Modul 4
Modul 4
Pengendali Proposional
Pengendali Proposional memiliki keluaran yang Gambar 2.6 Kurva sinya; kesalahan e(t) terhadap t
sebanding dengan besarnya sinyal kesalahan. dan kurva u(t) terhadap t pada pembangkit
Secara lebih sederhana dapat dikatakan, bahwa
keluaran Pengendali Proposional merupakan
perkalian antara konstanta Proposional dengan
masukannya. Perubahan pada sinyal masukan akan Gambar 2.7 Blok diagram hubungan antara besaran
segera menyebabkan sistem secara langsung kesalahan dengan controller integral
mengubah keluarannya sebesar konstanta
pengalinya. Kontroler Diferensial
Gambar berikut menunjukan grafik antara PB, Keluaran Kontroler Diferensial memiliki sifat
keluaran kontroler dan kesalahan yang merupakan seperti hanya seperti operasi derivatif. Perubahan
masukan controller. Ketika kontanta proporsional yang mendadak pada masukan kontroler, akan
bertambahsemakin tinggoi, pita proporsional mengakibatkan perubahan yang sangat besar dan
menunjukan penurunan yang semakin kecil, cepat. Gambar berikut menunjukan blok diagram
sehingga lingkup kerja yang dikuatkan akan yang menggambarkan hubungan natara sinyal
semakin sempit. kesalahan dengan keluaran kontroler.
2
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
sinyal kontrol berupa sinyal eror yang dikalikan
(proporsional) dengan konstanta proporsonal Kp.
Pengendali proporsional digunakan untuk
memperbesar penguatan dan mempercepat respon
Gambar 2.8 Diagram blok kontroler diferensial transien.
2. Integral
Gambar dibawah ini menyatakan hubungan antara Dalam pengendali integral, nilai eror B
sinyal masukan dengan sinyal keluaran kontroler diumpankan sebagai laju perubahan sinyal kontrol
diferensial. Ketika masukannya tidak mengalami u sebagaimana dinyatakan dalam persamaan
perubahan, keluaran kontroler juga tidak berikut ini:
mengalami perubahan, sedangkan apabila sinyal
masukan berubah mendadak dan menaik, keluaran
menghasilkan sinyal berbentuk impulse. Jika sinyal Pengendali integral berfungsi untuk
berubah naik secara perlahan, keluarannya justru menghilangkan galat atau steady state error
merupakan fungsi step yang besar magnitudenya meskipun juga dapat menyebabkan terjadinya
sangat dipengaruhi oleh kecepatan naik dari fungsi overshoot dan osilasi yang mengakibatkan keadaan
ramp dan factor konstanta diferensialnya tadi. tunak lama dicapai.
3. Derivatif
Pengendali derivatif akan memberikan suatu
sinyal kontrol u yang bersesuaian dengan laju
perubahan sinyal eror B sebagaimana dinyatakan
dalam persamaan
berikut ini:
3
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
DC Gain - Nilai Penguatan DC (DC gain)
merupakan perbandingan dari kondisi steady state
dari step response dengan nilai magnitude dari step
input. DC Gain = steady state output / step
magnitude
Gambar 2.12 Hubungan fungsi waktu keluaran IDENTIFIKASI SISTEM DARI BODE PLOT
dengan masukan kontroler PID beserta tabel DC GAIN – Nilai DC Gain sistem dapat
karakteristiknya dihitung dari nilai magnitude bode plot ketika s=0.
DC Gain = 10M(0)/20 where M(0) is the magnitude
2.3 Identifikasi Sistem of the bode plot when jω=0.
Estimasi Orde Sistem
Orde atau dikenal dengan derajat suatu sistem NATURAL FREQUENCY – Frekuensi alami
dapat diestimasi dari fungsi step (step response) (natural frequency) dari sistem orde dua terjadi
yang dipergunakanatau dengan penggunaan Bode ketika fasa dari respon mencepai sudut relative -90
Plot. Derajat relative suatu sistem yaitu perbedaan terhadap fasa input. ωn = ω90° dimana ω-90°
antara orde dari denominator (penyebut) dan orde merupakan frekuensi pada saat phase plot di -90
dari numerator (pembilang) dari fungsi alih degree.
Step Response Jika respon respon sistem DAMPING RATIO - Nilai damping ratio sistem
merupakan non-zero step input akan memiliki ditemukan dengan nilai DC Gain dan nilai
slope yang bernilai 0 ketika t=0, sistem harus magnitude dari bode plot ketika fasa plot -90
merupakan orde kedua atau lebih tinggi lagi sebab degrees. ζ = K / (2*10(M-90°/20)) dimana M-90°
sistem memiliki derajat relative dua atau lebih. Jika merupakan nilai magnitude bode plot ketika fasa
step respon menunjukkan osilasi sistem juga harus -90 degrees.
menunjukkan orde kedua atau lebih dengan sistem
yang underdamped. IDENTIFIKASI PARAMETER SISTEM
Jika tipe sistem telah diketahui, parameter
Bode Plot – Penggambaran fasa (phase plot) juga khusus sistem dapat ditentukan dari step response
dapat menjadi indikator untuk mencari orde yang atau bode plot. Bentuk umum fungsi alih dari
baik. Jika fasa turun hingga dibawah -90 degrees, sistem orde satu yaitu : G(s) = b / (s+a) = K /
sistem merupakan orde kedua atau lebih tinggi. (τs+1). Sedangkan bentuk umum fungsi alih dari
Derajat relative sistem memiliki nilai paling kecil sistem orde dua yaitu : G(s) = a/(s2+bs+c) = Kωn
atau sama besar dengan bilangan dari perkalian -90 2 / (s2+2ζωns+ωn 2)
degrees hingga dicapai nilai asymtot pada nilai
paling rendah pada penggambaran fasa (phasa 2.4 Software MATLAB
plot) sistem. Matlab adalah suatu bahasa tingkat tinggi untuk
komputasi numerik, visualisasi dan pemrograman.
Matlab bisa digunakan untuk berbagai aplikasi,
IDENTIFIKASI SISTEM DARI STEP RESPONSE termasuk pemrosesan sinyal dan komunikasi,
Dumping Ration – Untuk kondisi underdamped gambar dan pemrosesan video, sistem kontrol, uji
dari sistem orde dua, Nilai dumping ratio dapat dan pengukuran, keuangan komputasi, dan biologi
dihitung dari persentase overshoot dengan komputasi. Di dalam Matlab, terdapat suatu tools
menggunakan rumus sebagai berikut : ζ = yang bisa digunakan untuk simulasi, yaitu
-ln(%OS/100) / sqrt(π2+ln2(%OS/100)) dimana Simulink. Simulink menyediakan fungsi - fungsi
%OS merupakan persentase overshoot, yang dapat yang diprogram secara grafik untuk melakukan
diperkirakan dari penggambaran nilai off dari step simulasi berbagai sistem.
response.
Simulink
4
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
Perangkat lunak SIMULINK dikembangkan oleh
MATHWORK, untuk melakukan modelling,
simulasi, dan analisis dinamika sistem proses.
Dengan demikian sangat bermanfaat dalam
perancangan kendali dan pemrosesan sinyal, baik
dalam bentuk kontinyu maupun digital. Didalam
folder MATLAB, Simulink menempati satu
directory tersendiri, terlepas dari directory
“TOOLBOX”, sehingga diperlukan perhatian
tersendiri saat menginstal paket program
MATLAB. Penyajian “statement” dalam bentuk
diagram blok, yang berinteraksi dengan function,
mfile dalam MATLAB, juga dapat berinteraksi
perangkat luar dengan pemrogram dalam bahasa C
maupun fortran. Blok-blok statement Gambar 2.15 Simulink library browser
dikelompokkan pustaka blok diagram (“Simulink Simulink merupakan bagian dari Matlab yang
Library Browser”). Setiap Blok Statement memiliki fasilitas untuk mensimulasikan sistem
dilengkapi dengan minimal salah satu jalur I/O kendali tanpa harus menuliskan program terlebih
(“port input/output”), digunakan sebagai dahulu, tetapi dengan cara menyusun blok-blok yg
perangkat antarmuka dengan blok statement yang menggambarkan function dalam Matlab. Dibawah
lain. Adapun parameter blok statement dapat ini bagian sistem terpenting dari blok – blok untuk
diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan saat proses program pengendali dari Simulink.
melakukan simulasi. Semua kemudahan tersebut
sangat didukung dengan sistem GUI (graphic user
interface) yang ada dalam paket program
MATLAB. Untuk mengawali penggunaan
SIMULINK, program MATLAB dijalankan terlebih Gambar 2.16 Blok-blok diagram
dahulu, setelah muncul prompt pada “COMMAND
Simulink matlab
WINDOW”, tekan icon simulink pada toolbar
MATLAB (lihat Gambar berikut) Dari blok – blok diagram diatas masing
diklasifikasikan lagi beberapa blok sesuai dengan
kegunaannya. Berikut akan diberikan contoh dari
masing – masing blok dan kegunaannya masing –
masing.
Untuk mewewakili input atau masukan
parameter
Hubungkan semua dengan
inputan diawali dengan step dan
Gunakan input step dan output diakhiri dengan scope
step
-Menganalisa dan merancang dari lead dan lag
kompensator
Buka Simulink pada matlab lalu Ubah step time simulation menjadi
buka DCMotor.slx 1 detik
Masukan step dan scope lalu lihat Lihat dan analisa hasil scope
hasilnya
-Kontol Proporsional Integral (PI) untuk motor Rancanglah blok diagram control
DC proporsional integral derivatif
Nilai Zero 0
TUGAS 2
Simulasikan sistem pengendali kecepatan motor
DC lingkar terbuka sistem waktu diskrit untuk
ketiga nilai periode sampling yang digunakan pada
Gambar 4.2 Step plot waktu diskrit Tugas 6 (modul 1). Catat hasilnya pada buku
Pada percobaan ini praktikan merancang sistem catatan lalu lakukan analisis.
pengendalian menggunakan PID dengan keriteria
sebagai berikut:
Sistem kecepatan Motor DC waktu kontinyu
10
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
apa yang diinginkan. Sehingga respon sistem sudah
stabil
TUGAS 3
Simulasikan sistem pengendali kecepatan motor
DC lingkar tertutup dengan pengendali PID untuk
Gambar 4.5 Desain system lingkar terbuka periode waktu kontinu dan waktu diskrit dengan
sampling 0,001s menggunakan konstanta PID yang telah diperoleh
dari Tugas 1 (modul 1). Catat hasilnya pada buku
catatan lalu lakukan analisis
Gambar 4.6 Hasil Scope system lingkar terbuka Gambar 4.9 Desain system lingkar tertutup waktu
periode sampling 0,001s kontinyu
3. KESIMPULAN
Kesimpulan merupakan uraian singkat berupa
Gambar 4.8 Hasil Scope system lingkar terbuka
periode sampling 0,0001s
Gambar 4.11 Desain sistem lingkar terbutup waktu
Sama seperti sebelumnya hanya saja nilai yang kontinyu
dimasukan pada discreate transfer functionnya
berubah mngikuti perintah modul dimana
didapatkan pada persamaan 1.5 percobaan pada
modul sebelumnya dan untuk nilai periode
sampling nya menjadi 0,0001s .
Bentuk respon dari ketiga sinyal dengan frekuensi
sampling yang berbeda. Respon sistem sudah
sesuai dengan yang diingkan karena nilai setting
time, rise time serta overshoot sudah sesuai dengan
11
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
Gambar 4.12 Hasil Scope sistem lingkar terbutup
waktu kontinyu
Pada percobaan ini dilakukan pengendalian sistem
kecepatan motor DC lingkar tertutup pada saat
waktu kontinyu sehingga didapatkan hasil pada
gambar diatas.
Pada percobaan ini praktikan mensimulasikan
sistem pengendali kecepatan motor DC lingkar
tertutup dengan pengendali PID untuk waktu
kontinu dan waktu diskrit dengan menggunakan Gambar 4.16 Hasil scope sistem lingkar tertutup
konstanta PID yang telah diperoleh dari Tugas 1 sampling 0,001s
(modul 2). Dan hasil dari percobaan ini dapat
dilihat dari gambar yang telah ada. Pada sistem
pengendalian kecepatan motor DC digunakan PID
toolbox untuk mengatur nilai – nilai parameter
sistem agar sesuai dengan yang diinginkan. Artinya
sistem tersebut stabil.
TUGAS 4
Gambar 4.17 Desain sistem lingkar tertutup
Simulasikan sistem pengendali kecepatan motor sampling 0,0001s
DC lingkar tertutup untuk 3 nilai periode sampling
yang digunakan pada Tugas 6 (modul 1) dengan
pengendali proporsional. Gunakan nilai Kp = 0.7
untuk sistem pengendalian kecepatan
12
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
TUGAS 5 Komponen yang digunakan pada percobaan tugas
5 dan tugas 6, merupakan komponen yang sama
Buatlah analisis dari respon step open-loop yang
yaitu berupa komponen linier. Maka dalam respon
didapat dari proses ekstraksi model linier ke
sistem yang dihasilkan pada setiap percobaan
Matlab Workspace yang sudah dibuat.
dengan jenis percobaan yang berbeda
(menggunakan simulink, linier analisis maupun
ekstrak pada workspace), akan tetap menghasilkan
respon sistem yang sama.
TUGAS 7
Tampilkan hasil simulasi kemudian analisis
hasilnya dan bandingkan dengan model yang tidak
menggunakan lag compensator
Gambar 4.19 Respon step open-loop dari proses
ekstraksi model linear ke matlab workspace.
Dari hasil di atas yaitu hasil step open-loop yang
didapat dari prose ekstrasi model linier ke Matlab Gambar 2.21 Diagram sistem
ini praktikan membuat kendali lead and lag
konpresator. Jadi scope yang digunakan di
percobaan kali ini digunakan sebagai pembanding.
Percobaan ini juga menunjukan, hasil grafik
menggunakan model linier dan model matlab
workspace tidak memiliki perbedaan. Terlihat dari
karakteristik yang tampil tidak memiliki perbedaan
nilai. Gambar 2.22 Hasil scope respon dengan lag
Model linier yang didapat dari simulink dapat di kompensator.
ekstrak ke matlab workspace, agar bentuk
persamaan dari hasil demonstrasi dapat diketahui
seperti pada gambar. Hasil yang ditampilkan
memiliki respon sistem yang sama karena
komponen yang digunakan pada simulink
merupakan komponen linear saja. Maka keluaran
yang dihasilkan pada proses linearize juga
menampilkan grafik yang sama saat grafik di
ekstrak.
13
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
TUGAS 8
Jalankan simulasi, kemudian analisis hasil
responnya dengan double-click blok scope. Akan
muncul perbandingan sinyal antara lag dan juga
lead compensator, apakah kompensator satu lebih
baik dari yang lainya? Mengapa demikian?
TUGAS 9
Jalankan simulasi, kemudian analisis hasil
responnya dengan double-click blok scope.
Bagaimana hasil perbandingan control effort untuk
lag dan lead compensator dengan terlebih dahulu
menjelaskan apa itu control effort!
14
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA
Buatlah diagram Simulink menggunakan
parameter-parameter yang sudah diberikan
Tampilkan dalam satu grafik yang sama
hasil simulasi kontrol proporsional untuk
skema Kp = 0.1; 0.25; 0.75; 2 dan 4.
Analisis grafik hasil simulasi tersebut.
TUGAS 11
Buatlah diagram Simulink untuk kontrol PI
menggunakan parameter-parameter yang
sudah diberikan
Tampilkan dalam satu grafik yang sama
hasil simulasi kontrol proporsional untuk
Gambar 4.32 Simulasi control skema Kp = 0.1; Ki = 0; 0.5; 2; 3 dan 5.
proporsional dengan nilai Kp= 0,25
Analisis grafik hasil simulasi tersebut
16
Laporan Praktikum - Laboratorium Komputasi – FT UNSIKA