Soal Latihan Bab 6 Menilai Karya Melalui Kritik Dan Esai
Soal Latihan Bab 6 Menilai Karya Melalui Kritik Dan Esai
Soal Latihan Bab 6 Menilai Karya Melalui Kritik Dan Esai
BAHASA INDONESIA
Disusun oleh
Kelompok Besar A
Kelas
XII MIPA 3
Anggota Kelompok:
Kalimat kritik bersifat negatif yang tepat untuk teks tersebut adalah...
A. Sebab itu Batman bisa bercerita tentang asal muda, tetapi asal mula dalam posisinya yag
bisa diabaikan: wujud yang pertama tak menentukan sah atau tidaknya wujud yang kedua
dan terakhir.
B. Karena ia terpaku kepada sebuah pengalaman yang seakan-akan tak akan
berubah. Padahal, seperti Kota Gotham dalam “Night on Earth”, dunia mirip
ribuan gambar yang berganti-ganti di layar, dan berganti-ganti pula cara kita
memandangnya.
C. Bukan kebetulan ketika dalam komik “Night on Earth” karya Warren Ellis dan John
Cassaday (2003), Planetary, sebuah organisasi rahasia, menyebut diri archeologists of
the impossible.
D. Sebab itu Kota Gotham dalam “Night on Earth” bisa jadi sebuah alegori. Ia bisa
mengajarkan kepada kita tentang aneka perubahan yang tak bisa dilelakkan dan sering
tak terduga. Ia bisa mengasyikkan tapi sekaligus membingungkan. Ia paduan antara
sesuatu yag “utuh” dan sesuatu yang kacau.
E. Batman tak pernah satu, maka ia tak berhenti, apa yang disajikan Christopher Nolan
sejak “Batman Begins” (2005) sampai dengan “The Dark Knight Rises” (2012) berbeda
jauh dari asal-muasalnya, tokoh cerita bergambar karya Bob Kane dan Bill Finger dari
tahun 1939.
Kalimat tanggapan (esai) yang sesuai dengan isi puisi tersebut adalah....
A. Isi puisi tersebut mengisahkan seseorang yang kecewa terhadap keinginannya yang tak
pernah berujung datang.
B. Pengarang ingin menyampaikan bahwa setiap orang mempunyai jalan hidup masing-
masing, dan jangan iri terhadap orang orang lain.
C. Puisi tersebut menjelaskan bahwa kita hendaknya dapat meraih cita-cita dengan
menuntut ilmu sepanjang hajat.
D. Puisi tersebut terasa mengajak kita agar tidak menyerah dalam menghadapi
rintangan hidup demi mencapai masa depan yang cerah.
E. Penulis puisi tersebut mengungkapkan pengalaman dalam kehidupanya tentang cobaan
yang dilalui seseorang.
4. Dalam beberapa hal, lelaki harimau harus diakui, berhasil memperlihatkan sejumlah capaian.
Ia menjelma tidak sekedar mengandalkan imajinasi, tetapi juga bertumpu pada proses berpikir
dan tindak eksploratif kalimat dengan berbagai kemungkinannya. Peristiwa perselimgkuhan
Nuraeni anwar sadat pun, terasa sebagai kisah yang eksotis (hlm. 133-142); prosesi
penguburan komar bin syueb, ayah margio (hlm.168-171), menjadi kisah yang disana-sini
menghadirkan kelucuan. Eka seperti sengaja memporakporandakan struktur kalimat yang
klise, dan sekaligus menyodorkan pola yang tersa lebih segar, agak janggal dan terkadang
lucu. Lelaki Harimau, tak pelak lagi, tampil sebagai novel dengan kategori: cerdas.
5. Bagi saya, teater ini adalah “teater miskin” dalam pengertian yang berbeda dengan rumusan
jerzy Grotowski. Bukan karena ia hanya bercerita tentang kalangan miskin. Putu Wijaya tak
tertarik untuk berbicara tentang la[isan lapisan social. Teater mandiri adalah “teater miskin”
karena ia, sebagaimana yang kemudian dijadikansemboyan kreatif Putu Wijaya, “bertolak
dari yang ada.”
A. Karakter tokoh fahri yang digambarkan begitu sempurna dalam novel tersebut. Sehingga
sangat tidak mungkin untuk menjadi nyata
B. Midun merupakan sosok yang sempurna dalam segala bentuk fisik dan kebaikan hatinya.
C. Dalam pembuatan karakter yang baik perlu adanya sedikit karakter yang berbeda.
Sehingga karakter tidak terlihat terlalu sempurna
D. Fahri merupakan sosok yang benar benar menggambarkan sosok islam dengan segala
kebaikan dan kelembutan hatinya.
E. Jika dibandingkan dengan karya sastra lama milik Tulis Sutan Sati, mungkin akan
ditemukan kesamaan dengan karakter tokoh Midun dalam Roman Sengsara