PENGUKURAN PH
PENGUKURAN PH
PENGUKURAN PH
Kelas : 2A
NIM : P24840419008
Pengukuran pH
➢ Pengantar Pengukuran pH
pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman
atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai 14. Istilah
pH berasal dari “p” lambang matematika dari negatif logaritma, dan “H” lambang
kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang pH adalah negatif
logaritma dari aktivitas ion Hidrogen.
➢ Mengklasifikasi larutan seperti cuka yang sifatnya asam adalah karena cuka
mengandung ion hidronium (H3O+) dalam jumlah berlebihan dan kelebihan ion
hidronium dalam sebuah larutan menjadikan larutan tersebut bersifat asam.
Kelebihan ion hidroksil (OH–) sebaliknya menjadi sesuatu bersifat basa atau alkali.
Dalam air murni, ion hidronium dinetralkan dengan ion hidroksil dan larutan yang
dihasilkan ini kita sebut memiliki nilai pH netral.
Reaksi asam dan basa membentuk air. Jika molekul sebuah zat melepas ion
hidrogen atau protein lewat disosiasi, kita sebut zat ini asam dan larutan menjadi
bersifat asam. Beberapa asam yang paling terkenal yaitu seperti asam hidroklorat,
asam sulfur, dan asam asetat atau cuka. Disosiasi cuka ditampilkan di bawah:
pH = –log [H3O+]
Perbedaan kuantitatif antara zat asam dan alkali dapat ditentukan dengan
melakukan pengukuran nilai pH.
Ion hidrogen adalah bentuk ion unsur Hidrogen, simbolnya H+. Ion terbentuk
ketika elektron dihapus atau ditambahkan ke atom. Ketika elektron dikeluarkan
dari atom, itu menjadi kation. Ketika elektron ditambahkan ke atom, itu menjadi
anion. Hidrogen hanya memiliki satu elektron dalam atom netralnya dalam fase
gas. Isotop hidrogen yang paling stabil mengandung proton dalam nukleusnya.
Oleh karena itu, muatan positif inti (karena adanya proton) dinetralkan oleh satu-
satunya elektron yang dimilikinya. Tetapi ketika elektron ini dihilangkan dari atom
hidrogen, hanya proton bermuatan positif yang ada. Karena itu, hidrogen menjadi
ion hidrogen. Jadi, ion hidrogen hanya merupakan proton. Dalam larutan air, ion
hidrogen atau proton ini dikombinasikan dengan H2O (air) molekul. Maka itu
disebut a ion hidronium. Simbol untuk ion hidronium adalah H3HAI+. Simbol ini
dibuat dari H+-H2O kombinasi.
Selain itu, ion hidrogen juga dapat ada anion. Karena atom hidrogen memiliki
elektron tidak berpasangan di orbital 1s, ia dapat membawa elektron lain ke orbital
s untuk menyelesaikan orbital dan memperoleh konfigurasi elektron Helium (He).
Kemudian ditunjukkan sebagai H–. Ini terjadi karena atom hidrogen terdiri dari
proton dan tidak ada muatan positif lain dalam atom untuk menetralkan elektron
yang masuk.
Ada hubungan langsung antara ion hidrogen dan pH. PH larutan tergantung pada
konsentrasi ion hidrogen dalam larutan tersebut. Nilai pH adalah nilai logaritmik
dari kebalikan pada aktivitas ion hidrogen. Karena konsentrasi ion hidrogen
seringkali sangat rendah, aktivitas ion dianggap sama dengan konsentrasi ion
hidrogen. Kemudian, pH adalah logaritma dari kebalikan dari konsentrasi ion
hidrogen.
pH = -log10[SebuahH +]
pH = -log10[H+(aq)]
Oleh karena itu, ada hubungan langsung antara pH dan konsentrasi ion hidrogen
dalam suatu larutan.
2. Pentingnya Pengukuran pH
Unsur hara yang terkandung dalam tanah secara langsung berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman disamping faktor kemampuan tanaman
dalam menyerap zat hara dari dalam tanah. Kemampuan tanaman untuk
melakukan proses penyerapan unsur hara juga dipengaruhi oleh faktor utama,
yakni tingkat keasaman tanah atau pH.
Jenis tanah juga berpengaruh terhadap kadar pH tanah, sedangkan kadar pH akan
berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanaman.
Terdapat tiga jenis pH yang mendasari karakteristik tanah dan biasanya menjadi
acuan utama dalam bidang pertanian, antara lain :
• pH Netral
Tanah dengan pH netral berada pada angka 6,5 hingga 7,8. Tingkat keasam-
basaan ini merupakan pH ideal dengan kandungan senyawa organik,
mikroorganisme, unsur hara dan mineral-mineral dalam kondisi yang optimal.
• pH Asam
Kadar pH tanah yang asam biasanya dimiliki oleh tanah gambut yang
cenderung mempunyai kandungan hidrogen, aluminium, dan belerang tinggi.
Pada kondisi asam, biasanya tanaman tidak mampu tumbuh dengan baik
karena zat hara tidak dapat diserap oleh tumbuhan secara optimal. Untuk
mengurangi kadar keasaman tanah, kita dapat melakukan pemberian dolomit
atau kapur pertanian.
• pH Basa
Tanah dengan pH basa lebih banyak mengandung zat kapur dan umumnya
terdapat di di daerah pesisir pantai. Selain itu, tanah basa juga memiliki
kandungan ion magnesium, kalsium, kalium, dan natrium yang lebih tinggi.
Kondisi kebasaan yang tinggi tidak baik bagi tanaman. Pengolahan tanah basa
agar pH menjadi netral dapat dilakukan dengan pemberian kapur gypsum.
Mengukur pH Tanah
Manfaat Pengukuran
Banyak penelitian yang menyatakan bahwa debu vulkanik, lahar dan awan panas
akibat erupsi gunung dapat merusak tanaman dan tanah. Namun, pada
kenyataannya material gunung berapi yang dikeluarkan mengandung mineral
yang berfungsi untuk menyuburkan tanah.
Dalam proses erupsi ini, pH tanah memiliki pengaruh yang besar. Debu vulkanik
dapat menurunkan kadar pH dan mengubah kondisi tanah. Hal ini juga mengubah
komposisi mikroorganisme, zat organik dan mineral dalam tanah.
Kadar pH yang ada pada tanah erat kaitannya dengan bidang pertanian di
Indonesia. Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki banyak jenis tanaman
perkebunan dan pertanian.
3) Kegiatan Industri
Contoh lain pentingnya mengetahui kadar pH dalam tanah juga dimanfaatkan
pada lingkungan sekitar pabrik atau industri. Limbah industri yang bersifat asam
dan dibuang di lingkungan dekat industri akan memberikan pengaruh dan
perubahan kadar pH lingkungan dan sifat tanahnya atau sering kita sebut polusi
tanah.
1. Elektrode Kaca
Elektrode kaca berfungsi sebagai salah satu kutub di antara dua elektrode ph meter
yang tercelup ke dalam larutan. Pada ujung elektrode ini terdapat bulb yang
berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran ion positif (H+). Pertukaran ion yang
terjadi menyebabkan adanya perbedaan beda potensial di antara dua elektrode,
sehingga pembacaan potensiometer akan menghasilkan positif atau negatif. Jika
larutan bersifat netral, maka potensiometer tidak membaca adanya perbedaan
potensial di antara kedua kutub (pH=7). Sedangkan jika larutan bersifat asam, maka
potensial elektrode kaca menjadi lebih positif daripada elektrode referensi. Pada
kondisi ini, potensiometer membaca negatif yang akan diartikan oleh sistem sebagai
pH<7. Dan jika larutan bersifat basa, maka elektrode kaca akan memiliki potensial
yang lebih rendah daripada elektrode referensi. Pada kondisi ini pembacaan pH
menjadi lebih besar daripada angka 7.
Elektrode Kaca
(Sumber)
Elektrode kaca tersusun atas ujung bulb bulat dari bahan kaca yang terpasang ke
sebuah silinder panjang dari kaca atau bahan isolator lain. Di dalam bulb dan silinder
ini berisi cairan HCl yang memiliki nilai pH konstan = 7. HCl merendam sebuah
kawat elektrode kecil dengan bahan perak, yang karena terendam di dalam larutan
HCl maka pada permukaannya membentuk senyawa stabil AgCl.
2. Elektrode Referensi
Elektrode referensi berfungsi sebagai kutub lain selain elektrode kaca sehingga
diantara keduanya, yang terendam larutan tertentu, terbentuk rangkaian listrik.
Elektrode ini didesain memiliki nilai potensial yang tetap pada kondisi larutan
apapun. Sehingga arah aliran listrik yang terjadi hanya tergantung dari lebih besar
atau lebih kecilnya potensial elektrode kaca terhadap elektrode referensi.
Seperti halnya elektrode kaca, di dalam elektrode referensi juga digunakan larutan
HCl (elektrolit) yang merendam elektrode Ag/AgCl. Pada ujung elektrode referensi
terdapat liquid junction berupa bahan keramik sebagai tempat pertukaran ion antara
elektrolit dengan larutan terukur, pertukaran ion ini dibutuhkan untuk menciptakan
aliran listrik sehingga pengukuran potensiometer (pH meter) dapat dilakukan.
Sekalipun pada liquid junction terjadi pertukaran ion, hal ini tidak diikuti dengan
reaksi kimia. Sehingga pH elektrolit di dalam elektrode referensi akan selalu konstan
dan nilai potensial elektrode pun juga konstan.
3. Termometer
Sensor temperatur menjadi satu komponen wajib pH meter, karena nilai pH sangat
dipengaruhi oleh temperatur larutan. Pada pH larutan 7 (netral), perubahan
temperatur tidak berpengaruh terhadap nilai tersebut. Namun jika larutan bersifat
asam atau basa, pembentukan ion sangat dipengaruhi oleh temperatur. Dan karena
pembacaan pH distandardisasi pada temperatur ruang 25°C, maka keberadaan sensor
temperatur sangat krusial untuk mendapatkan pembacaan pH meter yang akurat.
Tiga sensor pH meter yang terendam di dalam larutan yakni elektrode kaca,
elektrode referensi, dan sensor temperatur, dapat digabungkan menjadi satu
komponen probe saja sehingga didapatkan bentuk sensor pH meter yang lebih
praktis.
Combined pH Electrode
(Sumber)
4. Pengukuran pH yang Benar
Untuk mengetahui keasaman maupun basa, ditunjukkan dengan nilai kadar yang ada pada
layar. Sebelum memakai alat PH Meter, terlebih dahulu melakukan kalibrasi. Kalibrasi
merupakan cara untuk menentukan kebenaran dari alat ukur dengan bahan yang hendak
diukur dengan cara membandingkan standar ukuran nasional dengan ukuran
internasional. Cara ini bertujuan untuk memperoleh hasil ukur yang tepat serta sesuai
dengan standar nasional maupun standar internasional.
Selain dari segi elektroda pHnya, perlu juga dilakukan preparasi sampel :
➢ (Filling Solution)
Gunakan alternatif filling solution di dalam refillable double junction pH electrode untuk
meningkatkan kecepatan dan presisi dari pengukuran untuk sampel non aqueous yang
banyak, terutama untuk titrasi. Catat bahwa sampel yang tidak dapat tercampur dengan
air seperti alcohol dan campuran sampel alcohol-air mungkin tidak memerlukan alternatif
filling solution.
Gunakan alternatif filling solution yang ditetapkan dari protocol pengujian, atau
“universal” filling solution yaitu 1-3 M lithium klorida di dalam etanol atau etilen glikol,
yang berguna untuk kebanyakan aplikasi.
Jaga jarak filling solution minimal 1 inch (25mm) diatas jarak larutan uji untuk menjamin
positive flow yang baik dari junction ke dalam sampel.
• Langkah kerja preparasi misal pada sampel vitamin C :
1) Menimbang Tablet Vitamin C, lalu digerus halus
2) Masukkan ke dalam beaker glass yang bersih agar tidak terkontaminasi zat-zat
pengotor yang dapat mempengaruhi proses analis
3) Kemudian larutkan dalam campuran 100 ml aquades dan 25 ml H2SO4 encer dan
diaduk menggunakan batang pengaduk
➢ (KALIBRASI)
Untuk pengukuran yang sangat presisi dan tepat, pH meter harus dikalibrasi setiap
sebelum dan sesudah melakukan pengukuran. Untuk penggunaan normal kalibrasi harus
dilakukan setiap hari. Alasan melakukan hal ini adalah probe kaca elektroda tidak
diproduksi e.m.f. dalam jangka waktu lama.
Kalibrasi harus dilakukan setidaknya dengan dua macam cairan standard buffer
yang sesuai dengan rentang nilai pH yang akan diukur. Untuk penggunaan umum buffer
pH 4 dan pH 10 diperbolehkan. pH meter memiliki pengontrol pertama (kalibrasi) untuk
mengatur pembacaan pengukuran agar sama dengan nilai standard buffer pertama dan
pengontrol kedua (slope) yang digunakan menyetel pembacaan meter sama dengan nilai
buffer kedua. Pengontrol ketiga untuk men-set temperatur.
Dalam penggunaan pH meter ini, Tingkat keasaman/kebasaan dari suatu zat, ditentukan
berdasarkan keberadaan jumlah ion hidrogen dan ion hodroksida dalam larutan. Yang
dapat dinyatakan dengan persamaan : pH = – log [H+] pOH = – log [OH-] pH = 14 –
pOH.
Sebagaimana alat yang lain, untuk mendapatkan hasil pengukuran yang baik, maka
diperlukan perawatan dan kalibrasi pH meter. Pada penggunaan pH meter, kalibrasi alat
harus diperhatikan sebelum dilakukan pengukuran. Seperti diketahui prinsip utama pH
meter adalah pengukuran arus listrik yang tercatat pada sensor pH akibat suasana ionik
di larutan. Stabilitas sensor harus selalu dijaga dan caranya adalah dengan kalibrasi alat.
➢ Tahapan Pengukuran Sampel pada Alat. Maka sudah bisa digunakan untuk mengukur
derajat keasaman suatu larutan lain yang belum diketahui nilainya. Untuk mengukurnya,
bisa dijelaskan dengan langkah-langkah berikut ini:
• Sediakan larutan yang akan dicari derajat keasamannya.Sebelum diukur, pastikan
suhu larutan itu sama dengan suhu larutan yang dikalibrasi sebelumnya. Misalnya
jika kalibrasi dilakukan dengan suhu larutan 21 derajat celcius, maka demikian pula
pengukuran memakai larutan dengan suhu yang sama.
• Buka penutup elektroda, bersihkan dengan air DI, lalu keringkan elektroda memakai
tisu.Hidupkan pH meter dan masukkan elektroda ke larutan sampel yang diukur.
Lalu, putar elektroda agar larutan menjadi homogen.Teruskan dengan menekan
tombol MEAS untuk mengukur. Sementara itu, pada display muncul tulisan HOLD
yang berkedip.
• Tunggu saja sampai tulisan berhenti berkedip.Setelah itu, angka pH akan muncul di
layar. Pengukuran selesai dan pH meter bisa dimatikan.
5. Perawatan Elektroda pH
➢ Tips Merawat dan Pemeliharaan pH Meter Supaya Awet dan Tahan Lama
Bagian paling penting pada sebuah pH meter adalah bagian elektroda, untuk itu
pemeliharaan dan perawatan elektroda harus dilakukan dengan benar supaya pH
meter selalu dalam kondisi baik dan layak untuk digunakan. Jika tidak dilakukan
pemeliharaan dengan benar, sudah dapat dipastikan alat pH meter tidak akan lama.
Berikut ini tips merawat pH meter digital :
1. Sebelum dan sesudah digunakan cucilah elektroda pH meter menggunakan
cairan khusus yang memiliki pH 0, yaitu elektrolit KCL 3 M
2. Pastikan elektroda benar-benar kering jika tidak digunakan (selama dalam
penyimpanan)
3. Simpan pH meter didalam box pada tempat yang bersih dan aman
4. pH meter disimpan pada suhu ruangan dan tidak lebih dari 50C
5. Lakukan kalibrasi secara berkala, jika pH meter digunakan selama 24 jam non
stop, minimal kalibrasi dilakukan setiap 8 jam.
6. Pastikan pH meter dalam kondisi “off” jika tidak digunakan.
7. Buka baterai jika pH meter akan disimpan dalam jangka waktu yang lama.
8. Penutup elektroda harus terpasang dengan baik dan benar
➢ Storage (Penyimpanan)
Simpan elektroda di dalam aqueous storage solution yang direkomendasikan pabrik.
Ini menjamin rehidrasi yang tepat dan conditioning dari bulb. Jangan tinggalkan
elektroda di dalam sampel non-aqueous untuk jangka waktu yang lama, karena dapat
mendegradasi hydrated gel layer dari bulb pH.
Sebelum sampel, rendam elektorda di dalam Deionized (DI) water, atau rendam di
dalam storage solution untuk jangka waktu yang lebih lama.
Dalam beberapa kasus, celupkan elektroda ke dalam buffer pH sebelum ke sampel
dan tunggu pembacaan pH yang benar sebelum dilanjutkan.
Melakukan perawatan dan pembersihan yang tepat untuk sampel. Hal ini dapat
dilakukan dengan jadwal atau ketika kinerja elektroda terpengaruh (terlalu lambat,
menyimpang, noisy (adanya perubahan sinyal yang tidak diinginkan), dan tidak
reproducible).
Jika sampel berminyak (oily), gunakan buffered detergent cleaner (Cat. No.
900024). Untuk cleaning dan regeneration yang umum, gunakan general purpose
pH electrode cleaning solution (Cat. No. 900023).
Bersihkan dan refill elektroda setiap minggu atau lebih sering. Jaga level pengisian
lebih dari 25mm diatas sampel untuk positive flow ke dalam sampel dan untuk
melindungi dari gangguan.
Daftar Pustaka
• A Guide to pH Measurement
• The Glass pH Electrode
• The Theory of pH Measurement
• pH Theory and Practice
• ELECTROCHEMISTRY: Theory and Practice
• Preparasi : https://assets.thermofisher.com/TFS-Assets/LSG/Application-Notes/AN-
PHNONAQS-E%201014-RevA-WEB.pdf
• Pengertian Kalibrasi :
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196802161994022-
SOJA_SITI_FATIMAH/Kuliah_teklab_Kalibrasi/Kalibrasi_pH_meter.pdf
• perawatan elektrode pH :
• ASTM D4980, Standard Test Method for Screening of pH in
Waster, http://www.astm.org/Standards/D4980.
• Mussini, P.R, dkk. 1997. Reference Value Standards and Primary Standards for pH
Measurements in D2O and Aqueous-Organic Solvent Mixtures : New Accessions and
Assessments. Pure & Applied Chemistry, Vol.69, No.5, hal 1007-1014
• https://assets.thermofisher.com/TFS-Assets/LSG/Application-Notes/AN-PHNONAQS-
E%201014-RevA-WEB.pdf