0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
246 tayangan

Subneting

Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum tentang subnetting dan netmask. Tujuannya antara lain agar mahasiswa memahami konsep subnetting dan mampu menghitung kebutuhan alamat IP serta merancang dan mengimplementasikan diagram jaringan yang telah dirancang. Dibahas pula teori dasar subnetting, classless inter-domain routing, dan variable length subnet mask beserta contoh penerapannya.

Diunggah oleh

kkkkkkk
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
246 tayangan

Subneting

Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum tentang subnetting dan netmask. Tujuannya antara lain agar mahasiswa memahami konsep subnetting dan mampu menghitung kebutuhan alamat IP serta merancang dan mengimplementasikan diagram jaringan yang telah dirancang. Dibahas pula teori dasar subnetting, classless inter-domain routing, dan variable length subnet mask beserta contoh penerapannya.

Diunggah oleh

kkkkkkk
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 29

LAPORAN

PRAKTIKUM KOMUNIKASI DATA

JOB VII
“SUBNETING DAN NETMASK”

Disusun oleh :

NAMA : ITZMI AZIZAH HASIM


STAMBUK : 322 18 008

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
JOB VII
SUBNETTING DAN NETMASK

I. TUJUAN
a) Mahasiswa mengerti dan memahami tentang IP Subnetting.
b) Mahasiswa mampu menghitung secara efisien kebutuhan IP dalam suatu
rancangan jaringan.
c) Mahasiswa mampu menggambar diagram jaringan beserta kebutuhan subnettingnya.
d) Mahasiwa mampu mengimplementasikan diagram jaringan yang dirancang ke
dalam praktikum.
II. PERALATAN
a) Beberapa PC sebagai client
b) Hub/Switch
c) NIC yang tertancap pada setiap PC
d) Kabel jaringan secukupnya
III. DASAR TEORI
a) Subnetting
Pada dasarnya subnetting itu sendiri mempunyai peran yang dapat memecah sebuah
network besar menjadi beberapa buah subnetwork yang ukurannya lebih kecil. Subnetting
juga menyebabkan “pengurangan” jumlah host pada suatu subnetwork, sehingga “beban”
yang harus ditanggung oleh subnetwork menjadi lebih ringan, jika kita ingin menggabungkan
beberapa network menjadi sebuah network yang berukuran besar maka untuk mengatasi
masalah tersebut digunakan teknik supernetting.
Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang
lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP address kelas A, IP Address kelas B
dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan,
tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Apa tujuan Subnetting?
Apa tujuan Subnetting, Mengapa perlu subnetting atau Apa manfaat subnetting? Ada
beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa
memaksimalkan penggunaan IP Address.
2. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya
host dalam suatu network.
b) Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
Metode classless addressing (pengalamatan tanpa klas) banyak diterapkan, yakni
dengan pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing (CIDR).
Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan
secara lebih spesifik, disebut juga dengan Network Prefix. Biasanya dalam menuliskan
network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash) “/”, diikuti
dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam bit, jadi CIDR merupakan
teknik pendistribusian IP address dari IP Public.
Misalnya, ketika menuliskan network kelas A dengan alokasi IP 12.xxx.xxx.xxx,
network prefix-nya dituliskan sebagai 12/8. Angka /8 menunjukan notasi CIDR yang
merupakan jumlah bit yang digunakan oleh network prefix, yang berarti netmask-nya
255.0.0.0 dengan jumlah maksimum host pada jaringan sebanyak 16.777.214 node. Contoh
lain untuk menunjukan suatu network kelas B 167.205.xxx.xxx digunakan: 167.205/18.
Angka /18 merupakan notasi CIDR, yang berarti netmask yang digunakan pada jaringan ini
adalah 255.255.192.0 dengan jumlah maksimum host pada jaringan sebanyak 16.382 node.
Setelah CIDR digunakan, broadcast address tidak harus selalu berakhir dengan nilain 255,
lihat tabel di bawah ini,
CIDR pada dasarnya adalah metode yang digunakan oleh ISP (Internet Service
Provider) untuk mengalokasikan sejumlah alamat pada suatu perusahaan, ke setiap tempat
para pengguna layanan dari ISP tersebut, dalam hal ini ISP menyediakan alamat dalam
ukuran blok (block size) tertentu. Dari mulanya CIDR dikembangkan untuk penggabungan
network yang dibentuk oleh beberapa router internet dan lazimnya CIDR diimplementasikan
oleh provider Internet, jika diperlukan CIDR dapat juga diimplementasikan untuk keperluan
LAN, sepanjang sistem operasi atau protocol yang digunakan sudah mendukung CIDR.
c) VLSM (Variable length Subnet Mask)
VLSM merupakan implementasi pengalokasian blok IP yang dilakukan oleh pemilik
network (network administrator) dari blok IP yang telah diberikan padanya (sifatnya local
dan tidak dikenal di internet, adapun keuntungan dari subnetting vlsm :
1. Mengurangi lalu lintas jaringan (reduced network traffic)
2. Teroptimasinya unjuk kerja jaringan (optimized network performance).
3. Pengelolaan yang disederhanakan (simplified management)
4. Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang jauh (facilitated spanning
of large geographical distance)
5. Menghemat ruang alamat.
VLSM merupakan bentuk lain dari tehnik subnetting akan tetapi pada subnetting ini
yang digunakan bukan berdasarkan jumlah banyak IP dalam satu subnet/class melainkan
banyak host yang ingin dibuat. Hal ini akan membuat semakin banyak jaringan yang dapat
dipisahkan pada suatu subnet maupun class. Sebagai contoh, suatu jaringan menggunakan
class C dengan alamat network 192.168.32.0. Jaringan tersebut ingin membagi jaringannya
menjadi 5 subnet dengan rincian sebagai berikut :
Subnet #1 : 50 host
Subnet #2 : 50 host
Subnet #3 : 50 host
Subnet #4 : 30 host
Subnet #5 : 30 host
Rincian diatas tidak akan tercapai apabila menggunakan static subnetting. Untuk hal
tersebut apabila menggunakan subnetting 255.255.255.192 maka hanya terdapat 4 subnet
dengan tiap-tiap subnet memiliki 64 host, akan tetapi untuk kasus ini dibutuhkan 5 subnet.
Dan apabila menggunakan subnet 255.255.255.224 mungkin bisa 8 subnet tetapi tiap subnet-
nya hanya memiliki jumlah host maksimal 32 host, padahal kita butuh 50 host dalam satu
subnet.
Untuk itu digunakan VLSM untuk membagi subnet menjadi 4 subnet dengan
menggunakan 255.255.255.192 dan subnet yang terakhir dibagi lagi dengan menggunakan
subnet 255.255.255.224. Sehingga akan diperoleh 5 subnet dengan subnet pertama sampai
ketiga maksimal 64 host dan subnet empat sampai lima maksimal 32 host. Teknik VLSM ini
akan dapat mengurangi beban atau pemborosan IP pada suatu perusahan atau gedung yang
akan membangun suatu jaringan.
Sebagai gambaran untuk mengenal teknik subnetting ini contoh kasusnya kira- kira
seperti berikut, misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa
menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan
kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask default-nya yaitu
255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network Perusahaan
Network ID : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan
memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita
akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda
tergantung berapa jumlah subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2
buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Cara menghitung subnet untuk network class C:
Diketahui network id pada jaringan tersebut adalah 192.168.1.0, yang jika dikonversi menjadi
angka biner menjadi seperti pada tabel berikut ini:
Desimal Biner
192.168.1.0 11000000.10101000.00000001.00000000

Dan subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0, yang jika dikonversi menjadi angka biner
akan menjadi seperti pada tabel berikut ini;
Desimal Biner
255.255.255.0 11111111.11111111.11111111.00000000
Semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per
subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Tujuan dari jaringan tersebut
diatas adalah untuk memecah jaringan besar diubah menjadi 2 sub jaringan yang lebih kecil
lagi cakupan user yang dilayani. Untuk membuat subnetwork langkah-langkah sebagai
berikut;
1. Menghitung jumlah subnet.
Jumlah subnet = 2x
dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir
untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 2 1 = 2
subnet.
2. Menghitung jumlah host per subnet.
Jumlah host per subnet = 2y - 2
dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir
subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 27 – 2 = 126. Host menghitung jumlah blok
subnet. Menentukan alamat host dan broadcast yang valid.
3. Menghitung Blok Subnet.
Blok Subnet Class C = 256 – nilai oktet terakhir subnet mask
Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Sehingga blok subnet-nya adalah kelipatan dari 128.
Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 128.
4. Mencari host dan broadcast yang valid.

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.128


Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.129
Host Terakhir 192.168.1.126 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.127 192.168.1.255

Berdasarkan tabel host dan broadcast yang valid tersebut maka dapat diubah menjadi
2 subnetwork dengan 2 divisi A dan B yaitu sebagai berikut :
a) Network Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
b) Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang
masing-masing network maksimal terdiri dari 126 host (komputer). Masing- masing
komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi
sehingga meningkatkan security. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari
network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus
menggunakan Router.
IV. LANGKAH PERCOBAAN
Teknik subnetting dengan konsep CIDR
a) Simulasi 1.
1. Buka aplikasi Cisco paket tracert 5.3.
2. Buatlah simulasi jaringan menggunakan Packet Tracert dengan 8 buah PC host dan 1
buah switch, seperti gambar berikut:

3. Lakukanlah pengaturan IP address dan Subnet mask pada masing-masing PC host


dengan menjalankan setiap skenario percobaan untuk alamat Subnet mask yang
berbeda, seperti pada tabel berikut:
Percobaan-1 Percobaan-2 Percobaan-3 Percobaan-4

PC Host IP Address Subnetmask Subnetmask Subnetmask Subnetmask

PC0 192.168.1.1 255.255.255.0 255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224

PC1 192.168.1.2 255.255.255.0 255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224

PC2 192.168.1.101 255.255.255.0 255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224

PC3 192.168.1.102 255.255.255.0 255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224

PC4 192.168.1.151 255.255.255.0 255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224

PC5 192.168.1.152 255.255.255.0 255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224

PC6 192.168.1.201 255.255.255.0 255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224

PC7 192.168.1.202 255.255.255.0 255.255.255.128 255.255.255.192 255.255.255.224

4. Untuk melakukan pengaturan IP address dan Subnet mask, klik pada salah satu PC
kemudian pilih tab Desktop. Klik ip configuration kemudian masukan IP address dan
Subnet mask dan Klik close untuk menyimpan.
5. Uji koneksi antar ke delapan PC tersebut dari setiap skenario percobaan.
6. Untuk mengujinya klik pada salah satu PC host, kemudian klik Desktop dan pilih
command prompt.
7. Misalkan test apakah antara PC0 dan PC1 bisa terkoneksi atau tidak, jika masuk dari
command prompt PC0 dengan ip address 192.168.1.1 maka target ping adalah alamat
ip address PC1 yaitu 192.168.1.2.

8. Jika hasil ping nya berupa Reply from …. , menandakan kedua PC host tersebut
terkoneksi, namun jika hasil ping nya berupa Request time out … menandakan PC
host tersebut tidak terkoneksi.
9. Buatlah 4 tabel pengujian dan lengkapi hasilnya untuk setiap skenario percobaan.
Percobaan 1. Uji Koneksi Untuk Subnet mask 255.255.255.0
Percobaan 2. Uji Koneksi Untuk Subnet mask 255.255.255.128
Percobaan 3. Uji Koneksi Untuk Subnet mask 255.255.255.192
Percobaan 4. Uji Koneksi Untuk Subnet mask 255.255.255.224
b) Simulasi 2
1. Buatlah simulasi pada paket tracert yang terdiri minimal 10 buah komputer yang
tersambung pada sebuah switch. Kemudian setting IP address 5 buah komputer
dengan SubnetID A 192.168.1.0/28 dan 5 buah komputer yang lain dengan SubnetID
B 192.168.1.128/28.

2. Lengkapi pengalamatan IP address dan subnet mask berikut:


3. Lakukan tes ping antar PC dalam Subnet ID yang sama, bagaimana hasilnya?

4. Lakukan tes ping antar PC dari Subnet ID yang berbeda, bagaimana hasilnya?

c) Simulasi 3
1. Buatlah contoh teknik subnetting pada IP address kelas B dimana jumlah maksimum
host-nya adalah 1022 dari alamat jaringan awal 172.16.0.0/16. Lengkapi dengan
perhitungan subnet (mulai dari SubnetID-1 sampai SubnetID-5), host pertama, host
terakhir, dan broadcast id.
2. Buatlah simulasi pada paket tracert dimana per subnetwork-nya diwakili oleh 2 buah
komputer.
3. Lakukan tes ping antar PC dalam Subnet ID yang sama, bagaimana hasilnya?
Jawaban:
4. Lakukan tes ping antar PC dari Subnet ID yang berbeda, bagaimana hasilnya?
V. Data Percobaan
a) Simulasi 1
Tabel Hasil Percobaan

a) Percobaan 1. Uji Koneksi Untuk Subnet mask 255.255.255.0


Respon Ping (Terkoneksi/Tidak Terkoneksi)
Tes Ping
Dari/Ke
PC0 PC1 PC2 PC3 PC4 PC5 PC6 PC7

PC0 Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi

PC1 Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi

PC2 Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi


PC3 Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi

PC4 Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi


PC5 Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi

PC6 Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi


PC7 Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi

Respon Ping (Terkoneksi/Tidak Terkoneksi)


Tes Ping
Dari/Ke PC0 PC1 PC2 PC3 PC4 PC5 PC6 PC7
Tidak Tidak Tidak Tidak
PC0 Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak
PC1 Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak
PC2 Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak
PC3 Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak
PC4 Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak
PC5 Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak
PC6 Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak
PC7 Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
b) Percobaan 2. Uji Koneksi Untuk Subnet mask 255.255.255.128
c) Percobaan 3. Uji Koneksi Untuk Subnet mask 255.255.255.192

Respon Ping (Terkoneksi/Tidak Terkoneksi)


Tes Ping
Dari/Ke PC0 PC1 PC2 PC3 PC4 PC5 PC6 PC7
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
PC0 Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
PC1 Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
PC2 Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
PC3 Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
PC4 Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
PC5 Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
PC6 Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
PC7 Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi

d) Percobaan 4. Uji Koneksi Untuk Subnet mask 255.255.255.224

Respon Ping (Terkoneksi/Tidak Terkoneksi)


Tes Ping
Dari/Ke PC0 PC1 PC2 PC3 PC4 PC5 PC6 PC7
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
PC0 Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
PC1 Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
PC2 Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
PC3 Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
PC4 Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
PC5 Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
PC6 Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
PC7 Terkoneksi Terkoneksi
Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi Terkoneksi
b) Simulasi 2
Tabel pengalamatan IP address dan subnet mask
PC Host SubnetID A PC Host SubnetID B

PC-0 192.168.1.1/28 PC-5 192.168.1.129/28

PC-1 192.168.1.2/28 PC-6 192.168.1.130/28

PC-2 192.168.1.3/28 PC-7 192.168.1.131/28

PC-3 192.168.1.4/28 PC-8 192.168.1.132/28

PC-4 192.168.1.5/28 PC-9 192.168.1.133/28

1) Hasil ping antar PC dalam subnet ID yang sama


 Ping antar PC dalam subnet ID A
Ping dari PC 0 ke PC 0, PC 1, PC 2, PC 3, dan PC 4
Ping dari PC 1 ke PC 0, PC 1, PC 2, PC 3, dan PC 4

Ping dari PC 2 ke PC 0, PC 1, PC 2, PC 3, dan PC 4


Ping dari PC 3 ke PC 0, PC 1, PC 2, PC 3, dan PC 4
Ping dari PC 4 ke PC 0, PC 1, PC 2, PC 3, dan PC 4

 Ping antar PC dalam subnet ID B


Ping dari PC 5 ke PC 5, PC 6, PC 7, PC 8, dan PC 9
Ping dari PC 6 ke PC 5, PC 6, PC 7, PC 8, dan PC 9

Ping dari PC 7 ke PC 5, PC 6, PC 7, PC 8, dan PC 9


Ping dari PC 8 ke PC 5, PC 6, PC 7, PC 8, dan PC 9

Ping dari PC 9 ke PC 5, PC 6, PC 7, PC 8, dan PC 9


2) Hasil ping antar PC dalam subnet ID yang berbeda
Ping subnet ID A ke subnet ID B
Ping subnet ID B ke subnet ID A

c) Simulasi 3
1. 172.16.0.0 /22
Jumlah subnet = 26 = 64 subnet
Jumlah host per subnet = 210 – 2 = 1022 host
Subnet mask = 255.255.252.0
Block subnet = 256 – 252 = 4 (Kelipatan 4)
Subnet 172.16.0.0 172.16.4.0 172.16.8.0 172.16.12.0 172.16.16.0
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.4.1 172.16.8.1 172.16.12.1 172.16.16.1
Host Terakhir 172.16.3.254 172.16.7.254 172.16.11.254 172.16.15.254 172.16.19.254
Broadcast 172.16.3.255 172.16.7.255 172.16.11.255 172.16.15.255 172.16.19.255

1. Simulasi pada paket tracer

2. Hasil ping subnet ID yang sama


 Subnet ID 1

 Subnet ID 2
 Subnet ID 3

 Subnet ID 4

 Subnet ID 5
3. Hasil ping Subnet ID yang berbeda

 Subnet ID 1 ke subnet ID 2, 3, 4, dan 5

 Subnet ID 2 ke subnet ID 1, 3, 4, dan 5


 Subnet ID 3 ke subnet ID 1, 2, 4, dan 5

 Subnet ID 4 ke subnet ID 1, 2, 3, dan 5

 Subnet ID 5 ke subnet ID 1, 2, 3, dan 4


VI. Analisa
a) Simulasi 1
Pada percobaan simulasi 1 yaitu dengan memakai teknik subneting. Dimana
teknik subneting adalah teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang
lebih kecil. Pada percobaan simulasi 1 ini, yaitu menggunakan 8 PC dengan satu buah
switch. Dimana ke-8 PC tersebut menggunakan alamat IP kelas C. Dan pada simulasi 1
ini terdapat 4 kali percobaan. Pada setiap percobaan menggunakan subnet mask yang
berbeda tetapi menggunakan alamat IP yang sama yang sudah ditentukan pada tabel.
 Pada percobaan pertama yaitu menguji koneksi antar PC dengan menggunakan subnet mask
255.255.255.0 dimana subnet ini merupakan slash 24. Setelah melalukan ping pada setiap PC-nya
ternyata hasil yang didapatkan yaitu setiap PC saling terkoneksi atau saling terhubung satu sama
lain.
Untuk perhitungan pada subnet mask 255.255.255.0 (/24):
Alamat IP : 192.168.1.1
Subnet Mask: 255.255.255.0
Blok subnet : 256 – 255 = 1 (Kelipatan 1)
Network IP : 192.168.1.0
Broadcast IP : 192.168.1.255
Range IP : 192.168.1.1 – 192.168.1.254
Itulah mengapa setiap PC terhubung karena alamat IP pada ke-8 PC tersebut termasuk kedalam range
IP dari subnet mask 255.255.255.0 dan juga dimana blok subnet merupakan kelipatan 1.
 Pada percobaan kedua yaitu menguji koneksi antar PC dengan menggunakan subnet mask
255.255.255.128 dimana subnet ini merupakan slash 25. Setelah melalukan ping pada setiap PC-
nya ternyata hasil yang didapatkan yaitu hanya PC 0 sampai PC 3 saling terkoneksi, PC 4 sampai
PC 7 yang terkoneksi, untuk PC 0 sampai PC 3 ke PC 4 sampai PC 7 tidak dapat terkoneksi. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada data percobaan.
Untuk perhitungan subnet mask 255.255.255.128 (/25):
Alamat IP : 192.168.1.1
Subnet Mask : 255.255.255.128
Blok subnet : 256 – 128 = 128 (Kelipatan 128)
Network IP : 192.168.1.0
Broadcast IP : 192.168.1.127
Range IP : 192.168.1.1 – 192.168.1.126
Untuk range IP perjaringannya:
1. 192.168.1.1 – 192.168.1.126
2. 192.168.1.129 – 192.168.1.254
Itulah mengapa PC 0 sampai PC 3 terkoneksi karena alamat IP nya termasuk kedalam range IP
192.168.1.1 – 192.168.1.126. dan PC 4 sampai PC 7 terkoneksi karena alamat IP nya termasuk
kedalam range IP 192.168.1.129 – 192.168.1.254. PC 0 sampai PC 3 dengan PC 4 sampai PC 7
tidak dapat terkoneksi karena berbeda jaringannya atau subnet ID nya.
 Pada percobaan ketiga yaitu menguji koneksi antar PC dengan menggunakan subnet mask
255.255.255.192 dimana subnet ini merupakan slash 26. Setelah melalukan ping pada setiap PC-
nya ternyata hasil yang didapatkan yaitu hanya sesama jaringannya atau subnetID nya yang dapat
terkoneksi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada data percobaan.
Untuk perhitungan subnet mask 255.255.255.128 (/25):
Alamat IP : 192.168.1.1
Subnet Mask : 255.255.255.192
Blok subnet : 256 – 192 = 64 (Kelipatan 64)
Network IP : 192.168.1.0
Broadcast IP : 192.168.1.63
Range IP : 192.168.1.1 – 192.168.1.62
Untuk range IP jaringannya:
1. 192.168.1.1 – 192.168.1.62
2. 192.168.1.65 – 192.168.1.126
3. 192.168.1.128 – 192.168.1.190
4. 192.168.1.193 – 192.168.1.254
Itulah mengapa hanya sesama jaringannya atau subnet ID nya yang dapat saling terkoneksi.
 Pada percobaan keempat yaitu menguji koneksi antar PC dengan menggunakan subnet mask
255.255.255.224 dimana subnet ini merupakan slash 27. Setelah melalukan ping pada setiap PC-
nya ternyata hasil yang didapatkan yaitu hanya sesama jaringannya atau subnetID nya yang dapat
terkoneksi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada data percobaan.
Untuk perhitungan subnet mask 255.255.255.224 (/27):
Alamat IP : 192.168.1.1
Subnet Mask : 255.255.255.224
Blok subnet : 256 – 224 = 32 (Kelipatan 32)
Network IP : 192.168.1.0
Broadcast IP : 192.168.1.31
Range IP : 192.168.1.1 – 192.168.1.30
Untuk range IP jaringannya:
1. 192.168.1.1 – 192.168.1.30
2. 192.168.1.33 – 192.168.1.62
3. 192.168.1.65 – 192.168.1.94
4. 192.168.1.97 – 192.168.1.126
5. 192.168.1.129 – 192.168.1.158
6. 192.168.1.161 – 192.168.1.190
7. 192.168.1.193 – 192.168.1.222
8. 192.168.1.225 – 192.168.1.254
Itulah mengapa hanya sesama jaringannya atau subnet IDnya yang dapat saling terkoneksi.
b) Simulasi 2
Pada percobaan simulasi 2 ini yaitu dengan menggunakan 2 subnet ID, 5 buah PC tiap
subnetnya dan tersambung dengan 1 buah switch. Dimana subnet ID A menggunakan alamat IP
192.168.1.0/28 dan subnet ID B menggunakan alamat IP 192.168.1.128/28.
Pengalamatan IP dari PC 0 sampai PC 9 dapat dilihat pada data percobaan. Dimana setelah
melakukan ping ke sesama subnet ID diperoleh hasil setiap PC nya dapat terkoneksi dalam subnet ID
yang sama. Sedangkan untuk hasil ping untuk subnet ID yang berbeda diperoleh hasil yaitu antar
subnet ID tidak dapat terkoneksi dapat ditandai dengan tulisan request time out pada layar command
ping.
Untuk perhitungannya:
Subnet ID A
Alamat IP : 192.168.1.0 /28
Subnet Mask : 255.255.255.240
Blok subnet : 256 – 240 = 16 (Kelipatan 16)
Broadcast IP : 192.168.1.15
Range IP : 192.168.1.1 – 192.168.1.14
Subnet ID B
Alamat IP : 192.168.1.128 /28
Subnet Mask : 255.255.255.240
Blok subnet : 256 – 240 = 16 (Kelipatan 16)
Broadcast IP : 192.168.1.143
Range IP : 192.168.1.129 – 192.168.1.142
Subnet ID A dan subnet ID B tidak dapat saling terhubung karena tidak berada dalam satu jaringan
yang sama.
c) Simulasi 3
Perhitungan:
172.16.0.0 /22
Jumlah subnet = 26 = 64 subnet
Jumlah host per subnet = 210 – 2 = 1022 host
Subnet mask = 255.255.252.0
Block subnet = 256 – 252 = 4 (Kelipatan 4)
 Subnet ID 1
Network : 172.16.0.0 /22
Host Pertama : 172.16.0.1
Host Terakhir : 172.16.3.254
Broadcast : 172.16.3.255
 Subnet ID 2
Network : 172.16.4.0 /22
Host Pertama : 172.16.4.1
Host Terakhir : 172.16.7.254
Broadcast : 172.16.7.255
 Subnet ID 3
Network : 172.16.8.0 /22
Host Pertama : 172.16.8.1
Host Terakhir : 172.16.11.254
Broadcast : 172.16.11.255
 Subnet ID 4
Network : 172.16.12.0 /22
Host Pertama : 172.16.12.1
Host Terakhir : 172.16.15.254
Broadcast : 172.16.15.255
 Subnet ID 1
Network : 172.16.16.0 /22
Host Pertama : 172.16.16.1
Host Terakhir : 172.16.19.254
Broadcast : 172.16.19.255
Pada percobaan simulasi 3 ini yaitu dengan menggunakan 5 subnet ID, 2 buah PC tiap
subnetnya dan tersambung dengan 1 buah switch. IP jaringan awal 172.16.0.0/16. Dimana setelah
melakukan ping ke sesama subnet ID diperoleh hasil setiap PC nya dapat terkoneksi dalam subnet ID
yang sama. Sedangkan untuk hasil ping untuk subnet ID yang berbeda diperoleh hasil yaitu antar
subnet ID tidak dapat terkoneksi dikarenakan tidak berada dalam jaringan atau subnetwork yang sama.
VII.Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan setelah melakukan percobaan yaitu Subneting adalah
teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Setiap host di dalam sebuah
jaringan membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada dalam satu jaringan yang sama. Dari hasil
percobaan yang dilakukan dapat diketahui bahwa untuk subnet ID yang berbeda tidak dapat saling
terhubung.

Anda mungkin juga menyukai