PEMBUATAN CuSO4.5H2O-dikonversi PDF
PEMBUATAN CuSO4.5H2O-dikonversi PDF
PEMBUATAN CuSO4.5H2O-dikonversi PDF
PEMBUATAN CuSO4.5H2O
OLEH
NOMOR BP : 1920108
KELAS : AK 1D
PADANG
2020
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai macam industri. Beberapa
industri membutuhkan bahan-bahan untuk meningkatkan kualitas dari
produk yang dihasilkan. Kristal CuSO4.5H2O merupakan salah satu
bahan yang banyak dibutuhkan di industri. Pemanfaatan kristal
CuSO4.5H2O sangat luas, diantaranya yaitu sebagai fungisida yang
merupakan pestisida yang secara spesifik membunuh atau
menghambat cendawan akibat penyakit, reagen analisa kimia, sintesis
senyawa organik, pelapisan anti fokling pada kapal, sebagai kabel
tembaga, electromagnet, papan sirkuit, solder bebas timbal, dan
magneton dalam oven microwave (Fitrony, 2013).
Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru dengan
struktur kristal triklin. Pentahidratnya kehilangan lima molekul air
pada suhu yang berbeda. Kristal ini dapat dibuat dengan mereaksikan
tembaga dengan asam sulfat dan asam nitrat yang kemudian
dipanaskan hingga terbentuk kristal. Selain dengan bahan baku logam
tembaga, kristal CuSO4.5H2O juga bisa dibuat dari tembaga bekas
ataupun tembaga dalam bentuk sponge yang diperoleh dari larutan
CuCl2. Pada skala industri dibuat dengan memompa udara melalui
campuran tenaga panas dengan H2SO4 encer (Svehla, 1990).
Tembaga banyak digunakan pada berbagai barang elektronik,
misalnya kabel, kumparan, dan lainlain. Logam tembaga pada
barangbarang tersebut mengandung kadar tembaga yang cukup tinggi.
Tembaga bekas dari barang-barang tersebut diolah kembali menjadi
logam tembaga baru yang dapat digunakan untuk kebutuhan barang-
barang elektronik. Hal tersebut memunculkan ide pengolahan limbah
tembaga untuk diolah menjadi bentuk yang lain dalam rangka
peningkatan nilai guna. Salah satunya sebagai bahan baku pembuatan
kristal CuSO4.5H2O.
Oleh karena pemanfaatannya yang sangat luas dan dapat
meningkatkan nilai kegunaan dan nilai ekonomi dari tembaga bekas,
maka perlu dilakukan penelitian pembuatan kristal tembaga sulfat
pentahidrat (CuSO4.5H2O) dari tembaga bekas kumparan dengan
reaksi menggunakan H2SO4 dan pelarut HNO3.
1.2.Tujuan Praktikum
1. Untuk membuat dan mengenal sifat kristal tembaga (II) sulfat.
2. Untuk memahami proses pembuatan kristal.
1.3.Manfaat Praktikum
1. Dapat membuat dan mengenal sifat kristal tembaga (II) sulfat.
2. Dapat memahami proses pembuatan kristal.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam suatu Sistem Periodik Unsur (SPU), tembaga (Cu) termasuk ke
dalam golongan 11. Tembaga, perak dan emas disebut logam koin karena
dipakai sejak lama sebagai uang dalam bentuk lempengan (koin). Hal ini
disebabkan oleh logam ini tidak reaktif, sehingga tidak berubah dalam
waktu yang lama. Tembaga adalah logam berdaya hantar listrik tinggi,
maka dipakai sebagai kabel listrik. Tembaga tidak larut dalam asam yang
bukan pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga
tembaga larut dalam HNO3. Bentuk pentahidrat yang lazim terhidratnya,
yaitu kehilangan empat molekul airnya pada 110°C dan kelima-lima
molekul air pada 150°C. Pada 650°C, tembaga (II) sulfat mengurai
menjadi tembaga (II) oksida (CuO), sulfur dioksida (SO2) dan oksigen
(O2).
Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan
paling aktif. Cu+ mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan
standar (baku). Hal ini bukan berarti larutan senyawa Cu(I) tidak mungkin
terbentuk. Untuk menilai pada keadaan bagaimana mereka ditemukan,
yaitu jika kita mencoba membuat (Cu+) cukup banyak pada larutan air,
Cu2+ akan berada pada jumlah banyak (sebab konsentrasinya harus sekitar
dua juta dikalikan pangkat dua dari Cu+. Disproporsionasi akan menajdi
sempurna. Di lain pihak jika Cu+ dijaga sangat rendah (seperti pada zat
yang sedikit larut atau ion kompleks mantap), Cu2+ sangat kecil dan
tembaga (I) menjadi mantap.
Tembaga adalah unsur kimia yang diberi lambang Cu (Latin: cuprum)
dalam suatu Sistem Periodik Unsur (SPU) tembaga termasuk dalam
golongan 11 dan menempati posisi dengan nomor atom (NA) 29 dan
mempunyai bobot atom (BA) 63,546. Tembaga, perak dan emas disebut
logam koin karena dipakai sejak lama sebagai uang dalam bentuk
lempengan (koin). Hal ini disebabkan oleh logam ini tidak reaktif,
sehingga tidak berubah dalam waktu yang lama. Tembaga adalah logam
berdaya hantar listrik tinggi, maka dipakai sebagai kabel listrik. Tembaga
tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi tetapi tembaga
teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut dalam HNO3 .(Ranawijaya,
1985)
Bentuk pentahidrat yang lazim terhidratnya, yaitu kehilangan empat
molekul airnya pada 110°C dan kelima-lima molekul air pada 150°C.
Pada 650°C, tembaga (II) sulfat mengurai menjadi tembaga (II) oksida
(CuO), sulfur dioksida (SO2) dan oksigen (O2). Tembaga merupakan
salah satu logam yang terdapat cukup banyak dalam keadaan bebas.
Tembaga kadang-kadang ditemukan secara alami, seperti yang ditemukan
dalam mineral-mineral seperti cuprite, malachite, azurite, chalcopyrite,
dan bornite. Deposit bijih tembaga yang banyak ditemukan di AS, Chile,
Zambia, Zaire, Peru, dan Kanada. Bijih-bijih tembaga yang penting adalah
sulfida, oxida-oxidanya, dan karbonat. Dari mereka, tembaga diambil
dengan cara smelting, leaching, dan elektrolisis. Cu (Tembaga) merupakan
salah satu unsur logam transisi yang berwarna cokelat kemerahan dan
merupakan konduktor panas dan listrik yang sangat baik. Di alam,
tembaga terdapat dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk senyawa-
senyawa, dan terdapat dalam bentuk biji tembaga seperti (CuFeS2), cuprite
(Cu2O), chalcosite (Cu2S), dan malasite (Cu2(OH)2CO3). Dalam badan
perairan laut tembaga dapat ditemukan dalam bentuk persenyawaan ion
seperti CuCO3, CuOH. Tembaga (Cu) mempunyai sistim kristal kubik,
secara fisik berwarna kuning dan apabila dilihat dengan menggunakan
mikroskop bijih akan berwarna pink kecoklatan sampai keabuan. Tembaga
merupakan suatu unsur yang sangat penting dan berguna untuk
metabolisme. Batas konsentrasi dari unsur ini yang mempengaruhi pada
air berkisar antara 1 – 5 mg/l merupakan konsentrasi tertinggi. Dalam
industri, tembaga banyak digunakan dalam industri cat, industri fungisida
serta dapat digunakan sebagai katalis, baterai elektroda, sebagai pencegah
pertumbuhan lumut, turunan senyawa-senyawa karbonat banyak
digunakan sebagai pigmen dan pewarna kuningan.(Budevsky, 1979).
Tembaga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dari komponen
listrik, koin, alat rumah tangga, hingga komponen biomedik. Tembaga
juga dapat dipadu dengan logam lain hingga terbentuk logam paduan
seperti perunggu atau monel. Tembaga berperan khususnya dalam
beberapa kegiatan seperti enzim pernapasan sebagai tirosinase dan
silokron oksidasi. Tembaga bersifat racun. Ini dapat terjadi ketika tembaga
menumpuk dalam tubuh akibat penggunaan alat masak tembaga. Unsur
Cu yang berlebih dapat merusak hati dan memacu sirosis.
Salah satu sifat dari logam tembaga yaitu tembaga tidak larut dalam
asam yang bukan pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3
sehingga tembaga larut dalam HNO3.
Secara umum garam tembaga (I) tidak larut dalam air dan tidak
berwarna, perilakunya mirip perilaku senyawa perak (I). Mereka mudah
dioksidasi menjadi senyawa tembaga (II), yang dapat diturunkan dari
tembaga(II) oksida, CuO, hitam. Garam-garam tembaga (II) umumnya
berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam larutan air;
warna ini benar-benar khas hanya untuk ion tetraakuokuprat (II)
[Cu(H2O)4]2+ saja. Batas terlihatnya warna ion kompleks
tetraakuokuprat(II) (yaitu, warna ion tembaga (II) dalam larutan air),
adalah 500 μg dalam batas konsentrasi 1 dalam 104. Garam-garam
tembaga (II) anhidrat, seperti tembaga (II) sulfat anhidrat CuSO4,
berwarna putih (atau sedikit kuning).Larutan amonia bila ditambahkan
dalam jumlah yang sangat sedikit terbentuk endapan biru suatu garam
basa (tembaga sulfat basa). Bila dalam keadaan basah dibiarkan terkena
udara, tembaga (II) sulfida cenderung teroksidasi menjadi tembaga (II)
sulfat, dan karenanya menjadi dapat larut dalam air. Banyak sekali panas
yang dilepaskan pada proses ini .Banyak senyawa bergabung dengan air
memebentuk hidrat. Dengan senyawa ini, air bergabung secara kimiawi,
meskipun hampir semua hidrat mudah melepaskan air bila dipanaskan.
Fakta yang membuktikan bahwa hidrat itu adalah senyawa bukan
campuran ialah:
a. Air terdapat dalam berbandingan tertentu. Misalnya hidrat tembaga
sulfat mengandung 36,07% air.
b. Sifat fisis hidrat berbeda dari sulfat anhidrat. Misalnya hidrat
tembaga sulfat berbentuk kristal trikilin berwaerna biru.
Sedangkan tembaga sulfat anhidrat berbentuk kristal monoklin
berwarna putih.
Tembaga sulfat penta hidrat (CuSO4.5H2O) atau sering disebut
biruvitriol. Senyawa ini biasamya digunakan sebagai elektrolik dalam
pemurnian tembaga secara elektrolisis, dalam pengetikan listrik (electro
typing) dalam beberapa macam bakteri, percetakan cap kain mori atau
belacu dan sebagai bubur bordeaux untuk memusnahkan jamur tanaman
(Achmad, 2001).
Salah satu sifat dari logam tembaga yaitu tembaga tidak larut dalam
asam yang bukan pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh
HNO3 sehingga tembaga larut didalamnya. Reaksi yang terbentuk adalah
sebagai berikut:
3Cu(s) + 8H+(aq) + 2NO3 –(aq)→3Cu2+(aq) + 2NO(g) +4H2O(l)
Logam tembaga dibuat dari tembaga sulfida (Cu2S) yang dioksidasi
dengan oksigen:
Cu2S + 2O2 → 2CuO + SO2
2 CuO+ Cu2S → SO2 + 4Cu
Garam tembaga dalam larutan berwarna biru padat karena membentuk
ion Cu(H2O)42+. jika larutan Cu ditambah larutan H2SO4 maka reaksi yang
terjadi menurut Keenan, (1984):
Cu2+(aq) + SO42- (aq) + 5H2O(l) → CuSO4.5H2O(s)
Kristal CuSO4.5H2O berupa padatan kristal biru ini dapat dibuat
dengan asam sulfat dan asam nitrat yang kemudian dipanaskan dan
dipekatkan hingga terbentuk kristal. Selain itu, bahan baku logam
tembaga untuk membuat kristal CuSO4.5H2O juga bisa dibuat dari
tembaga bekas ataupun tembaga dalam bentuk sponge yang diperoleh
dari larutan CuCl2. Pada saat proses pemanasan larutan, kenaikan suhu
reaksi meningkat maka kelarutan CuSO4 dalam air meningkat juga
sehingga kristal CuSO4.5H2Oyang terbentuk semakin banyak (Fitrony,
2013).
Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru, CuSO4. 5H2O
triklini. Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 110 dan yang
kelima pada 150 membentuk senyawa anhidrat berwarna putih.
Pentahidrat ini dibuat dengan mereaksikan tembaga (II) oksida atau
tembaga (II) karbonat dengan H2SO4 encer, larutannya dipanaskan hingga
jenuh dan pentahidrat yang biru mengkristal jika didinginkan. Pada skala
industri, senyawa ini dibuat dengan memompa udara melalui
campurantembaga panas dengan H2SO4 encer. Dalam bentuk pentahidrat,
setiap ion tembaga (II) dikelilingi oleh empat molekul air pada setiap
sudut segi empat, kedudukan kelima dan keenam dari oktahedral
ditempati oleh atom oksigen dari anion sulfat, sedangkan molekul air
kelima terikat oleh ikatan hidrogen (Shevla, 1990).
Kristalisasi dikatagorikan sebagai salah satu proses pemisahan yang
efisien. Pada umumnya tujuan dari proses kristalisasi adalah untuk
pemisahan dan pemurnian. Adapun sasaran dari proses kristalisasi adalah
menghasilkan produk kristal yang mempunyai kualitas seperti yang
diinginkan. Kualitas kristal antara lain dapat ditentukan dari tiga
parameter berikut yaitu : distribusi ukuran kristal (Crystal Size
Distribution, CSD), kemurnia kristal (crystal purity) dan bentuk kristal
(crystal habit/shape).Pada proses kristalisasi kristal dapat diperoleh dari
lelehan (melt crystallization) atau larutan (crystallization from solution).
Dari kedua proses ini yang paling banyak dijumpai di industri adalah
kristalisasi dari larutan (Setyopratomo, dkk., 2003).
Rekristalisasi adalah pemurnian suatu zat padat dari
campuran/pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut
setelah dilarutkan dalam pelarut yang cocok. Prinsip rekristalisasi adalah
perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan
zat pencampur/pencemarnya. Larutan yang terjadi dipisahkan satu sama
lain, kemudian larutan zat yang diinginkan dikristalkan dengan cara
menjenuhkannya (Agustina, dkk ., 2013).
III. JAWABAN PERTANYAAN DARI MODUL PRAKTIKUM
1. Kenapa pada percobaan mengeluarkan gas berwarna coklat?
Jawab:
Karena gas NO sangat reaktif terhadap oksigen membentuk gas
NO2 yang berwarna cokelat, terdapat endapan dan berasap.
2. Apa kesulitan dalam percobaan ini?
Jawab:
3. Buatlah reaksi pembuatan CuSO4.5H2O!
Jawab:
Cu + H2SO4 → CuSO4 + SO2 + 2H2O
3Cu(s) + 4HNO3(aq) → 3Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l)
2NO(g) + O2(g) → 2NO2(g)
Cu + 3H2O + H2SO4 + 2HNO3 → CuSO4 + 5H2O + 2NO2
Cu(NO3)2 + H2SO4 → CuSO4 + 2HNO3
CuSO4 + 5H2O → CuSO4.5H2O
DAFTAR PUSTAKA
Achmad,H. 2001. Pembentukan Kristal Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSO4.
5H2O) dengan metode kristalisasi. Jurnal Kimia Anorganik, 3(9), 45-50.
Agustina Leokristi, R., Citra, M. T., & Danny, S. (2013). Rekristalisasi Garam
Rakyat dari Daerah Demak untuk Mencapai SNI Garam Industri. Jurnal
Teknologi Kimia dan Industri, 2(4), 217-225.
Budevsky. (1979). Poundation of Chemical Analysis. London: Eliss Horwood.
Fitrony., Rizqy, F., Lailatul, Q., dan Mahfud. 2013. Pembuatan Kristal
Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSO4.5H2O) dari Tembaga Bekas
Kumparan. JURNAL TEKNIK POMITS 2(1):121-122.
Ranawijaya, J. (1985). ilmu kimia2. jakarta: depdikbud.
Setyopratomo, P., Siswanto W., dan Heru S. I. 2003. Studi Eksperimental
Pemurnian Garam NACL dengan Cara Rekristalisasi. Unitas. 11(2).
Svehla, G. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Jakarta:
Kalman Media Pustaka.