Makalah Monitoring Evaluasi Patient Safety

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MONITORING & EVALUASI PATIENT SAFETY

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Manajemen Patient Safety

Dosen Pembimbing :
Ns. Dherlirona, S.Kep, M.Kep

Di susun oleh :
Nada Nailah 201814401008

AKADEMI KESEHATAN YAYASAN RUMAH SAKIT JAKARTA

PRODI KEPERAWATAN

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul, “Monitoring & Evaluasi Patient Safety”. Makalah ini di
susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Patient Safety
Program Studi Ilmu Keperawatan Akademi Kesehatan Yayasan Rumah Sakit
Jakarta Prodi Keperawatan.

Dalam menyusun makalah ilmiah ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada dosen mata kuliah Manajemen Patient Safety dan
kepada teman-teman yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Jakarta, 25 Agustus 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. ii


Daftar Isi .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN

A. Karakteristik Orang Dewasa ............................................... 3


B. Kebutuhan Gizi Pada Orang Dewasa …………………….. 4
C. Permasalahan Kesehatan Yang Timbul
Bagi Orang Dewasa ............................................................. 8
D. Konsep Gizi Pada 9
Lansia .....................................................
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kebuthan Gizi Lansia........................................................... 9
F. Permasalahan Gizi Pada Lansia............................................ 10
G. Kebutuhan Gizi Pada Lansia................................................ 11

H. Menu Seimbang Bagi Manula.............................................. 13


BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 14
B. Saran ..................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah adult berasal dari bahasa latin yang diambil dari kata adultus berarti
telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi
dewasa. Pada masa ini tubuh tidak hanya dalam keadaan puncak dari kemampuan
fisik tetapi juga mulai mengalami penurunan fungsi. Masa dewasa dibagi menjadi
dua tahap, masa dewasa awal yaitu antara umur 20-40 tahun dan masa dewasa
lanjut yaitu antara umur 40-60 tahun.
Kelompok usia lanjut dipandang sebagai kelompok masyarakat yang
beresiko mengalami gangguan kesehatan. Usia lanjut sering punya masalah dalam
hal makan, antara lain nafsu makan menurun. Padahal meskipun aktivitasnya
menurun sejalan dengan bertambahnya usia, ia tetap membutuhkan asupan zat gizi
lengkap, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Ia pun masih
tetap membutuhkan energy untuk menjalankan fungsi fisiologis tubuhnya.
Pembagian kelompok usia lanjut dalam buku pedoman pembinaan kesehatan usia
lanjut Depkes RI, yaitu kelompok usia menjelang usia lanjut (40-54 tahun),
kelompok usia lanjut dalam masa pension (lebih dari atau sama dengan 65 tahun),
dan kelompok usia lanjut dalam masa senium (lebih dari 70 tahun) hidup sendiri,
terpencil, hidup dalam panti, penderita penyakit berat, cacat, dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan apa saja karakteristik orang dewasa?


2. Jelaskan apa saja zat gizi makro & mikro bagi orang dewasa?
3. Jelaskan apa saja contoh menu makanan bagi orang dewasa?
4. Jelaskan apa saja permasalahan yang timbul bagi orang dewasa?
5. Jelaskan apa yang dimaksud konsep gizi pada lansia?

1
2

6. Jelaskan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi lansia?


7. Jelaskan apa saja permasalahan gizi pada lansia?
8. Jelaskan apa saja kebutuhan zat gizi pada lansia ?
9. Jelaskan apa saja menu seimbang bagi manula ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui bagaimana memahami kebutuhan zat gizi pada
orang dewasa dan lansia
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui karekteristik orang dewasa.
b. Mahasiswa mampu menegetahui zat gizi makro dan mikro bagi orang
dewasa.
c. Mahasiswa mampu mengetahui contoh menu makanan pada orang
dewasa.
d. Mahasiswa mampu mengetahui permasalahan yang timbul bagi orang
dewasa.
e. Mahasiswa mampu mengetahui konsep gizi pada lansia.
f. Mahasiswa mampu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan gizi lansia.
g. Mahasiswa mampu mengetahui permasalahan gizi pada lansia.
h. Mahasiswa mampu mengetahui kebutuhan zat gizi lansia.
i. Mahasiswa mampu mengetahui menu seimbang bagi manula.
11

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Monitoring dan Evaluasi


Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi
berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan kontinu tentang
kegiatan atau program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk
penyempurnaan program atau kegiatan itu selanjutnya. Monitoring adalah
pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran (awareness) tentang apa
yang ingin diketahui, pemantauan berkadar tingkat tinggi dilakukan agar dapat
membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan pergerakan kearah tujuan
atau menjauh dari itu. Proses monitoring juga dapat diartikan sebagai proses rutin
pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif program (Widiastuti
dan Susanto, 2012).
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan,
keluaran, dan hasil terhadap rencana dan standar (Yumiari, 2017). Evaluasi
merupakan suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas dan
dampak kegiatan program atau proyek yang sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai serta sistematis dan objektif. Evaluasi juga diartikan sebagai pengukuran
dari konsekuensi yang dikehendaki dan tidak dikehendaki dari suatu tindakan
yang telah dilakukan dalam rangka mencapai beberapa tujuan yang akan dinilai
(Hendrawan, 2009).
B. Tujuan Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi bertujuan memberikan gambaran lengkap tentang
implementasi program, terutama untuk mengetahui ketercapaian dari pelaksanaan
program dan mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang
terjadi sehingga Informasi ini berguna bagi pengambil keputusan untuk
melakukan penyesuaian dan perbaikan guna mencapai target yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien (Kemdikbud, 2013).
12

C. Pelaksana Monitoring dan Evaluasi


a. Di Rumah Sakit
Pimpinan rumah sakit melakukan monitoring dan evaluasi pada unit-unit kerja
di rumah sakit terkait dengan pelaksanaan keselamatan pasien di unit kerja.
b. Di Provinsi
Dinas Kesehatan Provinsi dan PERSI Daerah melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit di wilayah
kerjanya.
c. Di Pusat
1) Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan Keselamatan Pasien Rumah Sakit di semua rumah
sakit.
2) Monitoring dan evaluasi dilaksanakan minimal satu tahun sekali
(Winarsih, 2012).
D. Waktu Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan monitoring di tingkat managemen lokal dilakukan secara intensif
setiap minggu, sedangkan untuk tingkat managemen pusat dilakukan dalam setiap
pelaksanaan kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan (Ardana, 2015).
E. Hal-Hal yang Dimonitoring dan Evaluasi
Hal-hal yang dimonitoring dan evaluasi (Soebandi, 2016):
a. Budaya keselamatan pasien
b. Pendidikan dan pelatihan
c. Leadership
d. Pelaporan
e. Standar
f. Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety Goals).
13

F. Kuisioner Monitoring dan Evaluasi Program Patient Safety


Contoh kuisioner monitoring dan evaluasi program patient safety (Soebandi,
2016).
KUISOINER
MONITORING DAN EVALUASI
PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN


Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara menandai (X) pad asalah satu jawaban
yang dianggap paling benar:

1. Jawaban 0 = apabila belum ada pelaksanaan program/kegiatan


2. Jawaban 5 = apabila ada pelaksanaan tetapi belum berjalan dengan baik
3. Jawaban 10 = apabila pelaksanaan sudah berjalan dengan baik dan
dilakukan evaluasi serta tindak lanjut.

No PERNYATAN
Jawaban
A. BUDAYA KESELAMATAN PASIEN
0 5 10
RS melakukan survey awal tentang budaya
1.
keselamatan pasien
RS menyusun strategi pengembangan program
2.
keselamatan pasien berdasarkan hasil survei tersebut.
Tersedia sistem dan alur komunikasi yang jelas ketika
terjadi Insiden Keselamatan Pasien mencakup
3. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris
Cidera ( KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC),
Kondisi Potensi Cedera (KPC)
4. Ada bukti sosialisasi Sistem dan alur komunikasi
14

kepada seluruh staf di RS.


Ada rapat koordinasi multi disiplin secara rutin untuk
5.
membahas kasus-kasus sulit
RS melakukan evaluasi berkala tentang kepuasan
6.
karyawan
RS membuat perubahan sistem untuk meningkatkan
keselamatan pasien, berdasarkan hasil survei budaya
7.
keselamatan pasien dan melakukan evaluasi untuk
menilai efektifitasnya
RS melakukan evaluasi berkala terhadap keadaan
8.
fasilitas dan sarana kerja yang tersedia
Jumlah Score
Jawaban
B. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
0 5 10
RS menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara
1.
kompetensi staf serta mendukung pendekatan
interdisiplin dalam pelayanan pasien
RS mengintegrasikan topik Keselamatan Pasien dalam
2.
setiap kegiatan in-service training
RS melaksanakan program pengembangan dan
3.
pelatihan staf secara konsisten
RS melakukan workshop keselamatan pasien secara
4.
in-house training dan melibatkan Tim KKPRS
RS mengirim 2-3 orang staf untuk mengikuti
5. workshop keselamatan pasien yang diselenggarakan
KKPRS- PERSI
RS mempunyai program orientasi yang memuat topik
6. keselamatan pasien bagi Staf yang baru masuk
/pindahan/mahasiswa
Staf yang bertugas di unit khusus
7. (ICU,ICCU,IGD,HD, NICU, PICU) mendapat
pelatihan keselamatan pasien
15

Jumlah Score
Jawaban
C. LEADERSHIP
0 5 10
Pimpinan melakukan pencanangan / deklarasi
1.
program keselamatan pasien di RS
RS membentuk Komite/Tim / panitia keselamatan
2. pasien yang bertugas mengkoordinasikan dan
melaksanakan program keselamatan pasien di RS
Pimpinan melakukan rapat koordinasi multi disiplin
3. secara berkala untuk menilai perkembangan program
keselamatan pasien
Pimpinan melakukan ronde keselamatan pasien
4. (patient safety walk around) secara rutin, diikuti
berbagai unsur terkait.
Setiap timbang terima antar shift dilakukan briefing
5. untuk mengidentifikasi resiko keselamatan pasien dan
debriefing untuk memonitor resiko tersebut.
Pimpinan /Atasan / manajer memberi surat peringatan
6. apabila ada masalah keselamatan pasien yang terjadi
berulang kali
Pimpinan memilih dan menetapkan champion disetiap
7. unit/ bagian sebagai motor penggerak pelaksanaan
program keselamatan pasien di RS
Jumlah Score
Jawaban
D. PELAPORAN
0 5 10
Di RS tersedia sistem pelaporan insiden keselamatan
1.
pasien
Laporan Insiden keselamatan pasien dikelola oleh
2.
Tim/panitia keselamatan pasien
Semua insiden keselamatan pasien yang dilaporkan di
3. catat dalam buku register keselamatan pasien dan
dianalisis
16

Hasil analisis insiden didesiminasi ke unit lain untuk


4.
pembelajaran dan mencegah kejadian yang sama
Laporan insiden secara rutin di kirim ke KKPRS-
5.
PERSI
Jumlah Score
Jawaban
E. STANDAR
0 5 10
RS menetapkan kebijakan Dokter Penanggung Jawab
1. Pelayanan (DPJP) bagi setiap pasien dan wajib
membuat rencana pelayanan
Tersedia bukti pelaksanaan DPJP yang memberikan
penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan
2. keluarganya tentang rencana dan hasil pelayanan,
pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk
kemungkinan terjadinya KTD
RS mempunyai sistem dan mekanisme mendidik
3. pasien dan keluarganya tentang kewajiban serta
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien
Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program
4.
Keselamatan Pasien
Tersedia program proaktif untuk meredesain proses
5. dan mengidentifikasi risiko keselamatan Analisa
FMEA / HFMEA
Tersedia mekanisme untuk menangani dan melakukan
analisis risiko secara reaktif mis. RCA / Investigasi
sederhana terhadap semua Insiden Keselamatan Pasien
6.
termasuk “Kejadian Sentinel” (Sentinel Event) yang
dipakai sebagai proses pembelajaran agar kejadian
yang sama tidak terulang kembali.
7. RS memiliki proses pendidikan dan pelatihan, serta
orientasi bagi pegawai baru/ mahasiswa mencakup
keterkaitan jabatan dengan Keselamatan Pasien secara
17

jelas
Tersedia anggaran untuk merencanakan dan mendesain
proses manajemen untuk memperoleh data dan
8.
informasi tentang hal-hal terkait dengan Keselamatan
Pasien.
Jumlah Score
IMPLEMENTASI SASARAN KESELAMATAN PASIEN
F.
(PATIENT SAFETY GOALS)
Jawaban
1) IDENTIFIKASI PASIEN
0 5 10
Di RS tersedia Kebijakan dan prosedur yang
1. mengarahkan pelaksanaan identifikasi pasien yang
konsisten pada semua situasi dan lokasi
Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas
2. pasien, tidak boleh menggunakan nomor kamar atau
lokasi pasien
Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat,darah,
3.
atau produk darah dan tindakan / prosedur.
Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan
4.
spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
Pasien rawat inap memakai gelang untuk identifikasi
5. pasien dengan mencantumkan Nama lengkap, No RM
dan tanggal lahir
Jumlah Score
Jawaban
2) MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF
0 5 10
RS Tersedia Kebijakan dan prosedur mengarahkan
pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi lisan
1.
atau melalui telepon secara konsisten . Di RS tersedia
SPO Komunikasi efektif menggunakan format SBAR
Tersedia bukti bahwa perintah lengkap secara lisan dan
2. yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan
secara lengkap oleh penerima perintah
18

Tersedia mekanisme atau prosedur bukti bahwa


perintah lengkap lisan dan telepon atau hasil
3. pemeriksaan ditulis dan dibacakan kembali secara
lengkap oleh penerima perintah (write down and read
back)
4. Tersedia daftar singkatan yang tidak boleh dipakai
Tersedia SPO komunikasi pada saat serah terima antar
shift jaga antara perawat dengan perawat, antara
5.
perawat dengan dokter dan antara dokter dengan
dokter
Tersedia bukti pelaksanaan prosedur komunikasi pada
6.
saat serah terima
Di RS tersedia SPO komunikasi penyampaian hasil
pemeriksaan yang mempunyai nilai kritis dan daftar
7.
hasil pemeriksaan penunjang yang kritis mis lab,
radiologi)
Tersedia bukti pelaksanaan SPO komunikasi
8. penyampaian hasil pemeriksaan yang mempunyai nilai
kritis
Jumlah Score
PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG Jawaban
3)
PERLU DIWASPADAI 0 5 10
Tersedia Kebijakan dan/atau prosedur yang
dikembangkan agar memuat proses identifikasi,
1.
menetapkanl lokasi, pemberian label, dan
penyimpanan elektrolit konsentrat.
Tersedia bukti bahwa elektrolit konsentrat tidak
2.
disimpan di unit pelayanan pasien
Tersedia bukti bahwa elektrolit konsentrat yang
disimpan di unit pelayanan pasien diberi label yang
3.
jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat
(restricted) mis ICU, IGD atau OK
19

Di RS tersedia kebijakan/prosedur pemberian obat


4. dengan benar ( benar orang, benar dosis, benar cara,
benar waktu ,benar obat, bekerja sesuai SPO)
Tersedia bukti pelaksanaan kebijakan/ prosedur
5. pemberian obat dengan benar ~ Read back & Teach
back
6. Tersedia daftar obat yang perlu diwaspadai / high alert
Jumlah Score
KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT- Jawaban
4) PROSEDUR, TEPAT-PASIEN
0 5 10
OPERASI/TINDAKAN
Di RS Tersedia Kebijakan dan prosedur yang
dikembangkan guna mendukung keseragaman proses
untuk memastikan : tepat lokasi, tepat prosedur, dan
1.
tepat pasien, termasuk prosedur medis dan tindakan
pengobatan gigi / dental yang dilaksanakan di luar
kamar operasi
Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan
dapat dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan
2. melibatkan pasien di dalam proses penandaan, serta
diberikan tnada oleh dokter yang hendak melakukan
operasi
Rumah sakit menggunakan surgical patient safety
checklist untuk memverifikasi saat preoperasi : tepat
3. lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan semua
dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia,
tepat, dan fungsional.
Di RS tersedia prosedur pengecekan untuk mencegah
4. tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien saat
operasi (instrument, kasa)
5. Tersedia bukti pelaksanaan pengecekan untuk
20

mencegah tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien


saat operasi
Jumlah Score
PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT Jawaban
5)
PELAYANAN KESEHATAN 0 5 10
Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman
1. hand hygiene terbaru (6 langkah) yang diterbitkan dan
sudah diterima secara umum (WHO Patient Safety)
Di RS tersedia kebijakan dan/atau prosedur
dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan
2.
secara berkelanjutan risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan
3. Di RS tersedia fasilitas cuci tangan secara memadai
Tersedia bukti pelaksanaan secara konsisten
4.
kepatuhan cuci tangan 5 (lima) momen
Jumlah Score
MENGURANGI RISIKO PASIEN CEDERA Jawaban
6)
AKIBAT JATUH 0 5 10
Di RS tersedia kebijakan dan/atau prosedur yang
1. dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan risiko
berkelanjutan: pasien cedera akibat jatuh
Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko
pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang bila
2.
diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan, dll
Tersedia bukti bahwa langkah-langkah diterapkan
untuk mengurangi risiko pasien cedera akibat jatuh
3. bagi pasien yang pada hasil asesmen dianggap berisiko
jatuh (diberikan penandaan pada pasien yang dianggap
berisiko jatuh)
4. Tersedia bukti bahwa langkah-langkah dimonitor
hasilnya, baik keberhasilan pengurangan cedera akibat
21

jatuh dan dampak dari kejadian tidak diharapkan


Jumlah Score
Jumlah Score Keseluruhan

Kriteria Standar Penilaian:


0 – 134 = Sangat Kurang
135 – 269 = Kurang
270 – 404 = Cukup
405 – 539 = Baik
540 – 670 = Sangat Baik
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa dewasa menjadi tiga periode, yaitu: masa dewasa awal (20-
40tahun), masa dewasa madya (40-60tahun), dan masa dewasa akhir (60-
Meninggal). Kebutuhan energi pada orang dewasa ± 1.700-2.250 Kalori,
kebutuhan protein pada usia dewasa adalah 50-60 g per hari atau berkisar 11%
dari total masukan energi, kebutuhan karbohidrat sebagai sumber energi
utama pada usia dewasa kurang lebih 46% dari total masukan energi,
sedangkan kebutuhan lemak pada orang dewasa tidak boleh melebihi 630 kkal
atau sekitar 30% dari total kalori.

Menurut Dep Kesehatan RI gizi lansia merupakan bagian dari ilmu


gizi yang mempelajari tentang pencegahan dan pengobatan diet pada lansia.
Kecukupan gizi usia lanjut berbeda dengan usia muda. Kebutuhan gizi sangat
dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas/ kegiatan, postur tubuh,
aktivitas fisik dan mental (termasuk pekerjaan) sehari-hari, dan iklim/suhu
udara. Kebutuhan kalori akan menurun sekitar 5% pada usia 40-49 tahun dan
10% pada usia 50-59 tahun serta 60-69 tahun. Kecukupan gizi untuk usia
lanjut (> 60 tahun) pada laki-laki adalah 2.200 kalori dan wanita 1.850 kalori.
Jumlah protein yang diperlukan untuk laki-laki usia lanjut (> 60 tahun) adalah
55 g per hari dan wanita usia lanjut 48 g per hari. Konsumsi lemak dibatasi
jangan lebih dari seperempat kebutuhan energy. Pada usia lanjut dianjurkan
untuk mengonsumsi asam lemak tak jenuh (berasal dari nabati).

14
15

B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapat menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini
sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu
kami juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehinga kami
bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami selanjutnya.
Daftar Pustaka

Adriani, Merryana. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. 2016. Jakarta:


Prenadamedia Group.

Azizah, Lilik. Keperawatan Lanjut Usia. 2011. Jakarta: Graha Ilmu.

Hartini, Eko. Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. 2018. Yogyakarta:
Penerbit Deepublish

Anda mungkin juga menyukai