Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik
Tanggal Revisi
Tanggal Terima
Disusun Oleh:
Jl. Jenderal Sudirman Km. 03 Cilegon 42435 Telp. (0254) 385502, 376712
Fax. (0254) 395540 Website: http://fisdas.untirta.ac.id Email: [email protected]
i
ABSTRAK
Listrik adalah suatu energi, bahkan energi listrik begitu memegang peranan
penting bagi kehidupan kita. Listrik adalah suatu muatan yang terdiri dari muatan
positif dan muatan negatif. Arus listrik merupakan muatan listrik yang bergerak dari
tempat yang berpotensial tinggi ke tempat berpotensial rendah, melewati suatu
penghatar listrik. Listrik merupakan energi yang bisa mengalir. Contoh pada sebuah
kabel, bila kabel dialiri listrik, Maka kabel tersebut memiliki arus listrik, tegangan
listrik, dan potensial listrik. Bila kabel tersebut memiliki penghambat, maka arus
listrik yang lewat akan dihambat oleh hambatan tersebut. Arus dan tegangan
merupakan hal yang amat penting pada rangkaian listrik. Arus memiliki 2 jenis
yaitu arus AC dan arus DC. Nilai tegangan dan arus listrik tergantung dari rangkaian
yang anda buat. Pada rangkaian listrik terdapat hukum-hukum, yaitu hukum Ohm,
Hukum Kirchoff I & II. Pengaplikasian Rangkaian Listrik dikehidupan Sehari-hari
antara lain adalah Pendistribusian listrik PLN. Pendistribusian tersebut
menggunakan rangkaian paralel. Sedangkan untuk rangkaian seri, dapat dilihat
pada lampu Neon. Praktikum ini mencakup 4 percobaan, yang dimana masing-
masing memiliki prosedur percobaan. Inti dari prosedur percobaan itu adalah
menggunakan Arus dan Tegangan listrik.
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Tujuan Percobaan ................................................................. 1
1.3 Batasan Masalah ................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Listrik.................................................................................... 3
2.2 Arus Listrik ......................................................................... 3
2.3 Tegangan Listrik ................................................................... 4
2.4 Hambatan Listrik .................................................................. 5
2.5 Rangkaian Listrik ................................................................. 6
2.6 Hukum Ohm ......................................................................... 8
2.7 Hukum Kirchoff ................................................................... 9
2.8 Osiloskop ............................................................................ 10
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir Percobaan ..................................................... 12
3.2 Prosedur Percobaan ............................................................ 17
3.3 Alat yang Digunakan .......................................................... 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan .................................................................. 20
4.2 Pembahasan ........................................................................ 24
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ......................................................................... 31
5.2 Saran ................................................................................... 31
ii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. PERHITUNGAN............................................................... 33
LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DANTUGAS KHUSUS ... 42
LAMPIRAN C. GAMBAR ALAT YANG DIGUNAKAN ................. 47
LAMPIRAN D. BLANKO PERCOBAAN ................................................. 50
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3. Menguji hukum kirchoff pada resistor baik terhubung seri maupun pararel
4. Memahami cara kerja osiloskop serta dapat menggambar bentuk gelombang
tegangan dan beban yang ditampilkan melalui osiloskop.
2.1 Listrik
Listrik adalah suatu energi, bahkan energi listrik begitu memegang peranan
penting bagi kehidupan kita. Listrik adalah suatu muatan yang terdiri dari muatan
positif dan muatan negatif. Arus listrik merupakan muatan listrik yang bergerak dari
tempat yang berpotensial tinggi ke tempat berpotensial rendah, melewati suatu
penghatar listrik.[1] Listrik merupakan suatu energi yang sangat penting bagi
kebutuhan hidup manusia, bila tidak ada listrik, maka hidup manusia akan sengsara.
Semua alat elektronik, mesin, dan alat lain lain yang mempunyai sistem mekanik,
pasti dibutuhkan aliran listrik. Listrik merupakan energi yang bisa mengalir. Contoh
pada sebuah kabel, bila kabel dialiri listrik, Maka kabel tersebut memiliki arus
listrik, tegangan listrik, dan potensial listrik. Bila kabel tersebut memiliki
penghambat, maka arus listrik yang lewat akan dihambat oleh hambatan tersebut.
Dimana :
I = Arus (A)
Q = Muatan (Coulomb)
t= Waktu (s)
Dan pada hukum Ohm, Arus dapat dirumuskan sebagai berikut :
3
4
𝑉 = 𝐼. 𝑅 ....................................................2.2
𝑉
𝐼 = 𝑅 ........................................................2.3
Dimana :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)
Arus listrik memiliki macam-macam jenis. Yaitu arus AC dan arus DC.
Berikut penjelasannya :
1. Arus DC (Direct Current)
Arus listrik DC merupakan arus listrik yang mengalir secara terus menerus
kesatu arah. Arus DC dipakai dalam industry yang menggunakan proses
elektrolisa, misalnya pemurnian dan pelapisan atau penyepuhan logam.[1]
arus ini mengalir dari kutub positif(+) ke kutub Negatif (-). Biasanya arus ini
terdapat pada Chargeran Hp yang tidak digunakan. Tetapi arus dari terminal
yang dicolok oleh Chargeran Hp merupakan arus AC.
2. Arus AC (Alternative Current)
Arus listrik AC merupakan arus listrik yang mengalir bolak-balik. Arus AC
digunakan di rumah-rumah dan dipabrik – pabrik, biasanya menggunakan
voltage 110 volt atau 220 volt. Arus listrik bolak-balik (AC) jauh lebih
berbahaya dari pada arus searah (DC).[1] arus ini berbahaya karena
menggunakan voltage yang tinggi. Bila terkena oleh kita, akibatnya tidak
terbayangkan.
Media penghatar listrik salah satunya ialah media yang terbuat dari bahan
logam, yaitu elektron bebas berpindah dari satu atom ke atom logam berikutnya,
sedangkan pada media air elektron dibawa oleh elektrolit yang terkandung dalam
media air tersebut.[4] hal tersebut merupakan benda konduktor. Yang dimana benda
tersebut mampu menghantarkan listrik.
coulomb) pada elemen atau komponen dari satu terminal atau kutub ke terminal
atau kutub lainnya, atau pada kedua terminal atau kutub akan mempunyai beda
potensial jika kita menggerakkan atau memindahkan muatan sebesar satu coulomb
dari satu terminal ke terminal lainnya. Keterkaitan antara kerja yang dilakukan
sebenarnya adalah energi yang dikeluarkan, sehingga pengertian diatas dapat
disederhanakan bahwa tegangan adalah energi per satuan muatan.[3] Tegangan
merupakan beda potensial antara titik cabang pada rangkaian. Potensial listrik itu
merupakan Usaha atau energi yang diperlukan untuk memindahkan muatan yang
bersifat positif (+) yang tak terdefinisi tempatnya hingga ke tempat yang dapat
didefinisikan.
Rumus yang dapat digunakan untuk mencari nilai Tegangan adalah :
𝑑𝑊
𝑉= ........................................................2.4
𝑑𝑄
Dimana :
V = Tegangan (V)
Q = Muatan (Coulomb)
W = Usaha (Joule)
Tegangan adalah perkalian antara arus listrik dengan hambatan listrik.[5] Rumus
dengan basic hukum Ohm untuk mencari Tegangan pada sebuah rangkaian yaitu :
𝑉 = 𝐼. 𝑅 ....................................................2.5
Dimana :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)
satuan Ohm juga bisa ditulis dengan tanda Ω, yaitu karakter Omega dalam susunan
abjad latin.[6] Hambatan merupakan suatu pristiwa Ketika arus listrik dihambat
dengan suatu resistor. Pristiwa tersebut disebut resistansi. Jumlah lilitan atau
kumparan, material yang dipakai, dan diameter yang digunakan sangat
mempengaruhi nilai Hambatan.
Hambatan Listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dengan arus
listrik.[5] rumus yang dapat digunakan untuk mencari nilai Hambatan Yaitu
𝑉 = 𝐼. 𝑅 ....................................................2.6
𝑉
𝑅 = 𝐼 ........................................................2.7
Dimana :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)
Hambatan listrik disebut juga dengan resistor.Pada umumnya, resistor
berbetuk bulat memanjang dan di tengah bulatan panjang tersebut terdapat pita-
pita warna melingkar yang menandakan nilai yang dimiliki oleh sebuah resistor itu
sendiri. Setiap warna pita pada resistor punya nilai, seperti yang terlampir didalam
Tabel 2.1.[6]
Dimana :
9
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)
percobaan ini digunakan untuk menghitung besar tegangan pada setiap komponen
listrik, dan juga untuk mengetahui apakah komponen tersebut memiliki arus searah
atau bolak-balik.Sebuah osiloskop memiliki fungi utama untuk membaca sinyal dan
frekuensi listrik kemudian diproyeksikan menjadi visual gambar listrik agar dapat
dengan mudah dilihat, dipelajari maupun dianalisa. Sehingga dengan alat osiloskop,
bentuk gelombang sinyal atau frekuensi listrik dari suatu rangkaian elektronika
dapat diketahui secara detail.
BAB III
METODE PERCOBAAN
MULAI
Menyusun alat
12
13
Data Pengamatan
Literatur
Pembahasan
Kesimpulan
SELESAI
MULAI
Menyusun alat
Data Pengamatan
Literatur
15
Pembahasan
Kesimpulan
SELESAI
MULAI
Data Pengamatan
Literatur
Pembahasan
Kesimpulan
SELESAI
MULAI
Data Pengamatan
Literatur
Pembahasan
Kesimpulan
SELESAI
1. Hukum Ohm
1. Rangkaian dissusun sesuai dengan modul yang diberikan
2. Posisi ouput diatur, set komponen elektronik sehingga Kx = Resistor
3. Posisi saklar pada catu daya DC diatur sehingga keluarnya adalah 0 Volt
4. Switch S ditutup kemudian keluaran catu daya diatur sehingga lebih besar dari
0 Volt.
5. Kedudukan ampermeter dan volmeter dicatat yang sudah ditentukan oleh
asisten
6. Percobaan diulangi beberpa kali (minimum 5 kali) untuk harga I dan tegangan
yang berbeda
7. Langkah 1 sampai 5 diulangi untuk Kx = NTC
8. Langkah 1 sampai 5 diulangi untuk Kx = PTC
9. Langkah 1 sampai 5 diulangi untuk Kx = Lampu
2. Hukum I Kirchoff
1. Rangkaian disusun seperti pada modul yang diberikan
2. Catu daya DC disambungkan ke jala-jala listrik dan disambungkan
3. Harga tegangan DC dipilih dengan cara memutar selektor pada catu daya DC
tersebut, lalu harga tegangan sumber dicatat
4. Besar arus yang melewati masing-masing resistor diukur menggunakan
ampermeter yang terpasang pada setiap resistor, lalu dicatat hasilnya
5. Langkah percobaan diulangi dengan nilai tegangan sumber yang berbeda
3. Hukum II Kirchoff
1. Rangkaian disusun seperti pada modul yang diberikan
2. Catu daya DC disambungkan ke jala-jala listrik dan disambungkan
3. Harga tegangan DC dipilih dengan cara memutar selektor pada catu daya DC
tersebut, lalu harga tegangan sumber dicatat
4. Besar tegangan yang melewati masing-masing resistor diukur menggunakan
ampermeter yang terpasang pada setiap resistor, lalu hasil tersebut dicatat
5. Langkah percobaan diulangi dengan nilai tegangan sumber yang berbeda
4. Pembangkitan Gelombang Menggunakan Osiloskop
1. Rangkaian disusun seperti modul yang diberikan
19
1. 9,09 Ω 100 Ω
2. 8,67 Ω 80 Ω
3. 15 Ω 66,6 Ω
4. 22,8 Ω 61,5 Ω
5. 30,3 Ω 52,6 Ω
6. 41,3 Ω 41,3 Ω
20
21
Resistor
14
12
10
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Lampu
14
12
10
8
6
4
2
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
PTC
14
12
10
8
6
4
2
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
NTC
14
12
10
8
6
4
2
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
VS
IR
6 (Volt) 12 (Volt)
IR1 IR2 IR3 IR1 IR2 IR3
IR Pengukuran
0,07 0,15 0,03 0,11 0,26 0,09
VS
IR
6 (Volt) 12 (Volt)
IR1 IR2 IR3 IR1 IR2 IR3
23
VS
VR
6 (Volt) 12 (Volt)
VR1 VR2 VR3 VR1 VR2 VR3
VR Pengukuran
2,03 1,05 3,19 4,10 2,09 6,20
bisa disebut sebagai komponen Ohmik. Bila tidak berbanding lurus, maka
komponen tersebut bisa disebut dengan komponen non-ohmik. Pada percobaan
kedua akan membahas tentang hukum kirchoff, disini kita akan membandingkan
nilai tegangan atau arus perhitungan dengan nilai arus atau tegangan pengukuran.
Pada percobaan terakhir yaitu memahami osiloskop. Disini kita harus membaca
Gambar Grafik mengenai gelombang yang terbentuk pada osiloskop.
1. Percobaan Hukum Ohm
Pada percobaan ini, awal mula kita harus mencari nilai Hambatan dari setiap
komponen elektronik.seperti Resistor, Lampu, PTC, dan NTC. Ada 6 kali
percobaan. Dan setiap percobaan memiliki niai arus yang berbeda. Pada komponen
pertama yaitu Resistor, nilai Kuat arus yang didapatkan dari percobaan 1-6 secara
berturut-turut adalah 0,03 A, 0,07 A, 0,11 A, 0,15 A, 0,20 A, dan 0,23 A. berikutnya
adalah Tegangan yang didapatkan selama 6 kali percobaan, berikut datanya secara
berturut-turut : 2 V, 4 V, 6 V, 8 V, 10 V, dan 12 V. nilai nilai tersebut akan
dimasukan kedalam rumus hukum ohm, yaitu dimana bila kita ingin mencari
Hambatan maka rumus yang digunakan berupa Tegangan dibagi dengan Arus
Listrik. Nilai Hambatan yang didapatkan dari percobaan 1-6 secara berturut-turut
adalah 66,6 Ohm, 57,1 Ohm, 54,5 Ohm, 53,3 Ohm, 50 Ohm, 52,2 Ohm. Pada
percobaan dengan komponen resistor, memiliki Hambatan literatur. Yaitu 50 Ohm.
Jadi persentase kesalahan pada setiap percobaan secara berturut-turut adalah 0,33%,
0,14%, 0,09%, 0,06%, 0%, 0,04%. Pada percobaan ke-5 nilai hambatan sudah
memenuhi. Karena kemungkinan R literaturnya memiliki nilai arus dan tegangan
yang sama. Jadi pada percobaan ke 5 nilai R nya sama seperti literatur. Pada
percobaan 1 sampai 4 dan 6, hasilnya tidak memenuhi. Dikarenakan arus dan
tegangan yang dihasilkan tidak sama pada literatur. Pada Gambar Grafik 4.1 dimana
membahan nilai I vs V . hal yang terjadi Adalah konstan. Atau arus listrik dengan
Tegangan berbanding lurus. Oleh karena itu komponen ini disebut dengan
komponen Ohmik.
Pada komponen kedua yaitu lampu, nilai Kuat arus yang didapatkan dari
percobaan 1-6 secara berturut-turut adalah 0,09 A, 0,12 A, 0,15 A, 0,18 A, 0,20 A,
dan 0,22 A. berikutnya adalah Tegangan yang didapatkan selama 6 kali percobaan,
26
Hukum kirchoff 1 berbunyi nilai arus listrik yang masuk sama dengan nilai
arus listrik yang keluar dari cabang dalam suatu rangkaian. Pada percobaan ini,
dilakukan 2 kali percobaan dengan Tegangan yang berbeda. Pada percobaan
pertama dengan tegangan 6 Volt, Langkah yang harus dilakukan adalah mencari
nilai I total perhitungan. Tapi sebelum itu, kita harus mencari R total dengan
menggunakan rumus rangkaian listrik Paralel. Maka R total dari Resistor 100 Ohm,
50 Ohm, 150 Ohm adalah 27,27 Ohm. Lalu setelah itu masukan kedalam rumus
Hukum Ohm. Jadi Vs yang bernilai 6 volt dibagi dengan R total bernilai 27,27 Ohm.
Maka I total perhitungan adalah 0,22. Berikutnya adalah membandingkan nilai I
total perhitungan dengan I total pengukuran. Data yang dibandingkan tidak
memenuhi karena nilai-nya berbeda. Nilai perbandingannya adalah 0,22 ≠ 0,2.
Maka nilai persentase kesalahannya adalah 0,1%.
Berikutnya mencari nilai IR Perhitungan. Mula-mula, nilai IR Pengukuran
berturut-turut adalah 0,07 A, 0,15 A, 0,03 A. lalu nilai IR Perhitungan berturut-turut
adalah 0,06 A, 0,12 A, 0,04 A. maka didapatkan persentase kesalahan berturut-turut
dari R1 hingga R3 adalah 0,2%.
Pada percobaan kedua dengan tegangan 12 Volt, Langkah yang harus
dilakukan adalah mencari nilai I total perhitungan. Vs yang bernilai volt dibagi
dengan R total bernilai 27,27 Ohm. Maka I total perhitungan adalah 0,44.
Berikutnya adalah membandingkan nilai I total perhitungan dengan I total
pengukuran. Data yang dibandingkan tidak memenuhi karena nilai-nya berbeda.
Nilai perbandingannya adalah 0,44 ≠ 0,46. Maka nilai persentase kesalahannya
adalah 0,04%.
Berikutnya mencari nilai IR Perhitungan. Mula-mula, nilai IR Pengukuran
berturut-turut adalah 0,11 A, 0,26 A, 0,09 A. lalu nilai IR Perhitungan berturut-turut
adalah 0,12 A, 0,24 A, 0,08 A. maka didapatkan persentase kesalahan R1 dan R2
adalah 0,08%. Dan pada R3 adalah 0,01%
Hukum kirchoff 1 berbunyi nilai arus listrik yang masuk sama dengan nilai
arus listrik yang keluar dari cabang dalam suatu rangkaian. Nilai tegangan pada
setiap resistor sama, tetapi arus ditiap resistor itu berbeda. Pada percobaan dengan
tegangan 6 volt memiliki perbedaan dari nilai arus total perhitungan dengan nilai
28
arus total pengukuran. Tetapi bila masing-masing angka dimasukan kedalam rumus
mencari IR Perhitungan, maka hasil arus dari setiap resistor, bila di jumlahkan maka
nilai arus totalnya sama dengan arus total dari setiap masing masing arus total
perhitungan dan arus total pengukuran. Hanya saja nilai arus perhitungan tidak
sesuai dengan nilai arus pengukuran. Dikarenakan arus pengukuran dilakukan
dengan alat. Sedangkan arus perhitungan didapatkan dari rumus.
3. Percobaan Hukum Kirchoff II
Hukum kirchoff II secara garis besar adalah nilai tegangan pada suatu
rangkaian yang dimana tertutup (Loop) maka nilai tegangaannya sama dengan nol.
Pada percobaan ini, dilakukan dua kali percobaan dengan tegangan yang berbeda.
Percobaan yang pertama dengan Tegangan 6 Volt. Langkah pertama adalah
menentukan apakah Tegangan total sama dengan total Σ𝑉𝑅 pengukuran.
Jawabannya adalah tidak sama. Karena nilai tegangan total (Vs) adalah 6 Volt
sedangkan nilai Σ𝑉𝑅 pengukuran adalah 6,27 Volt. Maka persentase yang
didapatkan adalah 0,04%. Hal ini terjadi karena kemungkinan pada alat multimeter
yang digunakan mengalami system error.
Berikutnya mencari VR Perhitungan. Mula-mula, nilai VR pengukuran pada
masing-masing resistor 100 Ohm, 50 Ohm, dan 150 Ohm adalah 2,03 Volt, 1,05
Volt, dan 3,19 Volt. Lalu VR Perhitungan yang didapatkan pada masing masing
resistor secara berturut-turut adalah 2 Volt, 1 Volt, dan 3 Volt. Nilai VR total sama
dengan V total pada rangkaian. Hal ini sudah memenuhi hukum Kirchoff II karena
Vs= Σ𝑉𝑅 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙. Maka Persentase kesalahan yang terjadi secara berturut-turut adalah
0,015%, 0,005%, dan 0,006%.
Percobaan yang pertama dengan Tegangan 12 Volt. Langkah pertama adalah
menentukan apakah Tegangan total sama dengan total Σ𝑉𝑅 pengukuran.
Jawabannya adalah tidak sama. Karena nilai tegangan total (Vs) adalah 12 Volt
sedangkan nilai Σ𝑉𝑅 pengukuran adalah 12,39 Volt. Maka persentase yang
didapatkan adalah 0,03%. Hal ini terjadi karena kemungkinan pada alat multimeter
yang digunakan mengalami system error.
Berikutnya mencari VR Perhitungan. Mula-mula, nilai VR pengukuran pada
masing-masing resistor 100 Ohm, 50 Ohm, dan 150 Ohm adalah 4,10 Volt, 2,09
29
Volt, dan 6,20 Volt. Lalu VR Perhitungan yang didapatkan pada masing masing
resistor secara berturut-turut adalah 4 Volt, 2 Volt, dan 6 Volt. Nilai VR total sama
dengan V total pada rangkaian. Hal ini sudah memenuhi hukum Kirchoff II karena
Vs= Σ𝑉𝑅 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙. Maka Persentase kesalahan yang terjadi secara berturut-turut adalah
0,025%, 0,045%, dan 0,03%.
Hukum kirchoff II secara garis besar adalah nilai tegangan pada suatu
rangkaian yang dimana tertutup (Loop) maka nilai tegangaannya sama dengan nol.
Pada percobaan Hukum Kirchoff II ini, Vs pengukuran dan Σ𝑉𝑅 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 perhitungan
pada masing masing tegangan bila dijumlahkan nilainya sama dengan 0. Hal
tersebut sudah memenuhi hukum Kirchoff II. Tetapi pada Σ𝑉𝑅 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 pengukuran
bila dikurangi dengan Vs nilainya tidak sama dengan nol. Kemungkinan
dikarenakan alat multimeter mengalami error, kurang kencang saat mencolok kabel.
Atau hambatan pada kabel yang bermasalah.
4. Percobaan Bentuk Gelombang pada Osiloskop
Percobaan terakhir adalah percobaan Osiloskop yang dimana kita harus
membaca gelombang yang dihasilkan dari Resistor. Gelombang yang dihasilkan
berupa gelombang arus DC dengan bentuk gelombang Transversal yang dimana
hanya memiliki bukit dari gelombang dan turun ke titik nol. Gelombang pada arus
DC tidak memiliki Lembah, dan gelombang ini memiliki Arus Ideal. Berikutnya
adalah gelombang AC dengan bentuk gelombang tranversal. Gelombang ini
memiliki bukit dan lembah.
Percobaan pertama adalah tegangan pada Sumber. Gelombang pada layar
osiloskop berbentuk gelombang transversal tanpa lembah. Berarti arus pada sumber
berupa arus DC atau searah. Nilai tegangan pada sumber adalah 19 volt. Percobaan
kedua adalah tegangan pada Resistor Pertama dengan R = 100 Ohm. Gelombang
pada layar osiloskop berbentuk gelombang transversal tanpa lembah. Berarti arus
pada sumber berupa arus DC atau searah. Nilai tegangan pada sumber adalah 6,5
volt.
Percobaan ketiga adalah tegangan pada Resistor kedua dengan R = 50 Ohm.
Gelombang pada layer osiloskop berbentuk gelombang transversal tanpa lembah.
Berarti arus pada sumber berupa arus DC atau searah. Nilai tegangan pada sumber
30
adalah 3 volt. Percobaan keempat adalah tegangan pada resistor ketiga dengan R =
150 Ohm. Gelombang pada layar osiloskop berbentuk gelombang transversal tanpa
lembah. Berarti arus pada sumber berupa arus DC atau searah. Nilai tegangan pada
sumber adalah 9 volt. Perbandingan bentuk grafik dari ketiganya adalah semakin
besar nilai resistansi, maka grafik yang dihasil semakin besar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dalam percobaan rangkaian listrik, Terdapat 4 tujuan. Seluruh tujuan tersebut
dapat disimpulkan bahwa :
1. Hukum Ohm pada setiap Komponen listrik telah teruji dan benar adanya
dengan data yang sudah dilampirkan di BAB IV.
2. Pengujian rumus dari Tegangan dan arus listrik terbukti dengan adanya
hambatan listrik.
3. Pengujian Hukum Kirchoff II pada rangkaian seri terbukti dengan adanya Is
= I total pada setiap Resistor.
4. Pengujian Hukum Kirchoff II pada rangkaian Paralel terbukti dengan adanya
Vs + tegangan total pada setiap resistor sama dengan nol, jadi Vs hasilnya
sama seperti Tegangan total pada setiap resistor.
5. Gelombang yang terbentuk dari osiloskop adalah gelombang Transversal
tanpa lembah, menandakan Arus pada Sumber, R1, R2, dan R3 berjenis arus
DC.
4.2 Saran
Berikut saran yang saya dapat berikan dari praktikum Lensa dan Cermin :
1. Menonton video proper terlebih dahulu sebelum praktikum
2. Membaca materi tentang praktikum Rangkaian Listrik terlebih dahulu.
3. Usahakan bersikap kondusif supaya praktikum online ini berjalan dengan
lancar.
4. Mengamati dan memperhatikan penjelasan Asisten Laboratorium saat
praktikum berlangsung.
31
DAFTAR PUSTAKA
[2] Rangkaian Listrik Jilid-1. Rangkaian Arus Searah dan Arus Bolak-Balik.
[4] Cooper MA, Price TG. Eectrical and Lightning Injuries. [homepage on the
internet]. 2009.
[9] [FT IPB] Fakultas Teknik, Institut Pertanian Bogor. Osiloskop. Bogor: FT
IPB; 2007.
32
33
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
34
Lampiran A Perhitungan
Diketahui :
𝑅1 = 100 Ω
𝑅2 = 50 Ω
𝑅3 = 150 Ω
8
R4 = 0,18 = 44,4 Ω
10
R5 = 0,20 = 50 Ω
12
R6 = 0,22 = 54,5 Ω
• 𝑉𝑠 ≠ Σ𝑉𝑅 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
𝑉𝑆 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛−Σ𝑉𝑅 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
• %Error = | | 𝑥 100%
𝑉𝑆 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
6−6,27
• %Error VS = | | 𝑥 100% = 0,04%
6
Σ𝑉𝑅 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = 6 𝑉
Apakah Vs = Σ𝑉𝑅 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 ?
6= 2+1+3
6=6
Vs = Σ𝑉𝑅 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
2,03−2
%Error VR1 = | | 𝑥 100% = 0,015%
2
1,05−1
%Error VR2 = | | 𝑥 100% = 0,005%
1
3,19−3
%Error VR1 = | | 𝑥 100% = 0,006%
3
2. Pada Volt 12 V
Apakah Vs = Σ𝑉𝑅 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 ?
• 𝑉𝑠 ≠ Σ𝑉𝑅 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
𝑉𝑆 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛−Σ𝑉𝑅 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
• %Error = | | 𝑥 100%
𝑉𝑆 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
12−12,39
• %Error VS = | | 𝑥 100% = 0,03%
12
100
VR1 = 50+100+150 𝑥 12 = 4 𝑉
50
VR2 = 50+100+150 𝑥 12 = 2 𝑉
150
VR3 = 50+100+150 𝑥 12 = 6 𝑉
Vs = Σ𝑉𝑅 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
4,10−4
%Error VR1 = | | 𝑥 100% = 0,025%
4
2,09−2
%Error VR2 = | | 𝑥 100% = 0,045%
2
6,20−6
%Error VR3 = | | 𝑥 100% = 0,03%
6
1 1 1 1
• 𝑅𝑡𝑜𝑡
= 100 + 50 + 150
38
1 3 6 2
• = 300 + 300 + 300
𝑅𝑡𝑜𝑡
• 𝑅𝑡𝑜𝑡 = 27,27 Ω
Masukan R total kedalam rumus Vs=Is.Rtot
• 6 = 𝐼𝑠 + 27,27
6
• 𝐼𝑠 = 27,27
• 𝐼𝑠 = 0,22
Apakah Is Perhitungan = Is Pengukuran?
• 𝐼𝑆 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝐼𝑆 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
• 0,22 = 0,07 + 0,15 + 0,3
• 0,22 = 0,2
• 𝐼𝑆 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 ≠ 𝐼𝑆 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
𝐼𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 −𝐼𝑆 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
• %Error = | | 𝑥 100%
𝐼𝑆 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
0,2−0,22
• %Error VS = | | 𝑥 100% = 0,1%
0,2
𝐼𝑅 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
50 .150
IR1 = 100.50+100.150+50.150 𝑥 0,22 = 0,06 A
100.150
IR2 = 100.50+100.150+50.150 𝑥 0,22 = 0,12 A
100.50
IR3 = 100.50+100.150+50.150 𝑥 0,22 = 0,04 A
• 0,2 = 0,22
• 𝐼𝑆 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 ≠ Σ𝐼𝑅 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐼𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 −Σ𝐼𝑅 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
• %Error = | | 𝑥 100%
𝐼𝑆 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
0,2−0,22
• %Error VS = | | 𝑥 100% = 0,1%
0,2
kesalahan 0,1%
Persentasi Error pada tiap-tiap Resistor
𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛−𝐼𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
%Error = | | 𝑥 100%
𝐼𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
0,07−0,06
%Error IR1 = | | 𝑥 100% = 0,2%
0,06
0,15−0,12
%Error IR2 = | | 𝑥 100% = 0,2%
0,12
0,03−0,04
%Error IR3 = | | 𝑥 100% = 0,2%
0,04
1 1 1 1
• = 100 + 50 + 150
𝑅𝑡𝑜𝑡
1 3 6 2
• = 300 + 300 + 300
𝑅𝑡𝑜𝑡
• 𝑅𝑡𝑜𝑡 = 27,27 Ω
Masukan R total kedalam rumus Vs=Is.Rtot
• 12 = 𝐼𝑠 + 27,27
12
• 𝐼𝑠 = 27,27
• 𝐼𝑠 = 0,44
Apakah Is Perhitungan = Is Pengukuran?
• 𝐼𝑆 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝐼𝑆 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
• 0,44 = 0,11 + 0,26 + 0,09
40
• 0,44 = 0,46
• 𝐼𝑆 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 ≠ 𝐼𝑆 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
𝐼𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 −𝐼𝑆 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
• %Error = | | 𝑥 100%
𝐼𝑆 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
0,46−0,44
• %Error VS = | | 𝑥 100% = 0,04%
0,46
𝐼𝑅 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
50 .150
IR1 = 100.50+100.150+50.150 𝑥 0,44 = 0,12 A
100.150
IR2 = 100.50+100.150+50.150 𝑥 0,44 = 0,24 A
100.50
IR3 = 100.50+100.150+50.150 𝑥 0,44 = 0,08 A
• 0,46 = 0,44
• 𝐼𝑆 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 ≠ Σ𝐼𝑅 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐼𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 −Σ𝐼𝑅 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
• %Error = | | 𝑥 100%
𝐼𝑆 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
0,46−0,44
• %Error VS = | | 𝑥 100% = 0,04%
0,46
kesalahan 0,04%
Persentasi Error pada tiap-tiap Resistor
41
𝐼𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛−𝐼𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
%Error = | | 𝑥 100%
𝐼𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
0,11−0,12
%Error IR1 = | | 𝑥 100% = 0,08%
0,12
0,26−0,24
%Error IR2 = | | 𝑥 100% = 0,08%
0,24
0,09−0,08
%Error IR1 = | | 𝑥 100% = 0,01%
0,08
LAMPIRAN B
JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS
43
R = 6,81 Ω
C. Diketahui nilai tegangan pada suatu rangkaian sebesar 24 Volt dan nilai
arus yang terbaca pada ampermeter sebesar 10 mA. Berapakah nilai
resistensinya?
Jawab:
V = 24 volt
I = 10 mA = 0,01 A
44
Ditanya
R?
𝑉
R = 𝐼
24
R = 0,01 = 2400 Ω
2. Percobaan B
A. Perhatikan gambar percabangan arus listrik dibawah ini
I = 1,5 A
Jika diketahui ε1 = 18 V; ε2 = 7 V; ε3 = 12 V; R1 = 24 Ω; R2 = 5 Ω;
dan R3 = 7 Ω. Maka besar kuat arus listrik total adalah...
Jawab:
1 1 1 1
= + +
𝑅 24 5 7
46
1 29 1
= +
𝑅 120 7
1 323
=
𝑅 840
840
𝑅=
323
𝑅 = 3Ω
Arus
𝑉1 18
𝐼1 = = =6𝐴
𝑅 3
7
𝐼2 = = 2,3 𝐴
3
12
𝐼3 = =4𝐴
3
I total = 6 + 2,3 + 4 = 12,3 A
47
LAMPIRAN C
ALAT DAN BAHAN
48
LAMPIRAN D
BLANGKO PERCOBAAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
LABORATORIUM FISIKA TERAPAN
Jalan Jenderal Sudirman Km. 3 Cilegon 42435 Telp. (0254) 395502
Website: http://fisdas.ft-untirta.ac.id Email: [email protected]
BLANGKO PERCOBAAN
RANGKAIAN LISTRIK
DATA PRAKTIKAN
NAMA Gega Azzrafitrullah Esfafate
NIM / GRUP 3331200056/C 2
JURUSAN Teknik Mesin
REKAN Aris Firdaus, Muhammad Rifqi, Narendra Putra Vendana
TGL. PERCOBAAN 19 November 2020
Tegangan Pada R1
Tegangan Pada R2
Tegangaan Pada R3
𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝐴𝑤𝑎𝑙 = 23℃
𝑆𝑢ℎ𝑢 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 = 23℃
𝑆𝑖𝑘𝑎𝑝 𝐵𝑎𝑟𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐴𝑤𝑎𝑙 = 755 𝑚𝑚𝐻𝑔
𝑆𝑖𝑘𝑎𝑝 𝐵𝑎𝑟𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 = 755 𝑚𝑚𝐻𝑔