Tugas Bu Ayu PDF
Tugas Bu Ayu PDF
Tugas Bu Ayu PDF
LAYANAN FARMASI
PASIEN UNIT RAWAT JALAN
TERHADAP MINAT BELI OBAT ULANG
DI INSTALASI FARMASI RSI. IBNU SINA – YARSI
PADANG TAHUN 2006
Tesis
Untuk Memenuhi Persyaratan Penelitian
Oleh
IFMAILY
NIM. E4A003012
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Tesis yang berjudul:
ANALISIS PENGARUH PERSEPSI LAYANAN
FARMASI PASIEN UNIT RAWAT JALAN
TERHADAP MINAT BELI ULANG OBAT DI
INSTALASI FARMASI IBNU SINA - YARSI
PADANG TAHUN 2006
Pembimbing Utama
Penguji II Penguji I
v
9. Putra-putriku tercinta, M.Harits Al Hakim, Putri Rizki Fitriyani dan Nabila
Asysyifa Qalbi yang tiada henti-hentinya memberikan semangat dan
doanya , serta rela untuk berpisah jauh selama penulisan tesis ini.
10. Bang Zainal dan keluarga di Purwakarta yang telah banyak membantu
penulis selama penelitian ini baik moril maupun materil
11. Adikku Iqbal dan keluarga di Padang yang telah banyak membantu
penulis selama penelitian ini baik moril maupun materil.
12. Semua pihak yang telah membantu hingga terwujudnya penulisan tesis
ini.
Penulis menyadari bahwa karena kemampuan penulis yang sangat
terbatas, tesis ini masih banyak kekurangan dan kelemahan sehingga masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
Ifmaily
vi
DAFTAR ISI
vii
I. Kerangka Teori ................................................................................... 49
viii
B. Kemudahan Pelayanan........................................................... 97
C. Ketersediaan Obat .................................................................. 99
D. Kecepatan Layanan Obat ....................................................... 100
E. Kompetensi Petugas............................................................... 102
F. Pemberian Informasi Obat ...................................................... 104
G. Keramahan Petugas ............................................................... 106
F. Analisis Multivariat .............................................................................. 109
G. Tabulasi Silang Untuk Pengendalian Variabel Kontrol .................... 114
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.4. Jenis Pekerjaan Pasien Rawat Jalan RSI Ibnu Sina
PadangTahun2002-2005 ................................................ 9
xi
Tabel 3.4. Nilai Uji Reliabilitas Kuesioner Persepsi Pasien
Terhadap Kualitas Pelayanan Farmasi di IFRS RSI
Ibnu Sina Padang ………………………………….. 71
xii
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Persepsi Pasien terhadap Kecepatan
Layanan Petugas IFRS RSI Ibnu Sina Yarsi Padang .....
89
Tabel 4.20. Tabel Silang antara Penampilan IFRS Ibnu Sina Padang
dengan Minat Beli Obat Ulang di Unit Rawat Jalan
RSI Ibnu Sina Padang Tahun 2006 ................................
95
xiii
Tabel 4.23. Tabel Silang antara Kecepatan Layanan Petugas IFRS
Ibnu Sina Padang dengan Minat Beli Obat Ulang di
Unit Rawat Jalan RSI Ibnu Sina Padang Tahun 2006 ....
100
xiv
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR SINGKATAN
RS : Rumah Sakit
R/ : Resep Obat
AA : Asisten Apoteker
SD : Standars Deviasi
xvi
Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Konsentrasi Admnistrasi Rumah Sakit
Pascasarjana Universitas Diponegoro
2006
Ifmaily ( E4A003012)
140 halaman + 40 tabel
ABSTRAK
Analisis Pengaruh Persepsi Layanan Pasien Unit Rawat Jalan Terhadap
Minat Beli Obat Ulang di Instalasi Farmasi RSI Ibnu Sina Padang Tahun
2006
xvii
MAGISTER DEGREE OF PUBLIC HEALTH
MAJOR OF ADMNISTRASI HOSPITAL
DIPONEGORO UNIVERSITY
2006
ABSTRACT
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
kualitas suatu produk dan jasa yang dihasilkan oleh suatu organisasi
1
2
menjadi salah satu strategi penting yang tidak bisa diabaikan oleh para
only necessary but it is also the heart of the system. Meskipun instalasi
pelayanan di IFRS.
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang adalah salah satu rumah
sakit swasta di Padang yang setara dengan rumah sakit umum kelas C
yang mempunyai 100 tempat tidur. RSI Ibnu Sina Padang merupakan
salah satu dari 6 rumah sakit di bawah naungan Yayasan Rumah Sakit
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang pada mulanya berupa Balai
yang Islami pertama kali tahun 1972 meliputi Poliklinik Umum, BKIA, dan
mempunyai :
perencanaan :
Panitia Pengadaan Obat RSI Ibnu Sina yang terdiri dari Wakil Panitia
5
berupa bahan habis pakai dan alkes dilaksanakan oleh bagian Instalasi
diinginkan.
ke apotek IFRS untuk pasien rawat jalan dan gawat darurat, ke satelit
pemasukan resep pasien rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Lokasi IFRS cukup strategis berada diantara unit rawat jalan dan
tenaga administrasi, dimana jam kerja terdiri dari 3 shift yaitu pagi, sore,
dan malam.
pendukung tentang perkembangan pasien unit rawat jalan dan unit IFRS
Ibnu Sina –Yarsi Padang. Dari evaluasi data laporan unit rekam medik
jangka waktu lima tahun terakhir, terdiri dari pasien poliklinik umum,
7
Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan RSI Ibnu Sina
Padang Tahun 2000 – 2005
Jenis Pasien Rawat Jalan yang baru dan berobat dengan dana
Tabel 1.2 Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan RSI Ibnu Sina
Padang Berdasarkan Jenis Pasien Baru /Lama Dengan Dana Pribadi
Tahun 2000 – 2005
Sumber Data : Unit Rekam Medik RSI Ibnu Sina – Yarsi Padang
Sumber Data : Unit Pemasaran dan Rekam Medik RSI Ibnu Sina – Yarsi
Padang
Dari data jenis pekerjaan pasien rawat jalan diketahui bahwa bagian
Direktur RSI Ibnu Sina Padang dan Ka. Instalasi Farmasinya, diketahui
instalasi farmasi apotek sentral ( data khusus IRJ ) tahun 2002 – 2004
ternyata jumlah lembar resep dari unit rawat jalan yang masuk ke IFRS
total pasien dokter umum pada unit rawat jalan mengambil obat di IFRS,
dan hanya 30,7 % dari total pasien dokter spesialis mitra yang
Status Pasien Umum Spesialis Umum Spesialis Umum Spesialis Umum Spesialis
Jml lembar R/ Keluar 1822 2342 1630 3010 1767 2763 1815 2856
Jml lembar R/ Masuk 7263 1306 8112 581 8324 1852 8237 1777
diminta. Apabila menerima resep dan obat yang diminta belum tersedia
dilihat pada progress report IFRS Ibnu Sina Padang tahun 2002 bahwa
TAHUN
Data-data 2002 2003 2004 2005
Item R/ 104837 118924 124553 122610
Sumber Data : Unit Instalasi Farmasi dan Unit Rekam Medik RSI Ibnu
Sina–Yarsi Padang
pemasukan resep dari pasien rawat jalan ke IFRS yang masih dibawah
terlihat dan mudah dijangkau oleh pasien, apotek sentral dibuka 24 jam
termasuk hari minggu dan hari libur nasional, dilengkapi ruang tunggu
dengan cepat dan ramah, tersedia obat lengkap dengan kualitas baik
sekitar dan pasien sudah dianjurkan untuk membeli obat di IFRS, tetapi
jumlah pasien yang membeli obat di IFRS masih jauh dibawah target
yang diharapkan.
yang dipilih secara acak guna mengetahui alasan mereka membeli atau
pelayanan obat selama 24 jam termasuk hari minggu dan libur nasional,
tetap memilih IFRS Ibnu Sina Padang sebagai tempat untuk membeli
B. PERUMUSAN MASALAH
seperti TV, Koran, Kipas angin, telepon umum, toilet/WC , dan bank,
lengkap dengan jaminan kualitas yang baik dan jauh dari kadaluarsa,
masih ada yang tidak mau membeli obat di IFRS. Kesimpulan hasil
survei bahwa resep yang masuk ke IFRS selama tahun 2002 –2004
ternyata :
14
obat di IFRS.
unit rawat jalan pada IFRS Ibnu Sina – Yarsi Padang yaitu 80 %
adalah pasien baru dengan daya beli obat ulang yang masih rendah.
3. Pasien yang tidak membeli obat di IFRS Ibnu Sina – Yarsi memberi
C. PERTANYAAN PENELITIAN
D. TUJUAN PENELITIAN
rawat jalan pengguna IFRS terhadap minat beli obat ulang di Instalasi
petugas.
E. MANFAAT PENELITIAN
Padang.
unit rawat jalan pengguna IFRS terhadap minat beli obat ulang di
3. Bagi Peneliti.
F. KEASLIAN PENELITIAN
dari pasien yang tidak membeli obat di apotek rumah sakit, dengan
apotek rumah sakit adalah harga obat mahal, letak apotek tidak
penelitian. 9
unit rawat jalan terhadap minat beli obat ulang di Instalasi Farmasi
mencapai 67 % jangka waktu tiga tahun terakhir ini dan itupun juga
19
berminat atau tidak berminat untuk beli obat ulang. Unit analisis
minat beli obat ulang di IFRS Ibnu Sina – Yarsi Padang. Penelitian
1. Lingkup Keilmuan
2. Lingkup Materi
minat beli obat ulang di Instalasi Farmasi RSI Ibnu Sina –Yarsi
Padang.
Padang.
4. Lingkup Metode
5. Lingkup Lokasi
Sina–Yarsi Padang.
6. Lingkup Waktu
H. KETERBATASAN PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persepsi
juga apa yang dipersepsikan orang dapat berbeda dari kenyataan yang
1. Pelaku Persepsi
2. Target Persepsi
kedekatan.
3. Situasi
22
23
keadaan sosial.
Meskipun dihadapkan pada suatu situasi dan kondisi yang sama. Hal ini
dipandang dari suatu gagasan bahwa kita semua menerima suatu obyek
dan perasaan. 11
Faktor Situasi :
- Waktu
- Keadaan tempat kerja
- Keadaan sosial
lingkungan sekitarnya. 13
keputusan artinya membuat pilihan dari dua atau lebih alternatif yang
gambar berikut ;
Persepsi Konsumen
Proses Pengambilan
keputusan
Adanya kebutuhan
Identifikasi Alternatif
Evaluasi Alternatif
Keputusan Membeli
pasien. 13
26
Dimensi Kualitas
Pelayanan :
- Tangibles
- Reliability
- Responsiveness Pelayanan
Pelayanan yang
- Competence yang
diterima
- Courtesy diharapkan
( Proses persepsi
- Credibility kualitas
- Security pelayanan terjadi )
- Access
- Communication
- Understanding the Pelayanan
costumer yang diterima
B. Pelayanan Farmasi
lapisan masyarakat. 3
metode.
kesehatan lainnya.
farmasi lain bagi pasien dari poliklinik umum, poliklinik spesialis, dan
penyuluhannya.
Pasien. 5
29
b. Harga kompetitif
dan perawat.
keragaman.4
1. Penampilan IFRS
dikunjungi.
pasien dalam membeli obat di apotek rumah sakit, dan hal yang
dan khas merupakan hal yang perlu diperhatikan juga, tentu akan
2. Kemudahan pelayanan
tunggu yang tidak lama. Baik itu dalam bentuk pelayanan teknis
31
atau dengan domisili yang jauh dari rumah sakit tidak perlu
Pasien
bawa resep
Apoteker / AA Kasir
- resep dikontrol - menerima uang
- resep diberi harga - resep diberi nomor
- pasien diberi karcis ( nomor resep )
Pasien Apoteker / AA
- ambil obat dengan - obatnya dilayani
mengembalikan karcis ( nomor - diberi etiket
resep ) - resep dikontrol lagi
- obat siap diserahkan kepada pasien
sekalian informasi obatnya.
3. Ketersediaan Obat
32
Obat yang tersedia di apotek sentral RSI Ibnu Sina terdiri dari
1783 item obat paten dan 235 item obat generik ( Desember
kembali.
menunggu.
66,25 menit.
meningkatkan cakupan. 3
5. Kompetensi petugas
dengan makanannya. 6
7. Keramahan petugas
tempat tersebut. 3
saja, atau kualitas kesehatan dari sudut pandang sosial dan sistem
lainnya. 3
1. Unsur masukan.
2. Unsur lingkungan.
3. Unsur proses.
menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien yang sesuai dengan
pasien lain.
lingkungan.
pelayanan kesehatan.
yang nampak.16
1. Compliance ( Kepatuhan )
2. Identification ( Identifikasi )
pihak lain.
39
3. Internalization ( Internalisasi )
Sikap
Terhadap
Perilaku
Norma-
norma
Subjektif
40
Unit rawat jalan adalah unit pelayanan medik yang meliputi upaya
ruang rawat inap. Bagian ini diperuntukkan bagi pasien yang mengalami
inap. 3
satu alasan untuk tetap tertarik pada pemberi pelayanan, dan mengarah
jasa pelayanan yang telah diberikan oleh petugas rumah sakit. Kalau
mereka puas, suatu saat mereka akan berminat dan berprilaku untuk
tidak puas mereka tidak akan datang lagi dan justru akan
memuaskan tersebut. 16
sakit, falsafah, visi, misi, sampai tujuan pelayanan farmasi rumah sakit
b. Visi IFRS
c. Tujuan IFRS
a. Manajemen
b. K3LH
dan lingkungan
nosokomial
Tugas :
Fungsi :
44
H. LANDASAN TEORI
yaitu kemauan untuk membeli kembali atau tidak membeli kembali, yang
identification,and internalization 20
sebaliknya kalau mereka tidak puas, mereka tidak akan datang lagi dan
pasien pada pelayanan kesehatan dan minat beli ulang adalah : usia,
Dimensi Kualitas
Dari mulut Kebutuha Pengalaman Brosur
pelayanan :
ke mulut n masa lalu /Iklan
Tangibles individu
Reliability
Responsiveness
Assurance
- Competence
46
Pelayanan
yang Persepsi
diharapkan terhadap
kualitas Minat beli
pelayanan ulang
yang
diterima
Pelayanan
yang
diterima
BAB III
METODE PENELITIAN
A. KERANGKA KONSEP
Variabel Kontrol
Karakteristik pasien
unit rawat jalan:
a. Jenis Kelamin
b. Pendidikan
c. Pekerjaan
jalan terhadap minat beli obat ulang di Instalasi Farmasi RSI Ibnu Sina –
Yarsi Padang.
51
PENGUKURAN
petugas.
– Yarsi Padang.
1. Variabel Bebas
1. Penampilan IFRS
Definisi Operasional :
memakai kuesioner
2. Kemudahan pelayanan
Definisi operasional :
53
3. Ketersediaan obat
Definisi operasional :
kuesioner.
1. Lengkap bila X ≥ Χ
Definisi operasional:
5. Kompetensi petugas
Definisi operasional :
kuesioner
Definisi operasional :
kuesioner.
7. Keramahan petugas
Definisi operasional :
memakai kuesioner.
2. Variabel Terikat
Sina Padang .
1. Ya ( Berminat )
0. Tidak Minat
3. Variabel Kontrol
pasien lain.
atau wanita.
kuesioner.
pasien
59
kuesioner.
3. Tinggi.
kuesioner
C. HIPOTESIS
1. Ada hubungan persepsi tentang penampilan IFRS terhadap minat
terhadap minat beli obat ulang di IFRS Ibnu Sina – Yarsi Padang.
pelayanan IFRS terhadap minat beli obat ulang di IFRS Ibnu Sina –
Yarsi Padang.
terhadap minat beli obat ulang di IFRS Ibnu Sina – Yarsi Padang.
60
farmasi dengan minat beli obat ulang dan mengetahui pengaruh secara
obat ulang.
E.1. POPULASI :
poliklinik umum, spesialis dan gigi RSI Ibnu Sina – Yarsi Padang
– Desember 2005.
61
E.2. SAMPEL :
1. pasien unit rawat jalan RSI Ibnu Sina – Yarsi Padang dan/atau
2. berumur 18 – 60 tahun,
Keterangan :
n = jumlah sampel
adalah 1,96
pengambilan sampel.
banyak.
63
15.00 WIB ), shift II ( 14.30 WIB – 22.00 WIB ), shift III ( 21.30
dan rekam medik RSI Ibnu Sina – Yarsi Padang untuk menyusun latar
sakit.
April th 2006
(α) yang digunakan yaitu 5% atau p value ≤ 0.05 dan uji reliabilitas
n(∑ XY ) − ∑ X . ∑ Y
r=
n( ∑ X ) − ( ∑ X ) 2 n( ∑ Y 2 ) − ( ∑ Y ) 2
2
65
n = jumlah responden
untuk melihat sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau
data.
⎡ K ⎤ ⎡ ∑ S1 ⎤
2
α= ⎢ ⎢1 − ⎥
⎣ K − 1⎥⎦ ⎢⎣
2
S1 ⎥⎦
α = reliabilitas instrumen
Tabel 3.2.Butir Pertanyaan No.1 dengan Skor Total pada 100 Responden
n(∑ XY ) − ∑ X . ∑ Y
r=
n( ∑ X ) − ( ∑ X ) 2 n( ∑ Y 2 ) − ( ∑ Y ) 2
2
r n−2
t hitung =
1− r2
Dari tabel 3.3 di atas didapatkan bahwa semua item butir pertanyaan
dalam kuesioner adalah valid karena lebih besar dari 0,361 dimana
dimana pada tabel nilai r tabel =0,361 maka butir pertanyaan dinyatakan
Dari tabel 3.4. tersebut dapat diketahui bahwa semua item pertanyaan
dalam kuesioner adalah reliabel karena α > 0,60 dan selanjutnya dapat
data ke komputer.
a. Analisis Univariat
penelitian.
b. Analisis Bivariat
variabel dependen.
c. Analisis Multivariat
(binary).
1
P(X) =
1+ e
−(βο + ∑ βiXi)
Keterangan :
binomial
(slope)
1. Penampilan IFRS
2. Kemudahan pelayanan
3. Ketersediaan obat
5. Kompetensi petugas
7. Keramahan petugas
73
I. JALANNYA PENELITIAN
- Tahap Persiapan
• Menentukan populasi
penelitian terdahulu.
- Tahap Pelaksanaan
terlebih dahulu.
petugas ), serta minat beli ulang obat di IFRS Ibnu Sina – Yarsi
Padang selama 1 bulan mulai tanggal 5 April s/d 5 Mei 2006. Penelitian
Faktor kekuatan/pendukung
78
79
1. Jenis Kelamin
Dari tabel 4.2. diatas dapat diketahui bahwa dari 100 responden
2. Pendidikan
No. Pendidikan f %
1 SD 4 4
2 SLTP 18 18
3 SLTA 42 42
4 PT/Akademik 36 36
Jumlah 100 100
Dari tabel 4.3. diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
seluruh responden ( 78 % ).
3. Pekerjaan
No. Pekerjaan f %
1 Tidak Bekerja 12 12
2 PNS/TNI-Polri 12 12
3 Karyawan Swasta 38 38
4 Wiraswasta 19 19
5 Profesional 5 5
6 Lain-lain 14 14
Jumlah 100 100
No Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
1 Lokasi IFRS berdekatan dengan - - 66 34
(0%) ( 0 % ) ( 66 % ) ( 34 % )
unit rawat jalan sehingga
memudahkan pasien membeli
obat.
2 Penampilan fisik IFRS termasuk - 4 81 15
(0%) (4%) ( 81 % ) ( 15 % )
penataan obatnya menarik
sehingga pasien bersedia
membeli obat di sana.
3 Ruang tunggu IFRS bersih, rapi, - 1 90 9
(0%) (1%) ( 90 % ) (9%)
dan nyaman sehingga membuat
pasien betah menunggu obat.
4 Ruang tunggu poliklinik dengan 2 38 57 3
(2%) ( 38 % ) ( 57 % ) (3%)
ruang tunggu IFRS berbeda
sehingga pasien yang antri tertata
rapi.
5 Suasana ruang tunggu segar, 1 9 80 10
(1%) (9%) ( 80 % ) ( 10 % )
karena sirkulasi udara lancar dan
terbuka.
6 Tidak tersedia T V atau 15 79 6 -
( 15 % ) ( 79 % ) (6%) (0%)
koran/majalah yang bisa dinikmati
/ dibaca selama menunggu obat.
7 Tanda-tanda anjuran : harap antri, - 12 79 9
(0%) ( 12 % ) ( 79 % ) (9%)
83
No Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
harap sabar untuk obat racikan;
dan larangan mis ; dilarang
merokok, terlihat jelas dan mudah
dibaca.
8 Tidak tersedia brosur yang mudah 6 51 25 18
(6%) ( 51 % ) ( 25 % ) ( 18 % )
diambil dan mudah dibaca.
9 Tersedia telepon umum dan ATM 19 28 47 6
( 19 % ) ( 28 % ) ( 47 % ) (6%)
bank, disekitar ruang tunggu yang
siap dipakai.
10 Petugas mengenakan pakaian - - 73 27
(0 %) (0%) ( 73 % ) ( 27 % )
seragam dan tanda pengenal
yang jelas sehingga pasien tidak
ragu-ragu menyerahkan resep
pada petugas.
penampilan IFRS Ibnu Sina Padang, maka berikut ini disajikan tabel
Ibnu Sina.
No Penampilan IFRS f %
1 Kurang Baik 40 40
2 Cukup Baik 27 27
3 Sangat Baik 33 33
Jumlah 100 100
No Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
1 Informasi yang tersedia - 1 79 20
memudahkan anda dalam (0%) (1%) ( 79 % ) ( 20 % )
mendapatkan pelayanan
No Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
prosesnya ditunjang dengan
komputerisasi dan credit
card.
6 Jika anda membutuhkan 13 87 - -
pelayanan delivery obat ke ( 13 % ) ( 87 % ) (0%) (0%)
rumah, pihak IFRS
menyediakannya.
No Kemudahan Pelayanan f %
1 Kurang Mudah 23 23
2 Cukup Mudah 33 33
3 Sangat Mudah 44 44
Jumlah 100 100
Dari tabel 4.8. diatas dapat diketahui bahwa responden yang menilai
(23 %).
Padang
No Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
1 Persediaan jenis obat di IFRS - 8 78 14
(0%) (8%) ( 78 % ) ( 14 % )
lengkap jarang menolak resep
3 Persediaan alat-alat 6 66 27 1
(6%) ( 66 % ) ( 27 % ) (1%)
kesehatan di IFRS tidak
lengkap.
obat IFRS Ibnu Sina Padang, maka berikut ini disajikan tabel Distribusi
Sina Padang.
87
No Ketersediaan Obat f %
1 Lengkap 34 34
2 Tidak Lengkap 66 66
Jumlah 100 100
Dari tabel 4.10. diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
34 orang ( 34 % ).
petugas IFRS.
No Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
1 Petugas mengontrol 6 68 26 -
(6%) ( 68 % ) ( 26 % ) (0%)
lembaran resep dengan
cepat.
88
No Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
2 Petugas menghitung harga 2 69 29 -
(2%) ( 69 % ) ( 29 % ) (0%)
obat dengan cepat.
layanan petugas IFRS Ibnu Sina Padang, maka berikut ini disajikan
Padang
No Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
1 Petugas memiliki ketrampilan 6 23 66 5
(6%) ( 23 % ) ( 66 % ) (5%)
yang cukup dalam melakukan
pelayanan kefarmasian
2 Petugas tidak mampu menjawab 3 69 22 6
(3%) ( 69 % ) ( 22 % ) (6%)
pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan pasien berkenaan
dengan obat.
3 Anda sepenuhnya percaya 4 16 77 3
(4%) ( 16 % ) ( 77 % ) (3%)
kepada petugas yang melayani
dan menyiapkan obat
berdasarkan resep yang anda
punya.
4 Petugas berusaha bekerja 6 29 58 7
(6%) ( 29 % ) ( 58 % ) (7%)
dengan teliti dan menghindari
kesalahan.
5 Petugas terlihat terampil dalam 5 30 61 4
(5%) ( 30 % ) ( 61 % ) (4%)
melakukan pelayanan terhadap
resep permintaan anda.
6 Petugas dengan teliti 5 24 68 3
(5%) ( 24 % ) ( 68 % ) (3%)
90
No Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
mencantumkan nama pasien dan
aturan pakai secara jelas dalam
etiket obat yang dibeli.
petugas IFRS RSI Ibnu Sina Padang, maka berikut ini disajikan tabel
Dari tabel 4.14. diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
%), yang menilai kurang baik ada 35 orang ( 35 % ), dan sisanya menilai
Sina Padang
obat.
No Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
1 Petugas selalu menjelaskan 5 56 38 1
(5%) ( 56 % ) ( 38 % ) (1%)
cara pemakaian obat pada
saat penyerahan obat pada
pasien.
informasi obat di IFRS RSI Ibnu Sina Padang, maka berikut ini disajikan
Dari tabel 4.16. diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
(39% ).
Padang
No Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
1 Petugas selalu murah - 1 68 31
(0%) (1%) ( 68 % ) ( 31 % )
senyum, ramah, dan
berusaha menyenangkan
hati anda.
2 Petugas bersedia - 3 83 14
(0%) (3%) ( 83 % ) ( 14 % )
berkomunikasi dengan
pasien dengan bahasa
dimengerti pasien.
3 Petugas tidak bersedia untuk 1 86 12 1
(1%) ( 86 % ) ( 12 % ) (1%)
menjawab pertanyaan
seputar pelayanan
kefarmasian
petugas IFRS RSI Ibnu Sina Padang, maka berikut ini disajikan tabel
93
No Keramahan Petugas f %
1 Kurang Ramah 13 13
2 Cukup Ramah 55 55
3 Sangat Ramah 32 32
Jumlah 100 100
Dari tabel 4.18. diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
D.2. Hasil Analisis Univariat Variabel Terikat( Minat Beli Obat Ulang)
beli obat ulang untuk pasien baru pada tahun 2005 sekitar 67 % dan
94
Obat Ulang.
ulang.
Tabel 4.20. Tabel Silang antara Penampilan IFRS Ibnu Sina Padang
dengan Minat Beli Obat Ulang di Unit Rawat Jalan RSI Ibnu Sina
Padang Tahun 2006
IFRS.
95
IFRS
IFRS.
setelah diolah nilai chi square hitung sebesar 80,396 dan p value
ulang
pelayanan IFRS.
pelayanan IFRS
pelayanan IFRS
obat ulang.
mendukung hipotesis kedua harus lebih kecil dari 0,05 dan setelah
diolah dimana nilai chi square hitung sebesar 62,007 dan p value
obat ulang.
99
Tabel 4.22. Tabel Silang antara Ketersediaan Obat IFRS Ibnu Sina
Padang dengan Minat Beli Obat Ulang di Unit Rawat Jalan RSI Ibnu
Sina Padang Tahun 2006
obat IFRS
IFRS.
ulang.
100
mendukung hipotesis ketiga harus lebih kecil dari 0,05 dan setelah
diolah dimana nilai chi square hitung sebesar 25,636 dan p value
ulang.
cepat merupakan pasien tidak minat beli obat ulang lebih besar
cepat merupakan pasien tidak minat beli obat ulang lebih besar
setelah diolah dimana nilai chi square hitung sebesar 26,558 dan
ulang.
ulang
Tabel 4.24. Tabel Silang antara Kompetensi Petugas IFRS Ibnu Sina
Padang dengan Minat Beli Obat Ulang di Unit Rawat Jalan RSI Ibnu
Sina Padang Tahun 2006
petugas IFRS
petugas IFRS
petugas IFRS
obat ulang.
obat ulang.
Tabel 4.25. Tabel Silang antara Pemberian Informasi Obat IFRS Ibnu
Sina Padang dengan Minat Beli Obat Ulang di Unit Rawat Jalan RSI
Ibnu Sina Padang Tahun 2006
obat IFRS
IFRS
merupakan pasien tidak minat beli obat ulang lebih besar daripada
obat ulang.
setelah diolah dimana nilai chi square hitung sebesar 83,900 dan
ulang
Tabel 4.26. Tabel Silang antara Keramahan Petugas IFRS Ibnu Sina
Padang dengan Minat Beli Obat Ulang di Unit Rawat Jalan RSI Ibnu
Sina Padang Tahun 2006
petugas IFRS
petugas IFRS
106
petugas IFRS
ulang.
setelah diolah dimana nilai chi square hitung sebesar 38,436 dan
Tabel 4.27. Tabel Repitulasi Uji Chi Square antara Faktor Kualitas
Pelayanan Farmasi dengan Minat Beli Obat Ulang
F. ANALISIS MULTIVARIAT
variabel bebas hasil uji analisis bivariat dengan variabel terikat yang
0,05. Variabel terpilih dimasukkan ke dalam model dan nilai p yang tidak
berikut ;
variabel bebas dengan variabel terikat diperoleh p value < 0,25 adalah
obat, dan kecepatan pelayanan petugas yang akan masuk dalam model
≥ 1,5.
value ( sig.) dan Exp ( B ), dimana jika p value < 0,05 variabel itu akan
dapat diprediksi lewat nilai Exp ( B ). Tetapi jika nilai p value > 0,05
exp ( B ) ≥ 1,5.
baik dengan hasil ( p value = 0.021, nilai Wald = 0,000, dan Exp (B)
pada persepsi kurang baik dengan hasil ( p value = 0.018, nilai Wald =
0,001, dan Exp (B) 1,832 (95% Cl = 0,000 / 0,906 ), Ntotmud ( 1 ) atau
value = 0.024, nilai Wald = 0,006, dan Exp (B) 1,400 (95% Cl = 0,000 /
mudah dengan hasil ( p value = 0.005, nilai Wald = 0,000, dan Exp (B)
pada persepsi tidak lengkap ( p value = 0.008, nilai Wald = 0,001, dan
0.040, nilai Wald = 0,002, dan Exp (B) 3,328 (95% Cl = 0,000 / 0,638 )
cepat dengan hasil ( p value = 0.048, nilai Wald = 0,004, dan Exp (B)
obat ulang dengan p value 0,021. Kondisi penampilan IFRS yang cukup
baik mempengaruhi untuk tidak membeli obat ulang sebesar 1,501 kali
minat beli obat ulang dengan p value 0,018. Kondisi penampilan IFRS
untuk tidak membeli obat ulang sebesar 5,328 kali dibandingkan dengan
Obat Ulang
baik antara pria ( 94,4 % ) dan wanita ( 86,4 % ) tidak ada bedanya
IFRS cukup baik antara pria ( 100,0 % ) dan wanita ( 100,0 % ) tidak
bebas.
Obat Ulang
Ulang
IFRS kurang baik antara yang tidak bekerja ( 100,0 % ) dan yang
obat ulang, sedangkan sisa dari responden yang bekerja ada yang
114
IFRS cukup baik antara pasien yang tidak bekerja ( 100,0 % ) dan
) sama-sama tidak minat beli obat ulang, maka variabel kontrol ini
Obat Ulang
bebas.
Obat Ulang
dengan yang tidak minat beli obat ulang. Dapat disimpulkan variabel
bebas.
Obat Ulang
variabel bebas.
tinggi ( 94,7 % ) lebih banyak untuk minat beli obat ulang. Dapat
Obat Ulang
obat tidak lengkap untuk yang tidak bekerja ( 66,7 % ) dan yang
bekerja ( 53,3 % ) lebih cenderung untuk tidak minat beli obat ulang,
bebas.
layanan obat cukup cepat untuk pria (50,0 % ) dan wanita ( 57,1 % )
beli obat ulang. Variabel kontrol ini bersifat homogen, maka tidak
variabel bebas.
berminat beli ulang dan yang bekerja ( 55,2 % ) berminat beli obat
PEMBAHASAN
Salah satu faktor kunci dalam strategis bisnis adalah membuat IFRS
Ibnu Sina berbeda dari IFRS di rumah sakit pesaing lainnya. Seringkali
servis dan lain-lain ) dan bukannya terfokus pada hal-hal yang bisa
berpaling pada rumah sakit lain adalah suatu strategi sukses untuk membuat
berbeda dari IFRS di rumah sakit pesaing lainnya, sehingga memberi citra
Jalan RSI Ibnu Sina Padang, diketahui bahwa sebagian besar perempuan
baik dalam menentukan sikap membeli ulang atau tidak membeli ulang obat di
120
121
mempunyai posisi tawar cukup kuat dalam menentukan pilihan tempat untuk
tempat lain yang dianggap lebih baik Sulit mengharapkan loyalitas pelanggan
dan petugas ) IFRS dengan persepsi cukup baik ( 27 % ) dan sangat baik
persepsi responden terhadap pelayanan farmasi RSI Ibnu Sina cukup baik
hal ini dapat dilhat dari banyaknya responden yang berminat untuk beli obat
dibandingkan hasil survey, disamping itu juga belum mampu mencapai target
jalan. Menurut Rasid (1997), untuk meningkatkan minat beli ulang manajemen
sehingga mereka puas dan bersedia membeli kembali di tempat yang sama.
A. Penampilan IFRS
IFRS dengan Minat Beli Obat Ulang dapat diketahui bahwa pada
kelompok yang tidak minat beli obat ulang, proporsi responden yang
masuknya orang, jika hanya dengan model satu pintu pelayanan akan
terhambat dan berkesan lambat terutama jika ada barang yang masuk
Hal ini sesuai dengan pendapat Engel (1993), bahwa keinginan pasien
B. Kemudahan pelayanan
pelayanan dengan Minat Beli. Obat Ulang dapat diketahui bahwa pada
kelompok yang tidak minat beli obat ulang, proporsi responden yang
C. Ketersediaan Obat
obat dengan Minat Beli Obat Ulang dapat diketahui bahwa pada
kelompok yang tidak minat beli obat ulang, proporsi responden yang
124
yang disediakan sudah cukup banyak yaitu item obat tetapi sebagian
harus ada koordinasi dan kerjasama yang baik antara pihak KFT yang
layanan petugas dengan Minat Beli Obat Ulang dapat diketahui bahwa
pada kelompok yang tidak minat beli obat ulang, proporsi responden
obat mulai dari resep masuk ke apotek sampai pasien menerima obat
32,67 menit dan untuk obat racikan membutuhkan waktu 47,39 menit.
9
Wahyuningsih, E., ( 2004 ) dalam penelitiannya mendapatkan bahwa
petugas sangat besar terhadap minat beli obat ulang di IFRS Ibnu
Sina.
privacy, dimana hal ini merupakan faktor penting untuk menarik pasien
cakupan. 3
126
E. Kompetensi petugas
petugas dengan Minat Beli Obat Ulang dapat diketahui bahwa pada
kelompok yang tidak minat beli obat ulang, proporsi responden yang
pasien, tapi dapat dinilai dari segi outcome yang diperoleh pasien dari
memiliki skill yang duharapkan oleh pasien baik secara tehnis maupun
Informasi Obat dengan Minat Beli Obat Ulang dapat diketahui bahwa
pada kelompok yang tidak minat beli obat ulang, proporsi responden
tentang tata cara penggunaan obat yang bias meliputi dosis frekwensi
keamanan obat untuk pasien yang diberikan pihak IFRS. Hal ini juga
kesehatan keluarga pasien dan atau pasien itu sendiri, sehingga pihak
IFRS dapat mengontrol resep obat yang diberikan dokter sesuai atau
G. Keramahan Petugas
petugas dengan Minat Beli Obat Ulang dapat diketahui bahwa pada
kelompok yang tidak minat beli obat ulang, proporsi responden yang
untuk merekrut petugas baru, tapi jika tidak mungkin bias dengan cara
overtime atau insentif bagi mereka yang memiliki beban kerja yang
cukup berat dari petugas yang lain maka mereka akan tetap
termotivasi bekerja lebih giat dan tanpa mengurangi sifat empati dan
kuat dengan minat beli obat ulang di IFRS Ibnu Sina Padang.
adalah nilai tambah yang sangat berharga bagi rumah sakit tersebut,
kualitas pelayanan.
minat beli obat ulang di IFRS Ibnu Sina Padang adalah penampilan
layanan petugas.
0,021 mempengaruhi untuk tidak minat beli obat ulang sebesar 1,501
baik. Kondisi penampilan IFRS yang kurang baik dengan p value 0,018
mempengaruhi untuk tidak minat beli obat ulang sebesar 1,832 kali
0,024 mempengaruhi untuk tidak minat beli obat ulang sebesar 1,400
value 0,005 mempengaruhi untuk tidak minat beli obat ulang sebesar
p value 0,008 mempengaruhi untuk tidak minat beli obat ulang sebesar
0,040 mempengaruhi untuk tidak minat beli obat ulang sebesar 3,328
sangat cepat.
pelanggan eksternal.
BAB VI
A. Kesimpulan
ulang.
( p value : 0,0001 ), dengan minat beli obat ulang di IFRS Ibnu Sina
0,696.
131
132
kurang ramah ( 13 % ).
dan memprediksi minat beli obat ulang di IFRS Ibnu Sina Padang
mempengaruhi untuk tidak minat beli obat ulang sebesar 1,501 kali
mempengaruhi untuk tidak minat beli obat ulang sebesar 11,175 kali
mempengaruhi untuk tidak minat beli obat ulang sebesar 3,328 kali
B. Saran
bulannya.
jumlah obat secara berkala baik untuk obat over stock maupun
biaya.
yang baik.
Pelajar, 1996.
Serta Motivasi Sumber Daya Manusia, Jurnal Sains Kesehatan No.16 ; Vol II
; 2003.
10. Retno Purwastuti, C. Analisis Faktor-faktor Pelayanan Farmasi yang
11. Robbins. SP. Perilaku Organisasi , Jilid I ; Ed.VIII ; PT. Prenhalindo, Jakarta,
2001.
1999.
Jakarta, 2001.
15. Zeithaml, V.A., Parasuraman, A., Berry, L.L. Delivering Quality Service ;
York, 1990.
16. Engel, J., Blackwill, R., Miniard, W. Perilaku Konsumen, Edisi VI; Binapura
17. Quick. JD., Rankin. JR., Laing. RO., et al. Managing Drug Supply : The
Yogyakarta, 1999.
23. Hizrani. M. dkk. Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu
Tahun 2002, Jurnal Manajemen & Administrasi Rumah Sakit Indonesia; No.1;
25. Siagian. D, Sugiarto. Metode Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit
27. Tjiptono. F. Total Quality Management, Edisi Revisi ; Andi Offset Yogyakarta,
2000.