0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
192 tayangan7 halaman

Kemampukerasan Material

Bab V membahas pengujian kemampukerasan baja. Terdapat tiga metode pengujian yaitu Jominy test, Grossman method, dan Chemical Element test. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampukerasan antara lain kandungan karbon, ukuran butir austenit, homogenitas butir, konduktivitas termal, dan media quenching. Hasil pengujian memberikan kurva kemampukerasan yang menunjukkan tingkat pengerasan sepanjang gradient laju pendinginan.
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
192 tayangan7 halaman

Kemampukerasan Material

Bab V membahas pengujian kemampukerasan baja. Terdapat tiga metode pengujian yaitu Jominy test, Grossman method, dan Chemical Element test. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampukerasan antara lain kandungan karbon, ukuran butir austenit, homogenitas butir, konduktivitas termal, dan media quenching. Hasil pengujian memberikan kurva kemampukerasan yang menunjukkan tingkat pengerasan sepanjang gradient laju pendinginan.
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 7

Kelompok 12 Pengujian Kemampukerasan

BAB V
PENGUJIAN KEMAMPUKERASAN

5.1 Sifat Kemampukerasan (Hardenability) Baja


Sifat kemampukerasan adalah kemampuan baja untuk mengeras karena
terbentuknya martensite pada saat proses quenching. Kemampukerasan menetukan
kedalaman pengerasan yang didapat pada proses quenching, yang biasanya ditentukan
sebagai jarak dibawah permukaan dengan jumlah jumlah martensite yang telah
berkurang menjadi 50%, atau lebih tepat hingga 50% martensite dan bainite (Karl-Erik
Thelning, 1984, p.145).
Martensit adalah salah satu fasa yang daat terbentuk pada struktur logam. Martensit
terbentuk ketika baja karbon dalam kondisi austenit didinginkan dengan cepat
(quenching) ke suhu yang relatif rendah.Martensit adalah fasa tunggal non-equilibrium
struktur yang dihasilkan dari transformasi austenit tanpa difusi. Taransformasi
martensitik terjadi ketika tingkat pendinginan cukup cepat untuk mencegah difusi karbon
(William D. Callister,Jr., 2007,p.376).

5.2 Macam-Macam Metode Pengujian Kemampukerasan


1. Jominy Test

Gambar 5.1 Jominy Apparatus


Sumber: Callister (2014, p.442)

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Material Testing Book Semester Ganjil 2019/2020 57
Kelompok 12 Pengujian Kemampukerasan

Pada uji Jominy ini, material dipanaskan dalam tungku yang dipanaskan sampai
suhu transformasi (austenite) dengan waktu dan suhu yang telah ditetapkan. Setelah
pemindahan dari tungku, spesimen harus cepat dipasang pada mounting fixture
seperti pada gambar 5.1. Ujung bawah didinginkan dengan semburan air yang sudah
ditentukan laju aliran dan suhunya. Pada bagian yang terkena air mengalami
pendinginan yang lebih cepat dan semakin menurun kebagian yang tidak terkena air.
Hasil pengukuran kekerasan tiap-tiap bagiada dari specimen akan didapatkan kurva
Hardenability quench yang ditunjukan pada Gambar 5.2 (Willian D. Callister, Jr
2007, p.442).

Gambar 5.2 Kurva Hardenability


Sumber : William D. Callister, Jr(2007, p.444)

Nilai kekerasan sepanjang gradient laju pendinginan diukur dengan pengukur


kekerasan Rokwell dan hasilnya digambarkan sebagai kurva kemampukerasan
(Laurence H. Van Vlack, 1984, p.464).

2. Metode Grossman
Untuk menentukan kemampukerasan menurut metode Grossman, yaitu
sejumlah batang baja silindris dengan diameter yang berbeda dikeraskan dalam
media pendingin tertentu. Melalui pemeriksaan metalografi, baja yang memiliki

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Material Testing Book Semester Ganjil 2019/2020 58
Kelompok 12 Pengujian Kemampukerasan

martensite 50% ditengahnya akan dipilih dan diameter baja tersebut akan ditetapkan
sebagai diameter kritis (D0) (Karl-Erik Thelning, 1984,p.147).
Permukaan yang mengalami kontak langsung dengan medium quenching akan
mengalami pendinginan yang lebih cepat pada saat diquenching. Oleh karena itu,
laju pendinginan dibagian dalam spesimen akan lebih lambat dibandingkan dengan
di permukaan spesimen. Jika ada perbedaan dalam tingkat pendinginan di radius
batang selama pendinginan maka harus diantisipasi, perbedaan dalam kekerasan
akan menjadi jelas ketika batang dipotong dan uji kekerasan dilakukan pada
penampang melintang (Prof. Sidney H. Avner, 1974, p.292). Hasil uji akan
diperlihatkan dalam Gambar 5.3. Ini bisa disebut diagram kekerasan-penetrasi atau
diagram diagram garis kekerasan, karena menunjukkan sejauh mana batang dapat
mengeras selama proses pendinginan secara cepat (Prof. Sidney H. Avner, p.293).

Gambar 5.3 Nilai kekerasan di setiap bagian


Sumber: Prof. Sidney H. Avner (1974, p.294)

3. Metode Chemical Element Test (Diameter Kritis)


Merupakan cara untuk menentukan kemampukerasan suatu baja yang ditentukan
dari persentase paduan, kadar karbon, dan ukuran butir.Untuk menghitung diameter
ideal ini kita melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Material Testing Book Semester Ganjil 2019/2020 59
Kelompok 12 Pengujian Kemampukerasan

1. Menentukan multiplaying factor unsur paduan dari presentase kandungan unsur-


unsur paduan pada spesimen, seperti mangan (Mn), kromium (cr), dan sebagainya
yang dapat dilihat pada Gambar 5.4.

Gambar 5.4 Grafik paduan dan Multiplying factor


Sumber : Karl-Erik Thelning (1984, p.150)

2. Menentukan Dic dari Presentase kandungan karbon pada spesimen dan ukuran butir
(gain size) yang dapat dilihat pada Gambar 5.5. semakin banyak kandungan
karbon,maka semakin besar ukuran Dic. Semakin besar ukuran butir (nomor butiran
ASTM semakin kecil), maka semakin besar Dic.

Gambar 5.5 Grafik Grain Size dan Diameter Kritis


Sumber : Karl-Erik Thelning (1984, p.149)

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Material Testing Book Semester Ganjil 2019/2020 60
Kelompok 12 Pengujian Kemampukerasan

3. Menghitung diameter ideal (Di). Diameter ideal adalahdiameter dimana masih


terdapat 50% martensite pada bagian tengah spesimen. Semakin besar Di maka
semakin baik kemampukerasannya. Diameter ideal dapat dihitung dengan persaman
dibawah ini :

Di = Dic × Mf Mn ×Mf Si ×Mf Cr ×.... etc ...............................................(5-1)

Dengan:
Dic = Diameter kritis
Di = Diameter
Mf(n) = Multiplying Factor unsur

Dari ketiga Metode dapat diperoleh perbedaannya seperti ditunjukan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1
Perbedaan Metode Pengujian Hardenability
Metode Jominy Metode Grossman Chemical Element
Menggunakan satu Menggunakan beberapa Menggunakan
spesimen yang spesimen yang spesimen pengujian
dipanaskan dipansakan jominy maupun
grossman
Variasi kekerasan dan Variasi kekerasan dan Perhitungan
pengamatannya pengamatan bedasarkan
berdasarkan pada jarak berdasarkan titik presentase paduan,
ujung pendingin tanpa diameter terluar hingga kadar karbon, dan
kedalam spesimen ukuran butir
pemotongan spesimen Ada pemotongan Relatif apakah
spesimen mengikuti jominy
atau grossman
Butuh alat uji kekerasan Butuh alat uji kekerasan Tidak butuh alat uji
kekerasan
Tanpa menggunakan Menggunakan Tanpa menggunakan
mikroskop mikroskop mikroskop

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Material Testing Book Semester Ganjil 2019/2020 61
Kelompok 12 Pengujian Kemampukerasan

5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampukerasan Baja


Setiap faktor yang menggerakan hidung kurva TTT ke waktu yang lebih lama akan
meningkatkan kemampukerasan baja Faktor pentingnya adalah
1. Kandungan karbon
Kemampukerasan meningkat dengan meningkatnya kandungan karbon
dan umumnya peningkatan kemampukerasan untuk elemen Mn, Mo, Cr, Si, dan
Ni (R.E. Smallman A. H. W. Ngan, 2013,p.494).
2. Ukuran butir austenite
Baja berbutir halus memiliki lebih banyak bidang batas butir daripada
baja berbutir kasar dan akibatnya memiliki kekerasan yang lebih rendah (R.E.
Smallman A. H. W. Ngan, 2013,p.494).
3. Homogenitas butir
Kemampukerasan juga dapat ditingkatkan dengan peningkatan ukuran
butir dan homogenitas butir austenite (Digges, 1960, p.17). Pada saat spesimen
diholding dengan waktu tertentu pada suhu austenite maka akan terjadi
penyeragaman butir akan merata pada fasa austenite.
4. Konduktivitas termal
Kemampukerasan bergantung langsung pada konduktivitas termal baja
dan komposisinya (George E. Totten, 2006, p.754).
5. Media quenching
Berbagai media telah dilakukan untuk quenching seperti air, larutan air
garam, oli, dan larutan polimer sintetis. Quenchant idealnya memiliki efek
quenching awal yang tinggi selama fasa uap dan periode rentang didih, tetai
akan mendingin perlahan menuju rentang konveksi akhir (fasa pendinginan cair).
Air dingin dan terutama larutan air garam, memiliki kecepatan pendinginan
awal tertinggi,tetapi juga mendinginkan sangat cepat pada akhir proses
quenching, yaitu selama fasa konveksi.Dengan demikian, media tersebut
dibatasi untuk mendinginkan baja sederhana dengan kemampukerasan yang
relative rendah(Neil A. Campbell, 2008, p.185).
6. Holding Time
Ketika suhu quenching dan waktu penahanan meningkat, pembesaran
butir-butir austenit memiliki efek pada proses transformasi. Karena transformasi
perlit dimulai pada batas butir, dan peningkatan ukuran butir austenit

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Material Testing Book Semester Ganjil 2019/2020 62
Kelompok 12 Pengujian Kemampukerasan

menyebabkan penurunan tingkat kritis pendinginan dan hardenability


meningkat (George E. A. Totten, 2006, p.195)

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


Material Testing Book Semester Ganjil 2019/2020 63

Anda mungkin juga menyukai