Teori Orbital Molekul

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Nama : Ani Nuraeni

NIM : 1187040010

TEORI ORBITAL MOLEKUL PADA SENYAWA KOORDINASI


Teori orbital molekul didasarkan atas asumsi, yaitu pada pembentukan senyawa kompleks
terjadi interaksi antara orbital-orbital dari atom pusat dengan orbital-orbital dari ligan
membentuk orbital molekul. Orbital molekul senyawa kompleks dapat diperoleh dari
kombinasi linear orbital-orbital dari atom pusat dengan orbital-orbital dari ligan-ligan.
Interaksi antara atom pusat dengan ligan-ligan merupakan gabungan dari interaksi
elektrostatis (ionik) dan interaksi kovalen.
Teori orbital molekul merupakan teori yang paling lengkap karena menyangkut baik interaksi
elektrostatik maupun interaksi kovalen. Berdasarkan teori orbital molekul, pada pembentukan
senyawa kompleks, orbital-orbital dari atom pusat dengan orbital-orbital dari ligan akan
saling berinteraksi membentuk orbital-orbital molekul. Berdasarkan pendekatan kombinasi
linear, orbital-orbital molekul senyawa kompleks dianggap merupakan kombinasi linear dari
orbital-orbital atom pusat dan orbital-orbital ligan. Karena kombinasi linear dari orbital-
orbital atom pusat dan orbital-orbital ligan yang perbedaan tingkat energinya besar dapat
diabaikan, maka dalam menggambarkan orbital molekul senyawa kompleks cukup
digambarkan orbital-orbital valensinya. Untuk memudahkan dalam mepelajari pembentukan
orbital molekul senyawa kompleks, perlu diawali dengan penjelasan tentang pembentukan
orbital molekul kompleks hipotetik. [AB] + berikut. Seandainya suatu basa Lewis B yang
memiliki satu pasangan elektron bebas, dan asam Lewis A + yang memiliki dua orbital hibrida
sp dan sebuah elektron,, bereaksi membentuk Kompleks [AB]+

Berdasarkan teori medan Kristal akibat interaksi tersebut dua orbital hibrida sp dari asam
lewis A+ akan mengalami kenaikan tingkat energi. Bila dua orbital sp tersebut disebut orbital
A1 dan orbital A2, dan dalam pengisian kedua elektron orbital tersebut. dinyatakan dengan
garis mendatar (-), maka dua orbital tersebut akan mengalami pemisahan seperti gambar
berikut.

Gambar pemisahan dua orbital pada kompleks hipotesis [AB]+.

Pada interaksi tersebut kenaikan tingkat energi orbital A1 adalah lebih tinggi dibandingkan
kenaikan tingkat energi orbital A2 karena orbital A1 berhadapan langsung dengan basa Lewis
B, sedangkan orbital A2 tidak berhadapan langsung.Transisi elektron dapat terjadi dari orbital
A2 dengan energi transisi sebesar ∆E1. Apabila orbital dari basa disebut orbital B, maka
berdasarkan teori ikatan kovalen murni pembentukan orbital bonding (orbital ikatan), ᴪh, dan
orbital antibonding (orbital anti ikatan), Ψa, adalah:

Ψb  =  A1 + B

Ψa  =  A1  - B

Orbital A2 yang tidak digunakan dalam pembentukan ikatan akan menjadi orbital nonbonding
(orbital bukan ikatan) Ψa, diagram orbital molekul kompleks hipotetik [AB]* diberikan pada
gambar berikut :

Tingkat energi [AB] + adalah minimal apabila distribusi elektron pada kompleks tersebut
adalah ᴪb2 ᴪn1 ᴪa0. Transisi elektron dengan energi terendah adalah dari orbital nonbonding
ᴪn1 ke orbital antibonding, Ψa, dengan energi transisi sebesar ∆E2.
Berdasarkan teori orbital molekul, maka pembentukan [AB]+ akan melibatkan baik interaksi
elektrostatik maupun interaksi kovalen. Pada waktu asam lewis A + berinteraksi dengan basa
lewis B maka interaksi yang pertama terjadi dapat dianggap interaksi elektrostatik. Interaksi
tersebut menyebabkan dua orbital hibrida A1 dan A2 dan asam lewis A+ akan mengalami
kenaikan tingkat energy sedangkan orbital A2 mengalami penurunan tingkat energi.
Transisi elektron dengan energi terendah adalah dari orbital nonbonding ᴪn ke orbital
bonding ᴪa dengan energi transisi sebesar ∆E seperti pada gambar berikut.
Gambar diagram orbital molekul kompleks [AB] +
Teori orbital molekuler mengandaikan bahwa apabila dua atom atau lebih bergabung
membentuk suatu spesies, maka spesies ini tidak lagi memiliki sifat orbital atomik secara
individual, melainkan membentuk orbital molekular “baru”.Orbital molekular adalah hasil
tumpang-tindih dan penggabungan orbital atomik pada molekul. Menurut pendekatan lurus
(linear combination), jumlah molekuler yang bergabung sama dengan orbital atomik yang
bergabung. Bila dua atom yang bergabung masingmasing menyediakan satu orbital atomik
maka dihasilkan dua orbital molekuler, salah satu merupakan kombinasi jumlahan kedua
orbital atomik yang saling menguatkan dan lainnya kombinasi kurangan yang saling
meniadakan.Kombinasi jumlahan menghasilkan orbital molekuler ikat (bonding) yang
mempunyai energi lebih rendah, dan kombinasi kurangan menghasilkan orbital molekuler
antiikat (antibonding).
Berdasarkan konsep orbital molekul, jika dua atom saling berdekatan, maka dua orbital atom
itu akan mengalami tumpang tindih menghasilkan dua orbital molekul. Proses itu dapat
digambarkan dengan menggabungkan dua fungsi gelombang atom untuk menghasilkan dua
orbital molekul, melalui metode kombinasi linear orbital-orbital atom, Liniear Combination
of Atomic Arbital Orbitals (LCAO).
Jika orbital s bercampur, akan terbentuk orbital molekul yang direpresentasikan dengan σ
(sigma) dan σ* (sigma bintang). Gambar 3.1 memperlihatkan kerapatan elektron dan orbital
atom yang menghasilkan orbital molekul.

Gambar kerapatan elektron dan orbital atom yang menghasilkan orbital molekul
Untuk orbital σ, kerapatan elektron antara dua inti bertambah relatif terhadap dua atom bebas.
Oleh karena itu, muncul gaya tarik elektrostatik antara inti positif dan daerah yang memiliki
kerapatan elektron tinggi ini, dan orbital molekul yang dihasilkan disebut orbital ikatan
(bonding). Sebaliknya, untuk orbital σ*, kerapatan elektron antara dua inti berkurang,
sehingga timbul tolakan elektrostatik antar dua atom, dan orbital ini disebut sebagai orbital
antiikatan (antibonding).Berikut beberapa hal umum yang berkaitan dengan orbital molekul:
1. Untuk orbital yang tumpang tindih, tanda pada lobes tumpang tindih harus sama
2. Jika 2 orbital atom bercampur, maka akan terbentuk 2 orbital molekul, ikatan dan
antiikatan. Orbital molekul ikatan memiliki energi lebih rendah dari orbital molekul
antiikatan.
3. Pencampuran orbital atom akan signifikan, jika orbital atom memiliki energi yang
sama.
4. Setiap orbital molekul maksimum memiliki 2 elektron dengan spin +1/2 dan -1/2.56
5. Konfigurasi elektron dari molekul dapat disusun berdasarkan prinsip Aufbau dengan
mengisi orbital molekul yang memiliki energi terendah terlebih dahulu.
6. Jika elektron menempati orbital molekul yang berbeda dengan tingkat energi yang
sama, maka gunakan aturan Hund.
7. Orde ikatan dalam molekul diatomik didefinisikan sebagai jumlah pasangan elektron
dari orbital molekul ikatan dikurangi jumlah pasangan elektron dari orbital molekul
antiikatan.

Orbital Molekul Diatomik


Spesies diatomik paling sederhana dibentuk dari satu atom hidrogen dan satu ion hidrogen,
yaitu ion molekul H2+.

Gambar diagram orbital molekul H2+.


Diagram tingkat energi menggambarkan okupansi orbital atom dalam menghasilkan orbital
molekul. Subskrip mengindikasikan dari orbital atom mana orbital molekul dihasilkan.Orbital
σ yang dihasilkan dari pencampuran dua orbital atom 1s sehingga disimbolkan dengan
σ1s.Energi elektron dalam orbital molekul σ1s lebih rendah dibandingkan dengan energi
dalam orbital atom 1s.Hal ini merupakan hasil dari tarikan elektron terhadap dua inti
hidrogen. Konfigurasielektron kation hidrogen dituliskan sebagai (σ1s) 1. Ikatan kovalen
“normal” memiliki satu pasang elektron.Karena hanya terdapat satu elektron dalam orbital
molekul ikatan ion dihidrogen, maka orde ikatannya ½.Berdasarkan hasil ekperimen terhadap
ion ini diperoleh panjang ikatan H-H 106 pm dan kekuatan ikatan 255 kJ.mol-1. Bagaimana
dengan orbital molekul H2 yang memiliki dua elektron?

Gambar tingkat energi molekul hidrogen dengan Konfigurasi elektronnya


(σ1s)2∗
Gambar di atas menunjukkan tingkat energi molekul hidrogen dengan Konfigurasi
elektronnya (σ1s)2∗.Orbital molekul ikatan memiliki 2 elektron, sementara elektron di orbital
molekul antiikatan tidak ada, sehingga orde ikatan H 2 adalah 1. Orde ikatan ini lebih besar
dari orde ikatan H2+, sehingga ikatannya akan lebih kuat dan panjang ikatannya aakan
pendek. Hal ini sesuai dengan hasil ekperimen, panjang ikatannya 74 pm dan kekuatan
ikatannya 436 kJ/mol.
Orbital Molekul Diatomik Peridoe 2
Litium adalah unsur pada periode kedua yang paling sederhana.Dalam fasa padat dan liquid,
litium berikatan logam sedangkan dalam fasa gas merupakan molekul diatomic.Dua elektron
dari orbital atom 2s terdapat orbital molekul σ2s dan memiliki 1 orde ikatan.Hasil
pengukuran panjang ikatan dan energi ikat berkesesuaian dengan nilai orde ikatan. Okupansi
orbital molekul terluar (valensi) ditulis (σ2s)2.

Gambar diagram orbital molekul orbital atom 2s molekul Li2 (fasa gas)
Molekul periode dua yang lain adalah oksigen (O2). Berdasarkan gambar di atas dapat kita
amati, berdasarkan aturan Hund, terdapat 2 elektron tidak berpasangan. Terdapat 2 orde
ikatan [3-(2 × ½)], berkesesuaian dengan pengukuran panjang ikatan dan energi ikat.

Gambar Diagram orbital molekul orbital atom 2p molekul O2


Pada molekul periode kedua yang lain, di fluorin (F2), lebih dari dua elektron menempati
orbital antibonding (Gambar 5.6). orde ikatan menunjukan ikatan bersih yang berasal dari 3
orbital bonding yang terisi dan 2 orbital antibonding 2. Konfigurasi elektron valensinya,
(σ2s)2(𝜋2p)4(𝜋*2p)4

Gambar Diagram orbital molekul orbital atom 2p molekul F2

Orbital Molekul Diatomik Heteronuklir


Salah satu contoh molekul heteronuklir adalah karbon monoksida (CO). Ikatan karbon
monoksida dapat divisualisasikan menggunakan diagram tingkat energi orbital molekul.

Gambar Diagram orbital molekul CO


Orbital atom oksigen memiliki energi lebih rendah dibandingkan orbital atom karbon akibat
besarnya Zeff. Perbedaan utama antara molekul diatomik homonuklir dan heteronuklir adalah
orbital molekul dihasilkan dari orbital atom 2s suatu unsur yang tumpang tindih energinya
dengan orbital atom 2p dari unsur lain. Dengan demikian, kita harus mempertimbangkan
molekul orbital yang berasal dari kedua orbital atom pada penyusunan diagram orbital
molekul. Karena energi orbital bersifat asimetri, orbital molekul bonding diturunkan dari
orbital atom oksigen berenergi rendah, sedangkan orbital molekul antibonding diturunkan
dari orbital atom karbon berenergi tinggi. Terdapat dua orbital molekul yang dihasilkan dari
kontribusi orbital atom berenergi rendah dari oksigen dan berenergi tinggi dari karbon, yaitu
orbital molekul nonbonding (σNB), tidak berkontribusi signifikan terhadap ikatan. Untuk
menentukan orde ikatan karbon monoksida, jumlah pasangan antibonding (0) telah dikurangi
dari jumlah pasangan bonding (3), perhitungan ini mengarah pada prediksi ikatan rangkap
tiga (triple bond).Energi ikat paling tinggi sebesar 1072 kJ.mol-1.
contoh diagram orbital molekul senyawa kompleks
1. Senyawa oktahedral
Diagram orbital molekul kompleks oktahedral yang melibatkan baik interaksi kovalen
diberikan pada gambar berikut dimana (a) merupakan orbital atom atau ion logam
pada keadaan bebas atau sebelum ada interaksi dengan ligan-ligan. (b) merupakan
orbital atom atau ion logam pada kompleks oktahedral bila interaksi antara atom pusat
dengan ligan-ligan hanya interaksi elektrostatik. (c), merupakan orbital-orbital dari
ligan sebelum terjadi interaksi dengan orbital-orbital atom logam, disebut dengan
orbital-orbital kelompok ligan (ligan group orbitals). (d) orbital molekul kompleks
oktahedral yang melibatkan baik interaksi elektrostatik maupun interaksi kovalen.
Pada waktu atom logam mengadakan interaksi elektrostatik dengan ligan-ligan maka
semua orbital yang ada mengalami kenaikan tingkat energi tiga orbital p meskipun
mengalami kenaikan tingkat energi tetapi tetap dalam keadaan degenerat karena
interaksi ligan-ligan dengan tiga orbital p tersebut adalah sama kuat. Lima orbital d
dari atom logam atau ion logam mengalami pemisahan menjadi orbital t 2g dan eg
seperti diterangkan pada pembahasan teori medan Kristal di muka. Setelah mengalami
kenaikan energi orbital-orbital dari atom logam atau ion logam mengadakan
kombinasi linear dengan orbital-orbital dari ligan membentuk orbital molekul
kompleks oktahedral. Dengan menggunakan diagram yang ditunjukkan pada gambar
berikut.

Gambar diagram orbital-orbital molekul kompleks oktahedral

Contoh 1 : [Co(NH3)6]3+ (orbital molekul kompleks oktahedral). Fakta eksperimen


menunjukkan bahwa ion kompleks [Co(NH3)6]3+ memiliki bentuk oktahedral dan
bersifat diamagnetik. Atom pusat ion kompleks tersebut adalah Co3+ dengan
konfigurasi elektron [Ar] 3d6. Jumlah elektron pada orbital 3d atom pusat dan
elektron-elektron yang didonorkan oleh 6 ligan NH3 adalah 18 elektron yang
dituliskan pada orbital molekul kompleks oktahedral seperti pada gambar berikut.
Cara pengisian 18 elektron pada orbital molekul kompleks [Co(NH3)6]3+
gambar diagram orbital molekul kompleks [Co(NH3)6]3+
Pertama, mengisikan 6 pasang elektron pada orbital-orbital a1g, t1h, dan eg. Kedua,
mengisikan 6 elektron yang tersisa pada orbital t2g secara berpasangan karena
kompleks [Co(NH3)6]3+ merupakan kompleks dengan medan kuat harga 10Dq>P .
Sifat diamagnetik dari ion kompleks [Co(NH3)6]3+. Ditunjukkan dengan
berpasangannya semua elektron yang terdapat pada orbital molekul kompleks
tersebut.

2. Kompleks Tetrahedral
Diagram orbital molekul kompleks tetrahedral yang melibatkan baik interaksi
elektrostatik maupun interaksi kovalen seperti pada gambar berikut. Dimana
(a)merupakan orbital atom ligan atau ion logam pada keadaan bebas atau sebelum ada
interaksi dengan ligan-ligan, (b) merupakan orbital atom pusat dengan ligan-ligan
hanya interaksi elektrostatik, (c) merupakan orbital-orbital kelompok ligan, dan (d)
orbital molekul kompleks tetrahedral yang melibatkan baik interaksi elektrostatik
maupun kovalen.

Pada waktu atom logam atau ion logam mengadakan interaksi elektrostatik dengan
ligan-ligan maka semua orbital yang ada mengalami kenaikan tingkat energi. Lima
orbital d dari atom logam atau ion logam mengalami pemisahan menjadi orbital t2dan
seperti diterangkan pada teori pembahasan medan Kristal. Setelah mengalami
kenaikan tingkat energi, orbital-orbital dari atom logam atau ion logam mengadakan
kombinasi linear dengan orbital-orbital dari ligan membentuk orbital molekul-
molekul tetrahedral. Kompleks tetrahedral merupakan kompleks dengan medan
lemah, harga 10Dq<P.
Contoh [NiCl4]2- Fakta eksperimen menunjukkan bahwa ion kompleks [NiCl 4]2-
memiliki bentuk tetrahedral dan bersifat paramagnetic dengan kemagnetan setara
dengan adanya dua elektron tak berpasangan. Atom ion kompleks tersebut adalah Ni 2+
dengan konfigurasi elektron [Ar] 3d8.Jumlah elektron pada orbital 3d atom pusat dan
elektron-elektron yang didonorkan oleh 4 ligan Cl- 16 elektron. Enam belas elektron
tersebut diisikan pada orbital molekul kompleks tetrahedral seperti diberikan pada
gambar berikut.

3. Kompleks Sequer Planar


Diagram orbital molekul sequer planar yang melibatkan baik interaksi elektrostatis
maupun interaksi kovalen diberikan pada gambar berikut. Pada kompleks bujur
sangkar, empat pasangan elektron akan menempati orbital atg, eu, dan btg membentuk
4 ikatan sigma, sedangkan elektron yang terpisah akan menempati orbital-orbital di
atasnya. Kompleks bujur sangkar cenderung memiliki medan kuat, harga 10Dq>P.
dengan menggunakan diagram berikut kemagnetan dari kompleks bujur sangkar dapat
diterangkan seperti diberikan pada contoh berikut.

Cara pengisian 16 elektron pada orbital molekul kompleks [NiCl 4]2- adalah sebagai
berikut. Pertama, mengisikan empat pasang elektron pada orbital-orbital a1dan t2,kedua
mengisikan dua elektron pada orbital t2 karena ion kompleks [NiCl4]2- merupakan
kompleks dengan medan lemah, harga 10Dq<P. ketiga, memasangkan dua elektron yang
tersisa dengan dua elektron yang terdapat pada orbital e dan satu elektron yang tersisa
pada elektron t2. Sifat paramagnetik dari ion kompleks [NiCl4]2- ditunjukkan dengan
adanya dua elektron tak berpasangan pada orbital molekul kompleks tersebut.

1. π back bonding dalam teori orbital molekul


Pi (π) back bonding atau biasa disebut pengikatan balik pi (π) juga dikenal donasi balik pi
(π) adalah suatu konsep dalam ikatan kimia dimana elektron berpindah dari satu orbital
atom suatu atom ke orbital anti-ikatan π*pada ligan penerimaan- π.
Elektron dari logam digunakan untuk berikatan dengan ligan, dalam prosesnya ini akan
membebaskan logam dari muatan negatif yang berlebihan. Senyawa dimana terdapat
pengikatan balik π meliputi Ni(CO)4 dan garam Zeise. IUPAC mengeluarkan definisi
pengikatan balik sebagai berikut : “uraian tentang ikatan ligan berikatan terkonjugasi π ke
logam transisi yang melibatkan proses sinergis dengan sumbangan elektron dari orbital π
atau orbital pasangan elektron sunyi pada ligan ke dalam orbital kosong pada logam
(ikatan akseptor-donor), disertai dengan pelepasan (sumbangan balik) elektron dari orbital
nd pada logam (yang merupakan π-simetri sesuai dengan sumbu logam ligan) ke dalam
orbital π*-antipengikaatan yang kosong pada ligan.

Elektron ini berasal dari orbital d logam dan biasanya akan berpindah ke orbital molekul
anti-ikat ligan, menyebabkan derajat ikat ligan menurun. Ini akan mengakibatkan
penurunan frekuensi vibrasi ikatan yang dapat terpantau pada spektroskopi inframerah.
Walaupun derajat ikat antar atom ligan menurun, derajat ikat logam-ligan meningkat.
2. ligan π donor
Dalam kimia koordinasi, ligan π-donor adalah jenis ligan yang dianugerahi orbital non-
ikatan penuh yang tumpang tindih dengan orbital berbasis logam. Interaksi mereka saling
melengkapi dengan perilaku ligan π-akseptor. Keberadaan terminal OXO ligan untuk
logam transisi awal adalah salah satu konsekuensi dari ikatan semacam ini. Ligan π-donor
klasik adalah oksida (O2-), nitrat (N3-), amida (RN2-) alkoksida (RO-), amida (R2N-), dan
fluoride. Untuk logam transisi akhir, donor π yang kuat membentuk interaksi anti-ikatan
dengan tingkat-d yang terisi, dengan konsekuensi untuk keadaan putaran, potensi redoks,
dan nilai tukar ligan. Ligan π -donor rendah dalam seri spektrokimia.

3. ligan π akseptor
Sejumlah ligan tertentu memiliki orbital yang telah terisi elektron dan mengalami overlap
orbital t2g, dari logam, menghasilkan ikatan t2g, π. Rapatan elektron akan di transfer dari
ligan menuju logam melalui ikatan π. Ini. Selain dari ikatan π. Yang terbentuk, transfer
elektron dari ligan ke logam juga terjadi melalui ikatan δ. Interaksi semacam ini lebih
sering terjadi pada kompleks dari logam dengan bilangan oksidasi yang tinggi, sehingga
logam tersebut “kekurangan elektron”. Orbital π. Dari ligan biasanya memiliki tingkat
energi yang lebih rendah dibandingkan orbital t2g logam, sehingga delokalisasi elektron π
dari ligan melalui cara ini akan memperkecil harga ∆ 0. Ligan yang merupakan donor π
terletak disebelah kiri dari deret spektrokimia.

Anda mungkin juga menyukai