Teori Orbital Molekul
Teori Orbital Molekul
Teori Orbital Molekul
NIM : 1187040010
Berdasarkan teori medan Kristal akibat interaksi tersebut dua orbital hibrida sp dari asam
lewis A+ akan mengalami kenaikan tingkat energi. Bila dua orbital sp tersebut disebut orbital
A1 dan orbital A2, dan dalam pengisian kedua elektron orbital tersebut. dinyatakan dengan
garis mendatar (-), maka dua orbital tersebut akan mengalami pemisahan seperti gambar
berikut.
Pada interaksi tersebut kenaikan tingkat energi orbital A1 adalah lebih tinggi dibandingkan
kenaikan tingkat energi orbital A2 karena orbital A1 berhadapan langsung dengan basa Lewis
B, sedangkan orbital A2 tidak berhadapan langsung.Transisi elektron dapat terjadi dari orbital
A2 dengan energi transisi sebesar ∆E1. Apabila orbital dari basa disebut orbital B, maka
berdasarkan teori ikatan kovalen murni pembentukan orbital bonding (orbital ikatan), ᴪh, dan
orbital antibonding (orbital anti ikatan), Ψa, adalah:
Ψb = A1 + B
Ψa = A1 - B
Orbital A2 yang tidak digunakan dalam pembentukan ikatan akan menjadi orbital nonbonding
(orbital bukan ikatan) Ψa, diagram orbital molekul kompleks hipotetik [AB]* diberikan pada
gambar berikut :
Tingkat energi [AB] + adalah minimal apabila distribusi elektron pada kompleks tersebut
adalah ᴪb2 ᴪn1 ᴪa0. Transisi elektron dengan energi terendah adalah dari orbital nonbonding
ᴪn1 ke orbital antibonding, Ψa, dengan energi transisi sebesar ∆E2.
Berdasarkan teori orbital molekul, maka pembentukan [AB]+ akan melibatkan baik interaksi
elektrostatik maupun interaksi kovalen. Pada waktu asam lewis A + berinteraksi dengan basa
lewis B maka interaksi yang pertama terjadi dapat dianggap interaksi elektrostatik. Interaksi
tersebut menyebabkan dua orbital hibrida A1 dan A2 dan asam lewis A+ akan mengalami
kenaikan tingkat energy sedangkan orbital A2 mengalami penurunan tingkat energi.
Transisi elektron dengan energi terendah adalah dari orbital nonbonding ᴪn ke orbital
bonding ᴪa dengan energi transisi sebesar ∆E seperti pada gambar berikut.
Gambar diagram orbital molekul kompleks [AB] +
Teori orbital molekuler mengandaikan bahwa apabila dua atom atau lebih bergabung
membentuk suatu spesies, maka spesies ini tidak lagi memiliki sifat orbital atomik secara
individual, melainkan membentuk orbital molekular “baru”.Orbital molekular adalah hasil
tumpang-tindih dan penggabungan orbital atomik pada molekul. Menurut pendekatan lurus
(linear combination), jumlah molekuler yang bergabung sama dengan orbital atomik yang
bergabung. Bila dua atom yang bergabung masingmasing menyediakan satu orbital atomik
maka dihasilkan dua orbital molekuler, salah satu merupakan kombinasi jumlahan kedua
orbital atomik yang saling menguatkan dan lainnya kombinasi kurangan yang saling
meniadakan.Kombinasi jumlahan menghasilkan orbital molekuler ikat (bonding) yang
mempunyai energi lebih rendah, dan kombinasi kurangan menghasilkan orbital molekuler
antiikat (antibonding).
Berdasarkan konsep orbital molekul, jika dua atom saling berdekatan, maka dua orbital atom
itu akan mengalami tumpang tindih menghasilkan dua orbital molekul. Proses itu dapat
digambarkan dengan menggabungkan dua fungsi gelombang atom untuk menghasilkan dua
orbital molekul, melalui metode kombinasi linear orbital-orbital atom, Liniear Combination
of Atomic Arbital Orbitals (LCAO).
Jika orbital s bercampur, akan terbentuk orbital molekul yang direpresentasikan dengan σ
(sigma) dan σ* (sigma bintang). Gambar 3.1 memperlihatkan kerapatan elektron dan orbital
atom yang menghasilkan orbital molekul.
Gambar kerapatan elektron dan orbital atom yang menghasilkan orbital molekul
Untuk orbital σ, kerapatan elektron antara dua inti bertambah relatif terhadap dua atom bebas.
Oleh karena itu, muncul gaya tarik elektrostatik antara inti positif dan daerah yang memiliki
kerapatan elektron tinggi ini, dan orbital molekul yang dihasilkan disebut orbital ikatan
(bonding). Sebaliknya, untuk orbital σ*, kerapatan elektron antara dua inti berkurang,
sehingga timbul tolakan elektrostatik antar dua atom, dan orbital ini disebut sebagai orbital
antiikatan (antibonding).Berikut beberapa hal umum yang berkaitan dengan orbital molekul:
1. Untuk orbital yang tumpang tindih, tanda pada lobes tumpang tindih harus sama
2. Jika 2 orbital atom bercampur, maka akan terbentuk 2 orbital molekul, ikatan dan
antiikatan. Orbital molekul ikatan memiliki energi lebih rendah dari orbital molekul
antiikatan.
3. Pencampuran orbital atom akan signifikan, jika orbital atom memiliki energi yang
sama.
4. Setiap orbital molekul maksimum memiliki 2 elektron dengan spin +1/2 dan -1/2.56
5. Konfigurasi elektron dari molekul dapat disusun berdasarkan prinsip Aufbau dengan
mengisi orbital molekul yang memiliki energi terendah terlebih dahulu.
6. Jika elektron menempati orbital molekul yang berbeda dengan tingkat energi yang
sama, maka gunakan aturan Hund.
7. Orde ikatan dalam molekul diatomik didefinisikan sebagai jumlah pasangan elektron
dari orbital molekul ikatan dikurangi jumlah pasangan elektron dari orbital molekul
antiikatan.
Gambar diagram orbital molekul orbital atom 2s molekul Li2 (fasa gas)
Molekul periode dua yang lain adalah oksigen (O2). Berdasarkan gambar di atas dapat kita
amati, berdasarkan aturan Hund, terdapat 2 elektron tidak berpasangan. Terdapat 2 orde
ikatan [3-(2 × ½)], berkesesuaian dengan pengukuran panjang ikatan dan energi ikat.
2. Kompleks Tetrahedral
Diagram orbital molekul kompleks tetrahedral yang melibatkan baik interaksi
elektrostatik maupun interaksi kovalen seperti pada gambar berikut. Dimana
(a)merupakan orbital atom ligan atau ion logam pada keadaan bebas atau sebelum ada
interaksi dengan ligan-ligan, (b) merupakan orbital atom pusat dengan ligan-ligan
hanya interaksi elektrostatik, (c) merupakan orbital-orbital kelompok ligan, dan (d)
orbital molekul kompleks tetrahedral yang melibatkan baik interaksi elektrostatik
maupun kovalen.
Pada waktu atom logam atau ion logam mengadakan interaksi elektrostatik dengan
ligan-ligan maka semua orbital yang ada mengalami kenaikan tingkat energi. Lima
orbital d dari atom logam atau ion logam mengalami pemisahan menjadi orbital t2dan
seperti diterangkan pada teori pembahasan medan Kristal. Setelah mengalami
kenaikan tingkat energi, orbital-orbital dari atom logam atau ion logam mengadakan
kombinasi linear dengan orbital-orbital dari ligan membentuk orbital molekul-
molekul tetrahedral. Kompleks tetrahedral merupakan kompleks dengan medan
lemah, harga 10Dq<P.
Contoh [NiCl4]2- Fakta eksperimen menunjukkan bahwa ion kompleks [NiCl 4]2-
memiliki bentuk tetrahedral dan bersifat paramagnetic dengan kemagnetan setara
dengan adanya dua elektron tak berpasangan. Atom ion kompleks tersebut adalah Ni 2+
dengan konfigurasi elektron [Ar] 3d8.Jumlah elektron pada orbital 3d atom pusat dan
elektron-elektron yang didonorkan oleh 4 ligan Cl- 16 elektron. Enam belas elektron
tersebut diisikan pada orbital molekul kompleks tetrahedral seperti diberikan pada
gambar berikut.
Cara pengisian 16 elektron pada orbital molekul kompleks [NiCl 4]2- adalah sebagai
berikut. Pertama, mengisikan empat pasang elektron pada orbital-orbital a1dan t2,kedua
mengisikan dua elektron pada orbital t2 karena ion kompleks [NiCl4]2- merupakan
kompleks dengan medan lemah, harga 10Dq<P. ketiga, memasangkan dua elektron yang
tersisa dengan dua elektron yang terdapat pada orbital e dan satu elektron yang tersisa
pada elektron t2. Sifat paramagnetik dari ion kompleks [NiCl4]2- ditunjukkan dengan
adanya dua elektron tak berpasangan pada orbital molekul kompleks tersebut.
Elektron ini berasal dari orbital d logam dan biasanya akan berpindah ke orbital molekul
anti-ikat ligan, menyebabkan derajat ikat ligan menurun. Ini akan mengakibatkan
penurunan frekuensi vibrasi ikatan yang dapat terpantau pada spektroskopi inframerah.
Walaupun derajat ikat antar atom ligan menurun, derajat ikat logam-ligan meningkat.
2. ligan π donor
Dalam kimia koordinasi, ligan π-donor adalah jenis ligan yang dianugerahi orbital non-
ikatan penuh yang tumpang tindih dengan orbital berbasis logam. Interaksi mereka saling
melengkapi dengan perilaku ligan π-akseptor. Keberadaan terminal OXO ligan untuk
logam transisi awal adalah salah satu konsekuensi dari ikatan semacam ini. Ligan π-donor
klasik adalah oksida (O2-), nitrat (N3-), amida (RN2-) alkoksida (RO-), amida (R2N-), dan
fluoride. Untuk logam transisi akhir, donor π yang kuat membentuk interaksi anti-ikatan
dengan tingkat-d yang terisi, dengan konsekuensi untuk keadaan putaran, potensi redoks,
dan nilai tukar ligan. Ligan π -donor rendah dalam seri spektrokimia.
3. ligan π akseptor
Sejumlah ligan tertentu memiliki orbital yang telah terisi elektron dan mengalami overlap
orbital t2g, dari logam, menghasilkan ikatan t2g, π. Rapatan elektron akan di transfer dari
ligan menuju logam melalui ikatan π. Ini. Selain dari ikatan π. Yang terbentuk, transfer
elektron dari ligan ke logam juga terjadi melalui ikatan δ. Interaksi semacam ini lebih
sering terjadi pada kompleks dari logam dengan bilangan oksidasi yang tinggi, sehingga
logam tersebut “kekurangan elektron”. Orbital π. Dari ligan biasanya memiliki tingkat
energi yang lebih rendah dibandingkan orbital t2g logam, sehingga delokalisasi elektron π
dari ligan melalui cara ini akan memperkecil harga ∆ 0. Ligan yang merupakan donor π
terletak disebelah kiri dari deret spektrokimia.