Petunjuk Praktikum Kimia Organik 2020 S1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

VISI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

Menjadi Program Studi Farmasi yang unggul dalam bidang pelayanan farmasi komunitas,
professional, serta berdaya saing di kawasan Nusa Tenggara berlandaskan nilai islami pada tahun
2028.

MISI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

1. Menyelenggarakan dan mengembangkan proses pembelajaran berbasis pelayanan kefarmasian


melalui kurikulum yang menunjang kompetensi farmasi komunitas.
2. Membekali mahasiswa dengan skill kefarmasian melalui praktikum dan praktek kerja farmasi
dengan pemanfaatan iptek dalam bidang kefarmasian
3. Melaksanakan penelitian di bidang kefarmasian dalam upaya pengembangan ilmu kefarmasian
4. Melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dalam bidang kesehatan di Desa binaan
5. Melaksanakan pendidikan Al-Islam dan Kemuhamadiyahan dalam rangka menyiapkan tenaga
teknis kefarmasian yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia
6. Menyelenggarakan kerjasama perguruan tinggi dalam bidang kefarmasian

Petunjuk Praktikum Kimia Organik Page 1


DAFTAR ISI

Hal

Percobaan I : Analisis Kualitatif Senyawa Organik ……………………………….. 3

Percobaan II : Kualitatif Senyawa Karbon ……………………………….. 6

Percobaan III :Identifikasi Gugus Fungsi Karbonil ……………………………….. 7


pada Aldehid dan Keton

Percobaan IV : Reaksi Alkohol ……………………………….. 10

PercobaanV :Pembuatan Senyawa Alkana ……………………………….. 12

Petunjuk Praktikum Kimia Organik Page 2


PERCOBAAN I : Analisis Kualitatif Senyawa Organik

Tujuan :
1. Memahami analisis kualitatif unsur-unsur penyusun suatu senyawa organik
2. Mengidentifikasi uji warna atau reaksi-reaksi untuk uji kualitatif unsur-unsur penyusun suatu
senyawa organik

Dasar Teori :
Yang dimaksud dengan analisis dalam kimia organik adalah untuk menentukan unsur zat
organik. Pada umumnya zat organik mengandung unsur C, H, N, O, P, dan Halogen . sesudah suatu
zat organik dimurnikan, maka dengan metoda tertentu macam atom dalam molekul organik dapat
ditentukan. Analisis ini disebut analisis kualitatif.
Sebagai contoh, menentukan atom C dan H dalam suatu molekul. Untuk mengoksidasi senyawa
organik yang terdiri dari karbon dan hidrogen, dipakai kuprioksida. Karbon berubah menjadi
karbondioksida yang ditunjukkan oleh air kapur yang memberikan endapan putih kalsium karbonat,
hidrogen menjadi air, berupa tetesan cairan disekeliling tabung pembakaran dan dideteksi dengan
padatan kuprisulfat anhidrus yang mengubah warna putih dari kuprisulfat menjadi biru. Untuk
menentukan atom halogen, nitrogen dan belerang.
Senyawa organik dipijarkan dengan logam natrium. Halogen dan blerang akan diubah pada
pemijaran menjadi senyawa natrium halide dan natrium sulfide. Nitrogen dalam pemijaran ini diubah
menjadi senyawa sianida. Hasil pemijaran kemudian dideteksi secara konvensional. Adanya halogen
ditunjukkan dengan larutan AgNO3 yang memberikan endapan putih dari AgCl dan AgBr, sedangkan
AgI berwarna kuning. Adanya belerang ditentukan dengan menambah plumbum asetat yang akan
memberi endapan hitam dari PbS. Adanya nitrogen dapat diidentifikasi dari hasil pemijaran dengan
menambahkan larutan ferrosulfat yang memberikan endapan Biru Berlin. Adanya oksigen dalam
senyawa organik hanya diketahui dari analisis kualitatif karena tidak dikenal analisis kualitatif yang
dapat menunjukkan adanya oksigen dalam senyawa organik.
Senyawa organik menunjukkan sifat kimia dan fisika yang sangan berbeda karena strukturnya
berbeda. Beberapa diantaranya berwujud padat, sebagian berwujud cair, da nada pula gas. Ada yang
rasanya manis dan ada pula yang asam. Ada yang beracun, ada yang sangat penting untuk kehidupan.
Untuk memahami berbagai sifat molekul organik perlu diketahui strukturnya. Tiga prinsip sederhana
yang dapat memberikan pengertian dasar tentang struktur dan kimiawi molekul organik adalah”
1. Atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengan ikatan hidrogen

Petunjuk Praktikum Kimia Organik Page 3


2. Atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengan atom karbon lain untuk membangun
rantai karbon.
3. Atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengan unsur lain, terutama oksigen,
nitrogen, belerang, dan halogen.
Perkembangan kimia organik berhubungan dengan susunan bahan alam yang kelihatannya
rumit. Sebuah reaksi kimia ditandai oleh interaksi suatu molekul dengan molekul lainnya sedemikian
rupa sehingga beberapa ikatan terputus dan beberapa lainnya terbentuk. Pada tingkat molekul arti
dari reaksi kimia adalah tarikan muatan dan gerakan elektron.
Pengkajian terperinci dari reaksi organik akan ditangguhkan sampai kita selesai mempelajari
sifat yang menunjukkan ciri senyawa karbon. Namun, beberapa contoh sederhana dari tiap golongan
reaksi diperkenalkan untuk menggambarkan arah yang aan ditempuh. Reaksi dibagi dalam tiga
golongan yaitu adisi, substitusi, dan eliminasi.
Nitrogen terdapat dalam keadaan bebas di udara 78% dari dalam senyawa seperti garam nitrat
dan garam ammonium.
Sifat nitrogen :
1. Sukar bereaksi karena energi ikatannya besar
2. Reaksi nitrogen umumnya endoterm dan memerlukan katalis
3. Satu-satunya logam yang bereaksi dengan nitrogen pada suhu kamar yaitu Li dan
membentuk senyawa-senyawa kovalen dengan bilangan oksidasi -3 sampai +5.
Oksigen merupakan unsur terbanyak di alam. Sifat oksigen yaitu tidak dapat terbakar tetapi
diperlukan pada pembakaran dan dengan logam dan non logam membentuk oksida..
Halogen adalah zat oksidator dan memiliki bilangan oksidasi dari 0 sampai +7
Analaisis Kualitatif Unsur
Dalam senyawa organik unsur sering terjadi bersama dengan karbon dan hidrogen adalah
oksigen, nitrogen, sulfur, klor, brom, dan iodin. Deteksi unsur ini tergantung pada kemampuan
mereka untuk mengkonversi larutan dalam air senyawa ionik dan penerapan tes khusus.
Deteksi berbagai unsur hadir dalam senyawa organik yang disebut analisis kualitatif. Karbon
dan hidrogen yang hadir di hamper semua senyawa organik.
Unsur lainnya biasanya hadir dalam senyawa organik adalah oksigen, nitrogen, halogen, sulfur,
dan kadang-kadang fosfor.
Alat:
 Tabung Reaksi
 Gelas Ukur
 Bunsen
Petunjuk Praktikum Kimia Organik Page 4
 Pipet tetes
 Cawan Porselen
Bahan :
 Pb Kromat
 Ba(OH)2
 Senyawa yang mengandung unsur C
 HCL
 Natrium Hidroksida
 Pereaksi Nessler
 Glisin
CARA KERJA :
I. Unsur C (Karbon)
a. Sampel senyawa (yang mengandung unsur C) diletakkan dalam cawan porselen, dipanaskan
di atas lampu spiritus nyala kecil, terbentuk warna hitam, menunjukkan adanya unsur C.
b. Dalam tabung reaksi masukkan sampel senyawa (yang mengandung unsur C), tambahkan Pb
Kromat, pijarkan di atas lampu spiritus. Pada mulut tabung reaksi diletakkan pipet tetes yang
berisi larutan Ba(OH)2, apabila cairan dalam pipet tetes menjadi keruh/ endapan putih, maka
ada unsur C
II. Analisis kualitatif unsur Nitrogen dalam asam amino glisin
A. Bagian pertama
1. Dua (2) tetes HCL pekat ditambahkan kedalam tabung reaksi yang telah berisi 0,1 gr glisin
2. Tabung reaksi dipanaskan selama 5 menit
3. Campuran reaksi dalam tabung reaksi diencerkan dengan 1 mL air suling
4. Basa (karutan NaOH) ditambahkan sampai dengan larutan campuran reaksi menjadi alkalis
atau basa
5. Larutan didinginkan sampai tem[eratur kamar
B. Bagian kedua
1. Satu tetes larutan di atas ditempatkan ke dalam tabung reaksi
2. Satu tetes pereaksi nessler ditambahkan ke dalam tabung
C. Bagian ketiga
1. Tabung pereaksi yang mengandung alkalis (hasil percobaan bagian pertama) dipanaskan
2. Kertas lakmus merah ditempatkan pada mulut tabung

Petunjuk Praktikum Kimia Organik Page 5


PERCOBAAN II : Kualitatif Senyawa Karbon

Tujuan : Untuk membedakan senyawa karbon (Senyawa organik) dengan senyawa anorganik
Dasar Teori :
Pada mulanya perbedaan senyawa karbon (senyawa organik) dengan senyawa anorganik
didasarkan atas asal-usul senyawa tersebut. Senyawa yang berasal dari makhluk hidup disebut
senyawa organik, sedangkan senyawa yang berasal dari benda-benda mati dinamakan senyawa
anorganik. Walaupun sekarang batasan itu kurang tepat, namun perbedaan senyawa-senyawa masih
dibedakan menjadi senyawa karbon (senyawa organik) dan senyawa anorganik.
Untuk membedakan senyawa organik dengan senyawa anorganik, secara kualitatif dapat
dilakukan dengan jalan membakar senyawa-senyawa tersebut. Umumnya senyawa-senyawa organik
lebih mudah terbakar dan apabila pembakaran dilanjutkan, akan berubah menjadi caramel dan
menguap menjadi CO2, CO ataupun gas NH3. Tetapi senyawa anorganik tidak dapat terbakar sampai
habis (masih saja tersisa berupa oksida-oksida logam), kecuali beberapa senyawa anorganik yang
mudah menguap mudah terurai menjadi gas atau mudah menyublim seperti: HCl, HNO3, H2SO4,
NH4Cl, S, Hg, H2O, I2, Br2 dan lain-lain
Alat :
 Cawan Porselen
 Gelas Ukur
 Kompor
Bahan :
 Garam
 Gula
 Asam Asetat
 Asam phosfat
CARA KERJA :
1. Ambillah sedikit asam asetat dan masukkan ke dalam cawan porselen atau tabung reaksi
kemudian panaskan di atas nyala api.
2. Ambillah sedikit asam phosfat, kemudian kerjakan seperti cara di atas
3. Ambillah gula tebu, garam, kemudian kerjakan seperti cara di atas
4. Amati apa yang terjadi.

Petunjuk Praktikum Kimia Organik Page 6


PERCOBAAN III: Identifikasi Gugus Fungsi Karbonil pada ALdehid dan Keton

Tujuan :
1. Mengenal reaksi-reaksi gugus karbon
2. Membedakan reaksi-reaksi gugus karbonil yang terkandung pada senyawa aldehid dan
keton
Dasar Teori :
Aldehid dan keton adalah golongan senyawa yang mempunyai gugus fungsi karbonil. Gugus
fungsi inilah yang menentukan sifat-sifat kimia senyawa aldehid dan keton. Pada aldehid gugus
karbonil mengikat satu atom hidrogen dan satu gugus alkil, namun pada keton gugus karbonilnya
mengikata dua buah gugus alkil.
Suku pertama dari senyawa golongan aldehid adalah formaldehid (HCHO) yang berupa gas dan
mudah larut dalam air. Larutan 40% formaldehid dalam air umumnya dinamakan formalin. Suku
keduanya adalah asetaldehid (CH3CHO) yang berupa zat cair. Disamping senyawa tersebut diatas
masih banyak senyawa lain yang mengandung gugus aldehid seperti benzaldehid, glukosa, maltose
dan laktosa. Suku pertama alkanon (keton) adalah aseton yang berupa zat cair dan larut dalam air.
Baik pada aldehid maupun keton ikatan rangkap yang ada antara atom karbon dan oksigen dalam
gugus karbonil terdiri dari satu ikatan sigma dan satu ikatan phi, seperti pada ikatan rangkap antara
karbon dengan karbon, hanya ikatan C=O lebih polar dari C=C. beberapa reaksi pengenal aldehid dan
keton diantaranya adalah : reaksi oksidasi dan adisi
Umumnya aldehid lebih mudah dioksidasi dari keton, karena atom karbon dari gugugs
karbonilnya masih mengikat atom hidrogen. Sebagai oksidator dapat digunakan pereaksi Tollens,
Fehling dan Benedict. Aldehid mudah dioksidasi oleh pereaksi-pereaksi itu sedangkan keton sukar
(Kecuali α-hidroksiketon) seperti fruktosa. Pereaksi Tollens adalah ion complex diamina perak (yang
dibuat dengan melarutkan ion perak).
Pereaksi Fehling adalah senyawa kompleks dari ion cupri dengan K-Na tartarat. Pereaksi ini
terdiri dari Fehling A (larutan CuSO4 dalam air) dan Fehling B (Larutan K-Na tartarat dengan
NaOH). Bila kedua larutan ini dicampur dihasilkan suatu larutan yang berwarna biru intensif yang
mengandung senyawa kompleks dengan struktur lingkar.
Pereaksi Benedict juga merupakan senyawa kompleks dari ion cupri dengan ion sitrat. Kedua
pereaksi ini dapat mengoksidasi aldehid menjadi asam alkanoat tetapi tidak dapat mengoksidasi
keton kecuali α-hidroksi keton misalnya larutan glukosa akan memberikan endapan merah dengan
Fehling/Benedict.

Petunjuk Praktikum Kimia Organik Page 7


Selain reaksi oksidasi, ikatan rangkap antara C dan O dalam gugus karbonil dapat melakukan
reaksi adisi. Dengan larutan jenuh natrium bisulfat dapat membentuk endapan pereaksi sciff yang
juga termasuk reaksi adisi. Bila pereaksi ini dicampur dengan aldehid atau keton akan terjadi warna
merah bata (pink). Hal ini terjadi karena SO2 yang terikat pada fuchsin ditarik oleh gugus karbonil
dari aldehid atau keton.
Selain itu reaksi yang juga banyak digunakan pada penentuan gugus aldehid adalah
pembentukan fenilhidrazon dan osazon. Demikian juga bila glukosa (polihidroksialdehid)
direaksikan dengan fenilhidrazin mula-mula terbentuk fenilhidrazon yang dengan fenilhidrazin
lainnya membentuk osazon (suatu Kristal yang berwarna kuning). Reaksi pembentukan osazon juga
dapat terjadi pada maltose, fruktosa, tetapi tidak bias pada sukrosa. Pada pembentukan osazon
disamping terjadi reaksi adisi juga terjadi oksidasi yaitu pada perubahan fenilhidrazin menjadi
osazon.
Alat :
 Tabung Reaksi
 Pipet tetes
 Gelas ukur
 Kompor
Bahan :
 Pereaksi Benedict
 Glukosa
 Aseton
 Laktosa
 Aquades
 Pereaksi Tollens
 Pereaksi Fehling
CARA KERJA :
A. Identifikasi dengan Pereaksi Benedict
1. Siapkan 3 buah tabung reaksi dan masing-masing diisi 2 mL pereaksi Benedict
2. Tabung pertama tambahkan 5 – 10 tetes laktosa, panaskan.
3. Tabung pertama tambahkan 5 – 10 tetes glukosa, panaskan
4. Tabung pertama tambahkan 5 – 10 tetes aseton, panaskan
5. Amati perubahan yang terjadi dan tulus reaksinya
B. Identifikasi dengan Pereaksi Tollens

Petunjuk Praktikum Kimia Organik Page 8


1. Siapkan 3 buah tabung reaksi dan masing-masing diisi 2 mL pereaksi Tollens
2. Tabung pertama tambahkan 5 – 10 tetes laktosa, panaskan.
3. Tabung pertama tambahkan 5 – 10 tetes glukosa, panaskan
4. Tabung pertama tambahkan 5 – 10 tetes aseton, panaskan
5. Amati perubahan yang terjadi dan tulus reaksinya
C. Reaksi adisi dengan pereaksi Fehling
1. Siapkan 3 buah tabung reaksi dan masing-masing diisi 2 mL pereaksi Fehling
2. Tabung pertama tambahkan 5 – 10 tetes laktosa, panaskan.
3. Tabung pertama tambahkan 5 – 10 tetes glukosa, panaskan
4. Tabung pertama tambahkan 5 – 10 tetes aseton, panaskan
5. Amati perubahan yang terjadi dan tulus reaksinya

Petunjuk Praktikum Kimia Organik Page 9


PERCOBAAN IV: Reaksi Alkohol

Tujuan :
1. Mengetahui dan menunjukkan adanya air pada alkohol
2. Mengetahui esterifikasi alkohol
Dasar Teori :
Alkohol adalah persenyawaan organik yang mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil. Karena
ikatan hidroksil bersifat kovalen, maka sifat alkohol tidak serupa dengan hidroksida, tetapi lebih
mendekati sifat air. Alkohol diberi nama yang berakhiran –ol.
Alkohol dapat digolongkan berdasarkan :
a. Letak gugus OH pada atom karbon
b. Banyaknya gugus OH yang terdapat (jumlah gugus hidroksilnya)
c. Bentuk rantai karbonnya
Alkohol yang paling sederhana adalah methanol (CH3OH). Methanol merupakan larutan
mudah menguap yang tidak berwana dan dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan.
Methanol di jual sebagai spiritus untuk bahan bakar. Methanol sangat beracun, bila terminum atau
terhirup dapat menyebabkan kebutaan atau lumpuh.
Alkohol lain yang banyak digunakan adalah etanol (CH3CH2OH). Minuman beralkohol
mengandung etanol dengan konsentrasi berbeda. Etanol dapat menekan susunan saraf pusat. Dapat
digunakan antiseptic dan pengawet, sebab dapat mengkoagulasikan protoplasma. Alkohol dapat juga
dihasilkan dari karbohidrat secara biologis yaitu dengan kerja enzim zymase (terdapat dalam sel
khamir atau yeast).
Alkohol dengan rantai aromatic bersifat lebih asam daripada alkohol-alkohol alifatik. Hal ini
disebabkan karena terjadinya delekalisasi elektron pada cincin aromatic yaitu elektron pada oksigen
(O2) dan Hidrogen (H2) cenderung tertarik kearah cincin aromatic.
Alat :
 Tabung reaksi 5 buah
 Spatula 2 buah
 Gelas arloji 2 buah
 Pipet tetes
 Pipet volume 3 buah
 Neraca analitik
Bahan :

Petunjuk Praktikum Kimia Organik Page 10


 Alkohol 50%
 CuSO4
 Asam Sulfat
 Kalium Karbonat (K2CO3)
 Etanol 95%
 Aquades
CARA KERJA :
A. Penunjukkan adanya air
1. Masukkan 5 mL Alkohol 50% ke dalam tabung reaksi, timbang 2 gr CuSO4 dengan
menggunakan neraca analitik dan masukkan kedalam tabung yang berisi alkohol, lalu kocok.
Amati perubahan yang terjadi.
2. Masukkan 5 mL alkohol 50% ke dalam tabung reaksi, kemudian masukkan 2 gr K2CO3,
kocok dan amati perubahan yang terjadi.
3. Ulangi percobaan sekali lagi.
B. Esterifikasi Alkohol
1. Masukkan 2 mL etanol 95% ke dalam tabung reaksi, kemudian masukkan beberapa tetes
asam asetat.
2. Selanjutnya tambahkan asam sulfat pekat sebanyak 5 mL (tutup dengan kapas)
3. Masukkan pada gelas ukur yang sudah di isi aquades 25 mL selama 2 menit. Amati perubahan
yang terjadi.
4. Ulangi percobaan sekali lagi.

Petunjuk Praktikum Kimia Organik Page 11


PERCOBAAN V: Pembuatan Senyawa Alkana

Tujuan :
Mahasiswa diharapkan mampu dan mengerti tentang:
1. Cara pembuatan senyawa hidrokarbon alifatis jenuh (Alkana)
2. Mengetahui sifat-sifat dari bahan yang digunakan
3. Menuliskan reaksi dan mekanismenya

Dasar Teori:
Alkana termasuk dalam hidrokarbon jenuh (asiklik). Jenis alkana yang paling sederhana adalah
metana. Alkana tidak larut dalam air dan senyawa ini berbentuk cairan yang lebih ringan dari air,
karena itu alkana terapung di atas air. Hal ini disebabkan karena alkana yang bersifat non polar.
Alkana mempunyai titik didih yang rendah dibandingkan dengan senyawa organik lain dengan
berat molekul yang sama. Hal ini disebabkan karena daya tarik menarik diantara molekul non polar
lemah, sehingga proses pemisahan molekul satu dengan yang lainnya (sama dengan proses perubahan
dari fase cair ke fase gas) relatif memerlukan sedikit energi.
Alat :
 Tabung reaksi
 Mortar stemper
 Api Bunsen
 Kapas
Bahan :
 NaOH
 Natrium Benzoat
CARA KERJA :
1. Gerus 1 (satu) sendok makan Natrium Benzoat dan 1 sendok NaOH dalam mortar
2. Kemudian ambil 1 sendok campuran tadi dan dimasukkan dalam tabung reaksi serta tutup
dengan kapas
3. Panasi tabung reaksi yang berisi bahan campuran sampai keluar gelembung
4. Amati apakah ada cairan lain dan bagaimana baunya?
5. Ulangi percobaan sekali lagi

Petunjuk Praktikum Kimia Organik Page 12

Anda mungkin juga menyukai