalah desain, evaluasi, pemurnian, re‐
evaluasi, pemurnian lanjut dan seterusnya. Non linier bararti bahwa perancangan tidak
berjalan pada pola berurutan yang sederhana. Stokastik adalah membutuhkan penarikan
kesimpulan atau keputusan berdasarkan data‐data yang tidak lengkap. Seringkali suatu
perubahan ergonomi makro dalam sistem kerja tidak mungkin dilakukan pada tahap awal.
Ahli ergonomi dapat memulai dengan membuat perbaikan‐perbaikan ergonomi mikro lebih
dahulu yang akan memberikan hasil‐hasil positif dalam waktu relatif singkat. Jika
manajemen telah melihat hasil‐hasil yang positif, maka akan timbul ketertarikan dan
kemauan untuk mendukung program‐program ergonomi lebih lanjut.  Pada proses ini ahli
ergonomi telah membangun hubungan yang baik dengan pembuat keputusan kunci
sehingga meningkatkan kesadaran tentang lingkup menyeluruh dari ergonomi dan nilai‐nilai
potensial pada organisasi (Hendrick & Kleiner, 2001).

Ergonomi Mikro
Mikro Ergonomik adalah pembahasan ergonomik yang hanya fokus kepada sebuah
tempat kerja saja. Mikro Ergonomik lebih banyak melihat ke arah postur, frekuensi dan
beban kerja saja tanpa melihat seluruh organisasi pekerjaan. Dalam pengukurannya, kita
biasa menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA) atau Rapid Upper Limb
Assessment (RULA).
Tujuan utama dari Mikro Ergonomik adalah untuk meningkatkan performa dari
semua sistem kerja dan juga mengurangi stress yang diberikan pada pekerjaan manusia
dengan menganalisis tugas, lingkungan kerja dan Interaksi Mesin Manusia (Man Machine
Interaction). Mikro Ergonomik biasa juga disebut ergonomik dengan pendekatan tradisional

2019 Ergonomi $ K3
4 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Konsep stress and strain adalah pendekatan tradisional untuk menilai sistem kerja. Konsep
dasarnya adalah setiap tempat kerja memiliki faktor eksternal yang sama untuk semua
individu yang bekerja di sana (stress) namun setiap individu pastinya bereaksi secara
berbeda tergantung kepada karakter dan kemampuan individu (strain)
Bidang lain dari micro ergonomik adalah analisis aspek sistem mesin-manusia.
Analisis ini dapat dilakukan dengan memperhatikan situasi geometric dari tempat kerja dan
alat (biasa disebut desain antropometrik) dan dengan memperhatikan arus informasi dalam
Sistem Manusia dengan Mesin.
Desain tempat kerja yang sesuai dengan antropometrik berkonsentrasi pada area
pandangan, area tempat memegang barang dan area pergerakan kiki pada layout
pendukung tubuh seperti kursi dan juga mencakup desain layar serta kontrol. Ergonomik
juga memperhatikan keterbatasan dalam organ sensorik manusia seperti keterbatasan pada
kapasitas resolusi mata dan keakuratan dari pergerakan anggota tubuh yang mana
keterbatasan tersebut sangat relatif di berbagai manusia.

HUBUNGAN ERGONOMI MAKRO DAN MIKRO


Jika pendekatan ergonomi makro secara sistematik telah digunakan untuk
menentukan karakteristik desain sistem kerja keseluruhan, tahap selanjutnya adalah
membawa desain tersebut dalam level ergonomi mikro. Pendefinisian karakteristik desain
sistem kerja keseluruhan akan menentukan karakteristik dari desain job serta hubungan
manusia‐mesin dan manusia‐software interface yang merupakan kajian dalam ergonomi
mikro. Desain ergonomi makro yang efektif akan menggerakkan aspek‐aspek rancangan
ergonomi mikro, sehingga menjamin kesesuaian secara ergonomi dari komponen‐
komponen sistem dengan struktur sistem kerja keseluruhan (Hendrick & Kleiner, 2001).
Ranah makro ergonomi menjelaskan bahwa mikro ergonomi bertujuan berada pada
ranah yang bertujuan untuk menyesuaikan suatu pekerjaan terhadap manusia (pekerja),
sedangkan makro ergonomi bertujuan untuk menyesuaikan antara organisasi dengan
manusia (pekerja). Dr. Andris Freivalds dari Pennstate University menyebutkan bahwa
elemen dari suatu sistem organisasi adalah task (pekerjaan), organisasi, peralatan, manusia
dan lingkungan. Keseluruhan elemen tersebut saling berinteraksi satu sama lain sehingga
untuk menjaga keseimbangan sistem perlu dibentuk suatu kesesuaian antara satu elemen
dengan elemen yang lainnya. Di sinilah peran makro ergonomi yang utama, yaitu sebagai
penjaga keseimbangan sistem. Lalu bagaimana makro ergonomi bisa menjaga
keseimbangan sistem ?.

2019 Ergonomi $ K3
5 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Studi kasus berikut merupakan salah satu contoh bagaimana makro ergonomi
melakukannya: PT X sedang bingung dengan permintaan karyawan untuk membeli penutup
telinga dengan kualitas yang baik. Secara otomatis harganya pun juga mahal. Departemen
keuangan  tentu saja berpikir dua kali untuk memenuhi permintaan ini. Lalu keputusan apa
yang harus diambil pimpinan PT X untuk mengatasi masalah tersebut?
Solusi :
Departemen keuangan beranggapan permintaan tersebut sangatlah sulit untuk dipenuhi
karena memakan biaya yang sangat besar. Lagi pula dengan menggunakan penutup telinga
yang biasa saja sudah cukup untuk memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan kerja.
Kemudian pemimpin PT X mencoba melihat dari aspek makro ergonomi, dimana disebutkan
bahwa komponen yang paling utama dalam sebuah perusahaan yaitu pekerja. Memang
benar dengan menggunakan penutup telinga biasa sudah cukup, namun jika dilihat dari segi
kenyamanan pemakaian jelas berbeda jauh. Hal ini akan sangat berpengaruh kepada
performansi pekerja. Oleh karena itu, pimpinan PT X akhirnya menyetujui permintaan untuk
membeli penutup telinga dengan kualitas yang baik.
Studi kasus di atas adalah salah satu cara penyelesaian permasalahan suatu
perusahaan dengan menggunakan pendekatan makro ergonomi. Inti dari pendekatan makro
ergonomi yaitu dengan menambahkan faktor manusia sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
Berdasarkan keseluruhan penjelasan tersebut, maka sekarang kita dapat menjawab
mengapa mahasiswa Teknik Industri perlu mempelajari makro ergonomi. Jawabannya
terletak pada satu kata sebagai benang merah yaitu “sistem”. Mahasiswa Teknik Industri
yang merupakan “pawang” sistem perlu membekali diri dengan pengetahuan mengenai
makro ergonomi. Karena dengan begitu cara pandang kita terhadap suatu sistem akan
benar-benar bisa secara holistik, bukan hanya parsial dari beberapa sudut saja.

Makro & Mikro Ergonomi

2019 Ergonomi $ K3
6 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 12.1 berikut ini adalah ranah makro dan mikro ergonomi.

Gambar 12.1 Ruang Lingkup Makro dan Mikro Ergonomi

Berdasarkan gambar tersebut dijelaskan secara sederhana bahwa mikro ergonomi


bertujuan berada pada ranah yang bertujuan untuk menyesuaikan suatu pekerjaan terhadap
manusia (pekerja), sedangkan makro ergonomi bertujuan untuk menyesuaikan antara
organisasi dengan manusia (pekerja). Dr. Andris Freivalds
dari Pennstate University menyebutkan bahwa elemen dari suatu sistem organisasi
adalah task (pekerjaan), organisasi, peralatan, manusia dan lingkungan. Secara diagram
dapat dilihat pada gambar 12.2 berikut ini :

2019 Ergonomi $ K3
7 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 12. 2. Elemen Sistem

Keseluruhan elemen tersebut saling berinteraksi satu sama lain sehingga untuk
menjaga keseimbangan sistem perlu dibentuk suatu kesesuaian antara satu elemen dengan
elemen yang lainnya. Di sinilah peran makro ergonomi yang utama, yaitu sebagai penjaga
keseimbangan sistem.

Hubungan Ergonomi Makro dan Ergonomi Mikro


Ergonomi dapat membuat disain menjadi sederhana, mudah digunakan oleh
siapapun dan dapat membuat sistem yang kompleks menjadi aman untuk digunakan. Faktor
manusia merupakan faktor yang penting sebagai pendekatan setiap barang yang kita
gunakan, kompleks atau sederhana, di tempat kerja, di rumah, kapanpun, dan di manapun.
Tentu saja, merancang suatu pengangkutan umum sistem atau suatu bangunan pabrik
adalah sesuatu yang jauh lebih mempersulit perusahaan dibanding perancangan suatu
peringatan label. Transportasi dan sistem manufactruing meliputi banyak orang orang-orang
pada tingkat yang berbeda, semua saling berinteraksi satu sama lain dan dengan teknologi
berbeda dan semua mempunyai tanggung jawab dan tugas yang berbeda. Untuk mendisain

2019 Ergonomi $ K3
8 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
beberapa sosioteknikal sistem dalam kaitannya dengan " manusia-organisasi”
menghubungkan teknologi" maka dibutuhkan suatu pendekatan khusus yaitu ergonomi
makro. Ergonomi makro menghubungkan ergonomi mikro yang tradisional dengan pokok-
pokok perangkat keras, perangkat lunak, pekerjaan, suatu lingkungan. Desain suatu sistem
pekerjaan melalui pertimbangan suatu relevan teknis, lingkungan, dan variabel sosial dan
interaksinya adalah suatu tugas ergonomic yang umum. Jika melibatkan aspek-aspek
desain adan manajemen, bahkan ekonomi dan politik, maka hal ini merupakan sesuatu yang
harus dipelajari dalam ergonomi makro.
Oleh karena itu, ergonomi makro dan mikro harus digabungkan antara satu dengan
yang lainnya karena segala aspek yang termasuk dalam ergonomi mikro (seperti peta-peta
pekerja, produktivitas, SMED, Kaizen, dll) harus bisa diintegrasikan dengan para pelakunya
yang berada dalam lingkup manajerial, yang notabene merupakan ruang lingkup / kajian
yang ada dalam ergonomic makro. Sehingga dengan adanya relasi dengan masyarakat
sekitar, pembeli, karyawan, dan supplier, semua bidang kajian ergonomi mikro ada
manfaatnya dalam kehidupan manusia.

Daftar Pustaka
http://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2011/04/ergonomi-makro.html 
http://ifex4180.blogspot.co.id/2009/03/ergonomi-makro.html 
https://aplikasiergonomi.wordpress.com/2011/12/27/makro-ergonomi-perlukah/ 
https://industri2012.files.wordpress.com/2014/02/9-ergonomi-makro.pdf 

2019 Ergonomi $ K3
9 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai