SATUAN ACARA TERAPI BERMAIN MELIPAT KERTAS ORIGAMI
PADA ANAK PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) DI RUANG TERAPI
BERMAIN MELATI 2 RS Dr. MOEWARDI SURAKARTA
Disusun oleh:
Nama Mahasiswa NIM
1. Elma Elvinawati (J 230 195 095)
2. Fitri Utami (J 230 195 102)
3. Siti Nur Fatimah (J 230 195 134)
PROGRAM STUDI PROFESI NERS XXII
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
SATUAN ACARA TERAPI BERMAIN MELIPAT KERTAS ORIGAMI PADA ANAK
USIA SEKOLAH (3-6 TAHUN)
Topik : Terapi bermain “Melipat Kertas Origami”
Hari/tanggal : Rabu, 22 Januari 2020
Tempat : Ruang Bermain Melati 2 RS Dr. Moewardi Surakarta
Peserta : Anak usia sekolah (3-6 tahun) yang di rawat
Waktu : 10.00-selesai WIB
Lama : 30 menit
Penyaji : Mahasiswa Program Profesi Ners UMS
A. Latar Belakang
Hospitalisasi adalah cara yang efektif untuk menyembuhkan anak yang sedang sakit.
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang menimbulkan traumatik, khususnya pada
anak yaitu ketakutan dan stres hospitalisasi. Bagi anak hospitalisasi merupakan
pengalaman yang tidak menyenangkan. Stres ini disebabkan oleh berbagai faktor
diantaranya perpisahan dengan orang tua, kehilangan kontrol dan akibat tindakan
keperawatan. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan,
menangis, teriak dan menolak tindakan keperawatan yang diberikan. Salah satu upaya
yang dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi pada anak yaitu dengan
melakukan kegiatan bermain.
Terapi bermain adalah suatu kegiatan bermain yang dilakukan untuk membantu
proses penyembuhan anak dan sarana dalam melanjutkan pertumbuhan dan
perkembangan anak secara optimal. Terapi bermain merupakan suatu kegiatan di
dalam asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi.
Tujuan dari terapi bermain yaitu merangsang perkembangan anak baik sensorik,
intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri dan bermain secara optimal, selain itu juga
mendukung proses penyembuhan dan membantu anak lebih kooperatif dalam program
pengobatan dan perawatan. Dalam kondisi sakit dan anak dirawat di rumah sakit
aktivitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.
Banyak macam terapi bermain yang dapat mengembangkan kemampuan anak, seperti
mewarnai gambar, puzzle, clay, dan origami. Origami merupakan suatu kegiatan melipat
kertas sehingga membentuk sesuatu, misalnya bentuk hewan, bunga, atau alat
transportasi. Dalam kondisi seperti ini anak usia prasekolah berusia (3-6 tahun) yang ada
di ruang Melati 2 membutuhkan suatu hiburan dalam bentuk permainan dimana anak
bisa mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya untuk mengurangi efek dari
hospitalisasi salah satunya dengan permainan “melipat kertas origami”. Tujuan dari
terapi bermain melipat kertas origami untuk melatih motorik halus, menumbuhkan
motivasi, kreativitas, keterampilan, dan ketekunan. Bermain origami mengajarkan pada
anak membuat mainannya sendiri sehingga menciptakan kepuasan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit, diharapkan anak dapat
bersosialisasi dan dapat mengekspresikan perasaannya selama dirawat di rumah sakit,
untuk memajukan tumbuh kembang dan meminimalkan hospitalisasi pada anak.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit diharapkan anak mampu:
a. Mengembangkan kemampuan dan kreativitas anak
b. Mengurangi kecemasan dan kejenuhan anak selama proses hospitalisasi.
c. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan ide-ide anak
d. Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan anak
e. Menciptakan atau meningkatkan hubungan yang sehat
f. Kebutuhan bermain terpenuhi
C. Karakteristik Peserta
Terapi bermain mewarnai gambar diikuti oleh anak yang sedang menjalani
perawatan di Ruang Melati 2 RS Dr. Moewardi Surakarta dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Kriteria inklusi
a. Anak usia 3-6 tahun
b. Anak yang masih mampu bergerak aktif
c. Anak yang kooperatif mengikuti kegiatan bermain sampai selesai
2. Kriteria ekslusi
a. Anak yang tiba – tiba menolak diajak melakukan terapi bermain saat ditengah –
tengah acara
b. Anak yang tiba – tiba rewel saat ditengah – tengah acara
D. Media
1. Kertas Lipat
2. Meja
E. Metode permainan
Metode bermain dalam permainan ini adalah dengan praktik bermain langsung
dengan rancangan permainan melipat kertas origami. Setiap anak diberikan 1-3 kertas
origami dengan warna yang berbeda, kemudian leader memimpin jalannya permainan
dengan menginstruksikan pada anak-anak untuk membentuk origami sesuai yang
diinginkan. Fasilitator ikut berperan dalam pendampingan anak ketika mulai bermain
kemudian observer menilai jalannya permainan.
F. Pengorganisasian
1. Waktu Pelaksanaan
Tempat : Ruang bermain melati 2
Hari/tanggal : Kamis/ 23 Januari 2020
Waktu : Jam 10.00
2. Struktur organisasi
Jumlah mahasiswa 3 orang
Leader 1 orang : Siti Nur Fatimah
Fasilitator 1 orang : Fitri Utami
Observer : Elma Elvinawati
a. Leader
1) Menjelaskan tujuan dan kontrak waktu terapi bermain
2) Memperkenalkan diri
3) Mengarahkan proses kegiatan pada kelompok
4) Menjelaskan aturan bermain pada anak
5) Mengevaluasi perasaan setelah dilakukan terapi bermain
b. Fasilitator
1) Menyiapkan alat permainan
2) Memberi motivasi kepada anak untuk mendegarkan apa yang sedang
dijelaskan
3) Mempertahankan kehadiran anak
4) Mencegah gangguan/ hambatan terhadap anak baik dari luar maupan dalam
c. Observer
1) Mengamati keamanan jalannya kegiatan terapi bermain
2) Memperhatikan dan mencatat tingkah laku peserta selama kegitan berlangsung
3) Mencatat proses kegiatan dari awal hingga akhir permainan
4) Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain
5) Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan terapi bermain
6) Menilai performa dari setiap tim terapis dalam memberikan terapi bermain
G. Rencana Kegiatan Bermain
No Kegiatan Waktu Respon
1 Persiapan (Pra Ineraksi) 5 a. Media terapi bermain lengkap
a. Memfasilitasi media terapi menit dan siap digunakan
bermain b. Tempat siap digunakan
b. Mempersiapkan tempat c. Pemberi terapi mulai dari leader,
c. Mempersiapkan anggota terapi co leader dan fasilitator siap
bermain dengan tugas masing-masing
d. Mempersiapkan peserta d. Anak dan keluarga sudah siap
dengan duduk rapi
2 Pembukaan (Orientasi) 5 a. Menjawab salam
a. Mengucapkan salam menit b. Anak saling mengenal
b. Memperkenalkan diri c. Anak dan keluarga
c. Menjelaskan maksud, tujuan memperhatikan terapis dan
dan manfaat terapi bermain memahami maksud, tujuan, dan
kepada anak dan keluarga manfaat terapi bermain
d. Kontrak waktu d. Anak dan keluarga memahami
durasi waktu permainan
3 Kegiatan (Kerja) 15 a. Anak dan keluarga
a. Menjelaskan dari awal tahap menit memperhatikan serta aktif
dan cara permainan : mengikuti acara terapi bermain
1) Membagikan kertas origami b. Anak dan keluarga aktif
kepada anak mengikuti acara terapi bermain
2) Memberikan contoh melipat c. Anak mampu melakukan terapi
kertas bermain sesuai arahan
b. Mengajari membentuk kertas d. Anak aktif melakukan
origami sesuai yang diinginkan permainan tanpa ada hambatan
c. Mengajak anak untuk bermain e. Anak dan keluarga memberikan
membentuk kertas origami jawaban dari pertanyaan
d. Memberikan pujian terhadap
hasil karyanya
e. Mengevaluasi respon anak dan
keluarga selama proses terapi
bermain
4 Penutup (Terminasi) 5 a. Anak dan keluarga menerima
a. Memberikan reward pada anak menit reward yang diberikan
dan keluarga atas kemauan b. Menjawab ucapan terimakasih
mengikuti terapi bermain c. Menjawab salam
b. Ucapan terimakasih
c. Salam penutup
H. Setting Tempat
Keterangan :
: Anak
: Leader
: Fasilitator
: Observer
I. Evaluasi
1. Evalusi Struktur
a. Sarana disiapkan pagi hari sebelum acara dimulai
b. Media dipersiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan
c. Struktur peran telah ditentukan 1 hari sebelum pelaksanaan
d. Kontrak dengan keluarga pasien/ anak yang akan diberikan terapi bermain
dilakukan 1 hari sebelum dan pagi hari sebelum kegiatan dilaksanakan
e. Anak hadir di ruangan minimal 2 orang
f. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang anak Melati II
2. Evaluasi Proses
a. Leader memandu terapi bermain dari awal hingga akhir kegiatan
b. Respon anak baik selama proses bermain berlangsung
c. Anak antusias dalam kegiatan melipat kertas
d. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
e. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk bermain
f. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan tercapai dengan baik
g. Masing-masing terapis bekerja sesuai dengan tugasnya
1. Kriteria Hasil
a. Kegiatan bermain dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan
b. Anak dapat melipat kertas sesuai yang diinginkan
c. Anak mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir
d. Anak ikut berpartisipasi aktif dalam terapi bermain dan dapat menyelesaikan
melipat kertas
e. Anak terlihat senang dan gembira
MATERI TERAPI BERMAIN MELIPAT KERTAS ORIGAMI
A. Definisi
Melipat kertas berasal dari bahasa Jepang yakni dari kata oru yang berarti melipat
dan kami berarti kertas. Ketika kedua kata digabungkan ada sedikit perubahan namun
tidak mengubah artinya, yakni dari kata kami menjadi gami sehingga bukan orikami
tetapi melipat kertas maksudnya adalah melipat kertas. Melipat atau melipat kertas
adalah suatu teknik berkarya seni/ kerajinan tangan yang umumnya dibuat dari bahan
kertas dengan tujuan untuk menghasilkan aneka bentuk main, hiasan, benda fungsional,
alat peraga dan kreasi lainnya.
Seni melipat kertas ini merupakan seni yang sangat cocok bagi anak karena
melipat kertas melatih keterampilan tangan anak. Juga kerapian dalam berkreasi. Selain
itu anak akan terbiasa untuk menciptakan hal baru atau inovasi. Melipat pada hakekatnya
merupakan keterampilan tangan untuk menciptakan bentuk-bentuk tertentu tanpa
menggunakan bahan perekat lem serta ketelitian ini membutuhkan keterampilan
koordinasi tangan, ketelitian dan kerapian, didalam kegiatan melipat jika disajikan
dengan minat anak yang akan memberikan keasikan dan kegembiraan serta kepuasan
bagi anak.
B. Manfaat
1. Melatih motorik halus pada anak sekaligus sebagai sarana bermain yang aman,
murah, menyenangkan dan kaya manfaat.
2. Lewat melipat kertas anak belajar membuat mainannya sendiri, sehingga
menciptakan kepuasan dibanding dengan mainan yang sudah jadi dan dibeli di toko
mainan.
3. Membentuk sesuatu dari melipat kertas perlu melewati tahapan dan proses tahapan
ini tak pelak mengajari anak untuk tekun, sabar serta disiplin untuk mendapatkan
bentuk yang diinginkan.
4. Lewat melipat kertas anak juga diajarkan untuk menciptakan sesuatu, berkarya dan
membentuk model sehingga membantu anak memperluas ladang imajinasi mereka
dengan bentukan melipat kertas yang dihasilkan.
5. Kebanggaan dan kepuasan sudah pasti dirasakan saat anak dapat membuat sesuatu
sendiri dari kertas. Terlebih lagi anak belajar menghargai dan mengapresiasi karya
lewat melipat kertas.
6. Belajar membaca diagram/gambar, berpikir matematis serta perbandingan (proporsi)
lewat bentuk-bentuk yang dibuat melalui melipat kertas adalah salah satu
keuntungan lain dari mempelajari melipat kertas.
C. Indikasi
Terapi bermain ini digunakan untuk usia sekolah yang sedang menjalani rawat inap
D. Langkah permainan
1. Membagikan kertas lipat kepada anak
2. Memulai membentuk kertas lipat sesuai yang diinginkan
E. Hal yang harus diperhatikan dalam permainan
1. Tempat yang nyaman untuk bermain
2. Pengetahuan cara bermain
3. Memperhatikan kondisi anak selama bermain
4. Waktu untuk bermain
5. Anak tidak dapat kooperatif dengan mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Desmita, 2013. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Hockenberry, M.J., Wilson, D. 2011. Wong’s Book 2 Nursing Care of Infants and Children.
Edition 9. Mosby Elseiver. USA.
Naili. 2016. Bermain Dan Pemanfaatannya Dalam Perkembangan Anak Usia Dini. Diunduh
melalui ISSN : 2088-3102 pada tanggal 5 November 2019.
Pratiwi ES, Deswita. (2013). Perbedaan pengaruh terapi bermain mewarnai gambar
dengan terapi bermain puzzle terhadap kecemasan anak usia prasekolah di
IRNA Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang. Ners Jurnal Kemahasiswaan 9 (1). 16-
20.
Sarwono, Sarlito Wirawa. 2011. Psikologi Anak. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Syaiful, Y., Widati, Rahmawati, D.W. (2012). Pengaruh terapi bermain: origami terhadap
perkembangan motorik halus dan kognitif anak usia prasekolah (4-6 Tahun).
Journals of Ners Community. 3 (6). 16-29.
Sumiati, Dkk, 2009, Kesehatan Jiwa anak dan Konseling, Cetakan Pertama, Jakarta : Trans
Info Medika.
Wong, D. L. (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC.