Makalah Tahapan Promosi Kesehatan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 32

Kesulitan download ?

Kunjungi: https://warungbidan.blogspot.com/2020/11/makalah-tahapan-promosi-kesehatan.html

Makalah Tahapan Promosi Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan merupakan totalitas dari faktor
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan yang saling mempengaruhi
satu sama lain.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmatNya-lah
kami berhasil menyusun makalah ini. Adapun materi yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah mengenai tahap proses pembelajaran.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah promosi kesehatan serta untuk
menambah wawasan kepada para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan
baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunannya walaupun kami telah
berusaha dengan mencurahkan segala tenaga dan pikiran serta kemampuan yang kami miliki..
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik yang sifatnya membangun demi tercapai
suatu kesempurnaan dalam makalah kami. Semoga segala upaya kami dalam membuat
makalah ini dapat bermanfaat.
Terima kasih
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i


DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan .....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tahap-Tahap Pembelajaran...............................................................................3
2.1.1 Tahap Pengkajian..................................................................................3
2.1.2 Tahap Perencanaan................................................................................9
2.1.3 Tahap Implementasi............................................................................16
2.1.4 Tahap Evaluasi....................................................................................20

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ....................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan merupakan totalitas dari faktor lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan yang saling mempengaruhi
satu sama lain. Status kesehatan akantercapai secara optimal, jika
keempat faktor secara bersama-sama memiliki kondisi yang optimal
pula.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa,
yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan,
sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan
ketenteraman hidup.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk
terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh
masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama. Salah satu
usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat
dan pelaksanaanya bagaimanan cara hidup sehat adalah dengan cara
melakukan pendidikan kesehatan yang tidak hanya didapat dibangku
sekolah tapi juga bias dilakukan dengan cara penyuluhan oleh tim medis.
Yang biasa disebut dengan promosi kesehatan ataupun penyuluhan
kesehatan.

1
Mengingat tugas kita sebgaai tim medis adalah salah satunya
memperkenalkan bagaimana cara hidup sehat dengan masyarakat maka
didalam makalah ini kami akan membahas tentang Promosi Kesehatan
mengenai “Tahap-Tahap Pembelajaran” dalam melakukan promosi
kesehatan agar kita dapat melakukan tindakan promosi dengan tepat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana tahap proses pembelajaran?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana tahap proses pembelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tahap-Tahap Pembelajaran

Promosi Kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar


mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Proses
pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat; artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui
kelompok-kelompok potensial di masyarakat, bahkan semua komponen
masyarakat. Kegiatan promosi kesehatan diselenggarakan melalui proses
: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, dimana disetiap
proses tersebut menentukan berjalannya suatu promosi kesehatan.

2.1.1 Tahap Pengkajian

Tahapan pertama dalam perencanaan promosi kesehatan


adalah pengkajian tentang apa yang dibutuhkan klien atau
komunitas untuk menjadi sehat. Pengkajian keperawatan adalah
proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi
data tentang klien, baik individu maupun komunitas. Fase
keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data,
dari sumber primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga, tenaga
kesehatan), dan analisa data sebagai dasar untuk diagnosa
keperawatan (Bandman dan Bandman, 1995). Pengkajian
bertujuan untuk menetapkan dasar data tentang kebutuhan,
masalah kesehatan, pengalaman yang terkait, praktik kesehatan,
tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien. Informasi yang
terkandung dalam dasar data adalah dasar untuk menetapkan
proses asuhan keperawatan selanjutnya.
Pengkajian komunitas merupakan suatu proses upaya untuk
dapat mengenal masyarakat. Warga masyarakat merupakan mitra

3
dan berkontribusi terhadap keseluruhan proses. Tujuan
keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi
faktor-faktor (baik positif maupun negatif) yang mempengaruhi
kesehatan warga masyarakat agar dapat mengembangkan startegi
promosi kesehatan. Hancock dan Minkler (1997), mengemukakan
bahwa bagi profesional kesehatan yang peduli tentang membangun
masyarakat yang sehat, ada dua alasan dalam melakukan
pengkajian kesehatan komunitas, yaitu sebagai informasi yang
dibutuhkan untuk perubahan dan sebagai pemberdayaan.
Menentukan Kebutuhan Manusia
Saat melakukan pengkajian promosi kesehatan, perawat perlu
menentukan prioritas. Hirarki Maslow (1970) tentang kebutuhan
merupakan metode yang sangat berguna untuk menetukan
prioritas. Hirarki tentang kebutuhan manusia mengatur kebutuhan
dasar dalam lima tingkat. Tingkat pertama atau tingkat paling
dasar mencakup kebutuhan seperti udara, air, dan makanan.
Tingkat kedua mencakup kebutuhan keselamatan dan keamanan.
Tingkat ketiga mengandung kebutuhan dicintai dan memiliki.
Tingkat keempat mengandung kebutuhan dihargai dan harga diri.
Tingkat kelima adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Lain halnya dengan Bradshaw (1972), Bradshaw secara umun
menggunakan suatu taksonomi yang membedakan kebutuhan
kesehatan dan sosial menjadi empat tipe, yaitu:

1. Normative needs

Ini merupakan kebutuhan yang ditetapkan oleh seorang ahli


atau kelompok profesional. Contohnya perencanaan karir,
keuangan, asuransi, dan liburan.

2. Felt needs

4
Felt needs adalah apa yang sebenarnya kita inginkan. Ini dapat
diidentifikasi oleh masing-masing klien yang dapat
dihubungkan dengan pelayanan,dan informasi.

3. Expressed needs

Expressed needs hampir sama dengan felt needs, yang


membedakannya adalah expressed needs dibuat berdasarkan
keinginan klien.

4. Comparative needs

Comparative needs kebutuhan yang diperlukan berdasarkan


situasi tertentu. Yang dapat dibandingkan dengan kelompok
yang sama atau individual.
Pada promosi kesehatan perawat lebih banyak berperan
sebagai fasilitator self-care dibandingkan pemberi asuhan
keperawatan. Proses pengkajian ditujukan untuk mengkaji klien,
termasuk individual client, keluarga atau komunitas dan untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan kekuatan serta sesuai dengan hasil
(Roberta Hunt, 2005).

2.1.1.1 Adapun beberapa tahap dalam pengkajian yaitu :

a. Mengidentifikasi prioritas masalah kesehatan yang terdiri


dari
1. Melakukan Konsultasi
2. Mengumpulkan data
3. Membuat penyajian penemuan
4. Menentukan prioritas masalah
b. Menganalisis masalah kesehatan yang terdiri dari :
1. Membuat tinjauan pustaka( literature review)
2. Mengambarkan group yang akan di berikan promosi
kesehatan

5
3. Mengeksplor lebih jauh mengenai masalah kesehatan
4. Menganalisa faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi timbulnya masalah kesehatan

2.1.1.2 Tujuan pengkajian keperawatan dalam promosi


kesehatan :

1. Untuk membantu intervesi langsung dengan


sewajarnya
2. Untuk mengidentifikasi respon tentang kebutuhan
spesifik dari grup minoritas, komunitas, atau populasi
yang membutuhkan promosi kesehatan. Misalnya
promosi kesehatan yang dilakukan pada komunitas
mantan penderita kusta tentu berbeda dengan promosi
yang dilakukan pada orang normal.
3. Untuk menentukan risiko dari suatu komunitas, apa
yang akan terjadi jika komunitas tersebut diberi
promosi kesehatan dan apa yang akan terjadi jika
kelompok tersebut tidak diberi promosi kesehatan.
4. Alokasi sumber dana, prioritas dana dinas kesehatan
diharapkan digunakan untuk proses pencegahan
penyakit melalui promosi kesehatan bukan untuk biaya
pengobatan.

2.1.1.3 Proses pengkajian dalam promosi kesehatan

Proses dimulai dari pengkajian kualitas hidup, masalah


kesehatan, masalah perilaku, faktor penyebab, sampai
keadaan internal dan eksternal. Output pengkajian ini

6
adalah pemetaan masalah perilaku, penyebabnya, dan lain-
lain.

 Informasi Kualitas Kehidupan : diperoleh dengan


melihat data sekunder (Strata keluarga) informasi ini
hanya berfungsi sebagai latar belakang masalah saja.
 Informasi tentang perilaku sehat : diperoleh dari
kunjungan rumah atau di Pos Yandu
 Informasi tentang faktor penyebab (pre desposing,
enabling dan reenforcing factors) diperoleh melalui
survei cepat etnografi (Rapid etnography assesment)
yang dilakukan oleh tingkatan kabupaten atau kota.
 Informasi tentang faktor internal (tenaga, sarana, dana
promosi kesehatan) dan eksternal (peraturan,
lingkungan di luar unit) diperoleh dari
lapangan/tempat.

Proses pengkajian dalam promosi kesehatan dapat


dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan, yaitu
tentang :

a. Apa yang ingin saya ketahui?


b. Mengapa saya ingin mengetahui hal ini?
c. Bagaimana saya bisa menemukan informasi ini?
d. Apa yang akan saya lakukan dengan informasi ini?
e. Apa kesempatan saya di sini untuk melakukan tindakan
dengan informasi ini

Pertanyaan-pertanyaan tersebut berguna untuk mengetahui


secara lebih detail tentang:

a. Kebutuhan individu

7
Untuk seorang perawat pemberi promosi kesehatan
yang bekerja dengan klien individu, ini sangat penting
untuk diketahui agar dapat meningkatkan partisipasi
klien dalam proses keperawatan.

b. Riwayat komunitas

Perawat komunitas selauntuk mengidentifikasi


kebutuhan mereka.lu bekerja dengan kelompok atau
komunitas pengetahuan tentang profil komunitas dapat
menjadikan pengkajian lebih sistematik daripada
melakukan pengamatan subjektif.

c. Pandangan masyarakat

Perawat pemberi promosi kesehatan perlu


mendengarkan pandangan masyarakat. Hal ini penting
untuk dilakukan karena pertama, perawat perlu
mendorong masyarakat lokal untuk terlibat secara
langsung dalam proses. Kedua, perawat perlu memeberi
keyakinan bahwa perawat menyediakan informasi yang
berguna dalam memenuhi kebutuhan dalam aktivitas
masyarakat. Proses ini dapat dikatakan tida berhasil jika
masyarakat psif dalam penyediaan informasi dan tidak
berpartisipasi secara langsung dalam proses promosi
kesehatan. Untuk membuat masyarakat mau
berpartisipasi dalam proses promosi kesehatan, perawat
dapat meminta bantuan dengan cara melakukan
pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat, seperti:

 Tokoh yang memiliki pengetahuan tentang isu


umum dalam mayarakat, misalnya guru.
 Pemuka agama

8
 Tokoh yang penting dalam jaringan informal dan
memiliki peranan dalam local communication
seperti shopkeepers dan bookmakers.

2.1.1.4 Dalam melakukan pengkajian dibutuhkan suatu


metode yang bertujuan untuk mengumpulkan data
yang terdiri dari

1. Survey Langsung, dengan survey langsung kita dapat


melihat karakteristik tentang gaya hidup, tempat
tinggal dan tipe rumah dan lingkungan rumah.
2. Informant Interviews, informasi yang diperoleh dari
informan adalah kunci melalui wawncara atau focus
group discussion sangat menolong dalam mengatasi
masalah
3. Participant Observation, kita dapat mengkaji dat
objektif berdasarkan orang, tempat dan social system
yang ada di komunitas. Informasi ini dapat membantu
mengidentifikasi tren, kestabilan dan perubahan yang
member dampak kesehatan individu di komunitas.
4. Menggunakan media seperti telephone
5. Diskusi panel pada komunitas promotor berdiskusi
bersama masyarakat mengenai maslah yang sedang
terjadi.

2.1.1.5 Menentukan tindak lanjut dalam pengjkajian promosi


kesehatan lokal, seperti:

1. National targets, misalnya Indonesia sehat 2016


2. National theme, misalnya Hari AIDS Se-Dunia

9
3. a major determinant of health in the area, misalnya
umur
4. Pragmatism on the basis of available skills and
intercest
5. Cost and staffing
6. Longer-term strategy
7. Existing activity
8. Cost- effectiveness and what is amenable to change
and evaluation
9. Client choice
10. Professionals’ views

2.1.2 Tahap Perencanaan

2.1.2.1 Definisi Perencanaan Promosi Kesehatan

Tahap perencanaan penting untuk memastikan bahwa


promosi kesehatan yang akan dilakukan terfokus pada
prioritas kerja yang sesuai dengan tujuan/goal yaitu
memberikan layanan keperawatan terbaik pada klien
meliputi individu, kelompok maupun masyarakat.
Model perencanaan diperlukan dalam promosi
kesehatan karena perencanaan menyediakan cara untuk
memandu pilihan sehingga keputusan yang dibuat
mewakili cara terbaik untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Pendekatan rasional menunjukkan bahwa
seluruh jajaran atau option harus diidentifikasi dan
dipertimbangkan sebelum program komprehensif
disusun. Model perencanaan rasional (Rational planning
model) memberika pedoman pilihan dalam mengambil
keputusan yang mewakili langkah terbaik untuk

10
mencapai tujuan yang akan dicapai. Perencanaan
memeiliki keuntungan supaya tujuan yang akan dicapai
jelas oleh karena itu dalam tahap perencanaan
memerlukan:

1) Pengkajian kebutuhan promosi kesehatan


2) Penentuan tujuan mengenai apa yang akan
dicapai
3) Penentuan taget berhubungan dengan tepat hasil.
Target harus SMART; Sesific, Measurable,
Achieveable, Realistic, Time-limited
4) Pemilihan metode atau strategi yang akan
digunakan dalam pencapaian tujuan
5) Evaluasi hasil

Beberapa perecanaan diperkenalkan dalam


bentuk linier, namun ada juga model
perencanaan yang ditampilkan dalam bentuk
circular (melingkar), yang mengindikasi bahwa
pada hasil evaluasi akan dijadikan feedback
(umpan balik) pada tahap perencanaan
berikutnya.

2.1.2.2 Perencanaan Strategis Promosi Kesehatan

Strategis menjelaskan hasil yang diinginkan dan cara


dalam pencapaian tujuan yang akan dicapai pada hasil
pelaksanaan tetapi tidak selalu masuk ke detail tentang
metode atau mengukur hasil. Perencanaan strategis
mengacu pada perencanaan sebuah kegiatan berskala
besar yang melibatkan berbagai intervensi pada patner
yang berbeda dan bertahap. Pada “English white paper on

11
Public Health” disebutkan bahwa perencanaan strategis
mengacu pada kebutuhan yang telah digabungkan dan
kebijakan yang terkait. Simnett (1995) menggambarkan
beberapa tingkat/taraf dalam pengembangan strategi
meliputi:

1) Identifikasi kegemaran patner


2) Diagnose, yaitu identifikasi kemana dan
bagaimana kita menginginkan sesuatu yang
berbeda
3) Visi, yaitu terkait dengan hasil yang diharapkan
4) Pembangunan, kebutuhan untuk merubah
permintaan sesuai dengan apa yang dicitakan dan
apakah program yang ada sejalan dengan harapan
5) Rencana pelaksanaan, yaitu rencana mengenai apa
yang akan dilakukan selanjutnya

2.1.2.3 Model Perencanaan Promosi Kesehatan

Menurut Elwes dan Simnett (1999), kerangka kerja


perencanaan promosi kesehatan dapat meliputi:
Stage 1: Identifikasi kebutuhan dan prioritas
Identifikasi kebutuhan dan prioritas
memerlukan penelitian dan penyelidikan, atau
mungkin dengan menyeleksi sebagian klien
dilihat dari kasus yang menjadi problem.
Identifikasi kebutuhan dapat dilakukan dengan
melakukan penyelidikan/penelitian secara
berurutan terhadap keadaan klien, bertanya
langsung kepada klien tentang topik terkait

12
informasi dan nasehat yang mereka perlukan.
Selain itu, identifikasi dapat juga melihat pada
cataan kasus untuk dapat mengidentifikasi topik
yang bersifat umum. Contoh: tim kesehatan
mungkin mengetahui bahwa banyak orangtua
bermasalah dengan pola tidurnya, oleh karena itu
pimpin atau beri arahkan kepada mereka untuk
melakukan set up di klinik masalah tidur.
Model perencanaan lainnya dimulai dari
perbedaan pint, contoh: pada Model perencanaan
Tone’s (Tones, 1974) memulai dengan
menetapkan tujuan promosi kesehatan yang
kemudian dianalisa untuk menetukan intervensi
pendidikan/promosi kesehatan yang tepat.
Intervensi yang dilakukan dimodifikasi dengan
merujuk karakteristik pada kelompok target, dan
detail rencana program prendidikan. Model
perencanaan Tone’s fokus pada intervensi
pendidikan, keberlangsungan dari strategi
nasional pada promosi kesehatan melengkapi
tujuan promosi kesehatan dalam pelaksanaan.
Menurut Berry (1986) model perencanaan
dimulai dengan menyusun atau mengatur sebuah
kelompok kerja untuk mengkaji ulang (review)
masalah dan identifikasi proyek promosi
kesehatan yang sesuai dengan kasus/masalah
yang ada.

Stage 2: Mementukan tujuan dan target

Tujuan mengacu pada goal dengan


meningkatkan kesehatan di beberapa area,

13
contoh: mengurangi konsumsi alcohol karena
berhubungan dengan terjadinya gangguan
kesehatan. Objek atau sasaran membuhkan
pernyataan spesifik dan harus merupakan
pernyataan yang mengaktifkan objek
bekerjasama dalam pencapaina tujuan yang
dicita-citakan bersama. Objek atau sasaran
kemudian diarahkan untuk diberi pendidikan,
menciptakan kebiasaan yang sehat, mengacu
pada kebijakan yang terkait, dan menganalisa
proses serta hasil kelingkunga. Pendidikan
objek/sasaran mungkin memutuskan beberapa
kategori meliputi:

1) Level pengetahuan klien (objek) bertambah,


terkait dengan masalah yang dibahas dalam
promosi kesehatan
2) Affektif klien (objek) mengalami perubahan
menuju pola hidup lebih sehat, yang dapat
dilihat pada perubahan tingkah laku dan
kepercayaan
3) Kebiasaan atau ketrampilan klien
bertambah/ semakin mahir pada kompetensi
dan ketrampilan baru

14
Target promosi kesehatan dapat meliputi tambahan
sebagai berikut:

1) Perubahan kebiasaan, meliputi perubahan gaya


hidup dan peningkatan pelayanan. Contoh:
mengurangi kebiasaan merokok
2) Perubahan pada kebijakan kesehatan klien
3) Peningkatan partisipan dalam proses pelaksanaan
dan kemampuan untuk bekerjasama. Contoh:
meningkatkan/menggerakkan komunitas
(partisipan) da sector dalam guna mendukung
program Indonesia sehat 2010
4) Perubahan lingkungan menjadi lebih sehat, contoh
membudayakan membuang sampah pada
tempatnya.

Stage 3: Identifikasi metode yang tepat dalam pencapaian


tujuan Pemilihan metode disesuaikan dengan
tujuan promosi
kesehatan yang akan dicapai dan memperhatikan
segi objek, artinya metode yang digunakan
mampu memberi reflek pada objek/target yang
dituju. Berikut adalah contoh dari pemilihan
metode promosi kesehatan:
 Tujuan: untuk menghindari resiko bunuh diri
pada klien ganguan jiwa

 Objek :

1) untuk menjamin bahwa dalam jangka waktu


2tahun pasien dengan schizopherinia mampu

15
mengatur diri dalam komunitas yang
dimonitor setiap bulan sekali.
2) untuk membangun konsep koping addaptif
terhadap stress pada masa muda dengan
mengadakan konseling bersama.

Metode tertentu terkadang tidak cukup efektif


digunakan pada objek tertentu. Misalnya, pada
promosi kesehatan yang diadakan pada
sekelompok kecil akan lebih efektif dalam
memberikan pendidikan dan melihat terjadinya
perubahan perilaku pada objek sebagai hasil dari
pelaksanaan sehingga metode pengajaran dapat
dilakukan oleh individu atau sekelompok kecil
tim kesehatan. Sedangkan, pada taraf komunitas,
metode promosi keehatan akan lebih efektif
apabila dilakukan dengan cara beerjasama
dengan pemerindah daerah yang terkait guna
mendukung pelaksanaan promosi kesehatan
yang akan dijalankan. Media massa juga dapat
menjadi metode promosi kesehatan pada
cakupan objek yang lebih kompleks lagi.
Melalui media massa akan lebih efektif untuk
meningkatkan pengetahuan terhadap topic
kesehatan, akan tetapi kurang efektif untuk
mengukur atau menilai terjadinya perubahan
perilaku dari objek sasaran. Oleh karena itu,
dalam pemilihan metode promosi kesehatan
harus selalu menghubungkan antara tujuan,
objek yang menjadi sasaran, pengetahuan dan
juga ketrampilan dari tim kesehatan sehingga

16
topic kesehatan tidak hanya dimengerti tetapi
mampu diterapkan dalam kehidupan sehingga
diperoleh perubahan perilaku menuju kearah
kebiasaan pola hidup sehat.

Stage 4: Identifikasi sumber yang terkait

Ketika objek dan metode telah diputuskan,


tingkat perencanaan selanjutnya adalah
mempertimbangkan mengenai sumber spesifik
yang dibutuhakan dalam mengimplementasi
strategi pelaksanaan. Sumber dapat berupa
dana, ketrampilan dan keahlian, bahan seperti
selebaran atau kotak pembelajaran, kebijakan
yang menarik, rencana, fasilitas dan pelayanan.

Stage 5: Menyusun metode rencana evaluasi

Evaluasi harus berhubungan tujuan/sasaran


yang telah disusun sebelumnya tetapi dapat
diusahakan lebih dari tujuan yang telah ditapkan
atau kurang dari yang dicita- citakan. Evaluasi
dapat kita lakukan dengan menanyakan pada
partisipan mengenai pemahaman informasi pada
akhir sesi atau dapat juga dalam bentuk lebih
formal seperti dengan menbagikan kuisioner
kepeda peserta/partisipan untuk diisi sesuai apa
yang dipahami atau dimengerti setelah
pelaksanaan promosi kesehatan.

Stage 6: Menyusun rencana pelaksanaan

Penyusunan rencana pelaksanaan merupakan


tindakan yang meliputi penulisan detail rencana

17
pelaksanaan, seperti identifikasi topik/masalah,
orang yang akan menyampaikan informasi
terkait dengan topic, sumber yang akan
digunakan, rentang waktu hingga tahap rencana
evaluasi.
Stage 7: Pelaksanaan atau Implementasi dari perencanaan
Merupakan tahap yang penting untuk selalu
diperhatikan
mengenai hal yang harus dan tidak harus
dilakukan, sehingga tidak terjadi masalah yang
tidak diharapkan. Pelaksanaan atau implementasi
promosi kesehatan perlu direncanakan supaya
dalam kenyataannya partisipan diharapkan
mampu menyerap atau menerima, mengerti,
memahami dan mau serta mampu menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari sehingga diperoleh
perubahan perilaku menjadi lebig sehat. hasil
atau out-put yang ditunujukkan oleh partisipan
setelah dilaksanakan promosi keehatan menjadi
bahan dalam penusunan evaluasi.

2.1.3 Tahap Implementasi

Tahap implementasi atau pelaksanaan adalah tindakan


penyelesaian yang diperlukan untuk memenuhi tujuan yakni
untuk mencapai kesehatan yang optimal, implementasi
merupakan pelaksanaan dari rencana perawatan terhadap perilaku
yang digambarkan dalam hasil individu yang diusulkan.
Pemilihan intervensi keperawatan tergantung pada beberapa
faktor:

18
(1) hasil yang diinginkan klien
(2) karakteristik dari diagnosa keperawatan
(3) penelitian yang berkaitan dengan intervensi
(4) kelayakan pelaksanaan intervensi
(5) penerimaan intervensi oleh individu
(6) kemampuan perawat (Carpenito-Moyet, 2003).

Promosi Kesehatan ini dapat diimplementasikan dalam berbagai


tatanan, yaitu sebagai berikut:

1. Promosi kesehatan melalui pengorganisasian dan


pengembangan masyarakat

Pelaksanaan Promosi Kesehatan di masyarakat adalah


sebagai berikut:

a. Persiapan Pelaksanaan, dalam tahapan ini pelaksana


menyusun jadwal ulang apabila dalam melaksanakan
kegiatan tidak sesuai lagi dengan kondisi terkini,
menyusun organisasi pelaksanaan promosi kesehatan,
berdasar atas rencana yang telah disusun, mendapatkan
media komunikasi yang diproduksi oleh Dinas Kesehatan
(apabila ada).
b. Fasilitasi, petugas promkes melaksanakan pelatihan
kepada LKM (seksi kesehatan) melalui pelatihan sambil
bekerja (on the job training), agar mampu melaksanakan
kegiatan promosi kesehatan, kemudian melakukan
pemantauan terhadap perkembangan hasil.
c. Implementasi Kegiatan, merupakan tahap pelaksanaan
kegiatan pelatihan yang berkaitan dengan promosi
kesehatan.
2. Promosi kesehatan di sekolah

19
Promosi kesehatan di sekolah pada prinsipnya adalah
menciptakan sekolah sebagai komunitas yang mampu
meningkatkan kesehatannya (Health Promoting School). Oleh
karena itu, pelaksanaan promosi kesehatan di sekolah
mencakup 3 kegiatan pokok, yaitu:

a. Menciptakan lingkungan yang sehat (Healthful School


Living), dalam hal ini tidak hanya lingkungan fisik yang
bersih, akan tetapi juga lingkungan sosialnya juga harus
harmonis dan kondusif , sehingga perilaku sehat dapat
tumbuh dengan baik.
b. Pendidikan kesehatan (Health Education), dilakukan
untuk menanamkan kebiasaan hiddup sehat agar dapat
bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan
lingkungannya serta ikut aktif dalam usaha0usaha
kesehatan.
c. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah,
penyuluhan kesehatan juga dapat dijadikan salah satu cara
untuk mempromosikan kesehatan di sekolah.
3. Promosi kesehatan di Tempat Kerja

Promosi Kesehatan di tempat kerja diartikan oleh Li dan


Cox sebagai kesempatan pembelajaran terencana yang
ditujukan kepada masyarakat di tempat kerja dan dirancang
untuk memfasilitasi pengambilan keputusan dan memelihara
kesehatan yang optimal. Pengimplementasian dari promosi
kesehatan ini dapat dilakukan dengan:

a. Pemberian informasi, misalnya dengan membuat media


cetak atau menyelenggarakan pameran kesehatan di
tempat kerja.

20
b. Penjajakan risiko kesehatan, pelaksanaannya berupa
pemeriksaan kesehatan secara rutin.
c. Pemberian resep, misalnya dengan melakukan pelayanan
konseling bagi pekerja agar mampu berperilaku sehat.
d. Membuat system dan lingkungan yang mendukung.
4. Promosi kesehatan di rumah sakit

Pelaksanaan promosi kesehatan di rumah sakit dilakukan


dalam rangka membantu orang sakit atau pasien dan
keluarganya agar mereka dapat mengatasi masalah
kesehatannya, khususnya mempercepat kesembuhan dari
penyakitnya. Promosi kesehatan di rumah sakit sebaiknya
harus menciptakan kesan rumah sakit tersebut menjadi
tempat yang menyenagkan, tempat untuk beramah tamah, dan
sebagainya. Oleh karena itu, pelaksanaan promkes yang dapat
dilakukan adalah:

a. Pemberian contoh
b. Penggunaan media. Media promosi atau penyuluhan
kesehatan di rumah sakit merupakan alat bantu dalam
menyampaikan pesan-pesan kesehatan pada para pasien
dan pengunjung rumah sakit lainnya.

Tahapan intervensi antara lain :

1. Persiapan
 Mencari baseline data dan penjajagan kebutuhan
mengenai topik-topik kesehatan
 Informan: Pekerja - Manajer - Direktur
2. Pelaksanaan
 Pendidikan peer educator oleh outreach worker
 Penyuluhan secara berkala di pabrik, mess
karyawan, masjid, radio

21
 Penyebaran materi KIE
 Pameran kesehatan
 Pemutaran film
3. Tahap Monitoring dan Evaluasi
 Melihat pencapaian apakah sesuai target Begitu
banyak perhatian dapat ditujukan untuk tujuan-
tujuan, isi, strategi, dan metode program promosi
keperawatan sehingga 'proses' pelaksanaan
sering kali diabaikan. Parkinson (1982)
mengklasifikasikannya dengan tiga pendekatan;
1). The pilot approach. Ini adalah langkah pertama yang
penting dalam melaksanakan program promosi
kesehatan. Green (1986) menyebutnya sebagai site
response, yaitu mendapatkan umpan balik dari para
peserta yang terlibat dalam program, serta dari staf
perencana, pada kualitas program dalam semua
dimensi-dari bahan-bahan pendidikan (misalnya,
pamflet atau menampilkan ) dari kelayakan staf yang
dipilih untuk

menyampaikan program. Umpan balik yang berharga


dari fase pilot ini juga dikenal sebagai proses
evaluasi, evaluasi dari suatu proses termasuk kedalam
fase pelaksanaan.

2). The phased-in approach. Hal ini terjadi ketika


program tersebut dilaksanakan di berbagai tempat,
daerah atau wilayah. Sebuah program percontohan
mungkin menghasilkan proses evaluasi yang positif,
dan / atau evaluasi mungkin telah menghasilkan
penyesuaian program. Keputusan ini kemudian
dibuat untuk membuat atau memfasekan program

22
tersebut menjadi berbagai pengaturan dari waktu ke
waktu karena keterbatasan sumber daya, kebutuhan
akan bahan-bahan yang lebih tepat, atau timelinenya.
3). Immediate implementation of the total program.
Program yang telah efektif di masa lalu, atau program
yang mempunyai pendekatan yang standar, sering
diimplementasikan secara totalitas.

Secara keseluruhan suatu pendekatan pilot pada


setiap program yang baru dikembangkan adalah suatu
keharusan. Pendekatan ini berfungsi untuk
melibatkan komunitas Anda dalam desain, proses
evaluasi dan pelaksanaan, sehingga memastikan
komitmen dari masyarakat itu sendiri.

2.1.4 Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi pada promosi kesehatan pada dasarnya


memiliki kesamaan dengan tahap evaluasi pada proses
keperawatan secara umum.. Didalam tahapan evaluasi hal
penting yang harus diperhatikan adalah standar ukuran yang
digunakan untuk dijadikan suatu pedoman evaluasi. Standar ini
diperoleh dari tujuan dan hasil yang diharapkan diadakannya
suatu kegiatan tersebut. Kedua standar ini selalu dirumuskan
ketika kegiatan ataupun tindakan keperawatan belum diberikan.
Selain itu, dalam tahapan evaluasi juga dilakukan pengkajian lagi
yang lebih dipusatkan pada pengkajian objektif dan subjektif
klien atau objek kegiatan setelah dilakukan tindakan promosi
kesehatan.
Tujuan evaluasi diantarnya adalah sebagai berikut:
Tujuan umum :

23
1. Menjamin asuhan keperawatan secara optimal
2. Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. Tujuan
khusus :
1. Mengakhiri rencana tindakan program promosi kesehatan
2. Menyatakan apakah tujuan program promosi kesehatan telah
tercapai atau belum
3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan terkait program
promosi
4. Memodifikasi rencana tindakan promosi
5. Dapat menentukan penyebab apabila tujuan promosi
kesehatan belum tercapai.

Standar evaluasi pada promosi kesehatan yang mencakup


tujuan serta hasil yang diharapakan selalu dibuat berdasarkan
latar belakang kegiatan. Tujuan dari kegiatan promosi kesehatan
selalu ditetapkan berdasarkan apa yang hendak dicapai dengan
kegiatan promosi kesehatan. Hal ini menjadi penting karena
segala tujuan dari kegiatan promosi kesehatan memiliki aspek
yang sangat penting dari suatu kegiatan promosi kesehatan.
Tahapan evaluasi dalam kegiatan promosi kesehatan dapat
dilakukan dalam berbagai tinjauan. Hal ini meliputi

a. Evaluasi terhadap input

Tahap evaluasi promosi kesehatan dalam hal ini mencakup


evaluasi terhadap segala input untuk mendukung
terlaksananya kegiatan promosi kesehatan. Evaluasi pada
komponen input sangat penting karena input itu sendiri
mencakup:

 jumlah ketersediaan sumber daya manusia sebagai


pelaksana kegiatan promosi kesehatan

24
 banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan
atau melaksanakan kegiatan
 banyaknya materi dan juga uang yang digunakan untuk
mendanai kegiatan.

Segala komponen input tersebut dapat diibaratkan sebagai


bahan bakar dalam kegiatan. Oleh karena itu evaluasi pada
aspek ini sangat perlu karena baik buruknya suatu kegiatan
promosi kesehatan sangat ditentukan seberapa besar input
yang ada.

b. Evaluasi terhadap proses

Evaluasi terhadap proses penyelenggaraan promosi kesehatan


meliputi:

 Seberapa banyak orang yang memiliki komitmen tinggi


untuk melakukan kegiatan promosi kesehatan
 Teori dan konsep dalam pemberian promosi kesehatan
 Dimana kegiatan promosi kesehatan dan dilakukan dan
sasarannya
 Media dalam pemberian promosi kesehatan

Evaluasi terhadap proses akan memberikan manfaat yang


besar dalam promosi kesehatan. Evaluasi ini akan
memperlihatkan bagaimana berjalannya proses promosi
kesehatan dari awal hingga akhir. Dari evaluasi ini
diharapkan akan diketahui sejauh mana keberhasilan dan
kendala dalam suatu kegiatan promosi kesehatan.

c. Evaluasi terhadap hasil dari kegiatan

Evaluasi terhhadap hasil dari suatu kegiatan promosi


kesehatan lebih dipusatkan pada pengamatan pada obkjek

25
kegiatan. Dalam hal ini, evaluasi dilakukan untuk mengetahui
seberapa berhasilkah promosi kesehatan terhadap
pengetahuan, tingkah laku, dan sikap klien dalam
menjalankan pola hidup sehat. Evaluasi hasil juga dapat
digunakan
sebagai sarana untuk mengetahui seberapa jauh tujuan
diadakannnya promosi kesehatan dapat tercapai.

d. Impact evaluation

Evaluasi terhadap dampak kegiatan promosi kesehatan


meliputi melakukan pengkajian terhadap seberapa
berhasilkah penyelenggara promosi kesehatan mempengaruhi
klien. Selain itu, dengan evaluasi terhadap dampak kegiatan
promosi kesehatan kita akan mengetahui seberapa besar
dampak suatu kegiatan dilakukan.
Selain itu tindakan evaluasi dapat dilakuak melalui 2 cara
yaitu:

1. Evaluasi formatif
 Hasil observasi dan analisa promotor terhadap respon
segera pada saat / setelah dilakukan tindakan
keperawatan atau promosi kesehatan
 Ditulis pada catatan perawatan
 Contoh: membantu pasien dudukajarkan klien
pencucian tangan yang benar dan latihan senam hamil.
2. Evaluasi Sumatif
 Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan
analisa status kesehatan sesuai waktu pada tujuan
 Ditulis pada catatan perkembangan

Dari evaluasi kegiatan atau tindakan evaluasi yang


dilakukan baik formati maupun sumatif. Promotor dapat

26
mengindikasikan apakah evaluasi bersifat posistif (hasil
yang diinginkan terpenuhi) atau negatif (hasil yang tiadak
diinginkan menandakan bahwa masalah tidak terpecahkan
atau terdapat masalah potensial yang belum diketahui)
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

 Apakah rumusan masalah (diagnosa keperawatan)


dan masalah-masalah kolaboratif akurat?
 Apakah masyarakat mencapai hasil yang diharapkan?
 Apakah masyarakat menunjukkan perubahan perilaku
dan peningkatan kesadaran berdasarkan kegiatan
promosi yang dijalankan?
 Apakah masalah-masalah yang dijadikan sebagai
diagnosa sudah dapat teratasi?
 Apakah kebutuhan masyarakat terkait program
promosi kesehatan sudah dipenuhi?
 Apakah intervensi yang dilaksanakan harus
dipertahankan, diubah atau dihentikan?
 Apakah ada masalah yang timbul dimana intervensi
yang belum direncanakan atau diimplementasikan?
 Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pencapaian
tujuan atau kurang tercapainya tjuan?
 Apakah prioritas yang harus disusun kembali?
 Apakah perubahan-perubahan harus dibuat pada
tujuan dan hasil yang diperkirakan?

Pertanyaan-pertanyaan diatas bermanfaat sebagai


parameter dalam :

1. Untuk menentukan perkembangan kesehatan


masyarakat terkait dengan promosi yang telah
dilaksanakan.

27
2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas
asuhan atau program promosi kesehatan.
3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan promosi yang
telah dilksanakan
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau
menyusun siklus baru dalam proses keperawatan.
5. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab
dalam pelaksanaan keperawatan sehingga dapat
diperoleh data objektif untuk menentukan rencana
tindak lanjut, apakah intervesi akan terus dilanjutkan
(hasil evaluasi positif), diubah (modifikasi tindakan
berdasarkan pengkajian terhadap hambatan-
hambatan yang muncul selama proses promosi
kesehatan) atau dihentikan.

28
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Promosi Kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar


mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Proses
pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat; artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui
kelompok-kelompok potensial di masyarakat, bahkan semua komponen
masyarakat. Kegiatan promosi kesehatan diselenggarakan melalui proses
: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, dimana disetiap
proses tersebut menentukan berjalannya suatu promosi kesehatan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo dkk. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.


Jakarta: Rineka Cipta.
Novita, Nesi dan Franciska, Yunetra. 2012. Promosi Kesehatan Dalam
Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
McKenzie, James F dkk. 2006. Kesehatan Masyarakat Suatu Pengantar.
Jakarta: EGC
Mubarak, Wahid I dan Chayatin, Nurul. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika

30

Anda mungkin juga menyukai