Petunjuk Praktikum Kimia Organik 2020 S1
Petunjuk Praktikum Kimia Organik 2020 S1
Petunjuk Praktikum Kimia Organik 2020 S1
Menjadi Program Studi Farmasi yang unggul dalam bidang pelayanan farmasi komunitas,
professional, serta berdaya saing di kawasan Nusa Tenggara berlandaskan nilai islami pada tahun
2028.
Hal
Tujuan :
1. Memahami analisis kualitatif unsur-unsur penyusun suatu senyawa organik
2. Mengidentifikasi uji warna atau reaksi-reaksi untuk uji kualitatif unsur-unsur penyusun suatu
senyawa organik
Dasar Teori :
Yang dimaksud dengan analisis dalam kimia organik adalah untuk menentukan unsur zat
organik. Pada umumnya zat organik mengandung unsur C, H, N, O, P, dan Halogen . sesudah suatu
zat organik dimurnikan, maka dengan metoda tertentu macam atom dalam molekul organik dapat
ditentukan. Analisis ini disebut analisis kualitatif.
Sebagai contoh, menentukan atom C dan H dalam suatu molekul. Untuk mengoksidasi senyawa
organik yang terdiri dari karbon dan hidrogen, dipakai kuprioksida. Karbon berubah menjadi
karbondioksida yang ditunjukkan oleh air kapur yang memberikan endapan putih kalsium karbonat,
hidrogen menjadi air, berupa tetesan cairan disekeliling tabung pembakaran dan dideteksi dengan
padatan kuprisulfat anhidrus yang mengubah warna putih dari kuprisulfat menjadi biru. Untuk
menentukan atom halogen, nitrogen dan belerang.
Senyawa organik dipijarkan dengan logam natrium. Halogen dan blerang akan diubah pada
pemijaran menjadi senyawa natrium halide dan natrium sulfide. Nitrogen dalam pemijaran ini diubah
menjadi senyawa sianida. Hasil pemijaran kemudian dideteksi secara konvensional. Adanya halogen
ditunjukkan dengan larutan AgNO3 yang memberikan endapan putih dari AgCl dan AgBr, sedangkan
AgI berwarna kuning. Adanya belerang ditentukan dengan menambah plumbum asetat yang akan
memberi endapan hitam dari PbS. Adanya nitrogen dapat diidentifikasi dari hasil pemijaran dengan
menambahkan larutan ferrosulfat yang memberikan endapan Biru Berlin. Adanya oksigen dalam
senyawa organik hanya diketahui dari analisis kualitatif karena tidak dikenal analisis kualitatif yang
dapat menunjukkan adanya oksigen dalam senyawa organik.
Senyawa organik menunjukkan sifat kimia dan fisika yang sangan berbeda karena strukturnya
berbeda. Beberapa diantaranya berwujud padat, sebagian berwujud cair, da nada pula gas. Ada yang
rasanya manis dan ada pula yang asam. Ada yang beracun, ada yang sangat penting untuk kehidupan.
Untuk memahami berbagai sifat molekul organik perlu diketahui strukturnya. Tiga prinsip sederhana
yang dapat memberikan pengertian dasar tentang struktur dan kimiawi molekul organik adalah”
1. Atom karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengan ikatan hidrogen
Tujuan : Untuk membedakan senyawa karbon (Senyawa organik) dengan senyawa anorganik
Dasar Teori :
Pada mulanya perbedaan senyawa karbon (senyawa organik) dengan senyawa anorganik
didasarkan atas asal-usul senyawa tersebut. Senyawa yang berasal dari makhluk hidup disebut
senyawa organik, sedangkan senyawa yang berasal dari benda-benda mati dinamakan senyawa
anorganik. Walaupun sekarang batasan itu kurang tepat, namun perbedaan senyawa-senyawa masih
dibedakan menjadi senyawa karbon (senyawa organik) dan senyawa anorganik.
Untuk membedakan senyawa organik dengan senyawa anorganik, secara kualitatif dapat
dilakukan dengan jalan membakar senyawa-senyawa tersebut. Umumnya senyawa-senyawa organik
lebih mudah terbakar dan apabila pembakaran dilanjutkan, akan berubah menjadi caramel dan
menguap menjadi CO2, CO ataupun gas NH3. Tetapi senyawa anorganik tidak dapat terbakar sampai
habis (masih saja tersisa berupa oksida-oksida logam), kecuali beberapa senyawa anorganik yang
mudah menguap mudah terurai menjadi gas atau mudah menyublim seperti: HCl, HNO3, H2SO4,
NH4Cl, S, Hg, H2O, I2, Br2 dan lain-lain
Alat :
Cawan Porselen
Gelas Ukur
Kompor
Bahan :
Garam
Gula
Asam Asetat
Asam phosfat
CARA KERJA :
1. Ambillah sedikit asam asetat dan masukkan ke dalam cawan porselen atau tabung reaksi
kemudian panaskan di atas nyala api.
2. Ambillah sedikit asam phosfat, kemudian kerjakan seperti cara di atas
3. Ambillah gula tebu, garam, kemudian kerjakan seperti cara di atas
4. Amati apa yang terjadi.
Tujuan :
1. Mengenal reaksi-reaksi gugus karbon
2. Membedakan reaksi-reaksi gugus karbonil yang terkandung pada senyawa aldehid dan
keton
Dasar Teori :
Aldehid dan keton adalah golongan senyawa yang mempunyai gugus fungsi karbonil. Gugus
fungsi inilah yang menentukan sifat-sifat kimia senyawa aldehid dan keton. Pada aldehid gugus
karbonil mengikat satu atom hidrogen dan satu gugus alkil, namun pada keton gugus karbonilnya
mengikata dua buah gugus alkil.
Suku pertama dari senyawa golongan aldehid adalah formaldehid (HCHO) yang berupa gas dan
mudah larut dalam air. Larutan 40% formaldehid dalam air umumnya dinamakan formalin. Suku
keduanya adalah asetaldehid (CH3CHO) yang berupa zat cair. Disamping senyawa tersebut diatas
masih banyak senyawa lain yang mengandung gugus aldehid seperti benzaldehid, glukosa, maltose
dan laktosa. Suku pertama alkanon (keton) adalah aseton yang berupa zat cair dan larut dalam air.
Baik pada aldehid maupun keton ikatan rangkap yang ada antara atom karbon dan oksigen dalam
gugus karbonil terdiri dari satu ikatan sigma dan satu ikatan phi, seperti pada ikatan rangkap antara
karbon dengan karbon, hanya ikatan C=O lebih polar dari C=C. beberapa reaksi pengenal aldehid dan
keton diantaranya adalah : reaksi oksidasi dan adisi
Umumnya aldehid lebih mudah dioksidasi dari keton, karena atom karbon dari gugugs
karbonilnya masih mengikat atom hidrogen. Sebagai oksidator dapat digunakan pereaksi Tollens,
Fehling dan Benedict. Aldehid mudah dioksidasi oleh pereaksi-pereaksi itu sedangkan keton sukar
(Kecuali α-hidroksiketon) seperti fruktosa. Pereaksi Tollens adalah ion complex diamina perak (yang
dibuat dengan melarutkan ion perak).
Pereaksi Fehling adalah senyawa kompleks dari ion cupri dengan K-Na tartarat. Pereaksi ini
terdiri dari Fehling A (larutan CuSO4 dalam air) dan Fehling B (Larutan K-Na tartarat dengan
NaOH). Bila kedua larutan ini dicampur dihasilkan suatu larutan yang berwarna biru intensif yang
mengandung senyawa kompleks dengan struktur lingkar.
Pereaksi Benedict juga merupakan senyawa kompleks dari ion cupri dengan ion sitrat. Kedua
pereaksi ini dapat mengoksidasi aldehid menjadi asam alkanoat tetapi tidak dapat mengoksidasi
keton kecuali α-hidroksi keton misalnya larutan glukosa akan memberikan endapan merah dengan
Fehling/Benedict.
Tujuan :
1. Mengetahui dan menunjukkan adanya air pada alkohol
2. Mengetahui esterifikasi alkohol
Dasar Teori :
Alkohol adalah persenyawaan organik yang mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil. Karena
ikatan hidroksil bersifat kovalen, maka sifat alkohol tidak serupa dengan hidroksida, tetapi lebih
mendekati sifat air. Alkohol diberi nama yang berakhiran –ol.
Alkohol dapat digolongkan berdasarkan :
a. Letak gugus OH pada atom karbon
b. Banyaknya gugus OH yang terdapat (jumlah gugus hidroksilnya)
c. Bentuk rantai karbonnya
Alkohol yang paling sederhana adalah methanol (CH3OH). Methanol merupakan larutan
mudah menguap yang tidak berwana dan dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan.
Methanol di jual sebagai spiritus untuk bahan bakar. Methanol sangat beracun, bila terminum atau
terhirup dapat menyebabkan kebutaan atau lumpuh.
Alkohol lain yang banyak digunakan adalah etanol (CH3CH2OH). Minuman beralkohol
mengandung etanol dengan konsentrasi berbeda. Etanol dapat menekan susunan saraf pusat. Dapat
digunakan antiseptic dan pengawet, sebab dapat mengkoagulasikan protoplasma. Alkohol dapat juga
dihasilkan dari karbohidrat secara biologis yaitu dengan kerja enzim zymase (terdapat dalam sel
khamir atau yeast).
Alkohol dengan rantai aromatic bersifat lebih asam daripada alkohol-alkohol alifatik. Hal ini
disebabkan karena terjadinya delekalisasi elektron pada cincin aromatic yaitu elektron pada oksigen
(O2) dan Hidrogen (H2) cenderung tertarik kearah cincin aromatic.
Alat :
Tabung reaksi 5 buah
Spatula 2 buah
Gelas arloji 2 buah
Pipet tetes
Pipet volume 3 buah
Neraca analitik
Bahan :
Tujuan :
Mahasiswa diharapkan mampu dan mengerti tentang:
1. Cara pembuatan senyawa hidrokarbon alifatis jenuh (Alkana)
2. Mengetahui sifat-sifat dari bahan yang digunakan
3. Menuliskan reaksi dan mekanismenya
Dasar Teori:
Alkana termasuk dalam hidrokarbon jenuh (asiklik). Jenis alkana yang paling sederhana adalah
metana. Alkana tidak larut dalam air dan senyawa ini berbentuk cairan yang lebih ringan dari air,
karena itu alkana terapung di atas air. Hal ini disebabkan karena alkana yang bersifat non polar.
Alkana mempunyai titik didih yang rendah dibandingkan dengan senyawa organik lain dengan
berat molekul yang sama. Hal ini disebabkan karena daya tarik menarik diantara molekul non polar
lemah, sehingga proses pemisahan molekul satu dengan yang lainnya (sama dengan proses perubahan
dari fase cair ke fase gas) relatif memerlukan sedikit energi.
Alat :
Tabung reaksi
Mortar stemper
Api Bunsen
Kapas
Bahan :
NaOH
Natrium Benzoat
CARA KERJA :
1. Gerus 1 (satu) sendok makan Natrium Benzoat dan 1 sendok NaOH dalam mortar
2. Kemudian ambil 1 sendok campuran tadi dan dimasukkan dalam tabung reaksi serta tutup
dengan kapas
3. Panasi tabung reaksi yang berisi bahan campuran sampai keluar gelembung
4. Amati apakah ada cairan lain dan bagaimana baunya?
5. Ulangi percobaan sekali lagi