REVISI - Evapro & Diagnosis Komunitas FINAL PDF
REVISI - Evapro & Diagnosis Komunitas FINAL PDF
REVISI - Evapro & Diagnosis Komunitas FINAL PDF
Disusun Oleh:
Feny Lestari (030.14.069)
Pembimbing:
DR. dr. Rina K. Kusumaratna ,Mkes
dr. Novia Indriani S, M. Epid
dr. Finda Reyani
dr. Demak Vera
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS / KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 28 OKTOBER 2019 – 4 JANUARI 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala nikmat yang tercurah serta keberkahan dan rahmat yang diberikan kepada
penyusun sehingga dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Evaluasi
Program Peningkatan Screening Lansia >60 Tahun di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Ciganjur”.
Evaluasi Program ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
tugas kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Kelurahan Ciganjur Periode 28 Oktober 2019 – 4 Januari 2020.
Dalam pembuatan tugas ini, penyusun memperoleh bimbingan dan masukan
dari banyak pihak, dan dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan
terima kasih kepada:
1. DR. dr. Rina K. Kusumaratna, MKes selaku pembimbing yang telah rela
meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, masukan dan motivasi
kepada kami.
2. dr. Novia Indriani S, M. Epid selaku pembimbing yang telah rela
meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, masukan dan motivasi
kepada kami.
3. Dr. Finda Reyani selaku Kepala Puskesmas Kelurahan Ciganjur dan
pembimbing kami yang telah memberikan masukan yang membangun
selama kami berkegiatan di Puskesmas Kelurahan Ciganjur.
4. Dr. Demak Vera R selaku penanggung jawab program posbindu di
puskesmas kelurahan Ciganjur.
5. Kepada semua pihak di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa dan Puskesmas
Kelurahan Ciganjur yang telah membantu dan membimbing dalam
menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan ini, oleh
karena itu penyusun sangat menerima saran dan kritikan yang membangun.
Jakarta, November 2019
Penyusun
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Feny Lestari (030.14.069)
Pembimbing Puskesmas,
ii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Persentase Penduduk Lansia ....................................................... 8
Tabel 2. Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Ciganjur ................................ 22
Tabel 3. Fasilitas Umum di Kelurahan Ciganjur ..................................... 22
Tabel 4. Fasilitas Pendidikan di Kelurahan Ciganjur .............................. 22
Tabel 5. Fasilitas UKBM di Kelurahan Ciganjur .................................... 23
Tabel 6. Perincian Penduduk Menurut Jenis Kelamin ............................. 23
Tabel 7. Data Penduduk Berdasarkan Pendidikan ................................... 25
Tabel 8. Data Pemeluk Agama ................................................................ 26
Tabel 9. Data Mata Pencaharian Penduduk ............................................. 26
Tabel 10 Diagnosis Tersering di Puskesmas Kelurahan Ciganjur ............. 30
Tabel 11. Data Jumlah Lansia ..................................................................... 44
Tabel 12. Jumlah Lansia yang terskrining dengan P3G manual ................. 44
Tabel 13. Daftar Pencapaian Program Pelayanan ...................................... 45
Tabel 14. Besarnya Masalah ....................................................................... 46
Tabel 15. Pembagian Interval Kelas ........................................................... 47
Tabel 16. Masalah berdasarkan kelas ......................................................... 48
Tabel 17. Penilaian Masalah Berdasarkan Kegawatan ............................... 50
Tabel 18. Penilaian Masalah Berdasarkan Kemudahan .............................. 50
Tabel 19. PEARL Factor ............................................................................. 51
Tabel 20. Urutan Prioritas Berdasarkan Perhitungan Hanlon Kuantitatif .. 53
Tabel 21. Urutan Prioritas Masalah ........................................................... 53
Tabel 22. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dari Faktor Input..... 54
Tabel 23. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah ................................ 55
Tabel 24. Alternatif Pemecahan Masalah .................................................. 58
Tabel 25. Penentuan Prioritas Alternatif Penyelesaian Masalah ................ 60
Tabel 26. Plan Of Action ............................................................................ 64
Tabel 27. Daftar Kegiatan Intervensi ......................................................... 76
Tabel 28. Data Jumlah Lansia yang skrining bulan Desember ................... 77
vi
Tabel 29. Data jumlah lansia yang terskrining Desember ......................... 86
Tabel 30. Jumlah Lansia Terjaring Tiap RW ............................................. 87
Tabel 31. Data Hasil Skrining .................................................................... 91
Tabel 32. Hasil Persentase Skrining Kesehatan Lansia .............................. 91
Tabel 33. Rekapitulasi Hasil ....................................................................... 93
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai masa usia 60 tahun
keatas dengan kemampuan fisik dan kognitifnya yang semakin menurun. World
Health Organization (WHO) menggolongkan lansia menjadi 4 yaitu usia pertengahan
(middle age) adalah 45 – 59 tahun, lanjut usia (elderly) adalah 60 – 74 tahun, lanjut
usia tua (old) adalah 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.(2)
1
Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat
proses degeneratif (penuaan) sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada
usia lanjut. Selain itu masalah degeneratif menurunkan daya tahan tubuh sehingga
rentan terkena infeksi penyakit menular. Penyakit tidak menular pada lansia di
antaranya hipertensi, stroke, diabetes mellitus dan radang sendi atau rematik.
Sedangkan penyakit menular yang diderita adalah tuberkulosis, diare, pneumonia dan
hepatitis. (4)
Selain status kesehatan secara fisik pada lansia juga terjadi penurunan fungsi
kognitif dan aktifitas sehari-harinya. Oleh karena pada pemeriksaan yang dilakukan
pada lansia seharusnya mencakup masalah kesehatan akibat gangguan fungsi jasmani,
rohani dan atau kondisi social yang bermasalah.(5)
2
1.2 Rumusan Masalah
Belum tercapainya program skrining kesehatan lansia dan apa solusi yang
dapat dilakuakan untuk mengatasi masalah di puskesmas kelurahan Ciganjur ?
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Distribusi Lansia Di Indonesia
2.1.1 Gambaran jumlah penduduk lansia di Indonesia(6)
Selama kurun waktu hampir 50 tahun (1971-2018), persentase penduduk lansia
Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat. Pada tahun 2018, persentase lansia
mencapai 9,27 persen atau sekitar 24,49 juta orang. Adapun persentase lansia di
Indonesia didominasi oleh lansia muda (kelompok umur 60-69 tahun) yang
persentasenya mencapai 63,39 persen, sisanya adalah lansia madya (kelompok umur
70-79 tahun) sebesar 27,92 persen, dan lansia tua (kelompok umur 80+) sebesar 8,69
persen.
Pada tahun 2018 setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung
15 orang penduduk lansia. Jika dilihat secara total, persentase lansia yang menjadi
Kepala Rumah Tangga (KRT) ada sekitar 61,29 persen atau dengan kata lain enam
dari sepuluh lansia di Indonesia berperan sebagai KRT, terlepas apakah mereka
produktif atau tidak. Selain itu, sebagian besar lansia masih mempunyai pasangan,
sekitar 60,87 persen lansia berstatus kawin.
Diprediksi jumlah penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69
juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta). Berdasarkan data BPS
Pada Tahun 2018, Angka harapan hidup laki-laki adalah 69.3 tahun dan angka
harapan hidup perempuan adalah 73 tahun.
Gambar
s 1. Proyeksi Penduduk Lansia Tahun 2010- 2035
5
2.1.2 Gambaran penduduk lansia menurut jenis kelamin(7)
6
Berobat jalan dapat dilakukan dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan
kesehatan modern atau tradisonal tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas
kesehatan.
Pada tahun 2015 angka kesakitan lansia sebesar 28,62%, artinya bahwa dari
setiap 100 lansia terdapat 28 orang diantaranya mengalami sakit. Bila dilihat
berdasarkan tipe daerah, derajat kesehatan lansia yang tinggal di perrkotaan
cenderung lebih baik daripada lansia yang tinggal di perdesaan.
7
2.1.6 Gambaran Masalah Kesehatan Penduduk Lansia
Tabel 1. Persentase penduduk lansia menurut kondisi kesehatan
8
2.2 Indikator Standar Pelayanan Minimal Skrining Kesehatan Lansia
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 43 tahun
2016 tentang Standar Pelyanan minimal bidang kesehatan menyatakan pelayanan
skrining kesehatan warga negara usia 60 tahun ke atas sesuai standar adalah:
a) Dilakukan sesuai kewenangan oleh:
a. Dokter
b. Bidan
c. Perawat
d. Nutrisionis/Tenaga Gizi
e. Kader Posyandu lansia/Posbindu
b) Pelayanan skrining kesehatan diberikan di Puskesmas dan jaringannya,
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, maupun pada kelompok lansia, bekerja
sama dengan pemerintah daerah.
c) Pelayanan skrining kesehatan minimal dilakukan sekali setahun.
d) Lingkup skrining adalah sebagai berikut:
a. Deteksi hipertensi dengan mengukur tekanan darah.
b. Deteksi diabetes melitus dengan pemeriksaan kadar gula darah.
c. Deteksi kadar kolesterol dalam darah
d. Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku, termasuk kepikunan
menggunakan Mini Cog atau Mini Mental Status Examination
(MMSE)/Test Mental Mini atau Abreviated Mental Test (AMT) dan
Geriatric Depression Scale (GDS).
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan skiring
kesehatan pad warga negara usia 60 tahun keatas dinilai dari persentase pengunjung
berusia 60 tahun keatas yang mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar minimal
1 kali di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
Target capaian upaya skrining kesehatan sesuai standar pada warga negara usia
60 tahun ke atas di wilayah kerjanya adalah 100 persen(9)
9
2.3 Kajian Indikator Sustainable Development Goals (SDGs) tentang Lanjut Usia(2)
Millenium Development Goals (MDGs) merupakan deklarasi milenium hasil
kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara yang berupa delapan
tujuan untuk dicapai pada tahun 2015 dan menjadi paradigma pembangunan seluruh
negara-negara di dunia.MDG sendiri disesuaikan tiap negaranya dan hanya menjadi
indikator tiap negara. Di Indonesia MDG telah memberikan perubahan yang positif.
Walaupun masih banyak target yang belum tercapai. Banyak pihak yang berpendapat
bahwa agenda yang menetapkan keberlangsungan dan kesetaraan harus lebih
diutamakan untuk menjadi agenda pembangunan selanjutnya. Istilah SDG diusulakan
untuk menjadi agenda pembangunan yang mampu mengahdapi tantangan lama dan
baru yang semakin meningkat. SDGs menjadi suatu agenda mampu mencakup semua
kalangan, banyak pertemuan yang telah dilakukan untuk mendapatkan masukan dan
informasi dari semua kalangan dalam menyusunnya.
Di dalam SDGs terdapat 17 tujuan yang harus dicapai. Upaya kessehatan lansia
termasuk salah satu program yang berada pada tujuan tersebut. Pada tujuan nomor 3
yaitu Good Health and Well Being yang berisikan menjamin kehidupan yang sehat
dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di segala usia, termasuk lansia.
10
Gambar 4. Program Kesehatan Lansia
11
2.5 Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lansia Tahun 2016-2019
2.5.1 Kebijakan(11)
Kebijakan mengenai kesehatan pada usia lanjut tertampung dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2016. Pada permenkes
terebut Prinsip-prinsip dalam mewujudkan lanjut usia sehat, mandiri, aktif dan
produktif meliputi:
1. Menjadi lanjut usia sehat adalah hak asasi setiap manusia.
2. Pelayanan kesehatan primer adalah ujung tombak untuk tercapainya lanjut
usia sehat yang didukung oleh pelayanan rujukan yang berkualitas.
3. Partisipasi lanjut usia perlu diupayakan dalam kegiatan baik di keluarga
maupun masyarakat berupa kegiatan sosial ekonomi sesuai dengan
kemampuan, minat dan kondisi kesehatannya.
4. Pelayanan bagi lanjut usia diupayakan secara lintas program dan lintas sektor.
5. Pelayanan bagi lanjut usia perlu dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip
keadilan dan kesetaraan gender.
12
5. Pembinaan kesehatan lanjut usia dilaksanakan sebagai bagian dari pembinaan
kesehatan keluarga.
6. Pendekatan siklus hidup dalam pelayanan kesehatan untuk mencapai lanjut
usia sehat, mandiri, aktif dan produktif.
13
Gambar 5. Alur Pelayanan Lanjut Usia
1. Pengkajian Paripurna Pada Lanjut Usia
Setiap lanjut usia yang berkunjung ke Puskesmas pada kunjungan atau kontak
pertama dengan petugas kesehatan akan dilakukan program pengkajian paripurna
menggunakan Comprehensive Geriatric Assessment (CGA). Dengan CGA tenaga
kesehatan melakukan penilaian menyeluruh terhadap lanjut usia dari aspek biologis,
kognitif, psikologis, dan sosial untuk menentukan permasalahan dan rencana
penatalaksanaan terhadap lanjut usia. CGA dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh
dokter dengan anggota lainnya yaitu perawat, tenaga gizi, dan tenaga kesehatan
masyarakat terlatih. Tim dapat ditambah sesuai kebutuhan dan tenaga yang tersedia.
Keparipurnaan yang dimaksud adalah dokter tidak hanya melakukan pengobatan
(aspek kuratif) namun juga perlu melakukan berbagai pencegahan penyakit, serta
pencegahan komplikasi (mencegah dekubitus, mencegah trombosis vena dalam pada
kasus imobilisasi). Aspek berikutnya adalah melakukan pendekatan rehabilitatif
untuk kasus - kasus dengan hendaya misalnya gangguan batuk, gangguan
ekspektorasi dahak, gangguan menelan serta gangguan perubahan posisi. Pada
akhirnya maka dokter juga harus melakukan upayaupaya promotif seperti
14
mempertahankan lingkup gerak sendi pada imobilisasi, merangsang aktivitas fisik
dan mental, meningkatkan pengetahuan keluarga tentang perawatan pasien Lanjut
Usia di Rumah dan sebagainya.
Unsur-unsur pengkajian paripurna bagi lanjut usia di puskesmas. Pasien lanjut
usia harus dikelola dengan kaidah yang lazim secara lege artis. Pada komponen
identitas, juga harus ditanyakan masalah ekonomi, sosial, lingkungan, dengan siapa
pasien tersebut tinggal atau siapakah orang terdekat yang harus dihubungi bila terjadi
sesuatu hal, dll. Pada komponen anamnesis, selain keluhan utama dan riwayat
penyakit juga harus ditanyakan riwayat operasi, riwayat pengobatan (baik dari dokter
maupun obat bebas), riwayat penyakit keluarga, anamnesis gizi sederhana serta
anamnesis sistem. Anamnesis sistem amat penting artinya karena acapkali keluhan
utama tak sesuai dengan masalah utama yang menjadi prioritas pengelolaan (yang
mengancam jiwa). Selain itu, lanjut usia dan pasien geriatri sangat mungkin tak
mengemukakan keluhannya kecuali bila ditanya.
15
berdiri tegak), atau mengukur panjang depa, tinggi lutut, atau tinggi duduk
(jika pasien tidak dapat berdiri tegak).
d) Pemeriksaan Status Fungsional
Pemeriksaan status fungsional diartikan sebagai kemampuan
seseorang melakukan aktivitas hidup sehari-hari secara mandiri. Contoh,
bangun dari posisi berbaring, duduk, berjalan, mandi, berkemih, berpakaian,
bersolek, makan, naikturun tangga dan buang air besar.
Penentuan status fungsional ini harus dilakukan dengan cermat,
seyogyanya dengan mengikut sertakan keluarga dan diamati sendiri.
Penentuannya perlu dilakukan beberapa kali untuk mengevaluasi kemajuan
maupun kemunduran yang mungkin terjadi. Status fungsional diperiksa
dengan menggunakan indeks ADL’s Barthel, Test Up and Go.
e) Penilaian Status Fungsional
Penilaian status psikososial lanjut usia mengalami berbagai
permasalahan psikologis yang perlu diperhatikan oleh dokter, perawat,
keluarga maupun tenaga kesehatan. Penanganan masalah secara dini akan
membantu lanjut usia dalam melakukan strategi pemecahan masalah.
f) Penilaian Status Sosial
Penilaian status sosial yaitu untuk menilai perlakuan orang-orang yang
ada di sekitar lanjut usia yang sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
fisik dan mental lanjut usia seperti perlakuan yang salah terhadap lanjut usia
(mistreatment/abuse), dan menelantarkan lanjut usia (neglected). Di samping
itu penilaian status sosial dapat menemukan potensi keluarga yang dapat
dimanfaatkan untuk membantu pemulihan pasien.
g) Pemeriksaan Status Kognitif
Pemeriksaan status kognitif merupakan penapisan untuk demensia
dengan modalitas yang paling sederhana adalah Abbreviated Mental Test
(AMT), mengkategorikan menjadi gangguan kognitif ringan, sedang dan
berat.
16
h) Pemeriksaan Status Mental
Pemeriksaan Status Mental dilakukan dengan penapisan ada tidaknya
depresi. Untuk standardisasi juga dipergunakan modalitas sederhana Untuk
menjaring masalah gangguan mental emosional secara umum dilakukan
pemeriksaan metode 2 menit.
Selanjutnya bila ada indikasi depresi dilakukan pemeriksaan GDS dan
bila ada indikasi demensia dilakukan pemeriksaan MMSE.
1) Metode 2 menit
Tahap 1: keluhan utama pasien (disampikan secara spontan)
(a) Mengalami sukar tidur
(b) Sering merasa gelisah
(c) Sering murung/menangis sendiri
(d) Sering was-was/khawatir
Bila jawaban > 1 YA, dilanjutkan ke pertanyaan tahap 2 Tahap 2: Pertanyaan
aktif, ditanyakan apakah keluhan itu berlangsung :
(a) Lebih dari 3 bulan/timbul 1 kali dalam satu bulan
(b) Karena adanya masalah dan banyak pikiran
(c) Disertai dengan minat kerja/nafsu makan yang menurun
(d) Ada gangguan/masalah dalam keluarga/
(e) masyarakat
(f) Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter
(g) Ada gangguan pada kesadaran, fungsi kognitif
(h) Cendrung mengurung diri
Bila lebih dari satu jawaban YA, berarti ada gangguan mental
emosional dengan atau tanpa disertai kelainan organik.
2) Geriatric Depresion Scale (GDS)
Pemeriksaan ini digunakan untuk melakukan skrining awal gangguan depresi
3) Mini Mental State Examination (MMSE)
17
Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi kognitif global sebagai alat
penapis demensia. Pada saat pemeriksaan perlu dipertimbangkan umur dan
lama pendidikan.
Dari hasil pengkajian paripurna, selanjutnya Lanjut Usia tersebut akan terbagi
menjadi beberapa kelompok, yakni
a) Lanjut usia sehat dan mandiri;
b) Lanjut usia sehat dengan ketergantungan ringan;
c) Lanjut usia sehat dengan ketergantungan sedang;
d) Lanjut usia dengan ketergantungan berat/ total;
e) Lanjut usia pasca-rawat (dua minggu pertama);
f) Lanjut usia yang memerlukan asuhan nutrisi; atau
g) Lanjut usia yang memerlukan pendampingan (memiliki masalah psiko-
kognitif).
Berdasarkan kelompok tersebut akan dilakukan program yang sesuai bagi
Lanjut Usia tersebut, meliputi:
a. Kelompok a (lanjut usia sehat dan mandiri) dan kelompok b (lanjut usia
sehat dengan ketergantungan ringan) dapat langsung mengikuti program
Lanjut usia dalam ruang tertentu.
b. Lanjut Usia yang tergolong kelompok c (lanjut usia sehat dengan
ketergantungan sedang) dan kelompok d (lanjut usia dengan
ketergantungan berat/ total) harus mengikuti program layanan perawatan
di rumah (home care service) bila perlu melibatkan pelaku
rawat/pendamping (caregiver) atau mungkin perlu dirujuk ke RS.
c. Untuk kelompok e (lanjut usia pasca-rawat dua minggu pertama),
kelompok f (lanjut usia yang memerlukan asuhan nutrisi), dan kelompok g
(lanjut usia yang memerlukan pendampingan, memiliki masalah psiko-
kognitif) dengan status fungsional mandiri dapat dilayani di ruang
kegiatan, sedangkan lanjut usia dengan derajat ketergantungan ringan
sampai sedang harus dipantau dokter selama mengikuti program di ruang
kegiatan.
18
Melakukan Skrining
Kesehatan Lansia
Puskesmas
(Kepala Program)
19
BAB III
20
Gambar 8. Peta Wilayah Kelurahan Ciganjur
21
Daerah puskesmas jauh dari permukiman kumuh dan berdiri diantara rumah-rumah
yang cukup mampu.
Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Ciganjur:
Tabel 2. Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Ciganjur
Jenis Jumlah
Puskesmas Kelurahan 1
Klinik KIA Swasta 1
RB Swasta 3
Apotik -
Praktek dokter umum 3
Praktek dokter gigi 3
Praktek dokter spesialis -
Praktek bidan swasta 3
Klinik praktek bersama 1
22
Fasilitas Unit Kesehatan Berbasis Masyarakat di Kelurahan Ciganjur:
Tabel 5. Fasilitas Unit Kesehatan Berbasis Masyarakat di Kelurahan Ciganjur
Jenis Jumlah
Posyandu balita 23
Posyandu Lansia 6
Posbindu 6
Golongan
Umur Laki – laki Perempuan Total
(Tahun)
0–4 5.215 4.645 9.860
5–9 1.709 1.290 2.999
10 – 14 1.381 1.342 2.723
15 – 19 1.752 1.775 3.527
20 – 24 1.942 2.009 3.951
25 – 29 2.149 2.315 4.464
30 – 34 2.134 2.045 4.179
35 – 39 1.742 1.708 3.450
40 – 44 1.390 1.232 2.622
45 – 49 863 829 1.692
50 – 54 644 664 1.308
55 – 59 419 464 883
60 – 64 400 306 706
23
65 – 69 234 215 449
70 – 74 136 382 518
75 – keatas 82 114 196
Jumlah 22.192 21.335 43.527
Dilhat dari tabel diatas penduduk menurut golongan umur sebagai berikut:
a. Usia balita ( 0 – 4 tahun ) : 9.860 orang ( 22,6 % )
b. Usia sekolah ( 5 – 14 tahun ) : 5.722orang (13,1% )
c. Usia kerja / produktif ( 15 – 59 tahun ) : 26.076 orang ( 59,9% )
d. Usia Lanjut ( 60 tahun ) : 1.949 orang ( 4,29 %)
24
Usia Lanjut (> 60 tahun)
4,29 %
Golongan umur yang tertinggi adalah golongan umur usia kerja/ produktif 15 –
59 tahun (59,9%) dan terendah adalah golongan usia lanjut ≥60 tahun (4,29%).
Pengelompokan usia ini menjadi penting untuk kebutuhan kelompok prioritas sasaran
intervensi kesehatan.
Tabel 7. Data Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas
Kelurahan Ciganjur Tahun 2018
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penduduk yang berpendidikan tamat
SLTA paling banyak yaitu sebanyak 3.400 orang dan yang paling sedikit adalah
penduduk yang berpendidikan perguruan tinggi hanya 150 orang.
25
Tabel 8. Data Pemeluk Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Ciganjur
Tahun 2019
Dapat dilihat dari data mata pencaharian penduduk, total penduduk yang
memiliki pencaharian adalah 19.550 penduduk. Dilihat dari sudut lapangan kerja
penduduk di Kelurahan Ciganjur sebagian besar bekerja sebagai wiraswasta yaitu
sebanyak 6.800 orang (68%) dan sebagian kecil sebagai ABRI/POLRI yaitu hanya
600 orang (6%).
26
3.1.3 Gambaran Umum Puskesmas
Puskesmas Kelurahan Ciganjur baru saja memiliki gedung permanenmandiri
yang beroperasi sejak bulan Agustus 2017 di Jl. Pasir RT 001/006 Kelurahan
Ciganjur Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Puskesmas Kelurahan Ciganjur memiliki gedung yang terdiri dari :
a) Luas bangunan : 204 m2
b) Dibangun tahun : 1976
c) Daya listrik : 7.700 watt
d) Jaringan telepon : 1 line (7196578)
e) Televisi : 3 unit
f) Pompa air listrik : Jet pump
g) Bangunan tahun : 2017
h) Bangunan terdiri dari :
1 ruang loket atau Tata Usaha (TU)
2 ruang tunggu pasien
1 ruang periksa Balai Pengobatan Umum (BPU)
1 ruang poli TB
1 ruang suntik atau tindakan
1 ruang Keluarga Berencana (KB),
1 ruang poli KIA
1 ruang poli Imunisasi
1 ruang periksa gigi
1 ruang Kesehatan Lingkungan
1 ruang obat
1 ruang dapur
7 kamar mandi
4 ruang gudang
1 ruang aula
1 ruang Ka Puskesmas
27
Kualifikasi Tenaga Kerja di Puskesmas Kelurahan Ciganjur tahun 2017:
Dokter umum :2
Dokter gigi :1
Bidan :2
Perawat :2
Perawat gigi :1
Asisten Apoteker :1
Tenaga kesehatan lingkungan : 1
Tenaga gizi (Nutrisionis) :1
Administrasi :1
Tata Usaha (TU) :1
Cleaning service :2
Security :2
Struktur Organisasi:
a. Kepala Puskesmas : dr. Finda Reyani
b. Tata Usaha : Ary Rachmansyah
c. Administrasi : Lussy Utari
d. Penanggung Jawab BPU : dr. Demak Vera R
e. Penanggung Jawab BPG : drg. Asido Pudjianto
f. Perawat : Tiolina Tamba
Tri Suratiningsih
Risang Cahyo
g. Bidan : Warta Traigan
Rahayu Wulandari
h. Apotik : Iie Sumiasih
i. Kesehatan Lingkungan : Hanifah Maya Ilman
j. Gizi : Hajar Mufidah
28
3.1.4 Program Pokok Puskesmas
Program pokok di Puskesmas Kelurahan Ciganjur dilakukan berdasarkan
prosedur tetap, sesuai dengan bidang masing-masing. Puskesmas Kelurahan Ciganjur
mengadakan pelayanan kesehatan 5 hari dalam seminggu dimulai pukul 07.30 WIB,
sedangkan hari Sabtu hanya setengah hari dan melayani pasien yang mengalami
gangguan darurat saja. Pelayanan terhadap individu yang bersifat pelayanan kuratif
umumnya dilaksanakan di dalam gedung Puskesmas Kelurahan Ciganjur sedangkan
pelayanan terhadap masyarakat yang bersifat promotif dan preventif dilaksanakan di
luar gedung Puskesmas Kelurahan Ciganjur, namun juga terdapat kegiatan yang
dilaksanakan di dalam gedung.
Pelayanan kesehatan dalam gedung dimulai dari pendaftaran pada loket dengan
pencatatan nomor register menurut wilayah rukun warga, jenis pembayaran, nama,
umur, alamat dan jenis kunjungan seperti BPU, BPG, KIA, KB, dan lain-lain.
Kemudian pasien dianamnesis, diperiksa, di diagnosis, bila perlu dengan memakai
peralatan sederhana seperti senter, stetoskop, sphygmomanometer dan segenap
peralatan yang tersedia. Pemberian terapi yang tepat dilakukan setelahnya dan ada
kalanya pasien dirujuk untuk pemeriksaan laboratorium sederhana. Setelah mendapat
terapi, pasien langsung ke ruang apotek untuk mendapatkan obat sesuai dengan
penyakit yang diderita. Pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kelurahan
Ciganjur dilaksanakan dengan cara bekerja sama dengan puskesmas lain, Sudin
Yankes dan lintas sektoral.
29
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)
b. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
c. Upaya Kesehatan Lingkungan
d. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2PM)
e. Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan
dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada. Pada
Puskesmas Kelurahan Ciganjur upaya kesehatan pengambangan meliputi:
Upaya Kesehatan Sekolah
Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut
Upaya Kesehatan Jiwa
Upaya Pengobatan Penyakit Tidak Menular
Upaya Kesehatan Usia Lanjut
30
3.2 Data Khusus Puskesmas
a.) Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Puskesmas Kelurahan Ciganjur mempunyai tugas pokok melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya Jakarta sehat. Dalam melaksanakan
tugas tersebut, Puskesmas Kelurahan Ciganjur menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) tingkat pertama di
wilayah Kelurahan Ciganjur; dan
b. Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) Tingkat pertama di
wilayah Kelurahan Ciganjur.
31
Puskesmas Kelurahan Ciganjur sebagai sarana pelayanan kesehatan di wilayah
Kecamatan Jagakarsa bertanggung jawab untuk melaksanakan pelayanan kesehatan
masyarakat maupun pelayanan kesehatan medis.
Puskesmas Kelurahan Ciganjur sebagai organisasi melaksanakan pengelolaan
kegiatan melalui proses managemen dengan tujuan mencapai efektifitas dan sumber
daya manusia, sarana dan prasarana serta keuangan yang tersedia dalam rangka
pencapai tujuan dalam organisasi.
Rangkaian kegiatan sistematis yang dilakukan oleh puskesmas-puskesmas
dalam membentuk fungsi dari managemen dibagi menjadi Proses P1, P2 dan P3.
P1 P2 P3
Perencanaan Pengorganisasia Pengendalian,
tingkat n dan Pengawasan dan
puskesmas Pelaksanaan Pelaporan
32
4. Pengawasan (Controling)
- Pencatatan dan Pelaporan (Tiap bulan, triwulan dan setiap tahun)
- Evaluasi menyeluruh hasil kegiatan tahunan
Evaluasi kinerja pegawai/ organisasi dilakukan untuk meningkatkan
produktifitas dan kinerja pegawai sesuai dengan tugas pokok yang diemban
masing-masing, untuk menciptakan pegawai yang profesional, akuntabel,
dan berorientasi terhadap pelayanan prima kepada masyarakat. Evaluasi
kinerja bertolak ukur pada adanya keseimbangan proporsi antara hasil kerja
dengan perilaku kerja dalam periode bulanan dan tahunan.
2. Dokter Gigi
Tugas Pokok:
I. Melakukan pelayanan di BPG
a. Pemeriksaan pasien
b. Melakukan penambalan gigi
c. Melakukan pencabutan gigi
d. Membersihkan karang gigi
e. Pengobatan gigi lainnya
33
II. Melakukan UKGS/UKGM
a. Memeriksa murid
b. Perawatan gigi murid
c. Mencabut gigi
d. Memberi penyuluhan
3. Dokter Umum
Tugas Pokok:
- Sebagai indikator dan penanggungjawab pelayanan BP Umum
- Melakukan kegiatan pelayanan kesehatan
a. Pemeriksaan fisik pasien
b. Menerima dan melakukan rujukan kasus
- Melakukan pembinaan yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan
Tugas Tambahan: Pelayanan di luar gedung
Melakukan penyuluhan kesehatan Posyandu dan Posbindu
Pembinaan hubungan lintas program dan lintas sektora
4. Pelaksana Keperawatan 1
Tugas Pokok:
a. Pelayanan dalam gedung
b. Petugas penyakit menular
c. Petugas surveilans
d. Petugas kematian
e. Petugas kesling
f. Pengelola BOK
g. Petugas Puskesmas
h. Membuat laporan bulanan
i. Pelayanan luar gedung
j. PSN 30 menit (setiap hari Jumat)
34
Tugas Tambahan:
- Membantu pelayanan di BPU
5. Pelaksana Keperawatan 2
Tugas Pokok:
a. Pelayanan BPU
Melakukan pengukuran tekanan darah terhadap pasien
Menimbang pasien
Membantu tindakan medis
b. UKS
Pendataan anak sekolah
Screening kesehatan
BIAS anak sekolah
Membuat laporan bulanan
c. SDIDTK
Melakukan screening SDIDTK
Membuat laporan SDIDTK
d. Lansia
Penyuluhan kesehatan
Mengadakan posyandu Lansia
Tugas Tambahan: Membantu pelayanan pasien di BPG
6. Bidan
Tugas Pokok:
a. Koordinator poli KIA
Melakukan pemeriksaan ibu hamil
Mengisi laporan ibu hamil
Membuat laporan KIA
b. Koordinator poli KB
Melakukan pelayanan KB
35
Mengisi register KB
Membuat laporan bulanan KB
c. Koordinator poli Imunisasi
Melakukan pelayanan imunisasi
Menghitung stok masuk keluar vaksin
Membuat laporan imunisasi
Tugas Tambahan: Posyandu
7. Petugas Loket
Tugas Pokok:
a. Koordinator loket
Mendaftarkan pasien
Pencatatan administrasi
b. Petugas SP2TP
Membuat laporan harian
Membuat laporan bulanan
Mengantar/mengirim laporan bulanan
c. Petugas SIK
Menginput data pasien
Membuat laporan bulanan
8. Apoteker
Tugas Pokok : Koordinator Apotik
a. Mengelola kamar obat
b. Merencanakan pengadaan obat untuk 1 bulan
c. Melakukan permintaan barang/obat ke PKM Kelurahan Ciganjur
d. Pelayanan Farmasi
e. Memberikan informasi obat
f. Membuat laporan bulanan obat
36
9. Petugas Gizi
Tugas Pokok :
a. Pemegang program gizi
Membuat laporan gizi
Melakukan penyuluhan gizi pada masyarakat
Melakukan antropometri terhadap balita BGM
Melakukan konsultasi gizi pada pasien
Pelacakan gizi buruk
b. Melaksanakan pembinaan Posyandu
Melakukan kunjungan ke setiap Posyandu
Membuat laporan Posyandu
37
3.2.1 Struktur Organisasi
Kepala Puskesmas dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Kasubag Tata
Usaha dan 1 Kepala Urusan untuk pelayanan dan urusan kesehatan masyarakat.
Diketahui terdapat beberapa pegawai Puskesmas dan perawat Kelurahan Ciganjur
(SDM) yang merangkap menjalankan program, dikarenakan kurangnya tenaga kerja
untuk menjalankan program puskesmas
38
3.2.2 Sarana Pelayanan Puskesmas
I. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global, serta yang mempunyai daya
tingkat tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah
Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)
b. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
c. Upaya Kesehatan Lingkungan
d. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
e. Promosi Kesehatan
II. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemmapuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan
dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni:
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Jiwa
c. Upaya Perawatan Kesehatan masyarakat
d. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
e. Upaya Kesehatan Olah Raga
f. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
III. Jenis Pelayanan Dalam Gedung
Jenis pelayanan dalam gedung yang ada di Puskesmas Kelurahan
Ciganjur adalah:
a. Balai Pengobatan Umum
b. Balai Pengobatan Gigi
c. Poli KI
d. Poli KB
39
e. Poli Imunisasi
f. Poli Gizi
g. Poli TB
h. Kesehatan Lingkungan
i. Farmasi
3.2.3 Fasilitas Unit Kesehatan Berbasis Masyarakat di Kelurahan Ciganjur
I. Posyandu Lansia
a. Jumlah
Posyandu Lansia kelurahan Ciganjur terdiri dari 6 posyandu masing-
masing RW.
b. Pelaksana
Pelaksana kegiatan posyandu lansia terdiri dari 5 kader. Kegiatan
posyandu dipantau atau dimonitoring oleh penanggung jawab program
posyandu di puskesmas.
c. Waktu Penyelenggaraan
Posyandu lansia dapat diselenggarakan secara rutin tiap satu bulan sekali,
Hari dan waktu yang dipilih sesuai dengan kesepakatan serta dapat saja
disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Biasanya posyandu
dilakukan pada hari kerja antara hari senin – jumat dan waktu dimulai
kegiatan posyandu biasanya mulai pukul 08.00 – 12.00 wib.
d. Tempat
Tempat pelaksanaan Posyandu lansia kelurahan Ciganjur biasanya
dilaksanakan di sekretariat RW, aula, RPTRA, maupun salah satu rumah
warga pada RW terkait.
e. Kegiatan
Posyandu lansia kelurahan Ciganjur dilaksanakan dengan 5 tahapan
(sistem 5 meja ), dalam situasi kondisi tertentu dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan kesepakatan bersama. Kegiatan tersebut berupa pelayanan
deteksi dini dan tindak lanjut sederhana serta monitoring terhadap faktor
risiko penyakit, termasuk rujukan ke Puskesmas.
40
3.3 Data Khusus Program
Data Lanjut Usia Wilayah kelurahan Ciganjur, dengan jumlah penduduk lansia
yang ada 1949 orang, yang terdiri dari laki-laki 857 orang dan perempuan 1092
orang.
Tabel 11. Data jumlah Lansia berdaarkan kelompok umur dan jenis kelamin
NO UMUR JENIS KELAMIN
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 60 – 69 tahun 634 521 1.155
2 > 70 tahun 223 571 794
Jumlah 857 1.092 1.949
Tabel 12. Jumlah lansia yang terskrining dengan P3G manual bulan Januari-
November 2019
41
BAB IV
EVALUASI PROGRAM
1.
Identifikas
i Masalah
8. 2.
Monitorin Penentuan
g dan proritas
evaluasi masalah
7. 3.
Penentuan Penentuan
rencana penyebab
penerapan masalah
6. 4. Memilih
Penetapan penyebab
pemecaha yang
n masalah 5. paling
terpilih Menentuk mungkin
an
alternatif
pemecaha
n masalah
42
Alur pemecahan masalah adalah seperti berikut :
1. Identifikasi/ Inventarisasi masalah
Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan dan yang ingin dicapai, kemudian
menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja. Untuk hal ini
digunakan format atau blanko SPM. Setelah itu adalah membandingkan antara
hasil kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan dengan sasaran dan target yang
sudah ditentukan.
2. Penentuan prioritas masalah
Untuk mengetahui permasalahan, dapat dilakukan berbagai cara. Diantaranya
melakukan penelitian, mempelajari laporan, dan berdiskusi dengan para ahli.
Namun dalam penentuan masalah ini, metode yang kami gunakan adalah metode
Hanlon.
3. Penentuan penyebab masalah
Analisis penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan masalah
dengan faktor-faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk menganalisis
penyebab masalah antara lain fish bone analysis system (diagram tulang ikan),
analisis sistem, pendekatan H.L. Bloem, analisis epidemiologi, dan pohon
masalah. Dalam hal ini, kami menggunakan metode fish bone analysis untuk
menentukan penyebab masalahnya.
4. Memilih penyebab yang paling mungkin
Bertujuan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab yang ada, antara lain dengan
cara:
a. menetapkan tujuan dan sasaran
b. mencari alternatif pemecahan masalah
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang
didukung oleh data atau konfirmasi
43
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab
yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada
alternatif pemecahan.
Berdasarkan yang diperoleh dari hasil analisis data Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Triwulan III Puskesmas Kelurahan Ciganjur tahun 2019, didapatkan beberapa
belum mencapai hasil yang di targetkan. Komponen-komponen program tersebut
yaitu:
44
Tabel 13. Daftar Pencapaian Program Puskesmas Kelurahan Ciganjur Tahun
2019
45
4. 3 Penentuan Prioritas Masalah (berdasarkan Hanlon Kuantitatif)
Untuk penentuan prioritas masalah digunakan metode Hanlon Kuantitatif.
Kriteria dalam Hanlon Kuantitatif adalah sebagai berikut :
a. Kriteria A: Besarnya masalah
b. Kriteria B: Kegawatan masalah
c. Kriteria C: Kemudahan dalam penanggulangan
d. Kriteria D: Faktor PEARL
Kriteria A: Besarnya masalah: Besarnya masalah dapat ditentukan melalui
langkah-langkah berikut
Langkah 1:
Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih presentasi
Jumpencapaian dengan target 100%.
Tabel 14. Besarnya masalah
46
Langkah 2:
Menentukan kolom/kelas interval dengan Rumus Sturgess:
k = 1 + 3,3 Log n
Keterangan:
k = jumlah kolom/kelas
n = jumlah masalah
Masukkan ke rumus
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 8
= 1+ 2,97 = 3,97 dibulatkan jadi 4
Langkah 3:
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah
terbesar dengan terkecil kemudian di bagi kelas atau kolom.
Nilai besar masalah : terbesar 83,9%
terkecil 24%
Interval : Nilai terbesar – nilai terkecil
K
: 83,9 – 24,00
4
: 14,97
Langkah 4:
Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom atau
kelas:
Tabel 15. Pembagian Interval Kelas
Kolom/Kelas Skala Interval Nilai
Skala 1 24-38,97 1
Skala 2 38,89-53,94 2
Skala 3 53,95-68,91 3
Skala 4 68,92-83,9 4
47
Langkah 5:
Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya
Tabel 16. Masalah Berdasarkan Kelas
No Program 24- 38,89- 53,95- 68,92- Nilai
38,97 53,94 68,91 83,9
1 Jumlah balita X 1
datang ke posyandu
dan ditimbang
2 Cakupan IVA test X 4
pada perempuan
usia 30-50 tahun
3 Skrining kesehatan X 4
lansia
4 Persalinan oleh X 1
tenaga kesehatan
5 Cakupan K1 X 1
6 Cakupan K4 X 1
7 Penanganan X 1
komplikasi
maternal
8 Kunjungan X 2
Neonatus
48
1. Tingkat urgensi dinilai sebagai berikut:
Sangat mendesak 5
Mendesak 4
Cukup mendesak 3
Kurang mendesak 2
Tidak mendesak 1
2. Tingkat besar kecilnya masalah (seriousness) dinilai sebagai berikut:
Sangat gawat 5
Gawat 4
Cukup gawat 3
Kurang gawat 2
Tidak gawat 1
3. Tingkat penyebaran/meluasnya masalah (growth) dinilai sebagai berikut:
Sangat mudah menyebar/meluas 5
Mudah menyebar/meluas 4
Cukup menyebar/meluas 3
Sulit menyebar/meluas 2
Tidak menyebar/meluas 1
4. Sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan
(potency) dinilai sebagai berikut:
Sangat banyak 5
Banyak 4
Cukup banyak 3
Kurang banyak 2
Tidak banyak 1
49
Tabel 17. Penilaian Masalah Berdasarkan kegawatan
50
Kriteria D: PEARL Faktor
Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan
dapat atau tidak nya suatu program dilaksanakan, faktor-faktor tersebut adalah:
Kesesuaian (Propriety)
Secara Ekonomis murah (Economic)
Dapat diterima (Acceptability)
Tersedianya sumber (Resources availability)
Legalitas terjamin (Legalit)
51
terdiri dari P1(perencanaan), P2 (Penggerakan & Pelaksanaan.), P3 (Penilaian,
Pengawasan Pengendalian). Setelah ditentukan penyebab masalah, selanjutnya
menentukan alternatif pemecahan masalah dan menentukan prioritas pemecahan
masalah yang terbaik dengan rumus M x I x V/C. Kemudian membuat rencana
penerapan pemecahan masalah yang dibuat dalam bentuk POA (plan of action).
Outcome
output
Proses
P1
P2
Input
P3
Man
Money
LINGKUNGAN
Method
Material Fisik, Kependudukan, Sosial, Budaya, Sosial Ekonomi
NPD = (A + B) x C
NPT = (A + B) x C x D
52
Tabel 20. Urutan Prioritas Berdasarkan Perhitungan Hanlon Kuantitatif
No MASALAH A B C D NPD NPT Urutan
Prioritas
1 Jumlah balita datang ke posyandu 1 11 3 1 36 36 IV
dan ditimbang
2 Cakupan IVA test pada 4 9 2 0 26 0 VIII
perempuan usia 30-50 tahun
3 Skrining kesehatan lansia 4 12 3 1 48 48 I
4 Persalinan oleh tenaga kesehatan 1 12 3 1 39 39 II
5 Cakupan K1 1 11 2 1 24 24 VI
6 Cakupan K4 1 11 2 1 24 24 VII
7 Penanganan komplikasi maternal 1 12 2 1 26 26 V
8 Kunjungan Neonatus 2 11 3 1 39 39 III
53
4.7 Analisis Penyebab Masalah
Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kesenjangan antara target yang
ditetapkan dengan hasil yang dicapai. Untuk memudahkan menentukan kemungkinan
penyebab masalah dapat digunakan diagram fishbone yang berdasarkan pada
kerangka pendekatan sistem meliputi input, proses, output, outcome dan environtment
sehingga dapat ditemukan hal-hal yang dapat menyebabkan munculnya suatu
masalah.
Tabel 22. Analisa Kemungkinan Penyebab dari faktor input
Input Kelebihan Kekurangan
54
Tabel 23. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dan Faktor Proses dan
Lingkungan
Proses Kelebihan Kekurangan
55
Penyuluhan tidak berhasil
mencakup seluruh lansia
dikarenakan ada beberapa
lansia yang tidak datang
ke posyansdu
Tidak ada pembagian Masih menggunakan P3G Kurangnye media
tugas untuk yang manual informasi mengenai
melakukan skrining Hanya dilakukan di pentingnya skrining lansia
posyandu lansia
MAN MONEY
METHOD MATERIAL
Pencapaian
skrining program
kesehatan lansia
16,1 % dari target
100%
P1 P2 P3 LINGKUNGAN
Penjadwalan skrining Belum adanya lintas Kurangnya kepedulian para lansia akan
Kurangnya evaluasi dan
tiap RW belum program seperti promosi kesehatannya
pemantauan terhadap
menyeluruh kesehatan dan Beberapa lansia sulit mobilisasi
kegiatan posyandu lansia
Belum ada data pertemuan koordinasi Lokasi posyandu sulit dijangkau
Tidak ada pelaporan
pemetaan lansia per seperti mini lokakarya. Kader belum terlatih untuk melakukan
kegiatan posyandu lansia
RW/RT skrining pada lansia
Alur dari
perencanaan dan
rujukan belum ada
PROSES
56
Gambar 14. Fishbone sebelum intervensi
Terdapat penyuluhan
mengenai pentingnya
skrining kesehatan lansia Diberikan media informasi
Sudah dibuat sistem mengenai pentingnya
skrining secara online skrining lansia berupa
Membentuk pembagian
Sudah bekerjasama dengan buku panduan kesehatan
tugas dan pelatihan kader dan pihak puskesmas skrining kesehatan lansia
skrining secara online untuk melakukan e-
screening dimana saja
MAN MONEY
METHOD MATERIAL
Pencapaian
skrining program
kesehatan lansia
23,5 % dari target
100%
P1 P2 P3 LINGKUNGAN
PROSES
58
P1 - Belum adanya data - Melakukan pendataan lansia per RT
pemetaan lansia per RT - Membuat alur perencanaan dan
- Alur dari perencanaan rujukan
dan rujukan belum ada
59
1. Magnitude: besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan
Dengan nilai 1-5, dimana semakin mudah masalah yang dapat diselesaikan
maka nilainya mendekati angka 5
2. Importancy: pentingnya cara penyelesaian masalah
Dengan nilai 1-5, dimana semakin pentingnya masalah untuk diselesaikan
maka nilainya mendekati angka 5
3. Vulnerability: sensitifitas cara penyelesaian masalah
Dengan nilai 1-5, dimana semakin sensitifnya cara penyelesaian masalah
maka nilainya mendekati angka 5
4. Cost: biaya (sumber daya) yang digunakan
Dengan nilai 1-5, dimana semakin kecil biaya yang dikeluarkan nilainya
mendekati angka.
60
BAB V
METODE DIAGNOSTIK KOMUNITAS
61
5.4 Target sasaran evaluasi program
5.4.1 Kriteria inklusi dan eksklusi
Kriteria inklusi:
Kriteria eksklusi:
a) Lansia yang tidak ber KTP kelurahan Ciganjur
b) Lansia atau keluarga menolak untuk dilakukan e-screening
5.4.2 Jumlah responden lansia
Seluruh total populasi lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan
Ciganjur yang terdaftar sebagai penduduk tetap. Dengan jumlah total lansia 1949
orang.
62
material, machine, kemudian dilanjutkan dengan proses yang meliputi fungsi
manajeman (P1, P2, P3) dan manajemen mutu yang semua terangkum dalam Fish
bone Analysis, sehingga didapatkan output. Input dan proses dipengaruhi
olehfaktor lingkungan. Data kemudian diolah untuk mengidentifikasi dan mencari
penyebab masalah, lalu ditentukan alternatif pemecahan masalah. Metode kriteria
matriks (MIV/C) digunakan untuk membantu menentukan prioritas pemecahan
masalah. Setelah pemecahan masalah terpilih, dibuat rencana kegiatan dalam
bentuk POA (Plan of Action) dan diaplikasikan pada subjek penelitian.
63
Tabel 26. Plan Of Action
No Upaya Indikator Kegiatan Tujuan Anggaran & Target Penanggung Mitra Waktu Lokasi
Kerja sumber sasaran Jawab & Kerja Pelaks Pelaksanaan
pembiayaan kebutuhan anaan
sumber daya
INPUT
1. Membuat sistem Sistem Pelaporan Sosialisasi Mengaplikasika petugas, Pemegang Pemegang Desemb Kelurahan
pelaporan berbasis Skirining lansia n sistem pemegang program dan program er 2019 Ciganjur
online dan memberi berjalan dengan pelaporan program, dokter muda, lansia, kader
dalam melakukan baik berbasis online kader kelurahan
skrining lansia
dengan metode E-
Screening. (Method)
64
No Upaya Indikator Kerja Kegiatan Tujuan Anggaran & Target Penanggung Mitra Kerja Waktu Lokasi
sumber sasaran Jawab & Pelaksa Pelaksanaan
pembiayaan kebutuhan naan
sumber daya
2. Pemberian pelatihan Kader kesehatan Melakukan Untuk Dokter muda Kader Penanggungja Pemegang Desemb Puskesmas
dan pendampingan mampu uji coba meningkatkan kesehatan wab program, program, er 2019 kelurahan
kader mengenai melakukan sesudah pengetahuan dan dokter muda kader Ciganjur
pengisian skrining pengisian skrining pelatihan keterampilan kesehatan
kesehatan lansia pada saat kader dalam
(Method) pengisian pengisian
skrining skrining
kesehatan lansia
3. Melakukan Pengetahuan Promosi Meningkatkan Dokter muda, Masyarakat Pemegang Pemegang Desemb Posyandu
penyuluhan dan mengenai kesehatan pengetahuan dan Puskesmas program lansia program er 2019 dan Posbindu
diskusi interaktif ke pentingnya dan meluruskan dan dokter lansia, kader
masyarakat untuk kesehatan lansia preventif pentingnya muda Poslansia
meningkatkan posyandu lansia
kesadaran dalam upaya
pentingnya skrining kesehatan lansia
kesehatan lansia
(Method)
65
No Upaya Indikator Kerja Kegiatan Tujuan Anggaran & Target Penanggung Mitra Kerja Waktu Lokasi
sumber sasaran Jawab & Pelaksa Pelaksanaan
pembiayaan kebutuhan naan
sumber daya
PROSES
4. Berdiskusi dengan Menjelaskan Diskusi Menjelaskan - Kapuskes Pemegang Dokter
kepala puskesmas program e- lansia sistem rujukan kecamatan program lansia Kepala
kecamatan berserta dan sistem secara online dan dokter Puskesmas,
pemegang proker rujukan ke kepada bagian muda Kepala
lansia pada tingkat kecamatan kecamatan UKM,
kecamatan Pemegang
(Planning) program
66
No Upaya Indikator Kerja Kegiatan Tujuan Anggaran & Target Penanggung Mitra Kerja Waktu Lokasi
sumber sasaran Jawab & Pelaksa Pelaksanaan
pembiayaan kebutuhan naan
sumber daya
5. Melakukan diskusi Menemukan Diskusi Masalah yang - Kapuskes Pemegang Dokter Novemb Puskesmas
dengan kepala masalah-masalah terbuka, menjadi kelurahan program Kepala er 2019 Kelurahan
puskesmas, yang dihadapi brain penghambat dan kesehatan Puskesmas, ciganjur
pemegang program kemudian dicatat storming dapat pemegang lansia dan Kepala
Puskesmas dalam sebuah teridentifikasi program dokter muda UKM,
Kelurahan Ciganjur catatan dan dan mencari Pemegang
untuk mencari mencari solusi jalan keluar program
permasalahan bersama
(Planning)
6. Melakukan rapat Kesapakatan Rapat Meningkatkan - Lansia Kepala Pihak Desem
koordinasi untuk bersama dalam Koordinas capaian Puskesmas, kelurahan ber
mendapatkan upaya i lintas skrining lansia Pemegang dan kader 2019
kesepakatan dalam meningkatan sektor yang program, lansia
perencanaan cakupan terstrukrur dan Dokter Muda
posyandu lansia skrining lansia sistematis
(Planning)
67
No Upaya Indikator Kerja Kegiatan Tujuan Anggaran Target Penanggung Mitra Kerja Waktu Lokasi
& sumber sasaran Jawab & Pelaksa Pelaksanaan
pembiayaan kebutuhan naan
sumber daya
7. Menjalankan E- Program Pelaksana Terbentuk Dokter Lansia Pemegang Pemegang Desem Posyandu
Screening yang kegiatan upaya an program muda, program program ber Lansia dan
dimulai dari tingkat meningkatkan skrining skrining lansia puskesmas lansia dan lansia 2019 Wilayah
poslansia dan aktif yang aktif dokter muda ,kader , dan kerja
posbindu dengan alur doktermuda Kelurahan
(Actuating) yang baik Ciganjur
68
BAB VI
74
Oleh karena itu, kami berdiskusi tentang mencari cara untuk memudahkan
baik pelaksanaan maupun pelaporan skrining kesehatan lansia dan metode
tersebut dapat diaplikasikan kepada kader lansia. Karena, kader lansia merupakan
penyambung tangan antara pemegang program dengan lansia. Untuk itu,
pemegang program menyetujui bahwa metode skrining berubah menjadi e-
screening guna memudahkan pelaksanaan dan pelaporan. Setelah itu, kami
merencanakan rapat koordinasi kepada kader lansia mengenai system pencatatan
dan pelaporan skrining dengan menggunakan Metode E-Screening.
75
Tabel 27. Daftar Kegiatan Intervensi Program Upaya Peningkatan Skrining
Kesehatan Lansia
No Tanggal Kegiatan Tujuan
76
6.2 Evaluasi Data Kuantitatif
Berikut adalah hasil data lansia yang skrining pada bulan Desember 2019
Penyuluhan tersebut memiliki target yaitu seluruh lansia dan kader yang
berkunjung di posyandu lansia di wilayah kelurahan Ciganjur. Penyuluhan
tersebut dilaksanakan pada Posyandu Lansia yang memiliki jadwal dari tanggal
26-29 November 2019 dengan perwakilan yang datang yaitu dr Finda dan Kak
Risang, selaku pemegang program lansia di Puskesmas Kelurahan Ciganjur dan
dokter muda Trisakti yaitu Feny lestari, Immanuella dan Tiara Naviera.
77
Intervensi 2. Rapat Koordinasi, sosialisasi metode e-screening
Sebelum dan setelah dilakukan sosialisasi akan diberikan pre test dan post
test untuk melihat apakan kader lansia mengetahui pentingnya skrining lansia.
78
Intervensi 4. Pelaksanaan e-screening di Posyandu Lansia dan Home visit di
Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Ciganjur
79
BAB VII
HASIL INTERVENSI KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
Selain itu, perlu nya penyuluhan dan edukasi saat home visit kepada lansia
dan keluarga lansia dengan mengajak lansia untuk periksa rutin di Posyandu
lansia sehingga meningkatkan angka kedatangan lansia di Posyandu Lansia.
80
7.1.2 Hasil intervensi rapat koordinasi dan sosialisasi metode e-screening
Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk sosialisasi awal dalam rangka
penyelenggaraan E-Screening. Agenda dari acara ini adalah menyampaikan
mengenai rencana diadakannya pelatihan ulang bagi kader lansia mengenai
skrining lansia, dan pelatihan penggunaan E-screening.
Nama Acara : Rapat Koordinasi Kelurahan Ciganjur
Target : Sekretaris kelurahan, PKK, kader
Tujuan : Memperkenalkan dan sosialisasi awal E-screening dan
penyampaian jadwal pelatihan kader lansia
Tempat : Kantor Lurah Ciganjur
Tanggal : 05 Desember 2019
Perwakilan Puskesmas:
- Dr. Finda, Mbak Hajar selaku perwakilan Puskesmas Kelurahan
Ciganjur
- Dokter Muda Trisakti (Tiara Sivila, Immanuella Y, Feny Lestari)
Berdasarkan hasil intervensi tersebut bahwa telah
dilaksanakannya rangkaian kegiatan yaitu sebagai berikut.
Pengenalan Metode E-Screening
Metode E-Screening adalah suatu metode berbasis online yang
bertujuan untuk melakukan skrining pada lansia. Metodi ini
memanfaatkan fitur gratis yang sudah disediakan oleh Google yaitu
Google Form. Google form merupakan salah satu aplikasi berupa
template formulir yang dapat dimanfaatkan secara mandiri atau
bersama-sama untuk tujuan mendapatkan informasi pengguna.
Syarat Pengguna :
- Mempunyai Handphone setingkat Android
- Menggunakan Paket Data/Internet
Manfaat :
- Memudahkan penginputan dan pelaporan data bagi pemegang
program dan kader.
- Meminimalkan terjadinya Human Error saat perhitungan
interprestasi serta pendataan.
81
- Praktis Bisa digunakan setiap saat dan mobile
- Mengurangi pemakaian kertas.
Kelemahan dari e-screening yaitu harus mempunyai paket dta serta
tersambung ke jaringan internet saat digunakan
Perwakilan Puskesmas:
- Dr. Finda dan Kak Risang selaku perwakilan Puskesmas Kelurahan
Ciganjur.
- Dokter Muda Trisakti (Feny Lestari, Immanuella Yosephine dan
Tiara Sivila)
Poin-poin yang disampaikan:
- Sebelumnya sudah pernah dilakukan pelatihan skrining lansia,
pelatihan akan melakukan refreshing mengenai materi lansia dan
sosialisasi metode skrining secara E-screening
- Kuisioner E-screening terdiri dari beberapa section, Section 1 berisi;
identitas pemberi skrining, identitas lansia( Nama NIK), BB, TB , TD
keluhan dan riwayat penyakit pasien lansia. Section 2 berisi: kuisioner
untuk menilai ADL / Activity Daily Living. Section 3 berisi: kuisioner
82
berisi pertanyaan seputar riwayat gigi pada pasien. Section 4 berisi:
kuisioner berisi pertanyaan AMT / untuk menilai memori pasien.
Section 5 berisi : kuisioner risiko jatuh pada lansia
- Semua kuisioner yang diisi dilakukan secara online melalui google
form, untuk penghitungan skoring, sudah secara otomatis, dan data
sudah langsung terinput dalam spreadsheet/ Ms. Excel
- Pada prinsip pengisian, E-screening berisi hal hal yang sama dengan
kuisioner skrining yang lama, hanya berbeda bentuk, yaitu dengan
sistem Online Form
- Langkah penggunaan
https://forms.gle/83Hy8F6YXfqQuSdw7
2. Mengeklik link yang sudah disediakan, dan setalah itu akan keluar
tampilan seperti berikut :
83
3. Setelah itu pengguna bisa mulai mengisi form nya dimulai dengan
mengisi identitas, lanjut ke Instrumen yang dimulai dari ADL,AMT ,
dan risiko jatuh lansia.
4. Dengan itu secara otomatis form yang sudah diisi akan terkirim ke
email Pemegang Program.
5. Dari semua form yang sudah dikirim , akan keluar dalam bentuk
google spreadsheets.
Pengumpulan data dan pelaporan hasil skrining lansia
Form kuesioner yang telah direspon oleh penerima pada akhirnya akan terkumpul
secara otomatis dalam lembar aplikasi Google Sheet. Aplikasi ini bekerja mirip
dengan lembar kerja Microsoft Excel. Google Sheet telah menanamkan fungsi-
fungsi atau formula untuk penghitungan matematis. Jadi baik kader bahkan
pemegang program tidak perlu menghitung total skor yang didapet dan
menginsterprestasikan, dikarenakan secara otomatis dari Instrumen ADL,
Pemeriksaan gigi, AMT, dan Fall Risk akan terhitung dan sudah terinterprestasi
dengan sendirinya.
84
muda Trisakti, pemegang program dan kader lansia di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Ciganjur. Hasil evaluasi e-screening yaitu didapatkan bahwa perlu
adanya banyak latihan dalam menggunakan metode ini agar pemegang program
dan para kader terbiasa dalam penggunaannya sehingga skrining bisa dilakukan
dengan cepat.
85
Lansia Kategori A : 96 orang
Alur 1
Lansia Kategori B : 44 orang
86
Tabel 30. Jumlah Lansia terjaring Tiap RW dengan E-Screening
(orang) %
1 26 1,33
2 1 0,05
3 50 2,5
4 20 1,02
5 40 2,05
6 1 0,05
Dari data tersebut untuk lansia dengan pasca rawat, gangguan nutrisi dan
gangguan psiko-kognitif disarankan untuk dlakukan intervensi berupa :
1. Puskesmas Kelurahan
- Melakukan pemeriksaan sesuai keluhan pada lansia di BPU Puskesmas
kelurahan atau jika pasien memiliki disabilitas maka pemegang program
dan dokter puskesmas melakukan home visit untuk melakukan
pemeriksaan. Apabila lansia memiliki tanda-tanda gangguan jiwa, lansia
dapat di rujuk ke Poli psikiatri puskesmas kecamatan untuk dilakukan
tindakan lanjutan. Namun, apabila lansia tidak memiliki tanda-tanda
gangguan jiwa namun membutuhkan tindakan lanjutan tetapi tidak tersedia
di puskesmas kecamatan, pasien akan langsung dirujuk ke RS. Puskesmas
kelurahan juga mengontrol pasien yang dirujuk balik. Dengan indikator
keberhasilan berupa:
Lansia yang melakukan kontrol rutin tiap bulannya baik ke
puskesmas setelah di rujuk balik.
Perbaikan dari tekanan darah, hasil lab, kondisi fisik
- Edukasi dan konseling oleh tenaga dokter di puskesmas, dengan target
minimal 1 bulan sekali.
87
2. Puskesmas Kecamatan
- Menerima rujukan dari puskesmas kelurahan dan melakukan tindakan
lanjutan sesuai dengan rujukan yang diberikan oleh puskesmas kelurahan.
Apabila puskesmas tidak memiliki fasilitas untuk melakukan tindakan
lanjutan maka puskesmas merujuk ke RS yang memiliki poli lansia.
indikator keberhasilan berupa:
Lansia dirujuk sesuai dengan kondisi.
88
ALUR 1 Hasil interprestasi data ALUR 3
yang diperoleh
(Kepala Program)
ALUR 2
Gambar 17. Alur pelayanan Lansia berdasarkan Permenkes No. 67 Tahun 2015 dan Rencana
89
aksi nasional kesehatan Lansia berdasarkan Permenkes No. 25 tahun 2016
ALUR 1 Hasil interprestasi data
ALUR 3
yang diperoleh
(Kepala Program)
ALUR 2
ALUR 1A
ALUR 2 ALUR 3
Ruang kegiatan ALUR 1B
Lanjut usia seperti Mengikuti Pasien memiliki gejala Rujuk
Pengecekan program psikiatri
kelompok lansia dan kesehatan secara balik
Poslansia. pelayanan Untuk
rutin dan kontrol kesehatan di
Memberikan kegiatan penyakit kontrol
seperti : rumah (home
Edukasi, care service) YA TIDAK
Latihan fisik konseling dan Bila perlu
(senam lanjut usia, penyuluhan melibatkan
senam tentangkesehatan pelaku
osteoporosis, dll) lansia rawat/pendampi Rujukan Rujukan
Berinteraksi sosial ng (caregiver) ke Poli Rumah
Psikiatri di Sakit sesuai
Pukesmas diagnosis
Kecamatan
pasien
Pemegang program
Dilakukan 1 kali/ Dilakukan min melakukan
minggu 1 bulan sekali pelatihan kepada
kader untuk
melakukan home
care
Kader mengunjungi
pasien untuk melakukaan
home care dengan
melibatkan pendamping
90
7.2 Hasil Evaluasi Data Kuantitatif
Dari hasil skrining lansia di puskesmas Kelurahan Ciganjur dalam beberapa
bulan terakhir adalah sebagai berikut:
Bulan Jumlah
Sebelum E-Screening
Oktober 20
November 22
Setelah E-Screening
Desember (hingga 19 Desember 2019) 144
Total 186
Januari - 273 14 %
September
Oktober 20 20/1949 x 100% = 293 15 %
1%
91
Kelebihan setelah menggunakan E–Screening lansia;
- Skrining yang dilaksanakan menjadi lebih mudah dan cepat
- Tidak lagi menggunakan kertas sehingga dapat menghemat biaya
- Lebih mudah mendeteksi dini gangguan pada lansia serta tindak lanjutnya
- Sistem pelaporan langsung dapat dimonitor oleh pemegang program
92
BAB VIII
REKAPITULASI HASIL
Tabel 33. Rekapitulasi Hasil
93
PROSES
7 Pemantauan data yang Meningkatnya Pelaporan dan Desember Didapatkan data dengan
sudah terinput dari kualitas sistem pencatatan 2019 mudah dan cepat dalam
penggunaan metode E- pelaporan dan pelaporan dan pencacatan
Screening pencacatan yang dalam kegiatan skrining
(Pemantauan) terstruktur dan yang sudah dilakukan oleh
sistematis para kader lansia. Dan data
yang dilaporkan 1 bulan
sekali
94
BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
95
Saran
Bagi Puskesmas
96
LAMPIRAN
1. Rapat koordinasi kelurahan
97
2. Sosialisasi dan Pelatihan Kader
98
3. Diskusi dengan kepala puskesmas dan pemegang program
99
4. Penyuluhan Skrining kesehatan lansia
100
5. Skrining kesehatan lansia
101
6. Tampilan E-Screening
102
7, Tampilan Spreadsheet
103
8. Data Hasil Skrining
Abdul Rohim 3174090610440003 75 Laki - laki 163 68 163/75 25.59 Ketergantungan Ringan Normal Risiko Tinggi
Ade Koswara 3174092101580001 62 Laki - laki 165 70 154/103 25.71 Mandiri Normal Risiko Rendah
Ahmad nurali 3174092011500001 71 Laki - laki 160 42 176/100 16.41 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Gangguan
Perempuan 50 Mandiri Risiko Tinggi
Aisyah 3174094907540003 65 150 134/78 22.22 Sedang
Aliyah 3174095001520004 67 Perempuan 157 54 121/80 21.91 Mandiri Normal Baik
Amak syarief 3174071402540003 65 Laki - laki 169 51 157/95 17.86 Mandiri Normal Risiko Rendah
Gangguan
Perempuan 57 Ketergantungan Ringan Risiko Tinggi
Aminah 3174095101450001 74 143 27.87 Sedang
Amsiah 3174094104581001 61 Perempuan 156 41 170/103 16.85 Mandiri Normal Risiko Rendah
Asenih 3174095604580003 61 Perempuan 55 158 132/87 22,08 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Asmanih Bt Sian 3174095905550004 64 Perempuan 150 50 144/68 22.22 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Asmawih Bin Siman 3174091802570008 72 Laki - laki 163 70 157/87 26.35 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Aspar 3174092102500002 63 Laki - laki 156 45 125/80 18.49 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Budih Mijar 3174091612500003 69 Laki - laki 160 70 153/85 27.34 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Budiati 3174096308510001 68 Perempuan 160 57 128/69 22.27 Ketergantugan Berat Normal Risiko Tinggi
Budijono 3174091907561001 63 Laki - laki 155 47 153/73 19.56 Mandiri Normal Risiko Rendah
Darmo 3174090512540006 65 Laki - laki 160 49 164/92 19.14 Mandiri Normal Risiko Rendah
Darya 3212231505540003 65 Laki - laki 162 70 158/92 26.67 Ketergantungan total Normal Risiko Rendah
Djasimah dja’afar 3174096708440003 73 Perempuan 156 54 22.19 Mandiri Normal Risiko Rendah
Dra Mardini 3174096512560008 63 Perempuan 153 60 140/80 25.63 Mandiri Normal Baik
104
Edy juanedi 3164051705580013 61 Laki - laki 163 48 18.07 Ketergantungan Ringan Normal Risiko Tinggi
Eli suradiah 31741351500023 69 Perempuan 158 64 116/69 25.64 Mandiri Normal Risiko Rendah
Ely Aswita 3174096410590002 60 Perempuan 163 58 150/95 21.83 Mandiri Normal Risiko Rendah
Emy Ruamayati 3174095899580011 63 Perempuan 158 55 113/66 22.03 Mandiri Normal Baik
Endang kuswadi 3174091210580004 61 Laki - laki 160 70 187/108 27.34 Mandiri Normal Risiko Rendah
Endung Moedhianti 3174095308500001 69 Perempuan 148 55 151/102 25.11 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Eni Retnowati 3174095603520005 67 Perempuan 150 60 146/77 26.67 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Gangguan
Perempuan 48 Ketergantungan Ringan Risiko Tinggi
Eti Hiftiah 3174094702450002 73 145 193/122 22.83 Sedang
Freddy 0001458284769 75 Laki - laki 167 70 130/90 25.10 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Hanny Rukini 1802862044 61 Perempuan 165 62 150/80 22.77 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Hartika 3175095212550004 65 Perempuan 149 69 184/92 31.08 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Harub 3174091706440004 75 Laki - laki 155 46 174/94 19.15 Mandiri Normal Risiko Rendah
Haryati 0953084505550700 64 Perempuan 157 68 27.59 Mandiri Normal Risiko Rendah
Hassanudin 3174090405570002 62 Laki - laki 170 56 122/68 19.38 Mandiri Normal Risiko Rendah
Gangguan
Perempuan 60 Mandiri Risiko Tinggi
Hj Khodijah 3174095503380001 81 155 120/100 24.97 Sedang
Hj Rohani 3174096710570001 62 Perempuan 155 53 130/80 22.06 Mandiri Normal Baik
Hj Sanijah 3174095212580002 67 Perempuan 150 60 160/103 26.67 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Hj Umanah 3174055203580000 61 Perempuan 154 60 152/95 25.30 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Hj. Aminah 3174095503450005 70 Perempuan 157 63 138/78 25.56 Ketergantungan Ringan Normal Risiko Tinggi
Gangguan
Perempuan 35 Ketergantungan Ringan Risiko Tinggi
Hj. Sari Saleh 3174094702480002 70 145 168/81 16.65 Sedang
Imam sutopo 3174090609550004 64 Laki - laki 162 60 22.86 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Isa ansori 0000038876557 62 Laki - laki 157 64 122/59 25.96 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Isa ansori 0000038876557 62 Laki - laki 157 64 122/59 25.96 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Gangguan
Perempuan 46 Mandiri Risiko Tinggi
KADEMI 3174093101580003 77 144 114/77 22.18 Sedang
105
Kasiman 3174093101580003 61 Laki - laki 165 74 167/89 27.18 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Lasarus Aplunggi 3174091210540005 65 Laki - laki 165 70 108/50 25.71 Ketergantungan Ringan Normal Risiko Tinggi
Latifah 317409610554004 65 Perempuan 158 77 111/84 30.84 Ketergantungan Ringan Normal Risiko Tinggi
Lestari Aningsihwati 3174097003530003 66 Perempuan 150 43 134/92 19.11 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Lieke pangemanan 3174095004540003 65 Perempuan 160 43 136/79 16.80 Ketergantungan Ringan Normal Risiko Tinggi
M. Yunus 3174090405560005 63 Laki - laki 155 60 133/73 24.97 Ketergantungan Ringan Normal Risiko Tinggi
Gangguan
Perempuan 62 Mandiri Risiko Rendah
Maimunah 3172094709570007 62 155 25.81 Sedang
Mamay 3174095504560001 63 Perempuan 152 47 104/60 20.34 Mandiri Normal Risiko Rendah
Mardiyah 316409500470005 62 Perempuan 158 60 24.03 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Margaretha ingrid 3201264710500004 69 Perempuan 167 65 140/77 23.31 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Gangguan
Perempuan 57 Ketergantungan Ringan Risiko Tinggi
Mariyan 3174095502550010 64 158 159/82 22.83 Sedang
Marsilah 3174096412560005 70 Perempuan 140 65 144/78 33.16 Ketergantungan Ringan Normal Risiko Tinggi
Marwadi 3174092801600001 61 Laki - laki 161 55 178/93 21.22 Mandiri Normal Risiko Rendah
Masjudi Al yudi 3174090501370001 81 Laki - laki 180 55 100/80 16.98 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Maswanih 3174094903560001 63 Perempuan 158 64 130/72 25.64 Mandiri Normal Risiko Rendah
Mieke Sumiati 317409680650002 69 Perempuan 162 73 198/88 27.82 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Minin 3174090504560009 65 Laki - laki 168 57 132/66 20.20 Mandiri Normal Risiko Rendah
Moh Sutrisno 0001337566509 61 Laki - laki 158 60 178/90 24.03 Mandiri Normal Risiko Tinggi
Mugeni 31740905020003 67 Laki - laki 157 52 21.10 Mandiri Normal Risiko Rendah
Muhardi 3174091707550006 64 Laki - laki 158 68 164/87 27.24 Mandiri Normal Risiko Rendah
Gangguan
Perempuan 62 Mandiri Risiko Tinggi
Muinah 3174094811560003 63 155 170/149 25.81 Sedang
Mumun 3174096106490001 68 Perempuan 150 55 178/93 24.44 Ketergantungan Ringan Normal Risiko Tinggi
Murtaba 0000036792854 60 Laki - laki 160 68 68 26.56 Mandiri Normal Risiko Rendah
Murtamah 3174095001420002 80 Perempuan 158 48 112/72 19.23 Mandiri Normal Risiko Tinggi
106
Gangguan
Perempuan 53 Mandiri Risiko Rendah
Musharofah 3174095211600003 60 105 118/71 48.07 Sedang
Mutimah 3174996310580002 61 Perempuan 154 62 128/64 26.14 Mandiri normal Risiko Tinggi
Nacih 317409500350001 60 Perempuan 153 62 182/154 26.49 Mandiri normal Risiko Tinggi
Nanih Binti Naih 3174095602590003 60 Perempuan 152 64 187/106 27.70 Ketergantungan Ringan normal Risiko Tinggi
Nawi 3174092909560007 63 Laki - laki 170 60 145/90 20.76 Mandiri normal Risiko Rendah
Gangguan
Laki - laki 45 Ketergantungan Ringan Risiko Tinggi
Neman Bin Slamet 3174090611420002 77 158 220/110 18.03 Sedang
Ngatmi 3174094412500001 72 Perempuan 156 70 126/53 28.76 Ketergantungan Ringan normal Risiko Tinggi
Nidta safrudin 3174031610580003 61 Laki - laki 167 69 145/90 24.74 Ketergantungan Ringan normal Risiko Tinggi
NILA HASIBUAN 3174094610550002 65 Perempuan 162 75 159/91 28.58 Mandiri normal Risiko Rendah
Gangguan
Laki - laki 50 Ketergantungan Ringan Risiko Tinggi
Nimin 3174094505580004 64 156 150/80 20.55 Sedang
Gangguan
Perempuan 54 Mandiri Risiko Rendah
Nipat 3174095104580007 61 160 140/84 21.09 Sedang
Nunung 3174094805580004 61 Perempuan 159 65 25.71 Mandiri normal Baik
Ny. Nyai 367134816 62 Perempuan 155 53 210/124 22.06 Ketergantungan Ringan normal Risiko Tinggi
Ny. Siti Daryati 3174094403520004 67 Perempuan 165 52 138/92 19.10 Mandiri normal Risiko Rendah
Patimah 3174094109580005 61 Perempuan 150 75 159/109 33.33 Mandiri normal Risiko Tinggi
Pitono 3174091805540003 65 Laki - laki 167 55 134/73 19.72 Mandiri normal Risiko Rendah
Poniyem 3402177112490026 76 Perempuan 155 62 146/72 25.81 Ketergantungan Ringan Gangguan berat Risiko Tinggi
Ramenah 3174094505580004 61 Perempuan 165 66 148/ 85 24.24 Mandiri normal Risiko Rendah
Ravina 3174094407570003 62 Perempuan 155 65 140/70 27.06 Mandiri normal Risiko Tinggi
Risda 1371037005540002 64 Perempuan 160 65 113/71 25.39 Ketergantugan Berat normal Risiko Tinggi
Rohaya TITALOUW 3174096811510002 68 Perempuan 155 48 169/96 19.98 Ketergantungan Ringan Gangguan berat Risiko Tinggi
Rohim 3174092310530002 66 Laki - laki 150 65 151/92 28.89 Mandiri normal Risiko Tinggi
Rohimah 317409450558000 60 Perempuan 155 55 120/70 22.89 Ketergantungan Ringan normal Risiko Tinggi
Rohma 317406812550004 71 Perempuan 142 57 149/83 28.27 Ketergantungan Ringan Gangguan Risiko Tinggi
107
Sedang
Gangguan
Laki - laki 50 Mandiri Risiko Tinggi
Rohman Napi 3174091002540001 76 156 149/79 20.55 Sedang
Rosadi 3205122404540002 65 Perempuan 160 52 171/85 20.31 Mandiri normal Risiko Rendah
Rumsiti 3174095006590006 66 Perempuan 149 83 154/81 37.39 Ketergantungan Ringan normal Risiko Tinggi
S Sunarti 3174096005560002 63 Perempuan 145 52 150/80 24.73 Ketergantungan Ringan normal Risiko Tinggi
Saadah 3174094704570001 62 Perempuan 168 61 148/81 21.61 Ketergantungan Ringan normal Risiko Tinggi
Sadjiyah 317409670450001 61 Perempuan 156 68 180/104 27.94 Mandiri normal Risiko Tinggi
Sagiman 3174091711580007 61 Laki - laki 145 48 22.83 Mandiri normal Risiko Rendah
Saimah 3174095601580009 61 Perempuan 160 85 153/90 33.20 Ketergantungan Ringan normal Risiko Tinggi
Sainah 3174096408430002 76 Perempuan 150 60 160/101 26.67 Mandiri Gangguan berat Risiko Tinggi
Sakir 3174092402500001 69 Laki - laki 105 75 110/60 68.03 Ketergantungan Ringan normal Risiko Tinggi
Salawati 3174095008540006 65 Perempuan 162 54 132/85 20.58 Mandiri normal Risiko Tinggi
Salimin 3174090603510002 68 Laki - laki 162 64 140/72 24.39 Mandiri normal Risiko Tinggi
Gangguan
Perempuan 35 Ketergantungan Ringan Risiko Tinggi
Salma 3174095211490001 72 155 151/81 14.57 Sedang
Sami 3174095701490001 71 Perempuan 170 55 133/60 19.03 Mandiri normal Risiko Rendah
Gangguan
Perempuan 48 Ketergantungan Ringan Risiko Tinggi
Samin Bin Raisan 3174091501520001 67 150 173/93 21.33 Sedang
Sanih 3174096502580001 72 Perempuan 156 58 147/80 23.83 Ketergantungan Ringan Gangguan berat Risiko Tinggi
Sanimah 3174094106561002 63 Perempuan 148 50 153/66 22.83 Mandiri normal Risiko Tinggi
Sarmidjah 3276064809490005 70 Perempuan 154 51 141/90 21.50 Mandiri normal Risiko Tinggi
Sartikah 3174095005550003 64 Perempuan 158 55 168/126 22.03 Mandiri normal Risiko Tinggi
Sartilah 3274095902580002 61 Perempuan 158 65 169/77 26.04 Ketergantungan Ringan normal Risiko Tinggi
Gangguan
Laki - laki 35 Mandiri Risiko Tinggi
Sipot bin gendul 3174091505400007 79 158 115/69 14.02 Sedang
Siti Aisah 3174095208470005 72 Perempuan 145 60 164/76 28.54 Ketergantungan Ringan normal Risiko Tinggi
Siti choriyah 3327076651259000 61 Perempuan 144 70 159/94 33.76 Mandiri Gangguan Risiko Tinggi
108
1 Sedang
Siti hawa 3174095006440004 75 Perempuan 156 53 157/86 21.78 Ketergantungan Ringan Gangguan berat Risiko Tinggi
Siti nurianah 3174085260004 63 Perempuan 159 50 131/74 19.78 Ketergantungan total Gangguan berat Baik
Siti Surtiate 3174096701490002 72 Perempuan 158 49 122/54 19.63 Mandiri normal Risiko Tinggi
Siti taslimah 3174016903590002 60 Perempuan 158 69 144/78 27.64 Mandiri normal Risiko Rendah
317409 111053
Laki - laki 57 Mandiri normal Risiko Tinggi
Sjahfiri gaffar 0002 66 172 140/80 19.27
Soeharsoni 3174091309490002 70 Laki - laki 170 68 128/75 23.53 Mandiri normal Risiko Rendah
Sri sejati 3276016509600004 64 Perempuan 157 59 145/82 23.94 Ketergantungan Ringan normal Risiko Tinggi
Suhaimi emu 3174090312400002 80 Laki - laki 164 68 111/48 25.28 Mandiri normal Risiko Rendah
Gangguan
Perempuan 69 Ketergantungan Ringan Baik
Sukamila 3174095605590001 62 160 182/92 26.95 Sedang
Gangguan
Perempuan 67 Mandiri Risiko Tinggi
Sukamila 3174095605590001 61 158 180/90 26.84 Sedang
Sukarno 3174091003580005 61 Laki - laki 178 95 155/100 29.98 Mandiri normal Risiko Rendah
Sulastri 3174095607580003 62 Perempuan 147 40 101/60 18.51 Mandiri normal Risiko Tinggi
Sunarti 3174095212610012 62 Perempuan 162 61 147/82 23.24 Mandiri normal Risiko Rendah
Supandi 3174091209570003 62 Laki - laki 175 92 157/82 30.04 Mandiri normal Risiko Rendah
Sutinah 3174095108580004 61 Perempuan 155 56 160/90 23.31 Mandiri normal Risiko Tinggi
sutini 3174094108570001 62 Perempuan 149 70 122/75 31.53 Mandiri normal Risiko Rendah
Suwarti 317409450860003 60 Perempuan 142 80 136/89 39.67 Mandiri normal Baik
Gangguan
Laki - laki 66 Mandiri Risiko Tinggi
Tabroni 3174092003500002 69 164 143/90 24.54 Sedang
Tan it 3171075605570002 62 Perempuan 148 61 144/83 27.85 Ketergantungan Ringan normal Risiko Tinggi
Taslimah 3174094909450005 74 Perempuan 150 45 151/78 20.00 Ketergantungan Ringan normal Risiko Tinggi
Titi Hidarti 3174096004510001 72 Perempuan 154 46 120/100 19.40 Mandiri normal Risiko Tinggi
Toewarsiti 3174095208450003 74 Perempuan 150 55 137/79 24.44 Ketergantungan Ringan normal Risiko Tinggi
Tuti andarsih 3174094910450003 74 Perempuan 158 48 106/74 19.23 Ketergantungan Ringan normal Risiko Tinggi
109
Tuti sriyani 3174097107550001 64 Perempuan 160 68 132/87 26.56 Ketergantungan Ringan normal Risiko Rendah
Gangguan
Perempuan 58 Ketergantungan Ringan Risiko Tinggi
Umijani B.H Dahlan 3174097112520027 70 155 158/62 24.14 Sedang
Utami Budi Patmini 331208600559001 60 Perempuan 155 65 136/81 27.06 Ketergantungan Ringan normal Risiko Tinggi
Waluyo Hudiati 3174096906540004 65 Perempuan 151 60 144/75 26.31 Mandiri normal Risiko Rendah
Gangguan
Perempuan 49 Mandiri Risiko Tinggi
Yati 3174095502540001 65 157 116/66 19.88 Sedang
Zaenal abidin 3174090204500005 69 Perempuan 158 55 148/78 22.03 Mandiri normal Risiko Tinggi
110
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization about Aging and Health Diakses 9 September
2019 https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/ageing-and-health
2. Kementerian Kesehatan Indonesia 2016. Analisis Lansia Di Indonesia.
Diakses 10 September 2019
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/lain-
lain/Analisis%20Lansia%20Indonesia%202017.pdf
3. Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2014. Diakses 9 September
2019 https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/dasar/pdf?kd=1558&th=2014
4. Laporan Tahunan Kelurahan Ciganjur 2018
5. Badan Pusat Statistik. Statistik penduduk lanjut usia tahun 2017. Diakses 12
September 2019
https://www.bps.go.id/publication/2018/04/13/7a130a22aa29cc8219c5d153/s
tatistik-penduduk-lanjut-usia-2017.html
6. Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Infodatin Situasi
Lanjut Usia.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin%2
0lansia%202016.pdf
7. Peraturan Pemerintahan Kesehatan No 25 Tahun 2016
8. Peraturan Pemerintahan Kesehatan No 67 Tahun 2015
9. Peraturan Pemerintahan Kesehatan No 4 Tahun 2019
10. WHO. Transforming our World, the 2030 Agenda for Sustainable
Developmental Goals. 2015.
111