0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
196 tayangan6 halaman

CSTR 2

Laporan ini membahas simulasi proses Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) untuk menentukan konstanta laju reaksi dan energi aktivasi pada berbagai suhu. Reaksi yang digunakan adalah reaksi antara NaOH dan etil asetat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi dijelaskan dan skema alir proses simulasi ditampilkan.

Diunggah oleh

Anisa Sudarmaji
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
196 tayangan6 halaman

CSTR 2

Laporan ini membahas simulasi proses Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) untuk menentukan konstanta laju reaksi dan energi aktivasi pada berbagai suhu. Reaksi yang digunakan adalah reaksi antara NaOH dan etil asetat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi dijelaskan dan skema alir proses simulasi ditampilkan.

Diunggah oleh

Anisa Sudarmaji
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 6

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM SIMULASI PROSES

GEAR PUMP

Kelas : 3A-D4
Kelompok (2) :
Arya Nugra B. (1641420003)
Dela Adelia (1641420030)
Intan prasetya M (1641420081)
Irvan Aditya P (1641420086)
Jeanny Jovitha.C.Y.P (1641420041)
Tsamara Amalia A (1641420002)
Yugata Gama W (1641420029)

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR
Tanggal percobaan : 3 Mei 2019

 Tujuan Pratikum :
1. Menentukan konstanta laju reaksi di Continuous Stirred Tank Reactor
pada berbagai suhu.
2. Menentukan energi aktivasi reaksi.
 Dasar teori
Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi
berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara fisika. Reaktor
kimia adalah segala tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil
seperti tabung reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala industri.
Reaktor CSTR beroperasi pada kondisi steady state dan mudah dalam kontrol
temperatur, tetapi waktu tinggal reaktan dalam reaktor ditentukan oleh laju alir
dari feed masuk dan keluar, maka waktu tinggal sangat terbatas sehingga sulit
mencapai konversi reaktan per volume reaktor yang tinggi, karena dibutuhkan
reaktor dengan volume yang sangat besar (Smith, 198: 325).

Ada dua model teoritis paling populer yang digunakan dalam pereaksian kimia yang
beroperasi dalam keadaan tunak (steady-state), yaitu CSTR (Continuos Stirred Tank
Reactor) dan plug Flow Reaktor (PFR). Perbedaannya adalah pada dasar asumsi konsentrasi
komponen-komponen yang terlibat dalam reaksi. CSTR merupakan reaktor model berupa
tangki berpengaduk dan diasumsikan pengaduk yang bekerja dalam tangki sangat sempurna
sehingga konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran
konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran yang keluar dari
reaktor. Model ini biasanya digunakan pada reaksi homogen di mana semua bahan baku dan
katalis cair (Nauman, 2002: 23).
Reaktor industri kimia merupakan peralatan yang komplek dalam transfer panas, transfer
massa, difusi dan friksi yang mungkin ditemui selama reaksi kimia, ini harus dijaga dan
terkontrol. Continous stirred tank reactor sering digunakan secara multiply dan secara seri.
Reaktan secara terus-menerus dimasukkan ke dalam vessel pertama dan overflow diantara
masing-masing saat terjadi pencampuran dalam masing-masing vessel. Biasanya komposisi
uniform dalam individual vessel, tapi ada gradient konsentrasi dalam sistem secara
keseluruhan (Perry, 1999: 23-4).
Keberhasilan operasi suatu proses pengolahan sangat bergantung pada aktifnya
pengadukan dan pencampuran zat cair dalam proses itu. Istilah pengadukan dan pencampuran
sebetulnya tidak sama satu sama lain. Pengadukan (agitator) menunjukkan gerakan yang
tereduksi menurut cara tertentu. Pada suatu bahan didalam bejana, dimana gerakan ini
biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi. Pencampuran (mixing) ialah peristiwa
menyebarnya bahan secara acak, dimana bahan yang satu menyebar kedalam bahan yang lain
dan sebaliknya, sedang bahan-bahan itu terpisah dalam dua fase atau lebih. Istilah
pencampuran digunakan untuk berbagai ragam operasi, dimana derajat homogenitas bahan
yang ”bercampur” tersebut sangat berbeda-beda. Tujuan dari pengadukan antara lain adalah
untuk membuat suspensi partikel zat padat, untuk meramu zat cair yang mampu bercampur
(miscible), untuk menyebar (dispersi) gas di dalam zat cair yang lain, sehingga membentuk
emulsi atau suspensi butiran-butiran halus, dan untuk mempercepat perpindahan kalor antara
zat cair dengan kumparan atau material kalor. Kadang-kadang pengaduk digunakan untuk
beberapa tujuan sekaligus, misal dalam hidrogenasi katalitik pada zat cair. Dalam bejana
hidrogenasi gas hidrogen didispersikan melalui zat cair dimana terdapat partikel-partikel
katalis padat dalam keadaan suspensi, sementara kalor dikeluarkan melalui kumparan atau
mantel (McCabe, 2003: 251).
Reaktor tangki berpengaduk yang ideal beroperasi secara isotermal pada kecepatan alir
yang konstan. Bagaimanapun kesetimbangan energi diperlukan untuk memprediksi
temperatur agar konstan pada saat panas dari reaksi cukup (atau pertukaran panas antara
lingkungan dengan reaktor tidak mencukupi) untuk membuat perbedaan antara suhu umpan
dengan reaktor. Tangki berpengaduk dapat memberikan pilihan yang lebih baik atau bahkan
lebih buruk daripada tubular flow unit pada sistem reaksi ganda. Biasanya hal terpenting
adalah nilai relatif atau energi aktivas (Smith,1981: 327).
Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) bisa berbentuk dalam tanki satu atau lebih dari
satu dalam bentuk seri. Reaktor ini digunakan untuk reaksi fase cair dan biasanya digunakan
dalam industri kimia organik. Keuntungan dari reaktor ini adalah kualitas produk yang bagus,
kontrol yang otomatis dan tidak banyak membutuhkan banyak tenaga operator. Karakteristik
dari reaktor jenis ini adalah beroperasi pada kondisi steady state dengan aliran reaktan dan
produk secara kontinu. Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) adalah reaktor yang
dirancang untuk mempelajari proses-proses pening dalam ilmu kimia. Reaktor jenis ini
merupakan salah satu dari 3 tipe reaktor yang bisa bersifat interchangble pada unit
service reaktor (CEX Mk II). Reaksi dimonitor oleh probe konduktivitas sebagai
konduktivitas dari larutan yang berubah dengan konversi dari reaktan menjadi produk.
Artinya, ini merupakan proses titrasi yang tidak akurat dan tidak efisien di mana ini
digunakan untuk memonitor perkembangan reaksi yang tidak begitu penting (Tim Dosen
Teknik Kimia, 2010: 1 ).
Coil stainless didalam reaktor CSTR berguna sebagai pemindah panas permukaan untuk
memanaskan atau mendinginkan reaktan kimia. Coil itu dihubungkan untuk memanaskan
sirkulator air atau disebut juga CW-16 chiller. Coil inlet ini berada pada posisi didepan
reaktor dan return reaktor itu berada pada bagian belakang dari reaktor. Agitator (pengaduk)
turbin bekerja pada sambungan dengan mengatur baffle (suatu alat untuk mencegah aliran)
untuk menghasilkan pengadukan dan perpindahan panas yang sempurna. Agitator ini bekerja
dengan menggunakan motor listrik yang ditaruh pada penutup reaktor. Motor ini dijalankan
dengan variable speed unit yang ditaruh didepan sevice unit. Tombol untuk plug motor listrik
ini diletakkan pada bagian belakang service unit (Tim Dosen Teknik Kimia, 2010: 3).
Agitator (pengaduk) biasanya juga digunakan untuk beberapa tujuan sekaligus, misalnya
dalam hidrogenasi katalitik pada zat cair. Dalam bejana hidrogenasi, gas hidrogen
didispersikan melalui zat cair dimana terdapat pertikel-partikel katalis padat dalam keadaan
suspensi, sementara kalor reaksi diangkut keluar melalui kumparan atau mantel (McCabe,
2003: 253).
Dengan reaksi sebagai berikut :
NaOH + CH3COOC2H5  CH3COONa + C2H5OH
Reaksi ini terjadi berasarkan persamaan molar dan reaksi order pertama yang bergantung
kepada larutan Na hidroksida dan etil asetat. Konsentrasi yang digunakan berkisar antara 0
sampai 0.1 M dengan temperature berkisar 20-40 C. Reaksi ini berlangsung dalam reaktor
CSTR atau reaktor tubular yang bisa mencapai keadaan steady state ketika konversi dan
konsentrasi reagen telah tercapai. Keadaan steady state akan bervariasi berdasarkan
konsentrasi reagen, flowrate, dan volume reaktor secara temperature reaksi. Kecepatan reaksi
dihitung dengan mengonversikan reaktan menjadi produk dalam waktu tertentu. Agar reaksi
bisa terjadi, partikel dari reaktan-reaktan tersebut harus berkontak agar menghasilkan suatu
interaksi. Kecepatan reaksi bergantung pada frekuensi tumbukan dan efffisiensi tumbukan
partikel dari larutan yang bereaksi. Faktor-faktor ini didukung dengan pengadukan reaktan
dengan menggunakan stirred (pengaduk) dan baffle di dalam reaktor. Pengadukan yang tidak
sempurna akan menghasilkan kecepatan reaksi yang kurang pula. Berdasarkan reaksi antara
NaOH dan etil asetat, jika konsentrasi awal dari kedua larutan tersebut sama (a o) dan konversi
(xa) maka konsentrasi dari masing-masing larutan adalah:
NaOH + CH3COOC2H5  C2H5OH + CH3COONa
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi, yaitu :
1. Konsentrasi
Reaksi kimia akan berlangsung lebih cepat jika konsentrasi yang bereaksi lebih besar. Makin
konsentrasi, makin banyak partikel zat sehingga makin banyak terjadi tumbukan.
2. Luas Permukaan
Makin luas permukaan sentuhan zat bereaksi, makin besar frekuensi tumbukan yang terjadi
sehingga reaksi makin cepat.
3. Suhu
Dengan kenaikan suhu, energi kinetik molekul zat yang bereaksi bertambah sehingga reaksi
akan semakin cepat.
4. Katalis
Katalis memungkinkan terjadinya penurunan energi aktivasi dan memperbanyak tahap
reaksi (Anonim3, 2009).

 Variabel Percobaa :
Suhu Reaksi : 27,37,47

 Alat dan Bahan :


1. Modul Peralatan CSTR CEM-304 Stirred Tank Reactor Armfield
2. Pipet Volume
3. Gelas Ukur
4. Bak 5 Liter
5. Beaker Glass
 Daftar bahan
Air dimineralisasi
Etil asetat
NaOH

 Skema Kerja :

Hitung Volume Reaktor dengan Nyalakan alat sirkulasi pada


mengisi air, kemudian keluaran 4 waterbath dan ukur suhu yang
ukur diininkna

Isi Tanggki feed 1 Siapkan larutan Siapkan Larutan


5Liter NaOH Feed 2 NaOh 0,5M Etil Asetat 0,05M
5Liter Etil Asetat sebanyak 5 Liter sebanyak 5 Liter

Atur wkatu samping setiap Masukkan Variabel reactor pada


30detik selama 45 menit lalu “Volume” dan masukan suhu
aktifkan jendela mimic diagram reaksi pada “temperature

Klik “GO” & Amati proses sampia steady. Nyalakan kedua pompa
Klik “Stop” & matikan pompa + pengaduk. umpan & pengaduk dan
Keluarkan isi reactor “buka valve” posisikan mode “manual”

Lepas probe & bilas dengan air Klik “bagian new result” untuk
dimeniralisasi ambil data baru

Anda mungkin juga menyukai