Laporan Akhir Management Kelompok 8 Ruang Al Kautsar PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 200

LAPORAN AKHIR

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG AL- KAUTSAR RUMAH SAKIT ISLAM (RSI) FATIMAH
CILACAP

Disusun Oleh :
Kelompok 8
1. Fitriyah Muslimah Wati (113119001)
2. Rizka Aulia Dzuhra (113119002)
3. Siti Mukhalifatun Annisa (113119005)
4. Nuhrowi (113119031)
5. Aditya Wahyu Kurniawan (113119034)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN (STIKES) AL ISYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2020

1
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN

DI RUANG AL-KAUTSAR RUMAH SAKIT ISLAM FATIMAH

CILACAP TAHUN 2019

Laporan Akhir ini telah disahkan


Hari :
Tanggal :

Koordinator Stase Management Ketua Kelompok

Rusana,S.Kep.,M.Kep.Ns.Sp.Kep.An Aditya Wahyu Kurniawan ,S.Kep

Rangga Trisadita,S.Kep

Mengetahui

Ketua STIKES Al-Irsyad Al-


Kaprodi Profesi Ners
IslamiyyahCilacap

Sarwa,AMK.,S.Pd.,M.Kes Trimeilia Suprihatiningsih,S.Kp., M.Kes

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penyusun panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas rahmat,

taufik, hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan akhir stase

management dengan metode daring. Laporan akhir ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk memenuhi tugas praktek stase management. Dalam proses

penyusunan laporan akhir stase management ini, penyusun mendapatkan arahan

dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga laporan akhir ini dapat tersusun

dengan baik. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada :

1. Sarwa, AMK.,S.Pd.,M.Kes selaku Ketua STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah

Cilacap.

2. Rusana,M.Kep., Ns.Sp.Kep.An, Bejo Danang, M.Kep dan Suko Pranowo,

M.Kep selaku koordinator mata kuliah dan pembimbing akademik.

3. Seluruh anggota kelompok 8.

Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan

ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan laporan akhir ini.

Cilacap, 08 Mei 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian .......................................................................3
1. Tujuan Umum ......................................................................3
2. Tujuan Khusus .....................................................................4
C. Manfaat Penelitian .....................................................................4
1. Bagi Mahasiswa ...................................................................4
2. Bagi Program Studi ..............................................................4
3. Bagi Rumah Sakit ................................................................4
D. Waktu dan Tempat .....................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI ..........................................................................6
A. MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL
(MPKP) ................................................................................... 6
1. Pengertian ............................................................................6
2. Jenis Metode Penugasan......................................................6
3. Kombinasi Metode Tim dan Metode Primer .....................12
4. Komponen Model Praktik Keperawatan Profesional
(MPKP) .............................................................................13
5. Pilar-Pilar Model ...............................................................15
B. AUDIT MUTU KEPERAWATAN ....................................... 21
1. Indikator Penilaian Mutu Keperawatan.............................21
2. Indikator-Indikator Mutu Yang Mengacu Pada Aspek
Pelayanan ..........................................................................22
3. Indikator Mutu Pelayanan Untuk Mengukur Tingkat
Efisiensi .............................................................................23
4. Indikator Mutu Kepuasan Pasien ......................................23
5. Indikator Cakupan Pelayanan Sebuah Rumah Sakit .........23

iii
6. Indikator Mutu Yang Mengacu Pada Keselamatan
Pasien ................................................................................24
C. SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP) ATAU
INTERNATIONAL PATIENT SAFETY GOALS (IPSG) ....27
1. Sasaran I : Ketepatan Identifikasi Pasien .........................28
2. Sasaran II : Peningkatan Komunikasi Efektif ..................29
3. Sasaran III : Peningkatan Kemanan Obat Yang Perlu
Diwaspadai (High Alert) .................................................31
4. Sasaran IV : Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur,
Tepat Pasien Operasi ........................................................31
5. Sasaran V : Pengurangan Resiko Infeksi Terkait
Pelayanan Kesehatan ........................................................32
6. Sasaran V : Pengurangan Resiko Pasien Jatuh .................32
BAB III ANALISA DATA ......................................................................... 34
A. Analisa Data Umum................................................................ 34
1. Data Umum ........................................................................34
2. Planning .............................................................................42
3. Organizing ........................................................................43
4. Actuiting ............................................................................47
5. Controling .........................................................................47
B. Analisis Univariat ........................................................................
C. Perumusan Masalah .................................................................78
1. Analisis SWOT ..................................................................78
2. Masalah..............................................................................83
3. Penyelesaian Masalah ........................................................85
4. Intervensi Yang Belum Terlaksana ...................................86
5. Planning Of Action (POA) ................................................87
BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................91
A. Kesenjangan Teori ...................................................................91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................99
A. Kesimpulan .............................................................................99
B. Saran ......................................................................................100

iv
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................102
LAMPIRAN-LAMPIRAN

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat komplek dan

merupakan komponen yang sangat penting dalam upaya peningkatan status

kesehatan bagi masyarakat. Salah satu fungsi rumah sakit adalah

menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan tujuan memelihara kesehatan

masyarakat. Pelayanan keperawatan bagian dari integral pelayanan kesehatan

untuk meningkatkan mutu pelayanan (Kazogi, dkk 2016).

Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi

tuntutan organisasi pelayanan kesehatan. Saat ini timbul keinginan untuk

mengubah sistem pemberian pelayanan kesehatan ke sistem

desentralisasi.Dengan meningkatnya pendidikan bagi perawat diharapkan dapat

memberikan arah terhadap pelayanan keperawatan berdasarkan isu di

masyarakat. Oleh karenanya perlu dikembangkan model praktik keperawatan

profesional agar mutu pelayanan dapat meningkat (Nursalam, 2014).

Praktik keperawatan adalah tindakan keperawatan profesional

masyarakat dalam menggunakan pengetahuan teoretis yang mantap dan kukuh

dari berbagai ilmu dasar serta ilmu keperawatan sebagai landasan untuk

melakukan pengkajian, menegakkan diagnosis, menyusun perencanaan,

melaksanakan asuhan keperawatan dan mengevaluasi hasiltindakan

keperawatan serta ,mengadakan penyesuaian rencana keperawatan untuk

menentukan tindakan selanjtnya. (Nursalam, 2014)

1
Salah satu upaya untuk memberikan pelayanan berkualitas dan

profesional adalah penataan sistem pemberian pelayanan keperawatan melalui

pengembangan model praktik keperawatan yang ilmiah yang disebut Model

Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) (Adnan, 2016). Model Praktek

Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu sistem (Struktur, Proses dan

nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur

pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menopang

pemberian asuhan tersebut (Murwani & Herlambang, 2012).

Dalam meningkatkan pemberian asuhan keperawatan kepada pasien

setiap perawat dituntut untuk mengembangkan diri dengan meningkatkan

kemampuan yang meliputi peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan

diharapkan perawat mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan

standar keperawatan. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh perawat

yaitu mengenai Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) atau International Patient

Safety Goals (IPSG).

Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem yang membuat

asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan

pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar

dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk

meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang

disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak

mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Pengaturan Keselamatan Pasien

bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan

melalui penerapan manajemen risiko dalam seluruh aspek pelayanan yang

2
disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan serta meminimalkan terjadinya

insiden.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 11

tahun 2017 tentang keselamatan pasien disebutkan bahwa insiden di fasilitas

pelayanan kesehatan meliputi Kondisi Potensial Cedera (KPC), Kejadian

Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan Kejadian Tidak

Diharapkan (KTD). Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa sasaran

keselamatan pasien antara lain mengidentifikasi pasien dengan benar,

meningkatkan komunikasi yang efektif, meningkatkan keamanan obat-obatan

yang harus diwaspadai, memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur

yang benar, pembedahan pada pasienyang benar; mengurangi risiko infeksi

akibat perawatan kesehatan dan mengurangi risiko cedera pasien akibat

terjatuh.

Oleh karena itu, kami selaku mahasiswa Program Pendidikan Profesi

Ners STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap stase Managemen Keperawatan

ingin mewujudkan adanya identifikasi pasien yang sesuai dengan peraturan

menteri kesehatan dengan cara membuat video cara mengidentifikasi pasien

sesuai peraturan menteri kesehatan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Setelah melaksanakan praktik profesi manajemen keperawatan,

Mahasiswa Profesi Ners dan perawat mengerti, memahami dan

melaksanakan manajemen keperawatan dan model pemberian asuhan

keperawatan profesional yang sesuai dengan prinsip MPKP

3
2. Tujuan Khusus

Ruangan dengan adanya program Profesi Ners pada stase manajemen yang

dilakukan di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap diharapkan :

a. Perawat mampu menerapkan metode penugasan sesuai dengan MPKP.

b. Perawat mampu melaksanakan sistem dokumentasi sesuai dengan

NANDA NOC NIC.

c. Perawat mampu menerapkan IPSG yang efektif.

d. Perawat mampu melakukan identifikasi pasien dengan tepat.

C . Manfaat
1. Bagi Mahasiswa

Mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan di

perkuliahan dan menerapkannya di Rumah Sakit sehingga dapat

melengkapi pengetahuan dan meningkatkan wawasan di dalam

manajemen pelayanan keperawatan profesional.

2. Bagi Program Studi

Untuk peningkatan kualitas proses belajar mengajar yang

melibatkan mahasiswa secara aktif dalam kegiatan yang terkait melalui

peningkatan kemampuan mahasiswa dalam memprakarsai perubahan,

mempersiapkan pelayanan keperawatan dan meningkatkan pelayanan

keperawatan yang profesional dan berkualitas.

3. Bagi Rumah Sakit

Perawat mampu menerapkan metode penugasan sesuai dengan MPKP,

perawat mampu melaksanakan sistem dokumentasi sesuai dengan

4
NANDA NOC NIC terbaru di Rumah Sakit, perawat mampu menerapkan

IPSG yang efektif dan mengidentifikasi pasien dengan tepat.

D. Waktu dan Tempat


Praktek manajemen keperawatan berlangsung selama 1 minggu dari

tanggal 03 Mei 2020 sampai dengan 10 Mei 2020, dengan mengambil tempat

diruang Al-Kautsar Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap.

5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP)


1. Pengertian

Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu sistem

(Struktur, Proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan

perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk

lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut (Murwani

& Herlambang, 2012). Model praktik keperawatan profesional (MPKP)

adalah suatu sistem (struktur, proses, dan nilai-nilai profesional), yang

memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan

keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan

(Sitorus, 2006). Ratna Sitorus & Yulia (2006). Model praktik

keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses

dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional,

mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat

asuhan tersebut diberikan.

2. Jenis Metode Penugasan

Kepala ruang bertanggung jawab akan penngorganisasian kegiatan

asuhan keperawatan di unit kerjanya. Pengorganisasian kegiatan ini

dilakukan untuk memudahkan pembagian tugas pada perawat sesuai

dengan pengetahuan dan ketrampilan yang mereka miliki serta

disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Pengorganisasian tugas perawat

ini lah yang disebut dengan metode penugasan.

6
Setelah diorganisir jumlah tenaga keperawatan dan kegiatan

pelayanan keperawatan yang ada, maka ada bermacam-macam metode

penugasan (Gillies, 2000) yaitu :

a. Metode Fungsional

Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan

asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia

kedua. Pada saat itu, karena masih terbatasnya jumlah dan

kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1 – 2

jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien di bangsal.

Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan,

perawat melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan jadwal

kegiatan yang ada (Nursalam, 2002). Metode fungsional penugasan

asuhan keperawatan terdiri dari pemisahan tugas keperawatan yang

terlibat dalam setiap perawatan pasien dan penugasan masing-

masing anggota, staf keperawatan untuk melakukan satu atau dua

fungsi bagi semua pasien dalam sebuah unit.

1) Keuntungan metode penugasan fungsional adalah:

a) Masing-masing anggota staf memiliki kesempatan untuk

melakukan satu atau dua tugas yang merupakan

spesialisasinya. Oleh karena itu, dengan penugasan

fungsional dimungkinkan dengan jumlah pegawai perawat

yang kecil akan merawat sejumlah pasien di dalam periode

waktu yang singkat dan perawatan mudah memperoleh

kepuasan kerja setelah menyelesaikan tugasnya.

7
b) Menerapkan manajemen klasik yang menekankan efisiensi,

pembagian tugas yang jelas, dan pengawasan yang baik

c) Sangat cocok untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga.

2) Kelemahan metode fungsional adalah :

a) Perawatan fokus pada unit tertentu (membagi-bagi asuhan

keperawatan)

b) M enurunkan tanggunggugat dan tanggungjawab perawat

c) Membuat hubungan perawat-klien sulit terbentuk

d) Memberi status hukum keperawatan dalam bentuk

tanggungjawab untuk perawatan pasien

e) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan

dengan ketrampilan saja.

b. Metode Kasus

Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan

pasien saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda

untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat

oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan

kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini

umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk

keperawatan khusus seperti isolasi, intensive care. Metode ini

berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi keperawatan. Perawat

bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada pasien

tertentu (Nursalam, 2002).

c. Metode Primer

8
Menurut Gillies (1986), perawat yang menggunakan metode

keperawatan primer dalam pemberian asuhan keperawatan disebut

perawat primer (primary). Pada metode keperawatan primer

terdapat kontinutas keperawatan dan bersifat komprehensif serta

dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer biasanya

mempunyai 4 – 6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam

selama klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer bertanggung

jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam

merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat

rencana pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer sedang

tidak bertugas, kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada

perawat lain (associate nurse). Metode penugasan dimana satu

orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap

asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar

rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada

kejelasan antara si pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode

primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus

menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk

merencanakan, melakukan dan koordinasi keperawatan selama

pasien dirawat.

1) Kelebihan keperawatan primer :

a) Bersifat kontinu dan komprehensif

9
b) Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi

terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri

c) Pasien merasa dihargai karena terpenuhi kebutuhannya secara

individu

d) Asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan akan tercapai

pelayanan yang efektif terhadap pengobatan dukungan

proteksi informasi dan advokasi

2) Kelemahan keperawatan primer adalah :

a) Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki

pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria

asertif, self direction, memiliki kemampuan untuk mengambil

keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik,

akuntabel serta mampu berkolaborasi dengan berbagai

disiplin.

b. Metode Tim

Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan

keperawatan dimana seorang perawat profesional memimpin

sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan

keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan

kolaboratif ( Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada keyakinan

bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam

merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga

timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi

sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat.

10
Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus

berdasarkan konsep berikut:

1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu

menggunakan tehnik kepemimpinan.

2) Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana

keperawatan terjamin.

3) Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.

4) Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan

berhasilbaik bila didukung oleh kepala ruang.

Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang

berbeda- beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap

sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/

group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu

dalam satu grup kecil yang saling membantu. Dalam penerapannya

ada kelebihan dan kelemahannya yaitu (Nursalam, 2002).

1) Kelebihan:

a) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.

b) Mendukung pelaksanakaan proses keperawatan.

c) Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik

mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.

2) Kelemahan :

11
a) Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam

bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu

dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk.

3. Kombinasasi Metode Tim dan Metode Primer

MPKP adalah metode penugasan asuhan keperawatan yang

mengkombinasikan metode tim dan metode perawat primer. Metode

tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana

seorang perawat prefesional memimpin sekelompok tenaga

keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada

sekelompok pasien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Gillies,

2000). Menurut Sitorus, 2006 pelaksanaan model tim harus

berlandasakan konsep berikut :

1) Ketua TIM sebagai perawat profesional harus mampu

menggunakan berbagai teknik kepemimpinan.

2) Komunikasi yang efektif penting untuk diupayakan agar

kontinuitas rencana keperawatan terjamin.

3) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim

4) Peran kepala ruangan penting dalam model tim. Model tim akan

berhasil baik bila didukung oleh kepala ruang.

Metode keperawatan primer adalah suatu metode pemberian

asuhan keperawatan yang bercirikan adanya hubungan yang erat dan

berkesinambungan antara pasien dan seorang perawat yang

bertanggung jawab terhadap perencanaan, pemberian asuhan dan

mengkoordinasikan seluruh asuhan keperawatan untuk pasien tersebut

12
sepanjang rentang sakitnya (Gillies, 2000). Perawat yang

menggunakan model ini dalam memberikan asuhannya disebut

perawat primer. Setiap perawat primer biasanya bertanggung jawab

selama 24 jam terhadap 4 – 6 orang pasien dLm Atu ruangan atau

unit. Perawat tersebut akan melakukan pengkajian secara

komprehensif dan merencakan asuhan keperawatan sehingga perawat

tersebut bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi dan

koordinasi dalam merencakan asuhan keperawatan dan juga akan

membuat rencana pulang pasien.

4. Komponen model praktik keperawatan profesional (MPKP)

Berdasarkan MPKP yang sudah dikembangkan di berbagai rumah

sakit, Hoffart & Woods (1996) menyimpulkan bahwa MPKP tediri

lima komponen yaitu nilai – nilai professional yang merupakan inti

MPKP, hubungan antar professional, metode pemberian asuhan

keperawatan, pendekatan manajemen terutama dalam perubahan

pengambilan keputusan serta sistem kompensasi dan penghargaan.

a. Nilai – nilai professional

Pada model ini PP dan PA membangun kontrak dengan

klien/keluarga, menjadi partner dalam memberikan asuhan

keperawatan. Pada pelaksanaan dan evaluasi renpra. PP

mempunyai otonomi dan akuntabilitas untuk

mempertanggungjawabkan asuhan yang diberikan termasuk

tindakan yang dilakukan oleh PA. hal ini berarti PP mempunyai

13
tanggung jawab membina performa PA agar melakukan tindakan

berdasarkan nilai-nilai profesional

b. Hubungan antar professional

Hubungan antar profesional dilakukan oleh PP. PP yang paling

mengetahui perkembangan kondisi klien sejak awal masuk.

Sehingga mampu memberi informasi tentang kondisi klien kepada

profesional lain khususnya dokter. Pemberian informasi yang

akurat akan membantu dalam penetapan rencana tindakan medik.

c. Metode pemberian asuhan keperawatan

Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah

modifikasi keperawatan primer ehingga keputusan tentang renpra

ditetapkan oleh PP, PP akan mengevaluasi perkembangan klien

setiap hari dan membuat modifikasi pada renpra sesuai kebutuhan

klien.

d. Pendekatan manajemen

Pada model ini diberlakukan manajemen SDM, yaitu ada garis

koordinasi yang jelas antara PP dan PA. performa PA dalam satu

tim menjadi tanggung jawab PP. Dengan demikian, PP adalah

seorang manajer asuhan keperawatan. Sebagai seorang manajer, PP

harus dibekali dengan kemampuan manajemen dan kepemimpinan

sehingga PP dapat menjadi manajer yang efektif dan pemimpin

yang efektif.

14
e. Sistem kompensasi dan panghargaan.

PP dan timnya berhak atas kompensasi serta penghargaan untuk

asuhan keperawatan yang dilakukan sebagai asuhan yang

profesional. Kompensasi dan penghargaan yang diberikan kepada

perawat bukan bagian dari asuhan medis atau kompensasi dan

penghargaan berdasarkan prosedur.

5. Pilar-pilar model praktik keperawatan profesional (MPKP)

Dalam model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar

diantaranya adalah :

a. Pilar I : Pendekatan Manajemen (management approach)

Dalam model praktik keperawatan mensyaratkaan pendekatan

manajemen sebagai pilar praktik perawatan professional yang

pertama. Pada pilar I yaitu pendekatan manajemen terdiri dari :

1) Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di

ruang MPKP meliputi (perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan

dan rencana jangka pendek ; harian,bulanan,dan tahunan).

Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan

penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa

mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan (Siagian, 1990). Perencanaan dapat juga diartikan

sebagai suatu rencana kegiatan tentang apa yang harus

dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan, dimana

kegiatan itu dilakukan.

15
Jenis-jenis perencanaan terdiri dari :

a) Rencana jangka panjang, yang disebut juga perencanaan

strategis yang disusun untuk 3 sampai 10 tahun.

b) Rencana jangka menengah dibuat dan berlaku 1 sampai 5

tahun.

c) Rencana jangka pendek dibuat 1 jam sampai dengan 1 tahun.

Hierarki dalam perencanaan terdiri dari perumusan visi, misi,

filosofi, peraturan, kebijakan, dan prosedur (Marquis &

Houston, 1998). Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang

MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi dan kebijakan.

Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah

perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan

harian, bulanan, dan tahunan.

b. Pilar II: Sistem Penghargaan (Compensatory Reward)

Manajemen sumber daya manusia diruang model praktik

keperawatan professional berfokus pada proses rekruitmen, seleksi

kerja orientasi, penilaian kinerja, staf perawat.proses ini selalu

dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada

penambahan perawatan baru.

Compensatory reward (kompensasi penghargaan) menjelaskan

manajemen keperawatan khususnya manajemen sumber daya

manusia (SDM) keperawatan. Fokus utama manajemen

keperawatan adalah pengelolaan tenaga keperawatan agar dapat

produktif sehingga misi dan tujuan organisasi dapat tercapai.

16
Perawat merupakan SDM kesehatan yang mempunyai kesempatan

paling banyak melakukan praktek profesionalnya pada pasien yang

dirawat di Rumah Sakit. Seorang perawat akan mampu

memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan yang profesional

apabila perawat tersebut sejak awal bekerja diberikan program

pengembangan staf yang terstruktur. Metode dalam menyusun

tenaga keperawatan seharusnya teratur, sistematis, rasional, yang

digunakan untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga keperawatan

yang dibutuhkan agar dapat memberikan asuhan keperawatan

kepada pasien sesuai yang diharapkan.

Manajemen SDM di ruang MPKP berfokus pada proses

rekruitmen, seleksi, kontrak kerja, orientasi, penilaian kinerja, dan

pengembangan staf perawat. Proses ini selalu dilakukan sebelum

membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawat baru.

c. Pilar III: Hubungan Profesional

Hubungan professional dalam pemberian pelayanan keperawata

(tim kesehatan) dalam penerima palayana keperawatan (klien dan

keluarga). Pada pelaksanaan nya hubungan professional secara

interal artinya hubungan yang terjadi antara pembentuk pelayanan

kesehatan misalnya antara perawat dengan perawat, perawat

dengan tim kesehatan dan lain–lain. Sedangkan hubungan

professional secara eksternal adalah hubungan antara pemberi dan

penerima pelayanan kesehatan.

17
d. Pilar IV: Manajemen Asuhan Keperawatan

Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan

keperawat dengan mengunakan manajemen asuhan keperawatan di

MPKP tertentu. Manajemen asuhan keperawat yang diterapkan di

MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses

keperawatan.

1) Tahap Persiapan

Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada persiapan

implementasi MPKP antara lain:

a) Pembentukan team MPKP

Terdiri dari koordinator departemen, kepala ruang rawat,

perawat ruangan, ketua MPKP

b) Penilaian mutu asuhan keperawatan

c) Presentasi MPKP

Untuk mendapatkan nilai dukungan dari semua yang terlibat

pada saat presentasi.

d) Penetapan tempat implementasi

Dalam menentukan tempat implementasi perlu

memperhatikan : mayoritas tenaga perawat apakah ada staf

baru.

e) Identifikasi jumlah pasien

Kelompok klien terdiri dari 3 kriteria yaitu minimal, parsial

dan total.

18
f) Penetapan jumlah tenaga keperawatan

Penetapan tugas Karu, CCM, PP dan PA

g) Pengembangan SAK

Penetapan format dokumentasi

h) Identifikasi fasilitas

2) Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan MPKP dilakukan langkah-langkah

berikut ini:

a) Pelatihan MPKP

b) Memberi bimbingan kepada PP dalam melakukan konferensi

c) Memberi bimbingan kepada PP dalam melakukan metode

ronde dengan perawat asosiet (PA)

d) Memberi bimbingan kepada PP dalam memanfaatkan standra

renpra

e) Memberi bimbingan kepada PP dalam membuat kontrak

dengan keluarga

f) Memberi bimbingan PP dalam melakukan presentasi kasus

dalam tim

g) Memberikan bimbingan kepada critical care manager (CCM)

dalam membimbing PP dan PA

h) Memberi bimbingan kepada tim tentang dokumentasi

keperawatan, seperti format pengkajian keperawatan, format

standar renpra, format implementasi tindakan keperawatan,

KARDEX (daftar obat, tekanan darah, nadi, suhu, dan

19
pemeriksaan laboratorium), format catatan perkembangan,

format daftar infus, format laporan pergantian dinas, dan

resume keperawatan.

3) Tahap evaluasi

Evaluasi proses dilakukan dengan menggunakan instrumen

evaluasi MPKP oleh CCM. Evaluasi ini bertujuan untuk

mengidentifikasi secara dini masalah-masalah yang ditemukan

dan dapat segera diberi umpan balik atau bimbingan. Evaluasi

hasil (outcome) dapat dilakukan dengan:

a) Penilaian mutu asuhan keperawatan (angket kepuasan pasien)

Memberikan instrumen evaluasi kepuasa pasien /keluarga

untuk setiap pasien pulang. Berdasarkan evaluasi ini dapat

diketahui berapa % pasien yang dirawat setiap tim yang

mempunyai tingkat kepuasan, apakah kurang, cukup atau

baik.

b) Evaluasi kepatuhan perawat terhadap standar dokumentasi

Berdasarkan evaluasi ini dapat diketahui bagaimana

kepatuhan perawat terhadap standar dokumentasi apakah

kurang, cukup atau baik

c) Penilaian angka HAIs(Healtcare Assosiated Infection)

Peniaian HAIs biasanya ditetapkan per ruang rawat.

Berdasarkan rata-rata angka HAIs setiap bulan dapat

diketahui apakah setiap bulan ada penurunan.

20
d) Penilaian rata-rata lama hari rawat

Penilaian rata-rata lama hari rawat dapat diketahui setiap

bulan. Berdasarkan rata-rata lama hari rawat dapat diketahui

apakah ada penurunan.

B. AUDIT MUTU KEPERAWATAN


1. Indikator Penilaian Mutu Keperawatan

Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan

struktur, proses, dan outcomesistem pelayanan RS tersebut. Mutu

asuhan pelayanan RS juga dapat dikaji dari tingkat pemanfaatan

sarana pelayanan oleh masyarakat, mutu pelayanan dan tingkat

efisiensi RS. Secara umum aspek penilaian meliputi evaluasi,

dokumen, instrumen, dan audit (EDIA) (Nursalam, 2014).

a. Aspek struktur (input)

Struktur adalah semua input untuk sistem pelayanan sebuah RS

yang meliputi M1 (tenaga), M2 (sarana prasarana), M3 (metode

asuhan keperawatan), M4 (dana), M5 (pemasaran), dan lainnya.

Ada sebuah asumsi yang menyatakan bahwa jika struktur sistem

RS tertata dengan baik akan lebih menjamin mutu pelayanan.

Kualitas struktur RS diukur dari tingkat kewajaran, kuantitas, biaya

(efisiensi), dan mutu dari masing-masing komponen struktur.

b. Proses

Proses adalah semua kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi

lain yang mengadakan interaksi secara professional dengan pasien.

21
Interaksi ini diukur antara lain dalam bentuk penilaian tentang

penyakit pasien, penegakan diagnosis, rencana tindakan

pengobatan, indikasi tindakan, penanganan penyakit, dan prosedur

pengobatan.

c. Outcome

Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter, perawat, dan tenaga

profesi lain terhadap pasien.

2. Indikator-Indikator Mutu Yang Mengacu Pada Aspek Pelayanan

meliputi:

a. Angka infeksi nosocomial: 1-2%

b. Angka kematian kasar: 3-4%

c. Kematian pasca bedah: 1-2%

d. Kematian ibu melahirkan: 1-2%

e. Kematian bayi baru lahir: 20/1000

f. NDR (Net Death Rate): 2,5%

g. ADR (Anasthesia Death Rate) maksimal 1/5000

h. PODR (Post Operation Death Rate): 1%

i. POIR (Post Operative Infection Rate): 1%

3. Indikator Mutu Pelayanan Untuk Mengukur Tingkat Efisiensi

RS:

a. Biaya per unit untuk rawat jalan

b. Jumlah penderita yang mengalami decubitus

c. Jumlah penderita yang mengalami jatuh dari tempat tidur

d. BOR: 60-85%

22
e. BTO (Bed Turn Over): 5-45 hari atau 40-50 kali per satu tempat

tidur/tahun

f. TOI (Turn Over Interval): 1-3 hari TT yang kosong

g. LOS (Length of Stay): 7-10 hari (komplikasi, infeksi nosocomial,

gawat darurat, tingkat kontaminasi dalam darah, tingkat kesalahan,

dan kepuasan pasien)

h. Normal tissue removal rate: 10%

4. Indikator Mutu Kepuasan Pasien

Indikator mutu yang berkaitan dengan kepuasan pasien dapat diukur

dengan jumlah keluhan pasien/keluarganya, surat pembaca dikoran,

surat kaleng, surat masuk di kotak saran, dan lainnya.

5. Indikator Cakupan Pelayanan Sebuah RS terdiri atas:

a. Jumlah dan presentase kunjungan rawat jalan/inap menurut jarak

RS dengan asal pasien.

b. Jumlah pelayanan dan tindakan seperti jumlah tindakan

pembedahan dan jumlah kunjungan SMF spesialis.

c. Untuk mengukur mutu pelayanan sebuah RS, angka-angka standar

tersebut di atas dibandingkan dengan standar (indicator) nasional.

Jika bukan angka standar nasional, penilaian dapat dilakukan

dengan menggunakan hasil penacatatan mutu pada tahun-tahun

sebelumnya di rumah sakit yang sama, setelah dikembangkan

kesepakatan pihak manajemen/direksi RS yang bersangkutan

dengan masing-masing SMF dan staff lainnya yang terkait.

23
6. Indikator Mutu Yang Mengacu Pada Keselamatan Pasien:

a. Pasien terjatuh dari tempat tidur/kamar mandi

b. Pasien diberi obat salah

c. Tidak ada obat/alat emergensi

d. Tidak ada oksigen

e. Tidak ada suction (penyedot lendir)

f. Tidak tersedia alat pemadam kebakaran

g. Pemakaian obat

h. Pemakaian air, listrik, gas, dan lainnya

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui

tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-

indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap :

1. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)

Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat

tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran

24
tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai

parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).

Rumus :

(jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100%

(jumlah tempat tidur × jumlah hari dalam satu periode)

2. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien

dirawat)

ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat

seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran

tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan,

apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang

perlu pengamatan yang lebih lanjut.Secara umum nilai ALOS yang

ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).

Rumus :

(jumlah lama dirawat)

(jumlah pasien keluar (hidup + mati))

3. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)

TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat

tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.Indikator

ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat

tidur.Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.

Rumus :

((jumlah tempat tidur × Periode) − Hari Perawatan)

(jumlah pasien keluar (hidup + mati))

25
4. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)

BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat

tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu

satuan waktu tertentu.Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-

rata dipakai 40-50 kali.

Rumus :

Jumlah pasien dirawat (hidup + mati)

(jumlah tempat tidur)

5. NDR (Net Death Rate)

NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah

dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan

gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.

Rumus :

Jumlah pasien mati > 48 jam × 100%

(jumlah pasien keluar (hidup + mati))

6. GDR (Gross Death Rate)

GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk

setiap 1000 penderita keluar.

Rumus :

Jumlah pasien mati seluruhnya × 100%

(jumlah pasien keluar (hidup + mati))

26
Menurut Nursalam (2014), ada enam indikator utama kualitas pelayanan

kesehatan di rumah sakit:

1. Keselamatan pasien (patient safety), yang meliputi: angka infeksi

nosokomial, angka kejadian pasien jatuh/kecelakaan, dekubitus,

kesalahan dalam pemberian obat, dan tingkat kepuasan pasien terhadap

pelayanan kesehatan

2. Pengelolaan nyeri dan kenyamanan

3. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan

4. Perawatan diri

5. Kecemasan pasien

6. Perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) pasien.

C. SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP) atau International


Patient Safety Goals (IPSG)
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem yang

membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi

dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan

belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk

meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang

disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak

mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Pengaturan Keselamatan

Pasien bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan fasilitas pelayanan

kesehatan melalui penerapan manajemen risiko dalam seluruh aspek

pelayanan yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan serta

27
meminimalkan terjadinya insiden. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia nomor 11 tahun 2017 tentang keselamatan pasien

disebutkan bahwa insiden di fasilitas pelayanan kesehatan meliputi

Kondisi Potensial Cedera (KPC), Kejadian Nyaris Cedera (KNC),

Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).

Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa sasaran keselamatan pasien

antara lain mengidentifikasi pasien dengan benar, meningkatkan

komunikasi yang efektif, meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus

diwaspadai, memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang

benar, pembedahan pada pasienyang benar; mengurangi risiko infeksi

akibat perawatan kesehatan dan mengurangi risiko cedera pasien akibat

terjatuh.

1. SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

Standar SKP I Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk

memperbaiki/ meningkatkan ketelitian identifikasi pasien. Elemen

Penilaian Sasaran I :

a. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh

menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.

b. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah atau produk

darah.

c. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain

untuk pemeriksaan klinis.

d. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan

tindakan/prosedur.

28
e. Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki

/ meningkatkan ketelitian identifikasi pasien.

f. Warna Gelang Pasien

1) Gelang Identitas :

a) Biru : Laki Laki

b) Pink : Perempuan

2) Gelang Penanda:

a) Merah : Alergi

b) Kuning : Risiko Jatuh

c) Ungu : Do Not Resucitate

2. SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF

Standar SKP II Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk

meningkatkan efektifitas komunikasi antar para pemberi pelayanan.

Elemen Penilaian Sasaran II :

a. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil

pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.

b. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil

pemeriksaan dibacakan secara lengkap oleh penerima perintah.

c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah

atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan.

d. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi

keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten.

Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan

efektivitas komunikasi antar para pemberi layanan.

29
a. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan Terjadi pada saat:

b. Perintah diberikan secara lisan

c. Perintah diberikan melalui telpon

d. Saat pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis.

Perintah Lisan/Lewat Telepon

a. Tulis Lengkap

b. Baca Ulang- Eja untuk NORUM/LASA

c. Konfirmasi lisan dan tanda tangan

d. Isi perintah

e. Nama lengkap dan tanda tangan pemberi perintah

f. Nama lengkap dan tanda tangan penerima perintah

g. Tanggal dan jam

Elemen Penilaian SKP.II yaitu :

a. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil

pemeriksaan kritis dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah

b. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan kritis

dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima perintah.

c. Perintah atau hasil pemeriksaan kritis dikonfirmasi oleh pemberi

perintah atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan

d. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi

keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten

30
3. SASARAN III : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG

PERLU DIWASPADAI (HIGH ALERT)

Standar SKP III Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk

memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert).

Elemen Penilaian Sasaran III :

a. Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan agar memuat proses

identifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label dan penyimpanan

elektrolit konsentrat.

b. Implementasi kebijakan dan prosedur.

c. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali

jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah

pemberian yang kurang hati-hati di area tersebut sesuai kebijakan.

4. SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-

PROSEDUR, TEPAT-PASIEN OPERASI

Standar SKP IV Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk

memastikan tepat-lokasi, tepat-prosedur dan tepat-pasien. Elemen

Penilaian Sasaran IV :

a. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti

untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien didalam

proses penandaan.

b. Rumah sakit menggunakan suatu cheklist atau proses lain untuk

memverifikasi saat pre operasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan

tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan

tersedia, tepat dan fungsional.

31
c. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur

sebelum "incisi/time out" tepat sebelum dimulainya suatu prosedur

tindakan pembedahan.

d. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung suatu

proses yang seragam untuk memastikan tepat lokasi, tepat-prosedur,

dan tepat-pasien, termasuk prosedur medis dan dental yang

dilaksanakan di luar kamar operasi.

5. SASARAN V : PENGURANGAN RESIKO INFEKSI TERKAIT

PELAYANAN KESEHATAN

Standar SKP V Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk

mengurangi resiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. Elemen

Penilaian SasaranV :

a. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene

terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (a.l dari

WHO Guidelines on Patient Safety.

b. Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.

c. Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan

pengurangan secara berkelanjutan resiko dari infeksi yang terkait

pelayanan kesehatan.

6. SASARAN VI : PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH

Standar SKP VI Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk

mengurangi resiko pasien dari cidera karena jatuh. Elemen Penilaian

Sasaran VI :

32
a. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap

resiko jatuh dan melakukan asesmen ulang bila pasien diindikasikan

terjadi perubahan kondisi atau pengobatan dan lain-lain.

b. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi

mereka yang pada hasil asesmen dianggap beresiko jatuh.

c. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan,

pengurangan cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian yang

tidak diharapkan.

d. Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan

pengurangan berkelanjutan resiko pasien cedera akibat jatuh di

rumah sakit.

33
BAB III
ANALISA SITUASI

A. ANALISA SITUASI RUANGAN


1. DATA UMUM

a. Lingkungan kerja

Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap merupakan salah satu

Rumah Sakit Swasta Tipe C yang ada di daerah Cilacap. Pelayanan

yang ada di Rumah Sakit Fatimah Cilacap diantaranya pelayanan

rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, bedah sentral, hemodialisa,

pelayanan pasien kritis dan pelayanan penunjang lainnya.

Salah satu ruangan rawat inap yang ada yaitu ruang Al-

Kautsar. Ruangan Al-Kautsar adalah ruang rawat inap untuk pasien

dalam yang terdiri dari kelas I dan kelas II dengan kapasitas 38

tempat tidur. Dari hasil pengkajian mulai dari tanggal 9 Maret

2020 tercatat data sebagai berikut :

No Tanggal BOR

1 09 Maret 2020 33/38X100% = 87%

2 10 Maret 2020 30/38X100% = 79%

3 11 Maret 2020 33/38X100% = 87%

4 12 Maret 2020 28/38X100% = 74%

5 13 Maret 2020 24/38X100% = 63%

6 14 Maret 2020 18/38X100% = 47%

7 15 Maret 2020 24/38X100% = 63%

34
8 16 Maret 2020 27/38X100% = 71%

9 17 Maret 2020 26/38X100% = 68%

10 18 Maret2020 22/38X100% = 58%

11 19 Maret 2020 22/38X100% = 58 %

12 20 Maret 2020 23/38X100% = 60 %

13 21 Maret 2020 27/38X100% = 71%

14 22 Maret 2020 28/38X100% = 74%

1) Bed Occupancy Ratio (BOR) di ruang Al-Kautsar selama 14

hari. Berdasarkan data diatas diambil kesimpulan rata-rata Bed

Occupancy Ratio (BOR) selama 14 (empat belas) hari sebesar

69 % , dengan rata-rata jumlah pasien per hari yang dirawat

sebanyak 26 pasien.

2) Lokasi dan denah ruangan

Lokasi penerapan proses manajemen keperawatan yang

digunakan adalah ruang Al - Kautsar RSI Fatimah Cilacap

dengan uraian batasan ruangan sebagai berikut :

a) Timur : Tembok pembatas rumah sakit

b) Barat : Instalasi bedah Sentral

c) Utara : Ruang Al-fath

d) Selatan : Ruang pendaftaran dan aula

35
Gudang
I

J K
L
H

F
M

G
N
F
O
E TAMAN
P
D
Q
C
R
B
S

A Ruang Ruang
Ruang PPI
perawat dokter

3) Fasilitas setiap kamar pasien

Ruang Al - Kautsar terdapat 2 fasilitas kamar yaitu kelas I dan

kelas II dengan rincian sebagai berikut :

Kamar Kelas 1
No Fasilitas J K L M N O P Q R S
1 AC 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 TV 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 Lemari 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 Meja makan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
5 Wastafel 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 Kamar mandi (wc duduk) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 Kursi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

36
8 Standar infus 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
9 Jam dinding 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 Tempat sampah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 Tempat buku/alquran 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 Cermin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 Bantal 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
14 Bed/tempat tidur 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
15 Tata tertib 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 Baskom stainlesstel 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Kamar Kelas 2
No Fasilitas A B C D E F G H I
1 Kipas Angin 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Lemari 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 Wastafel 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 Kamar mandi (wc 1 1 1 1 1 1 1 1 1
duduk/jongkok)
5 Kursi 2 2 2 2 2 2 2 2 2
6 Standar infus 3 3 2 2 2 3 2 2 2
7 Jam dinding 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 Tempat sampah 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 Tempat buku/Al-Quran 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 Bantal 2 2 2 2 2 2 2 2 2
11 Bed/tempat tidur 2 2 2 2 2 2 2 2 2
12 Tata tertib 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 Baskom stainlesstel 2 2 2 2 2 2 2 2 2

4) Fasilitas untuk petugas kesehatan

a) Ruang Nurse Station

No Fasilitas Keterangan
1. Meja tulis perawat 2 meja panjang
2. Papan Struktur Organisasi 1 buah
3. Papan jadwal perawat 1 buah
4. Papan program khusus 1 buah
5. Papan jadwal code red 1 buah
5. Printer 1 buah
6. Komputer 1 buah
7. Jam dinding 1 buah
8. Airphone 2 buah
9. Tempat alat tulis 2 buah
10. Tempat stempel 1 box
11. Tempat arsip keperawatan 19 buah
12. Kursi besi 10 kursi
13. Troli peralatan 3 buah

37
14. Handrub 2 buah
15. Papan akreditasi 1 buah
16. Lembar tata tertib 1 buah
17. Kalender 1 buah
18. Tempat sampah infeksius 3 buah
19 Tempat sampah non 1 buah
infeksius

b) Ruang Tindakan

Ruang tindakan dipakai juga untuk Ruang visite Dokter,

Ruang Kepala Ruang, Ruang Istirahat dan Tempat Sholat.

Adapun fasilitas yang ada di ruangan ini adalah sebagai

berikut :

No Fasilitas Keterangan
1. Meja visite 1 buah
2. AC 1 buah
3. Sofa dan meja 1 buah
4. Jam dinding 1 buah
6. Kulkas 1 buah
7. Dispenser 1 buah
9. Kamar mandi 1 ruang
10. Lampu emergency 1 buah
11. Alas kaki (sandal) 3 pasang
12. Rak sepatu 1 buah
13. Matras 1 buah
14. Papan tenaga keperawatan 1 buah papan
15. Mukena 1 set
16. Wastafel 1 buah
17. Tempat cuci piring 1 buah
18. Keset 1 buah
19. Lemari linen 1 buah
20. Lemari alkes 1 buah
21. Lemari obat 1 buah
22. Lemari Aseptic dispensing 1 buah

c) Fasilitas Alat Tenun

No Linen Keterangan
1. Sarung bantal 92 buah
2. Sprei 80 buah
3. Baju operasi 2 buah
4. Baju pasien 28 buah

38
5. Selimut 72 buah
6. Stik laken 103 buah
7. Jas medikasi 2 buah
8. Perlak 7 buah
9. Korden 223 buah
10 Korden pembatas 60 buah
11 Fitras 97 buah
12 Karung hitam 6 buah

5) Fasilitas alat kesehatan

No Alat Kesehatan Keterangan


1. Oksigen mobile 1 buah
2. Penlight 2 Buah
3. Kursi Roda 2 buah
5. Ambubag 1 Buah
6. Lampu rontgen 1 buah
7. Lampu tindakan 1 Buah
8. Timbangan berat badan 1 buah
9. Stetoskop 2 buah
10. Gelas ukur 1 Buah
11. Troli Emergency 1 buah
12. Dirijen ( tempat benda tajam ) 2 buah
13. Tensimeter 2 buah
14. Box obat pasien 38 buah
15. Glukotest (Gula darah, Asam 1 buah
urat, Kolesterol )

b. Sumber Daya Insani ( SDI) Keperawatan

1) Perawat

Terdapat 3 orang perawat lulusan S1 Keperawatan Ners, dan

17 orang lulusan D3 Keperawatan.

2) Tenaga Dokter

Diruang Al-Kautsar terdapat 33 dokter, 2 dokter bedah, 4

dokter dalam, 4 dokter obgyn, 2 dokter mata, 2 dokter syaraf, 1

dokter jiwa, 2 dokter THT, 1 dokter paru, 1 dokter urologi, 1

dokter jantung paru, 9 dokter umum.

39
Gambaran kebutuhan tenaga keperawatan selama 8 hari adalah

sebagai berikut :

Tgl Minimal Parsial Care Total Care Rata-rata


Care
Senin, 25 ( 2 – 2,7 ) 8 ( 3-3,5 ) 0 ( 4 – 7,5 ) ( 74 -35,5 )/33
09/3/20 50 – 67,5 jam 24 – 28 jam 0 – 0 jam 2,2 – 0,1 jam
Selasa, 20 ( 2 – 2,7 ) 9 ( 3 – 3,5 ) 1 ( 4 – 7,5 ) ( 71 – 93)/30
10/3/20 40 – 54 jam 27 – 31,5 jam 4 – 7,5 jam 2,4 – 3,1 jam
Rabu, 22 ( 2 – 2,7 ) 10 ( 3 – 3,5 ) 1 ( 4 – 7,5 ) (78 – 101,9)/33
11/3/20 44 – 59,4 jam 30 – 35 jam 4 – 7,5 jam 2,4 – 3,1 jam
Kamis, 20( 2 – 2,7 ) 8( 3 – 3,5 ) 0 ( 4 – 7,5 ) ( 64 – 82 ) /28
12/3/20 40 – 54 jam 24 – 28 jam 0 – 0 jam 2,3 – 2,9 jam
Jum‟at, 15( 2 – 2,7 ) 9( 3 – 3,5 ) 0 ( 4 – 7,5 ) ( 57 – 72)/24
13/3/20 30 – 40,5 jam 27 – 31,5 jam 0 – 0 jam 2,4 – 3 jam
Sabtu, 13( 2 – 2,7 ) 5( 3 – 3,5 ) ( 4 – 7,5 ) ( 41 – 52,6 )/18
14/3/20 26 – 35,1 jam 15 – 17,5 jam 0 – 0 jam 2,3 – 2,9 jam
Minggu 20( 2 – 2,7 ) 4( 3 – 3,5 ) 0 ( 4 – 7,5 ) ( 52 – 65 )/24
15/3/20 40 – 54 jam 12 – 14 jam 0 – 0 jam 2,2– 2,7 jam
Senin, 19( 2 – 2,7 ) 6( 3 – 3,5 ) 2( 4 – 7,5 ) ( 64 – 87,3) /27
16/3/20 38 – 51,3 jam 18 – 21 jam 8 – 15 jam 2,4 – 3,2 jam
Selasa, 14 ( 2 – 2,7 ) 10 ( 3 – 3,5 ) 2 ( 4 – 7,5 ) ( 66 – 87,8 )/26
17/3/20 28 – 37,8 jam 30 – 35 jam 8 – 15 jam 2,5 – 3,4 jam
Rabu, 9 ( 2 – 2,7 ) 10 ( 3 – 3,5 ) 3 ( 4 – 7,5 ) ( 60 – 81,8 )/22
18/3/20 18 – 24,3 jam 30 – 35 jam 12 – 22,5 jam 2,7 – 3,7 jam
Kamis, 22 ( 2 – 2,7 ) 0 ( 3 – 3,5 ) 0 ( 4 – 7,5 ) (44 – 59,4 )/ 22
19/3/20 44 – 59,4 0 – 0 jam 0 – 0 jam 2 – 2,7 jam
jam
Jum‟at, 14 ( 2 – 2,7 ) 8 ( 3 – 3,5 ) 1 ( 4 – 7,5 ) ( 56 – 73,4 )/23
20/3/20 28 – 37,8 jam 24 – 28 jam 4 – 7,5 jam 2,4 – 3,2 jam
Sabtu 19( 2 – 2,7 ) 6( 3 – 3,5 ) 2( 4 – 7,5 ) ( 64 – 87,3) /27

40
21/3/20 38 – 51,3 jam 18 – 21 jam 8 – 15 jam 2,4 – 3,2 jam
Minggu 21( 2 – 2,7 ) 5( 3 – 3,5 ) 2( 4 – 7,5 ) ( 65 – 89,2)/28
22/3/20 42 – 56,7 jam 15 – 17,5 jam 8 – 15 jam 2,3 – 3,2 jam
Rata-rata (32,9 –
40,4jam)/14
2,4 – 2,9 jam

Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan menurut


Rumus Gillies RS Indonesia
diketehui : BOR = 69% TT = 38
C = 140 hari
A = (2,4 – 2,9) jam
A: jam perawatan/24 jam (rata-rata waktu keperawatan yang
dibutuhkan)
B : sensus harian (BOR X jumlah TT)
C : jumlah hari libur (140 hari : 20 hari cuti, 120 hari
libur/tahun)
B = 69/100 x 38 = 26,22
TP = A X B X 365
(365 – C ) X jam kerja/hari
= (2,4 – 2,9) X 26,22 X 365
(365 – 140) X 8 jam
= 22.969 – 27.754
1.800
= 12,760 – 15,418
= 13 – 15 tenaga kerja untuk 14 hari
Perhitungan Kebutuhan Ketenaga Kerjaan menurut Rumus
PPNI
TP = A X 52(mgg) X 7hr X (TTXBOR)
41(mgg) X 40 jam/mgg
= (2,4 – 2,9) X 52 X 7 X 26,22
41 X 40

41
= 22.906 – 27.678
1640
= 13,96 – 16,87 = 14 – 17 tenaga kerja selama 14 hari
3) Tenaga non keperawatan

Tenaga non keperawatan di Ruang terdiri Al - Kautsar dari 1 orang

petugas administrasi dan 4 orang petugas kebersihan.

2. PLANNING

a. Visi dan Misi Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap, sebagai berikut

1) Visi

Menjadi Rumah Sakit tipe C yang mandiri dan islami pada

tahun 2020.

2) Misi

a) Mengadakan sumber daya manusia spesialis dasar dan

tenaga profesi lain yang mandiri sesuai standar rumah sakit

tipe C

b) Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia

meliputi : personal competences, professional competences,

social compotences (ketrampilan, keilmuan sikap dan

perilaku yang baik) disemua ini pelayanan yang sehat dan

islami

c) Mengembangkan gedung rumah sakit yang menarik,

nyaman dan berfungsi secara optimal sesuai standar

d) Menyediakan peralatan medis yang terstandarisasi sesuai

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran

42
e) Mengembangkan prangkat management yang inovatif dan

responsif yang mampu menjawab tantangan Masyarakat

Ekonomi Asean (MEA)

f) Memberikan pelayanan yang berkualitas diatas standar rata-

rata pelayanan dan dikemas dengan islami dan Profesional

dengan mengutamakan kesalamatan pasien dan

keselamatan kerja

g) Berperan aktif dalam pelaksanaan program SGD‟s melalui

kegiatan pelayanan PONEK, DOTS dan HIV/AIDS di

Kabupaten Cilacap dan implementasi konsep CSR untuk

membantu tercapainya Universal Coverage BPJS.

3. ORGANIZING

a. Struktur organisasi

Terdapat dtruktur organisasi di Ruang Al - Kautsar. Struktur

tersebut bisa dilihat pada tabel berikut :

43
STRUKTUR ORGANISASI

RUANG AL-KAUTSAR RSI FATIMAH CILACAP

KEPALA RUANG

Kustini, A.Md.Kep

KETUA TIM I KETUA TIM II

Annisa Rakhmawati, A.Md.Kep Latifah Nur Jannah, A.Md.Kep

Perawat Pelaksana:
Perawat Pelaksana:
1. Putri Rosaline, A.Md.Kep
1. Rizky Sefriyanto, S.Kep., Ns
2. Tabah Setiadi, A.Md.Kep
2. Ikhsan, A.Md.Kep
3. Ekki Gatot, A.Md.Kep
3. Luna Silvia, A.Md.Kep
4. Andini Dwi Gustami,
4. Nopi Nopita Sari, A.Md.Kep
A.Md.Kep
5. Rachma Meidita , A.Md. Kep
5. R. Yanuar Chandra, A.Md.Kep
6. Nona Tika, A.Md.Kep
6. Dwi Bagus Imam Kurniawan,
7. Asditya Dharma, A.Md.Kep
S.Kep.,Ns
8. Wahyu Setyo, A.Md.Kep
7. Windu Widiyati, Amd.Kep
9. Ika Vandriani, S.Kep., Ns
8. Anjar Ruhyana, Amd.Kep

44
b. Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

SAK yang tersedia di ruangan Al - Kautsar sudah menggunakan

SAK yang tersedia di rumah sakit.

c. Metode Pelayanan Keparawatan yang diberikan

Pelaksanaan pelayanan keperawatan menggunakan metode

penugasan Tim, terbagi menjadi dua tim. Tim I terdiri dari 5 (lima)

anggota dan Tim II terdiri dari 6 (enam) anggota. Namun belum

adanya pembagian tugas pada saat di awal dan akhir shift (pre dan

post conference).

d. Kegiatan yang dilakukan perawat

1) Pagi

a) Melakukan operan jaga, timbang terima, breifing

b) Melakukan kegiatan rutin seperti menyiapkan obat untuk

terapi, memberikan terapi injeksi, perawatan luka dan

sebagainya.

c) Lakukan pemeriksaan penunjang sesuai program

d) Menerima pasien baru

e) Mengikuti visit dokter

f) Melakukan pengukuran tanda-tanda vital dan melihat

perkembangan pasien

g) Membuat laporan jaga

h) Melakuakan operan jaga dengan shift jaga berikutnya.

45
2) Sore

a) Melakukan operan jaga

b) Menindak lanjuti program harian

c) Menerima pasien baru

d) Melakukan pengukuran tanda –tanda vital dan melihat

perkembangan pasien

e) Melakukan kegiatan rutin seperti menyiapkan obat untuk

terapi, memberikan terapi injeksi, perawatan luka dan

sebagainya

f) Membuat operan jaga

g) Melakukan operan jaga dengan shift jaga berikutnya

3) Malam

a) Melakukan operan jaga

b) Menindak lanjuti program yang ada

c) Melakukan kegiatan rutin seperti menyiapkan obat untuk

terapi, memberikan terapi injeksi dan memasang infus pada

pasien.

d) Melakukan pengukuran tanda –tanda vital dan melihat

perkembangan pasien

e) Mengikuti visite dokter

f) Membuat laporan jaga

g) Melakukan operan jaga dengan shift jaga berikutnya

46
4. ACTUITING

a. Sistem pendelegasian tugas

Timbang terima selama ini telah di lakukan setiap pertukaran shift.

Timbang terima sudah dilakukan di ruangan Al - Kautsar tetapi

belum ada pre dan post conference. Timbang terima telah di

laksanakan tentang kondisi permasalahan keperawatan yang di

alami pasien dan di tulis di buku laporan dan di papan

perkembangan pasien oleh perawat.

b. Jadwal dinas

Jadwal dinas di bagi jadi tiga shift yaitu :

1) Pagi terdiri dari satu karu, dua katim dan dua perawat

pelaksana

2) Siang terdiri dari tiga perawat pelaksana

3) Malam terdiri dari dua perawat pelaksana

5. CONTROLING

a. Evaluasi

1) Evaluasi kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan sudah

dilakukan setiap 3 bulan

2) Evaluasi persepsi pasien terhadap asuhan keperawatan sudah

dilakukan setiap 3 bulan

3) Evaluasi kepatuhan tindakan keperawatan sesuai dengan

prosedur tindakan keperawatan

47
b. Sistem Informasi sudah dilakukan setiap 3 bulan

1) Informasi mendesak dikomunikasikan langsung kepada yang

bersangkutan melalui briefing pagi melalui telfon atau melalui

group WA.

2) Informasi tidak mendesak dikomunikasikan melalui briefing

pagi

c. Hubungan dengan teman sejawat

Berdasarkan observasi kelompok di ruang Al - Kautsar tidak ada

teridentifikasi adanya konflik antar pegawai berkaitan dengan

pelaksanaan tugas sehari hari di ruangan.

48
B. Analisis Univariat
Pada penelitian ini analisis univariatnya terdiri dari distribusi dan

frekuensi meliputi Pelaksanaan Metode Penugasan, Dokumentasi Asuhan

Keperawatan, Komunikasi Terapeutik, Pelatihan Tentang Model Asuhan

Keperawatan Profesional (MAKP), International Patient Safety Goals

(IPSG), Penilaian Sarana dan Prasarana dan Kepuasan Pasien.

1. Penilaian Pelaksanaan Metode Penugasan terkait Sistem yang berjalan

di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap Tahun 2020

Tabel 3.1
Penilaian Pelaksanaan Metode Penugasan Terhadap Sistem yang
berjalan di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap Tahun2020
No Kategori Frekuensi Presentase
(n=20) (%)
1. Terlaksana 20 100%
2. Tidak Terlaksana 0 0%

Jumlah 20 100
No Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
kuesioner (N=20)
6. Ya 20 100%
9. Tidak 6 30%

Gambar 3.1

Penilaian Pelaksanaan Metode Penugasan


Terhadap Sistem yang berjalan di Ruang Al-
Kautsar
150,00%
100,00%
50,00%
0,00%
Tidak kuesioner "Ya" kuesioner"Tdk
Terlaksana
Terlaksana no 6 " no 9
Series 1 100,00% 0,00% 100,00% 30,00%

49
Berdasarkan tabel 3.1 dapat dilihat bahwa dari 20 orang

menunjukkan penilaian perawat terhadap Pelaksanaan Metode

Penugasan yang berjalan di Ruang Al-Kautsar dalam kategori

“Terlaksana” dengan skala ≥5 terdapat 20 orang (100%),

sedangkan dengan penilaian “Tidak Terlaksana” dengan skala ≤4

terdapat 0 Orang (0%). Dari 9 item kuesioner metode penugasan

jawaban terkait penugasan di Ruang Al-Kautsar dengan presentase

(100%) sejumlah 20 orang menyatakan “Ya” pada item kuesioner

no 6 yang berbunyi “Apakah di ruangan anda sudah dilakukan

supervise keperawatan?”, Sedangkan untuk jawaban “Tidak”

dengan presentase (30%) sejumlah 6 orang pada item kuesioner no

9 yang berbunyi “ Apakah di ruangan anda penetapan jumlah

tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien dengan derajat

ketergantungan klien?”.

2. Penilaian Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan terkait

Sistem yang berjalan di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap

Tahun 2020

50
Tabel 3.2

Penilaian Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan


Terhadap Sistem yang berjalan di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah
Cilacap Tahun2020
No Kategori Frekuensi Presentase
(n=20) (%)
1. Terlaksana 20 100%
2. Tidak Terlaksana 0 0%

Jumlah 20 100
No Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
kuesioner (N=20)
9. Tidak 9 45%
7. Ya 20 100%

Gambar 3.2

Penilaian Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan


Keperawatan Terhadap Sistem yang berjalan di
Ruang Al-Kautsar
150,00%
100,00%
50,00%
0,00%
Tidak kuesioner kuesioner"Tdk
Terlaksana
Terlaksana "Ya" no 7 " no 9
Series 1 100,00% 0,00% 100,00% 45,00%

Berdasarkan tabel 3.2 dapat dilihat bahwa dari 20 orang

menunjukkan penilaian perawat terhadap Pelaksanaan

Dokumentasi Asuhan Keperawatan yang berjalan di Ruang Al-

Kautsar dalam kategori “Terlaksana” dengan skala ≥7 terdapat 20

orang (100%), sedangkan dengan penilaian “Tidak Terlaksana”

dengan skala ≤6 terdapat 9 Orang (45%). Dari 12 item kuesioner

pelaksanaan dokumentasi askep di Ruang Al-Kautsar dengan

presentase (45%) sejumlah 9 orang menyatakan “Tidak” pada item

kuesioner no 9 yang berbunyi “Apakah anda sudah pernah

51
mengikuti pelatihan tentang asuhan keperawatan NANDA, NOC,

dan NIC?”, Sedangkan untuk jawaban “Ya” dengan presentase

(100%) sejumlah 20 orang pada item kuesioner no 7 yang berbunyi

“ Apakah sudah anda ketahui asuhan keperawatan NANDA, NOC

dan NIC?”.

3. Penilaian Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik terkait Sistem yang

berjalan di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap Tahun 2020

Tabel 3.3
Penilaian Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik terkait Sistem yang
berjalan di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap Tahun2020
No Kategori Frekuensi Presentase
(n=20) (%)
1. Terlaksana 20 100%
2. Tidak Terlaksana 0 0%

Jumlah 20 100
No Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
Kuesioner (N=20)
2. Ya 20 100%
10. Tidak 3 85%

Gambar 3.3

Penilaian Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik


terkait Sistem yang berjalan di Ruang Al-
Kautsar
150,00%
100,00%
50,00%
0,00%
Tidak kuesioner kuesioner"Td
Terlaksana
Terlaksana "Ya" no 2 k" no 10
Series 1 100,00% 0,00% 100,00% 85,00%

Berdasarkan tabel 3.3 dapat dilihat bahwa dari 20 orang

menunjukkan penilaian perawat terhadap Pelaksanaan Komunikasi

Terapeutik yang berjalan di Ruang Al-Kautsar dalam kategori

52
“Terlaksana” dengan skala ≥6 terdapat 20 orang (100%),

sedangkan dengan penilaian “Tidak Terlaksana” dengan skala ≤5

terdapat 0 Orang (0%). Dari 10 item kuesioner pelaksanaan

komunikasi terapeutik di Ruang Al-Kautsar dengan presentase

(100%) sejumlah 20 orang menyatakan “Ya” pada item kuesioner

no 2 yang berbunyi “Fase-fase komunikasi terapeutik dalam

hubungan perawat/ pasien secara berurutan adalah pre interaksi,

orientasi, kerja dan terminasi?”, Sedangkan untuk jawaban “Tidak”

dengan presentase (85%) sejumlah 3 orang pada item kuesioner no

10 yang berbunyi “ Pada fase terminasi, apakah anda selalu

melakukan kontrak untuk pertemuan selanjutnya?”.

4. Penilaian Tentang Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap Tahun 2020

a. Pengetahuan Perawat Tentang MAKP


Tabel 3.4
Penilaian Pengetahuan Perawat Tentang MAKP di Ruang Al-
Kautsar RSI Fatimah Cilacap Tahun2020
No Kategori Frekuensi Presentase
(n=20) (%)
1. cukup 20 100%
2. kurang 0 0%

Jumlah 20 100
No Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
kuesioner (N=20)
1 Ya 15 100%
6 Tidak 9 60%

53
Gambar 3.4

Penilaian Pengetahuan Perawat Tentang MAKP di


Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap Tahun2020
150,00%

100,00%

50,00%

0,00%
Cukup Kurang Kuesioner 1 Kuisioner 6

Series 1

Berdasarkan tabel 3.4 dapat dilihat bahwa dari 20 orang

menunjukkan penilaian perawat terhadap Pengetahuan Perawat

tentang Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang

berjalan di Ruang Al-Kautsar dalam kategori “Cukup” terdapat 20

orang (100%), sedangkan dengan penilaian “Kurang” terdapat 0

Orang (0%). Dari 6 item kuesioner pengetahuan perawat tentang

MAKP jawaban terkait Sistem di Ruang Al-Kautsar dengan

presentase (100%) sejumlah 20 orang menyatakan “Ya” pada item

kuesioner no 1 yang berbunyi “Model Asuhan Keperawatan

Profesional (MAKP) adalah suatu system (struktur, proses dan

nilai-nilai orifesional) yang memfasilitasi perawat profesional,

mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan

tempat asuhan tersebut diberikan”.Sedangkan untuk jawaban

“Tidak” dengan presentase (60%) sejumlah 9 orang pada item

kuesioner no 6 yang berbunyi “Dalam pelaksanaan MAKP

dirumah sakit tidak dierlukan tenaga keperawatan yang

54
mempunyai kualifikasi sarjana keperawatan dan profesi

keperawatan”.

b. Sikap Perawat Tentang MAKP


Tabel 3.5
Penilaian Sikap Perawat Tentang MAKP di Ruang Al-Kautsar RSI
Fatimah Cilacap Tahun2020
No Kategori Frekuensi Presentase
(n=20) (%)
1. Baik 20 100%
2. Buruk 0 0%

Jumlah 20 100
No Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
kuesioner (N=20)
7 Sering 15 75%
6 Selalu 5 25%

Gambar 3.5

Penilaian Sikap Perawat Tentang MAKP di Ruang Al-


Kautsar RSI Fatimah Cilacap Tahun2020
150,00%

100,00%

50,00%

0,00%
Baik Buruk kuesioner 7 Kuesioner 6

Series 1

Berdasarkan tabel 3.5 dapat dilihat bahwa dari 20 orang

menunjukkan penilaian perawat terhadap Sikap Perawat tentang

Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang berjalan di

Ruang Al-Kautsar dalam kategori “Baik” terdapat 20 orang

(100%), sedangkan dengan penilaian “Buruk” terdapat 0 Orang

(0%). Dari 7 item kuesioner Sikap perawat tentang MAKP di

55
Ruang Al-Kautsar dengan presentase (100%) sejumlah 20 orang

menyatakan “Sering” pada item kuesioner no 1 yang berbunyi

“Saya ingin menerapkan MAKP diruangan ini”, Sedangkan untuk

jawaban “Selalu” dengan presentase (25%) sejumlah 5 orang pada

item kuesioner no 6 yang berbunyi “ Saya akan melakukan ronde

keperawatan sesuai MAKP”.

c. Perilaku Perawat Tentang MAKP

Tabel 3.6
Penilaian Perilaku Perawat Tentang MAKP di Ruang Al-
Kautsar RSI Fatimah Cilacap Tahun2020
No Kategori Frekuensi Presentase
(n=13) (%)
1. Baik 18 90%
2. Buruk 2 10%

Jumlah 20 100
No Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
Kuesioner (n=13) (%)
1 Sering 11 55%
1 Selalu 9 45%

Gambar 3.6
Perilaku Perawat terhadap MAKP di
Ruang Al-Kautsar Tahun 2020
baik
buruk
21% kues 1"Sering"
43%
26%
10% kues 1"selalu"

56
Berdasarkan tabel 3.6 dapat dilihat bahwa dari 20 orang

menunjukkan penilaian perawat terhadap Perilaku Perawat tentang

Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang berjalan di

Ruang Al-Kautsar dalam kategori “Baik” terdapat 18 orang

(90%), sedangkan dengan penilaian “Buruk” terdapat 2 Orang

(10%). Dari 6 item kuesioner perilaku perawat tentang MAKP

jawaban terkait Sistem di Ruang Al-Kautsar dengan presentase

(55%) sejumlah 15 orang menyatakan “Sering” pada item

kuesioner no 1 yang berbunyi “Saya telah membuat asuhan

keperawatan secara komperhensif”, Sedangkan untuk jawaban

“Selalu” dengan presentase (45%) sejumlah 5 orang pada item

kuesioner no 1 yang berbunyi “Saya telah membuat asuhan

keperawatan secara komperhensif”.

5. Penilaian International Patient Safety Goals (IPCG) di Ruang Al-

Kautsar RSI Fatimah Cilacap Tahun 2020

a. Ketepatan Identifikasi Pasien


Tabel 3.7

No Kategori Frekuensi Presentase


(n=20) (%)
1. Tepat 20 100%
2. Tidak tepat 0 0%

Jumlah 20 100
No Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
kuesioner (N=20)
1. Ya 20 100%
2. Tidak 8 40%

57
Gambar 3.7

Penilaian International Patient Safety Goals


(IPCG) di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap
Tahun 2020
150,00%

100,00%

50,00%

0,00%
Tepat Tidak tepat kuesioner "Ya" kuesioner"Tidak"
no 1 no 2

Series 1

Berdasarkan tabel 3.7 dapat dilihat bahwa dari 20 orang

menunjukkan bahwa ketepatan identifikasi pasien berdasarkan

international patient safety goal (IPCG) dengan kategori tepat ada

20 orang (100) sejumlah orang mengatakan setuju dengan jawaban

kuesioner nomer 1 sebanyak 20 orang yang berbunyi apakah anda

menanyakan nama pasien saat pertama bertemu dan 8 orang

menyatakan tidak pada pertanyaan tidak selalu mengidentifikasi

pasien dengan menggunakan gelang pasien

b. Peningkatan Komunikasi yang Efektif

Tabel 3.8

No Kategori Frekuensi Presentase


(n=20) (%)
1. Efektif 20 100%
2. Tidak efektif 0 0%

Jumlah 20 100
No Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
kuesioner (N=20)
1, Ya 20 100%
2. Tidak 6 30%

58
Gambar 3.8

Peningkatan Komunikasi yang Efektif


di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap Tahun2020
150,00%

100,00%

50,00%

0,00%
Efektif Tidak Efektif kuesioner "Ya" no 1 kuesioner"Tidak"
no 2

Series 1

Berdasarkan tabel 3.8 dapat dilihat bahwa dari 20 orang

menunjukkan bahwa Peningkatan Komunikasi yang Efektif

berdasarkan international patient safety goal (IPCG) dengan

kategori efektif sebanyak 20 orang (100%) dan sebanyak 20 orang

memberikan jawaban ya pada kuesioner no 1 dan sebanyak 6 orang

memberi jawaban tidak pada kuesioner no 2

c. Peningkatan Keamanan Obat High Alert

Tabel 3.9

No Kategori Frekuensi Presentase


(n=20) (%)
1. Aman 20 100%
2. Tidak aman 0 0%

Jumlah 20 100
No Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
kuesioner (N=20)
4. Ya 20 100%
2. Tidak 8 40%

59
Gambar 3.9

Peningkatan Keamanan Obat High Alert


di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap
Tahun2020
120,00%
100,00%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%

Series 1

Berdasarkan tabel 3.9 dapat dilihat bahwa dari 20 orang

menunjukkan bahwa Peningkatan keamanan obat high alert

berdasarkan international patient safety goal (IPCG) dengan

kategori aman sebanyak 20 orang dan sebanyak 20 orang

memberikan jawaban ya pada soal nomer 1 dan beberapa orang

memberikan jawaban tidak pada soal nomor 2 sebanyak 8 orang

d. Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur dan Tepat Pasien Oprasi

Tabel 3.10

No Kategori Frekuensi Presentase


(n=20) (%)
1. Tepat 19 95%
2. Tidak tepat 1 5%

Jumlah 20 100
No Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
kuesioner (N=20)
1,4. Ya 20 100%
3. Tidak 3 15%

60
Gambar 3.10

Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur dan


Tepat Pasien Oprasi di Ruang Al-Kautsar RSI
Fatimah Cilacap Tahun2020
150,00%
100,00%
50,00%
0,00%
Tepat Tidak tepat kuesioner "Ya" no kuesioner"Tidak"
1-4 no 3

Series 1

Berdasarkan tabel 3.10 dapat dilihat bahwa dari 20 orang

menunjukkan bahwa kepastian tepat lokasi,prosedurdan tepat

pasien oprasi berdasarkan international patient safety goal (IPCG)

dengan kategori tepat sebanyak 19 orang (95%) dan kategori tidak

tepat sebanyak 1 orang dan sebanyak 20 orang memberikan

jawaban ya pada soal nomor 1 dan 3 orang memberikan jawaban

tidak pada pertanyaan nomor 3

e. Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan

Tabel 3.11

No Kategori Frekuensi Presentase


(n=20) (%)
1. Tidak resiko 20 100%
2. resiko 0 0%

Jumlah 20 100
No Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
kuesioner (N=20)
1-5 Ya 20 100%

61
Gambar 3.11

Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan


Kesehatan di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah
Cilacap Tahun2020
120,00%
100,00%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%
Tidak resiko resiko kuesioner "ya" no
1-5

Series 1

Berdasarkan tabel 3.7 dapat dilihat bahwa dari 20 orang

menunjukkan bahwa pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan

kesehatan berdasarkan international patient safety goal (IPCG)

dengan kategori tidak beresiko sebanyak 20 orang dan mayoritas

menjawab ya pada semua nomor

f. Pengurangan Resiko Pasien Jatuh

Tabel 3.12

No Kategori Frekuensi Presentase


(n=20) (%)
1. Aman 20 100%
2. Tidak aman 0 0%

Jumlah 20 100
No Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
Kuesioner (N=20)
4. Ya 20 100%

62
Gambar 3.12

Pengurangan Resiko Pasien Jatuh


di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap
Tahun2020
150,00%
100,00%
50,00%
0,00%
Aman Tidak aman kuesioner "Ya" no
4

Series 1

Berdasarkan tabel 3.12 dapat dilihat bahwa dari 20 orang menunjukkan

bahwa pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

berdasarkan international patient safety goal (IPCG) dengan kategori

tidak beresiko sebanyak 20 orang dan mayoritas menjawab ya pada

semua nomor

6. Perencanaan Sebagai Kepala Ruang di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah

Cilacap Tahun 2020

Tabel 3.13

No Kategori Frekuensi Presentase


(n=20) (%)
1. terlaksana 2 100%
2. Tidak terlaksana 0 0%

Jumlah 2 100
No Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
Kuesioner (N=20)
1-15 Ya 2 100%

63
Gambar 3.13

Penilain Sebagai Kepala Ruang di Ruang Al-


Kautsar RSI Fatimah Cilacap Tahun 2020
150,00%

100,00%

50,00%

0,00%
Terlaksana Tidak terlaksana kuesioner "Ya" no
1-15

Series 1

Berdasarkan tabel 3.13 dapat dilihat bahwa dari kuesioner kepala

ruang sebanyak 15 pertanyaan di berikan jawaban ya dengan kategori

terlaksana

7. Perencanaan Sebagai Ketua TIM di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah

Cilacap Tahun 2020

a. Perencanaan Katim

Tabel 3.14

Pencanaan Katim di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap


Tahun 2020
No Kategori Frekuensi Presentase
(n=20) (%)
1. Terlaksana 2 100%
2. Tidak terlaksana 0 0%

Jumlah 2 100
No Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
kuesioner (N=20)
1 Ya 2 100%
0 Tidak 0 0%

64
Gambar 3.14

Perencanaan Katim di Ruang Al-Kautsar


RSI Fatimah Cilacap Tahun 2020
150,00%

100,00%

50,00%

0,00%
Terlaksana Tidak Terlaksana Kuesioner 1 Kuesioner 0
Series 1

Berdasarkan tabel 3.14 dapat dilihat bahwa dari 2 orang

menunjukkan Perencanaan ketua tim perawat yang berjalan di

Ruang Al-Kautsar dalam kategori “Terlaksana” terdapat 2 orang

(100%), sedangkan dengan penilaian “Tidak terlaksana” terdapat 0

Orang (0%). Dari 4 item kuesioner Perencanaan jawaban terkait

Sistem di Ruang Al-Kautsar dengan presentase (100%) sejumlah 2

orang menyatakan “Setuju” pada item kuesioner no 1 yang

berbunyi “Apakah Katim melakukan pengkajian terhadap pasien

baru

65
b. Pengorganisasian

Tabel 3.15

Pengorganisasian Katim di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap

Tahun 2020

No Kategori Frekuensi Presentase


(n=20) (%)
1. Terlaksana 2 100%
2. Tidak terlaksana 0 0%

Jumlah 2 100
No Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
kuesioner (N=20)
1 Ya 2 100%
0 Tidak 0 0%

Gambar 3.15

Pengorganisasian Katim di Ruang Al-Kautsar RSI


Fatimah Cilacap Tahun 2020
200,00%

100,00%

0,00%
Terlaksana Tidak Terlaksana Kuesioner 1 Kuesioner 0
Series 1

Berdasarkan tabel 3.15 dapat dilihat bahwa dari 2 orang

menunjukkan Pengorganisasian ketua tim perawat yang berjalan di

Ruang Al-Kautsar dalam kategori “Terlaksana” terdapat 2 orang

(100%), sedangkan dengan penilaian “Tidak terlaksana” terdapat 0

Orang (0%). Dari 4 item kuesioner Perencanaan jawaban terkait

Sistem di Ruang Al-Kautsar dengan presentase (100%) sejumlah 2

orang menyatakan “Setuju” pada item kuesioner no 1 yang

66
berbunyi “Apakah Katim membuat jadwal dinas bersama kepala

ruang”

c. Pengarahan
Tabel 3.16
Peengarahan Katim di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap

Tahun 2020

No Kategori Frekuensi Presentase


(n=20) (%)
1. Terlaksana 2 100%
2. Tidak terlaksana 0 0%

Jumlah 20 100
No Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
kuesioner (N=20)
1 Ya 2 100%
0 Tidak 0 0%

Gambar 3.16

Pengarahan Katim di Ruang Al-Kautsar


RSI Fatimah Cilacap Tahun 2020
150,00%

100,00%

50,00%

0,00%
Terlaksana Tidak Terlaksana Kuesioner 1 Kuesioner 0
Series 1

Berdasarkan tabel 3.16 dapat dilihat bahwa dari 2 orang

menunjukkan Pengarahan ketua tim perawat yang berjalan di

Ruang Al-Kautsar dalam kategori “Terlaksana” terdapat 2 orang

(100%), sedangkan dengan penilaian “Tidak terlaksana” terdapat 0

Orang (0%). Dari 4 item kuesioner Pengarahan jawaban terkait

67
Sistem di Ruang Al-Kautsar dengan presentase (100%) sejumlah 2

orang menyatakan “Setuju” pada item kuesioner no 1 yang

berbunyi “Apakah Katim memimpin ronde keperawatan, konfersi

kasus, pre dan post conference”

d. Compensatory Reward

Tabel 3.17
Compensantory reward Katim di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah
Cilacap
Tahun 2020
No Kategori Frekuensi Presentase
(n=20) (%)
1. Terlaksana 2 100%
2. Tidak terlaksana 0 0%

Jumlah 20 100
No Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
kuesioner (N=20)
1 Ya 2 100%
2 Tidak 1 50%

Tabel 3.17

Compensantory reward Katim di Ruang Al-


Kautsar RSI Fatimah Cilacap Tahun 2020
150,00%

100,00%

50,00%

0,00%
Terlaksana Tidak Terlaksana Kuesioner 1 Kuesioner 2
Series 1

Berdasarkan tabel 3.17 dapat dilihat bahwa dari 2 orang

menunjukkan Pengarahan ketua tim perawat yang berjalan di

Ruang Al-Kautsar dalam kategori “Terlaksana” terdapat 2 orang

68
(100%), sedangkan dengan penilaian “Tidak terlaksana” terdapat 0

Orang (0%). Dari 2 item kuesioner Pengarahan jawaban terkait

Sistem di Ruang Al-Kautsar dengan presentase (100%) sejumlah 2

orang menyatakan “Setuju” pada item kuesioner no 1 yang

berbunyi “Apakah katim mlakukan orientasi kepada pasien baru ”,

Sedangkan untuk jawaban “Tidak Setuju” dengan presentase

(50%) sejumlah 1 orang pada item kuesioner no 2 yang berbunyi “

Apakah katim melakukan penilaian kerja”.

e. Hubungan Profesional

Tabel 3.18
Hubungan Profesional Katim di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah
Cilacap
Tahun 2020
No Kategori Frekuensi Presentase
(n=20) (%)
1. Terlaksana 2 10%
2. Tidak terlaksana 0 0%

Jumlah 20 100
No Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
kuesioner (N=20)
2 Ya 1 50%
1 Tidak 2 100%

69
Gambar 3.18

Hubungan Profesional Katim di Ruang Al-Kautsar


RSI Fatimah Cilacap Tahun 2020

150,00%

100,00%

50,00%

0,00%
Terlaksana Tidak Terlaksana Kuesioner 1 Kuesioner 2
Series 1

Berdasarkan tabel 3.18 dapat dilihat bahwa dari 2 orang

menunjukkan Hubungan profesional ketua tim perawat yang

berjalan di Ruang Al-Kautsar dalam kategori “Terlaksana”

terdapat 2 orang (100%), sedangkan dengan penilaian “Tidak

terlaksana” terdapat 0 Orang (0%). Dari 2 item kuesioner

Hubungan profesional katim jawaban terkait Sistem di Ruang Al-

Kautsar dengan presentase (100%) sejumlah 2 orang menyatakan

“Setuju” pada item kuesioner no 2 yang berbunyi “Apakah katim

mendampingi dokter visit klien dibawah tanggung jawabnya ”,

Sedangkan untuk jawaban “Tidak Setuju” dengan presentase

(50%) sejumlah 1 orang pada item kuesioner no 1 yang berbunyi “

Apakah katim memimpin confrensi kasus”.

70
f. Asuhan Keperawatan
Tabel 3.19
Asuhan Keperawatan Katim di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah
Cilacap Tahun 2020
No Kategori Frekuensi Presentase
(n=20) (%)
1. Terlaksana 2 10%
2. Tidak terlaksana 18 90%

Jumlah 20 100
No Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
kuesioner (N=20)
1 Ya 2 100%
9 Tidak 1 50%

Gambar 3.19

Asuhan keperawatan Katim di Ruang Al-


Kautsar RSI Fatimah Cilacap Tahun 2020

150,00%

100,00%

50,00%

0,00%
Terlaksana Tidak Terlaksana Kuesioner 1 Kuesioner 2

Series 1

Berdasarkan tabel 3.19 dapat dilihat bahwa dari 2 orang

menunjukkan Hubungan profesional ketua tim perawat yang

berjalan di Ruang Al-Kautsar dalam kategori “Terlaksana”

terdapat 2 orang (10%), sedangkan dengan penilaian “Tidak

terlaksana” terdapat 18 Orang (90%). Dari 2 item kuesioner

Asuhan Keperawatan katim jawaban terkait Sistem di Ruang Al-

Kautsar dengan presentase (100%) sejumlah 2 orang menyatakan

71
“Setuju” pada item kuesioner no 1 yang berbunyi “Apakah katim

melakukan kontrak dengan klien / keluarga pada awal masuk

ruangan sehingga tercipta hubungan terapeutik”, Sedangkan untuk

jawaban “Tidak Setuju” dengan presentase (50%) sejumlah 1 orang

pada item kuesioner no 9 yang berbunyi “ Apakah katim

melakukan pertemuan dengan klien atau keluarga minimal 2 hari

untuk membahas kodisi keperawatan klien”.

8. Penilain Pelaksanaan Sebagai Perawat Pelaksana di Ruang Al-Kautsar


RSI Fatimah Cilacap Tahun 2020

Tabel 3.20
Penilaian Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik terkait Sistem yang
berjalan di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap Tahun2020
No Kategori Frekuensi Presentase
(n=16) (%)
1. Terlaksana 16 100%
2. Tidak Terlaksana 0 0%

Jumlah 20 100
No Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
kuesioner (N=16)
3. Ya 16 100%
13. Tidak 6 37,5%

72
Gambar 3.20
Penilaian Pelaksanaan Sebagai Perawat
Pelaksana terkait Sistem yang berjalan di
Ruang Al-Kautsar
150,00%
100,00%
50,00%
0,00%
Tidak kuesioner kuesioner"Td
Terlaksana
Terlaksana "Ya" no 3 k" no 13
Series 1 100,00% 0,00% 100,00% 37,50%

Berdasarkan tabel 3.20 dapat dilihat bahwa dari 16 orang

menunjukkan penilaian pelaksanaan terhadap perawat pelaksana

yang berjalan di Ruang Al-Kautsar dalam kategori “Terlaksana”

dengan skala ≥8 terdapat 16 orang (100%), sedangkan dengan

penilaian “Tidak Terlaksana” dengan skala ≤7 terdapat 0 Orang

(0%). Dari 14 item kuesioner pelaksanaan sebagai perawat

pelaksana di Ruang Al-Kautsar dengan presentase (100%)

sejumlah 16 orang menyatakan “Ya” pada item kuesioner no 3

yang berbunyi “Apakah PA memberikan informasi berdasarkan

format orientasi klien atau keluarga?”, Sedangkan untuk jawaban

“Tidak” dengan presentase (37,5%) sejumlah 6 orang pada item

kuesioner no 13 yang berbunyi “ Apakah PA memberikan resep

dan menerima obat dari keluarga?”.

73
9. Penilaian Perawat Terhadap Sarana dan Prasarana di Ruang Al-

Kautsar RSI Fatimah Cilacap Tahun 2020

Tabel 3.21
Penilaian Perawat Terhadap Sarana dan Prasarana di Ruang
Al-Kautsar Tahun 2020

No Kategori Frekuensi Presentase


(N=20) (%)
1. Cukup 17 85%
2. Kurang 3 15%

Jumlah 20 100
No Jawaban Frekuensi Presentase
Kuesione Kuesioner (N=20) (%)
r
7 Ya 20 100%
1 Tidak 11 55%

Gambar 3.21

Penilaian Sarana dan Prasarana di Ruang Al-


Kautsar
150,00%

100,00%

50,00%

0,00%
kuesioner "Ya" kuesioner"Tdk
Cukup Kurang
no 7 " no 1
Series 1 85,00% 15,00% 100,00% 55,00%

Series 1

Berdasarkan tabel 3.21 dapat dilihat bahwa dari 20 orang

penilaian perawat terhadap Sarana Prasarana yang ada di Ruang

Al-Kautsar dalam kategori “Kurang”dengan skala ≤5 terdapat 3

orang (15%), sedangkan dengan penilaian “Cukup” dengan skala

≥6 terdapat 17 Orang (85%). Dari 10 item kuesioner

74
ketenagakerjaan jawaban terkait Sarana dan Prasarana di Ruang

Al-Kautsar yang menyatakan jawaban “Ya” dengan presentase

(100%) sejumlah 20 orang pada item kuesioner no 7 yang berbunyi

“Apakah terdapat handrub di depan dan di dalam ruangan?”, dan

dengan presentase (55%) sejumlah 11 orang pada item kuesioner

no 1 yang berbunyi “ Apakah terdapat ruangan kepala ruang?”.

10. Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan di Ruang Wijayakusuma RSUD

Cilacap

Tabel 3.22
Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan
di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap
No Kategori Frekuensi Presentase
(n=30) (%)
1. Puas 21 70%
2. Cukup Puas 9 30%
3. Kurang Puas 0 0%
Jumlah 30 100
No Kuesioner Jawaban Kuesioner Frekuensi Presentase
(n=30) (%)
TANGIBLES
4 Tidak Puas 8 26,7%
5 Sangat Puas 15 50%
REALIBILITY
3 Tidak Puas 6 20%
2 Sangat Puas 14 46,7%
RESPONSIVENES
S
3 Sangat Tidak Puas 9 30%
4 Sangat Puas 14 46.7%
ASSURANCE
1 Tidak puas 6 20%
4 Sangat Puas 20 66.7%
EMPATHY
1 Tidak Puas 6 20%
2 Sangat Puas 21 70%

75
Gambar 3.22

Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan


di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap
tahun 2020
100,00%
0,00%
Puas Cukup Puas Kurang Puas

Series 1

Gambar 3.23

Kepuasan Pasien Terhadap


Pelayanan
di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah…
80,00%
60,00%
40,00%
20,00% Tidak Puas
0,00%
Sangat Puas

Berdasarkan tabel 3.21 dapat dilihat bahwa dari 30 orang

pasien penilaian terhadap Kepuasan pelayanan kategori “Cukup

Puas” terdapat 2 orang (20%). Dari 25 item kuesioner untuk

kuesioner Tangibles kategori “Tidak Puas” dengan presentase

(26,7%) sejumlah 8 orang pada item kuesioner no 4 yang berbunyi

“Perawat menjaga kebersihan dan kelengkapan fasilitas kamar

mandi dan toilet”, dan kategori “Sangat Puas” presentase (50%)

dengan jumlah 15 orang pada item kuesioner no 3 yang berbunyi

“Perawat selalu menjaga kerapihan dan penampilan”, Kemudian

untuk kuesioner Reability kategori “Tidak Puas” presentase (10%)

76
dengan jumlah 6 orang pada item kuesioner no 3 yang berbunyi

“perawat memberi tahu dengan jelas hal yang herus di patuhi

dalam perawatan”, dan kategori “Sangat Puas” presentase (46,7%)

dengan jumlah 14 orang pada item kuesioner no 2 yang berbunyi “

Perawat memberikan informasi tentang fasilitas yang tersedia, cara

penggunaannya dan tata tertib yang ber laku di rs”. Untuk

kuesioner Responsivness kategori “sangat tidak puas” presentase

(30%) sejumlah 9 orang pada item kuesioner no 3 yang berbunyi

“Perawat menyediakan waktu khusus untuk membantu anda

berjalan,BAB,BAK, ganti posisi tidur dll”, kategori “Sangat puas”

presentase (20%) sejumlah 6 orang pada item kuesioner no 1 dan 2

yang berbunyi “perawat membantu anda untuk memperoleg obat”.

Untuk kuesioner Assurance kategori “Sangat Puas” presentase

(66%) sejumlah 20 orang pada item kuesioner no 4 yang berbunyi

“Perawat selalu memberikan salam dan senyum ketika bertemu

dengan anda”,kategori “kurang puas”pada item no 1 yang berbunyi

“perawat memberi perhatian terhadap keluhan pasien”. Untuk

kuesioner Empathy kategori “Tidak Puas” presentase (20%)

sejumlah 6 orang pada item kuesioner no 1 yang berbunyi

“Perawat memberikan informasi kepada anda tentang segala

tindakan keperawatan yang akan di laksanakan”, dan kategori

“Sangat Puas” presentase (70%) sejumlah 21 orang pada item

kuesioner no 2 yang berbunyi “Perawat mudah ditemui dan

dihubungi bila anda membutuhkan.

77
C. PERUMUSAN MASALAH
1. ANALISIS SWOT
Dari hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui observasi dan angket maka selanjutnya di analisa menggunakan analisa
Strength Weakness Opportunity Treatened (SWOT).

a. MPKP

Strength Weakness Opportunity Treatened


a. Letak Rumah Sakit yang a. Perawat di Ruang Al-Kautsar a. Terbukanya kesempatan a. Persaiangan antara RS yang
strategis sudah mengetahui MPKP dan melanjutkan pendidikan S1 semakin kuat di wilayah
b. Terdapat visi dan misi model penugasan Tim, tetapi keperawatan Ners, S2 Cilacap
Rumah sakit yang jelas belum dilakukan secara keperawatan b. Adanya tuntutan dari
c. Jumlah perawat di Ruang maksimal b. Adanya kerjasama beberapa masyarakat terkait pelayanan
Al-Kautsar berjumlah 20 b. Keterbatasan waktu bagi institusi lembaga pendidikan kesehatan
d. Pelayanan dokter di rumah perawatan untuk kesehatan dengan RSI c. Memungkinkan perawat di
sakit fatimah cilacap mendapatkan informasi dan Fatimah Cilacap ruang Al-Kautsar tidak
terdapat 35 dokter : tambahan pengetahuan c. Manajemen dan staff RSI mengimplementasikan
pelayanan dokter umum 2, tentang MPKP dan metode Fatimah Cilacap mendukung kembali dengan pelaksanaan
dokter bedah 2 , dokter anak penugasan penerapan MPKP MPKP selepas mahasiswa
4, dokter dalam 4, dokter c. Mayoritas pendidikan d. Sosialisasi, belajar bersama selesai praktek.
obsgyn 4, dokter syaraf 2, perawat adalah DIII atau program pelatihan
dokter jantung 1, dokter keperawatan (85%) dalam bidang pelatihan dan
urologi 1, dokter THT 2, d. Timbang terima di ruang Al- seminar keperawatan.

78
dokter orthopedi 2, dokter Kautsar sudah dilakukan, e. Adanya kesempatan untuk
mata 2 tetapi masih belum maksimal, perawat mengikuti pelatihan
e. SDM : S1 keperawatan 3, karena belum adanya pre dan MPKP
D3 keperawatan 17 post conference.
f. Sudah adanya metode e. Ronde keperawatan belum
penugasan Tim pernah dilakukan
g. Adanya tambahan
keperawatan islami berupa
bimbingan rohani

79
b. PENDOKUMENTASIAN NANDA, NOC, NIC
Strength Weakness Opportunity Treatened

a. Terdapat standar asuhan Dokumentasi NANDA NIC a. Adanya program pelatihan a. Persaingan antar rumah
keperawatan (SAK) NOC belum sesuai kondisi internal maupun eksternal sakit yang semakin kuat di
b. Sudah ada sistem pasien (proses dokumentasi bidang keperawatan, yaitu wilayah Cilacap.
b. Adanya tuntutan yang lebih
dokumentasi dan sudah belum holistic care, pelatihan NANDA, NIC,
tinggi dari masyarakat
memakai nanda nic, noc pendokumentasian hanya NOC
untuk mendapatkan
tetapi belum diperbaruinya berdasarkan tugas dan b. Adanya kerjasama beberapa
pelayanan yang lebih
NANDA, NIC, NOC pengalman saja). institusi lembaga pendidikan
profesional
sebagai acuan keperawatan kesehatan dengan RSI
pasien Fatimah Cilacap

80
c. SARANA DAN PRASARANA

Strength Weakness Opportunity Treatened

a. Tersedia sarana dan a. Ruang Al-Kautsar terdapat a. Adanya kerjasama a. Persaiangan antara RS yang
prasarana untuk pasien dan beberapa sarana dan beberapa instusi lembaga semakin kuat
tenaga kerja prasarana yang masih tidak pendidikan kesehatan b. adanya tuntutan dari
b. Ketenaga kerjaan sesuai terpelihara dangan baik dengan RSI Fatimah masyarakat
dengan perhitungan b. Kelengkapan sarana dan Cilacap
kebutuhan saat ini. prasana diruangan belum b. Adanya kebijakan rumah
c. Kamar pasien dilengkapi bel lengkap (Ruang Kepala sakit untuk pembiayaan
sehingga memudahkan Ruang dan Ruang dokter dalam pengadaan
pasien untuk memanggil belum ada) kelengkapan sarana dan
perawat c. Belum tersedianya base prasarana ruangan
d. Kebersihan ruangan dan camp untuk mahasiswa
kamar pasien terjaga dengan d. Kurangnya APD untuk
baik perawat ruang Al-Kautsar
e. Setiap kamar pasien terdapat e. Jumlah handsrub dirasa
kamar mandi sehingga tidak masih kurang, karena hanya
perlu keluar kamar ada di depan ruangan
f. Papan nama pasien di setiap
bed pasien belum ada
g. Ada satu Ac yang rusak di
kamar pasien

81
c. IPSG

Strength Weakness Opportunity Treatened

a. Setiap pasien sudah a. Perawat tindakan masih a. Adanya kesempatan bagi a. Persaiangan antara RS yang
memiliki box agar tidak melihat no kamarnya perawat untuk mendapatkan semakin kuat
tertukar dengan pasien lain b. Hanya 40% perawat yang pengetahuan tentang IPSG b. Adanya tuntutan dari
b. Obat-obatan high alert ( melihat gelang pasien untuk dan penerapannya di Rumah masyarakat terhadap
LASA) sudah terpisah identifikasi pasien Sakit pelayanan perawat di
dengan obat-obatan lain c. Kegiatan identifikasi pasien b. Adanya kerjasama lembaga ruangan.
c. Semua pasien menggunakan belum sesuai dengan PMK pendidikan Stikes Al Irsyad
gelang identitas pasien No. 11 tahun 2017 tentang Al Islamiyyah Cilacap
d. Penandaan pasien OP keselamatan pasien dengan RSI Fatimah
dengan tanda o Cilacap.
e. Pendokumentasian
pemberian obat sudah baik
dengan adanya CPO yang
ditanda tangani oleh
keluarga pasien

82
2. MASALAH
Dari hasil analisis di atas dapat dirumuskan bahwa asuhan keperawatan

yang dilaksanakan belum sesuai MPKP, hal ini dibuktikan dengan :

a. Metode penugasan yang belum sesuai dengan MPKP, perawat belum

pernah melaksanakan ronde keperawatan

b. Sistem dokumentasi yang belum dilakukan sesuai dengan NANDA

NOC NIC terbaru, dan dokumentasi NANDA NOC NIC belum sesuai

kondisi pasien (proses dokumentasi belum holistic care,

pendokumentasian hanya berdasarkan tugas dan pengalman saja).

c. Penerapan IPSG yang kurang efektif, khususnya dalam ketepatan

identifikasi pasien

No Permasalahan Intervensi Tujuan

1. Metode Pelatihan mengenai MPKP Perawat dapat memahami secara

penugasan yang ( timbang terima, pre dan keseluruhan mengenai MPKP

belum sesuai post conference, Ronde metode tim, operan jaga, pre dan

dengan MPKP, Keperawatan) post conference, Ronde

perawat belum Keperawatann

pernah Membuat video tentang Agar dapat memotivasi perawat

melaksanakan cara melakukan ronde untuk melakukan ronde

ronde keperawatan dengan tepat keperawatan pada pasien dan

keperawatan memberikan contoh bagaimana

cara melakukan ronde

keperawatan dengan tepat.

2. Sistem Edukasi tentang 1. Agar perawat mampu

83
dokumentasi yang penggunaan NANDA NOC merumuskan diagnisa,

belum dilakukan NIC dengan sumber tujuan keperawatan dan

sesuai dengan terbaru. intervensi keperawatan

NANDA NOC menggunakan sumber

NIC terbaru, dan terbaru sehingga

dokumentasi dokumentasi asuhan

NANDA NOC keperawatan pasien dapat

NIC belum sesuai dilakukan dengan tepat.

kondisi pasien 2. Perawat dapat memberikan

(proses pelayanan keperawatan

dokumentasi yang optimal.

belum holistic Melakukan pembaharuan Supaya sistem dokumentasi

care, NANDA NOC NIC dengan dapat dilakukan secara efisien

pendokumentasian pembuatan buku saku dan optimal.

hanya berdasarkan diagnosa keperawatan

tugas dan Melakukan follow up Untuk mengetahui sejauh mana

pengalman saja). tentang pendokumentasian penerapan dokumentasi asuhan

asuhan keperawatan sesuai keperawatan sesuai dengan yang

dengan yang sudah sudah di role play kan (NANDA

dicontohkan / diroleplaykan NOC NIC).

(menggunakan NANDA

NOC NIC terbaru)

3. Penerapan IPSG Edukasi tentang IPSG dan 1. Supaya perawat di ruangan

yang kurang lebih ditekankan pada dapat menerapkan IPSG

84
efektif, khususnya bagian identifikasi pasien dengan tepat.

dalam ketepatan dengan cara pembuatan 2. Supaya perawat dapat

identifikasi pasien video inovasi cara melakukan identifikasi

dibuktikan dengan mengidentifikasi pasien pasien secara lengkap dan

Perawat tindakan dengan tepat tepat

masih melihat no 3. Mencegah terjadinya insiden

kamarnya, hanya dan meningkatkan patient

40% perawat yang safety

melihat gelang Melakukan follow up Untuk mengetahui sejauh mana

pasien untuk tentang ketepatan penerapan ketepatan identifikasi

identifikasi identifikasi pasien sesuai pasien sesuai dengan yang sudah

pasien, kegiatan yang sudah diroleplaykan diroleplaykan.

identifikasi pasien

belum sesuai

dengan PMK No.

11 tahun 2017

tentang

keselamatan

pasien

3. Penyelesaian Masalah

Dari rumusan masalah diatas, mahasiswa profesi ners STIKES Al-

Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap stase manajemen keperawatan telah

melakukan intervensi untuk mengatasi masalah yang ada di ruang Al-

Kautsar RSI Fatimah Cilacap.

85
a. Untuk mengatasi masalah penerapan sistem MPKP yang belum

optimal telah dilakukan intervensi berikut :

1) Melakukan metode penugasan MPKP (Metode Penugasan

Keperawatan Profesional) yaitu dengan adanya Kepala Ruang,

Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana.

2) Melakukan praktik ronde keperawatan, dan membuat video ronde

keperawatan

b. Untuk mengatasi masalah penerapan sistem IPGS telah dilakukan

intervensi:

1) Pembuatan video cara mengidentifikasi pasien yang tepat sesuai

Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)

2) Memberikan contoh cara yang tepat dalam mengidentifikasi pasien

di ruangan Al-Kautsar

4. Intervensi yang belum terlaksana

Intervensi yang belum terealisasi :

a. Edukasi tentang penggunaan NANDA NOC NIC dengan sumber

terbaru.

b. Melakukan pembaharuan NANDA NOC NIC dengan pembuatan

buku saku diagnosa keperawatan

c. Melakukan follow up tentang pendokumentasian asuhan keperawatan

sesuai dengan yang sudah dicontohkan / diroleplaykan (menggunakan

NANDA NOC NIC terbaru)

d. Melakukan follow up tentang ketepatan identifikasi pasien sesuai yang

sudah diroleplaykan

86
5. PLANING OF ACTION

N Hari/Tang Kegiatan Tujuan Indikator PJ


o gal Keberhasil mahasisw
an a
1. Minggu, 03 Timbang Untuk Kelompok Aditya
Mei 2020 terima dengan menindaklanjuti bertanggung Wahyu
kelompok tugas jawab Kurniawan
sebelumnya implementasi melanjutkan
dari kelompok implementa
sebelumnya si sesuai
data dari
kelompok
sebelumnya
2. Senin, 04 Pembagian Untuk Mahasiswa Nuhrowi
Mei 2020 tugas merencanakan bertanggung
kegiatan jawab
mahasiswa sesuai tugas
selama 1 minggu masing-
masing dan
dapat
menyelesaik
an tepat
waktu
Menganalisis Untuk Mahasiswa Rizka
data dari melanjutkan mampu Aulia
kelompok implementasi memahami Dzuhra
sebelumnya dari kelompok analisis
menggunakan sebelumnya SWOT
analisis sesuai
SWOT sesuai implementa
dengan si
implementasi
yang akan
dilakukan
Pembuatan Untuk Mahasiswa Siti
POA merencanakan mampu Mukhalifat
kegiatan dalam 1 melaksanak un Annisa
minggu an kegiatan
sesuai
dengan
yang

87
direncanaka
n

3. Selasa, 05 Penyusunan Untuk Mahasiswa Fitriyah


Mei 2020 Asuhan menyelesaikan mampu Muslimah
Keperawatan kasus dengan menyusun Wati
Siti
sesuai kasus pedoman ASKEP dari
Mukhalifat
yang NANDA NOC pengkajian, un Annisa
diberikan NIC analisa data,
prioritas
masalah,
intervensi,
implementa
si dan
evaluasi

Penyusunan Untuk Mahasiswa Siti


skenario mempermudah mampu Mukhalifat
ronde dalam berperan un Annisa
Aditya
keperawatan mengaplikasikan dan
Wahyu
bermain peran melaksanak Kurniawan
dalam ronde an tugas
keperawatan sesuai
perannya
Pembagian Untuk membagi Mahasiswa Rizka
peran dalam tugas masing- mampu Aulia
ronde masing berperan Dzuhra
keperawatan mahasiswa dalam dan
bermain peran melaksanak
an tugas
sesuai
perannya
Konsultasi Untuk mengecek Mahasiswa Aditya
dan revisi hasil pekerjaan mampu Wahyu
analisis mahasiswa memahami Kurniawan
SWOT, POA bagian yang
masih perlu
diperbaiki
4. Rabu, 06 Konsultasi Untuk mengecek Mahasiswa Nuhrowi
Mei 2020 analisis hasil pekerjaan mampu
SWOT, POA mahasiswa memahami
dan ASKEP bagian yang

88
masih perlu
diperbaiki
Revisi Untuk Mahasiswa Fitriyah
analisis memperbaiki mampu Muslimah
SWOT, POA tugas yang memperbaik Wati
dan ASKEP dikerjakan i bagian
mahasiswa yang
direvisi
Penyusunan Untuk melakukan Mahasiswa Fitriyah
TOR ronde ronde mampu Muslimah
keperawatan, keperawatan, menyusun Wati
implementasi implementasi dan TOR yang Rizka
dan pemaparan hasil sesuai Aulia
pemaparan sistematika Dzuhra
hasil yang ada Siti
Mukhalifat
un Annisa
Acc ASKEP - Mahasiswa Siti
mampu Mukhalifat
menyelesaik un Annisa
an ASKEP

5. Kamis, 07 Pembuatan Untuk membuat Mahasiswa Siti


Mei 2020 video video motivasi mampu Mukhalifat
motivasi kepada perawat membuat un Annisa
Aditya
pelaksanaan untuk video
Wahyu
ronde melaksanakan motivasi Kurniawan
keperawatan ronde pelaksanaan
keperawatan ronde
keperawatan
Penyusunan Untuk Mahasiswa Siti
skenario meningkatkan mampu Mukhalifat
pembuatan ketepatan membuat un Annisa
video identifikasi video
ketepatan pasien di ruang tentang
dalam Al-Kautsar RSI ketepatan
mengidentifik Fatimah Cilacap identifikasi
asi pasien pasien
6. Jum‟at, 08 Pembuatan Untuk Mahasiswa Nuhrowi
Mei 2020 video ronde mengaplikasikan mampu Siti
dan inovasi peran yang berperan Mukhalifat
un Annisa
ditentukan dan dan

89
pemaparan melaksanak
ASKEP an tugas
sesuai
perannya
Konsultasi Untuk memeriksa Mahasiswa Siti
mengenai hasil pekerjaan mampu Mukhalifat
video ronde mahasiswa memahami un Annisa
dan inovasi bagian
mana yang
perlu untuk
diperbaiki
Acc video Agar dapat Mahasiswa Rizka
ronde dan digunakan di mampu Aulia
video ruang Al-Kautsar menyelesaik Dzuhra
motivasi RSI Fatimah an video
Cilacap ronde dan
video
motivasi
Pembuatan Mendokumentasi Mahasiswa Aditya
laporan akhir kan hasil kinerja mampu Wahyu
kelompok menyelesaik Kurniawan
Fitriyah
an laporan
Muslimah
akhir Wati
Nuhrowi
7. Sabtu, 09 Konsultasi Untuk memeriksa Mahasiswa Aditya
Mei 2020 laporan akhir hasil pekerjaan mampu Wahyu Siti
mahasiswa memahami Mukhalifat
un Annisa
bagian
mana yang
perlu untuk
diperbaiki
8. Minggu, 10 Pemaparan Untuk Mahasiswa Aditya
Mei 2020 hasil menyampaikan mampu Wahyu
implementasi kepada kelompok memahami Kurniawan
selanjutnya guna pemaparan Fitriyah
kelompok
melanjutkan hasil Muslimah
implementasi Wati
yang belum
dilaksanakan

90
BAB IV

PEMBAHASAN

A. KESENJANGAN TEORI

Berdasarkan teori yyang disajikan terdapat beberapa kesenjangan

dengan kenyatan yang ada dilapangan, antara lain :

1. Menurut Nursalam (2014) Model Praktik Keperawatan profesional di

Rumah Sakit seharusnya sudah mengguanakn MPKP. Namun model

praktik keperawatan yang digunakan di ruang Al-Kautsar belum

efektif, masih ada beberapa komponen yang perlu ditingkatkan lagi

seperti:

a. Profesi keperawatan diruang Al-Kautsar mayoritas D3

Keperawatan

Pendidikan keperawatan merupakan institusi yang berperan

besar dalam mengembangkan dan menciptakan profesionalisasi

para tenaga keperawatan. Tenaga keperawatan yang seharusnya

memiliki teori dan praktek secara maksimal dan yang seharusnya

beralih dari D3 Keperawatan menjadi Profesi Ners Keperawatan.

Perawat profesional (Ners) mempunyai wewenang dan tanggung

jawab melaksanakan praktik keperawatan di rumah sakit dengan

sikap dan kemampuannya. Untuk itu, perlu dikembangkan

pengertian praktik keperawatan rumah sakit dan lingkup

cakupannya sebagai bentuk praktik keperawatan profesional,

seperti proses dan prosedur registrasi, dan legislasi keperawatan.

Pendidikan keperawatan mampu memberikan bentuk dan corak

91
tenaga keperawatan pada lulusannya berupa tingkat kemampuan

yang sekaligus mampu untuk memfasilitasi pembentukan

komunitas keperawatan dalam memberikan suara dan sumbangsih

bagi profesi dan masyarakat (Husin, 1999) dalam Nursalam 2014).

b. Dalam penerapan MPKP pemula, masih ada beberapa komponen

yang perlu ditingkatkan lagi, seperti pelaksanaan timbang

terima/operan belum optimal karena belum terlaksananya pre dan

post conference dan ronde keperawatan belum sepenuhya

dilakukan sesuai konsep MPKP.

Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien

sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan

keperawatan profesional. Dengan semakin meningkatnya

kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan

perkembangan iptek, maka metode sistem pemberian asuhan

keperawatan harus efektif dan efisien. Ada beberapa metode sistem

pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Mc Laughin,

Thomas, dan Barterm (1995) dalam Nursalam, 2014)

mengidentifikasi delapan model pemberian asuhan keperawatan,

tetapi hanya ada beberapa mpdel sesuai dengan MAKP :

a) MAKP Tim : Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas

anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan

keperawatan terhadap sekelompok pasien.

b) MAKP Primer : Metode penugasan di mana satu orang

perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap

92
asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai

keluar rumah sakit

c) MAKP Kasus : Setiap perawat ditugaskan untuk melayani

seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat

oleh perawat yang berbeda untuk setiap sif, dan tidak ada

jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama

pada hari berikutnya.

d) Model MAKP Tim dan Primer digunakan secara kombinasi

dari kedua sistem Keperawatan primer tidak digunakan secara

murni, karena perawat primer harus mempunyai latar

belakang pendidikan S-1 Keperawatan atau setara.

Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena

tanggung jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi

pada berbagai tim.

c. Sistem dokumentasi di ruang Al-Kautsar belum dilakukan secara

efisien dan optimal, serta pendokumentasian NANDA,NOC,NIC

masih menggunakan yang lama tahun 2010.

Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan

manajemen asuhan keperawatan profesional. Ners profesional

diharapkan dapat menghadapi tuntutan tanggung jawab dan

tanggung gugat terhadap segala tindakan yang dilaksanakan.

Kesadaran masyarakat terhadap hukum semakin meningkat

sehingga dokumentasi yang lengkap dan jelas sangat dibutuhkan.

Komponen penting dalam pendokumentasian adalah komunikasi,

93
proses keperawatan, dan standar asuhan keperawatan. Efektivitas

dan efisiensi sangat bermanfaat dalam mengumpulkan informasi

yang relevan serta akan meningkatkan kualitas dokumentasi

keperawatan. Salah satu bentuk kegiatan keperawatan adalah

dokumentasi keperawatan profesional yang akan tercapai dengan

baik apabila sistem pendokumentasian dapat dilakukan dengan

benar. Kegiatan pendokumentasian meliputi keterampilan

berkomunikasi dan keterampilan mendokumentasikan proses

keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan. Menurut

Nursalam (2014) dokumentasi harus sesuai dengan asuhan

keperawatan seperti pengkajian keperawatan menentukan

diagnosis (Diagnosis keperawatan dibuat sesuai dengan wewenang

ners), perencanaan (Jenis rencana tindakan keperawatan

mengandung tiga komponen, meliputi DET tindakan keperawatan

), pelaksanaan (berorientasi pada 15 komponen dasar keperawatan

yang dikembangkan dengan prosedur teknis nersan), dan evaluasi

(Komponen evaluasi, mencakup aspek K-A-P-P (Kognitif–

Afektif–Psikomotor–Perubahan biologis) dan menggunakan nanda

NOC (disesuaikan standar pencapaian) dan NIC terbaru.

d. Sarana dan Prasarana di ruang Al-Kautsar belum mencukupi untuk

mendukung pelaksanaan MPKP. Menurut Sitorus (2011) fasilitas

atau sarana prasarana minimal yang dibutuhkan pada suatu MPKP

sama dengan fasilitas yang dibutuhkan pada suatu ruang rawat.

Fasilitas tambahan yang diperlukan adalah

94
a) Badge atau kartu nama tim merupakan kartu identitas tim yang

berisi nama PP dan PA digunakan saat melakukan kontrak

dengan klien/keluarga.

b) Papan MPKP berisi daftar nama-nama klien, PP, PA dan

timnya serta dokter yang merawat pasien.

Sarana prasarana disesuaikan dengan jenis dan kasus yang ada.

Selain itu untuk suatu ruang MPKP diperlukan tambahan

fasilitas. Namun diruang Al-Kautsar sarana prasarana perlu

tambahan fasilitas seperti, kartu nama tim, papan nama, papan

MPKP, alat kesehatan atau medis yang belum lengkap seperti

tensimeter, handsrab belum setiap tempat tidur pasien.

2. Menurut PMK No. 11 tahun 2017 tentang keselamatan pasien terdapat

beberapa indikator dalam keselamatan pasien salah satunya adalah

ketepatan identifikasi pasien. Akan tetapi, di Ruang Al Kautsar

perawat tindakan masih melihat nomor kamar pasien dan hanya 40%

perawat yang melihat gelang pasien.

95
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari rumusan masalah diatas, mahasiswa profesi ners STIKES Al-

Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap stase manajemen keperawatan telah

melakukan intervensi untuk mengatasi masalah yang ada di ruang Al-

Kautsar RSI Fatimah Cilacap.

1. Untuk mengatasi masalah penerapan sistem MPKP yang belum

optimal telah dilakukan intervensi berikut :

a. Melakukan metode penugasan MPKP (Metode Penugasan

Keperawatan Profesional) yaitu dengan adanya Kepala Ruang,

Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana.

b. Melakukan praktik ronde keperawatan, dan membuat video ronde

keperawatan

2. Untuk mengatasi masalah penerapan sistem IPGS telah dilakukan

intervensi:

a. Pembuatan video cara mengidentifikasi pasien yang tepat sesuai

Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)

b. Memberikan contoh cara yang tepat dalam mengidentifikasi pasien

di ruangan Al-Kautsar

3. Intervensi yang belum terlaksana

a. Edukasi tentang penggunaan NANDA NOC NIC dengan sumber

terbaru.

b. Melakukan pembaharuan NANDA NOC NIC dengan pembuatan

99
buku saku diagnosa keperawatan

c. Melakukan follow up tentang pendokumentasian asuhan

keperawatan sesuai dengan yang sudah dicontohkan / diroleplaykan

(menggunakan NANDA NOC NIC terbaru)

d. Melakukan follow up tentang ketepatan identifikasi pasien sesuai

yang sudah diroleplaykan

B. SARAN

Berdasarkan program dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh

kelompok 8 program profesi ners STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah

Cilacap stase management, maka kami memberikan saran :

1. Bagi management RSI Fatimah Cilacap agar dapat terus melanjutkan

dan memfasilitasi kegiatan pembentukan ruang MPKP yang sudah

dibentuk diruang Al-Kautsar, bagian keperawatan RSI Fatimah

Cilacap hendaknya terus memantau pelaksanaan metode penugasan

MPKP dan metode penugasan yang telah berjalan diruang Al-Kautsar

dan memperjuangkan adanya reward yang harus diterima oleh

perawat diruang yang melaksanakan metode penugasan MPKP.

2. Bagi perawat ruang Al-Kautsar agar dapat terus melaksanakan

dengan sungguh-sungguh metode penugasan MPKP yang sudah

berjalan selama ini dan melaksanakan prosedur identifikasi pasien

dengan tepat.

3. Bagi pembimbing akademik dan pembimbing klinik, hendaknya

dapat meningkatkan bimbinganya sesuai jadwal yang sudah ad dan

memotivasi kelompok selanjutnya mahasiswa profesi ners stase

100
management untuk melanjutkan pelaksanaan MPKP dan pelayihan-

pelatuhan yang belum terlaksana bagi perawat ruang Al-Kautsar.

4. Bagi mahasiswa program profesi ners stase management agar dapat

meningkatkan IPTEK dibidang management keperawatan

meningkatkan disiplin, dan dapat menjadi role model bagi sendiri dan

perawat lain demi majunya profesi dan melanjutkan kelompok 8

diruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap.

Demikian yang dapat kami sampaikan sebagai laporan segala

kekurangan yang terjadi kami mohon maaf yang sebsar-besarnya dan kami

ucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada RSI Fatimah Cilacap

khususnya perawat yang telah bekerja sama dengan baik.

101
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, dkk. (2016). Model Praktek Keperawatan Professional di Rumah Sakit.


Jakarta: EGC
Depkes RI. 2005. Indikator Kinerja Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI.
Hoffart & Woods. (1996). Model Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta
Gillies, DA. (2000) Nursing Management A system Approach Philadelpia : WB.
Sauders Company
Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Kazogi, dkk. (2016). Pelayanan Kesehatan Untuk Meningkatkan Mutu di Rumah
Sakit. Jakarta: EGC
Kron, T & Gray, A. (1897). The Mnagemen of patient care putting leadership
skill to work sixth edition. Philadelphia: W.B Sauders Company. Program
Evaluasi Model Praktek Keperawatan Professional. Jurnal Keperawatan
Indonesia. Volume II
Murwani & Herlambang. 2012. Cara Mudah Memahami Manajemen Kesehatan
dan RumahSakit. Jogjakarta: KDT.
Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan Aplikasi Praktek Keperawatan
Professional. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. (2014). Management Keperawatan. Edisi 4. Penerapan Dalam Praktik
Keperawatan Professional. Jakarta: Salemba medika
Sitorus, Ratna. 2006. Model Praktik Keperawatan Professional di Rumah Sakit.
Jakarta: EGC

1
LAMPIRAN
TERM OF REFERENCE
RONDE KEPERAWATAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners
Mata Kuliah Manajemen Keperawatan
Dosen pembimbing :
Rusana, M.Kep.Ns.Sp.Kep.An.
Bejo Danang, Ns., M.Kep
Suko Pranowo, Ns., M.Kep.

Oleh :

TIM MANAJEMEN KEPERAWATAN


Kelompok 8 di Ruang Al-Kautsar
1. Fitriyah Muslimah Wati (113119001)
2. Rizka Aulia Dzuhra (113119002)
3. Siti Mukhalifatun Annisa (113119005)
4. Nuhrowi (113119031)
5. Aditya Wahyu Kurniawan (113119034)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL–IRSYAD A-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2020
A. LATAR BELAKANG
Program profesi NERS ( pengalaman belajar klinik / lapangan )
merupakan proses transformasi peserta didik dari mahasiswa menjadi
seorang perawat professional. Program ini dilakukan di tempat praktek
yaitu suatu institusi di masyarakat dimana peserta didik berpraktek di
situasi nyata melalui penumbuhan dan pembinaan keterampilan
intelektual, tehnikal, dan interpersonal. Terdapat beberapa metode yang
bisa dipilih oleh pendidik untuk mendidik peserta didik sesuai dengan
tujuan dan karakteristik individual, salah satunya yaitu ronde keperawatan.

Mahasiwa stase Manajemen Profesi Ners STIKES Al-Irsyad Al-


Islamiyyah Cilacap yang bekerja sama dengan RSI Fatimah Cilacap akan
melakukan perubahan dalam pelayanan dan dokumentasi asuhan
keperawatan oleh karena itu mahasiswa Profesi Ners stase Manajemen
membuat dan melaksanakan ronde keperawatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat,
disamping pasien dengan melibatkan keluarga pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan.

Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model asuhan


keperawatan professional ( MAKP ) yang di dalamnya terdapat kegiatan
ronde keperawatan. Ronde keperawatan adalah suatu bagian kegiatan
asuhan keperawatan dengan membahas kasus tertentu dengan harapan
adanya transfer pengetahuan dan aplikasi pengetahuan secara teoritis
kedalam praktek keperawatan secara langsung yang dilakukan oleh
perawat pelaksana, kepala ruangan, Ketua Tim, dengan melibatkan seluruh
tim keperawatan. Karakteristik dari ronde keperawatan meliputi: pasien
dilibatkan secara langsung, pasien merupakan fokus kegiatan, perawat
yang terlibat melakukan diskusi, konselor memfasilitasi kreatifitas dan
membantu mengembangkan kemampuan perawat dalam meningkatkan
kemampuan mengatasi masalah.

Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk


mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilakukan oleh perawat
disamping melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan
atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga seluruh
anggota tim kesehatan (Nursalam, 2009).

Kelompok delapan manajemen profesi NERS STIKES Al-Irsyad


Al Islamiyyah Cilacap yang bekerja sama dengan RSI Fatimah Cilacap
akan melakukan perubahan dalam pelayanan dan dokumentasi asuhan
keperawatan oleh karena itu mahasiswa profesi NERS stase Manajemen
kelompok delapan membuat dan melaksanakan Ronde keperawatan yang
bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan
oleh perawat, di samping pasien dengan melibatkan keluarga pasien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengatasi masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis
2. Tujuan Khusus
Ronde keperawatan bertujuan untuk :
1) Mengetahui secara keseluruhan proses asuhan keperawatan dari
mulai pengkajian sampai dengan evaluasi.
2) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien melalui
pengkajian.
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
yang sesuai kondisi pasien.
4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
5) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan dan pelaksanaan kolaborasi dengan tim kesehatan
lain.
6) Meningkatkan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan sampai masalah pasien teratasi.
7) Meningkatkan kemampuan perawat serta menilai hasil kinerja tim
kesehatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan tepat
dan benar.

C. RUANG LINGKUP KEGIATAN


1. Persiapan ronde keperawatan
a. Menentukan kasus dan topic
b. Menentukan literature
c. Menentukan tim ronde
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan pasien
2. Role Play Ronde Keperawatan dan Feed Back
a. Pembukaan
b. Memperkenalkan tim ronde
c. Menyampaikan tujuan dari ronde keperawatan
d. Penyajian masalah
e. Menyampaikan identitas pasien dan masalah pasien
f. Menjelaskan masalah pasien dan rencana tindakan yang telah
dilaksanakan dan menetapkan prioritas yang perlu di diskusikan
g. Validasi data
h. Mencocokan dan menjelaskan data yang telah disampaikan
i. Diskusi antar anggota tim dan pasien tentang masalah keperawatan
j. Pemberian justifikasi oleh kepala ruang
k. Menetukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas
l. Melakukan tindakan keperawatan yang telah ditentukan.
m. Mengevaluasi kondisi pasien setelah dilakukan tindakan
keperawatan.
n. Penutup
3. Post Ronde Keperawatan
a. Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada pasien serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan
b. Membuat laporan pelaksanaan ronde keperawatan
D. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Hari/Tanggal : Kamis, 07 Mei 2020
Tempat : Di Ruang AL-Kautsar RSI Fatmiah Cilacap
Waktu : Pukul 10.00 – selesai.
E. METODE KEGIATAN
Ronde Keperawatan dan Diskusi
F. ALAT BANTU
1. Sarana diskusi : Buku dan Pulpen.
2. Status/dokumentasi keperawatan pasien.
3. Materi yang disampaikan secara lisan.
G. RENCANA KEGIATAN atau POA

KEGIATAN PELAKSANAA TEMPAT KEGIATAN


WAKTU TAHAP
N PASIEN
2 Hari Pra Pra Ronde : Penanggung Ruang AL-
sebelum 1. Menentukan Jawab Kautsar RSI
Ronde Ronde kasus dan topik Fatmiah
2. Menentukan Aditya Wahyu
tim ronde Kurniawan
keperawatan
3. Menentukan
literatur
4. Membuat TOR
Ronde
Keperawatan
5. Menyusun
asuhan
keperawatan
6. Konsul Askep
7. Mempersiapka
n pasien
8. Diskusi
pelaksanaan
5 Pembukaan : KARU Di Ruang AL-
menit Ronde 1. Salam Rizka Aulia Kautsar RSI Mendengarkan
Pembuka Dzuhra Fatmiah
2. Memperkenalk
an tim ronde
keperawatan
3. Menyampaikan
identitas dan
masalah pasien
4. Menjelaskan
tujuan ronde
keperawatan
30 Penyajian KATIM Di Ruang AL- Mendengarkan
menit Ronde masalah: Kautsar RSI
1. Memberi Aditya Wahyu Fatmiah
salam dan Kurniawan
memperkenal
kan pasien
dan keluarga
kepada tim
ronde
2. Menjelaskan Perawat
riwayat Pelaksana
penyakit dan
keperawatan Siti Mukhalifaun
pasien Annisa
3. Menjelaskan
masalah
pasien dan
rencana
tindakan yang
telah
dilaksanakan
dan serta
menetapkan
prioritas yang
perlu di
diskusikan

Justifikasi data :
1. Mencocokan
dan
menjelaskan
kembali data
yang telah
disampaikan
2. Diskusi antar
anggota tim
dan pasien
tentang
masalah
keperawatan
tersebut
3. Pemberian Penanggung
justifikasi jawab
oleh perawat KONSELOR
primer atau Fitriyah
konselor atau Muslimah Wati
kepala
ruangan
tentang
masalah
pasien serta
rencana
tindakan yang
akan
dilakukan
4. Menentukan
tindakan
keperawatan
pada masalah
prioritas yang
telah
ditetapkan
20 Pasca 1. Evaluasi hasil KARU Ruang AL-
Menit Ronde keperawatan Rizka Aulia Kautsar RSI
yang telah Dzuhra Fatmiah
dilakukan
2. Penutup KATIM
Aditya Wahyu
Kurniawan

Perawat
Pelaksana

Siti Mukhalifatun
Annisa
H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN
Tahap pra............................ PP

PENETAPAN PASIEN

PERSIAPAN PASIEN :

o Informed consent
o Hasil Pengkajian/ validasi data

Tahap Pelaksanaan
PENYAJIAN  Apa diagnosis keperawatan
Di Nurse station ......  Apa data yang mendukung
MASALAH
 Bagaimana intervensi yang
dilakukan?
 Apa hambatan yang
ditemukan?

VALIDASI DATA

Diskusi P1, KARU, PP


Tahap pelaksanaan dikamar pasien .......................... Konselor, dan Ahli gizi

Lanjutkan-diskusi
diruang nurse station

Pasca Ronde
Kesimpulan dan

Rekomendasi Solusi dan masalah


Keterangan :

1. Pra Ronde
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan
masalah yang langka)
b. Menentukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literatur
d. Membuat Tor Ronde Keperawatan
e. Mempersiapkan pasien; informed consent dan pengkajian
f. Diskusi :
“Apakah diagnosis keperawatan?, Apa data yang mendukung?,
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?, dan apa hambatan
yang ditemukan selama perawatan?”
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh ketua tim dan anggota tim yang
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang
akan dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih
prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh ketua tim, anggota tim atau kepala
ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan
dilakukan.
3. Pasca Ronde
a. Evaluasi, revisi, dan perbaikan.
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi
keperawatan selanjutnya.
I. PERAN MASING-MASING ANGGOTA TIM
1. Peran perawat primer dan perawat associete
a. Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.
b. Menjelaskan diagnosis keperawatan.
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
d. Menjelaskan hasil yang didapat.
e. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) dari tindakan yang diambil.
f. Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.
2. Peran perawat pelaksana
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan
dan rasional tindakan.
d. Mengarahkan dan koreksi.
e. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari.

J. ORGANISASI KEGIATAN
1. Kepala Ruangan : Rizka Aulia Dzuhra
2. Ketua Tim : Aditya Wahyu Kurniawan
3. Perawat Pelaksana : Siti Mukhalifatun Annisa
4. Konselor (dokter) : Fitriyah Muslimah Wati
5. Pasien : Nuhrowi

K. MANFAAT
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunikasi keperawatan yang profesional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat
dan benar

L. KRITERIA EVALUASI
1. Stuktur
a. Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya)
b. Tim Ronde Keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang sudah ditentukan
3. Hasil
a. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
b. Masalah pasien dapat teratasi
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis
2) Meningkatkan cara berpikir yang sistematis
3) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
5) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien
6) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
7) Meningkatkan kemampuan justifikasi
8) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
M. PENUTUP
Semoga Allah Subhanallahu Wata „ala memberikan kemudahan didalam
melaksanakan tugas ini aamiin Yaa Rabbal „Alamin.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NN. D DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTROENTERITIS DAN
ULKUS PEPTIC
DI RUANG AL-KAUTSAR RSI FATIMAH CILACAP

Disusun Oleh :
Kelompok 8
1. Fitriyah Muslimah Wati (113119001)
2. Rizka Aulia Dzuhra (113119002)
3. Siti Mukhalifatun Annisa (113119005)
4. Nuhrowi (113119031)
5. Aditya Wahyu Kurniawan (113119037)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) AL ISYAD AL
ISLAMIYYAH CILACAP TAHUN 2020
A. KASUS
Nn. D usia 20 tahun, alamat Dayehluhur RT 01/01 di rawat di RSI. Klien
datang dengan keluhan nyeri perut sebelah kiri atas, skala 6, bertambah jika
ditekan dan diisi makanan, nyeri terasa terus menerus, nyeri seperti terbakar,
nyeri dirasa sampai ulu hati. Klien mengalami mual dan muntah sejak 2
minggu yang lalu, muntah dari pagi hingga siang ini sebanyak 4x, muntahan
berisi cairan putih dan sisa makanan. BAB mencret (+) kurang lebih 5x
sedikit-sedikit berwarna kuning. Kadang-kadang terdapat keluhan febris.
Klien mengeluh tidak nafsu makan, porsi makan habis ¼ saja, diit bubur
saring, tidak ada tambahan asupan makanan lainnya, klien minum sehari
hanya 5 gelas kecil (@ 120cc). Bibir klien kering, turgor kulit menurun. Klien
mendapatkan terapi infus RL 30 tetes / menit. Klien beraktivitas dan
melakukan perawatan diri di TT, dan dibantu oleh keluarga, klien merasakan
kelemahan dan badan terasa gemetar.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD : 130/90 mmhg, N : 92 x/mnt, RR:
24 x/mnt, S: 38,8 C. Hasil lab : SGOT dan SGPT meningkat, Hb :10.3,
Leukosit 12.000. BB sebelumya 48kg, BB sekarang 45kg, TB 152cm. USG :
terdapat luka pada daerah lambung bagian antrum pilorikum. Terapi :
Antibiotik, analgetik, antiemetic dan anti vomit, vitamin B12. Dan dokter
menyatakan bahwa diagnosa medis pasien adalah Gastroenteritis dan ulkus
peptic.
B. PENGKAJIAN
1. Data umum
a. Identitas Klien
1) Nama : Nn. D
2) Umur : 20 tahun
3) Pendidikan Terakhir : SMA
4) Agama : Islam
5) Suku : Sunda
6) Status Perkawinan : Belum kawin
7) Pekerjaan : Mahasiswi
8) Alamat : Dayehluhur RT 01/01
9) Diagnosa Medis : Gastroenteritis dan ulkus peptic.
b. Identitas Penanggung Jawab
1) Nama : Ny. S
2) Umur : 45 tahun
3) Jenis Kelamin : Perempuan
4) Agama : Islam
5) Suku : Sunda
6) Hubungan dengan Klien : Orang tua (Ibu)
7) Pendidikan Terakhir : SMP
8) Alamat : Dayehluhur RT 01/01
2. Status kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
Klien datang dengan keluhan nyeri perut sebelah kiri atas, skala 6,
bertambah jika ditekan dan diisi makanan, nyeri terasa terus menerus,
nyeri seperti terbakar, nyeri dirasa sampai ulu hati.
b. Status kesehatan masa lalu
Klien mengatakan belum pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya.
c. Riwayat penyakit dalam keluarga
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit hipertensi, diabetes
melitus dan asma dalam keluarga.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
TD HR RR Suhu
130/90 92 x/m 24 x/m 38,80C
b. Kepala dan leher
1) Bentuk : normocephal
2) Rambut : rambut keriting, hitam, cukup bersih
3) Mata : simetris, pupil isokhor, konjungtiva anemis
4) Telinga : cukup bersih, pendengaran baik
5) Hidung : simetris
6) Mulut : simetris, mukosa bibir kering
7) Leher : simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid
8) Jantung
Inspeksi : tidak terdapat lesi, tidak ada kemerahan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : terdengar bunyi jantung s1 dan s2, tidak ada bunyi
jantung abnormal
9) Paru-paru
Inspeksi : tidak terdapat lesi, tidak ada kemerahan, tidak
menggunakan otot bantu nafas
Palpasi : taktil fremitus simetris antara kanan dan kiri
Perkusi : tidak terdapat adanya massa di paru
Auskultasi : tidak terdapat suara nafas tambahan
10) Abdomen
Inpeksi : simetris dan tidak ada edema atau lebam
Auskultasi : bising usus 35x/menit
Perkusi : Tidak ada Bunyi abnormal
Palpasi :
Nyeri tekan : Ada pada perut sebelah kiri atas
Nyeri lepas : Tidak ada
11) Ekstremitas : tidak terdapat edema pada ekstremitas
TB : 152 cm
12) Genetalia : normal, tidak ada kelainan bentuk
13) Rectal : terdapat kemerahan pada area anus
4. Pengkajian pola fungsi
a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
1) Persepsi tentang kesehatan diri : Pasien mengatakan kesehatan
merupakan nikmat yang harus disyukuri
2) Pengetahuan dan persepsi pasien tentang penyakit dan
perawatannya:
a) Kebiasaan diet yang adekuat, diet yang tidak sehat : klien
mengatakan bahwa klien sering telat makan, suka makan
makanan pedas dan asam.
b) Pemeriksaan kesehatan berkala, perawatan kebersihan diri,
imunisasi : klien mengatakan jika sakit berobat ke klinik
terdekat
c) Kemampuan pasien untuk mengontrol kesehatan
(1) Yang dilakukan bila sakit : klien mengatakan bila sakit
dirinya akan berobat ke klinik terdekat atau puskesmas.
(2) Kemana pasien biasa berobat bila sakit: klinik terdekat
(3) Kebiasaan hidup (konsumsi jamu / rokok / alkohol / kopi /
kebiasaan olahraga)
Merokok : tidak merokok lama : - tahun
Alkohol : tidak minum alkohol lama : - tahun
Kebiasaan olahraga, jenis :klien mengatakan bahwa klien
jarang olahraga.
3) Faktor sosial ekonomi yang berhubungan dengan kesehatan
(1) Penghasilan : -
(2) Asuransi/ jaminan kesehehatan : BPJS
(3) Keadaan lingkungan tempat tinggal : bersih, nyaman
b. Nutrisi, cairan dan metabolik a
1) Gejala ( Subjektif )
a) Pola diit : Bubur saring
makan terakhir : Pagi hari habis ¼ porsi
b) Nafsu/selera makan : Tidak nafsu makan
c) Muntah : Ada (4 kali)
d) Nyeri ulu hati : Ada
e) Alergi makanan : Tidak ada
f) Masalah mengunyah makanan : Tidak ada
g) Keluhan Demam : Ada
h) Pola Minum : 5 gelas kecil/hari (@120cc)
2) Tanda (objektif )
a) Suhu tubuh : 38,80C
b) BB sebelum sakit : 48 kg
BB setelah sakit : 45 kg
c) Edema : Tidak ada
d) Asites : Tidak ada
e) Distensi Vena Jugularis : Tidak ada
f) Hernia : Tidak ada
c. Pernafasan, aktifitas dan latihan pernafasan
1) Gejala subjektif
a) Dispneu : Tidak ada
b) Yang meningkatkan/ mengurangi sesak : Tidak ada
c) Pemajanan terhadap udara berbahaya : Tidak ada
d) Penggunaan alat bantu : Tidak ada
2) Tanda objektif
a) Pernafasan : 24 kali/menit
b) Penggunaan alat bantu nafas : Tidak ada
c) Batuk : Tidak ada
d) Bunyi nafas tambahan : Tidak ada
e) Sianosis : Tidak ada
d. Aktifitas (termasuk kebersihan diri dan latihan )
1) Gejala subjektif :
a) Kegiatan dalam pekerjaan : Mahasiswi
b) Kesulitan/keluhan dalam beraktifitas: Klien merasakan
kelemahan dan badan terasa gemetar
(1) Pergerakan tubuh : Pasien tirah baring
(2) Kemampuan merubah posisi: pasien dapat merubah posisi
pelan-pelan karena lemas
(3) Perawatan diri (Mandi, berpakaian, bersolek, makan,dll)
dibantu oleh keluarga
c) Toileting (BAK/BAB) : dibantu oleh
keluarga
d) Keluhan sesak nafas setelah beraktifitas: tidak ada
e) Mudah merasa kelelahan : Tidak ada
f) Semua aktifitas dilakuka di tempat tidur dan dibantu oleh
keluarga
2) Tanda obyektif
a) Respon terhadap aktifitas yang teramati : pasien lemas
e. Istirahat
1) Gejala subjektif
a) Kebiasaan tidur : pasien tidur kurang lebih 8 jam/hari tapi
selama sakit pasien susah tidur dan sering terbangun kurang
lebih lama tidur 6 jam
b) Masalah berhubungan dengan tidur
(1) Insomnia : tidak ada
(2) Kurang puas/ segar setelah bangun tidur : Tidak ada
keluhan
2) Tanda objektif :
a) Tampak mengantuk / mata sayu : Pasien Lesu
b) Mata merah : Tidak ada
c) Sering menguap : Tidak ada
d) Kurang konsentrasi : Tidak ada
f. Sirkulasi
1) Gejala subjektif :
a) Riwayat hipertensi dan masalah jantung : Tidak ada
b) Riwayat edema kaki : Tidak ada
c) Flebitis : Tidak ada
d) Rasa kesemutan : Tidak ada
2) Tanda objektif
a) Tekanan darah : 130/90 mmhg
b) Nadi : 92 x/menit
c) Warna membran mukosa : mukosa bibir kering
g. Eliminasi
1) Gejala subjektif
a) Pola BAB : klien BAB mencret
(±5 kali sedikit-sedikit berwarna kuning)
b) Perubahan dalam kebiasaan BAB : Tidak ada
c) Kesulitan BAB : Tidak ada
d) Waktu BAB terakhir : 10 menit sebelum
pengkajian
e) Riwayat perdarahan : Tidak ada
f) Rasa nyeri saat BAK : Tidak ada
g) Kesulitan BAK : Tidak ada
2) Tanda obyektif
a) Abdomen :
(1) Inpeksi : simetris dan tidak ada edema atau lebam
(2) Auskultasi : bising usus 35x/menit
(3) Perkusi : Tidak ada Bunyi abnormal
(4) Palpasi :
Nyeri tekan : Ada pada perut sebelah kiri atas
Nyeri lepas : Tidak ada
(5) Karakteristik urin : Warna kuning pekat
(6) Bila terpasang kolostomi/ ileustomi : Tidak Ada
h. Neurosensori dan Kognitif
1) Gejala Subyektif
a) Adanya nyeri : Ada
P : nyeri bertambah saat ditekan dan diisi makanan
Q : nyeri terasa seperti terbakar
R: nyeri terasa di perut sebelah kiri atas, menyebab ke ulu hati
S: Skala 6
T: Nyeri terus menerus
b) Rasa Ingin Pingsan : Pasien merasakan kelemahan dan
badan terasa gemetar
c) Sakit Kepala : Tidak ada
d) Kejang : Tidak ada
e) Mata : Anemis, tidak ikterik
f) Pendengaran : Pasien masih dapat mendengar
dengan baik
g) Epistaksis : Tidak ada
2) Tanda Obyektif
a) Kesadaran : Composmentis
b) Alat bantu penglihatan/pendengaran : tidak ada
c) Reaksi pupil terhadap cahaya : baik
d) Penampilan umum tampak kesakitan : Ada, ekspresi wajah
pasien menahan nyeri
i. Keamanan
1) Gejala subyektif:
a) Alergi (catatan agen dan reaksi spesifik): Tidak ada
Obat – obatan : Tidak ada
Makanan : Tidak ada
b) Riwayat penyakit Hubungan seksual : Tidak ada
c) Riwayat transfusi darah : Tidak ada
d) Riwayat Cedera : Tidak ada
e) Riwayat Kejang : Tidak ada
2) Tanda Obyektif:
a) Suhu Tubuh : 38,80 C
b) Jaringan Parut : (√ ) tidak ada ( )
c) Kemerahan/ pucat : Tidak ada
d) Adanya luka : Tidak ada
e) Ekimosis/tanda pendarahan lain : Tidak ada
f) Terpasang alat invasif : Ada, pasien terpasang
infus
g) Ganguan keseimbangan : Tidak ada
j. Seksual dan reproduksi
1) Gejala subyektif
a) Pemahaman terhadap fungsi seksual : normal/baik
b) Gangguan hub. Seksual : Tidak ada (pasien
belum menikah)
c) Permasalahan selama aktivitas seks : Pasien belum
menikah
d) Pengkajian perempuan
(1) Ganguan menstruasi : Tidak ada gangguan
(2) Riwayat keahamilan : Pasien belum menikah dan belum
pernah mengandung
k. Persepsi diri mekanisme koping
1) Gejala obyektif
a) Faktor stres: Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan
pulang dari sakitnya
b) Bagaimana pasien dalam mengambil keputusan : Musyawarah
dengan orang tuanya
c) Yang dilakukan jika menghadapi suatu masalah: tenang dan
berdiskusi dengan orangtuanya untuk menyelesaikannya
d) Upaya klien dalam menghadapi masalah sekarang : Ikhlas,
sabar menghadapi ujian yang alloh berikan
e) Perasaan cemas /takut : Ada, pasien cemas karena nyerinya
terus-menerus
f) Perasaan ketidakberdayaan : Tidak ada
g) Perasaan keputusasan : Tidak ada
h) Konsep diri
(1) Citra diri : Klien mengatakan puas dengan diri
sendiri
(2) Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sehat
dari penyakitnya
(3) Harga diri : Klien mengatakan nyaman karena
selalu di dampingi oleh orangtuanya
(4) Ada/tidak perasaan akan perubahan identitas : Tidak
ada,pasien adalah seorang anak dan mahasiswa
2) Tanda obyektif
Status emosional : Klien tampak menahan nyeri
l. Interaksi sosial
1) Gejala subjektif :
a) Orang terdekat dan lebih berpengaruh: keluarga (orang tuanya)
b) Kepada siapa pasien meminta bantuan jika menghadapi
masalah : kepada orang tuanya
c) Adakah kesulitan dalam keluarga ( hubungan dengan orang
tua, saudara, pasangan): Tidak ada
d) Kesulitan berhubungan dengan tenaga kesehatan, klien lain :
Tidak ada
2) Tanda objektif
a) Kemampuan berbicara : Baik dan jelas
b) Pola bicara tidak biasa / kerusakan : Tidak ada
c) Penggunaan alat bantu bicara : Tidak ada
d) Adanya trakeotostomi : Tidak ada
e) Perilaku menarik diri : Tidak ada
m. Pola nilai kepercayaan dan spritual
1) Gejala subjektif
a) Sumber kekuatan bagi klien : Alloh SWT
b) Perasaan menyalahkan tuhan : Tidak ada
c) Bagaimana klien menjalankan kegiatan agamanya : Sholat 5
waktu
5. Data penunjang
a. Laboratorium
PEMERIKSAAN NILAI SATUAN HASIL
NORMAL
Hematologi
Hemoglobin 13,2-17,3 g/dl 10,3
Leukosit 3,70-10,10 103/UL 12,0
SGOT (AST) 0-50 U/l 60
SGPT (ALT) 0-50 U/l 52
b. USG
Kesan : terdapat luka pada gaster bagian antrum pilorikum
6. Terapi medis
TERAPI
Ceftriaxon 2x1 g
OMZ 2x1
Sucralfat 3x10 cc
Vitamin B12 2 x1
Paracetamol 3 x1
C. ANALISIS DATA

DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI


DS: Nyeri akut Agen cedera
1. P: Klien datang dengan biologi
keluhan nyeri perut sebelah
kiri, nyeri terus menrus
2. Q: Nyeri seperti terbakar
3. R: Nyeri dibagian perut
sebelah kiri atas samapai ulu
hati
4. S:Skala nyeri 6
5. T: Nyeri bertamabah jika
ditekan dan diisi
6. Klien mengeluh tidak nafsu
makan
DO:
1. TD 130/90 mmHg
2. N 92x/mnt
3. RR 24x/mnt
4. Ekspresi wajah pasien
menahan nyeri
5. Hasil USG : Terdapat luka
pada daerah lambung bagian
atrium pilorikum
DS : Defisiensi volume Asupan cairan
1. Klien mengeluh mual dan cairan kurang
muntah sejak 2 minggu yang
lalu
2. Klien mengatakan muntah
dari pagi hingga siang ini
sebanyak 4 kali
3. Klien mengatakan BAB
mencret (+) kurang lebih 5
kali.
4. Klien mengatakan merasakan
kelemahan dan badan terasa
gemetar
DO :
1. Muntah berisi cairan putih
dan sisa makanan
2. BAB mencret kurang lebih 5
kali sedikit-sedikit dan feses
berwarna kuning
3. BC -50 ml
4. Minum sehari 5 kali gelas
kecil (@120cc)
5. Bibir kering
6. Turgor kulit menurun
7. Klien tampak lemah
8. Kadang-kadang terdapat
keluhan febris.
9. S: 38,80 C
10. BB sebelumya 48kg, BB
sekarang 45kg
11. Infus RL 30 tetes / menit.
DS : Hipertermia Dehidrasi
1. Klien mengatakan muntah dari
pagi hingga siang ini sebanyak
4 kali muntah
2. Klien mengatakan BAB
mencret (+) kurang lebih 5
kali.
DO:
3. TD 130/90 mmHg
4. N 92 x/mnt
5. RR 24x/mnt
6. S 38,8 0C
7. Hasil lab : SGOT SGPT
meningkat
8. Dahi pasien teraba hangat
9. Bibir kering
10. Turgor kulit menurun
DS: Ketidak seimbangan Ketidak mampuan
1. Klien mengeluh mual dan nutrisi kurang dari mengabsorpsi
muntah sejak 2 minggu yang kebutuhan tubuh nutrien
lalu
2. Klien mengatakan muntah dari
pagi hingga siang ini sebanyak
4 kali
3. Klien mengeluh tidak nafsu
makan
4. Klien mengatakan BAB
mencret (+) kurang lebih 5
kali keluar sedikit-sedikit
DO:
1. Mukosa bibir kering
2. Porsi makan hanya habis 1/4
saja.
3. Turgor kulit menurun
4. Muntah berisi cairan putih
dan sisa makanan
5. Feses berwarna berwarna
kuning
6. Mengalami penurunan berat
badan, berat badan sebelum
sakit 48kg sekarang 45kg
7. Bising usus 35 kali/menit
DS : Resiko kerusakan
1. Klien mengatakan BAB intregitas kulit
mencret (+) kurang lebih 5
kali keluar sedikit-sedikit
DO :
1. Mukosa bibir kering
2. Turgor kulit menurun
3. Muntah berisi cairan putih
dan sisa makanan
4. Feses berwarna berwarna
kuning
5. Diagnosa medis pasien
Gastroenteritis dan ulkus
peptic.

D. PRIORITAS DIAGNOSA
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik
2. Defisiensi volume cairan b.d asupan cairan kurang
3. Hipertermia b.d dehidrasi
4. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan mengabsorpsi makanan
5. Resiko kerusakan intregitas kulit
E. RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

N TANGG DIAGNOSA NOC NIC


O. AL KEPERAWA
TAN
1. Selasa, Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan NIC : Pain
05 Mei keperawatan selama 3 x 24 Manajemen
2020 jam diharapkan nyeri teratasi 1. Lakukan
NOC : Pain level pengakjia
N INDIKAT I E n nyeri
O OR R R secara
1 Melaporkan 3 5 komprehe
nyeri nsif yang
2 Ekspresi 3 5 meliputi
wajah lokasi,
menahan karakterist
nyeri ik,
Keterangan : onset/dura
1. Keluhan sangat berat si,
2. Keluhan berat frekuensi,
3. Keluhan sedang kualitas,
4. Keluhan ringan intensitas/
5. Tidak ada keluhan beratnya
nyeri dan
NOC : pain control faktor
N INDIKAT I E pncentus
O OR R R 2. Obsevasi
1. Mengenali 2 5 adanya
kapan nyeri petunjuk
terjadi nonverbal
2. Menggamba 3 5 mengenai
rkan faktor ketidakny
penyebab amanan
3. Menggunak 4 5 terutama
an tindakan pada
pencegahan mereka
4. Melaporkan 2 5 yang tidak
nyeri yang dapat
terkontrol berkomun
ikasi
Keterangan : secara
1. Tidak pernah efektif
menunjukan 3. Gali
2. Jarang menunjukan pengetahu
3. Kadang-kadang an dan
menunjukan kepercaya
4. Sering menunjukan an pasien
mengenai
5. Secara konsisten nyeri
menunjukan 4. Pastikan
perawatan
analgesik
bagi
pasien
dilakukan
dengan
pemantau
an yang
ketat
5. Evaluasi
pengalam
an nyeri
dimasalal
u yang
meliputi:
riwayat
nyeri
kronik
individu
atau
keluarga
6. Dorong
pasien
untuk
memonito
r nyeri
7. Pilih dan
implemen
tasikan
tindakan
yang
beragam (
farmakolo
gi-
nonfarma
kologi
seperti
tarik nafas
dalam,
relaksasi
disktraksi,
dzikir)

2. Selasa, Defisien Setelah dilakukan tindakan NIC : Fluid


05 Mei Volume keperawatan selama 3 x 24 Manajemen
2020 Cairan jam diharapkan deficien 1. Memonitor
volume cairan dapat teratasi tanda-
teratasi tanda vital
NOC : Fluid balance pasien
N INDIKAT I E 2. Berikan
O OR R R cairan
1 Turgor 3 5 intravena
kulit seperti
2 Kelembaba 3 5 yang
n membran ditentukan
mukosa 3. Timbang
3 Keseimban 3 5 berat
gan intake badan
dan output setiap hari
dalam 24 dan
jam monitor
4 BB stabil 4 5 status
Keterangan : pasien
1. Keluhan sangat berat 4. Jaga intake
2. Keluhan berat dan asupan
3. Keluhan sedang yang
4. Keluhan ringan akurat dan
5. Tidak ada keluhan catat
output
pasien
5. Menghitun
g
keseimban
gan cairan
6. Monitor
status
hidrasi
(misalnya
membrane
mukosa
lembab,
denyut
nadi
adekuat,
turgor kulit
dan
tekanan
darah
ortostatik)
7. Monitor
hasil
laboratoriu
m yang
relevan
dengen
retensi
cairan
(misalnya
peningkata
n BUN,
penurunan
hematokrit,
dan
peningkata
n kadar
osmolarita
s urine
8. Monitor
makanan
atau cairan
yang
dikonsums
i dan
hitung
asupan
kalori
harian
9. Dukung
asupan
melalui
oral

3. Selasa, Hipertermi Setelah dilakukan tindakan NIC :fever


05 Mei keperawatan selama 3 x 24 treatment
2020 jam diharapkan hipertermi 1. Monitor
dapat teratasi teratasi suhu dan
NOC : thermoregulation tanda-
N INDIKAT I E tanda vital
O OR R R lainnya
1 Suhu kulit 3 5 2. Monitor
meningkat intake dan
2 Hipertermia 3 5 output,
(suhu) waspada
3 Dehidrasi 3 5 kehilanga
Keterangan : n cairan
1. Keluhan sangat berat yang tidak
2. Keluhan berat terdeteksi
3. Keluhan sedang 3. Berikan
4. Keluhan ringan pengobata
5. Tidak ada keluhan n atau
cairan
melalui
IV
4. Dorong
asupan
cairan
5. Monitor
hubungan
demam
6. Pantau
adanya
komplikas
i terkait
demam
dan tanda
serta
gejala
kondisi
penyebab
demam
7. Kolaboras
ikan
pemberian
antipiretik
4. Selasa, Ketidakseimb Setelah dilakukan tindakan NIC :
05 Mei angan Nutrisi keperawatan selama 3 x 24 Nutrition
2020 : Kurang Dari jam diharapkan management
Keseimbangan Ketidakseimbangan Nutrisi : 1. Tentukan
Tubuh Kurang Dari Keseimbangan status gizi
Tubuh pasien dan
dapat teratasi teratasi kemampua
NOC : Status nutrisi n pasien
N INDIKAT I E untuk
O OR R R memenuhi
1 Asupan gizi 3 5 kebutuhan
2 Asupan 3 5 gizi
makanan 2. Identifikasi
3 Asupan 3 5 alergi
cairan makanan
4 BB 4 5 pada
5 Hidrasi 4 5 pasien
3. Instruksika
Keterangan : n pasien
1. Sangat menyimpang mengenai
dari rentang normal kebutuhan
2. Banyak menyimpang nutrisi
dari rentang normal yaitu,
3. Cukup menyimpang membahas
dari rentang normal pedoman
4. Sedikit menyimpang diet dan
dari rentang normal piramida
5. Tidak menyimpang makanan
dari rentang normal 4. Bantu
pasien
dalam
menentuka
n pedoman
piramidam
akanan yng
paling
cocok
daam
memenuhi
kebtuhan
nutrisi
(misalnya,
piramida
makanan
vegetarian,
dll)
5. Tentukan
jumlah
kalori dan
jenis
nutrisi
yang
dibutuhkan
untuk
memenuhi
kebutuhan
gizi
6. Berikan
pilihan
makanan
sambil
menawark
an
bimbingan
terhadap
pilihan
makanan
yang lebih
sehat jika
diperlukan
7. Atur diit
yang
diperlukan
8. Mengkaji
intake
makanan
9. Monitor
penurunan
berat
badan
5. Selasa, Resiko Setelah dilakukan tindakan NIC :
05 Mei Kerusakan keperawatan selama 3 x 24 Pressure
2020 Integritas jam diharapkan Resiko Management
Kulit Kerusakan Integritas Kulit 1. Jaga
dapat teratasi teratasi kebersihan
NOC : tissue perfusion : kulit agar
perifer tetap
N INDIKAT I E bersih dan
O OR R R kering
1 Integritas 3 5 2. Monitor
yang baik kulit
dapat adanya
dipertahank kemerahan
an 3. Oleskan
2 Melaporkan 3 5 lotion atau
adanya baby oil
gangguan pada
sensasi atau daerah
nyeri pada yang
daerah kulit tertekan/ke
yang merahan
mengalami 4. Monitor
gangguan status
3 Monitor 3 5 nutrisi
adanya pasien
kemerahan 5. Kolaborasi
Keterangan : dengan
1. Sangat menyimpang ahli gizi
dari rentang normal unruk
2. Banyak menyimpang pemberian
dari rentang normal nutrisi
3. Cukup menyimpang tinggi
dari rentang normal protein,
4. Sedikit menyimpang mineral
dari rentang normal dan
5. Tidak menyimpang vitamin
dari rentang normal 6. Jaga
kebersihan
alat tenun
7. Monitor
nyeri atau
sensasi
terbakar
pada
daerah
rectal

F. IMPLEMENTASI
1. HARI PERTAMA (5 Mei 2020)

NO. WAKTU DIAGNOSA KEP IMPLEMENTASI RESPON


1. 11.00 Nyeri akut Mengkaji nyeri S:
secara P: Klien
komprehensif datang
dengan
keluhan
nyeri perut
sebelah
kiri, nyeri
terus
menrus
Q: Nyeri
seperti
terbakar
R: Nyeri
dibagian
perut
sebelah kiri
atas
samapai ulu
hati
S:Skala
nyeri 6
T: Nyeri
bertamabah
jika ditekan
dan diisi
O : Ekspresi wajah
pasien menahan
nyeri
2. 11.05 Defisit volume melakukan S : Klien
cairan pemeriksaan tanda- mengatakan
Hipertermia tanda vital merasakan
kelemahan dan
badan terasa
gemetar
O:
TD 130/90
mmHg
N 92 x/mnt
RR 24x/mnt
S 38,8 0C
Suhu kulit
teraba hangat
3. 11.07 Nyeri akut Melakukan S : pasien
penanganan nyeri mengatakan
secara non merasa lebih rileks
farmakologi O : pasien mampu
dengan cara nafas melakukan teknik
dalam dan dzikir non faramakologi
yang telah
diajarkan
4. 11.15 Defisit volume Memonitor status S:
cairan hidrasi (memeriksa pasien mengatakan
Ketidakseimbangan turgor kulit dan hanya minum 5
nutrisi kurang dari kelembaban gelas kecil dalam
kebutuhan tubuh mukosa bibir) dan sehari
intake cairan pasien mengatakan
muntah setiap
setelah makan, dan
muntah berwarna
putih dan BAB
mencret sudah 5
kali sampai siang
ini
O:
Turgor kulit turun
Mukosa bibir
kering
5. 11.17 Defisit volume Menimbang BB S : pasien
cairan mengatakan berat
Ketidakseimbangan badan terakhir
nutrisi kurang dari sebelum sakit
kebutuhan tubuh adalah 48 kg
O:
BB 45 kg
6. 11.18 Ketidakseimbangan Mengkaji intake S : pasien
nutrisi kurang dari nutrisi mengatakan hanya
kebutuhan tubuh habis ¼ porsi
Pasien mengatakan
tidak nafsu makan
O : pasien lemas
Diit menggunakan
bubur saring
7. 11.20 Resiko kerusakan Memonitor nyeri S : pasien
integritas kulit atau sensasi merasakan perih
terbakar pada dan panas pada
daerah rectal daerah anus
O : terdapat
Memonitor kemerahan
kemerahan pada disekitar anus
daerah rectal

8. 12.00 Ketidakseimbangan Memberikan terapi S : pasien


nutrisi kurang dari farmakologi untuk mengatakan nyeri
kebutuhan tubuh mengobati ulkus masih terasa
Nyeri akut peptikus O : Sucralfat 3x10
cc sudah diberikan
9. 14.00 Defisit volume melakukan S : Klien
cairan pemeriksaan tanda- mengatakan
Hipertermia tanda vital merasakan lemas
O:
TD 120/90
mmHg
N 90 x/mnt
RR 24x/mnt
S 38,6 0C
Suhu kulit
teraba hangat
10. 14.05 Hipertermia Memberikan obat S:-
antipiretik O : paracetamol 1
tablet sudah di
minum oleh pasien
11 14.06 Ketidakseimbangan Mengkaji intake S : pasien
nutrisi kurang dari nutrisi mengatakan hanya
kebutuhan tubuh habis ¼ porsi
Pasien mengatakan
tidak nafsu makan
Pasien mengatakan
terasa nyeri ketika
makanan masuk
O : pasien lemas
Diit menggunakan
bubur saring
12 15.00 Defisit volume Memonitor status S:
cairan hidrasi (memeriksa pasien mengatakan
Ketidakseimbangan turgor kulit dan muntah lagi setelah
nutrisi kurang dari kelembaban makan,muntah
kebutuhan tubuh mukosa bibir) dan berwarna putih
intake cairan pasien mengatakan
masih BAB
mencret total sudah
8 kali
O:
Turgor kulit turun
Mukosa bibir
kering
13 12.00 Ketidakseimbangan Memberikan terapi S : pasien
nutrisi kurang dari farmakologi untuk mengatakan nyeri
kebutuhan tubuh mengobati ulkus masih terasa
Nyeri akut peptikus O : Sucralfat 3x10
cc sudah diberikan
14 20.00 Defisit volume melakukan S : Klien
cairan pemeriksaan tanda- mengatakan lemas
Hipertermia tanda vital O:
TD 120/90
mmHg
N 91 x/mnt
RR 24x/mnt
S 38,2 0C
Suhu kulit
teraba hangat
15 22.00 Defisit volume Memonitor status S:
cairan hidrasi (memeriksa pasien mengatakan
Ketidakseimbangan turgor kulit dan muntah lagi setelah
nutrisi kurang dari kelembaban makan,muntah
kebutuhan tubuh mukosa bibir) dan berwarna putih
intake cairan pasien mengatakan
BAB terakhir sore
hari, total sudah 9
kali BAB
O:
Turgor kulit turun
Mukosa bibir
kering
16 22.03 Nyeri akut Memberikan terapi S :-
Defisit volume secara farmakologi O: obat yang
cairan diberikan :
Hipertermia Ceftriaxon 2x1 g
Ketidakseimbangan OMZ 2x1
nutrisi kurang dari Vitamin B12 2 x1
kebutuhan tubuh Paracetamol 3 x1

17 23.45 Defisit volume Memonitor output S:-


cairan (membuang urin) O : Urin 1000 ml
Hipertermia
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
18 00.00 Defisit volume Menghitung S:-
cairan balance cairan O:
Hipertermia Pareteral
Ketidakseimbangan Inf RL 2000 ml
nutrisi kurang dari Enteral 120 x 5 =
kebutuhan tubuh 600ml
Total intake =
2825 ml
Urin 1000 ml
IWL 15 x45 = 675
ml
Feses 9 x 100 =
900 ml
Muntah 3 x 100 =
300 ml
Total output 2875
ml
BC= 2825-2875
= -50

2. HARI KEDUA (6 Mei 2020)

NO. WAKTU DIAGNOSA KEP IMPLEMENTASI RESPON


1. 05.00 Defisit volume melakukan S : klien
cairan pemeriksaan tanda- mengatakan sulit
Hipertermia tanda vital tidur
O:
TD 110/90
mmHg
N 85 x/mnt
RR 20x/mnt
S 37,8 0C
2. 05.05 Nyeri akut Mengkaji nyeri S:
secara P: keluhan
komprehensif nyeri perut
sebelah
kiri, nyeri
terus
menrus
Q: Nyeri
seperti
terbakar
R: Nyeri
dibagian
perut
sebelah kiri
atas
samapai ulu
hati
S:Skala
nyeri 5
T: Nyeri
bertamabah
jika ditekan
dan diisi
O : Ekspresi wajah
pasien menahan
nyeri
3. 05.07 Nyeri akut Mengevaluasi S : pasien
penanganan nyeri mengatakan sering
secara non menggunakan
farmakologi teknik yang telah
dengan cara nafas diajarkan
dalam dan dzikir O : pasien mampu
mengulangi teknik
non faramakologi
yang telah
diajarkan
4. 06.00 Ketidakseimbangan Memberikan terapi S : pasien
nutrisi kurang dari farmakologi untuk mengatakan nyeri
kebutuhan tubuh mengobati ulkus masih terasa
Nyeri akut peptikus O : Sucralfat 3x10
cc sudah diberikan
5. 06.02 Defisit volume Menimbang BB S:-
cairan O:
Ketidakseimbangan BB 45 kg
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
6. 08.00 Nyeri akut Memberikan terapi S :-
Defisit volume secara farmakologi O: obat yang
cairan diberikan :
Hipertermia Ceftriaxon 2x1 g
Ketidakseimbangan OMZ 2x1
nutrisi kurang dari Vitamin B12 2 x1
kebutuhan tubuh Paracetamol 3 x1
Oralit 1 x1
7. 08.05 Ketidakseimbangan Mengkaji intake S : pasien
nutrisi kurang dari nutrisi mengatakan hanya
kebutuhan tubuh habis ¼ porsi
Pasien mengatakan
terasa nyeri ketika
makanan masuk
O : Diit
menggunakan
bubur saring
7. 08.10 Resiko kerusakan Memonitor nyeri S : pasien
integritas kulit atau sensasi merasakan perih
terbakar pada dan panas pada
daerah rectal daerah anus
O : masih terlihat
adanya kemerahan
disekitar anus
8. 08.11 Resiko kerusakan Melakukan edukasi S : keluarga pasie
integritas kulit kepada keluarga mengatakan akan
untuk menjaga menjaga
kebersihan daerah kebersihanya
perianal dan O : keluarga sudah
menjaganya agar mampu
tetap kering mempraktekan cara
menjaga
kebersihan daerah
perianal dan
menjaganya agar
tetap kering
9 12.00 Ketidakseimbangan Memberikan terapi S : pasien
nutrisi kurang dari farmakologi untuk mengatakan nyeri
kebutuhan tubuh mengobati ulkus masih terasa
Nyeri akut peptikus O : Sucralfat 3x10
cc sudah diberikan
10. 14.00 Defisit volume melakukan S : Klien
cairan pemeriksaan tanda- mengatakan
Hipertermia tanda vital merasakan lemas
O:
TD 110/80
mmHg
N 80 x/mnt
RR 20x/mnt
S 38,1 0C
Suhu kulit
teraba hangat
11. 14.05 Hipertermia Memberikan obat S:-
antipiretik O : paracetamol 1
tablet sudah di
minum oleh pasien
12 14.06 Ketidakseimbangan Mengkaji intake S : pasien
nutrisi kurang dari nutrisi mengatakan hanya
kebutuhan tubuh habis ¼ porsi
Pasien mengatakan
tidak nafsu makan
Pasien mengatakan
terasa nyeri ketika
makanan masuk
O : pasien lemas
Diit menggunakan
bubur saring
13 16.00 Defisit volume Memonitor status S:
cairan hidrasi (memeriksa pasien mengatakan
Ketidakseimbangan turgor kulit dan muntah lagi setelah
nutrisi kurang dari kelembaban makan,muntah
kebutuhan tubuh mukosa bibir) dan berwarna putih
intake cairan pasien mengatakan
pasien sudah BAB
3 kali berwarna
kuning dan cair,
sedikit
O:
Turgor kulit
membaik
Mukosa bibir
kering
14 18.00 Ketidakseimbangan Memberikan terapi S : pasien
nutrisi kurang dari farmakologi untuk mengatakan nyeri
kebutuhan tubuh mengobati ulkus masih terasa
Nyeri akut peptikus O : Sucralfat 3x10
cc sudah diberikan
15 20.00 Defisit volume melakukan S:-
cairan pemeriksaan tanda- O:
Hipertermia tanda vital TD 110/90
mmHg
N 86 x/mnt
RR 18x/mnt
S 38,5 0C
Suhu kulit
teraba hangat
16 22.00 Defisit volume Memonitor status S:
cairan hidrasi (memeriksa pasien mengatakan
Ketidakseimbangan turgor kulit dan muntah lagi setelah
nutrisi kurang dari kelembaban makan,muntah
kebutuhan tubuh mukosa bibir) dan berwarna putih
intake cairan pasien mengatakan
sudah BAB 6 kali
sedikit sedikit
O:
Turgor kulit
membaik
Mukosa bibir
kering
17 22.03 Nyeri akut Memberikan terapi S :-
Defisit volume secara farmakologi O: obat yang
cairan diberikan :
Hipertermia Ceftriaxon 2x1 g
Ketidakseimbangan OMZ 2x1
nutrisi kurang dari Vitamin B12 2 x1
kebutuhan tubuh Paracetamol 3 x1

18 23.45 Defisit volume Memonitor output S:-


cairan (membuang urin) O : Urin 880 ml
Hipertermia
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
19 23.50 Hipertermia Memonitor suhu S:
tubu O : suhu 37,8 0C
18 00.00 Defisit volume Menghitung S:-
cairan balance cairan O:
Hipertermia Pareteral
Inf RL 2000 ml
Ketidakseimbangan
Enteral 120 x 5 =
nutrisi kurang dari 600ml
Total intake =
kebutuhan tubuh
2825 ml
Urin 980 ml
IWL 15 x45 = 675
ml
Feses 6 x 100 =
600 ml
Muntah 3 x 100 =
300 ml
Total output 2555
ml
BC =2825 ml-
2555 ml
= +270

3. HARI KETIGA (7 Mei 2020)

No. Waktu Diagnosa Kep Implementasi Respon


1. 05.00 Defisit volume melakukan S : klien mengataka
cairan pemeriksaan sudah tidak terlalu lemas
Hipertermia tanda-tanda vital O:
TD 100/90 mmHg
N 80 x/mnt
RR 20x/mnt
S 37,9 0C
2. 05.05 Nyeri akut Mengkaji nyeri S:
secara P: Keluhan nyeri
komprehensif perut sebelah
kiri, nyeri terus
menrus
Q: Nyeri seperti
terbakar
R: Nyeri dibagian
perut sebelah kiri
atas samapai ulu
hati
S:Skala nyeri 4
T: Nyeri
bertamabah jika
ditekan dan diisi
O : Ekspresi wajah
pasien menahan nyeri
3. 05.07 Nyeri akut Mengevaluasi S : pasien mengatakan
penanganan sering menggunakan
nyeri secara non teknik yang telah
farmakologi diajarkan
dengan cara O : pasien mampu
nafas dalam dan mengulangi teknik non
dzikir faramakologi yang telah
diajarkan
4. 06.00 Ketidakseimbangan Memberikan S : pasien mengatakan
nutrisi kurang dari terapi nyeri masih terasa
kebutuhan tubuh farmakologi O : Sucralfat 3x10 cc
Nyeri akut untuk sudah diberikan
mengobati ulkus
peptikus
5. 06.02 Defisit volume Menimbang BB S : -
cairan O:
Ketidakseimbangan BB 45 kg
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
6. 08.00 Nyeri akut Memberikan S :-
Defisit volume terapi secara O: obat yang diberikan :
cairan farmakologi Ceftriaxon 2x1 g
Hipertermia OMZ 2x1
Ketidakseimbangan Vitamin B12 2 x1
nutrisi kurang dari Paracetamol 3 x1
kebutuhan tubuh Oralit 1 x 1

7. 08.05 Ketidakseimbangan Mengkaji intake S : pasien mengatakan


nutrisi kurang dari nutrisi hanya habis ¼ porsi
kebutuhan tubuh Pasien mengatakan
terasa nyeri ketika
makanan masuk
O : Diit menggunakan
bubur saring
8. 08.10 Resiko kerusakan Memonitor S : pasien mengatakan
integritas kulit nyeri atau sudah tidak terasa perih
sensasi terbakar dan panas pada daerah
pada daerah anus
rectal O : tidak terlihat adanya
kemerahan disekitar anus
9 12.00 Ketidakseimbangan Memberikan S : pasien mengatakan
nutrisi kurang dari terapi nyeri masih terasa
kebutuhan tubuh farmakologi O : Sucralfat 3x10 cc
Nyeri akut untuk sudah diberikan
mengobati ulkus
peptikus
10. 14.00 Defisit volume melakukan S : Klien mengatakan
cairan pemeriksaan lemas sudah berkurang
Hipertermia tanda-tanda vital O:
TD 120/80 mmHg
N 80 x/mnt
RR 20x/mnt
S 37,7 0C
11. 14.05 Hipertermia Memberikan S:-
obat antipiretik O : paracetamol 1 tablet
sudah di minum oleh
pasien
12 14.06 Ketidakseimbangan Mengkaji intake S : pasien mengatakan
nutrisi kurang dari nutrisi hanya habis ½ porsi
kebutuhan tubuh Pasien mengatakan
terasa nyeri ketika
makanan masuk
O : pasien menahan
nyeri
Diit menggunakan bubur
saring
13 16.00 Defisit volume Memonitor S:
cairan status hidrasi pasien mengatakan
Ketidakseimbangan (memeriksa muntah lagi setelah
nutrisi kurang dari turgor kulit dan makan,muntah berwarna
kebutuhan tubuh kelembaban putih
mukosa bibir) pasien memngatakan
dan intake muntah lebih banyak
cairan dari sebelumnya
pasien mengatakan
pasien Baru BAB 2 kali
berwarna kuning dan
cair, sedikit
O:
Mukosa bibir lembab
Turgor kulit membaik
14 18.00 Ketidakseimbangan Memberikan S : pasien mengatakan
nutrisi kurang dari terapi nyeri masih terasa
kebutuhan tubuh farmakologi O : Sucralfat 3x10 cc
Nyeri akut untuk sudah diberikan
mengobati ulkus
peptikus
15 20.00 Defisit volume melakukan S:-
cairan pemeriksaan O:
Hipertermia tanda-tanda vital TD 120/90 mmHg
N 82 x/mnt
RR 20x/mnt
S 37,8 0C
16 22.00 Defisit volume Memonitor S:
cairan status hidrasi Pasien mengatakan
Ketidakseimbangan (memeriksa minum 8 gelas kecil
nutrisi kurang dari turgor kulit dan sehari
kebutuhan tubuh kelembaban pasien mengatakan
mukosa bibir) muntah lagi setelah
dan intake makan,muntah berwarna
cairan putih
pasien mengatakan
belum BAB lagi
O:
Turgor kulit membaik
Mukosa bibir lembab
17 22.03 Nyeri akut Memberikan S :-
Defisit volume terapi secara O: obat yang diberikan :
cairan farmakologi Ceftriaxon 2x1 g
Hipertermia OMZ 2x1
Ketidakseimbangan Vitamin B12 2 x1
nutrisi kurang dari Paracetamol 3 x1
kebutuhan tubuh
18 23.45 Defisit volume Memonitor S:-
cairan output O : Urin 1400 ml
Hipertermia (membuang
Ketidakseimbangan urin)
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
19 23.50 Hipertermia Memonitor suhu S:
tubu O : suhu 37,50C
18 00.00 Defisit volume Menghitung S:-
cairan balance cairan O:
Hipertermia Pareteral
Ketidakseimbangan Inf RL 2000 ml
nutrisi kurang dari Enteral 120 x 8 = 960ml
kebutuhan tubuh Total intake = 2960 ml
Urin 1400 ml
IWL 15 x45 = 675 ml
Feses 2 x 100 = 200 ml
Muntah 3 x 150= 450 ml
Total output 2725 ml
BC= 2960 ml-2425 ml
=+235 ml
G. EVALUASI
1. Hari pertama (5 Mei 2020)
NO. DIAGNOSA KEP EVALUASI
1 Nyeri akut S
P: Klien datang dengan keluhan nyeri perut
sebelah kiri, nyeri terus menrus
Q: Nyeri seperti terbakar
R: Nyeri dibagian perut sebelah kiri atas
samapai ulu hati
S:Skala nyeri 6
T: Nyeri bertamabah jika ditekan dan diisi
O
1. Ekpresi wajah pasien menahan nyeri
2. Pasien sudah diajarkan teknik non
farmakologi (tarik nafas dalam dan dzikir)
A Masalah belum teratasi
NOC : Pain level
NO INDIKATOR IR ER NOW
1 Melaporkan nyeri 3 5 3
2 Ekspresi wajah 3 5 3
menahan nyeri
NOC : pain control
NO INDIKATOR IR ER NOW
1. Mengenali kapan 2 5 2
nyeri terjadi
2. Menggambarkan 3 5 3
faktor penyebab
3. Menggunakan 4 5 4
tindakan
pencegahan
4. Melaporkan nyeri 2 5 2
yang terkontrol
P Lanjutkan intervensi dengan NIC Pain
Management
2 Defisit volume S
cairan 1. Klien mengatakan merasakan kelemahan
dan badan terasa gemetar
2. Pasien mengatakan hanya minum 5 gelas
kecil dalam sehari
3. Pasien mengatakan muntah setiap setelah
makan, dan muntah berwarna putih
4. Pasien mengatakan sudah BAB 9 kali
O
1. TD 120/90 mmHg, N 91 x/mnt, RR
24x/mnt,S 38,2 0C
2. Turgor kulit turun
3. Mukosa bibir kering
4. BC -50 ml
5. Bb 45 Kg
A Masalah belum teratasi
NOC : Fluid balance
NO INDIKATOR IR ER NOW
1 Turgor kulit 3 5 3
2 Kelembaban 3 5 3
membran mukosa
3 Keseimbangan 3 5 3
intake dan output
dalam 24 jam
4 BB stabil 4 5 4
P
1. Lanjutkan intervensi dengan NIC Fluid
Management
2. Kolaborasikan pemberian oralit
3 Hipertermia S Pasien mengatakan lemas
O
1. TD 120/90 mmHg, N 91 x/mnt, RR
24x/mnt, S 38,2 0C
2. Suhu kulit teraba hangat
3. BC -50 ml
4. Paracetamol telah diberikan sesuai dosis
yang di instruksikan
A Masalah belum teratasi
NOC : thermoregulation
NO INDIKATOR IR ER NOW
1 Suhu kulit 3 5 3
meningkat
2 Hipertermia 3 5 3
(suhu)
3 Dehidrasi 3 5 3
P Lanjutkan intervensi dengan NIC fever treatment
4 Kekurangan nutrisi S
kurang dari 1. Pasien mengatakan berat badan terakhir
kebutuhan tubuh sebelum sakit adalah 48 kg
2. Pasien mengatakan muntah lagi setelah
makan,muntah berwarna putih
3. Pasien mengatakan BAB mencret 9 kali
4. Pasien mengatakan hanya habis ¼ porsi
5. Pasien mengatakan minum 5 gelas kecil
sehari (@120 cc)
O
1. BB 45 kg
2. BC – 50 kg
3. Turgor kulit menurun
4. Mukosa bibir kering
A Masalah belum teratasi
NOC : Status nutrisi
NO INDIKATOR IR ER NOW
1 Asupan gizi 3 5 3
2 Asupan makanan 3 5 3
3 Asupan cairan 3 5 3
4 BB 4 5 4
5 Hidrasi 4 5 4
P Lanjutkan intervensi dengan NIC Nutrition
management
5 Resiko kerusakan S Pasien merasakan perih dan panas pada daerah
integritas kulit anus
O Ada kemerahan di sekitar anus
A Masalah belum teratasi
NOC : tissue perfusion : perifer
NO INDIKATOR IR ER NOW
1 Integritas yang 3 5 3
baik dapat
dipertahankan
2 Melaporkan 3 5 3
adanya gangguan
sensasi atau nyeri
pada daerah kulit
yang mengalami
gangguan
3 Monitor adanya 3 5 3
kemerahan
P Lanjutkan NIC dengan Pressure management

2. Hari kedua (6 Mei 2020)


NO. DIAGNOSA KEP EVALUASI
1 Nyeri akut S
P: Pasien mengeluh nyeri perut sebelah kiri,
nyeri terus menrus
Q: Nyeri seperti terbakar
R: Nyeri dibagian perut sebelah kiri atas
samapai ulu hati
S:Skala nyeri 5
T: Nyeri bertamabah jika ditekan dan diisi
O
1. Ekpresi wajah pasien menahan nyeri
2. Pasien sudah menggunakan teknik non
farmakologi (tarik nafas dalam dan dzikir)
A Masalah belum teratasi
NOC : Pain level
NO INDIKATOR IR ER NOW
1 Melaporkan nyeri 3 5 4
2 Ekspresi wajah 3 5 4
menahan nyeri
NOC : pain control
NO INDIKATOR IR ER NOW
1. Mengenali kapan 2 5 3
nyeri terjadi
2. Menggambarkan 3 5 3
faktor penyebab
3. Menggunakan 4 5 4
tindakan
pencegahan
4. Melaporkan nyeri 2 5 2
yang terkontrol
P Lanjutkan intervensi dengan NIC Pain
Management
2 Defisit volume S
cairan 1. Klien mengatakan merasa lemas
2. Pasien mengatakan hanya minum 5 gelas
kecil dalam sehari
3. Pasien mengatakan muntah setiap setelah
makan, dan muntah berwarna putih
4. Pasien mengatakan sudah BAB 6 kali
O
1. TD 110/90 mmHg, N 86 x/mnt, RR
18x/mnt, S 37,8 0C
2. Turgor kulit membaik
3. Mukosa bibir kering
4. BC +270 ml
5. Bb 45 Kg
6. Oralit tealh diberikan
A Masalah berkurang
NOC : Fluid balance
NO INDIKATOR IR ER NOW
1 Turgor kulit 3 5 4
2 Kelembaban 3 5 3
membran mukosa
3 Keseimbangan 3 5 4
intake dan output
dalam 24 jam
4 BB stabil 4 5 5
P Lanjutkan intervensi dengan NIC Fluid
Management
3 Hipertermia S Pasien mengatakan lemas
O
1. TD 110/90 mmHg, N 86 x/mnt, RR
18x/mnt, S 37,8 0C
2. Suhu kulit teraba hangat
3. BC _+270 ml
4. Paracetamol telah diberikan sesuai dosis
yang di instruksikan
A Masalah berkurang
NOC : thermoregulation
NO INDIKATOR IR ER NOW
1 Suhu kulit 3 5 3
meningkat
2 Hipertermia 3 5 3
(suhu)
3 Dehidrasi 3 5 5
P Lanjutkan intervensi dengan NIC fever treatment
4 Kekurangan nutrisi S
kurang dari 1. Pasien mengatakan muntah lagi setelah
kebutuhan tubuh makan,muntah berwarna putih
2. Pasien mengatakan BAB mencret 6 kali
3. Pasien mengatakan hanya habis ¼ porsi
4. Pasien mengatakan minum 5 gelas kecil
sehari (@120 cc)
5. Pasien mengatakan masih terasa nyeri
ketika makanan masuk
O
1. BB 45 kg
2. BC +270cc
3. Turgor kulit membaik
4. Mukosa bibir kering
5. Diit menggunakan bubur saring
A Masalah berkurang
NOC : Status nutrisi
NO INDIKATOR IR ER NOW
1 Asupan gizi 3 5 3
2 Asupan makanan 3 5 3
3 Asupan cairan 3 5 4
4 BB 4 5 5
5 Hidrasi 4 5 4
P Lanjutkan intervensi dengan NIC Nutrition
management
5 Resiko kerusakan S Pasien merasakan perih dan panas pada daerah
integritas kulit anus
O Ada kemerahan di sekitar anus
A Masalah belum teratasi
NOC : tissue perfusion : perifer
NO INDIKATOR IR ER NOW
1 Integritas yang 3 5 3
baik dapat
dipertahankan
2 Melaporkan 3 5 3
adanya gangguan
sensasi atau nyeri
pada daerah kulit
yang mengalami
gangguan
3 Monitor adanya 3 5 3
kemerahan
P Lanjutkan NIC dengan Pressure management

1. Hari ketiga (7 Mei 2020)


NO. DIAGNOSA KEP EVALUASI
1 Nyeri akut S
P: Pasien mengeluh nyeri perut sebelah kiri,
nyeri terus menrus
Q: Nyeri seperti terbakar
R: Nyeri dibagian perut sebelah kiri atas
samapai ulu hati
S:Skala nyeri 4
T: Nyeri bertamabah jika ditekan dan diisi
O
1. Ekpresi wajah pasien menahan nyeri
2. Pasien sudah menggunakan teknik non
farmakologi (tarik nafas dalam dan dzikir)
3. Sucralfat sudah diberikan
A Masalah belum teratasi
NOC : Pain level
NO INDIKATOR IR ER NOW
1 Melaporkan nyeri 3 5 4
2 Ekspresi wajah 3 5 4
menahan nyeri
NOC : pain control
NO INDIKATOR IR ER NOW
1. Mengenali kapan 2 5 3
nyeri terjadi
2. Menggambarkan 3 5 3
faktor penyebab
3. Menggunakan 4 5 4
tindakan
pencegahan
4. Melaporkan nyeri 2 5 2
yang terkontrol
P Lanjutkan intervensi dengan NIC Pain
Management
2 Defisit volume S
cairan 1. Pasien mengatakan minum 8 gelas kecil
dalam sehari
2. Pasien mengatakan muntah setiap setelah
makan, dan muntah berwarna putih
3. Pasien mengatakan sudah BAB 2 kali,
sedikit
O
1. TD 120/90 mmHg, N 82 x/mnt, RR
20x/mnt, S 37,5 0C
2. Turgor kulit membaik
3. Mukosa bibir lembab
4. BC +235 ml
5. BB 45 Kg
A Masalah teratasi
NOC : Fluid balance
NO INDIKATOR IR ER NOW
1 Turgor kulit 3 5 5
2 Kelembaban 3 5 5
membran mukosa
3 Keseimbangan 3 5 5
intake dan output
dalam 24 jam
4 BB stabil 4 5 5
P Hentikan Intervensi dengan tetap memonitor
balance cairan
3 Hipertermia S Pasien mengatakan sudah tidak lemas
O
1. TD 120/90 mmHg, N 82 x/mnt, RR
20x/mnt, S 37,5 0C
2. Suhu kulit teraba hangat
3. BC +235 ml
A Masalah teratasi
NOC : thermoregulation
NO INDIKATOR IR ER NOW
1 Suhu kulit 3 5 5
meningkat
2 Hipertermia 3 5 5
(suhu)
3 Dehidrasi 3 5 5
P Hentikan intervensi dengan tetap memonitor suhu
tubuh
4 Kekurangan nutrisi S
kurang dari 1. Pasien mengatakan masih muntah setelah
kebutuhan tubuh makan,muntah berwarna putih
2. Pasien mengatakan BAB mencret 2 kali
3. Pasien mengatakan hanya habis ½ porsi
4. Pasien mengatakan minum 8 gelas kecil
sehari (@120 cc)
5. Pasien mengatakan masih terasa nyeri ketika
makanan masuk
O
1. BB 45 kg
2. BC +235cc
3. Turgor kulit membaik
4. Mukosa bibir lembab
5. Diit menggunakan bubur saring
A Masalah berkurang
NOC : Status nutrisi
NO INDIKATOR IR ER NOW
1 Asupan gizi 3 5 4
2 Asupan makanan 3 5 4
3 Asupan cairan 3 5 5
4 BB 4 5 5
5 Hidrasi 4 5 5
P Lanjutkan intervensi dengan NIC Nutrition
management
5 Resiko kerusakan S Pasien mengatakan sudah tidak merasakan perih
integritas kulit dan panas pada daerah anus
O Tidak ada kemerahan di sekitar anus
A Masalah teratasi
NOC : tissue perfusion : perifer
NO INDIKATOR IR ER NOW
1 Integritas yang 3 5 5
baik dapat
dipertahankan
2 Melaporkan 3 5 5
adanya gangguan
sensasi atau nyeri
pada daerah kulit
yang mengalami
gangguan
3 Monitor adanya 3 5 5
kemerahan
P Hentikan intervensi
TERM OF REFERENCE
PEMBUATAN VIDEO KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners
Mata Kuliah Manajemen Keperawatan
Dosen pembimbing :
Rusana, M.Kep.Ns.Sp.Kep.An.
Bejo Danang, Ns., M.Kep
Suko Pranowo, Ns., M.Kep.

Oleh :
TIM MANAJEMEN KEPERAWATAN
Kelompok 8 di Ruang Al-Kautsar
1. Fitriyah Muslimah Wati (113119001)
2. Rizka Aulia Dzuhra (113119002)
3. Siti Mukhalifatun Annisa (113119005)
4. Nuhrowi (113119031)
5. Aditya Wahyu Kurniawan (113119034)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL–IRSYAD A-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2020
A. LATAR BELAKANG
Menurut Nursalam (2014), ada enam indikator utama kualitas
pelayanan kesehatan di rumah sakit yaitu keselamatan pasien (patient
safety) yang meliputi: angka infeksi nosokomial, angka kejadian pasien
jatuh/kecelakaan, dekubitus, kesalahan dalam pemberian obat, dan tingkat
kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan; pengelolaan nyeri dan
kenyamanan; tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan; perawatan diri;
kecemasan pasien dan perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan)
pasien. Salah satu indikator kualitas pelayanan di rumah sakit adalah
keselamatan pasien.
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variable
untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan yang
berdampak terhadap pelayanan kesehatan.Program keselamatan pasien
adalah suatu usaha untuk menurunkan angka kejadian tidak diharapkan
(KTD) yang sering terjadi pada pasien selama dirawat di rumah sakit
sehingga sangat merugikan baik pasien itu sendiri maupun pihak rumah
sakit. KTD bisa disebabkan oleh berbagai faktor antara lain beban kerja
perawat yang tinggi, alur komunikasi yang kurang tepat, penggunaan
sarana yang kurang tepat dan lain sebagainya.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/Viii/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
menyatakan bahwa sasaran I dalam keselamatan pasien adalah ketepatan
identifikasi pasien. Pasien harus diidentifikasi saat akan diberikan tindakan
seperti pengambilan darah, pengambilan spesimen, pemberian pengobatan
dan tindakan lainnya. Pasien dapat diidentifikasi dengan cara menanyakan
langsung ataupun dengan melihat identitas pasien digelang pasien.
Pasien di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap di rawat dengan
memakai gelang pasien sebagai salah satu cara untuk mengidentifikasi
pasien. Gelang pasien berisi identitas pasien (nama, No.RM, tanggal lahir,
alamat dan NIK) dan gelang penanda (alergi, resiko jatuh, DNR). Namun,
perawat seringkali masih menggunakan nomor kamar dalam melakukan
tindakan dan dalam kuesioner yang dibagikan hanya 40% yang melakukan
identifikasi pasien menggunakan gelang pasien.
Kelompok delapan manajemen profesi NERS STIKES Al-Irsyad
Al-Islamiyyah Cilacap yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Islam
Fatimah akan melakukan perubahan dalam melakukan identifikasi. Oleh
karena itu mahasiswa management kelompok delapan profesi NERS
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap akan membuat video cara
melakukan identifikasi pasien dengan tepat yang bertujuan untuk
mengedukasi cara identifikasi pasien dengan tepat, meningkatkan kualitas
pelayanan dan menurunkan angka kejadian yang tidak diinginkan (KTD).
B. TUJUAN
3. Tujuan Umum
Membantu menurunkan angka kejadian tidak diinginka (KTD).
4. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pasien safety
b. Menurunkan angka kejadian tidak diinginkan (KTD)
c. Memberikan contoh cara mengidentifikasi pasien dengan tepat.
d. Meningkatnya pelayanan keperawatan di rumah sakit.
C. RUANG LINGKUP KEGIATAN
1. Studi literatur
2. Proses perekaman video
3. Proses editing video
D. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Hari/Tanggal: Jum‟at, 08 Mei 2020
Tempat : Mini Hospital Keperawatan STIKES Al-Irsyad
Al-Islamiyyah Cilacap
Waktu : Pukul 10.00 – selesai.
E. METODE KEGIATAN
Pembuatan video ketepatan identifikasi pasien.
F. ALAT BANTU
1. Internet
2. Handphone
3. Aplikasi pembuat video
G. RENCANA KEGIATAN atau POA
PENANGGUNG
WAKTU TAHAP KEGIATAN JAWAB KEGIATAN
TEMPAT
PELAKSANAAN PERAWAT
7 Mei 1. Mencari Siti Mukhalifatun Rumah Pembuatan
2020 Persiapan masalah Annisa masing naskah
pembuatan 2. Mencari materi masing
naskah mengenai
identifikasi
pasien
3. Menyusun
naskah
pembuatan Membuat term of Siti Mukhalifatun Rumah Membuat term
term of reference Annisa masing of reference
reference masing

8 Mei Pembuatan Perekaman video Rizka Aulia Mini Perekaman


2020 video Dzuhra Hospital video
keperawata
n STIKES
Al Irsyad
Al
Islamiyyah
Cilacap
Editing Mengedit video Siti Mukhalifatun Rumah Editing video
video Annisa masing-
masing
H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN

Penetapan masalah yang akan


Tahap pra
dijadikan inovasi

PERSIAPAN :

o Studi

Pelaksanaan
Tahap intra

1. Perekaman video
2. Editing video

Tahap Post
Diskusi dan evaluasi

Keterangan :

1. Tahap Pra
a. Menentukan masalah yang akan dijadikan inovasi
b. Studi literatur
c. Membuat naskah
2. Tahap intra
a. Pembuatan video
b. Editing video
3. Tahap Post
a. Diskusi dan evaluasi

I. PERAN MASING-MASING ANGGOTA TIM


Mencari masalah, studi literatur, pembuatan naskah, pembuatan video
dilakukan oleh semua anggota kelompok.
J. ORGANISASI KEGIATAN
Penanggung jawab : Siti Mukhalifatun Annisa
Telaah referensi : Rizka Aulia Dzuhra
Aditya Wahyu Kurniawan
Pembuatan video : Fitriyah Muslimah Wati
Nuhrowi
K. MANFAAT
6. Meningkatkan pasien safety
7. Angka kejadian tidak diinginkan (KTD) menurun
8. Perawat dapat melakukan identifikasi pasien dengan tepat
9. Meningkatkan pelayanan keperawatan di rumah sakit.
L. KRITERIA EVALUASI
4. Stuktur
d. Persiapan dilakukan sebelumnya
e. Anggota kelompok hadir teapt waktu dalam pembuatan video
5. Proses
Kegiatan akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Jum‟at, 8 Mei 2020
Waktu : 09.00 s/d Selesai
Tempat : Mini Hospital keperawatan STIKES Al
Irsyad Al Islamiyyah Cilacap
6. Hasil
a. 100% mahasiswa dapat melaksanakan tugasnya masing-masing
dengan baik.
b. 90% perawat mengetahui tentang ketepatan identifikasi pasien
dengan baik
M. PENUTUP
Demikian rancangan pembuatan Term Of Reference.Semoga Allah
Subhanallahu Wata „ala memberikan kemudahan didalam melaksanakan
tugas ini aamiin Yaa Rabbal „Alamin.
TERM of REFERENCE (TOR)
PEMAPARAN ANALISA DAN HASIL IMPLEMENTASI
DI RUANG AL-FATH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners
Mata Kuliah Manajemen Keperawatan
Dosen pembimbing :
Rusana, M.Kep.Ns.Sp.Kep.An.
Suko Pranowo, Ns., M.Kep.
Bejo Danang, NS., M.Kep.

Oleh :
TIM MANAJEMEN KEPERAWATAN
Kelompok 8 di Ruang Al-Kautsar
Fitriyah Muslimah Wati (113119001)
Rizka Aulia Dzuhra (113119002)
Siti Mukhalafatun Annisa (113119005)
Nuhrowi (113119031)
Aditya Wahyu Kurniawan (113119034)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) AL–IRSYAD AL-
ISLAMIYYAH CILACAP TAHUN 2020
A. LATAR BELAKANG
Era globalisasi identik dengan era telekomunikasi yang
memungkinkan dunia menjadi tanpa batas. Dikatakan dunia tanpa
batas karena setiap orang dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa
harus bertatap muka. Kemudahan dan fasilitas yang ditawarkan oleh
teknologi informasi menyebabkan teknologi informasi banyak
diminati oleh berbagai kalangan baik untuk pengembangan usaha
maupun pengembangan keilmuannya. Hal ini sesuai dengan
ungkapan Prayitno (2001) bahwa teknologi telah membuka sebuah
dunia baru yang tanpa batas, dan ungkapan Pramono (2005) dalam
jurnal teknodik yang mengistilahkan kemudahan penggunaan
komputer dengan istilah click and drag dimana menurut Pramono,
hal tersebut sudah menjadi jargon dalam penggunaan komputer.
Tenaga keperawatan hendaknya mempersiapkan era global
secara benar dan menyeluruh, mencakup seluruh aspek keadaan dan
kejadian atau peristiwa yang telah, sedang, dan akan berlangsung
pada era tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, khususnya
memasuki era global, perkembangan iptek terjadi dengan sangat
cepat. Proses penyebaran iptek, serta penyebaran berbagai macam
barang dan jasa menjadi bertambah cepat, bahkan sangat cepat. Hal
ini disebabkan adanya perkembangan pesat dari teknologi
transportasi dan telekomunikasi serta perkembangan teknologi
lainnya. Semua ini mencerminkan terjadinya globalisasi dengan
segala ciri dan konsekuensinya (Nursalam 2014),
Era global identik dengan era komputerisasi, sehingga
perawat dituntut untuk menguasai teknologi komputer dalam
melaksanakan Management Information System (MIS), baik di
tatanan pelayanan maupun pendidikan keperawatan. (Nursalam
2014).
Praktik keperawatan adalah tindakan keperawatan
profesional masyarakat dalam menggunakan pengetahuan teoretis
yang mantap dan kukuh dari berbagai ilmu dasar serta ilmu
keperawatan sebagai landasan untuk melakukan pengkajian,
menegakkan diagnosis, menyusun perencanaan, melaksanakan
asuhan keperawatan, dan mengevaluasi hasil tindakan keperawatan,
serta mengadakan penyesuaian rencana keperawatan untuk
menentukan tindakan selanjutnya. Selain memiliki kemampuan
intelektual, interpersonal, dan teknikal, perawat juga harus
mempunyai otonomi yang berarti mandiri dan bersedia menanggung
risiko, bertanggung jawab, dan bertanggung gugat terhadap tindakan
yang dilakukannya, termasuk dalam melakukan dan mengatur
dirinya sendiri (Nursalam 2014).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Untuk memaparkan hasil implementasi tentang
masalah yang ada di ruang Al-Kautsar RSI
Fatimah Cilacap.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui analisis ruang Al-Kautsar
b. Mengetahui hasil dari implementasi di ruang Al-Kautsar
C. SASARAN
Tim Managemen RSI Fatimah Cilacap.
D. MATERI
Hasil analisis dan implementasi ruang Al-Kautsar RSI Fatimah
Cilacap.
E. RUANG LINGKUP KEGIATAN
a. Persiapan
b. Pemaparan Hasil
c. Tanya Jawab
d. Penutup
F. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Hari/Tanggal : Sabtu, 09 Mei 2020
Tempat : Rumah Mahasiswa Masing-masing
Waktu : 13.00 s/d 14.30 WIB
G. METODE KEGIATAN
Daring dengan VideoCall aplikasi Zoom
H. ALAT BANTU
1. Laptop
2. PPT
3. Handphone
I. ORGANISASI KEGIATAN
1. Moderator : Aditya Wahyu K, S.Kep
2. Presentator : Fitriyah Muslimah Wati , S.Kep
3. Notulen : Rizka Aulia Dzuhra, S.Kep
4. Observer : Nuhrowi, S.Kep
5. Penjawab : Siti Mukhalafatun Annisa, S.Kep
J. KRITERIA EVALUASI
1. Struktur
Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses
a. Audiens mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan pemaparan hasil
sesuai tugas yang sudah ada.
3. Hasil
a. Audiens mengerti dengan pemaparan hasil
b. Masalah dalam ruangan teratasi
K. RENCANA KEGIATAN
KEGIATAN
WAKTU TAHAP KEGIATAN PENANGGUNG TEMPAT
PERAWAT
JAWAB
PELAKSANAAN
3 Hari Pra Pra Pemaparan POA : Siti Mukhalafatun Di Ruang Al-Kautsar RSI Mendiskusikan
sebelum Pemaparan 1. Menentukan kasus Annisa Fatimah Cilacap dengan tim
pemaparan POA dan topik kelompok
POA masalah
2. Menentukan intervensi
Planing Of Action
diruang Al-Kautsar
3. Membuat TOR
Planing Of Action
4. Mempersiapkan untuk pemaparan POA
5. Mempersiapkan timbang
terima kelompok
selanjutnya
6. Diskusi pelaksanaan
5 menit Pemaparan Pembukaan : Fitriyah Muslimah Di Ruang Al-Kautsar RSI Mendengarkan
POA 1. Salam Pembuka Wati, S.Kep Fatimah Cilacap
2. Memperkenalkan tim I
manajemen
keperawatan diruang
Al-Kautsar
3. Menyampaikan
permasalah POA
4. Menjelaskan tujuan POA
10 menit Pemaparan Penyajian masalah: Fitriyah Di Ruang Al-Kautsar Mendengarkan
POA 1. Memberi salam dan Muslimah RSI Fatimah Cilacap
memperkenalkan diri kepada tim Wati, S.Kep
manajemen keperawatan rumah
sakit
2. Menjelaskan materi permasalah
POA
3. Menjelaskan rencana intervensi
yang telah dianalisis sesuai
dengan permasalah diruang Al-
Kautsar

15 Menit Pasca 1. Evaluasi dan rekomendasi Rizka Aulia Di Ruang Al-Kautsar Memberikan
pemaparan intervensi keperawatan Dzuhra, S.Kep RSI Fatimah Cilacap respon dan tanya
POA 2. Penutup jawab
L. PENUTUP
Demikian rancangan pembuatan Term Of Reference Identifikasi
Analisa dan Implementasi masalah yang ada di Ruang Rawat Inap
Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap dibuat. Semoga Allah Subhanallahu
Wata „ala memberikan kemudahan didalam melaksanakan tugas ini
aamiin Yaa Rabbal „Alamin.

.
LAPORAN HASIL KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners
Mata Kuliah Manajemen Keperawatan
Dosen pembimbing :
Rusana, M.Kep.Ns.Sp.Kep.An.
Bejo Danang, Ns., M.Kep
Suko Pranowo, Ns., M.Kep.

Oleh :
TIM MANAJEMEN KEPERAWATAN
Kelompok 8 di Ruang Al-Kautsar

i. Fitriyah Muslimah Wati (113119001)


ii. Rizka Aulia Dzuhra (113119002)
iii. Siti Mukhalifatun Annisa (113119005)
iv. Nuhrowi (113119031)
v. Aditya Wahyu Kurniawan (113119037)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL–IRSYAD A-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2020
LAPORAN KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN
DI RUANG AL-KAUTSAR RSI FATMIAH CILACAP

Topik : Ronde Keperawatan


Hari/tanggal : Jumat , 08 Mei 2020
Waktu : Pukul 09.00 WIB s.d selesai
Tempat : Di Ruang AL-Kautsar RSI Fatmiah Cilacap
Sasaran : Pasien Nn. D
No.Register :-
A. LATARBELAKANG
Managemen adalah proses bekerja melalui staff keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara Professional. Disini dituntut
tugas manajer keperawatan untuk merencanakan, mengorganisir,
memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk
memberikan asuhan keperawatan seefektif dan seefisien mungkin bagi
individu, keluarga, dan masyarakat (Gillies, 1996).
Manajemen sangat penting diterapkan didalam ruangan agar semua
kegiatan tertata rapih dan terarah, sehingga tujuan dapat tercapai bersama,
yaitu menciptakan situasi yang aman dan nyaman yang baik kepada
sesama staf keperawatan maupun pasien.

Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi


perawat dalam pelayanan keperawatan adalah pembenahan manajemen
keperawatan karena dengan adanya faktor kelola yang optimal diharapkan
mampu menjadi wahana peningkatan keefektifan pembagian pelayanan
keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan.
Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model asuhan
keperawatan Professional (MAKP) yang di dalamnya terdapat
kegiatanronde keperawatan. Ronde keperawatan adalah suatu bagian
kegiatan asuhan keperawatan dengan membahas kasus tertentu dengan
harapan adanya transfer pengetahuan dan aplikasi pengetahuan secara
teoritis kedalam praktek keperawatan secara langsung yang dilakukan
oleh perawat konselor, kepala ruangan, MA, kabid keperawatan dengan
melibatkan seluruh tim keperawatan. Karakteristik dari ronde keperawatan
meliputi: pasien dilibatkan secara langsung, pasien merupakan fokus
kegiatan, perawat yang terlibat melakukan diskusi, konselor memfasilitasi
kreatifitas dan membantu mengembangkan kemampuan perawat dalam
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilakukan oleh perawat
disamping melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan
atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga seluruh
anggota tim kesehatan (Nursalam, 2009)
Kami mahasiswa profesi Ners STIKES AL-IRSYAD AL-
ISLAMIYYAH Cilacap yang bekerja sama dengan RSI Fatimah Cilacap
akan melakukan perubahan dalam pelayanan dan dokumentasi asuhan
keperawatan. Oleh karena itu Mahasiswa Profesi NERS stase mnajemen
kelompok delapan telah membuat video Ronde Keperawatan yang
bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan
oleh perawat dan guna untuk menggugah petugas kesehatan lainya yang
diperlukan dalam kegiatan Ronde keperawtan

B. TUJUAN PELAKSANAANKEGIATAN

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan ronde keperawatan diharapkan masalah klien dapat


teratasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan keperawatan diharapkan seluruh tim keperawatan
mampu:
a. Merumuskan diagnosa keperawatan yang lebih tepat
b. Menemukan masalah baru dengan keluhan pasien
c. Mengurangi masalah keperawatan pada pasien
d. Mengatasi masalah keperawatan dengan kolaborasi / diskusi bersam
Tim lain
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Sasaran
Pasien dan keluarga
2. Metode
Diskusi dan Tanya jawab
3. Waktu dan tempat

Ronde keperawatan akan dilaksanakan pada:


Hari : Jumat, 08 Mei 2020
Pukul : 09.00 s/d selesai
Tempat : Di Ruang AL-Kautsar RSI Fatmiah Cilacap

D. MEDIA DAN ALAT


a. Alat tulis
b. Stetoscope
c. handphone
E. SETTING TEMPAT

F. SUSUNAN ACARA
Terlampir
G. Proses Ronde
NO TAHAP WAKTU PENANGGUNG JAWAB
1 Pra Ronde: Jumat, 08 Mei Kepala Ruangan
 Menentukan kasus &topik 2020 Ketua TIM (perawat
 Menentukan Timronde pelaksana)
 Informed Consent
 Membuat Praplanning
 Diskusi
2 Intra Ronde: Jumat, 08 Mei Seluruh Anggota Kelompok
 Penyampaian Masalah 2020
 Diskusi
 Validasi data ke pasien dan
keluarga
3 Post Ronde: Jumat, 08 Mei Seluruh Anggota Kelompok
Evaluasi Pelaksanaan Ronde 2020
Revisi & Perbaikan

H. EVALUASI
1. Struktur
a. Melakukan pre ronde keperawatan sebelum melakukan ronde
keperawatan
b. Melakuakan kontrak waktu kepada pasien dan keluarga pasien
sebelum dilakukanya tindakan rondekeperawatan

2. Proses
Kegiatan ronde keperawatan telah dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Jumat, 08 Mei 2020
Waktu : 09.00 s/d14.00 WIB
Tempat : Di Ruang AL-Kautsar RSI Fatmiah Cilacap
3. Hasil yang diharapkan :
1. 100% mahasiswa dapat melaksanakan tugasnya masing-masing
denganbaik.
2. 90% keluarga mengerti dan memahami masalah yang dialami pasien,
serta keluarga dapat memberikan perawatan secara mandiri kepada
pasien
3. Ronde keperawatan dapat berjalan dengan lancar

I. RENCANA KEGIATAN atau POA

KEGIATAN PELAKSANAA TEMPAT KEGIATAN


WAKTU TAHAP
N PASIEN
2 Hari Pra Pra Ronde : Penanggung Ruang AL-
sebelum 9. Menentukan Jawab Kautsar RSI
Ronde Ronde kasus dan topik Fatmiah
10. Menentukan Aditya Wahyu
tim ronde Kurniawan
keperawatan
11. Menentukan
literatur
12. Membuat TOR
Ronde
Keperawatan
13. Menyusun
asuhan
keperawatan
14. Konsul Askep
15. Mempersiapka
n pasien
16. Diskusi
pelaksanaan
5 Pembukaan : KARU Di Ruang AL-
menit Ronde 5. Salam Rizka Aulia Kautsar RSI Mendengarkan
Pembuka Dzuhra Fatmiah
6. Memperkenalk
an tim ronde
keperawatan
7. Menyampaikan
identitas dan
masalah pasien
8. Menjelaskan
tujuan ronde
keperawatan
30 Penyajian KATIM Di Ruang AL- Mendengarkan
menit Ronde masalah: Kautsar RSI
4. Memberi Aditya Wahyu Fatmiah
salam dan Kurniawan
memperkenal
kan pasien
dan keluarga
kepada tim
ronde
5. Menjelaskan Perawat
riwayat Pelaksana
penyakit dan
keperawatan Siti Mukhalifaun
pasien Annisa
6. Menjelaskan
masalah
pasien dan
rencana
tindakan yang
telah
dilaksanakan
dan serta
menetapkan
prioritas yang
pelu di
diskusikan

Justifikasi data :
5. Mencocokan
dan
menjelaskan
kembali data
yang telah
disampaikan
6. Diskusi antar
anggota tim
dan pasien
tentang
masalah
keperawatan
tersebut
7. Pemberian Penanggung
justifikasi jawab
oleh perawat KONSELOR
primer atau Fitriyah
konselor atau Muslimah Wati
kepala
ruangan
tentang
masalah
pasien serta
rencana
tindakan yang
akan
dilakukan
8. Menentukan
tindakan
keperawatan
pada masalah
prioritas yang
telah
ditetapkan
20 Pasca 3. Evaluasi dan KARU Ruang AL-
Menit Ronde rekomendasi Rizka Aulia Kautsar RSI
intervensi Dzuhra Fatmiah
keperawatan
4. Penutup KATIM
Aditya Wahyu
Kurniawan

Perawat
Pelaksana

Siti Mukhalifatun
Annisa

J. PENUTUP
Alhamdulillah berkat rahmat Allah Subhanallahu Wata„ala yang telah
memberikan kemudahan didalam melaksanakan tugas ini dan dengan
semangat, kegigihan teman-teman kelompok akhirnya bisa terselesaikan
tanpa suatu halangan apapun aamiin Yaa Rabbal „Alamin.

.
LAPORAN KEGIATAN
IMPLEMENTASI VIDEO KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners
Mata Kuliah Manajemen Keperawatan
Dosen pembimbing :
Rusana, M.Kep.Ns.Sp.Kep.An.
Suko Pranowo, Ns., M.Kep.
Bejo Danang, NS., M.Kep.

Oleh :
TIM MANAJEMEN KEPERAWATAN
Kelompok 8 di Ruang Al-Kautsar

1. Fitriya Muslimah Wati (113119001)


2. Rizka Aulia Dzuhra (113119002)
3. Siti Mukhalafatun Annisa (113119005)
4. Nuhrowi (113119031)
5. Aditya Wahyu Kurniawan (113119034)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL–IRSYAD A-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2020
LAPORAN KEGIATAN

IMPLEMENTASI VIDEO KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

DI RUANG AL-KAUTSAR RSI FATIMAH CILACAP

Topik : Implementasi video ketepatan identifikasi pasien

Hari/tanggal : Jum'at, 8 Mei 2020


Waktu : Pukul 09.00 WIB s.d selesai
Tempat : Ruang Al-Kautsar Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap
Sasaran : Perawat Ruang Al-Kautsar Rumah Sakit Islam Fatimah
Cilacap
No. Register :-

A. Latar Belakang
Managemen adalah proses bekerja melalui staff keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara Professional. Disini
dituntut tugas manajer keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang
tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan seefektif dan seefisien
mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat (Gillies, 1996).
Manajemen sangat penting diterapkan didalam ruangan agar
semua kegiatan tertata rapih dan terarah, sehingga tujuan dapat tercapai
bersama, yaitu menciptakan situasi yang aman dan nyaman yang baik
kepada sesama staf keperawatan maupun pasien.
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi
perawat dalam pelayanan keperawatan adalah pembenahan manajemen
keperawatan karena dengan adanya faktor kelola yang optimal
diharapkan mampu menjadi wahana peningkatan keefektifan pembagian
pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan.
Menurut Nursalam (2014), ada enam indikator utama kualitas
pelayanan kesehatan di rumah sakit yaitu keselamatan pasien (patient
safety) yang meliputi: angka infeksi nosokomial, angka kejadian pasien
jatuh/kecelakaan, dekubitus, kesalahan dalam pemberian obat, dan
tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan; pengelolaan
nyeri dan kenyamanan; tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan;
perawatan diri; kecemasan pasien dan perilaku (pengetahuan, sikap, dan
keterampilan) pasien. Salah satu indikator kualitas pelayanan di rumah
sakit adalah keselamatan pasien.
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variable
untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan
yang berdampak terhadap pelayanan kesehatan.Program keselamatan
pasien adalah suatu usaha untuk menurunkan angka kejadian tidak
diharapkan (KTD) yang sering terjadi pada pasien selama dirawat di
rumah sakit sehingga sangat merugikan baik pasien itu sendiri maupun
pihak rumah sakit. KTD bisa disebabkan oleh berbagai faktor antara
lain beban kerja perawat yang tinggi, alur komunikasi yang kurang
tepat, penggunaan sarana yang kurang tepat dan lain sebagainya.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/Viii/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
menyatakan bahwa sasaran I dalam keselamatan pasien adalah
ketepatan identifikasi pasien. Pasien harus diidentifikasi saat akan
diberikan tindakan seperti pengambilan darah, pengambilan spesimen,
pemberian pengobatan dan tindakan lainnya. Pasien dapat diidentifikasi
dengan cara menanyakan langsung ataupun dengan melihat identitas
pasien digelang pasien.
Pasien di Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap di rawat dengan
memakai gelang pasien sebagai salah satu cara untuk mengidentifikasi
pasien. Gelang pasien berisi identitas pasien (nama, No.RM, tanggal
lahir, alamat dan NIK) dan gelang penanda (alergi, resiko jatuh, DNR).
Namun, perawat seringkali masih menggunakan nomor kamar dalam
melakukan tindakan dan dalam kuesioner yang dibagikan hanya 40%
yang melakukan identifikasi pasien menggunakan gelang pasien.
Kelompok delapan manajemen profesi NERS STIKES Al-Irsyad
Al-Islamiyyah Cilacap yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Islam
Fatimah akan melakukan perubahan dalam melakukan identifikasi. Oleh
karena itu mahasiswa management kelompok delapan profesi NERS
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap akan membuat video cara
melakukan identifikasi pasien dengan tepat yang bertujuan untuk
mengedukasi cara identifikasi pasien dengan tepat, meningkatkan
kualitas pelayanan dan menurunkan angka kejadian yang tidak
diinginkan (KTD).
B. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Membantu menurunkan angka kejadian tidak diinginka (KTD)
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pasien safety
b. Menurunkan angka kejadian tidak diinginkan (KTD)
c. Memberikan contoh cara mengidentifikasi pasien dengan tepat.
d. Meningkatnya pelayanan keperawatan di rumah sakit.
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Sasaran
Perawat Ruang Al-Fath Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap
2. Metode
Diskusi dan Tanya jawab
3. Waktu dan tempat
Kegiatan diskusi akan dilaksanakan pada:
Hari : Sabtu, 8 Mei 2020
Pukul : 10.00 s/d selesai
Tempat : Ruang Al-Kautsar
4. Media dan alat
a. Alat tulis
b. Laptop
c. Handphone
5. Setting tempat
Di lakukan di rumah masing- masing melalui metode daring.
6. Susunan acara
Terlampir.

7. Proses Pembuatan Implementasi video ketepatan identifikasi pasien


NO TAHAP WAKTU PENANGGUNG
JAWAB
1  Pra Pembuatan video Rabu, 06 Siti
ketepatan identifikasi pasien April 2020 Mukhalifa
 Menentukan topik tun
 Membuat Pra planning Annisa
 Diskusi
2 Intra Pembuatan Implementasi Jum‟at, 8 Fitriyah Muslimah
video ketepatan identifikasi pasien: April 2020 Wati dan Rizka
 Penyampaian Materi pasien Aulia Dzuhra
safety
 Rollplay
 Diskusi

3 Post Pembuatan Implementasi Sabtu, 9 Mei Aditya Wahyu


video ketepatan identifikasi pasien: 2020 Kurniawan

8. Tata Waktu
Tata waktu kegiatan

Kegiatan Waktu Penanggung Jawab


Moderator Jum‟at, 8 Mei 2020 Siti Mukhalafatun Annisa
Jam 10.00

Pelaksana video Jam 10.05 Rizka Aulia Dzuhra dan


Fitriyah Muslimah Wati
Editor Jam 10.25 Aditya Wahyu K

Evaluasi Ibu Rusana,


M.Kep.Ns.Sp.Kep.An.

Kesimpulan notulen Jam 11.45 Nuhrowi

9. Evaluasi
a. Struktur
1) Melakukan pra pembuatan video ketepatan identifikasi
pasien
2) Melakuakan kontrak waktu kepada perawat ruang Al-
Kautsar.
b. Proses
Kegiatan akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Jum‟at, 8 Mei 2020
Waktu : 10.00 s/d 11.45
Tempat : Ruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap
10. Hasil
Sebagai hasil :
a. 100% mahasiswa dapat melaksanakan tugasnya masing-masing
dengan baik.
b. 90% perawat mengerti dan memahami tentang pasien safety dan
ketepatan identifikasi pasien
c. pembuatan video ketepatan identifikasi pasien berjalan lancar.
11. Penutup
Demikian laporan pembuatan video ketepatan identifikasi pasien
semoga Allah Subhanallahu Wata„ala memberikan kemudahan
didalam melaksanakan tugas ini aamiin Yaa Rabbal „Alamin.
LAPORAN KEGIATAN
PEMAPARAN POA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners
Mata Kuliah Manajemen Keperawatan
Dosen pembimbing :
Rusana, M.Kep.Ns.Sp.Kep.An.
Suko Pranowo, Ns., M.Kep.
Bejo Danang, NS., M.Kep.

Oleh :
TIM MANAJEMEN KEPERAWATAN
Kelompok 8 di Ruang Al-Kautsar

1. Fitriya Muslimah Wati (113119001)


2. Rizka Aulia Dzuhra (113119002)
3. Siti Mukhalafatun Annisa (113119005)
4. Nuhrowi (113119031)
5. Aditya Wahyu Kurniawan (113119034)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL–IRSYAD A-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2020
LAPORAN KEGIATAN
PEMAPARAN POA
DI RUANG AL-KAUTSAR

Topik : Pemaparan POA

Hari/tanggal : Minggu, 10 Mei 2020


Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Ruang Al-Kautsar Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap
Sasaran : Tim Managemen Rumah Sakit Islam Fatimah Cilacap
No. Register :-

A. Latar belakang
Managemen adalah proses bekerja melalui staff keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara professional. Disini dituntut tugas
manajer keperawatan untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin dan
mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk memberikan
asuhan keperawatan seefektif dan seefisien mungkin bagi individu,
keluarga, dan masyarakat (gillies, 1996).
Manajemen sangat penting diterapkan didalam ruangan agar semua
kegiatan tertata rapih dan terarah, sehingga tujuan dapat tercapai bersama,
yaitu menciptakan situasi yang aman dan nyaman yang baik kepada
sesama staf keperawatan maupun pasien.
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi
perawat dalam pelayanan keperawatan adalah pembenahan manajemen
keperawatan karena dengan adanya faktor kelola yang optimal diharapkan
mampu menjadi wahana peningkatan keefektifan pembagian pelayanan
keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan.
Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model asuhan
keperawatan Professional (MAKP) yang di dalamnya terdapat kegiatan
ronde keperawatan. Ronde keperawatan adalah suatu bagian kegiatan
asuhan keperawatan dengan membahas kasus tertentu dengan harapan
adanya transfer pengetahuan dan aplikasi pengetahuan secara teoritis
kedalam praktek keperawatan secara langsung yang dilakukan oleh
perawat konselor, kepala ruangan, MA, kabid keperawatan dengan
melibatkan seluruh tim keperawatan. Karakteristik dari ronde keperawatan
meliputi: pasien dilibatkan secara langsung, pasien merupakan fokus
kegiatan, perawat yang terlibat melakukan diskusi, konselor memfasilitasi
kreatifitas dan membantu mengembangkan kemampuan perawat dalam
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.
Praktik keperawatan adalah tindakan keperawatan profesional
masyarakat dalam menggunakan pengetahuan teoretis yang mantap dan
kukuh dari berbagai ilmu dasar serta ilmu keperawatan sebagai landasan
untuk melakukan pengkajian, menegakkan diagnosis, menyusun
perencanaan, melaksanakan asuhan keperawatan, dan mengevaluasi hasil
tindakan keperawatan, serta mengadakan penyesuaian rencana
keperawatan untuk menentukan tindakan selanjutnya. Selain memiliki
kemampuan intelektual, interpersonal, dan teknikal, perawat juga harus
mempunyai otonomi yang berarti mandiri dan bersedia menanggung
risiko, bertanggung jawab, dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang
dilakukannya, termasuk dalam melakukan dan mengatur dirinya sendiri
(Nursalam 2014).

B. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan


1. Tujuan Umum
Memberikan laporan tentang kegiatan yang direncanakan dan telah
dilakukan oleh kelompok 8 stase management diruang Al-Kautsar.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kegiatan yang direncanakan diruang Al-Kautsar.
b. Untuk mengetahui kegiatan yang telah terealisasi dan dijalankan di
ruang Al-Kautsar.
c. Untuk mengetahui kegiatan yang belum terlaksana dan perlu
dilanjutkan oleh kelompok berikutnya
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Sasaran
Tim Managemen RSI Fatimah Cilacap
2. Metode
Diskusi daring dengan Video Call melalui aplikasi Google Meet.
3. Waktu dan tempat
Kegiatan diskusi akan dilaksanakan pada:
Hari : Minggu, 3 Mei 2020
Pukul : 11.00 s/d 12.00 WIB
Tempat : Rumah mahasiswa masing-masing
D. Media dan alat
1. Alat tulis
2. Laptop
3. PPT
4. Handphone.
E. Setting tempat
Di lakukan di rumah masing- masing melalui metode daring menggunakan
zoom
F. Susunan acara
Terlampir.
G. Proses Pemaparan analisa dan hasil implementasi
NO TAHAP WAKTU PENANGGUNG JAWAB
1 Pra Pemaparan POA: Jumat,8 Mei Aditya Wahyu
 Diskusi 2020 Kurniawan
 Pembuatan PPT

2 Intra Pemaparan POA: Minggu, 10 Fitriyah Muslimah Wati


 Diskusi Mei 2020

3 Post Pemaparan POA: Minggu, 10 Rizka Aulia Dzuhra


Evaluasi Revisi & Perbaikan Mei 2020
Pemaparan POA
H. Tata Waktu
Tata waktu kegiatan

Kegiatan Waktu Penanggung Jawab


Moderator Minggu,10 Mei 2020 Nuhrowi
Jam 11.00

Penyaji untuk Jam 11.05 Fitriyah Muslimah Wati


menyampaikan hasil
pemaparan
Sesi Tanya Jawab Jam 11. 25 Siti Mukhalifatun
Annisa
Evaluasi Jam 11.45 Ibu Rusana

Kesimpulan notulen Jam 12.00 Rizka Aulia Dzuhra

I. Evaluasi
1. Stuktur
a. Tim pemaparan POA dan kelompok tim manajemen keperawatan
selanjutnya hadir dalam pelaksanaan pemaparan POA.
b. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir acara pemaparan
POA
b. Seluruh peserta dan anggota tim I berperan aktif dalam kegiatan
pemaparan POA sesuai yang sudah ditentukan.
3. Hasil
a. Tim kelompok manajemen keperawatan merasa tidak terbebani
dengan intervensi hasil pemaparan POA
b. Masalah manajemen keperawatan diruang Al-Kautsar dapat
terpenuhi
c. Anggota tim manajemen keperawatan dapat :
1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis
2) Meningkatkan cara berpikir yang sistematis
3) Mampu meningkatkan validasi data diruang Al-Kautsar RSI
Fatimah Cilacap
4) Mengaplikasikan tindakan manajemen keperawatan yang
sesuai pada masalah diruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap
5) Mampu menilai hasil kerja sesuai intervensi yang sudah di
diskusikan
6) Mampu mengevaluasi kegiatan manajemen keperawatan
diruang Al-Kautsar RSI Fatimah Cilacap
J. Penutup
Demikian laporan pembuatan buku saku keperawatan spiritualitas
semoga Allah Subhanallahu Wata„ala memberikan kemudahan didalam
melaksanakan tugas ini aamiin Yaa Rabbal „Alamin.

Anda mungkin juga menyukai