Ema Amilia - Laporan Praktikum Kimia Organik IV

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

(TPK18225)

PERCOBAAN IV
ANALISIS KUALITATIF UNSUR-UNSUR DALAM SENYAWA
ORGANIK
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Kimia Organik
(TPK18225)

Dosen Pengampu:
Ratna Kartika Irawati, S.Pd., M.Pd.

Asisten Dosen:
Rahmiati
Raudatul Janah

Disusun Oleh:
Ema Amilia
180101090170

PROGRAM STUDI TADRIS KIMIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN ANTASARI BANJARMASIN
MARET 2020
PERCOBAAN IV

Judul : Analisis kualitatif Unsur-unsur Senyawa Organik

Tujuan : Mengidentifikasi unsur karbon, hidrogen, belerang halogen atau


nitrogen pada senyawa organik.

Hari/Tanggal : Sabtu/28 Maret 2020

Tempat : Laboratorium Kimia FTK UIN Antasari Banjarmasin

I. DASAR TEORI
Dulu senyawa karbon tidak dapat dibuat di dalam laboratorium akan
tetapi setelah Fredich Wohler berhasil membuat urea melalui pemanasan pada
tahun 1923, maka senyawa organik lain mulai dibuat dilaboratorium. Adanya
unsur karbon dan hidrogen dalam sampel organik, secara lebih pasti dapat
ditunjuk melalui cara kimia yaitu dengan uji pembakaran. Pembakaran sampel
organik akan karbon (C) menjadi karbon dioksida (CO2) dan hidrogen (H)
menjadi H2O. Gas CO2 dapat dikenali berdasarkan sifatnya yang mengeruhkan
air kapur, sedang air dapat dikenali dengan kertas kobalt. Air dapat mengubah
warna kertas kobalt dari biru menjadi merah muda (pink).
Sampel + oksidator → CO2(g) + H2O(l)
CO2(g) + Ca(OH)2 → CaCO3(s) + H2O(l)
Kertas kobalt biru + H2O → kertas kobalt merah muda
Karbon dan hidrogen akan teoksidasi menjadi CO2 dan H2O. karbon
dioksida (CO2) dikenali dengan menggunakan air kapur, sedang air dikenali
dengan menggunakan kertas kobalt (Ralph, 2001)
Analisis unsur senyawa organik dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Sejumlah massa tertentu sampel dibakar dan karbon dioksida dan air yang
dihasilkan dijebak dengan absorben yang tepat, dan peningkatan massa
absorben diakibatkan oleh karbon dioksida dan air yang diserap. Dari nilai ini
jumlah karbon dan hidrogen dan hidrogen dalam sampel dapat ditentukan.
Metode pembakaran telah dikenal sejak dulu. Metode ini telah digunakan oleh
Lavoisieur dan secara signifikan disempurnakan oleh Liebig. Metode modern
untuk menentukan jumlah karbon dioksida dan air adalah dengan kromatografi
gas bukan dengan metode penimbangan. Namun, prinsipnya tidak berubah
sama sekali. (Yoshito, 2009)
Identifikasi struktur senyawa organik merupakan masalah yang dihadapi
dalam laboratorium kimia organik. Senyawa organik dapat diperoleh dari hasil
suatu reaksi atau hasil isolasi bahan-bahan alam. Dalam sintesis seringkali
dijumpai senyawa baru atau senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam isolasi
bahan akan diperlukan suatu analisis struktur dari bahan yang diisolasi untuk
mengetahui senyawa yang diperoleh.
Untuk keperluan identifikasi senyawa organik tersebut, diperlukan cara
yang sistematis dan logis. Cara umum untuk mendukung keperluan identifikasi
senyawa yang belum diketahui terdiri dari beberapa langkah:
1. Penentuan konstantan sifat fisika
2. Analisa kualitatif unsur yaitu menentukan unsur-unsur yang ada dalam
suatu senyawa.
3. Penentuan sifat kelarutan dari senyawa tersebut.
4. Analisis gugus fungsi dengan bantuan spektrofotometer inframerah.
5. Uji karakteristik kimia yaitu untuk menentukan golongan (keton, alkohol,
dll) bahan yang belum diketahui.
6. Penelusuran studi literatur untuk senyawa yang mempunyai golongan yang
sama dapat dipastikan dengan mudah nama senyawa yang tidak diketahui.
7. Pembuatan senyawa turunan yaitu untuk memastikan senyawa yang
diidentifikasi.
Sekalipun telah banyak ditemukan unsur yang terdapat di alam. Namun
unsur yang ada dalam senyawa organik pada umumnya meliputi unsur-
unsur nitrogen, klorida, iodide, belerang, hidrogen, oksigen dan karbon.
Unsur hidrogen, belerang dan klorida dapat dideteksikan sebagai senyawa
ionic yang dihasilkan dari reaksi antara natrium dengan unsur-unsur tersebut
pada suhu tinggi. Di dalam reaksi senyawa organik diubah menjadi natrium
halide dan belerang diubah menjadi natrium sulfide.
Beberapa identifikasi unsur dalam senyawa organik adalah sebagai
berikut:
a. Identifikasi Hidrogen
Karena jumlah senyawa organik yang tidak mengandung hidrogen
adalah sangat sedikit. Identifikasi hidrogen dalam senyawa organik
tidak begitu banyak bermanfaat. Hidrogen diisolasi dengan jalan
pembakaran dan air yang dihasilkan ditentukan dengan pereaksi Karl-
fiber, pereaksi kalsium karbida, magnesium nitirida ataupun
spektroskopi IR.
[C, H] + O2 → H2O
b. Identifikasi Oksigen
Identifikasi oksigen dalam senyawa organik membutuhkan
peralatan yang khusus dan mahal. Senyawa yang dicampur aarang
diuraikan dalam nitran gas nitrogen dan uap yang terjadi dialirkan pada
kontak kaca yang dipanaskan pada suhu 1000C. Dalam hal ini oksigen
organik senyawa kualitatif diubah menjadi karbon monoksida yang
diidentifikasi yang diidentifikasikan dengan iod peroksida.
[C,O]n + Cn → nCO dalam senyawa organik
I2O5 + 5 CO → 5 CO2 +I2
c. Identifikasi Nitrogen
Identifikasi ini dilakukan dengan percobaan Lassargne yaitu
destruksi reduksi. Senyawa dengan pemanasan logam natrium. Nitrogen
yang terikat secara organik dalam hal ini diubah menjadi natrium
sianida.
[C,N] + Na → NaCN dalam senyawa organik
Sianida yang terbentuk diidentifikasikan dalam asam asetat dengan
timbel(II) asetat (pewarna hitam) atau dalam larutan alkali dengan
natrium pentasianoferat(II) (pewarna violet)
S2- + Pb2+ → PbS (hitam)
[Fe (CN)5(NO]2- + S2- → [Fe(CN)5NO5]4- (violet)
d. Identifikasi Nitrogen + Belerang
Jika suatu senyawa organik mengandung nitrogen dan belerang
bersama-sama dengan destruksi Lassargne akan terbentuk toisianat,
tergantung dari campuran nitrogen/belerang apakah nantinya akan
terbentuk natrium siania/natrium sulfide. Identifikasi tiosianat dapat
dilakukan dengan besi(III) kloridaa.
[C,N,S] + Na → NaSCN dalam senyawa organik
e. Identifikasi Halogen
Senyawa halogen organik dengan berat molekul rendah yang dapat
terbakar ditunjukkan dengan batang pengaduk gelas dibasahi dengan
ammonia dan diletakkan dalam gas hasil pembakaran, akan terjadi kabut
ammonium halogenida.
[C,X,N] +O2 → HX + CO2 dalam senyawa organik
HX +NH3 → NH4- (mengendap) X= F, CI, Br, I
Senyawa halogen yang sedikit dan tidak mudah menguap dapat
ditentukan dengan percobaan Beilstein. Untuk itu sejumlah kecil
cuplikan dipanaskan dengan kawat tembaga. Jika ada halogen yang akan
terjadi nyala api hijau biru yang disebabkan oleh tembaga halogenida.
[C,X] + Cu → CuX2
Dengan penguraian metode Lassargne, senyawa yang mengandung
halogen memberikan natrium halogenida termasuk natrium flourida.
Oleh karena itu, halogenida ini dapat dikarakterisasi dengan cara sama
yang berlaku untuk anorganik, dengan reaksi.
[C,X] + Na → NaX
f. Identifikasi Fosfor
Dalam sebagian besar senyawa organik seperti farmasenik, fosfor
merupakan turunan asam phospat dan dapat diidentifikasi sebagai fosfor
setelah terhidrolisis. Jika tidak demikian, senyawa fosfor organik
didetruksi oksidatif dengan cara memanaskannya dengan asam nitrat
dan natrium peroksida serta Bom wurzsohiniff (cawan nikel yang
ditutup dan disekrup). Disini juga akan terjadi fosfor yang dapat
diidentifikasi dengan cara terkenal yaitu ammonium.
[C,P] + Na2CO2 → Na3PO3
[C,P] + HNO3 → H3PO4
II. HIPOTESIS
- Unsur yang terkandung dalam gula adalah unsur C, H, dan O
- Unsur yang terkandung dalam kloroform adalah C, H, CI
- Unsur yang terkandung dalam putih telur adalah C, H, O, N, S, P
III. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
a. Pipa bengkok/selang
b. Pembakar spiritus
c. Penutup gabus
d. Tabung reaksi
e. Pipet tetes
f. Penjepit tabung reaksi
g. Corong
h. Kertas saring
i. Kaki tiga
j. Kawat kasa
k. Cawan porselen
2. Bahan:
a. Kristal FeSO4
b. H2SO4
c. KF 5%
d. CH3COOH
e. Gula
f. Pb Asetat
g. HNO3 encer
h. AgNO3
i. Putih telur
j. Aquades
k. NH4OH
l. CuO
m. Logam Na
n. Ca(OH)2
o. Kloroform
IV. PROSEDUR KERJA
1. Uji unsur C dan H
a. Masukkan 2 gram bubuk CuO dalam cawan penguapan
b. Panaskan dengan menggunakan pembakar spiritus
c. Saat masih panas, campur dengan 0,2 gram gula
d. Masukkan ke dalam tabung reaksi
e. Tutup tabung reaksi dengan gabus
f. Panaskan campuran
g. Amati perubahan yang terjadi
2. Metode Peleburan Na
a. Masukkan potongan logam Na dalam tabung reaksi I dan II yang
kering
b. Tambahkan putih telur dan kloroform pada masing-masing tabung
c. Panaskan secara perlahan
d. Masukkan ke dalam cawan porselen yang berisi aquades
e. Panaskan cawan porselen pada pembakar spiritus
f. Saring dan gunakan filtratnya untuk uji selanjutnya
1) Uji adanya Nitrogen
a) Tambahkan Kristal FeSO4 dalam filtrat peleburan Na.
kemudian panaskan
b) Tambahkan H2SO4 pada larutan dan tambahkan KF 5%
c) Amati perubahan yang terjadi
2) Uji adanya Sulfur/belerang
a) Tambahkan CH3COOH ke dalam filtrate peleburan logam Na
b) Tambahkan Pb asetat ke dalam tabung reaksi
c) Amati perubahan yang terjadi
3) Uji adanya halogen
a) Tambahkan HNO3 encer ke dalam filtrat peleburan logam Na
b) Tambahkan AgNO3 lalu menyaringnya
c) Endapan yang dihasilkan ditambahkan NH4OH
d) Amati perubahan apa yang terjadi

V. HASIL PENGAMATAN
1. Uji Adanya Unsur C dan H
Sampel Perubahan larutan Dinding tabung reaksi
kapur
Gula Berwarna putih susu Terdapat butiran-
atau keruh butiran embun

2. Uji adanya unsur N


Sampel Penambahan Pemanasan Penambahan Penambahan
FeSO4 H2SO4 KF 5%

Putih telur Larutan Endapan Terbentuk 2 Endapan biru


cokelat muda hitam lapisan prusi
(bagian atas
coklat muda
dan bagian
bawah hitam
3. Uji Adanya unsur S
Sampel Penambahan Penambahan Pb Asetat
CH3COOH
Putih telur Tidak berwarna Endapan hitam

4. Uji adanya unsur Halogen


Sampel Penambahan Penambahan Penambahan
HNO3 AgNO3 NH4OH

Kloroform Laruutan bening Endapan putih Larut dan


dan larutan susu timbul gas
menyengat.

VI. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


Pada percobaan kali ini bertujuan untuk dapat menganalisis secara
kualitatif suatu unsur dalam senyawa organik serta menentukan kelarutan dan
unsur-unsur yang ada dalam senyawa organik.
Pada dasarnya, suatu identifikasi struktur senyawa organik merupakan
masalah yang dihadapi dalam laboratorium kimia organik. Senyawa organik
dapat diperoleh dari hasil suatu reaksi atau hasil isolasi bahan-bahan alam.
Sekalipun telah banyak ditemukan unsur-unsur yang terdapat di alam. Namun
unsur yang ada dalam senyawa organik meliputi unsur-unsur nitrogen, klorida,
iodide, belerang, hidrogen, oksigen, dan karbon.
Pada percobaan ini dilakukan identifikasi terhadap unsur C, H, O, N, S,
dan unsur halogen pada sampel gula, putih telur, dan kloroform.
Percobaaan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Uji adanya unsur H dan C
Pada percobaan ini menggunakan bantuan Cu yang dapat mempercepat
proses reaksi pembakaran gula. Cu itu juga bekerja sebagai oksidator atau
tugasnya mereduksi gula. Sedangkan gula akan menjadi pereduksi atau
bertugas mengoksidasi Cu.
Ketika gula dipanaskan dalam tabung reaksi, terjadi reaksi kimia yang
ditandai dengan adanya perubahan warna. Perubahan warna pertama yang
terjadi ialah berwarna merah kecoklatan, kemudian setelah suhunya
semakin dinaikkan, gula dan Cu pada tabung reaksi yang dipanaskan itu,
berubah lagi warnanya menjadi hitam.
Gas yang dihasilkan dalam pembakaran gula dan Cu dialirkan dengan
pipa bengkok atau selang ke tabung reaksi lain yang berisi Ca(OH)2.
Beberapa saat kemudian, air kapur pada tabung reaksi semakin berubah
menjadi kerih akibat aliran gas hasil pembakaran zat-zat pada tabung reaksi.
Di mana keruhnya air kapur ataun memiliki warna putih susu Ca(OH)2 ini
menunjukkan bahwa pembakaran gula menghasilkan CO2. Dan dapat
dinyatakan bahwa gula memiliki kandungan unsur C dan O.
Kemudian timbul gelembung-gelembung gas kecil (mendidih) dan
menibulkan uap air yang ditandai dengan dinding tabung reaksi yang
memiliki butiran embun. Dimana timbulnya uap air tersebut menandakan
bahwa saat gula dibakar atau dipanaskan, terjadi reaksi kimia. Gelembung-
gelembung kecil itu juga muncul pada air kapur karena terhubung dengan
gas yang berasal pembakaran gula dengan tembaga.
Persamaan reaksinya adalah :
C + CuO → 2 Cu + CO2
Ca(OH)2 + CO2 → CaCO3 + H2O
2. Metode peleburan Na
Cara mengidentifikasi suatu unsur dapat menggunakan logam natrium.
Pertama-tama, logam natrium yang berwarna keperakan dipanaskan di
dalam dua tabung reaksi yang kering, apabila tabung reaksi yang dipakai
masih basah atau mengandung air maka akan terjadi letupan jika bereaksi
dengan Na hal ini dikarenakan Na sangat reaktif dengan air. Setelah itu
ditambahkan putih telur pada tabung reaksi I dan kloroform pada tabung
reaksi II selanjutnya kedua tabung dipanaskan dan dimasukkan ke dalam
cawan porselen yang berisi aquades tujuan dari dimasukkannya tabung
reaksi tersebut ke dalam cawan porselen yang berisi aquades adalah agar Na
bereaksi menjadi NaOH membentuk endapan cawan porselen tersebut
dipanaskan sampai timbul gas, yang kemungkinan adalah gas H2
Reaksi yang terjadi adalah:
2Na +2 H2O → 2N+ + 2OH-+ H2 (g)
Setelah itu disaring adapun tujuan dari penyaringan adalah untuk
memperoleh filtrate atau menghilangkan endapan yang ada.
a. Uji adanya Nitrogen
Pada percobaan ini dilakukan dengan pecobaan Lassargne yaitu
destruksi reduksi. Senyawa dengan pemanasan logam natrium. Nitogen
yang terikat secara orhanik dalam hal ini diubah menjadi natrium
sianida.
[C,N] + Na →NaCN dalam senyawa organik
Sianida yang terbentuk diidentifikasi dalam asam asetat dengan Pb
Asetat (pewarna hitam) atau dalam larutan alkali dengan natrium
pentasianoferat(II) (pewarna violet)
S2- + Pb2+ → PbS (hitam)
[Fe (CN)5(NO]2- + S2- → [Fe(CN)5NO5]4- (violet)
Pada percobaan kali ini untuk mengetahui adanya nitrogen maka
filtrate dengan sampel putih telur ditambahkan Kristal FeSO4 yang
menghasilkan larutan coklat muda dan setelah dipanaskan ada endapan
hitam sedikit. Kemudian ditambahkan H2SO4, larutan menjadi gel yang
terbentuk 2 lapisan, atas berwarna coklat muda dan bawah berwarna
hitam. Kemudian adanya penambahan KF 5 % ini terbentuk endapan
biru. Penambahan KF berfungsi untuk mengidentifikasi adaanya
nitrogen dalam larutan. Jika dalam larutan ada nitrogen maka akan
timbul endapan biru. Dan pada saat percobaan terbukti adanya endapan
biru sama seperti teori.
2Na2[Fe(CN)6] + 3H2SO4 → 2Na2SO4 + FeSO4 + 6HCN
b. Uji adanya unsur S
Jika suatu senyawa organik megandung nitrogen dan belerang
bersama-sama dengan destruksi Lassargne akan terbentuk tiosianat,
tergantung dari campuran nitrogen atau belerang apakah nantinya akan
terbentuk natrium sianida atau natrium sulfida. Identifikasi tiosianat
dapat dilakukan dengan besi(III) klorida.
[C, N, S] + Na → NaSCN dalam senyawa organik
Untuk mengetahui adanya belerang maka filtrate hasil dari
penambahan putih telur (tabung reaksi I) dan kloroform (tabung reaksi
II) ditambah CH3COOH dan Pb asetat. Setelah penambahan kedua
larutan pada tabung reaksi I terbentuk endapan hitam. Hal ini
menunjukkan pada tabung reaksi I yang menghasilkan endapan hitam
yaitu filtrate penambahan putih telur mengandung belerang.
Persamaan reaksinya adalah:
S2- + Pb2- →PbS (endapan hitam)
Penambahan Pb asetat bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
belerang dalam suatu larutan.
c. Tes adanya Halogen
Pada dasarnya senyawa halogen organik dengan berat molekul
rendah yang dapat terbakar ditunjukkan dengan batang pengaduk gelas
dibasahi ammonia dan diletakkan dalam gas hasil pembakaran, akan
terjadi kabut ammonium halogenida.
[C, X, N] + O2 → HX + CO2 dalam senyawa organik
HX + NH3 → NH4- (mengendap) X= F, CI, Br, I
Pada percobaan ini melakukan percobaan yang cukup sederhana
yaitu filtrat pada tabung II ditambah HNO3 encer larutan akan menjadi
lebih bening, kemudian ditambah AgNO3 encer berlebi menghasilkan
endapan putih dan larutan putih susu. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
larutan mengandung klorida kerena terbentuk endapan putih dan larut
dalam ammonia. Sedangkan halogen yang lain tidak larut dalam
ammonia.
Persamaan reaksinya adalah:
NaCI + AgNO3 → AgCI + NaNO3
VII. KESIMPULAN
Senyawa organik adalah senyawa di dalamnya tersusun atas unsur C, H,
O, N, S, dan unsur halogen. Unsur-unsur tersebut dapat diidentifikasi dengan
cara analisis kualitatif . pada percobaan ini digunakan sampel gula, putih telur,
dan juga kloroform.
Ketika uji kandungan unsur C dan H dilakukan menggunakan sampel
gula diperoleh hasil bahwa sampel tersebut mengandung unsur C yang di
buktikan dengan mengeruhnya air kapur atau berubah warna menjadi putih
susu yang menandakan bahwa air paur tersebut bereaksi dengan CO2 hasil
pembakaran gula. Pada percobaan ini gula juga mengandung unsur H
dibuktikan denga adanya uap air yang dihasil sehingga membuat tabung reaksi
menjadi berembun.
Pada uji kandungan unsur nitrogen filtrate penambahan putih telur
mengandung unsur nitrogen hal ini dibuktikan ketika diberikan penambahan
larutan KF 5% terbentuk endapan berwarna biru.
Pada uji kandungan belerang pada filtrate penambahan putih telur
positif mengandung unsur belerang karena pada saat percobaan filtrate
tersebut ketika ditambahkan Pb asetat menghasilkan endapan hitam.
Pada uji kandungan unsur halogen pada filtrate penambahan kloroform
positif mengandung unsur halogen yaitu CI karena ketika direaksikan dengan
AgNO3 dia menghasilkan endapan putih.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairil, dkk. (1996). Pengantar Praktikum Kimia Organik I. Yogyakarta:


F.MIPA UGM.

Fessenden and Fessenden. (1999). Kimia Organik I. Jakarta: Erlangga.

Petrucci, R. H. (2000). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta:


Erlangga.

Redjeki, T. (1999). Kimia dasar II. Surakarta: UNS Press.

Siregar, M. (1988). Dasar Kimia Organik I. Jakarta: Depdikbud.

Susanti, E. (2011). Petunjuk Praktikum Kimia Organik I. Surakarta: UNS Press.

Takeuchi, Y. (2006). Teks Pengantar Kimia. Tokyo: Iwanami Shouten.

Anda mungkin juga menyukai