Modul Ergonomi Dan K3 (TM13)
Modul Ergonomi Dan K3 (TM13)
Modul Ergonomi Dan K3 (TM13)
Ergonomi & K3
Ergonomi Makro
12
Teknik Teknik Industri Popy Yuliarty,ST,MT
Abstract Kompetensi
Istilah Ergonomi Makro ini pertama kali
dikenalkan oleh H.W.Hendrick pada tahun 1984.
Karena perubahan teknologi yang sangat pesat
yang melebihi kecepatan organisasi dalam
mengantisipasinya. Karena adanya kegagalan
beberapa proses transfer teknologi pada negara
berkembang akibat tidak ditinjaunya unsur
makro‐ergonomi.
2019 Ergonomi $ K3
2 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
perangkat lunak dengan tujuan mengoptimalkan desain sistem kerja dan memastikan sistem
kerja tersebut berjalan dengan harmonis. Ergonomi makro berperan dalam mendesain
beberapa sosioteknikal sistem dalam kaitannya dengan "manusia-organisasi” dan
“teknologi". Bagi para ergonom, ergonomi makro merupakan suatu perspektif untuk melihat
sistem dalam skala yang lebih besar agar investasi dari ergonomi mikro lebih berhasil.
Ergonomi makro didefinisikan sebagai pendekatan top‐down dari sistem
sosioteknikal yang diterapkan dalam perancangan sistem kerja secara keseluruhan pada
berbagai level interaksi ergonomi mikro dan memanfaatkan hasilnya dalam perancangan
manusia‐job, perancangan manusia‐mesin dan perancangan manusia‐software
interface(Hendrick & Kleiner, 2001). Pendekatan ergonomi makro berusaha menciptakan
harmonisasi atau keseimbangan dalam sistem kerja secara keseluruhan (Davis & Moro,
2004). Yang dimaksud dengan pendekatan top‐down yaitu pendekatan yang dilakukan
berdasarkan analisis dan desain yang dimulai dari struktur dan proses sistem kerja
keseluruhan, dan selanjutnya turun ke subsistem dan komponen‐komponen sistem.
Meskipun demikian, secara nyata disadari bahwa dalam aplikasi aktual, pendekatan dapat
dilakukan dari semua level organisasi (Sanda, 2003). Proses perancangan ergonomi makro
dapat dilakukan secara top‐down, bottom‐up dan middle‐out.
Lebih sering terjadi digunakan kombinasi dari ketiga strategi dan seringkali proses
melibatkan partisipasi karyawan pada semua level organisasi (Hendrick & Kleiner, 2001).
Dalam mempelajari ergonomi makro, kita tidak dapat mengabaikan analisis yang
memandang bahwa organisasi adalah agen transformasi dari input menjadi output yang
bersifat sosioteknik. Ini berarti transformasi yang dilakukan itu tidak saja berkaitan dengan
teknologi atauhardware atau software namun berkaitan juga dengan interaksi sosial diantara
pekerja, konteks lingkungan kerja yang sedang dihadapi, dan yang paling penting adalah
pengaruh perubahan teknologi, pekerja, dan lingkungan pada sistem kerja.
Ergonomi makro sering disamakan dengan ergonomi organisasi. Secara kasar
memang bisa dibetulkan karena ergonomi organisasi sering berbicara di lingkup sistem.
Namun untuk beberapa kasus mungkin kurang tepat karena ergonomi organisasi juga sering
dipakai di tingkat ergonomi mikro, misalnya saja dalam menaksir produktivitas individu atau
kelompok kecil tanpa memperhatikan penyebabnya (hanya ingin tahu seberapa besar
produktivitas), atau analisis fungsi kerja dan sebagainya.
Aktivitas ergonomi tersebut memang tergolong sosioteknik namun tidak menyeluruh
sehingga tidak bisa disebut sebagai ergonomi makro. Namun perlu diakui bahwa ergonomi
makro dan ergonomi organisasi itu hubungannya sangat dekat. Organisasi sebagai sebuah
sistem sosioteknik mempunyai 4 subsistem yaitu :
1. Subsistem Teknologi (knowlodege base technology)
2. Subsistem Personel (demografi, pisikologi)
2019 Ergonomi $ K3
3 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Subsistem Lingkungan ekstrenal (temperatur, kelembaban, dll
4. Subsistem Perancangan sistem kerja (sosial ekonomi, pendidikan, politik, budaya,
hukum)
Ergonomi Mikro
Mikro Ergonomik adalah pembahasan ergonomik yang hanya fokus kepada sebuah
tempat kerja saja. Mikro Ergonomik lebih banyak melihat ke arah postur, frekuensi dan
beban kerja saja tanpa melihat seluruh organisasi pekerjaan. Dalam pengukurannya, kita
biasa menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA) atau Rapid Upper Limb
Assessment (RULA).
Tujuan utama dari Mikro Ergonomik adalah untuk meningkatkan performa dari
semua sistem kerja dan juga mengurangi stress yang diberikan pada pekerjaan manusia
dengan menganalisis tugas, lingkungan kerja dan Interaksi Mesin Manusia (Man Machine
Interaction). Mikro Ergonomik biasa juga disebut ergonomik dengan pendekatan tradisional
2019 Ergonomi $ K3
4 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Konsep stress and strain adalah pendekatan tradisional untuk menilai sistem kerja. Konsep
dasarnya adalah setiap tempat kerja memiliki faktor eksternal yang sama untuk semua
individu yang bekerja di sana (stress) namun setiap individu pastinya bereaksi secara
berbeda tergantung kepada karakter dan kemampuan individu (strain)
Bidang lain dari micro ergonomik adalah analisis aspek sistem mesin-manusia.
Analisis ini dapat dilakukan dengan memperhatikan situasi geometric dari tempat kerja dan
alat (biasa disebut desain antropometrik) dan dengan memperhatikan arus informasi dalam
Sistem Manusia dengan Mesin.
Desain tempat kerja yang sesuai dengan antropometrik berkonsentrasi pada area
pandangan, area tempat memegang barang dan area pergerakan kiki pada layout
pendukung tubuh seperti kursi dan juga mencakup desain layar serta kontrol. Ergonomik
juga memperhatikan keterbatasan dalam organ sensorik manusia seperti keterbatasan pada
kapasitas resolusi mata dan keakuratan dari pergerakan anggota tubuh yang mana
keterbatasan tersebut sangat relatif di berbagai manusia.
2019 Ergonomi $ K3
5 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Studi kasus berikut merupakan salah satu contoh bagaimana makro ergonomi
melakukannya: PT X sedang bingung dengan permintaan karyawan untuk membeli penutup
telinga dengan kualitas yang baik. Secara otomatis harganya pun juga mahal. Departemen
keuangan tentu saja berpikir dua kali untuk memenuhi permintaan ini. Lalu keputusan apa
yang harus diambil pimpinan PT X untuk mengatasi masalah tersebut?
Solusi :
Departemen keuangan beranggapan permintaan tersebut sangatlah sulit untuk dipenuhi
karena memakan biaya yang sangat besar. Lagi pula dengan menggunakan penutup telinga
yang biasa saja sudah cukup untuk memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan kerja.
Kemudian pemimpin PT X mencoba melihat dari aspek makro ergonomi, dimana disebutkan
bahwa komponen yang paling utama dalam sebuah perusahaan yaitu pekerja. Memang
benar dengan menggunakan penutup telinga biasa sudah cukup, namun jika dilihat dari segi
kenyamanan pemakaian jelas berbeda jauh. Hal ini akan sangat berpengaruh kepada
performansi pekerja. Oleh karena itu, pimpinan PT X akhirnya menyetujui permintaan untuk
membeli penutup telinga dengan kualitas yang baik.
Studi kasus di atas adalah salah satu cara penyelesaian permasalahan suatu
perusahaan dengan menggunakan pendekatan makro ergonomi. Inti dari pendekatan makro
ergonomi yaitu dengan menambahkan faktor manusia sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
Berdasarkan keseluruhan penjelasan tersebut, maka sekarang kita dapat menjawab
mengapa mahasiswa Teknik Industri perlu mempelajari makro ergonomi. Jawabannya
terletak pada satu kata sebagai benang merah yaitu “sistem”. Mahasiswa Teknik Industri
yang merupakan “pawang” sistem perlu membekali diri dengan pengetahuan mengenai
makro ergonomi. Karena dengan begitu cara pandang kita terhadap suatu sistem akan
benar-benar bisa secara holistik, bukan hanya parsial dari beberapa sudut saja.
2019 Ergonomi $ K3
6 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 12.1 berikut ini adalah ranah makro dan mikro ergonomi.
2019 Ergonomi $ K3
7 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 12. 2. Elemen Sistem
Keseluruhan elemen tersebut saling berinteraksi satu sama lain sehingga untuk
menjaga keseimbangan sistem perlu dibentuk suatu kesesuaian antara satu elemen dengan
elemen yang lainnya. Di sinilah peran makro ergonomi yang utama, yaitu sebagai penjaga
keseimbangan sistem.
2019 Ergonomi $ K3
8 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
beberapa sosioteknikal sistem dalam kaitannya dengan " manusia-organisasi”
menghubungkan teknologi" maka dibutuhkan suatu pendekatan khusus yaitu ergonomi
makro. Ergonomi makro menghubungkan ergonomi mikro yang tradisional dengan pokok-
pokok perangkat keras, perangkat lunak, pekerjaan, suatu lingkungan. Desain suatu sistem
pekerjaan melalui pertimbangan suatu relevan teknis, lingkungan, dan variabel sosial dan
interaksinya adalah suatu tugas ergonomic yang umum. Jika melibatkan aspek-aspek
desain adan manajemen, bahkan ekonomi dan politik, maka hal ini merupakan sesuatu yang
harus dipelajari dalam ergonomi makro.
Oleh karena itu, ergonomi makro dan mikro harus digabungkan antara satu dengan
yang lainnya karena segala aspek yang termasuk dalam ergonomi mikro (seperti peta-peta
pekerja, produktivitas, SMED, Kaizen, dll) harus bisa diintegrasikan dengan para pelakunya
yang berada dalam lingkup manajerial, yang notabene merupakan ruang lingkup / kajian
yang ada dalam ergonomic makro. Sehingga dengan adanya relasi dengan masyarakat
sekitar, pembeli, karyawan, dan supplier, semua bidang kajian ergonomi mikro ada
manfaatnya dalam kehidupan manusia.
Daftar Pustaka
http://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2011/04/ergonomi-makro.html
http://ifex4180.blogspot.co.id/2009/03/ergonomi-makro.html
https://aplikasiergonomi.wordpress.com/2011/12/27/makro-ergonomi-perlukah/
https://industri2012.files.wordpress.com/2014/02/9-ergonomi-makro.pdf
2019 Ergonomi $ K3
9 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id