Defriyanto, Tugas Evolusi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

4.

HUKUM HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN PERKEMBANGAN EVOLUTIF MAKHLUK HIDUP

Evolutif ialah proses perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakai waktu yang
lama, merupakan perubahan kumulatif dalam frekuensi Alela, Teori Evolusi adalah perpaduan
antara ide (gagasan) dan fakta (kenyataan) Yang di anggap sebagai pencetus ide Evolusi adalah
Charles Darwin, yang diilhami oleh :

1. Jean Baptiste Lamarck (1744-1829) yang menuangkan idenya dalam : Zoological


Philosopy.

2. Sir Charles Lyell (1797-1875) yang tertuang dalam bukunya : “Priciples of Geology”

3. Thomas Robert Malthus dengan bukunya : “ Essay On The Principles of Population As At


Affect The Future Improvement Of Mankind”.

Dalam perkembangan selanjutnya, teori evolusi dapat dijelaskan latar belakangnya berdasarhan
hukum-hukum yang dikemukakan oleh :

1. Johann Gregor Mendel (1865) mengemukakan adanya faktor dalam, yang selanjutnya
disebut sebagai faktor Herediter, faktor yang diturunkan kemudian juga disebut Gen.

2. Hugo De Uries (1886), mengemukakan tentang mutasi, suatu perubahan yang bersifat
kekal.

3. Hardy dan Weiaberg (1908), mengemukakan hukum mengenai frekuensi Gen.

A. HUKUM HUKUM YANG MELATAR BELAKANGI SPESIASI

Hukum spesiasi atau hukum terbentuknya spesies baru dikemukakan oleh:


1. Gregor Mendel

Mendel memilih untuk melakukan penelitian yang terencana dan teliti dengan
menggunakan kacang ercis karena kacang ercis memiliki banyak varietas. Ahli
genetika menggunakan istilah karakter untuk menjelaskan sifat yang dapat diturunkan
(seperti warna bunga yang terdapat pada individu). Setiap varian dari suatu karakter,
seperti warna bunga ungu dan putih pada bunga, dinamakan sifat (trait). Mendel
melakukan persilangan pada kacang ercis, dan setiap sifat yang tampak disebut
Genotif dan sifat yang tidak tampak disebut Fenotif. Mendel melakukan penyerbukan
terhadap dua varietas yaitu antara kacang ercis berbunga ungu dan putih.
Perkawinan/persilangan dua varietas ini disebut Hibridisasi yang disebut penyilangan
monohybrid. Induknya disebut generasi P (Parental), keturunannya disebut generasi
F1 (filial/keturunan pertama). Dan bila F1 disilangkan dengan F1 maka keturunannya
disebut F2 (filial kedua). Berdasarkan hasil percobaannya Mendel menyimpulkan
bahwa: Versi alternative gen (allel-allel yang berbeda) menjelaskan terjadinya variasi
pada karakter yang diwarisi.

Untuk setiap karakter, organisme mewarisi dua allel, satu-satu dari masing-masing
induk. Jika kedua allel berbeda, maka salah satunya adalah allel yang dominan
diekspresikan sepenuhnya dalam penampakan organisme, sedangkan allel yang
satunya yaitu allel resesif tidak mempnyai efek yang jelas pada penampakan
organisme. Kedua allel untuk setiap karakter berpisah selama produksi.

2. Hugo De Vries

Hugo De Vries salah seorang ahli evolusi yang mempelajari tentang evolusi dengan
cara memperdalam tentang mutasi/perubahan tempat yang bersifat reversible atau
dapat diperbaiki. Salah satu penyebab terjadinya perubahan sifat suatu organisme
yaitu adanya perubahan struktur kimia gen (DNA) pada organisme atau sering disebut
dengan mutasi gen. mutasi gen dapat terjadi secara acak dan dapat terjadi tanpa
ataupun karena pengaruh faktor luar.

Mutasi merupakan mekanisme evolusi yang penting dan dapat memunculkan spesies
baru dengan sifat yang lebih baik tergantung dari angka laju mutasi (angka yang
menunjukkan jumlah gen yang bermutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh
suatu individu dari suatu spesies). Angka laju mutasi memang sangat kecil tetapi
merupakan mekanisme yang sangat penting karena dipengaruhi oleh hal-hal berikut:

 Setiap gamet mengandung beribu-ribu gen.

 Individu dalam satu genersai dapat menghasilkan ribuan sampai jutaan gamet.

 Jumlah generasi satu spesies selama spesies itu ada banyak sekali

Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah mutasi yang menguntungkan selama


periode evolusi cukup besar sehingga kemungkinan dihasilkannya spesiess adaptif
(mampu beradaptasi) juga besar sehingga kemungkinan dihasilkannya spesiess
adaptif (mampu beradaptasi) juga besar. Dalam proses mutasi gen ini Hugo De Vries
mebedakan mutasi menjadi dua, yaitu:

Mutasi kecil, mutasi ini biasanya akan menyerang bagian-bagian inti, misalnya pada
Asam Nukleat dari DNA dan RNA.

Mutasi besar. Mutasi ini biasanya menyerang pada bagian kromosom, dimana di
dalam kromosom ini terdapat gen yang tersimpan di dalam lokus. Lokus yang
terdapat gen tersebut memiliki kode-kode tersendiri atau pasangan-pasangannya
sendiri yang biasa disebut Allela/allel. Mutasi besar ini dibagi lagi menjadi beberapa
macam, yaitu:

1. Deletion (Penghapusan)

Penghapusan terjadi pada saat terjadinya mutasi dimana ada pasangan gen
yang hilang. Misalnya: P Q R S T P Q R T

2. Duplication (Penggandaan)

Terjadinya penggandaan gen saat terjdinya mutasi. Misalnya: J K L M J K K


LM

3. Invertion (Penyisipan)
Adanya gen yang menyisip ke dalam gen lain atau pertukaran tempat.
Misalnya: F G H IJFGJIH

4. Translocation (Pemindahan)

Terjadinya pemindahan posisi gen pada saat mutasi antara ua pasangan


kelompok gen. Misalnya: V W X Y V W X T dan R S T U R S Y U

5. Polidaphly/ Polidagtil

Polidaphly adalah gen yang menyebabkan jari- jari tangan berjumlah lebih
dari sepuluh jari atau berjari banyak.

3. Hardy- Weinberg

E.H. Hardy (Inggris) dan W. Weinberg (Jerman) mengembangkan study genetika


populasi. Dari hasil studinya, kedua ahli tersebut menyatakan bahwa “Keseimbangan
frekuensi genotif AA, Aa, aa, dan perbandingan gen A dan a selalu sama dari
generasi ke generasi”. Hal tersebut dapat terjadi asalkan memenuhi beberapa
persyaratan berikut:

 Tidak ada mutasi.

 Terjadinya perkawinan secara acak.

 Tidak ada aliran gen dan tidak terjadi migrasi.

 Tidak terjadi genetic drift (populasi cukup besar).

 Tidak ada seleksi alam

Pernyataan atau teori yang dikemukakan oleh E.H. Hardy dan W. Weinberg dikenal
dengan hukum Hardy-Weinberg. Secara matematis hukum Hardy-Weinberg
dirumuskan sebagai berikut: P2+2pq+q2=1

Adanya keseimbangan frekuensi gen menyebabkan terjadinya spesiasi pada


organisme.
Dari buku “The Origin of Species”, timbul pertanyaan-pertanyaan yang perlu
dijawab, mengapa pada makhluk hidup terdapat variasi-variasi dan bagaimana
variasi itu terjadi? Mula-mula orang berpendapat bahwa pewarisan sifat dari indung
kepada keturunanya adalah melalui darah. Barulah kemudian dengan mengungkap
kembali Hk Mendel akhirnya dapat dipergunakan untuk memaparkan mekanisme
perubahan yang diwariskan guna melengkapi pembicaraan tentang Evolusi.
Informasi genetik selalu berpasangan : Homozigot atau Heterozigot. Informasi
genetik ini merupakan salah satu faktor penentu sifat ataupun ciri fisik yang tampak
pada organisme, karena fenotif merupakan interaksi antara genotif dengan
lingkungannya.

F=G+L

Dimana :

 F = Fenotif

 G = Genotif

 L = Lingkungan

Apabila G berubah atau L berubah, atau kedua-duanya berubah maka akan terjadi
perubahan pada F, perubahan-perubahan itulah yang menyebabkan terjadinya variasi-
variasi. Ada yang langsung sebagai ekspedisi Gen, ada yang tidak.

Variasi-variasi yang terjadi tidak diturunkan pada keturunannya, tetapi yang diturunkan
adalah kemampuan membentuk berbagai type sebagai hasil respon Gen yang sama
terhadap lingkungan yang berbeda. Variasi-variasi yang ada tidak memisahkan dua
populasi menjadi dua species selama masih dimungkinkan adanya pertukaran Gen
antara populasi tersebut. Jadi variasi belum tentu menyebabkan terjadinya spesiasi.
Sehingga dapat dikatakan bahwa evolusi adalah proses perubahan variasi diantara
individu dalam kelompok yg dapat melakukan interbreeding menjadi variasi antara
kelompok dalam dimensi waktu dan ruang.
Apabila perbandingan genotip dalam populasi, dapat dinyatakan bahwa prekuensi gen
populasi tersebut dalam keadaan seimbang, dengan lain perkataan proses evolusi dapat
diartikan sebagai suatu perubahan kumulatif frekuensi alela pada populasi sejalan
dengan waktu.di dukung oleh HK. HARDY-WEINBERG yang menyatakan frekuensi GEN /
ALELA pada populasi, dari generasi ke generasi adalah konstan, dalam kondisi yang ideal
yaitu tidak ada mutasi GEN, rekomendasi GEN , hilang nya GEN ( GENETIC DRAFT ),
maupun alur GEN ( GEN FLOW ), seleksi alam. Hal-hal tersebut di atas adalah beberapa
factor yang berperan terhadap perubahan frekuensi ALELA.

1. MUTASI

Asal mula varialibitas genetic adalah mutasi. Pnyebabnya : dari luar atau dari dalam
misalnya “ kesalahan “ selama replikasi. Mutasi bersifat acak dengan berbagai
efek : merugikan ( fatal ), netral atau menguntungkan . mutasi yang terakhir ini
yang menguntukan berperan dalam proses evolusi, yang oleh HUGO DE URIES di
sebut mutasi kecil ( Point Motation ), karna hal inilah yang menyebabkan
terjadinya perubahan yang di wariskan kepada keturunannya. Pada dasarnya ada 2
jenis mutasi :

 MUTASI KECIL : adanya subtitusi beberapa pasangan dalam molekul DNA.

 MUTASI : Perubahan kromosomal menyangkut ribuan pasang nukleotida.

Kecepatan mutasi adalah sangat kecil. Kecepatan satu dalam seribu pergenerasi
adalah jarang terjadi kecepatan tersebut.cukup dapat menimbulkan variabilitas

2. REKOMENDASI SEKSUAL

Pada populasi makhluk hidup yang melakukan reproduksi secara aseksual, tidak ada
kombinasi materi genetic dan individu yg berbeda. Sehingga akan selalu menghasilkan
individu baru yg identik dengan induknya, bila tiak terjadi mutasi GEN. Lain halnya
dengan organisme yang melakukan reproduksi seksual. Keturunan yang
dihasilkan dapat berbeda dengan induknya karena selama elosis kromosom
berlangsung secara acak dan juga pd saat fertilisasi terjadi penggabungan materi
genetic dari dua sel yang berbeda yaitu sel telur dan sperma. Dengan demikian
rekomendasi seksual dapat memberi peluang yang besar untuk terjadinya variabilitas
yang berpengaruh pada potensi evolutif populasi.

3. GENETIC DRIFT

Genetic drift adalah lepasnya frekuensi ALELA secara kebetulan. Hal ini sangat berarti
pada populasi yang sangat kecil. Genetic drift selalu mempengaruhi frekuensi, ALELA
pada beberapa tkt. tetapi pengaruh tersebut menurun pada populasi yang berukuran
besar. Karena mempengaruhi frekuensi ALELA, maka “GENETIC DRIFT’’ merupakan
agensia evolatif yg tidak dapat diabaikan peranan nya. Peristiwa spesiasi.

4. GEN FLOW ( ALUR GENA ) IMIGRASI GEN

Umumnya anggota populasi yang sudah mantap biasanya terjadi perkawinan dengan
imigrasi dari populasi di dekatnya dari spesies yg sama. Bila imigran dari populasi lan
dating dengan lungkang gen yang berbeda, masuklah gen-gen baru. Fenomena ini
disebut imigrasi gen = GEN FLOW. Pada tumbuhan, imigrasi gen memainkan peranan
penting.( PERISTIWA HIBRIDASI ).

Contoh Terjadinya Spesiasi

Spesiasi dibagi empat macam yakni sebagai berikut :

1. Spesiasi Allopatrik

Spesiasi jenis ini terjadi pada populasi yang awalnya terisolasi secara geografis.
Halangan atau barrier memungkinkan populasi opulasi terpengaruh oleh faktr
lingkungan seperti ketersediaan makana dan lainnya. Karena keterbatasan
ketersediaan makanan, terjadi fragmentasi habitat atau populasi spesies tersebut
melakukan migrasi (terpecah atau terpusah-pisah dalam kelompoknya). Seleksi alam
dalam kondisi demikian dapat menghsilkan perubahan yang sangat cepat pada
penampilan dan perilaku organisme. Karena seleksi dan sifat bawaan terjadi
perubahan secara bebas pada populasi yang terisolasi. Hal yang tegas terlihat ketika
berjalan dalam waktu yang lama, maka akan terjadi variasi yang mutasinya semakin
besar, yang menyebabkan terjadinya isolasi, kemudian mengarah ke isolasi
reproduksi sehingga akan menghalangi pencampuran gen. Pemisahan pada akhirnya
akan menghasilkan organisme yang tidak akan dapat berkawin campur maka
terbetuklah spesiasi.

2. Spesiasi Peripatrik

Spesiasi ini terjadi ketika sebagian kecil populasi organisme menjadi terisolasi
dalam sebuah lingkungan yang baru. Hal ini berbeda dengan spesiasi allopatrik
dalam hal ukuran populasi lebih kecil dai populasi nenek moyangnya. Dengan
demikian, yang terjadi adalah hilangnya variasi genetik yang terjadi ketika suatu
populasi baru terbentuk oleh sejumlah individu yang sangat kecil. Akibat ilangnya
dari variasi geneti, populasi baru dapat berubah, baik secara genotip maupun fenotip
dari populasi asalnya. Dalam kasus ekstrim ini menyebabkan spesiasi yang
mengarah keterbentuknya evolusi, hilangnya variasi genetik ini, menyebabkan
percepatan proses spesiasi. Karena melalui hanyutan genetik yang cepat dan seleksi
terhadap gen yang kecil maka terjadilah spesiasi.

3. Spesiasi Parapatrik

Spesiasi ini mirip dengan spesiasi peripetrik dalam hal ukuran populasi kecil yang
masuk ke habitat yang baru, namun berbeda dalam hal tidak adanya pemisahan
secara fisik antara dua populasi. Spesiasi ini dihasilkan dari evolusi mekanisme yang
mengurangi aliran genetika antara dua populasi. Secara umum, ini terjadi ketika
terdapat perubahan drastis pada lingkungan habitat tetua spesies. Salah satu
contohnya adalah rumput Anthoxanthum odoratum, yang dapat mengalami spesiasi
parapatrik sebagai respon terhadap polusi logam terlokalisasi yang berasal dari
pertambangan. Pada kasus ini tanaman berevolusi menjadi resistans terhadap kadar
logam yant tinggi dalam tanah. Seleksi keluar terhadap kawin campur dengan
populasi tetua menghasilkan perubahan pada waktu pembungaan, menyebabkan
isolasi reproduksi. Seleksi keluar terhadap hibrid antar dua populasi dapat
menyebabkan “penguatan”, yang merupakan evolusi sifat yang memperkenalkan
perkawinan dalam spesies, serta pealihan yang terjadi ketika dua spesies menjadi
berbeda pada penampilannya.

4. Spesiasi simpatrik

Mekanisme spesiasi adalah spesies yang berbeda menghuni tempat yang sama
berdivergen tanpa adanya isolasi geografis atau perubahan pada habitat. Mekanisme
ini cukup langka karena hanya dengan aliran gen yang sedikit akan menghilangkan
perbedaan genetika antara satu bagian populasi dengan bagian populasi lainnya.
Secara umum, spesiasi simpatrik pada hewan memerlukan evolusi perbedaan
genetika dan terjadinya perkawinan acak. Contohnya bebek dan mentok berada pada
habitat yang sama. Dampak dari mekanisme ini akan membawa isolasi reproduksi,
salah satu jenis spesiasi simpatrik melibatkan perkawinan silang dua spesies yang
berkerabat yang menghasilkan spesies hibrid. Hal ini tidaklah umum terjadi pada
hewan karena hewan hibrid biasanya steril. Sebaliknya, perkawinan silang umumya
terjadi pada tanaman karena tanaman sering mnggandakan jumlah kromosomnya
membentu poliploidi. Ini membuat kromosom dari spesies tetua membentuk
pasangan yang sepadan selama meiosis. Salah satunya contoh spesiasi simpatrik
adalah ketika tanaman Arabidopsis thaliana dengan Arabidopsis arenosa dari
perkawinan menghasilkan spesies Arabidopsis suecica.

B. HUKUM-HUKUM YANG MELATARBELAKANGI SELEKSI ALAM.

Hukum seleksi alam dilatarbelakangi oleh teori tentang seleksi alam yang dikemukakan
oleh Charles Robert Darwin. Charles Robert Darwin merupakan seorang tokoh evolusi
yang pendapatnya tentang evolusi diterima oleh dunia ilmu pengetahuan. Ketika usianya
baru 22 tahun, Pada tanggal 27 desember 1831 Darwin berangkat melakukan ekspedisi
menuju ke kepulauan Galapagos dengan menggunakan kapal layer HMS Beagle, Darwin
mengamati fenomena-fenomena alam yang sangat menarik, seperti adanya variasi kura-
kura raksasa di Pulau Galapagos (suatu pulau di sebelah barat daratan Amerika Selatan
tepatnya terletak di daerah Khatulistiwa di sebelah barat Ekuador) dan 14 spesies burung
Finch. Hasil perjalanannya di tuangkan dalam bentuk buku yang di beri judul On The
Origin Of The Species By Mean Of Natural Selection atau Timbulnya/adanya Spesies
Baru Melalui Seleksi Alam. Dalam bukunya tersebut Darwin menyatakan dua pendapat
berikut:

Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup pada masa lampau.

Evolusi terjadi melalui seleksi alam.

Menurut Darwin, burung Finch yang terdapat di Kepulauan Galapagos semula berasal
dari satu spesies burung yang ada di daratan Amerika Selatan, yang bermigrasi ke
Kepulauan Galapagos. Variasi terjadi akibat kondisi geografis dan lingkungan, terutama
makanan sehingga mengakibatkan keturunan burung Finch (pipit) mengalami perubahan
morfologi/bentuk dan fungsi. Perubahan yang terjadi misalnya pada bentuk paruh. Paruh
burung Finch yang semula tebal dan kuat yang sesuai untuk memakan biji-bijian
mengalami perubahan menjadi paruh untuk memakan serangga (peruh tebal, lurus, dan
berlidah pendek) dan memakan madu (berparuh lurus agak panjang).

Kajian Darwin terhadap aspek geologi dan seleksi alam yang berkaitan dengan teori
evolusi menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu:

a. Deretan Fosil yang ditemukan pada batuan tua berbeda dengan yang ditemukan di
batuan yang lebih muda.

b. Perbedaan yang terjadi pada fosil-fosil disebabkan oleh perubahan yang terjadi
secara perlahan-lahan.

c. Perbedaan dapat berkembang dari satu jenis individu menjadi berbagai jenis
karena adanya perkawinan.

d. Makhluk hidup memerlukan makanan dan ruang agar dapat berkembang sehingga
makanan dan ruang menjadi faktor pembatas ketika populasi bertambah besar.

Adapun beberapa pokok pikiran yang mendasari teori Evolusi Darwin, sebagai berikut:
 Tidak ada individu yang benar-benar sama. Hal ini terbukti adanya variasi dalam
satu keturunan (contohnya variasi burug Finch)

 Setiap populasi cenderung bertambah banyak karena setiap individu mempunyai


kemampuan berkembang biak.

 Untuk berkembangbiak diperlukan makanan dan ruang yang cukup sehingga


memerlukan perjuangan dari individu untuk bertahan hidup.

Adapun prinsip –prinsip yang menjadi dasar Teori Seleksi Alam Charles Darwin ialah
(Waluyo, 2010: 203-205):

a. Kecendrungan makhluk hidup berkembang biak atau fertilitas makhluk hidup


yang tinggi

Makhluk hidup cenderung untuk berkembang biak karena fertilitas atau tingkat
kesuburan makhluk hidup tinggi. Oleh karena itu, bila tidak ada hambatan
perkembangbiakan suatu jenis makhluk hidup, maka dalam waktu singkat dunia
tidak dapat menampungnya.

b. Jumlah induvidu (secara keseluruhan) hampir tidak berubah

Sekalipun fertilitas makhluk hidup tinggi, tetapi kenyataannya jumlah individu


tidak mengalami peningkatan secara tidak terkendali. Nampaknya ada faktor yang
membatasi dan mengatur pertambahan jumlah individu suatu jenis (spesies) di
suatu tempat. Salah satu faktor adalah jumlah makanan yang tersedia. Faktor-
faktor pembatas dan yang mengatur jumlah individu itulah yang menyebabkan
individu-individu yang berhasil tetap hidup, tidak banyak jumlahnya, sekalipun
banyak keturunan yang dihasilkan, tanpa banyak yang mortal.

c. Adanya “struggle for existence” perjuangan untuk hidup

Supaya tetap dapat hidup, setiap individu makhluk hidup harus berjuang, dalam
artian pasif dan aktif. Pada umumnya, perjuangan untuk hidup terjadi adanya 1)
persaingan, baik persaingan antar individu se-spesies maupun yang berlainan
spesies, 2) pemangsaan, termasuk pula parasitisme, dan 3) perjuangan terhadap
lingkungan yang tidak hidup, seperti iklim dan suhu

d. Adanya keanekaragaman dan hereditas atau adanya variasi dan faktor-faktor yang
menentukannya

Makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan sangat beraneka ragam.


Keanekaragaman tersebut berkenaan dengan struktur, tingkah laku maupun
aktivitas. Keanekaragaman itu mulai terlihat mulai tingkat antara filum atau
divisi, antar kelas sampai antar individu sejenis, bahkan antar individu keturunan.
Tidak sedikit ciri yang menyebabkan keanekaragaman tersebut diturunkan kepada
generasi keturunan yang selalu dapat keanekaragaman, bahkan karena berbagai
sebab, keanekaragaman tersebut justru makin bertambah luas. Adanya
keanekaragaman (keanekaragaman pada umumnya dan keanekaragaman yang
merupakan ciri yang diwariskan). Itulah yang menyebabkan keberhasilan
perjuangan untuk hidup. Tidak sama antara individu satu dengan individu yang
lain. Hal itu merupakan alasannya, banyak individu pada generasi keturunan,
tidak terlalu melonjak, sekalipun individu turunan yang dihasilkan sebenarnya
banyak atau sangat banyak.

e. Adanya “survival of the fittest “seleksi alam

Tingkat keberhasilan perjuangan untuk hidup tidak sama antar individu,


kenyataan itu disebab kan ada individu yang lebih sesuai denga yang lainnya.
Individu yang lebih sesuai inilah, lebih berhasil dalam perjuangan untuk hidup.
Individu yang berhasil inilah yang mempunyai peluang lebih besar untuk
melanjutkan keturunan, sekaligus mewariskan ciri-cirinya pada generasi
keturunan. Sebaliknya individu yang kurang berhasil, lama kelamaan akan
tersisish dari generasi ke generasi. Charles Darwin mengartikan seluruh proses
tersebut diatas sebagai seleksi alam di lingkungan makhuk hidup. Dari generasi ke
generasi peristiwa seleksi alam ini menyebabkan sebagian individu menjadi
semakin adaptif, sedangkan yang lainnya akan tersisih. Herbet Spencer
menambahkan istilah yang paling hidup lestari ialah yang paling sesuai “ dalam
hal ini.

f. Lingkungan yang terus berubah

Dari waktu ke waktu, komponen atau faktor-faktor lingkungan terus berubah dan
ini suatu kenyataan. Misalnya, perubahan iklim, perubahan geografis atau
fluktuasi cadangan makanan dan sebagainya.Dalam situasi yang demikian
makhluk hidup harus terus-menerus mengadakan penyesuaian melalui “struggle
for existence” yang tiada hentinya. Dengan kata lain, peristia seleksi alam
berlangsung tiada henti secara terus-menerus. Akibatnya pada generasi tertentu,
akan muncul individu (kelompok) individu yang memiliki ciri-ciri semakin
adaptif, dan spesifik bagi situasi lingkungan yang melingkupinya. Individu
(kelompok individu) semacam inilah dapat berbeda ciri-cirinya dari individu
merupakan cikal bakal pada generasi sebelumnya. Inilah tanda adanya perubahan
yang menuju keterbentuknya atau jenis spesies baru.

Menurut Campbell, et all (2010: 36), empat alasan mengapa seleksi alam tidak dapat
menghasilkan kesempurnaan:

a. Organisme terkunci dalam batasan sejarah

Setiap spesies memperoleh sifat yang diturunkan dimana adanya modifikasi dari
anatomi nenek moyang. Evolusi tidak menganalisis bagaimana anatomi nenek
moyang dengan anatomi organisme yang ada pada sast ini, melainkan memilih
menghubungkan anatomi nenek moyang dan mengadaptasikannya ke dalam
situasi yang baru. Sebagai contoh permasalahan sakit punggung pada manusia
sebagian disebabkan oleh modifikai kerangka dan perototan dari anatomi nenek
moyang berkaki empat yang tidak sepenuhnya sesuai dengan postur tubuh
manusia berdiri tegak. Hal ini bertentangan dengan sudut pandang kesehatan yang
sebenarnya sakit punggung disebabkan oleh kebiasaan duduk yang salah.

b. Adaptasi seringkali berkompromi


Anatomi makhluk hidup disesuaikan dengan kebiasaan dalam hidupnya. Misalnya
ikan memiliki sirip sehingga mampu berenang di air.

c. Tidak semua evolusi bersifat adaptif

Faktor kebetulan pada ligkungan mempengaruhi struktur genetik populasi.


Misalnya ketika badai meniup serangga ratusan mill melewati suatu pulau angin
itu belum tentu membawa serangga yang paling cocok hidup di lingkungan baru.
Dengan demikian tidak semua alel yang difiksasi oleh hanyutan genetik dalam
kumpulan gen suatu poplasi yang lebih cocok dengan lingkungan dibandingkan
dengan alel yang hilang.

d. Seleksi hanya dapat memperbaiki variasi yang ada

Seleksi alam hanya menguntungkan pada variasi yang cocok dari fenotipe yang
tersedia yang bisa saja bukan merupakan sifat yang ideal. Alel baru tidak muncul
begitu saja.

Kajian Darwin terhadap aspek geologi dan seleksi alam yang berkaitan dengan teori
evolusi menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu:

Pemikiran DARWIN menyatakan bahwa bentuk makhluk hidup dengan struktur baru,
yang disebut sebagai bentuk modern, adalah diperoleh oleh makhluk hidup tadi dari
warisan sifat Makhluk hidup yang telah ada sebelum tetap dengan suatu modifikasi,
jadi setiap jenis atau spesies Makhluk hidup itu mempunyai nenek moyang Modifikasi
struktur tubuh Makhluk hidup terjadi tidak secara langsung, tetapi di wariskan kepada
keturunan nya. Individu yg mempunyai kecocokan yang lebih besar dengan lingkungan
nya berperan sebagai penyeleksi terhadap kelestarian Makhluk Hidup dari generasi ke
generasi, sehingga kemudian disebut dengan istilah seleksi alam.

Pengertian seleksi alam menurut DARWIN dapat di deskripsikan sebagai berikut :

1. Di alam, individu-individu berbeda dengan sesamanya


2. Perbedaan ini meskipun hanya sebagian kecil saja, ditentukan oleh factor yg
diteruskan melalui pewarisan sifat dan

3. Kapanpun perbedaan-perbedaan ini menyangkut ketahanan, yaitu keberhasilan


bertahan sampai usia reproduksi, sehingga Makhluk hidup mampu memberikan
keturunan.

Teori DARWIN tentang evolusi melalui seleksi alam di dasarkan pada dua fakta
sederhana yaitu :

1. Adanya variabilitas

2. Kesamaan antara induk dan keturunan nya,

Dan satu kesimpulan bahwa variasi- variasi yang ada mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kemungkinan Makhluk hidup untuk bertahan dan bereproduksi.

Perubahan populasi akibat seleksi :

 SELEKSI STABILISASI

Hasil seleksi menunjukan bahwa variabilitasi terjadi di sekitar “MEAN ‘’ tetapi


tidak merubah letak “MEAN’’ dalam distribusi fenotip tersebut. contoh :
penyebaran populasi tikus berkaki putih. Sebadian besar tikus dalam populasi itu
mempunyai ekor mendekati rata - rata. Tikus dengan ekor sangat panjang dan
ekor sangan pendek hanya sebagian kecil (TERSINGKIR ).

 DIRECTIONAL SELECTION ( SELEKSI MENGARAH )

Hasil seleksi menunjukan bahwa mean populasi bergeser kearah yg lebih


besar, tetapi tinggi puncak tetap. contoh : percobaan ratusan ekor B. betul aria
bersayap cerah dan bersayap gelap di desa dan di kota. Biston bentuk aria
bersayap cerah banyak dipedesaan yang tidak terpolusi oleh industry. Sedangkan
yg bersayap gelap banyak di daerah industry yang terpopulasi oleh asap industry.
 DISROFTIV SELEKSI

Terjadi dua puncak pada sebagian hasil seleksi, contoh : di beberapa tempat di
afrka terdapat 3 spesies kupu-kupu yg tidak enak di makan yg berbeda. Betina
dari kupu-kupu berekor gunting tertentu yang enak di makan ( Papiliu Dardanus )
meniru satu model, sedangkan yang lain meniru model lainnya. Populasi tunggal
tersebu telah terpecah menjadi 3 tipe yg berbeda-beda.

Dalam hipotesisnya yg ke4, CHARLES LYLELL menyatakan bahwa kekuatan alam saat
ini maupun pada masa lampau mempengaruh yg sama. Bertolak dari hipotesis
tersebut. Jelas bahwa tidak selamanya lingkungan makhluk hidup itu tetap. Selalu
akan mengalami perubahan.

Mengingat bahwa lingkungan berperan sebagai penyeleksi terhadap kelestarian


makhluk hidup, maka terjadinya perubahan tersebut. Merupakan factor yang tidak
dapat di abaikan apabila kita membicarakan mekanisme evolusi melalui seleksi alam.

Seleksi alam DARWIN sebagai mekanisme evolusi di dasarkan pd beberapa ide, 2


diantaranya :

1. Makhluk Hidup yang dilahirkan jauh lebih banyak dari pada makhluk hidup yg
dapat bertahan pada keadaan lngkungan dengan makanan terbatas.

2. Ketersediaan kebutuhan hidup yg terbatas mengakibatkan terjadinya


kompetisi di antara Makhluk hidup kompetisi terjadi sangat hebat di antara
individu-individu yg sama jenisnya, karena mereka mempunyai keperluan /
kebutuhan hidup yg sama atau hamper sama.

Contoh Terjadinya Seleksi Alam

Contoh terjadinnya seleksi alam ialah sebagai berikut :

Dinosaurus punah karena meteor menabrak bumi pada jutaan tahun yang lau tabrakan
itu menyebabkan ledakan hebat yang menyebabkan terlepasnya debu ke atsmosfer.
Debu tersebu menghalangi sinar matahari sehingga tumbuhan hijau tidak dapat
melakukan fotosintesis akibatnya banyak tumbuhan mati dan dinosaurus yang herbivora
tidak mendapatkan kebutuhan makanannya dan kemudian mati. Dinosaurus pamakan
dagingpun tidak mendapatkan mangsanya. Hal inilah yang menimbukan kepunahan
dinosaurus.

Sebelum revolusi industri Biston betularia putih jumlahnya lebih banyak daripada
Biston betularia hitam. Namun, setelah terjadinya revolusi industri jumlah Biston
betularia putih lebih sedikit daripada Biston betularia hitam. Algadri (2014)
mengemukakan bahwa hal ini terjadi karena ketidakmampuan Biston betularia putih
untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Sebelun terjadinya revolusi di Inggris
udara bebas dari asap industri namun setelah revolusi industri di Inggris udara penuh
dengan asap dan debu sehingga populasi Biston betularia menurun akibat tidak dapat
beradaptasi dan mudah ditangkap oleh mangsanya.

Fungi radiotrofik adalah fungi yang menggunakan pigmen melanin untuk mengubah
radiasi gamma menjadi energi kimia untuk pertumbuhan dimana pertama kalinya fungi
ini ditemukan sebagai jamur hitam (blackmold) yang tumbuh di dalam dan di sekitar
instalasi nuklir Chernobyl pada tahun 2007. Riset yang telah dilakukan di Albert
Einsten Collage menunjukkan bahwa tiga jamur mengandung melanin yakni
Cladosporium sphaerospermum, Wangiella dermatitidis, Cryptococcus neoformans
mengalami peningkatan biomassa dan mengakumulasi asetat lebih cepat di lingkungan
dengan tingkat radiasi yang 500 kali lebih tinggi dibanding lingkungan normal (Hassan,
dkk. 2014: 96)

C. HUKUM-HUKUM YANG MELATARBELAKANGI TERJADINYA “FAVOURED RACES”

Pengalaman + Observasi + Buku Lyell + teori R. Malthus membantu Darwin dalam


menyusun Hipotesisnya tentang Evolusi Darwin, ; Bahwa species baru muncul melalui
seleksi alam.

Dua diantara asumsi yang mendasari Hipotesis tersebut adalah sebagai berikut :
1. Meskipun Makhluk Hidup cenderung berproduksi dalam jumlah yang besar tetapi
dari beberapa spesies jumlahnya secara keseluruhan selalu tetap sama.

2. Pada setiap spesies selalu terjadi variasi-variasi tertentu akan membantu anggota
spesies tersebut dapat tertahan dalam tipe lingkungan tertentu, sementara variasi
yang lain tidak dapat bertahan.

Darwin mengemukakan bahwa, makhluk hidup dengan variasi yang menguntungkan


akan mempunyai kemungkinan yang besar untuk bertahan dan berproduksi demikian
pula bila sebaliknya.

Mereka yang dapat bertahan meneruska variasi tersebut kepada keturunannya.


Variasi yang menguntungkan tersebut akan berakumulasi selama periode waktu
tertentu.

Apabila terjadi demikian maka akan muncul makhluk hidup yang berbeda dengan
anggota species semula atau nenek moyangnya, yang cocok dengan keadaan
lingkungannya sehingga muncul apa yang disebut dengan “ Spesies kesayangan
(Favoured Races)

Terjadinya “Favoured Races” tersebut tidak dapat dipisahkan dari prinsip “Use and
Disuse”, yang di kemukakan Lamarack. Lamarack berasumsi bahwa bagian tubuh yang
dipergunakan berlebihan akan berkembang dari meluas sebaliknya, yang sedikit atau
tidak dipergunakan akan menjadi kecil atau malahan menghilang.

Darwin berbeda dengan Lamarck tentang terjadinya Favoured Races : Contoh : Bakteri
yang resisten terhadap penicillin.

Keterangan :

 Menurut Darwin

 Menurut Lamarck
Contoh lain terjadinya 14 species burung Finch di kepulauan Galapagos.
Mendapatkan Favoured Races = bibit unggul oleh manusia melalui penyilangan.

DAFTAR PUSTAKA

Algadri, Syarifah. 2014. Bab 1 Spesies dalam Ekosistem. Diakses pada tanggal 14 Maret 2015
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Hassan, M.S., Ferial, E.W., Soekendarsi, E. 2014. Pengantar Biologi Evolusi. Jakarta: Erlangga
Waluyo, Lud. 2010. Miskonsepsi dan Kontroversi Evolusi serta Implikasi dalam Pembelajaran.
Malang : UMM Press

Anda mungkin juga menyukai