0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
244 tayangan10 halaman

Modul 5 Activity Diagram

Activity diagram digunakan untuk menggambarkan aliran aktivitas sistem dan proses bisnis. Diagram ini menunjukkan urutan aktivitas, paralelisme, dan aliran kerja. Simbol yang digunakan meliputi titik awal, akhir, aktivitas, keputusan, dan sinkronisasi. Activity diagram sering digunakan untuk pemodelan aliran kerja dan pemahaman sistem pada tingkat tinggi.

Diunggah oleh

Ahmad Sentanu
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
244 tayangan10 halaman

Modul 5 Activity Diagram

Activity diagram digunakan untuk menggambarkan aliran aktivitas sistem dan proses bisnis. Diagram ini menunjukkan urutan aktivitas, paralelisme, dan aliran kerja. Simbol yang digunakan meliputi titik awal, akhir, aktivitas, keputusan, dan sinkronisasi. Activity diagram sering digunakan untuk pemodelan aliran kerja dan pemahaman sistem pada tingkat tinggi.

Diunggah oleh

Ahmad Sentanu
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 10

MODUL 5

ACTIVITY DIAGRAM

Activity Diagram adalah bagian penting dari UML yang menggambarkan aspek dinamis
dari sistem. Logika prosedural, proses bisnis dan aliran kerja suatu bisnis bisa dengan mudah
dideskripsikan dalam activity diagram. Activity diagram mempunyai peran seperti halnya
flowchart, akan tetapi perbedaannya dengan flowchart adalah activity diagram bisa mendukung
perilaku paralel sedangkan flowchart tidak bisa.

5.1. TUJUAN DARI ACTIVITY DIAGRAM


Tujuan dari activity diagram adalah untuk menangkap tingkah laku dinamis dari sistem
dengan cara menunjukkan aliran pesan dari satu aktifits ke aktifitas lainnya. Secara umum tujuan
dari activity diagram bisa digambarkan sebagai berikut:
 Menggambarkan aliran aktivitas dari sistem
 Menggambarkan urutan aktifitas dari satu aktifitas ke aktifitas lainnya
 Menggambarkan paralelisme, percabangan dan aliran konkuren dari sistem

5.2. SIMBOLOGI
Berikut adalah simbol-simbol yang sering digunakan pada saat pembuatan activity
diagram.

Tabel 5 Simbol – simbol yang sering dipakai pada activity diagram

Simbol Keterangan

Titik awal

Titik Akhir

Activity
Pilihan untuk pengambilan keputusan

Fork ; digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang


dilakukan secara paralel atau untuk menggabungkan dua
kegiatan paralel menjadi satu

Rake ; menunjukkan adanya dekomposisi

Tanda waktu

Tanda pengiriman

Tanda penerimaan

Aliran akhir (Flow Final)

5.3. KAPAN MENGGUNAKAN ACTIVITY DIAGRAM?


Disamping untuk memodelkan aliran aktifitas pada suatu sistem, activity diagram juga
bisa digunakan untuk menggambarkan aliran dari suatu sistem ke sistem yang lain, pada kasus
aplikasi memiliki banyak sistem. Penggunaan khusus ini tidak dimiliki diagram yang lain yang
ada di UML. Contoh sistem ini bisa berupa database, antrian atau sistem yang lainnya.

Biasanya activity diagram digambarkan dari level tinggi sehingga memberikan gambaran
level tingkat tinggi dari sistem. Level tinggi ini biasanya digunakan oleh pengguna bisnis atau
orang-orang non teknis. Bentuk lebih rinci dari pemodelan ini adalah pemodelan kebutuhan bisnis.
Dampaknya diagram ini akan lebih berdampak kepada pemahaman bisnis dibanding untuk
implementasi sistem.

Dengan demikian, penggunaan activity diagram ini mencakup hal-hal berikut:

 Pemodelan aliran kerja yang menggunakan aktifitas


 Pemodelan kebutuhan bisnis
 Pemahaman tingkat tinggi dari fungsionalitas sistem
5.4. IMPLEMENTASI ACTIVITY DIAGRAM
Secara umum activity diagram digunakan untuk menggambarkan diagram alir yang terdiri
dari banyak aktifitas dalam sistem dengan beberapa fungsi tambahan seperti: percabangan, aliran
paralel, swim lane dan sebagainya.

Sebelum menggambarkan sebuah activity diagram, perlu adanya pemahaman yang jelas
tentang elemen yang akan digunakan di activity diagram. Elemen utama dalam activity diagram
adalah aktifitas itu sendiri. Aktifitas adalah fungsi yang dilakukan oleh sistem. Setelah aktifitas
teridentifikasi, selanjutnya yang perlu diketahui adalah bagaimana semua elemen tersebut
berasosiasi dengan constraint dan kondisi.

Langkah selanjutnya perlu penjabaran tata letak dari keseluruhan aliran agar bisa
ditransformasikan ke activity diagram. Contoh sederhana activity diagram bisa dilihat pada
gambar 5. Gambar tersebut menjelaskan tentang aliran saat proses penerimaan order.

Gambar 5.1. Contoh activity diagram sederhana


Dari gambar 5 terlihat bahwa pengisian order dan pengiriman invoice terjadi secara paralel.
Pada kondisi ini tidak perlu dipersoalkan mengenai mana yang terlebih dahulu harus diselesaikan

Kondisi paralel jelas membutuhkan sinkronisasi. Pada kasus diatas, order tidak akan
ditutup sampai barang dikirim dan dibayar. Untuk menunjukkan hal tersebut bisa digunakan join
sebelum action close order. Dengan join, aliran keluar hanya akan dilakukan jika aliran kedatangan
sampai ke join. Dengan demikian order hanya bisa ditutup jika pembayaran sudah dilakukan dan
pengiriman sudah dilakukan.

Node pada activity diagram disebut dengan action bukan activity. Activity menunjuk ke
urutan action, sehingga diagram tersebut menunjukkan activity yang membangun action.

Perilaku bersyarat ditunjukkan dengan decision dan merge decision hanya mempunyai satu
aliran masuk dan beberapa guard untuk aliran keluar. Setiap aliran keluar mempunyai sebuah
quard yaitu boolean yang ditempatkan pada kurung kotak. Setiap kali mencapai decision hanya
bisa mengambil satu keputusan, sehingga guard harus mutually exclusive. Penggunaan [else]
sebagai guard menunjukkan bahwa guard yang lain adalah salah.

Dari gambar 5 juga terlihat bahwa setelah order diisi, ada sebuah decision. Pada saat
pesanan lagi sibuk maka perlu pengiriman hingga larut malam jika tidak pengiriman secara regular
tidak mencukupi.

Sebuah merge mempunyai banyak input dan satu output. Merge menandai akhir perilaku
bersyarat yang dimulai dengan decision.

5.5. DEKOMPOSISI SEBUAH ACTION


Action bisa didekomposisi menjadi sub activity. Action bisa diimplementasikan sebagai
sub activity atau sebagai method pada class. Untuk menunjukkan sub activity digunakan simbol
rake. Untuk menunjukkan sebuah pemanggilan pada method gunakan syntax nama class :: nama
method.

Gambar 5.2 adalah modifikasi gambar 5 yang menggunaan sub activity.


Gambar 5.2. Modifikasi Gambar 5

5.6. PARTITION

Activity diagram menunjukkan apa yang terjadi, tetapi tidak menunjukkan siapa yang
melakukan apa. Dalam pemrograman hal tersebut tidak menunjukkan class mana yang
bertanggungjawab atas setiap action. Pada pemodelan proses bisnis, hal tersebut tidak bisa
menunjukkan organisasi mana yang menjalankan sebuah action. Hal tersebut sebenarnya tidaklah
terlalu penting, karena biasanya orang lebih berkonsentrasi pada apa yang sudah dilakukan
daripada apa / siapa melakukan apa.

Jika diinginkan, activity diagram bisa dibagi dalam partision untuk menunjukkan siapa
melakukan apa. Pada UML versi 1 hal ini disebut Swim Lane. Gambar 5.3 adalah contoh
penerapan partition pada kasus diatas.
Gambar 5. 3. Contoh Penerapan Partition

5.7. SIGNAL
Signal terjadi karena urutan waktu. Contoh pemakaian signal bisa dilihat pada akhir bulan
periode keuangan.

Sebuah signal menunjukkan bahwa sebuah activity menerima sebuah event dari proses
luar. Ini menunjukkan bahwa activity tersebut secara tetap mendengar signal tersebut dan diagram
mendefinisikan bagaimana activity beraksi. Gambar 5.4 adalah contoh pengiriman dan penerimaan
signal

Gambar 5.4. Contoh Pengiriman dan Penerimaan Signal


5.8. FLOW & EDGE
Untuk mendeskripsikan hubungan diantara dua action biasanya digunakan flow & edge.
Bentuk paling sederhana dari edge adalah panah diantara dua action. Edge bisa diberi nama bisa
juga tidak.

Ada empat cara yang bisa digunakan untuk menghubungkan 2 action. Keempat cara
tersebut bisa dilihat pada Gambar 5.5.

Gambar 5.5. Macam – Macam Edge


Semua bentuk diatas adalah setara. Semua bisa digunakan sesuai keperluan. Dalam banyak
kasus cara yang paling atas adalah yang paling sering dipakai.

5.5. PIN & TRANSFORMATION


Action bisa mempunyai parameter seperti halnya method. Parameter pada activity diagram
bisa tidak ditampilkan. Akan tetapi jika diinginkan bisa digunakan PIN. Saat action didekompose,
PIN merespon ke parameter pada diagram yang didekompose. Saat pembuatan activity diagram,
harus dipastikan bahwa parameter output dan parameter input harus sama. Jika tak sama, maka
perlu dibuat transformation. Transformation bisa berupa ekspresi yang bebas dari efek samping.

PIN tidak harus ditampilkan pada activity diagram. PIN perlu dimunculkan jika perlu
melihat ke data dan menghasilkan bermacam-macam action. Pada pemodelan proses bisnis PIN
bisa digunakan untuk menunjukkan sumber daya yang dihasilkan dan dipakai oleh action.
Gambar 5.6. Transformasi

5.10. EXPANSION REGION


Dengan activity diagram, seringkali kita berada pada situasi dimana satu action men-trigger
action yang lain. Ada beberapa cara untuk menunjukkan hal tersebut. Cara terbaik adalah
menggunakan Expansion Region. Expansion Region menandai sebuah area activity diagram
dimana beberapa action terjadi sekali untuk setiap item pada sebuah koleksi.

Gambar 5.7 menunjukkan action pemilihan topic men-generate sekumpulan topic sebagai
output. Setiap elemen pada daftar isi menjadi masukan saat action penulisan artikel. Hal yang sama
berlaku setiap kali action men-generate sebuah artikel yang ditambahkan kedaftar output dari
expansion region. Ketika semua input pada expansion region sudah muncul pada daftar output,
region men-generate daftar yang akan publikasikan ke koran.

Pada kasus ini, daftar output adalah sama dengan daftar input kecuali pada kasus expansion
region berperan sebagai filter, maka daftar output akan mempunyai item lebih sedikit.

Pada gambar 5.7 semua artikel dapat ditulis dan direview secara parallel dimana hal
tersebut ditandai dengan keyword «concurrent». Expansion region bisa juga dalam bentuk iteratif
dimana setiap elemen input harus diproses pada suatu waktu. Akan tetapi jika hanya dibutuhkan
satu action untuk mewakili beberapa action, maka perlu penyingkatan seperti pada gambar 5.8.
Gambar tersebut mengasumsikan concurrent expansion sebagai hal yang sangat lazim.
Choose Topics

expansion region
keyword

List of topic
<<concurrent>>
Publish
Write Article Review Article Newletter

List box pin

Gambar 5.7. Expansion Region

Choose topics Prepare Article Publish


Newsletter

Gambar 5.8. Action tunggal pada expansion region

5.11. FLOW FINAL


Flow Final menunjukkan akhir sebuah flow tertentu, tanpa menghentikan seluruh activity.
Gambar 5.9 menunjukkan penerapan final flow dengan memodifikasi Gambar 5.7 untuk
menunjukkan penolakan atas artikel. Jika sebuah artikel ditolak, maka aliran berhenti yang
ditujukan dengan final flow. Meski demikian aktivitas yang lain dapat dilanjutkan. Pendekatan ini
memungkinkan expansion region bertindak sebagai filter dimana daftar output lebih sedikit
daripada input.
Choose Topics

List of topic

<<concurrent>>

Write Article Review Article

[accept] Publish
[reject] Newletter

flow final

Gambar 5. 5. Flow Final pada sebuah activity

Anda mungkin juga menyukai