KSP
KSP
KSP
PERCOBAAN 4
KESETIMBANGAN: HASIL KALI KELARUTAN
DOSEN PEMBIMBING: RINNY JELITA ST, M.Eng
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
2019
ABSTRAK
Kelarutan atau solubilitas merupakan kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut,
untuk larut dalam suatu pelarut. Kesetimbangankimiaadalahkesetimbangandinamis,
karenadalamsistemterjadiperubahanzatpereaksimenjadihasilreaksi. Tujuan dari percobaan ini
adalah membuat larutan jenuh CaCO3, menentukan kelarutan garam CaCO3 dan menentukan hasil
kali kelarutan garam CaCO3.
Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah CaCO 3 yang dilarutkan dengan
aquadest, ditambahkanNaOH dan HCl konsentrasi rendah kemudian dititrasi dengan HCl untuk
mengetahui titik tepat beraksi serta dilakukan pengulangan perlakuan sebanyak dua kali.
Hasil yang didapat dari percobaan ini adalah nilai kelarutan garam yang diperoleh dari
percobaan adalah sebesar 4.28 x 10 -5 M. Nilai Ksp CaCO3 yang didapat dari percobaan sebesar 8.7
x 10-9 M. Larutan CaCO3 yang dibuat pada percobaan ini adalah larutan tidak jenuh.
III-i
PERCOBAAN 3
ANALISA GRAVIMETRI
4.1 PENDAHULUAN
III-1
III-2
Kelarutan suatu zat adalah jumlah zat yang melarut dalam satu liter
kelarutan jenuh pada suhu tertentu, jumlah zat dapat dinyatakan dalam mol atau
gram. Kelarutan suatu zat biasanya juga dinyatakan sebagai massa dalam gram
yang dapat melarut dalam 100 gram pelarut membentuk larutan jenuh pada suhu
tertentu. Hasil kali kelarutan suatu garam adalah hasil kali kelarutan konsentrasi
semua ion dalam larutan jenuh pada suhu tertentu masing-masing ion diberi
pangkat koefisien tersebut (Achmad, 1996).
Reaksi yang terjadi pada zat kimia terbagi menjadi dua yaitu reaksi
berkesudahan dan reaksi tidak berkesudahan. Reaksi berkesudahan disebut reaksi
yang tidak dapat balik atau irreversible. Sedangkan reaksi yang tidak
berkesudahan disebut reaksi yang dapat balik atau reversible.Reaksi irreversible
hasil reaksi tidak dapat diubah kembali menjadi pereaksi atau reaktan, sedangkan
pada reaksi reversible hasil reaksi atau produk bisa diubah kembali menjadi
pereaksi yang berlangusng dua arah sehingga reaksi yang berlangsung akam
dicapai dalam keadaan yang setimbang (Keenan, 1992).
Kesetimbangan dibagi menjadi homogen dan heterogen. Homogen yaitu
kesetimbangan terdapat pada suatu fase (gas cairan tunggal, fase padat tunggal).
Heterogen bila kesetimbangan terdapat dalam lebih dari satu fase (gas – padat
atau gas – cairan) (Sukardjo, 1990).
Kesetimbangan berlangsung apabila larutan jenuh dari garam yang sedikit
larut bersentuhan dengan garam yang belum larut. Misalnya beberapa garam yang
sedikit larut dalam air, hanya sekuantitas kecil saja yang akan larut dan akan
menghasilkan ion-ion dalam larutan. Persamaan yang dapat ditulis yaitu sesuatu
III-3
larutan asam klorida yang ditambahkan ke suatu larutan perak hidrat (Keenan,
1992).
Kc = ¿ ¿ ¿ …(4.4)
boleh masuk. Jika tidak ada zat terlarut yang memisahkan diri selama
pendinginan, maka larutan yang dingin itu bersifat lewat jenuh (Brady, 1999).
Daya larut zat padat dalam cairan tergantung jenis zat terlarut, jenis
pelarut, temperatur dan sedikit rekanan. Batas daya larutnya adalah konsentrasi
larutan jenuh. Konsentrasi larutan jenuh untuk bermacam-macam zat dalam air
sangat berbeda-beda, tergantung jenis zatnya. Umumnya, data larut zat-zat
anorganik dalam air lebih besar daripada dalam pelarut organik. Daya larut
bertambah dengan naiknya temperatur karena kebanyakan zat punya
panaspelarutan positif. Na2SO4.10H2O mempunyai panas pelarutan negatif
sehingga daya larut naik dengan naiknya temperatur (Sukardjo, 1990).
Sebuah bilangan jenuh dapat dihasilkan dengan menambahkan zat terlarut
sampaitidak adanya yang terurai atau dengan menggunakan konsentrasi ion-ion
sampai pengendapan terjadi. Hasil-hasil pengendapan dalam analisa secara fisik
dipisah dari zat-zat larutan lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan
zat padat adalah temperatur sifat dan pelarut serta pengaruh ion sejenis. Apabila
suhu dinaikkan maka kelarutannya akan bertambah. Pengaruh ion sejenis pada
larutan maka akan memperkecil kelarutan suatu zat tersebut (Underwood, 1999).
Pemahaman faktor-faktor yang terlibat dalam menegakkan keadaan
kesetimbangan adalah penting dalam banyak pencarian keilmuan. Ahli kimia
maupun Insinyur kimia yang mengenai pembuatan suatu senyawa yang berguna
dalam skala besar, tertarik untuk meminimalkan pengaruh dari reaksi balik.
Organisme hidup terdapat banyak proses kesetimbangan kimia yang penting agar
organisme itu dapat hidup dengan baik. Keaasaman (kebasaan) darah dapat
dipertahankan dalam batas yang sangat sempit oleh beberapa reaksi yang
berlawanan. Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis anorganik
kualitatif melibatkan pembentukan endapan (Keenan, 1984).
Menurut Le Chatelier, sistem pada keadaan setimbang menanggapi
kepentingan salah satu reaksi dengan cara menggeser kesetimbangan di mana arah
pereaksi tersebut terkonsumsi. Kelarutan senyawa ion sedikit larut semakin
rendah kelarutannya dengan kehadiran senyawa lain yang membedakan ion yang
sama. Pengaruh ion yang sama ditambahkan kedalam larutan jenuh adalah
menurunkan kelarutan sedangkan pengaruh ion tak senyawa yang lebih dikenal
dengan istilah pengaruh garam cenderung meningkatkan kelarutan (Petrucci,
1987).
Larutan dimana zat terlarut telah dilarutkan untuk mencapai
kesetimbangan pelarutan pengendapan antara zat padat dan bentuk terlarut nya
disebut larutan jenuh. Jika pelarut yang ditambahkan terlalu banyak maka semua
zat padat akan larut, kemudian kesetimbangan larutan menurun dan larutan
menjadi tidak jenuh. Larutan kadang-kadang menjadi sangat jenuh, sebuah
kondisi dimana konsentrasi zat padat terlarut melebihi nilai kesetimbangan.
III-5
Rangkaian Alat:
Keterangan:
1. Statif dan Klem
2. Buret
3. Erlenmeyer
III-6
III-7
4.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah 0,02 gram
padatan CaCO3, larutan baku HCL 0,001 N, larutan baku NaOH 0,001 N,
indikator metil merah dan akuades.
Hasil
4.4.2 Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk membuat larutan jenuh suatu garam CaCO3
yang dimana besarnya hasil kali kelarutan CaCO3 yang diperoleh diharapkan
III-14
sama dengan harga KSP CaCO3 Secara teoritis apabila hasil kali kelarutan ion-
ion yang terdapat dalam larutan lebih besar dari harga KSP nya disebut larutan
jenuh maka terjadi pengendapan larutan tersebut CaCO3 digunakan karena larutan
tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut dan berwarna bening.
CaCO3 (aq) + 2HCl (l) CaCl2 (aq) + H2O (l) + CO2 (aq) …(4.6)
Larutan asam ion CO3- yang telah terpisah dari larutan ion Ca2+ akan diikat
oleh ion H + yang akan membentuk H2CO3 yang kemudian akan terurai menjadi
CO2 dan H2O. Reaksi ini menunjukkan pergeseran ke arah kanan kesetimbangan.
Kemudian penambahan NaOH 0,001 N ke dalam larutan tersebut, makaNaOH
akan bereaksi dengan HCl yang berlebih. Reaksi yang terjadi adalah
Setelah dititrasilarutan berubah warna dari kuning menjadi merah muda berarti
larutan telah mencapai titik ekivalen. Titik ekivalen adalah titik dimana
perbandingan asam yang bereaksi sama dengan jumlah basa yang bereaksi. Reaksi
yang terjadi adalah
CaCO3 (aq) + 2HCl (aq) + 2NaOH (aq) CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) + 2H2O (l)
…(4.8)
Berdasarkan hasil pengamatan, hasil titrasi yang diperoleh adalah 2 mL, 2,5
mL dan 2,7 mL, sehingga volume rata-rata yang diperoleh sebesar 2,4 mL.
Kelarutan CaCO3 yang didapat dari volume rata-rata yang diperoleh sebesar 5,2 x
10-5 M dan Ksp sebesar 2,7 x 10-9 M2 sedangkan Ksp teoritisnya dari CaCO3
sebesar 4,8 x 10-9 M2 (Keenan, 1992). Larutan ini termasuk larutan tidak jenuh
karena Ksp percobaan lebih kecil dari Ksp teoritisnya. Perbedaan ini dikarenakan
ion berperan dalam kesetimbangan asam basa atau ion kompleks, juga karena
adanya pengaruh suhu dan alat-alat yang digunakan juga berpengaruh terhadap
perhitungan Ksp.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah temperatur, pengaruh
ion jenis, sifat kimia pelarut, pengaruh hidrolisis, pengaruh ion kompleks dan pH.
Temperatur, apabila temperatur dinaikkan biasanya menguntungkan untuk
melakukan proses pengendapan titrasi. Pengaruh ion jenis, dengan adanya ion
sejenis yang sangat berlebihan , kelarutan suatu endapan mungkin sangat besar
dari pada harga yang diterapkan Ksp. Sifat kimia, pelarut, kebanyakan garam
organik. Pengaruh hidrolisis, kelarutan demikian rendah hingga pH air tidak
berubah nyata oleh hidrolisis. Pengaruh ion kompleks, kelarutan suatu garam yang
sedikit larut juga tergantung pada konsentrasi dari zat lain yang membentuk
kompleks dengan larutan garam pada percobaan didapat data bahwa kelarutan
CaCO3 sebesar 5,2 x 10-5 M. Keadaan ini menunjukkan bahwa larutan CaCO3
yang dihasilkan pada percobaan ini adalah larutan tidak jenuh, karena harga Ksp
yang di dapat lebih rendah dari harga Kspteoritisnya (Underwood, 1999).
3.5 PENUTUP
3.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari percobaan ini adalah larutan jenuh
merupakan larutan dengan kadar maksimum zat terlarut pada suhu tertentu dan
dalam keadaan setimbang. Kelarutan CaCO3 yang didapat dari hasil perhitungan
dalam percobaan ini adalah 5,2 x 10-5 M. Hasil kali kelarutan (Ksp) CaCO3 yang
didapat dari percobaan ini sekitar 2,7 x 10-9 M2. Sedangkan Ksp teoritisnya yaitu
4,8 x 10-9 M2. Jadi, larutan dalam percobaan ini merupakan larutan belum jenuh.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan secara umum yaitu, suhu,
ukuran, zat terlarut, volume pelarut dan pengadukan.
3.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan selanjutnya adalah agar
menggunakan variabel bahan yang lain selain larutan CaCO3. Seperti
menggunakan larutan MgCO3, BaCO3 dan PbCl2. Hal ini bertujuan agar praktikan
lebih mengetahui nilai-nilai hasil kali kelarutan dari suatu larutan yang berbeda-
beda.
III-14
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J.E . 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara.
Bandung.
Petrucci, Ralph, H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Erlangga.
Jakarta.
LP.III-3
III-14
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Diketahui: V CaCO3 = 25 mL
M HCl = 0,001 N
V HCl = 5 mL
M NaOH = 0,001 N
V NaOH = 10 mL
V titran 1 = 2 mL
V titran 2 = 2,5 mL
V titran 3 = 2,7 mL
V titran rata-rata = 2, 4 mL
Ditanyakan: Kelarutan dan Ksp CaCO3?
Penyelesaian:
HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa = 2,4 mL x
0,001mol
1000mL
= 2,4 x 10-6 mol
0,001mol
NaOH yang ditambahkan = 10 mL x
1000mL
= 10 x 10-6 mol
LP.III-3
III-14
0,001mol
NaOH yang ditambahkan = 5 mL x
1000mL
= 5 x 10-6 mol
LP.III-3