Laporan PKL
Laporan PKL
Laporan PKL
Oleh :
HARDIANSYAH SONELLA
NIM : 17027207
Disusun oleh :
HARDIANSYAH SONELLA
17072027
PROGRAM STUDI D.3 TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Mengetahui,
a.n Manager PT. PLN (Persero) UPK Ombilin
Manager Bagian Keuangan SDM dan ADM
i
(AHMADI)
Oleh :
HARDIANSYAH SONELLA
17072027
Program Studi D.3 Teknik Mesin
Jurusan Teknik Mesin
ii
KATA PENGANTAR
iii
6 Bapak Mefrizon selaku Supervisor Pemeliharaan Turbin yang telah
memberikan waktu, ilmu dan nasehatnya yang bermanfaat selama kerja
praktik.
7 Bang Anto, Bang Mail selaku mentor yang telah membimbing selama
pelaksanaan Kerja Praktik baik waktu, ilmu dan nasehat.
8 Bapak Topik, Bapak Hasan, Bang Riko, Bang Agus, Bang Doni, Bang
Endang, Bang Paizin, Bang Obi, yang telah bersedia membimbing dan
memberikan pengetahuan pada penulis dalam pemeliharaan unit
pembangkit di PLTU Ombilin
9 Ziqra, Fikri, Roni, selaku teman-teman seperjuangan yang melaksanakan
Kerja Praktik di PLTU Ombilin serta mahasiswa Jurusan Teknik Mesin
Angkatan 2017 dan 2018 Universitas Negeri Padang yang sedang
melaksanakan Kerja Praktik.
10 Rekan-rekan seperjuangan Himpunan Mahasiswa Mesin Jurusan Teknik
Mesin Universitas Negeri Padang yang telah menjadi keluarga yang tidak
henti-hentinya memberikan motivasi dan semangat yang tak kenal lelah
ataupun letih dalam membantu untuk menyelesaikan laporan kerja praktik
ini.
Serta semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu, yang turut
membantu dalam kegiatan kerja praktek lapangan dan penyelesaian laporan kerja
praktik ini.
Atas bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak sehingga
tersusunnya Laporan Kerja Praktek ini, Penulis mengharapkan semoga amal
yang telah diberikan kepada kita semua mendapat balasan dari Allah SWT,
Amin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Sawahlunto,
September, 2020
iv
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Tujuan KP.................................................................................... 2
C. Pembatasan Masalah.................................................................... 2
D. Manfaat........................................................................................ 2
v
B. Profil Perusahaan ........................................................................ 6
1. Boiler..................................................................................... 9
2. Turbin..................................................................................... 11
3. Generator................................................................................ 11
1. Sistem Eksternal..................................................................... 13
2. Sistem Internal....................................................................... 17
1. Sistem Udara.......................................................................... 21
BAB IV PENUTUP
vi
A. Simpulan...................................................................................... 33
B. Saran............................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 34
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Sistem Ventilasi HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning)
………………………………………………………..26
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek Lapangan Industri (PLI) merupakan persyaratan akademis
yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yang akan menyelesaikan
pendidikan Diploma.3 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Negeri Padang.
PLI diadakan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan
kepada para mahasiswa untuk mengamati secara langsung proses
kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dan juga memberikan
kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan akademis,
sekaligus membandingkan dengan kenyataan di lapangan.
Disamping itu Praktek Lapangan Industri (PLI) dapat juga dijadikan
sebagai sarana dalam menambah dan memperluas wawasan serta
meningkatkan cara berfikir ke arah yang lebih logis, analitis dan
konseptual.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku setiap mahasiswa yang
akan melakukan Praktek Lapangan Industri (PLI) diwajibkan untuk
mencari lokasi praktek dan sekaligus membuat laporan dari hasil
Praktek Industri sesuai dengan program keahlian konsentrasi dan
kegiatan yang sedang berjalan di lokasi.
Untuk memenuhi hal tersebut, maka dipilihlah tempat PLI di
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagsel Unit Pelaksana dan
Pengendalian Pembangkitan Ombilin. Dipilihnya tempat Praktek
Lapangan Industri ini karena sesuai dengan program keahlian dan
ilmu-ilmu yang telah didapat selama di bangku perkuliahan, bahkan
masih banyak ilmu-ilmu pengetahuan baru yang perlu di pelajari.
1
mengaplikasikan teori yang diperoleh di bangku kuliah terhadap
kenyataan yang ada di lapangan. Secara khusus, PLI bertujuan:
1. Menerapankan ilmu yang diperdapat pada bangku perkuliahan
dalam dunia industri.
2. Mengetahui serta memahami sistem kerja PT. PLN (Persero)
Unit Pelaksana Pembangkitan Ombilin.
C. Pembatasan Masalah
Adapun permasalahan kerusakan pada Fan Blade 01 CVF (
Cooling Tower ) 511 ZV turbin pendingin di PT. PLN (Persero) sektor
ombilin.
D. Manfaat
Dengan mengetahui Permasalahan Fan blade pada PLTU
Ombilin maka dapat dilakukan penyelesaian dari masalah yang
timbul dan mencegah kemungkinan terjadinya kesalahan sehingga
dapat meningkatkan kinerja dari parameter peralatan dan juga
meningkatkan produksi dari PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Ombilin.
2
3. Studi Literatur
Penulis mempelajari buku-buku referensi yang berkaitan
dengan Sistem Air Pendingin (Cooling Water System) di PT.
PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Ombilin.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Sektor Pembangkitan Ombilin pada PT. PLN (Persero) Wilayah III
Unit Pembangkitan Ombilin yang membawahi daerah kerja Pusat
Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin dengan kapasitas terpasang 2 x
100 MW.
Pada saat awal PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumbangsel
Unit Pembangkitan dan Pengendalian Ombilin berdiri berdasarkan
surat Direksi No. 112.K/023/DIR/1996, tanggal 18 November 1996
tentang Unit Pelaksana PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan
Penyaluran Sumatera Bagian Selatan pada tanggal 01 Januari 1997,
dibentuk unit Organisasi PT. PLN (Persero) Pembangkitan dan
Penyaluran Sumatera Bagian Selatan Unit Pembangkitan Ombilin.
PLTU Ombilin terdiri dari 2 unit, masing-masing unit
memiliki kapasitas 100 MW. PLTU Ombilin baru beroperasi untuk
pertama kalinya pada tanggal 26 Agustus 1996 untuk unit 1,
sedangkan untuk unit 2 baru beroperasi pada tanggal 15 November
1996. Gardu induk pada PLTU Ombilin menggunakan Gas
Insulated Switchgear yang berkapasitas 3150 A yang beroperasi
lebih awal yakni pada tanggal 1 April 1996.
Pembangunan PLTU Ombilin unit 1 dan 2 didaerah
Sawahlunto telah melalui tahapan yang standar dan tentunya juga
telah mempertimbangkan beberapa aspek yang menunjang untuk
diputuskannya pembangunan suatu pembangkit yang sesuai dengan
infrastruktur yang ada. Adapun tahapan pembangunan PLTU
Ombilin antara lain dimulai dengan tahap pasca konstruksi, tahap
konstruksi, tahap operasi, tahap pasca operasi.
Pada bulan Juli 1993 konstruksi utama dimulai dan secara
bertahap pembangunan PLTU Ombilin Unit 1 dan unit 2 mulai
dikerjakan, 3 (tiga) tahun kemudian yaitu pada bulan Juli 1996, unit
1 beroperasi disusul pada tahun yang sama yaitu pada bulan
November 1996 PLTU unit 2 kemudian beroperasi, sedangkan
PLTU itu sendiri dimungkinkan dapat beroperasi selama ± 30 tahun.
5
Tenaga listrik yang dihasilkan PLTU Ombilin melalui
generator dengan tegangan 11,5 kV dinaikkan menjadi 150 kV
melalui trafo utama. Kemudian disalurkan melalui jaringan tegangan
tinggi 150 kV yang terhubung ke sistem interkoneksi Sumbagsel,
Sumbagteng yang dikendalikan oleh Pusat Penyaluran dan
Pengaturan Beban Sumatera (P3BS).
Tahapan-tahapan pembangunan PLTU, kantor dan sarana
penunjang lainnya adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Tahapan Pembangunan PLTU Ombilin
B. Profil Perusahaan
1. Visi, Misi, dan Motto Perusahaan
PT. PLN (Persero) memiliki visi dan misi sebagai
berikut:
a. Visi:
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang
bertumbuh kembang serta unggul dan terpercaya dengan
bertumpu pada potensi insani.
b. Misi:
1) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang
terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota
perusahaan dan pemegang saham.
2) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk
meningkatkan dari kualitas kehidupan masyarakat.
6
3) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong
kegiatan ekonomi.
4) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan
lingkungan.
c. Motto:
“Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik“
“ELECTRICITY FOR A BETTER LIFE“
7
Melakukan perencanaan dan evaluasi pengoperasian unit. Untuk
menjalankan tugas tersebut Manager Bagian Enjiniring dibantu
oleh 2 (dua) Supervisor, yaitu :
1) Supervisor System Owner
2) Supervisor Prediktif Maintenance
8
3) Supervisor Pengelolaan Bahan Bakar
9
c. Down Comer
Down Comer berupa pipa yang berukuran besar dan
dapat menghubungkan bagian bawah Boiler Drum dengan
Lower Header. Down Comer berfungsi untuk mengalirkan air
yang turun dari Boiler Drum menuju Lower Header. Dari
Lower Header air masuk ke Tube Wall Riser untuk menyerap
panas dari pembakaran dan kembali ke Boiler Drum.
d. Tube Wall
Panas yang dihasilkan oleh proses pembakaran di
dalam Furnace sebagian diberikan kepada air yang ada di
dalam Tube Wall sehingga air berubah menjadi uap. Selain
berfungsi untuk merubah air menjadi uap, Tube Wall juga
mencegah penyebaran panas dalam Furnace ke udara luar.
e. Super Heater
Uap yang dihasilkan oleh Riser masih berbentuk uap
basah. Untuk mendapatkan uap kering dan memiliki
kandungan panas yang lebih tinggi, maka uap tersebut
dipanasi lebih lanjut sehingga menjadi uap kering (Super
Heater Steam).
Pemanasan uap dilaksanakan pada beberapa pipa Super
Heater yang dipasang dibagian atas ruang bakar (Furnace).
Super heater terbagi atas 2 (dua) kelompok, yaitu:
1) Low Temperatur Super Heater (LTSH)
2) High Temperatur Super Heater (HTSH)
2. Turbin
Turbin adalah alat yang berfungsi untuk merubah energi
kinetik menjadi energi mekanik. Pada PLTU Ombilin yang
digunakan adalah turbin uap (steam turbin), memiliki sudu-sudu
20 tingkat. Sudu-sudu pada turbin ini terdiri dari sudu tetap dan
sudu gerak. Turbin uap ini juga dilengkapi dengan 2 main stop
10
valve dan 4 governor valve. Spesifikasi Steam Turbin di PLTU
Ombilin adalah sebagai berikut:
a. Jenis: Condensing Turbin, silinder tunggal, poros tunggal dan
non reaheat serta mempunyai kemampuan operasi dengan 5
jenis pemanasan pendahuluan (Regenerative Feed Heating
System).
b. Type/tingkat: impuls/ 20 tingkat
c. Daya: 100 MW
d. Daya maksimum: 110 MW dalam kondisi Throttle Valve
terbuka lebar (VWO) dan 5% Over Pressure.
e. Data kondisi Quarante Output:
Tekanan uap : 100 bar
Suhu uap : 510oC
Enthalpy : 3400 KJ/ Kg
Jumlah uap : 373,4T/ hr
Tekanan kondenser : 0,092 bar
Kecepatan putar poros:3000 rpm
Pabrik :GECALSTHOM Rateu LaCourneuve
Tipe :TC 114 MV 140
Tekanan uap keluar : 97 mbar
3. Generator
Generator merupakan peralatan yang dapat mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Pada PLTU Ombilin ini
generator yang digunakan adalah generator sinkron yang
mempunyai 2 buah kutub.
11
dari pengolahan air, pengolahan bahan bakar batubara serta diesel
(High Speed Diesel), teknologi pengolahan pembuangan limbah (asap
dan debu hasil pembakaran batu bara), teknologi transportasi batu
bara, teknologi pendinginan dengan menara pendingin dan masih
banyak lagi teknologi-teknologi sederhana yang membentuk PLTU
Ombilin ini menjadi sistem terbesar pembangkit tenaga listrik.
Sistem-sistem itu secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi:
1. Sistem Pengolahan Air
2. Sistem Bahan Bakar (batu bara dan HSD)
3. Sistem Air dan Uap
4. Sistem Udara Pembakaran dan Gas Buang
1. Sistem Eksternal
Sistem eksternal dilakukan di Pretreament Plant dan
Water Ttreatment Plant. Pengolahan air bertujuan untuk
mengolah bahan mentah air (air sungai) menjadi air murni yang
12
Sodium
Hypoclori
t
siap untuk diubah menjadi uap sehingga dapat membangkitkan
energi listrik.
Polyelectrolit
Storage
Basin
Aluminiu
Air Demin
m Sulfat
General Service
Make Up Cooling Tower
13
Setelah melalui Mixer kemudian diteruskan ke
Clarifier yang terlebih dahulu air tersebut disaring ke Bar
Screen yang gunanya untuk menyaring benda-benda yang
berukuran besar, kemudian air dipompakan ke Clarifier,
Clarifier ini merupakan bak pengendapan, pada bak ini
dilengkapi dengan Pulsator. Pulsator berfungsi untuk
menyalurkan atau mendistribusikan air bersih yang akan
menuju Storage Basin, Storage Basin (Bak penampungan)
berfungsi sebagai bak penampungan air dari Clarifier yang
kemudian dipompakan untuk:
14
Berfungsi untuk menghilangkan warna, bau,
rasa dan sebagai pengikat zat-zat organik.
e) Degasser
g) Mixed Bed
15
Merupakan penampungan air bebas mineral
dan dipompakan dengan Make Up Pump untuk
sistem internal unit.
16
2. Sistem Internal
Sistem internal dimulai dari Hot Well, air Demineralizer
Tank dipompakan dengan Make Up ke Hot Well, begitu air
condensat yang berasal dari Condenser ke Hot Well. Air dari
Hot Well dipompakan ke Low Pressure Heather yang terdiri dari
dua tahapan Low Pressure Heather yaitu:
a. LPH1 dengan temperatur sekitar 49°C-72°C dan Pressure
antara0,5 bar-0,9 bar.
b. LPH 2 dengan temperatur sekitsr 56°C-110°C dan Pressure
antara0,9 bar-1,5 bar.
Adapun Hydrazine, digunakan untuk mengikat
oksigen yang terlarut dalam air, sedangkan Amoniak
digunakan untuk menstabilkan derajat keasaman (PH) air
supaya netral (PH 6,2-7,8).
Di LPH temperatur akan naik karena uap ekstraksi
dari turbin. Air dari LPH masuk ke Deaerator untuk
membuang gas-gas yang terlarut dalam air dan pemanasan
terjadi dengan menggunakan uap ekstraksi dari turbin yang
bercampur langsung dengan air. Selanjutnya air masuk ke
Feed Water Tank, dengan menggunakan boiler feed pump
air dialiri ke High Pressure Heater (HPH) dengan tekanan
antara 7 bar-14 bar, di HPH temperatur air akan bertambah
karena adanya pemanasan uap ekstraksi dari turbin sebesar
200°C - 304°C. Air dari HPH masuk ke Economizer, pada
Economizer terjadi pemanasan oleh aliran gas buang dari
sisa pembakaran. Dari Economizer air masuk ke Boiler
Drum. Uap yang dihasilkan di BoilerDrum masukke dalam
Superheater dan temperaturnya telah mencapai kurang lebih
5050C kemudian masuk ke DeSuper Heater, uap kering dari
Super Heater siap memutar turbin dan masuk ke Kondensor
17
yang kemudian didinginkan atau di embunkan dengan
menggunakan air pendingan dari Cooling Tower, air dari
hasil pengembunan akan ditampung di Hot Well.
18
satu buah Coal Mill. Kapasitas masing-masing Coal
Bunkeradalah 160 ton. Dari Coal Bunker batu bara ditransfer ke
Coal Mill dengan menggunakan bantuan Coal Feeder.
Coal Feeder berfungsi untuk menyuplai batu bara ke dalam
mill sesuai dengan kebutuhannya. Volume batu bara yang
disuplai ke dalammill pada akhirnya akan menentukan
banyaknya uap yang akan diproduksi oleh Boiler.
Coal Mill adalah alat untuk menggiling batu bara menjadi
serbuk yang sangat halus. Batubara yang halus ini dapat
membantu proses pembakaran menjadi sempurna dan cepat.
Untuk satu unit terdapat empat CoalMill dan satu Coal Mill
mempunyai empat keluaran.Masing-masing keluaran menuju
setiap sudut (Corner) pada Boiler. Serbuk batu bara yang
dihembuskan ke ruang bakar boiler dibantu dengan bantuan
udara dari Primary Air Fan.
Primary Air Fan ini juga membantu proses pembakaran
padaboiler, karena sebelumnya sudah ada nyala api (Burner)
maka serbuk batu bara tersebut terbakar. Setelah api batu bara
sudah normal selanjutnya Burner solar dimatikan.
Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa untuk penyalaan
awal di ruang bakar boiler bahan bakar adalah HSD. HSD
dipakai sampai daya yang dibangkitkan generator untuk setiap
unit sampai maksimal + 35 MW. Kemudian dari 35 MW
sampai 60 MW bahan bakar boiler adalah batu bara yang
diambil dari dua buah silo (Coal Bunker). Dari 60 MW sampai
beban maksimum (100 MW) batu bara di tambah satu silo lagi.
Sedangkan dari 25 MW sampai 35 MW adalah masa transisi
dari bahan bakar HSD ke bahan bakar batu bara.
19
Air dipompakan ke dalam boiler dengan menggunakan pompa
air pengisi (Boiler Feed Pump), melalui katup pengatur. Sebelum
masuk ke dalam Boiler Drum air dipanaskan terlebih dahulu di Low
Pressure Heater juga dipanasi di High Pressure Heater dengan
menggunakaan uap ekstrasi dari turbin dan kemudian dipanaskan di
Economizer dengan menggunakan panas gas buang pada boiler,
sehingga temperatur air mendekati titik didihnya.
Dari Ecomonizer air disalurkan ke Boiler Drum. Dari Boiler
Drum bersirkulasi melalui Down Comer berupa pipa berukuran besar
yang menghubungkan bagian bawah Boiler Drum dengan Lower
Header.
Dari Lower Header air masuk ke Tube Wall (Riser) berupa
dinding segi empat (berupa pipa-pipa) yang mengitari ruang bakar.
Panas yang dihasilkan dari proses pembakaran di dalam ruang bakar
sebagian diberikan pada air yang berada dalam Tube Wall sehingga
air berubah menjadi uap basah. Uap hasil penguapan dari Tube Wall
terkumpul dalam Boiler Drum. Uap mengalir ke dalam puncak Boiler
Drum melewati Steam Separator (pemisah uap) dan Screen Dryer
(pengering uap), kemudian keluar dari drum dalam keadaan kering
menuju SuperHeater yang terdiri dari Low Temperatue Super Heater
dan High Temperature SuperHeater yang berfungsi sebagai
pemanasan lanjut.
Uap panas dari Super Heater disalurkan melalui DeSuperHeater
yang bertujuan untuk mengatur temperatur uap menuju turbin. Butir-
butir air yang terpisah dari uap Boiler Drum jatuh bersirkulasi
kembali bersama air.
Sebagian uap bekas dari turbin ditampung di dalam Condenser.
Pada Condenser terjadi pengembunan dengan bantuan air pendingin
dari Cooling Tower. Air hasil pengembunan ditampung pada Hot
Well.Air tersebut dipompakan menuju Low Pressure Heater (LPH)
dengan bantuan Condensate Pump. Air dari LPH disalurkan pada
Deaerator dan terjadi pula pemanasan di dalam Deaerator dengan
20
menggunakan uap ekstrasi dari turbin, dan pada Deaerator tersebut
air Condensate bercampur langsung dengan uap pemanasan dari
turbin. Fungsi dari Deaerator ini adalah untuk mengurangi
kandungan gas dalam air pengisi (Water Condensate).
Air dari Deaerator tersebut ditampung pada Feed Water Tank
dan dipompakan dengan menggunakan Boiler Feed Pump menuju
High Pressure Heater.
21
dan kemudian gas buang dialirkan ke dalam Tubular Air Heater
dan dimanfaatkan untuk memanaskan udara.
Dari Tubular Air Heater gas buang tersebut masuk ke
Electrostatic Precipitator. Pada Electrostatic Precipitator ini
terjadi penangkapan debu yang keluar bersama gas buang.
Debu yang menempel pada Electrostatic Precipitator
ditampung di dalam Ash Hooper yang kemudian ditampung
pada Ash Silo untuk dibuang ke tempat pembuangan. Sedangkan
gas bersih keluar dari Electrostatic Precipitator dibuang ke
cerobong melalui Induce Draft Fan yang merupakan kipas hisap
yang menghisap gas buang dari dalam ruang bakar dan melalui
cerobong.
22
b. Mempunyai kapasitas lebih baik
c. Mempunyai keandalan lebih tinggi pada saluran transmisi
d. Kontinuitas pelayanan lebih terjamin
2. Sistem 6 kV
Untuk pengisian bus 6 kV pada saat unit belum beroperasi
di suplai dari GIS melalui diameter lima ke Station Service
Transformer dimana tegangannya akan diturunkan dari 150 kV
menjadi 6 kV. Tegangan pada bus 6 kV digunakan untuk
pengoperasian motor-motor yang berguna untuk pengoperasian
awal unit, seperti motor-motor pada Crusher House, Boiler
Feed Pump, Condensate Pump dan Cooling Water Pump.
23
Pada sistem 220 Volt AC UPS tegangan disuplai dari bus
380 Volt. UPS adalah suatu peralatan yang gunanya berfungsi
untuk memberikan suplai daya secara kontiniu dalam keadaan
normal maupun abnormal.
UPS di PLTU Ombilin dipasang pada sistem LNA yang
memberikan suplai 220 Volt AC satu fasa untuk keperluan
sistem kontrol komputer.
PLTU Ombilin mempunyai tiga sistem UPS, yaitu UPS
unit 1, UPS unit 2, dan UPS Common. Ketiga UPS tersebut
mempunyai data-data yang sama.
Pada sistem UPS ini terdapat beberapa bagian peralatan,
yaitu:
a. Rectifier, berfungsi mengubah tegangan AC ke DC.
b. Charger, berfungsi memberikan suplai arus ke baterai
dalam kondisi charging.
c. Inverter, berfungsi untuk merubah tegangan DC ke AC dan
menyuplai beban pada kondisi normal.
d. Stabilizer, berfungsi untuk menstabilkan tegangan keluaran
trafo dan menyuplai beban operasi pada kondisi Inverterout
Service.
e. Static Switch merupakan saklar yang bertindak secara
otomatis dari keluaran Inverter ke InputReverse apabila
keluaran Inverter terganggu.
Apabila terjadi gangguan pada bus 380 Volt, maka
yang menyuplai tegangan 220 Volt AC untuk UPS adalah
baterai sampai bus 380 Volt beroperasi lagi.
6. Sistem 220 Volt DC
Sistem 220 Volt DC tegangannya disuplai dari bus 380
Volt melalui Rectifier yang dilengkapi dengan trafo StepDown,
dimana tegangan 220 Volt DC digunakan untuk Emergency
Lighting, Alarm Lighting, dan lain-lain.
7. Sistem 48 Volt DC
24
Sistem 48 Volt DC digunakan untuk peralatan proteksi
seluruh unit, diantaranya poteksi OverCurrent, proteksi
OverVoltage, proteksi UnderVoltage, dll.Selain itu, tegangan 48
Volt DC juga digunakan untuk sistem pengontrolan unit.
8. Sistem Gas Insulated Switchgear (GIS)
Sistem gas pada PLTU Ombilin berfungsi sebagai isolasi
dan pemadaman busur api. Secara umum sistem ini mempunyai
rel daya ganda dan dibawah ini merupakan beberapa keandalan
dari GIS antara lain:
a. Pada saat terjadi gangguan pada salah satu rel daya sewaktu
pemeliharaan pelayanan beban tetap bisa dilayani dengan
mengalihkan pada rel daya yang tidak teganggu.
b. Kontiniutas pelayanan lebih terjamin.
c. Pemulihan pelayanan relative lebih cepat, bila terjadi gangguan
pada sistem rel daya. Gas Insulated Switchgear (GIS) pada
PLTU Ombilin terdiri dari 6 (enam) Feeder tegangan, yaitu:
1) Feeder satu, arah GI Salak
2) Feeder dua, arah GI Indarung
3) Feeder tiga, arah GI Batusangkar 1
4) Feeder empat, arah GI Batusangkar 2
5) Feeder lima, arah GI Kiliranjao 1
6) Feeder enam, arah GI Kiliranjao 2
25
BAB III
PEMBAHASAN
26
dengan flow rendah, fan menghasilkan aliran udara dengan flow
tinggi dan tekanan yang rendah.
Seperti yang sudah saya jelaskan di artikel saya sebelumnya
dengan judul HVAC (Heating, Ventilation, and Air
Conditioning), fan banyak digunakan di sistem HVAC. Sebagai
ventilasi, sirkulasi pendingin udara (Air Handling Unit, dan
exhaust fan.
Seperti yang sedikit saya singgung di atas bahwa ada 2 tipe
fan yang digunakan, yaitu centrifugal fan dan axial fan.
Centrifugal fan menggunakan prinsip gaya sentrifugal untuk
menghasilkan aliran udara dengan tekanan yang lebih tinggi.
Sedangkan axial fan menggunakan prinsip gaya axial untuk
fokus menghasilkan flow aliran udara yang besar dengan
tekanan yang lebih rendah.
27
menara. Mereka juga mendukung praktik kerja yang aman
dengan melindungi personel pemeliharaan dari kipas yang
sedang beroperasi.
2. H3 Fan
Kipas paduan aluminium cor Marley H3 adalah
perlengkapan standar pada berbagai lini produk Marley.
28
Gambar 3.4 HP7000 Fan
4. HP7i Fan
Kipas Marley HP7i dirancang khusus untuk aplikasi menara
pendingin, menawarkan keunggulan berbeda dibandingkan
jenis kipas lainnya.
29
Gambar 3.6 Ultra Quiet Fan
30
tengah telah dicocokkan - ditandai untuk dirakit kembali saat
dikirim dalam keadaan dibongkar
2. lepaskan klem blade (3) dari hub yang telah dirakit.
3. Posisikan klem bilah (3) di sekitar betis bilah kipas (200)
dengan ujung klem bilah yang dilubangi terhadap bahu
pengaman bilah. Tes kabel nilon besar dapat digunakan untuk
menahan klem ke bilah agar lebih mudah dirakit ke hub.
4. geser bilahnya. dengan penjepit di sekitar betis. antara pelat
hub yang melapisi empat lubang baut di klem dan kedua pelat.
pasang empat sekrup tutup berdiameter 8 1/2 x 3/4 (7). delapan
ring 3/4 datar (8) dan empat mur pengunci otomatis 3/4 (9)
dengan mur di sisi atas seperti yang ditunjukkan. jangan
melumasi perangkat keras. kencangkan jari mur dengan erat.
5. ulangi langkah 3 dan 4 sampai semua bilah dipasang di hub
6. posisikan panah di setiap bilah kipas yang menunjukkan arah
putaran pada sisi pembuangan udara dari kipas
7. tarik setiap bilah sejauh mungkin dari bagian tengah kipas
sejauh yang dimungkinkan oleh baut penjepit bilah dan bahu
pengaman.
8. Jarak blade diatur dalam 2 ujung blade. tempatkan busur
derajat bevel di atas sisi lurus sisi sejajar yang memanjang
penuh dengan bilah. mendukung blade di ujung untuk
mempertahankan bidang rotasi yang tepat dan menahan sudut
pitch yang tepat saat mengencangkan perangkat keras penjepit
blade.
9. torsi semua 3/4 mur pengunci otomatis (9) pada hub menjadi
torsi 120 ft - lbs.
31
Gambar 3.8 Gearbox Gambar 3.9 Bearing
32
Gambar 3.11 Fan blade patah Gambar 3.12 Drive Shaft
rusak
Spekfikasi Bahan :
Drive Shaft
Drive Shaft Assembly, Series 400 Class 2, 11 – 11 ½
Over All Length; 85 mm
Diameter Motor Bore with 22 x 7,6 Keyway, and
Diameter Gear Bore With 5/8x5/16 Keyway, PN 35116
33
HP7000 Fan Assy, 336, 8 Blade S300HWDE Bored to
Fit 36, 38, 3600, 4000
Output Shafts, PN C10203
BAB 1V
34
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Fan atau kipas, adalah alat mekanika yang berfungsi untuk
menghasilkan flow atau aliran pada suatu fluida, biasanya
berupa gas. Pada dunia industri, fan digunakan untuk
menghasilkan flow dari gas atau udara dalam jumlah besar yang
digunakan sesuai dengan kebutuhan dari industri tersebut.
2. Fan terdiri dari beberapa bagian yaitu, case, sudu (vane/blade),
dan penggeraknya. Vane/blade berputar untuk menghasilkan
aliran udara yang diinginkan.
2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan sebagai berikut :
1. Dalam setiap pekerjaan sebaiknya mengutamakan kesehatan dan
keselamatan kerja. Baik keselamatan kerja diri,lingkungan dan mesin.
2. Berikan suasana tempat PKL tenang dan aman dari kecelakaan kerja
dengan melalui Sistem Preventif teratur sehingga parameter peralatan
bekerja dengan baik.
3. Mengunakan alat pelindung diri (APD) yang lebih lengkap lagi sesuai
standar kerja SOP
35
DAFTAR PUSTAKA
PT. PLN (PERSERO). 2006. Buku Petunjuk SOP PLTU Ombilin Gec Alsthom
PT. PLN (PERSERO) : Pengoperasian PLTU Sektor Ombilin.
Sawahlunto.
36
Lampiran 1
37
Lampiran 2
Siklus Utama Dari PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin
38
39