Laporan PKL

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KERJA PRAKTEK

ANALISA KERUSAKAN PADA FAN BLADE 01 CVF


( COOLING TOWER ) 511 ZV TURBIN PENDINGIN DI PT. PLN
(PERSERO) SEKTOR OMBILIN

Oleh :
HARDIANSYAH SONELLA
NIM : 17027207

PROGRAM STUDI D.3 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN

Telah Melaksanakan Kerja Praktek Di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana


Pembangkitan Ombilin Tanggal 03 Agustus 2020 – 12 September 2020

ANALISA KERUSAKAN PADA FAN BLADE 01 CVF


( COOLING TOWER ) 511 ZV HP7I TURBIN PENDINGIN DI PT. PLN
(PERSERO) SEKTOR OMBILIN

Disusun oleh :
HARDIANSYAH SONELLA
17072027
PROGRAM STUDI D.3 TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Diperiksa dan disahkan di:


Sawahlunto, September 2020
Oleh :

Manager Bagian Pemeliharaan SPV HAR. Turbin

(HERYADI MR) (MEFRIZON)

Mengetahui,
a.n Manager PT. PLN (Persero) UPK Ombilin
Manager Bagian Keuangan SDM dan ADM

i
(AHMADI)

LEMBAR PENGESAHAN FAKULTAS

Laporan Ini Disampaikan untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan


Penyelesaian Praktek Lapangan Industri FT- Universitas Negeri Padang

Oleh :

HARDIANSYAH SONELLA
17072027
Program Studi D.3 Teknik Mesin
Jurusan Teknik Mesin

Disahkan oleh : Disetujui oleh :


Ketua PLI Pembimbing PLI

Zainal Abadi, S.Pd.,Eng. Drs. Irzal, M.Kes.


NIP. 19900207 201504 1 003 NIP. 19690920 199103 1 004

Ketua Jurusan Teknik Mesin

Dr. Purwantono, M.Pd.


NIP. 19630804 198603 1 002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan atas kehadirat


ALLAH SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga
penulis dapat melaksanakan Pengalaman Lapangan Industri di PT. PLN Unit
Pelaksana Pembangkitan Ombilin serta berhasil menyelesaikan penyusunan
laporan Pengalaman Lapangan Industri dengan Judul “ANALISA
KERUSAKAN PADA FAN BLADE 01 CVF ( COOLING TOWER ) 511 ZV
TURBIN PENDINGIN DI PT. PLN (PERSERO) SEKTOR OMBILIN.
Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman yang telah penulis dapatkan selama
mengikuti Praktek Lapangan Industri di Seksi Pemeliharaan Turbin di PT. PLN
Ombilin dari tanggal 03 Agustus 2020 s/d 12 September 2020.
Dalam melaksanakan laporan ini penulis banyak menemui
hambatan-hambatan dan kekurangan, namun berkat bantuan berbagai pihak,
hal tersebut dapat diselesaikan tepat waktu.
Untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1 Allah SWT. yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis.
2 Kedua Orang Tua tercinta dan saudara yang telah memberikan segala
bantuan yang tak terhingga nilainya, baik materi maupun non materi.
3 Bapak Dr. Purwantono, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Negeri Padang.
4 Bapak Drs. Irzal, M.Kes. selaku dosen pembimbing Praktek Lapangan
Industri Universitas Negeri Padang.
5 Seluruh dosen dan seluruh staff program studi D3 Teknik Mesin Jurusan
Teknik Mesin Universitas Negeri Padang yang telah banyak berjasa dalam
memberikan ilmu serta ikut membantu dalam mengurus segala bentuk
administrasi dan hal lainnya di program studi D.3 Teknik Mesin Jurusan
Teknik Mesin Universitas Negeri Padang .

iii
6 Bapak Mefrizon selaku Supervisor Pemeliharaan Turbin yang telah
memberikan waktu, ilmu dan nasehatnya yang bermanfaat selama kerja
praktik.
7 Bang Anto, Bang Mail selaku mentor yang telah membimbing selama
pelaksanaan Kerja Praktik baik waktu, ilmu dan nasehat.
8 Bapak Topik, Bapak Hasan, Bang Riko, Bang Agus, Bang Doni, Bang
Endang, Bang Paizin, Bang Obi, yang telah bersedia membimbing dan
memberikan pengetahuan pada penulis dalam pemeliharaan unit
pembangkit di PLTU Ombilin
9 Ziqra, Fikri, Roni, selaku teman-teman seperjuangan yang melaksanakan
Kerja Praktik di PLTU Ombilin serta mahasiswa Jurusan Teknik Mesin
Angkatan 2017 dan 2018 Universitas Negeri Padang yang sedang
melaksanakan Kerja Praktik.
10 Rekan-rekan seperjuangan Himpunan Mahasiswa Mesin Jurusan Teknik
Mesin Universitas Negeri Padang yang telah menjadi keluarga yang tidak
henti-hentinya memberikan motivasi dan semangat yang tak kenal lelah
ataupun letih dalam membantu untuk menyelesaikan laporan kerja praktik
ini.

Serta semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu, yang turut
membantu dalam kegiatan kerja praktek lapangan dan penyelesaian laporan kerja
praktik ini.
Atas bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak sehingga
tersusunnya Laporan Kerja Praktek ini, Penulis mengharapkan semoga amal
yang telah diberikan kepada kita semua mendapat balasan dari Allah SWT,
Amin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Sawahlunto,
September, 2020

iv
Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN........................................... i

HALAMAN PENGESAHAN FAKULTAS................................................. ii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL.......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................. 1

B. Tujuan KP.................................................................................... 2

C. Pembatasan Masalah.................................................................... 2

D. Manfaat........................................................................................ 2

E. Metode Pengumpulan Data.......................................................... 3

F. Pelaksanaan Kegiatan KP............................................................ 3

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan.................................................... 4

v
B. Profil Perusahaan ........................................................................ 6

1. Visi, Misi, dan Motto Perusahaan ......................................... 6

2. Struktur Organisasi Perusahaan ............................................ 7

C. Peralatan Utama PLTU Ombilin.................................................. 9

1. Boiler..................................................................................... 9

2. Turbin..................................................................................... 11

3. Generator................................................................................ 11

D. Sistem Pengoperasian PLTU Ombilin......................................... 12

E. Sistem Pengolahan Air................................................................. 13

1. Sistem Eksternal..................................................................... 13

2. Sistem Internal....................................................................... 17

F. Sistem Bahan Bakar..................................................................... 18

G. Sistem Siklus Air dan Uap........................................................... 20

H. Sistem Udara Pembakaran dan Gas Buang.................................. 21

1. Sistem Udara.......................................................................... 21

2. Sistem Gas Buang.................................................................. 21

I. Sistem Kelistrikan PLTU Ombilin............................................... 22

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Fan Blade................................................................... 25

B. Tipe – tipe Fan Blade................................................................... 26

C. Cara Pemasangan Fan Blade........................................................ 29

D. Penyebab Kerusakan Pada Fan Blade.......................................... 30

BAB IV PENUTUP

vi
A. Simpulan...................................................................................... 33

B. Saran............................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 34

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Konversi Energi PLTU Ombilin ……………………….…..12

Gambar 2.2 Sirkulasi Air di Pretreatment ………………………...…………….12

Gambar 3.1 Sistem Ventilasi HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning)
………………………………………………………..26

Gambar 3.2 Fan Cylinders ………………………………………………………26

Gambar 3.3 H3 Fan ……………………………………………………………...27

Gambar 3.4 HP7000 Fan …………………………….. ………………………...27

Gambar 3.5 HP7i………………………………………………………………...28

Gambar 3.6 Ultra Quiet Fan ………………………………………………….…28

Gambar 3.7 Fan Blade General Notes …..……………………………………....29

Gambar 3.8 Gearbox………………..…………………………………………...30

Gambar 3.9 Bearing…………………………………….……………………….30

Gambar 3.10 Klem Blade………………………………………………………...31

Gambar 3.11 Fan Blade Rusak .............................................................................31

Gambar 3.12 Drive Shaft Rusak …………………….………………………..…31

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktek Lapangan Industri (PLI) merupakan persyaratan akademis
yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yang akan menyelesaikan
pendidikan Diploma.3 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Negeri Padang.
PLI diadakan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan
kepada para mahasiswa untuk mengamati secara langsung proses
kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dan juga memberikan
kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan akademis,
sekaligus membandingkan dengan kenyataan di lapangan.
Disamping itu Praktek Lapangan Industri (PLI) dapat juga dijadikan
sebagai sarana dalam menambah dan memperluas wawasan serta
meningkatkan cara berfikir ke arah yang lebih logis, analitis dan
konseptual.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku setiap mahasiswa yang
akan melakukan Praktek Lapangan Industri (PLI) diwajibkan untuk
mencari lokasi praktek dan sekaligus membuat laporan dari hasil
Praktek Industri sesuai dengan program keahlian konsentrasi dan
kegiatan yang sedang berjalan di lokasi.
Untuk memenuhi hal tersebut, maka dipilihlah tempat PLI di
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Unit Pelaksana dan
Pengendalian Pembangkitan Ombilin. Dipilihnya tempat Praktek
Lapangan Industri ini karena sesuai dengan program keahlian dan
ilmu-ilmu yang telah didapat selama di bangku perkuliahan, bahkan
masih banyak ilmu-ilmu pengetahuan baru yang perlu di pelajari.

B. Tujuan Praktek Lapangan Industri


Secara umum Praktek Lapangan Industri (PLI) bertujuan
untuk mengenalkan penulis kepada dunia kerja di perusahaan dan

1
mengaplikasikan teori yang diperoleh di bangku kuliah terhadap
kenyataan yang ada di lapangan. Secara khusus, PLI bertujuan:
1. Menerapankan ilmu yang diperdapat pada bangku perkuliahan
dalam dunia industri.
2. Mengetahui serta memahami sistem kerja PT. PLN (Persero)
Unit Pelaksana Pembangkitan Ombilin.

C. Pembatasan Masalah
Adapun permasalahan kerusakan pada Fan Blade 01 CVF (
Cooling Tower ) 511 ZV turbin pendingin di PT. PLN (Persero) sektor
ombilin.

D. Manfaat
Dengan mengetahui Permasalahan Fan blade pada PLTU
Ombilin maka dapat dilakukan penyelesaian dari masalah yang
timbul dan mencegah kemungkinan terjadinya kesalahan sehingga
dapat meningkatkan kinerja dari parameter peralatan dan juga
meningkatkan produksi dari PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Ombilin.

E. Metode Pengumpulan Data


Data dan informasi sebagai bahan penyusunan laporan
praktek kerja lapangan diperoleh melalui beberapa cara, yakni:
1. Pengamatan Lapangan (observasi)
Penulis dengan teliti mengamati secara langsung pada
bidang yang penulis geluti selama melakukan praktek kerja
lapangan.
2. Wawancara
Penulis melakukan wawancara dan diskusi kepada pihak-
pihak terkait dengan bidang yang penulis geluti untuk
mendapatkan data dan informasi yang diperlukan.

2
3. Studi Literatur
Penulis mempelajari buku-buku referensi yang berkaitan
dengan Sistem Air Pendingin (Cooling Water System) di PT.
PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Ombilin.

F. Pelaksanaan Kegiatan PLI


Pelaksanaan PLI di PLTU Ombilin, dilaksanakan selama dua
bulan yang dimulai dari tanggal 03 Agustus 2020 sampai 12
September 2020. Rincian kegiatan selama PLI adalah :
1. Hari pertama berupa perkenalan dengan staf dan pimpinan PT. PLN
(Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Ombilin.
2. Penetapan judul laporan.
3. Pelaksanaan kegiatan Praktek sekaligus pengambilan data
dilaksanakan 40 hari, yaitu mengumpulkan data dari semua informasi
tentang topik yang diamati.
4. Konsultasi laporan dan menyusun laporan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan.


Pembangunan PLTU Ombilin merupakan upaya pemerintah
dalam rangka memenuhi kebutuhan akan pasokan daya listrik yang
terus meningkat. Pembangunan PLTU Ombilin juga merupakan
perwujudan dari program pemerintah yang terdapat dalam GBHN
yang bertujuan untuk menunjang diverifikasi dan konversi energi
dengan memanfaatkan sumber daya batu bara.
Pada PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan dan
Pengendalian Pembangkitan Ombilin merupakan bagian dari sistem
interkoneksi kelistrikan Sumbagsel-Sumbagteng. Konstribusi
kelistrikan yang disalurkan Unit Pembangkitan Ombilin ke sistem
interkoneksi sebesar 29,64% dari total keseluruhan pembangkit yang
ada di sistem interkoneksi Sumatera Bagian Barat dan Riau.
Kota Sawahlunto di Propinsi Sumatera Barat, merupakan
daerah penghasil batubara sebagai sumber energi listrik.
Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin-Sijantang
dengan menggunakan bahan bakar batubara merupakan salah satu
cara pemanfaatan potensi batubara di daerah Sawalunto dan
sekitarnya.
PLTU Ombilin merupakan PLTU mulut tambang yang
direncanakan beroperasi tahun 1986 dengan batubara Ombilin dari
PT. AIC dan PT. BA UPO, namun realisasinya PLTU Ombilin baru
memulai beroperasi sejak akhir tahun 1996.
Pada PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan dan
Pengendalian Pembangkitan Ombilin dibentuk berdasarkan surat
direksi PT. PLN (Persero) No. 080.K /023/DIR/1995, pada tanggal
18 September 1995 tentang pembuatan dan penetapan tingkat unit

4
Sektor Pembangkitan Ombilin pada PT. PLN (Persero) Wilayah III
Unit Pembangkitan Ombilin yang membawahi daerah kerja Pusat
Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin dengan kapasitas terpasang 2 x
100 MW.
Pada saat awal PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbangsel
Unit Pembangkitan dan Pengendalian Ombilin berdiri berdasarkan
surat Direksi No. 112.K/023/DIR/1996, tanggal 18 November 1996
tentang Unit Pelaksana PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan
Penyaluran Sumatera Bagian Selatan pada tanggal 01 Januari 1997,
dibentuk unit Organisasi PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan
Penyaluran Sumatera Bagian Selatan Unit Pembangkitan Ombilin.
PLTU Ombilin terdiri dari 2 unit, masing-masing unit
memiliki kapasitas 100 MW. PLTU Ombilin baru beroperasi untuk
pertama kalinya pada tanggal 26 Agustus 1996 untuk unit 1,
sedangkan untuk unit 2 baru beroperasi pada tanggal 15 November
1996. Gardu induk pada PLTU Ombilin menggunakan Gas
Insulated Switchgear yang berkapasitas 3150 A yang beroperasi
lebih awal yakni pada tanggal 1 April 1996.
Pembangunan PLTU Ombilin unit 1 dan 2 didaerah
Sawahlunto telah melalui tahapan yang standar dan tentunya juga
telah mempertimbangkan beberapa aspek yang menunjang untuk
diputuskannya pembangunan suatu pembangkit yang sesuai dengan
infrastruktur yang ada. Adapun tahapan pembangunan PLTU
Ombilin antara lain dimulai dengan tahap pasca konstruksi, tahap
konstruksi, tahap operasi, tahap pasca operasi.
Pada bulan Juli 1993 konstruksi utama dimulai dan secara
bertahap pembangunan PLTU Ombilin Unit 1 dan unit 2 mulai
dikerjakan, 3 (tiga) tahun kemudian yaitu pada bulan Juli 1996, unit
1 beroperasi disusul pada tahun yang sama yaitu pada bulan
November 1996 PLTU unit 2 kemudian beroperasi, sedangkan
PLTU itu sendiri dimungkinkan dapat beroperasi selama ± 30 tahun.

5
Tenaga listrik yang dihasilkan PLTU Ombilin melalui
generator dengan tegangan 11,5 kV dinaikkan menjadi 150 kV
melalui trafo utama. Kemudian disalurkan melalui jaringan tegangan
tinggi 150 kV yang terhubung ke sistem interkoneksi Sumbagsel,
Sumbagteng yang dikendalikan oleh Pusat Penyaluran dan
Pengaturan Beban Sumatera (P3BS).
Tahapan-tahapan pembangunan PLTU, kantor dan sarana
penunjang lainnya adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Tahapan Pembangunan PLTU Ombilin

No. Tanggal/Bulan/Tahun Proses


1. Juli 1993 Awal pembangunan
2. Februari 1996 Awal dimulai Comissioning
3. 26 Agustus 1996 Pengoperasian PLTU Unit 1
4. 05 November 1996 Pengoperasian PLTU unit 2
5. 15 Desember 1997 Serah terima proyek selesai
6. 21 Juli 2004 PLTG bergabung berkapasitas 3 x
21,35 MW yang berlokasi di
Kecamatan Pauh limo Padang.

B. Profil Perusahaan
1. Visi, Misi, dan Motto Perusahaan
PT. PLN (Persero) memiliki visi dan misi sebagai
berikut:
a. Visi:
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang
bertumbuh kembang serta unggul dan terpercaya dengan
bertumpu pada potensi insani.
b. Misi:
1) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang
terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota
perusahaan dan pemegang saham.
2) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk
meningkatkan dari kualitas kehidupan masyarakat.

6
3) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong
kegiatan ekonomi.
4) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan
lingkungan.
c. Motto:
“Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik“
“ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE“

2. Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur organisasi di PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan dan Pengendalian Pembangkitan Ombilin
merupakan suatu susunan yang didalamnya terdapat bagian-
bagian yang saling mendukung satu sama lainnya. Dimana PT
PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan dan Pengendalian
Pembangkitan Ombilin dikepalai oleh manajer dan dibantu oleh
beberapa Asisten Manajer dan Senior Specialist II yang terdiri
dari:
a. Manager Bagian Enjiniring
b. Manager Bagian Operasi
c. Manager Bagian Pemeliharaan
d. Manager Bagian Coal & Ash Handling
e. Manager Bagian Keuangan, SDM & Adm
f. Pejabat Pelaksana Pengadaan
g. Pejabat Pelaksana Lingkungan
h. Pejabat Pelaksana K3 dan Keamanan
i. Managemen Resiko
j. Analisa Kimia dan Quality Ansuran

Para Manager Bagian mempunyai tugas khusus dan dibantu oleh


beberapa Supervisor yang terdiri dari :
1. Manager Bagian Enjiniring

7
Melakukan perencanaan dan evaluasi pengoperasian unit. Untuk
menjalankan tugas tersebut Manager Bagian Enjiniring dibantu
oleh 2 (dua) Supervisor, yaitu :
1) Supervisor System Owner
2) Supervisor Prediktif Maintenance

2. Manager Bagian Operasi


Melakukan pengoperasian unit untuk pembangkitan tenaga listrik.
Untuk menjalankan tugas tersebut Manager Bagian Operasi
dibantu oleh 5 (lima) Supervisor, yaitu :
1) Supervisor Operasi Shift A
2) Supervisor Operasi Shift B
3) Supervisor Operasi Shift C
4) Supervisor Operasi Shift D
5) Supervisor Analisa Kimia

3. Manager Bagian Pemeliharaan


Melaksanakan pemeliharaan pembangkitan tenaga termal. Untuk
melaksanakan tugas tersebut Manager Bagian Pemeliharaan di
bantu oleh 5 (lima) Supervisor, yaitu :

1) Supervisor Pemeliharaan Turbin


2) Supervisor Pemeliharaan Boiler
3) Supervisor Pemeliharaan Listrik
4) Supervisor Pemeliharaan Kontrol dan Instrumen
5) Supervisor Logistik

4. Manager Bagian Coal dan Ash Handling


Melaksanakan pemeliharaan di bagian coal dan ash handling.
Untuk melaksanakan tugas tersebut Manager Bagian Coal dan
Ash Handling di bantu oleh 3 (tiga) Supervisor, yaitu :
1) Supervisor Operasi Coal dan Ash Handling
2) Supevisor Pemeliharaan Coal dan Ash Handling

8
3) Supervisor Pengelolaan Bahan Bakar

5. Manager Bagian Keuangan, SDM dan Administrasi


Menyelenggarakan tata usaha kesekretariatan kepegawaian
akuntansi keuangan dan logistick. tersebut Manager Keuangan,
SDM dan Administrasi di bantu oleh 2 (dua) Supervisor, yaitu:
1) Supervisor K3 dan Umum
2) Supervisor Anggaran dan Keuangan

C. Peralatan Utama PLTU Ombilin


Peralatan utama PLTU Ombilin secara umum dibagi atas 3
(tiga) bagian, yaitu:
1. Boiler
Boiler adalah peralatan tempat pembakaran untuk proses
pemanasan yang mengubah air menjadi uap. Boiler memiliki
beberapa peralatan pembantu, yaitu:
a. Economizer
Economizer adalah Pengisian air Untuk Boiler Drum
yang memanfaatkan kalor dari gas buang. Economizer terdiri
dari beberapa pipa-pipa kecil yang disusun berlapis-lapis,
pada bagian dalam pipa mengalir air pengisi yang
dipompakan oleh Boiler Feed Pump ke Boiler Drum. Pada
setiap unit boiler terpasang satu unit Economizer.
b. Boiler Drum
Boiler Drum merupakan bejana tempat menampung air
yang datang dari Economizer. Dalam Boiler Drum terdapat
peralatan Screen Dryer yang berfungsi untuk mengeringkan
uap dan Steam Separator yang berfungsi sebagai pemisah
uap dengan air. Banyaknya air pengisi yang masuk ke Boiler
Drum harus sebanding dengan banyaknya uap yang
meninggalkan Boiler Drum sehingga level air terjaga
konstan.

9
c. Down Comer
Down Comer berupa pipa yang berukuran besar dan
dapat menghubungkan bagian bawah Boiler Drum dengan
Lower Header. Down Comer berfungsi untuk mengalirkan air
yang turun dari Boiler Drum menuju Lower Header. Dari
Lower Header air masuk ke Tube Wall Riser untuk menyerap
panas dari pembakaran dan kembali ke Boiler Drum.
d. Tube Wall
Panas yang dihasilkan oleh proses pembakaran di
dalam Furnace sebagian diberikan kepada air yang ada di
dalam Tube Wall sehingga air berubah menjadi uap. Selain
berfungsi untuk merubah air menjadi uap, Tube Wall juga
mencegah penyebaran panas dalam Furnace ke udara luar.
e. Super Heater
Uap yang dihasilkan oleh Riser masih berbentuk uap
basah. Untuk mendapatkan uap kering dan memiliki
kandungan panas yang lebih tinggi, maka uap tersebut
dipanasi lebih lanjut sehingga menjadi uap kering (Super
Heater Steam).
Pemanasan uap dilaksanakan pada beberapa pipa Super
Heater yang dipasang dibagian atas ruang bakar (Furnace).
Super heater terbagi atas 2 (dua) kelompok, yaitu:
1) Low Temperatur Super Heater (LTSH)
2) High Temperatur Super Heater (HTSH)

2. Turbin
Turbin adalah alat yang berfungsi untuk merubah energi
kinetik menjadi energi mekanik. Pada PLTU Ombilin yang
digunakan adalah turbin uap (steam turbin), memiliki sudu-sudu
20 tingkat. Sudu-sudu pada turbin ini terdiri dari sudu tetap dan
sudu gerak. Turbin uap ini juga dilengkapi dengan 2 main stop

10
valve dan 4 governor valve. Spesifikasi Steam Turbin di PLTU
Ombilin adalah sebagai berikut:
a. Jenis: Condensing Turbin, silinder tunggal, poros tunggal dan
non reaheat serta mempunyai kemampuan operasi dengan 5
jenis pemanasan pendahuluan (Regenerative Feed Heating
System).
b. Type/tingkat: impuls/ 20 tingkat
c. Daya: 100 MW
d. Daya maksimum: 110 MW dalam kondisi Throttle Valve
terbuka lebar (VWO) dan 5% Over Pressure.
e. Data kondisi Quarante Output:
Tekanan uap : 100 bar
Suhu uap : 510oC
Enthalpy : 3400 KJ/ Kg
Jumlah uap : 373,4T/ hr
Tekanan kondenser : 0,092 bar
Kecepatan putar poros:3000 rpm
Pabrik :GECALSTHOM Rateu LaCourneuve
Tipe :TC 114 MV 140
Tekanan uap keluar : 97 mbar

3. Generator
Generator merupakan peralatan yang dapat mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Pada PLTU Ombilin ini
generator yang digunakan adalah generator sinkron yang
mempunyai 2 buah kutub.

D. Sistem Pengoperasian PLTU Ombilin


Sistem pengoperasian PLTU berbeda dengan PLTA. PLTA
hanya memiliki sistem lebih sederhana berupa pengolahan air saja.
Sedangkan PLTU memiliki semua teknologi yang dibutuhkan mulai

11
dari pengolahan air, pengolahan bahan bakar batubara serta diesel
(High Speed Diesel), teknologi pengolahan pembuangan limbah (asap
dan debu hasil pembakaran batu bara), teknologi transportasi batu
bara, teknologi pendinginan dengan menara pendingin dan masih
banyak lagi teknologi-teknologi sederhana yang membentuk PLTU
Ombilin ini menjadi sistem terbesar pembangkit tenaga listrik.
Sistem-sistem itu secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi:
1. Sistem Pengolahan Air
2. Sistem Bahan Bakar (batu bara dan HSD)
3. Sistem Air dan Uap
4. Sistem Udara Pembakaran dan Gas Buang

Skema umum alur konversi energi dari pengoperasian PLTU


Ombilin ini adalah:

Furnace Boiler Turbin Generator


Kimia Panas Potensia Kinetik Listrik
l
Gambar 2.1 Skema Konversi Energi PLTU Ombilin

E. Sistem Pengolahan Air


Air merupakan salah satu komponen yang penting untuk
memenuhi kebutuhan PLTU Ombilin dalam pembangkit energi listrik
dengan tenaga uap. Air yang digunakan diambil dari sungai Ombilin
setelah melalui beberapa tahapan pengolahan. Sistem pengolahan air
dibedakan atas dua bagian yaitu:

1. Sistem Eksternal
Sistem eksternal dilakukan di Pretreament Plant dan
Water Ttreatment Plant. Pengolahan air bertujuan untuk
mengolah bahan mentah air (air sungai) menjadi air murni yang

12
Sodium
Hypoclori
t
siap untuk diubah menjadi uap sehingga dapat membangkitkan
energi listrik.

Polyelectrolit

Air Bar Clarifier


Sungai Mixer
Screen
Ombilin

Storage
Basin
Aluminiu
Air Demin
m Sulfat
General Service
Make Up Cooling Tower

Gambar 2.2 Sirkulasi Air di Pretreatment

Air sungai Ombilin dipompakan dengan menggunakan


River Water Pump. Di PLTU Ombilin ada tiga buah River
Water Pump, yang pengoperasiannya ditentukan dengan
kebutuhannya. Jika kebutuhan air 580 ton maka pompa yang
digunakan dua buah, sedangkan yang lainnya dalam keadaan
Standby.
Sistem pengaturannya diatur secara otomatis. Sebelum air
menuju clarifier terlebih dahulu masuk kedalam Mixer. Mixer
merupakan tempat pengadukan zat-zat kimia seperti:
a. Aluminium Sulfat, yaitu untuk membuat Flok dan
penggumpalan serta mempermudah pengendapan kotoran.
b. Polyelektrolit, berfungsi untuk mempercepat proses
pengendapan, yaitu dengan mengikat partikel-partikel zat
terlarut yang terdapat dalam air sehingga dijadikan butiran-
butiran yang melayang-layang di dalam air menjadi berat
dan mengendap di dalam air.
c. Sodium Hypoclorite, yaitu untuk menghambat pertumbuhan
lumut dan membunuh mikroorganisme.

13
Setelah melalui Mixer kemudian diteruskan ke
Clarifier yang terlebih dahulu air tersebut disaring ke Bar
Screen yang gunanya untuk menyaring benda-benda yang
berukuran besar, kemudian air dipompakan ke Clarifier,
Clarifier ini merupakan bak pengendapan, pada bak ini
dilengkapi dengan Pulsator. Pulsator berfungsi untuk
menyalurkan atau mendistribusikan air bersih yang akan
menuju Storage Basin, Storage Basin (Bak penampungan)
berfungsi sebagai bak penampungan air dari Clarifier yang
kemudian dipompakan untuk:

4) Water Service (Pelayanan Air).

Water Service merupakan air umpan Sand Filter


(Saringan Pasir) digunakan untuk air minum dan
sanitasi (kesehatan) di PLTU Ombilin yang
diinjeksikan dengan Sodium Hypoclorite. Pengolahan
air yang dilakukan di Water Treatment Plant (WTP)
adalah sebagai berikut:

a) Sand Filter (penyaringan pasir)

Umpan Sand Filter ini merupkan tempat


penyaringan awal yang kemudian air tersebut di
pompakan melalui Sand Filter yang bertujuan
untuk menyaring kotoran-kotoran yang masih
terbawa dari Storage Basin.

b) Clear Well (Penampungan air bersih)

Berfungsi untuk menampung air bersih yang


dipompakan dari Sand Filter.

c) Activated Carbon Filter (Saringan Karbon Aktif)

14
Berfungsi untuk menghilangkan warna, bau,
rasa dan sebagai pengikat zat-zat organik.

d) Cation Exchanger (Penukar Kation)

Berfungsi untuk melepas H+ dan mengikat


zat-zat yang terlarut pada air tersebut. Setelah
beroperasi lebih kurang 18 jam Cation Exchanger
akan menjadi jenuh diregenerasi (diinjeksikan)
dengan HCl selama kurang lebih 30 menit.

e) Degasser

Berfungsi untuk menghilangkan udara yang


terkandung dalam air.

f) Anion Exchanger (Penukaran Anion)

Berfungsi untuk melepaskan OH, seperti


halnya pada Cation Excharger setelah beroperasi
lebih kurang 18 jam maka Anion Exchanger akan
jenuh sehingga perlu diinjeksikan NaOH selama
lebih kurang 30 menit.

g) Mixed Bed

Merupakan alat pencampur yang menangkap


ion-ion yang lolos dari Cation Exchanger,
sehingga air keluar dari Mixed Bed adalah air yang
bebas mineral.

h) Demineralizer Water Tank (bak penampungan air


demineralisasi)

15
Merupakan penampungan air bebas mineral
dan dipompakan dengan Make Up Pump untuk
sistem internal unit.

5) Make Up Cooling Tower (menara penampungan air


dingin)
Make Up Cooling Tower berguna untuk air
penampungan pada Cooling Tower. Air pada cooling
tower ini digunakan untuk mendinginkan Kondensor.
Air untuk Cooling Tower ini dipompakan dari Storage
Basin dengan menggunakan Cooling Tower Make Up
Pump dan diinjeksikan dengan beberapa zat yaitu:
a) Sodium Hypoclorite
Berfungsi untuk membunuh mikro organisme
yang terdapat dalam air.
b) Cooper Corrotion Inhibitor
Berfungsi untuk menghambat terjadinya
korosi tembaga (Cu) pada pipa Kondensor.
c) Asam Clorid
Berfungsi untuk meningkatkan derajat
keasaman air, dari Cooling Tower air dipompakan
ke Cooling Water Intake Pit. Kemudian
dipompakan lagi oleh Cooling Water Pump ke
Kondensor yang berfungsi untuk mendinginkan
uap. Dari Kondensor air masuk ke bak Cooling
Tower lagi dengan demikian sirkulasi air
pendingan merupakan sirkulasi tertutup. Kemudian
air pada Cooling Tower diambil pada storage basin
dengan Cooling Tower Make Up Pump.
d) Diesel Fire Fighting (Pemadam kebakaran)
Merupakan peralatan yang digunakan untuk
pemadam kebakaran apabila terjadi kebakaran.

16
2. Sistem Internal
Sistem internal dimulai dari Hot Well, air Demineralizer
Tank dipompakan dengan Make Up ke Hot Well, begitu air
condensat yang berasal dari Condenser ke Hot Well. Air dari
Hot Well dipompakan ke Low Pressure Heather yang terdiri dari
dua tahapan Low Pressure Heather yaitu:
a. LPH1 dengan temperatur sekitar 49°C-72°C dan Pressure
antara0,5 bar-0,9 bar.
b. LPH 2 dengan temperatur sekitsr 56°C-110°C dan Pressure
antara0,9 bar-1,5 bar.
Adapun Hydrazine, digunakan untuk mengikat
oksigen yang terlarut dalam air, sedangkan Amoniak
digunakan untuk menstabilkan derajat keasaman (PH) air
supaya netral (PH 6,2-7,8).
Di LPH temperatur akan naik karena uap ekstraksi
dari turbin. Air dari LPH masuk ke Deaerator untuk
membuang gas-gas yang terlarut dalam air dan pemanasan
terjadi dengan menggunakan uap ekstraksi dari turbin yang
bercampur langsung dengan air. Selanjutnya air masuk ke
Feed Water Tank, dengan menggunakan boiler feed pump
air dialiri ke High Pressure Heater (HPH) dengan tekanan
antara 7 bar-14 bar, di HPH temperatur air akan bertambah
karena adanya pemanasan uap ekstraksi dari turbin sebesar
200°C - 304°C. Air dari HPH masuk ke Economizer, pada
Economizer terjadi pemanasan oleh aliran gas buang dari
sisa pembakaran. Dari Economizer air masuk ke Boiler
Drum. Uap yang dihasilkan di BoilerDrum masukke dalam
Superheater dan temperaturnya telah mencapai kurang lebih
5050C kemudian masuk ke DeSuper Heater, uap kering dari
Super Heater siap memutar turbin dan masuk ke Kondensor

17
yang kemudian didinginkan atau di embunkan dengan
menggunakan air pendingan dari Cooling Tower, air dari
hasil pengembunan akan ditampung di Hot Well.

F. Sistem Bahan Bakar


Bahan bakar yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. High Speed Diesel (HSD)
Bahan bakar solar digunakan untuk pembakaran awal
yaitu disaat unit batu bara dioperasikan hingga beban sekitar 35
MW. Bahan bakar solar ditampung pada tangki HSD yang telah
disiapkan.
Di PLTU Ombilin terdapat 2 buah tangki HSD yaitu:
a. Satu tangki untuk Storage Tank dengan kapasitas 620 kl.
b. Satu tangki untuk Daily Tank dengan kapasitas 220 kl.
Selanjutnya minyak diesel HSD tersebut dikabutkan di Burner
dan dinyalakan dengan busi listrik (Ignitor).
2. Batu Bara
Peralatan utama pada sistem bahan bakar batu bara adalah:
a. Coal bunker
b. Coal Feeder
c. Coal Mill
d. Sealing Air Fan
e. Primary Air Fan

Peralatan Coal Bunker digunakan sebagai tempat


penampungan batu bara sebelum batu bara tersebut digiling di
dalam Coal Mill. Sebelum ditampung pada Coal Bunker, batu
bara tersebut telah melalui Reclaim Hooper, Crush House,
Transfer Tower dengan menggunakan Belt Conveyor yang
dilengkapi dengan Magnetic Separator dan Metal Detector.
Pada Crusher House ini batu bara akan dipecah sehingga
ukurannya sekitar 40 mm. Setiap unit boiler mempunyai empat
buah Coal Bunker dan setiap Coal Bunker berfungsi menyuplai

18
satu buah Coal Mill. Kapasitas masing-masing Coal
Bunkeradalah 160 ton. Dari Coal Bunker batu bara ditransfer ke
Coal Mill dengan menggunakan bantuan Coal Feeder.
Coal Feeder berfungsi untuk menyuplai batu bara ke dalam
mill sesuai dengan kebutuhannya. Volume batu bara yang
disuplai ke dalammill pada akhirnya akan menentukan
banyaknya uap yang akan diproduksi oleh Boiler.
Coal Mill adalah alat untuk menggiling batu bara menjadi
serbuk yang sangat halus. Batubara yang halus ini dapat
membantu proses pembakaran menjadi sempurna dan cepat.
Untuk satu unit terdapat empat CoalMill dan satu Coal Mill
mempunyai empat keluaran.Masing-masing keluaran menuju
setiap sudut (Corner) pada Boiler. Serbuk batu bara yang
dihembuskan ke ruang bakar boiler dibantu dengan bantuan
udara dari Primary Air Fan.
Primary Air Fan ini juga membantu proses pembakaran
padaboiler, karena sebelumnya sudah ada nyala api (Burner)
maka serbuk batu bara tersebut terbakar. Setelah api batu bara
sudah normal selanjutnya Burner solar dimatikan.
Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa untuk penyalaan
awal di ruang bakar boiler bahan bakar adalah HSD. HSD
dipakai sampai daya yang dibangkitkan generator untuk setiap
unit sampai maksimal + 35 MW. Kemudian dari 35 MW
sampai 60 MW bahan bakar boiler adalah batu bara yang
diambil dari dua buah silo (Coal Bunker). Dari 60 MW sampai
beban maksimum (100 MW) batu bara di tambah satu silo lagi.
Sedangkan dari 25 MW sampai 35 MW adalah masa transisi
dari bahan bakar HSD ke bahan bakar batu bara.

G. Sistem Siklus Air dan Uap

19
Air dipompakan ke dalam boiler dengan menggunakan pompa
air pengisi (Boiler Feed Pump), melalui katup pengatur. Sebelum
masuk ke dalam Boiler Drum air dipanaskan terlebih dahulu di Low
Pressure Heater juga dipanasi di High Pressure Heater dengan
menggunakaan uap ekstrasi dari turbin dan kemudian dipanaskan di
Economizer dengan menggunakan panas gas buang pada boiler,
sehingga temperatur air mendekati titik didihnya.
Dari Ecomonizer air disalurkan ke Boiler Drum. Dari Boiler
Drum bersirkulasi melalui Down Comer berupa pipa berukuran besar
yang menghubungkan bagian bawah Boiler Drum dengan Lower
Header.
Dari Lower Header air masuk ke Tube Wall (Riser) berupa
dinding segi empat (berupa pipa-pipa) yang mengitari ruang bakar.
Panas yang dihasilkan dari proses pembakaran di dalam ruang bakar
sebagian diberikan pada air yang berada dalam Tube Wall sehingga
air berubah menjadi uap basah. Uap hasil penguapan dari Tube Wall
terkumpul dalam Boiler Drum. Uap mengalir ke dalam puncak Boiler
Drum melewati Steam Separator (pemisah uap) dan Screen Dryer
(pengering uap), kemudian keluar dari drum dalam keadaan kering
menuju SuperHeater yang terdiri dari Low Temperatue Super Heater
dan High Temperature SuperHeater yang berfungsi sebagai
pemanasan lanjut.
Uap panas dari Super Heater disalurkan melalui DeSuperHeater
yang bertujuan untuk mengatur temperatur uap menuju turbin. Butir-
butir air yang terpisah dari uap Boiler Drum jatuh bersirkulasi
kembali bersama air.
Sebagian uap bekas dari turbin ditampung di dalam Condenser.
Pada Condenser terjadi pengembunan dengan bantuan air pendingin
dari Cooling Tower. Air hasil pengembunan ditampung pada Hot
Well.Air tersebut dipompakan menuju Low Pressure Heater (LPH)
dengan bantuan Condensate Pump. Air dari LPH disalurkan pada
Deaerator dan terjadi pula pemanasan di dalam Deaerator dengan

20
menggunakan uap ekstrasi dari turbin, dan pada Deaerator tersebut
air Condensate bercampur langsung dengan uap pemanasan dari
turbin. Fungsi dari Deaerator ini adalah untuk mengurangi
kandungan gas dalam air pengisi (Water Condensate).
Air dari Deaerator tersebut ditampung pada Feed Water Tank
dan dipompakan dengan menggunakan Boiler Feed Pump menuju
High Pressure Heater.

H. Sistem Udara Pembakaran dan Gas Buang


1. Sistem Udara
Proses pembakaran pada Furnace udara diambil dari luar
dengan menggunakan Force Draft Fan yang merupakan kipas
udara yang menghisap udara luar dengan menghembuskan ke
ruang bakar melalui Tubular Air Heater.
Pada Tubular Air Heater udara dipanaskan sehingga
temperatur udara pembakaran + 300oC yang berguna untuk
menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna.Sebagian dari
udara panas setelah melalui Tubular Air Heater, dihisap dan
dinaikkan tekanannya oleh Primary Air Fan sebagai udara
primer.Udara ini digunakan untuk mengeringkan batu bara di
dalam Coal Mill serta menghembuskan serbuk batu bara ke
dalam ruang bakar melalui Coal Burner.
2. Sistem Gas Buang
Percampuran udara dan bahan bakar bereaksi dalam
proses pembakaran yang menghasilkan panas dan gas buang,
abu berat (Bottom Ash) dan abu ringan (Fly Ash). Gas buang ini
mengalir dari ruang bakar di dalam saluran gas buang (Flue Gas
Duct) menuju cerobong (Stack).
Panas dari gas buang ini sebelum menuju cerobong
dimanfaatkan untuk memanaskan SuperHeater dan Economizer

21
dan kemudian gas buang dialirkan ke dalam Tubular Air Heater
dan dimanfaatkan untuk memanaskan udara.
Dari Tubular Air Heater gas buang tersebut masuk ke
Electrostatic Precipitator. Pada Electrostatic Precipitator ini
terjadi penangkapan debu yang keluar bersama gas buang.
Debu yang menempel pada Electrostatic Precipitator
ditampung di dalam Ash Hooper yang kemudian ditampung
pada Ash Silo untuk dibuang ke tempat pembuangan. Sedangkan
gas bersih keluar dari Electrostatic Precipitator dibuang ke
cerobong melalui Induce Draft Fan yang merupakan kipas hisap
yang menghisap gas buang dari dalam ruang bakar dan melalui
cerobong.

I. Sistem Kelistrikan PLTU Ombilin


PLTU Ombilin mempunyai dua unit pembangkitan dengan
kapasitas masing-masing 100 MW. PLTU Ombilin mulai beroperasi
pada tahun 1996 dengan tujuan untuk memenuhi pasokan listrik
daerah Sumatera Barat dan Riau. Sistem kelistrikan PLTU Ombilin
terdiri atas:
1. Sistem 150 kV
Setelah generator berputar 3000 rpm maka akan diberikan
penguatan dari eksiter sehingga generator tersebut akan
menghasilkan tegangan 11,5 kV.
Keluaran dari tegangan tersebut dinaikkan menjadi 150
kV pada trafo Step Up, kemudian disalurkan ke jaringan
interkoneksi melalui GIS (Gas Insulated Switchgear).Sistem
GIS pada PLTU Ombilin mempunyai sistem rel daya ganda
dengan 1,5 pemutus beban dan dilengkapi gas SF 6 (Sulfur
Hexaflorida) yang berfungsi sebagai isolasi dan pemadam busur
api. Secara umum rel daya ganda mempunyai beberapa
keandalan, antara lain:
a. Sistem operasi lebih baik

22
b. Mempunyai kapasitas lebih baik
c. Mempunyai keandalan lebih tinggi pada saluran transmisi
d. Kontinuitas pelayanan lebih terjamin

2. Sistem 6 kV
Untuk pengisian bus 6 kV pada saat unit belum beroperasi
di suplai dari GIS melalui diameter lima ke Station Service
Transformer dimana tegangannya akan diturunkan dari 150 kV
menjadi 6 kV. Tegangan pada bus 6 kV digunakan untuk
pengoperasian motor-motor yang berguna untuk pengoperasian
awal unit, seperti motor-motor pada Crusher House, Boiler
Feed Pump, Condensate Pump dan Cooling Water Pump.

3. Sistem 380 Volt


Sistem 380 Volt terbagi dalam dua kondisi, yaitu kondisi
normal dan kondisi abnormal. Pada kondisi normal tegangan
380 Volt diambil dari bus 6 kV yang terlebih dahulu diturunkan
melalui trafo Step Down.
Pada kondisi Abnormal apabila pada bus 380 Volt terjadi
penurunan tegangan hingga 70% maka untuk menyuplai
tegangan minus 380 Volt diambil dari Diesel
Emergency.Tegangan 380 Volt ini digunakan sebagai sumber
tegangan pada motor-motor kecil untuk pengoperasian unit dan
juga untuk menyuplai tegangan pada bus 220 Volt.
4. Sistem 220 Volt AC
Pengisian bus 220 Volt AC pada kondisi normal,operasi
disuplai dari bus 380 Volt. Tegangan 220 Volt AC ini digunakan
sebagai penerangan dan peralatan lainnya. Apabila tegangan bus
380 Volt mengalami gangguan, maka untuk pengisisan tegangan
bus 220 Volt AC disuplai dari Diesel Emergency.
5. Sistem Uninteruptable Power Supply (UPS)

23
Pada sistem 220 Volt AC UPS tegangan disuplai dari bus
380 Volt. UPS adalah suatu peralatan yang gunanya berfungsi
untuk memberikan suplai daya secara kontiniu dalam keadaan
normal maupun abnormal.
UPS di PLTU Ombilin dipasang pada sistem LNA yang
memberikan suplai 220 Volt AC satu fasa untuk keperluan
sistem kontrol komputer.
PLTU Ombilin mempunyai tiga sistem UPS, yaitu UPS
unit 1, UPS unit 2, dan UPS Common. Ketiga UPS tersebut
mempunyai data-data yang sama.
Pada sistem UPS ini terdapat beberapa bagian peralatan,
yaitu:
a. Rectifier, berfungsi mengubah tegangan AC ke DC.
b. Charger, berfungsi memberikan suplai arus ke baterai
dalam kondisi charging.
c. Inverter, berfungsi untuk merubah tegangan DC ke AC dan
menyuplai beban pada kondisi normal.
d. Stabilizer, berfungsi untuk menstabilkan tegangan keluaran
trafo dan menyuplai beban operasi pada kondisi Inverterout
Service.
e. Static Switch merupakan saklar yang bertindak secara
otomatis dari keluaran Inverter ke InputReverse apabila
keluaran Inverter terganggu.
Apabila terjadi gangguan pada bus 380 Volt, maka
yang menyuplai tegangan 220 Volt AC untuk UPS adalah
baterai sampai bus 380 Volt beroperasi lagi.
6. Sistem 220 Volt DC
Sistem 220 Volt DC tegangannya disuplai dari bus 380
Volt melalui Rectifier yang dilengkapi dengan trafo StepDown,
dimana tegangan 220 Volt DC digunakan untuk Emergency
Lighting, Alarm Lighting, dan lain-lain.
7. Sistem 48 Volt DC

24
Sistem 48 Volt DC digunakan untuk peralatan proteksi
seluruh unit, diantaranya poteksi OverCurrent, proteksi
OverVoltage, proteksi UnderVoltage, dll.Selain itu, tegangan 48
Volt DC juga digunakan untuk sistem pengontrolan unit.
8. Sistem Gas Insulated Switchgear (GIS)
Sistem gas pada PLTU Ombilin berfungsi sebagai isolasi
dan pemadaman busur api. Secara umum sistem ini mempunyai
rel daya ganda dan dibawah ini merupakan beberapa keandalan
dari GIS antara lain:
a. Pada saat terjadi gangguan pada salah satu rel daya sewaktu
pemeliharaan pelayanan beban tetap bisa dilayani dengan
mengalihkan pada rel daya yang tidak teganggu.
b. Kontiniutas pelayanan lebih terjamin.
c. Pemulihan pelayanan relative lebih cepat, bila terjadi gangguan
pada sistem rel daya. Gas Insulated Switchgear (GIS) pada
PLTU Ombilin terdiri dari 6 (enam) Feeder tegangan, yaitu:
1) Feeder satu, arah GI Salak
2) Feeder dua, arah GI Indarung
3) Feeder tiga, arah GI Batusangkar 1
4) Feeder empat, arah GI Batusangkar 2
5) Feeder lima, arah GI Kiliranjao 1
6) Feeder enam, arah GI Kiliranjao 2

25
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Fan Blade

3.1.1 Pengertian Fan Bale


Fan atau kipas, adalah alat mekanika yang berfungsi untuk
menghasilkan flow atau aliran pada suatu fluida, biasanya
berupa gas. Pada dunia industri, fan digunakan untuk
menghasilkan flow dari gas atau udara dalam jumlah besar yang
digunakan sesuai dengan kebutuhan dari industri tersebut.
Fan terdiri dari beberapa bagian yaitu, case, sudu
(vane/blade), dan penggeraknya. Vane/blade berputar untuk
menghasilkan aliran udara yang diinginkan. Berbeda dengan
fungsi dari kompresor yang menghasilkan udara bertekanan

26
dengan flow rendah, fan menghasilkan aliran udara dengan flow
tinggi dan tekanan yang rendah.
Seperti yang sudah saya jelaskan di artikel saya sebelumnya
dengan judul HVAC (Heating, Ventilation, and Air
Conditioning), fan banyak digunakan di sistem HVAC. Sebagai
ventilasi, sirkulasi pendingin udara (Air Handling Unit, dan
exhaust fan.
Seperti yang sedikit saya singgung di atas bahwa ada 2 tipe
fan yang digunakan, yaitu centrifugal fan dan axial fan.
Centrifugal fan menggunakan prinsip gaya sentrifugal untuk
menghasilkan aliran udara dengan tekanan yang lebih tinggi.
Sedangkan axial fan menggunakan prinsip gaya axial untuk
fokus menghasilkan flow aliran udara yang besar dengan
tekanan yang lebih rendah.

Gambar 3.1 Sistem Ventilasi HVAC (Heating, Ventilation,


and Air Conditioning)

3.2.1 Tipe – tipe Fan blade


1. Fan Cylinders
Silinder kipas merupakan komponen penting untuk
melindungi bilah kipas, meminimalkan suara dan getaran, dan
memfasilitasi kinerja kipas yang optimal di semua aplikasi
menara pendingin. Dibuat dari komposit fiberglass, silinder
kaku Marley menahan beban angin, serta kondisi suhu dan
kelembaban ekstrim yang dihadapi di dalam dan di luar

27
menara. Mereka juga mendukung praktik kerja yang aman
dengan melindungi personel pemeliharaan dari kipas yang
sedang beroperasi.

Gambar 3.2 Fan Cylinders

2. H3 Fan
Kipas paduan aluminium cor Marley H3 adalah
perlengkapan standar pada berbagai lini produk Marley.

Gambar 3.3 H3 Fan


3. HP7000 Fan
Kipas Marley HP7000 dirancang khusus untuk aplikasi
menara pendingin industri, menawarkan keunggulan berbeda
dibandingkan jenis kipas lainnya.

28
Gambar 3.4 HP7000 Fan

4. HP7i Fan
Kipas Marley HP7i dirancang khusus untuk aplikasi menara
pendingin, menawarkan keunggulan berbeda dibandingkan
jenis kipas lainnya.

Gambar 3.5 HP7i Fan

5. Ultra Quiet Fan


Kipas Ultra Quiet, yang ditawarkan oleh SPX Cooling
Technologies, Inc., dirancang untuk aplikasi menara pendingin
HVAC yang memerlukan suara yang sangat pelan.

29
Gambar 3.6 Ultra Quiet Fan

3.2.2 Cara Pemasangan Fane Blade

Gambar 3.7 Fan Blade General Notes

1. marley hpb Kipas merupakan rakitan hub yang secara statis


seimbang di pabrik. klem blade dan bilah kipas disesuaikan
dengan bobot utama dan dapat diganti-ganti. pelat hub dan hub

30
tengah telah dicocokkan - ditandai untuk dirakit kembali saat
dikirim dalam keadaan dibongkar
2. lepaskan klem blade (3) dari hub yang telah dirakit.
3. Posisikan klem bilah (3) di sekitar betis bilah kipas (200)
dengan ujung klem bilah yang dilubangi terhadap bahu
pengaman bilah. Tes kabel nilon besar dapat digunakan untuk
menahan klem ke bilah agar lebih mudah dirakit ke hub.
4. geser bilahnya. dengan penjepit di sekitar betis. antara pelat
hub yang melapisi empat lubang baut di klem dan kedua pelat.
pasang empat sekrup tutup berdiameter 8 1/2 x 3/4 (7). delapan
ring 3/4 datar (8) dan empat mur pengunci otomatis 3/4 (9)
dengan mur di sisi atas seperti yang ditunjukkan. jangan
melumasi perangkat keras. kencangkan jari mur dengan erat.
5. ulangi langkah 3 dan 4 sampai semua bilah dipasang di hub
6. posisikan panah di setiap bilah kipas yang menunjukkan arah
putaran pada sisi pembuangan udara dari kipas
7. tarik setiap bilah sejauh mungkin dari bagian tengah kipas
sejauh yang dimungkinkan oleh baut penjepit bilah dan bahu
pengaman.
8. Jarak blade diatur dalam 2 ujung blade. tempatkan busur
derajat bevel di atas sisi lurus sisi sejajar yang memanjang
penuh dengan bilah. mendukung blade di ujung untuk
mempertahankan bidang rotasi yang tepat dan menahan sudut
pitch yang tepat saat mengencangkan perangkat keras penjepit
blade.
9. torsi semua 3/4 mur pengunci otomatis (9) pada hub menjadi
torsi 120 ft - lbs.

3.2.3 Penyebab kerusakan yang terjadi pada Fan Blade


1. Bearing dan Gearbox yang sudah mulai haus, sehingga
menyebabkan vibrasi yang tinggi.

31
Gambar 3.8 Gearbox Gambar 3.9 Bearing

2. Sudut Fan blade yang tidak sesuai dengan standar pada


mailbook
3. Pemasangan klem blade yang tidak terkunci dengan baik.

Gambar 3.10 Klem Blade

4. Permasalahan yang sedang terjadi dilapangan yaitu disebabkan


karena Drive Shaft penghubung motor cooling ke gearbox
terlalu berat atau tidak sesuai dengan specfikasi yang di
anjurkan oleh mailbook. Dikarenakan beban drive shaft yang
terlalu berat, mengakibatkan fan blade patah.

32
Gambar 3.11 Fan blade patah Gambar 3.12 Drive Shaft
rusak

Spekfikasi Bahan :
 Drive Shaft
Drive Shaft Assembly, Series 400 Class 2, 11 – 11 ½
Over All Length; 85 mm
Diameter Motor Bore with 22 x 7,6 Keyway, and
Diameter Gear Bore With 5/8x5/16 Keyway, PN 35116

 Fan Blade Complit

33
HP7000 Fan Assy, 336, 8 Blade S300HWDE Bored to
Fit 36, 38, 3600, 4000
Output Shafts, PN C10203

BAB 1V

34
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Fan atau kipas, adalah alat mekanika yang berfungsi untuk
menghasilkan flow atau aliran pada suatu fluida, biasanya
berupa gas. Pada dunia industri, fan digunakan untuk
menghasilkan flow dari gas atau udara dalam jumlah besar yang
digunakan sesuai dengan kebutuhan dari industri tersebut.
2. Fan terdiri dari beberapa bagian yaitu, case, sudu (vane/blade),
dan penggeraknya. Vane/blade berputar untuk menghasilkan
aliran udara yang diinginkan.

2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan sebagai berikut :
1. Dalam setiap pekerjaan sebaiknya mengutamakan kesehatan dan
keselamatan kerja. Baik keselamatan kerja diri,lingkungan dan mesin.
2. Berikan suasana tempat PKL tenang dan aman dari kecelakaan kerja
dengan melalui Sistem Preventif teratur sehingga parameter peralatan
bekerja dengan baik.
3. Mengunakan alat pelindung diri (APD) yang lebih lengkap lagi sesuai
standar kerja SOP

35
DAFTAR PUSTAKA

PT. PLN (PERSERO). 2006. Buku Petunjuk SOP PLTU Ombilin Gec Alsthom
PT. PLN (PERSERO) : Pengoperasian PLTU Sektor Ombilin.
Sawahlunto.

Manual Book Maintainance Manual, PT PLN ( Persero) Sektor


Pembangkitan
Ombilin,Vol.5, Section 6.

Manual Book Maintainance Manual, PT PLN ( Persero) Sektor


Pembangkitan
Ombilin,Vol.5, Section 4.

36
Lampiran 1

Data Alamat, Nomor Telpon dan Fax Dari Perusahaan


PT. PLN (Persero) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN SELATAN
Jl. Prof. Dr. M. Yamin SH, Talawi, Sawah Lunto, Sumatera Barat 27446
Telp: (0754) 410351
Fax: (0754) 410354
Email: [email protected]

37
Lampiran 2
Siklus Utama Dari PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin

38
39

Anda mungkin juga menyukai