4 Akuntansi Mudharabah

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

Nama: Tsuwaibatul Aslamiyyah

NIM: 1820610001

Kelas: Aksya-4-A

BAB 7

AKUNTANSI TRANSAKSI PEMBIAYAAN MUDHARABAH

A. Soal Teori

1. Jelaskan definisi mudharabah

Jawab:

Mudharabah adalah akad kerja sama suatu usaha antara pihak pertama (malik, shahibul mal,
atau bank syariah) yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua (‘amil, mudharib, atau
nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai
dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung
sepenuhnya oleh bank syariah, kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang
disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.

2. Jelaskan perbedaan antara mudharabah muthlaqoh, mudharabah muqayyadah, dan


mudharabah musyarakah

Jawab:

Mudharabah mutlaqah adalah bentuk kerja sama antar pemilik dana dan pengelola dana
tanpa adanya pembatasan oleh pemilik dana dalam hal tempat, cara, maupun objek
investasi.

Mudharabah muqayyadah adalah bentuk kerja sama antara pemilik dana dan pengelola,
dengan kondisi pengelola dikenakan pembatasan oleh pemilik dana dalam hal tempat,
cara, dan/atau objek investasi.

Mudharabah musyarakah adalah bentuk mudharabah dimana pengelola dana menyertakan


modal atau dananya dalam kerja sama investasi.

3. Dalam kondisi apakah masing-masing mudharabah mutlaqah, mudharabah muqayyadah,


dan mudharabah musyarakah cocok diterapkan?

Jawab:

Mudharabah mutlaqah dapat diterapkan pada kondisi nasabah membebaskan mudharib


mengusahakan dananya, sehingga mudharib dapat dengan leluasa mengelola dana tanpa
ada batasan walaupun pastinya dana yang dikelola harus dibidang yang halal dan sesuai
dengan kaidah-kaidah syariah.

Mudharabah muqayyad dapat diterapkan dalam kondisi nasabah menetapkan batasan-


batasan kepada mudharib, batasan-batasan yang dimaksudkan yaitu mengenai dana,
lokasi, cara dan/atau objek investasi.

Mudharabah musyarakah dapat diterapkan dalam kondisi nasabah hanya menitipkan


dananya kepada bank untuk disimpan secara aman.

4. Apakah landasan syar’i dibolehkannya transaksi mudharabah?

Jawab:

- Surah Al-Jumu’ah ayat 10, yang artinya “apabilatelah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah banyak-banyak supaya
kamu beruntung.

- Surah Al-Baqarah ayat 283, yang artinya “jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah
tidak secara tunai) sedang kami tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada
barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang), akan tetapi jika sebagian kamu
memercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah
kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang
menyembunyikan, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

5. Perhatikan dan lakukanlah screen shot terhadap penyajian dan pengungkapan yang
berkaitan dengan transaksi pembiayaan mudharabah di laporan keuangan di salah satu
bank syariah. Analisislah penerapannya jika dibandingkan dengan ketentuan yang
terdapat di PSAK 105 maupun PAPSI 2013.

Jawab:
Penerapan/pengungkapan tentang transaksi mudharabah menurut PSAK 105 adalah:

a. Bagi pemilik dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi mudharabah , tetapi tidak
terbatas, pada:

1) Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana, pembagian hasil usaha,
aktivitas usaha mudharabah, dan lain-lain

2) Rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan jenisnya

3) Penyisihan kerugian investasi mudharabah selama periode berjalan, dan

4) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah

b. Bagi pengelola dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi mudharabah, tetapi tidak
terbatas, pada:

1) Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana, pembagian hasil usaha,
aktivitas usaha mudharabah, dan lain-lain

2) Rincian dana syirkah temporer yang diterima berdasarkan jenisnya

3) Penyaluran dana yang berasal dari mudharabah muqayadah, dan

4) Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah.

Penerapan/pengungkapan tentang transaksi mudharabah menurut PAPSI 2013:

1) Rincian jumlah pembiayaan mudharabah berdasarkan sifat akad (mudharabah mutlaqah


atau mudharabah muqayyadah), jenis penggunaan dan sektor ekonomi.

2) Klasifikasi pembiayaan mudharabah menurut jangka waktu (masa akad), kualitas


pembiayaan, valuta, cadangan kerugian penurunan nilai dan tingkat bagi hasil rata-rata.

3) Jumlah dan persentase pembiayaan mudharabah yang diberikan kepada pihak-pihak


berelasi.

4) Jumlah pembiayaan mudharabah yang telah direstrukturisasi dan informasi lain tentang
pembiayaan mudharabah yang direstrukturisasi selama periode berjalan.

5) Kebijakan manajemen dalam pelaksanaan pengendalian resiko portofolio pembiayaan


mudharabah.

6) Besarnya pembiayaan mudharabah bermasalah dan cadangan kerugian penurunan nilai


untuk setiap sektor ekonomi.

7) Kebijakan dan metode yang dipergunakan dalam penanganan mudharabah bermasalah.


8) Ikhtisar pembiayaan mudharabah yang dihapus buku yang menunjukkan saldo awal,
penghapusan selama tahun berjalan, penerimaan atas pembiayaan mudharabah yang telah
dihapusbukukan dan pembiayaan mudharabah yang telah dihapus-tagih dan saldo akhir
pembiayaan mudharabah yang dihapus buku.

Analisis: Laporan keuangan yang tercantum diatas sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku
jika ditelusuri asal dananya, sebuah laporan keuangan akan terjaga keasliannya (tanpa ada
rekayasa). Kedua peraturan tersebut berguna satu sama lain, jika dalam PSAK 105 belum
tercantum maka dapat menggunakan PAPSI 2013 untuk digunakan sebagai peraturan pelengkap
dari PSAK 105, atau sebaliknya dan membutuhkan peraturan lain yang menyangkut dengan
permasalahan yang terjadi.

B. Soal Kasus

Pada tanggal 5 Januari 20XA, ditandatangani akad pembiayaan mudharabah antara BPRS
Minang Raya dengan PT Ufi Widi senilai Rp 100.000.000 untuk pembiayaan proyek
renovasi 2 unit puskesmas dari Pemerintah Kota Padang. Bagi hasil usaha didasarkan atas
laba bruto proyek dengan komposisi 25% untuk BPRS. Buatlah jurnal untuk rangkaian
transaksi berikut:

1. Tanggal 5 Januari BPRS Minang Raya membuka rekening komitmen


administratif pembiayaan tersebut.

2. Tanggal 5 Januari BPRS membebankan biaya administrasi pembiayaan kepada


PT Ufi Widi sebesar 0,2% dari nilai pembiayaan. Pembebanan langsung
dilakukan dengan mendebit rekening PT Ufi Widi

3. Tanggal 10 Januari 20XA, BPRS mencairkan pembiayaan sebesar Rp


100.000.000 untuk pembiayaan mudharabah pada proyek renovasi Puskesmas
yang dikelola oleh PT Ufi Widi

4. Tanggal 10 Maret 20XA PT Ufi Widi melaporkan telah menerima uang proyek
dari pemerintah untuk Puskesmas pertama dengan laba bruto sebesar Rp
20.000.000, bagi hasil untuk BPRS (25%) langsung diserahkan secara tunai pada
tanggal yang sama

5. Tanggal 20 April 20XA PT Ufi Widi melaporkan telah menerima uang proyek
dari pemerintah untuk puskesmas kedua dengan laba bruto sebesar Rp
16.000.000, bagi hasil untuk BPRS (25%) dibayarkan secara tunai pada tanggal
27 April 20XA
6. Tanggal 10 Mei 20XA, saat jatuh tempo PT Ufi Widi melunasi pembiayaan
mudharabah secara tunai sebesar Rp 100.000.000.

Jawaban jurnalnya sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

05 Januari 20XA Db. Pos lawan komitmen administratif pembiayaan 100.000.000

Kr. Kewajiban komitmen administratif pembiayaan 100.000.000

05 Januari 20XA Db. Kas/Rekening nasabah-PT Ufi Widi 200.000

Kr. Pendapatan administrasi 200.000

(Rp 100.000.000 x 0,2% = Rp 200.000)

10 Januari 20XA Db. Pembiayaan mudharabah 100.000.000

Kr. Kas/Rekening nasabah 100.000.000

10 Maret 20XA Db. Kas/Rekening nasabah 5.000.000

Kr. Pendapatan bagi hasil mudharabah 5.000.000

(Rp 20.000.000 x 25% = Rp 5.000.000)

20 April 20XA Db. Piutang pendapatan bagi hasil mudharabah 4.000.000

Kr. Pendapatan bagi hasil mudharabah-akrual 4.000.000

27 April 20XA Db. Kas/Rekening nasabah 4.000.000

Kr. Piutang pendapatan bagi hasil mudharabah 4.000.000

Db. Pendapatan bagi hasil mudharabah-akrual 4.000.000

Kr. Pendapatan bagi hasil mudharabah 4.000.000

(Rp 16.000.000 x 25% = Rp 4.000.000)

10 Mei 20XA Db. Kas/Rekening nasabah 100.000.000

Kr. Pembiayaan mudharabah 100.000.000

Anda mungkin juga menyukai