Pedoman Kredensial Keperawatan 27022019 Update

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 46

PEDOMAN

KREDESIAL DAN REKREDENSIAL KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN


2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Buku Pedoman Kredensial dan Re-
Kredensial Keperawatan. Buku Panduan ini diajukan untuk digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan kredensial dan rekredensial staf Keperawatan di Rumah Sakit
Umum Provinsi Banten.

Buku ini disusun sebagai pedoman bagi Komite Keperawatan dalam pelaksanaan
Kredensial dan Re-Kredensial Keperawatan serta koordinasi dan kolaborasinya
dengan Bidang Keperawatan dan struktur organisasi yang ada di RS.

Penulis berharap dengan adanya buku ini, pelaksanaan kredensial dan rekredensial
staf keperawatan dapat dilaksanakan dengan baik dan tanpa hambatan.

Serang, Februari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Dasar Hukum 2

BAB 2 KREDENDIAL DAN REKREDENSIAL KEPERAWATAN


2.1 Kredensial dan Rekredensial Keperawatan 4
2.2 Kompetensi Perawat Sesuai Level 6
2.3 Proses Kredensial dan Rekredensial 15
2.3.1 Kredensial Pada Perawat Baru 15
2.3.2 Rekredensial Keperawatan 16
2.3.3 Tahapan Kredensialing……………………………………………………… 18
2.3.4 Dokumen dalam Kredensial………………………………………………… 21
2.3.5 Surat Penugasan Klinis……………………………………………………… 21
2.3.6 Rincian Kewenagan Klinis…………………………………………………….21
2.3.7 On Going Professional Performance Evaluation………………………………22
2.3.8 Pengembangan Profesional Berkelanjutan…………………………………….26
BAB 3 PENUTUP
Penutup 28
DAFTAR PUSTAKA 29
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………………....….30

iv
vi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan mempunyai peranan yang
besar dalam mencapai tujuan asuhan yang bermutu dan aman. Staf keperawatan mempunyai
kontribusi yang sangat besar dalam mengawal mutu dan keselamatan pasien karena perawat system
kerjanya 24 jam dan full selama 7 hari di dekat pasien. Pelayanan bermutu memerlukan tenaga
professional yang didukung oleh faktor internal antara lain motivasi untuk merencanakan dan
mengembangkan karir professional maupun dukungan faktor eksternal, antara lain kebijakan
organisasi, kepemimpinan, perencanaan SDM, struktur organisasi, system penugasan, karir dan
sistem pembinaan.

Undang-undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 24 ayat (1) menyebutkan tenaga
kesehatan harus memenuhi kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan/asuhan kesehatan,
standar pelayanan/asuhan, dan standar prosedur operasional; ayat (2) menyebutkan ketentuan
mengenai kode etik dan standar profesi diatur oleh organisasi profesi, Asuhan keperawatan yang
sesuai kode etik, standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur operasional harus
dilakukan pengawalan secara berkesinambungan. Asuhan Keperawatan sesuai Undang- Undang
No. 38 tahun 2014 adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan Iingkungannya untuk
mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian Klien dalam merawat dirinya, sesuai
definisinya asuhan keperawatan sangat diperlukan klien agar mampu mandiri dalam perawatan diri.

Pelaksanaan asuhan keperawatan untuk memandirikan klien dibangun dari landasan ilmu dan
teknologi oleh karena itu perawat yang melaksanakan asuhan harus kompeten dan berwenang. RS
harus mengawal kompetensi dan kewenangan perawat tidak hanya saat masuk dan mulai bekerja,
tetapi saat sudah bekerjapun, kompetensi dan kewenangan perawat harus dikawal. Penjaminan
pelayanan/asuhan keperawatan yang aman dan berkualitas bagi masyarakat sangat diperlukan, dan
saat ini implementasi di RS masih beragam, untuk itu diperlukan Pedoman Kredensial yang dapat

1
digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan Evaluasi kompetensi dan pemberian kewenagan
pada perawat.

1.2 TUJUAN
Tujuan disusunnya Buku Pedoman Kredensial dan Re-Kredensial adalah:
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan Profesionalisme dan akuntabilitas perawat klinik terhadap publik/masyarakat
1.2.2 Tujuan Khusus
Buku Pedoman Kredensial dan Re-Kredensial dapat digunakan untuk pedoman dalam
a. Pengembangan sistem jenjang karir professional perawat klinik.
b. Pelaksanaan kredensial dan rekredensial keperawatan sesuai pedoman yang telah
ditetapkan
c. Pelaksanaan penempatan staf keperawatan sesuai kewenangan
d. Pelaksanaan peningkatan Profesionalisme pasca kredensial dan rekredensial melalui system
Pengembangan Profesionalisme Berkelanjutan (PBB)
e. Pelaksanaan Evaluasi Profesional Berkelanjutan setelah kredensial dan pemberian surat
kewenangan klinis

1.3 DASAR HUKUM


a. Undang-Undang No. 3 tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang-Undang no 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
c. Undang-Undang no 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
d. Peraturan Menteri Kesehatan No.49 Tahun 2013 tentang Komite Keperawatan
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/148/1/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 17 Tahun 2013
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
g. Permenpan no 25 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya
h. Peraturan Menteri Kesehatan No 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
i. Permenpan no 25 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya
j. Peraturan Presiden no 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi RS
k. Peraturan Menteri Kesehatan No 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien

2
l. Peraturan Menteri Kesehatan No 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi RS
m. Peraturan Menteri Kesehatan No 40 Tahun 2017 tentang Jenjang Karir Keperawatan
n. Buku Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 Tahun 2018

BAB 2

3
KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL KEPERAWATAN

2.1 KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL KEPERAWATAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2013 tentang Komite Keperawatan,
 Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan
kelayakan pemberian Kewenangan Klinis
 Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang telah memiliki
Kewenangan Klinis untuk menentukan kelayakan pemberian Kewenangan Klinis tersebut.

Kewenangan Klinis tenaga keperawatan adalah uraian intervensi keperawatan yang dilakukan
oleh perawat berdasarkan kompetensi di area praktiknya, sedangkan Penugasan Klinis adalah
penugasan kepala/direktur Rumah Sakit kepada SDM keperawatan untuk melakukan asuhan
keperawatan di Rumah Sakit tersebut berdasarkan daftar Kewenangan Klinis. Kredensial dan re-
kredensial diarahkan terjaminnya kompetensi profesional perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan.

Tujuan pelaksanaan Kredensial dan Re-Kredensial Keperawatan (KARS, 2018)


a) Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan asuhan keperawatan
b) Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat dan lingkungan rumah
sakit
c) Memberikan perlindungan pada perawat
d) Meningkatkan kepuasan perawat
e) Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga

Asesmen kompetensi klinis adalah evaluasi kompetensi yang ditampilkan melalui pelaksanaan
profesional asuhan dan dibandingkan dengan standar klinis yang telah ditetapkan. Asesmen
kompetensi ini dilaksanakan secara berkesinambungan dan ditekankan pada profesionalisme tidak
hanya berbasis ketrampilan. Evaluasi/asesmen kompetensi, lisensi kompetensi yang diperoleh
setelah menyelesaikan pendidikan formal belum cukup untuk melaksanakan peran dan tugas
perawat sehingga diperlukan pendidikan berkelanjutan, environment dan clinical learning (Kak et
al., 2001; Benner, 2001), selain itu juga diperlukan suati bimbingan, mentoring, dukungan

4
organisasi, interdisiplin dan lingkungan berkontribusi terhadap kompetensi perawat (Schroeter,
2008).

Jenjang karir keperawatan sesuai PMK no 40 Tahun 2017, merupakan suatu sistem utuk
meningkatkan kinerja dan profesionalisme sesuai dengan bidang pekerjaan melalui peningkatan
kompetensi. Pemilihan karier perawatan secara bertahap akan menjamin perawat dalam profesinya,
karena karir merupakan investasi dan bukan hanya untuk mendapatkan penghargaan atau imbalan
jasa tetapi lebih utamanya adalah profesionalisme yang menjamin mutu dan keselamatan pasien.
Jenjang Karir Perawat Klinis mempunyai 5 level, yaitu Perewat Klinis I sampai V. Skema Perawat
Klinis dapat ber dalam grafik I

5
Karir Profesional Keperawatan dibagi menjadi 4 jalur, dimana Perawat Klinis terdiri dari Perawat
Klnis (PK) I sampai V, demikian juga untuk Perawat Manajer (PM), Perawat Pendidik (PP) dan
Perawat Rise (PR). Untuk menjadi Perawat Manajer seorang perawat harus mempunyai sertifkat
sebagai perawat Klinis, dimana untuk menjadi Perawat Manajer I dipersyaratkan sudah pernah
menjadi Perawat Klinis (PK) II, untuk menjadi perawat pendidik harus melampaui PK III dan untuk
6
menjadi PR harus telah melampaui PK IV. Untuk naik pada level PK yang lebih tinggi perawat
harus dilaksanakan kredensial keperawatan

2.2 KOMPETENSI PERAWAT SESUAI LEVEL

Penyusunan kompetensi perawat klinik didasarkan pada tiga ranah kompetensi yang mencakup :
a. Praktek profesional, etis, legal dan peka budaya,
Adalah kemampuan perawat untuk melaksanakan tindakan keperawatan sesuai standar profesi
keperawatan, berdasarkan kode etik keperawatan, mentaati peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta memperhatikan budaya dan adat istiadat klien atau pasien.
b. Manajemen dan Pemberian Asuhan Keperawatan
Adalah serangkaian kemampuan dalam mengelola dan memberikan asuhan keperawatan kepada
klien atau pasien.
c. Pengembangan profesional
Adalah kemampuan perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan diri serta
keilmuan keperawatan.Pengembangan professional termasuk didalamnya terlibat pada kegiatan
ilmiah, riset, pengabdian masyarakat, melaksanakan edukasi pada staf, pengembangan modul
dan juga nursing pathway

Pengelompokan perawat klinik dibagi dalam lima kategori yaitu Perawat Klinik I (PKI); Perawat
Klinik II (PKII); Perawat Klinik III (PKIII); Perawat Klinik IV (PKIV); Perawat Klinik V (PKV).
Secara umum PK I sampai dengan PK II disetarakan dengan kompetensi perawat generalis atau
umum. Perbedaan dari PK I dan PK II didasarkan pada tingkat kedalaman dari ketiga ranah
kompetensi. Sedangkan PK III memiliki keterampilan khusus (sertifikasi); kompetensi PK IV setara
dengan perawat spesialis I (SP I) dan PK V setara dengan perawat spesialis II (SP 2).
Kompetensi yang dicantumkan dalam setiap PK merupakan kompetensi mandiri dimana perawat
tersebut mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan. Pada situasi tertentu perawat dapat
melakukan tindakan yang bukan merupakan kompetensi dan kewenangannya dengan bimbingan
penuh atau terbatas oleh perawat yang mempunyai kompetensi lebih tinggi dan memiliki
kewenangan untuk tindakan tersebut.

2.2.1 Perawat Klinis I (PK I)

7
Kompetensi sesuai level pada perawat klinis yaitu : Perawat klinis I adalah jenjang perawat klinis
dengan kemampuan melakukan asuhan keperawatan dasar dengan penekanan pada keterampilan
teknis keperawatan dibawah bimbingan.

Kompetensi Perawat Klinis I yaitu:


a. Melakukan asuhan keperawatan (pengkajian, menetapkan diagnosis keperawatan,
menetapkan intervensi dan melaksanakan tindakan keperawatan serta evaluasi) dengan
lingkup keterampilan tehnik dasar
b. Menerapkan prinsip etik, legal, dan peka budaya dalam asuhan keperawatan
c. Melakukan komunikasi terapeutik di dalam asuhan keperawatan
d. Menerapkan caring dalam keperawatan.
e. Menerapkan prinsip keselamatan klien.
f. Menerapkan prinsip Pengendalian dan Pencegahan Infeksi.
g. Melakukan kerjasama tim dalam asuhan keperawatan.
h. Menerapkan prinsip mutu dalam tindakan keperawatan.
i. Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien terkait dengan kebutuhan dasar.
j. Mengumpulkan data kuantitatif untuk kegiatan pembuatan laporan kasus klien.
k. Mengumpulkan data riset sebagai anggota tim penelitian.
l. Menunjukkan sikap memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama, ras dan antar
golongan.
m. Menunjukkan sikap pengharapan dan keyakinan terhadap pasien.
n. Menunjukkan hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.
o. Menunjukkan sikap asertif.
p. Menunjukkan sikap empati.
q. Menunjukkan sikap etik.
r. Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman keperawatan.
s. Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan sesuai
kewenangannya.
t. Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan klien.
u. Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota tim dalam pengelolaan
asuhan keperawatan.

8
2.2.2 Perawat Klinis II (PK II)
Perawat Klinis II adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan melakukan asuhan keperawatan
holistik pada klien secara mandiri dan mengelola klien/sekelompok klien secara tim serta
memperoleh bimbingan untuk penanganan masalah lanjut/kompleks.

Kompetensi Perawat Klinis II yaitu:


a. Melakukan asuhan keperawatan dengan tahapan dan pendekatan proses keperawatan pada
klien dengan tingkat ketergantungan partial dan total care.
b. Menerapkan prinsip kepemimpinan dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
c. Menerapkan konsep pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien.
d. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien untuk menentukan intervensi keperawatan.
e. Menetapkan jenis intervensi keperawatan sesuai tingkat ketergantugan klien.
f. Menerapkan prinsip etik, legal, dan peka budaya dalam pemberian asuhan keperawatan.
g. Menggunakan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan karakteristik dan masalah klien.
h. Menerapkan caring yang sesuai dengan karakteristik dan masalah klien.
i. Melakukan kajian insiden keselamatan klien dan manajemen risiko klinis.
j. Melakukan kajian terhadap kejadian dan risiko infeksi pada klien.
k. Melakukan kerjasama antar tim.
l. Menerapkan pengendalian mutu dengan satu metoda tertentu sesuai kebijakan rumah sakit
setempat.
m. Mengimplementasikan pengendalian mutu asuhan keperawatan.
n. Merumuskan kebutuhan belajar klien dan keluarga secara holistik sesuai dengan masalah
kesehatan klien.
o. Menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar klien dan keluarga.
p. Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien dan keluarga.
q. Mengevaluasi ketercapaian edukasi kesehatan dan rencana tindak lanjut.
r. Melaksanakan preceptorsip pada tenaga perawat di bawah bimbingannya dan praktikan.
s. Melakukan diskusi refleksi kasus untuk meningkatkan kualitas pemberian asuhan
keperawatan.
t. Menggunakan hasil penelitian dalam pemberian asuhan keperawatan.

9
u. Membantu pelaksanaan riset keperawatan deskriptif.
v. Melakukan survey keperawatan.
w. Menunjukkan sikap memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama, ras dan antar
golongan.
x. Menunjukkan sikap pengharapan dan keyakinan terhadap pasien.
y. Menunjukkan hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.
z. Menunjukkan sikap asertif.
aa. Menunjukkan sikap empati.
bb. Menunjukkan sikap etik.
cc. Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman keperawatan.
dd. Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan sesuai
kewenangannya.
ee. Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan klien.
ff. Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota tim dalam pengelolaan
asuhan keperawatan.

2.2.3. Perawat Klinis III (PK III)


Perawat Klinis III adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan melakukan asuhan
keperawatan komprehensif pada area spesifik dan mengembangkan pelayanan keperawatan
berdasarkan bukti ilmiah dan melaksanakan pembelajaran klinis. .

Kompetensi Perawat Klinis III yaitu:


a. Melakukan pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan tingkat ketergantung partial
dan total dengan masalah kompleks di area keperawatan spesifik
b. Menerapkan filosofi dasar keperawatan pada area keperawatan spesifik.
c. Menerapkan penyelesaian dan pengambilan keputusan masalah etik, legal dalam asuhan
keperawatan di unit keperawatan.
d. Menetapkan jenis intervensi keperawatan sesuai tingkat ketergantungan klien pada lingkup
area spesifik.
e. Menerapkan prinsip kepemimpinan dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
f. Menerapkan konsep pengelolaan asuhan keperawatan pada unit ruang rawat.

10
g. Menggunakan metode penugasan yang sesuai dalam pengelolaan asuhan keperawatan di
unit ruang rawat.
h. Menetapkan masalah mutu asuhan keperawatan berdasarkan kajian standar dan kebijakan
mutu Melaksanakan analisis akar masalah (RCA) dan membuat grading risiko terhadap
masalah klinis.
i. Mengidentifikasi kebutuhan belajar klien dan keluarga secara holistik sesuai dengan
masalah kesehatan klien di area spesifik.
j. Mengidentifikasi dan memilih sumber-sumber yang tersedia untuk edukasi kesehatan pada
area spesifik.
k. Melakukan tahapan penyelesaian masalah etik, legal dalam asuhan keperawatan.
l. Menggunakan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan karakteristik dan masalah klien
dan keluarga pada area spesifik.
m. Menerapkan caring yang sesuai dengan karakteristik dan masalah klien di area spesifik
Menerapkan prinsip kerjasama interdisiplin.
n. Melaksanakan pengendalian mutu asuhan keperawatan di unit.
o. Menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar klien dan keluarga
pada area spesifik.
p. Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien dan keluarga pada area spesifik.
q. Mengevaluasi ketercapaian edukasi kesehatan pada area spesifik dan rencana tindak lanjut.
r. Melaksanakan preceptorship dan mentorship pada area spesifik.
s. Menginterpretasi hasil penelitian dalam pemberian asuhan keperawatan pada area spesifik.
t. Menggunakan hasil penelitian dalam pemberian asuhan keperawatan pada area spesifik.
u. Melakukan riset keperawatan deskriptif analitik dan inferensial.
v. Menunjukkan sikap memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama, ras dan antar
golongan Menunjukkan sikap pengharapan dan keyakinan terhadap pasien.
w. Menunjukkan hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.
x. Menunjukkan sikap asertif.
y. Menunjukkan sikap etik.
z. Menunjukkan sikap empati.
aa. Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman keperawatan

11
bb. Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan sesuai
kewenangannya.
cc. Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan klien.
dd. Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota tim dalam pengelolaan
asuhan keperawatan. .
ee. Melaksanakan asuhan keperawatan mempergunakan proses keperawatan dengan tepat
sesuai area praktiknya,

2.2.4 Perawat Klinis IV (PK IV)


Perawat klinis IV adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan melakukan asuhan
keperawatan pada masalah klien yang kompleks di area spesialistik dengan pendekatan tata kelola
klinis secara interdisiplin, multidisiplin, melakukan riset untuk mengembangkan praktek
keperawatan serta mengembangkan pembelajaran klinis.

Kompetensi Perawat Klinis IV yaitu:


a. Melakukan pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan tingkat ketergantung total
dengan masalah kompleks di area spesialistik.
b. Menetapkan jenis intervensi keperawatan pada lingkup masalah klien yang kompleks di area
spesialistik
c. Menerapkan tata kelola klinis dalam pelayanan keperawatan.
d. Melakukan evaluasi efektifitas metode penugasan yang sesuai dalam pengelolaan asuhan
keperawatan di unit.
e. Merumuskan indikator keberhasilan intervensi keperawatan.
f. Menetapkan pengelolaan asuhan klien dengan masalah kompleks pada area spesialistik.
Menetapkan upaya perbaikan mutu.
g. Melakukan tahapan penyelesaian masalah etik, legal dalam asuhan keperawatan dalam
berbagai lingkup pelayanan keperawatan.
h. Menggunakan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan karakteristik klien dengan masalah
kompleks di area spesialistik.
i. Menerapkan prinsip caring yang sesuai dengan karakteristik dan masalah klien dengan kasus
spesialistik.

12
j. Melaksanakan risiko klinis menggunakan pendekatan Healthcare Failure Mode & Effect
Analysis atau Analisis Efek & Mode Kegagalan di Pelayanan Kesehatan (HFMEA).
k. Menerapkan prinsip kerjasama secara interdisiplin/interprofesional.
l. Melakukan upaya perbaikan mutu asuhan keperawatan dengan memberdayakan sumber
terkait.
m. Melakukan pengendalian mutu asuhan keperawatan di beberapa unit.
n. Menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar klien dan keluarga
pada area spesialistik.
o. Melakukan proses edukasi kesehatan pada klien dan keluarga pada area spesialistik.
p. Mengevaluasi ketercapaian edukasi kesehatan pada area spesialistik dan rencana tindak
lanjut. Melaksanakan preceptorship dan mentorship pada area spesialistik.
q. Menganalisis hasil penelitian dalam pemberian asuhan keperawatan pada area spesialistik.
Menggunakan hasil penelitian dalam pemberian asuhan keperawatan pada area spesialistik.
Menunjukkan sikap memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama, ras dan antar
golongan.
r. Menunjukkan sikap pengharapan dan keyakinan terhadap pasien.
s. Menunjukkan hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.
t. Menunjukkan sikap asertif.
u. Menunjukkan sikap empati.
v. Menunjukkan sikap etik.
w. Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman keperawatan.
x. Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan sesuai
kewenangannya. Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan klien.
y. Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota tim dalam pengelolaan
asuhan keperawatan.

2.2. 5 Perawat Klinis V (PK V)


Perawat klinis V adalah jenjang perawat klinis dengan kemampuan memberikan konsultasi klinis
keperawatan pada area spesialistik, melakukan tata kelola klinis secara transdisiplin, melakukan
riset klinis untuk pengembangan praktik, profesi dan kependidikan keperawatan.

13
Kompetensi perawat klinis V yaitu:

a. Menerapkan prinsip caring yang sesuai dengan karakteristik dan masalah klien yang
kompleks di area spesialistik.
b. Merumuskan strategi penanganan akar masalah dan risiko klinis secara lintas disiplin.
c. Menganalisis potensi risiko klinis dari intervensi keperawatan.
d. Menerapkan prinsip dan model kerjasama secara interdisplin/interprofesional dalam
pelayanan kesehatan, transdisiplin.
e. Menerapkan tata kelola klinis dalam pelayanan kesehatan.
f. Mengembangkan metode penugasan berdasarkan bukti ilmiah.
g. Merumuskan indikator kinerja kunci pengelolaan asuhan klien dengan masalah kompleks
pada area spesialistik sebagai acuan penilaian.
h. Mengembangkan metoda perbaikan mutu asuhan keperawatan berdasarkan bukti ilmiah.
Menggunakan filosofi dasar keperawatan sebagai dasar keputusan dalam pemberian asuhan
keperawatan spesialistik.
i. Menyediakan pertimbangan klinis sebagai konsultan dalam asuhan keperawatan klien
dengan masalah klien yang kompleks di area spesialistik.
j. Melakukan pembinaan tata laku dan pertimbangan etik profesi, legal dalam lingkup
pelayanan keperawatan.
k. Menggunakan komunikasi terapeutik yang sesuai dengan karakteristik, masalah klien yang
kompleks di area spesialistik sebagai konsultan.
l. Menyusun strategi penanganan akar masalah dan risiko klinis secara lintas disiplin.
m. Menggunakan model kerjasama secara interdisiplin/interprofesional dalam pelayanan
kesehatan, transdisiplin.
n. Melakukan pemberian konsultasi klinis dalam asuhan keperawatan pada klien dengan
masalah kompleks pada area spesialistik.
o. Mengembangkan berbagai alternatif intervensi keperawatan berdasarkan bukti ilmiah.
Mengembangkan sistem dalam menjaga mutu asuhan keperawatan secara keberlanjutan.
Melaksanakan konsultasi dan edukasi kesehatan baik bagi peserta didik, sejawat, klien,
maupun mitra profesi sesuai kebutuhan.
p. Menyediakan advokasi sebagai konsultan dalam pelaksanaan preceptorship dan mentorship.
Mengevaluasi hasil penelitian untuk merumuskan intervensi keperawatan.
q. Melakukan riset keperawatan semi eksperimental dan eksperimental.
r. Menunjukkan sikap memperlakukan klien tanpa membedakan suku, agama, ras dan antar
golongan.
s. Menunjukkan sikap pengharapan dan keyakinan terhadap pasien.

14
t. Menunjukkan hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga.
u. Menunjukkan sikap asertif.
v. Menunjukkan sikap empati.
w. Menunjukkan sikap etik.
x. Menunjukkan kepatuhan terhadap penerapan standar dan pedoman keperawatan.
y. Menunjukkan tanggung jawab terhadap penerapan asuhan keperawatan sesuai
kewenangannya.
z. Menunjukkan sikap kerja yang efektif dan efisien dalam pengelolaan klien.
aa. Menunjukkan sikap saling percaya dan menghargai antara anggota tim dalam pengelolaan
asuhan keperawatan.

2.3 PROSES KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL

2.3.1 KREDENSIAL PADA PERAWAT BARU

Hariyati, Sutoto & Irawaty, 2018 menyampaikan bahwa untuk menjamin mutu dan keselamatan

pasien, maka perawat baru setelah direkrut dan mendapatkan program orientasi maka setelah itu

harus mengikuti kredensial.

Seleksi
Perekrutan administras
Perencanaan
i

*)Kredensial: Keaslian
ijasah, Sertifikat15uji
Placement/Penempatan kompetensi,STR,SIP,
Kredensial*)
Penetapan
Orientasi
SPK & RKK assesmen pengetahuan,
di Unit
dengan
UmumPreceptorship
dan Khusus attitude, & skill (optional)
Pada proses penerimaan perawat baru dimulai dengan seleksi administrasi, yang meliputi
kelengkapan berkas data diri, lamaran, KTP, surat keterangan sehat, dsb. Setelah seleksi
administrasi perlu dilaksanakan kredensial kompetensi berdasarkan verifikasi keaslian ijasah.
Verifikasi dilaksanakan dengan mengirimkan surat konfirmasi langsung kepada institusi pendidikan
yang mengeluarkan ijasah, surat kelulusan uji kompetensi/uji profesi. Keaslian Surat Tanda
Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktek (SIP), serta surat Ijin Kerja (SIK) juga perlu dicek
kebenarannya, verifikasi dokumen ditujukan untuk menjamin keamaan pemberian asuhan
keperawatan.

Tabel 2 Daftar Chek List Kredensial Perawat Baru


No Verifikasi Ya Tidak
1 Administratif: Lamaran, curriculum vitae
Administrasi lain: Transkrip, KTP, foto, dll,
Kredensial Kompetensi
2 Keaslian Ijasah & Trankrip dari Institusi Pendidikan
3 Keaslian sertifikat uji kompetensi

16
4 Keaslian Surat Tanda Registrasi/STR
5 Keaslian Surat Ijin Kerja/SIK atau Surat Ijin Praktek/SIP
6 Portofolio
7 Surat Keterangan sehat baik fisik maupun psikologis
8 Surat pengalaman kerja sebagai perawat *),
*) untuk staf yang pernah bekerja sebagai perawat

Perawat baru yang dievaluasi dan dinilai belum kompeten di ketrampilan tertentu akan menjalani
hands on yaitu proses pendalaman ketrampilan klinis dengan alat peraga. Perawat baru akan
mendapatkan evaluasi yang berkelanjutan untuk akhirnya dinyatakan mempunyai RKK yang
mandiri dan dapat diajukan rekredensial pada komite keperawatan. Pada rekredensial perawat baru
ini dapat dilaksanakan pada tahun pertama atau sesuai progress kompetensi professional perawat.

Pasca Kredensial perawat paru akan ditempatkan pada Unit kerja sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya yang tercantum dalam Surat Penugasan Klinis dan Rincian Kewenangan Klinis.
Definisi dari delination of clinical previledge adalah pemberian kewenangan, uraian tugas dan
tanggung jawab perawat sesuai dengan kewenangan klinisnya di unit kerja tertentu. Delination of
clinical previledge adalah kegiatan esensial untuk menjamin adanya keselamatan pasien, mengapa
karena fenomena yang terjadi adalah kredensial telah dilaksanakan dan seorang perawat telah
mempunyai SPK dan RKK, namun di unit kerja dituntut melaksanakan kewenangan klinis yang
tidak sesuai dengan SPK dan RKK nya. Hal ini tentunya akan rentan terhadap keselamatan pasien
maupun keselamatan perawat.

2.3.2 REKREDENSIAL KEPERAWATAN

Asesmen Re/Kredensial
Kompetensi: Berbasis log
Evaluasi Profesional SPK dan RKK
Berkelanjutan Berbasis log book, self
book, self evaluation, Kewenangan
evaluation, portfolio dan Mandiri/Dibawah
portfolio dan rekomendasi Supervisi
rekomendasi

17
Ada Gap Delination of
Continuing Kenaikan Jenjang
Kompetensi Previlledge
Professional Karir
Development/CP
Sumber: Hariyati, Sutoto & Irawaty, 2018

Rekredensial dilaksanakan untuk mengevaluasi kewenangan klinis yang telah diberikan kepada
perawat dan tujuan dari kredensial adalah menjamin agar asuhan yang diberikan oleh perawat
adalah aman untuk pasien Pada pasien baru setelah proses preceptorship akan ada rekomendasi
evaluasi kinerja professional yang ditunjukan dalam kompetensi klinis. Jika pada awalnya staf
Keperawatan baru punya beberapa kewenangan di bawah supervisi bisa diusulkan kredensial untuk
menjadi kewenangan klinis yang mandiri. Re-kredensial dilaksanakan terhadap kewenangan klinis
yang awalnya tidak mandiri/di bawah supervisi menjadi mandiri. Re-kredensial juga dilaksanakan
saat akan mengajukan kenaikan jenjang karir keperawatan dan asesmen diarahkan pada kemampuan
dan kompetensi pada jenjang di atasnya. Re-kredensial juga bisa dilaksanakan pada kondisi tertentu
misalnya setelah cuti panjang, atau setelah sembuh dari kondisi sakit.

Alur Re-Kredensial dimulai degan mengadakan On Going Professional Performance Evaluation


(OPPE) atau Focus Performance Practice Evaluation (FPPE) yang dilaksanakan secara
berkesinambungan. Asesmen kinerja profesional yang dilakukan oleh atasan/supervisor/preceptor
dengan mengevaluasi semua aspek kompetensi yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
kemampuan dalam membuat keputusan klinis. Dokumen asesmen kompetensi divalidasi melalui
logbook dan portofolio. Asesmen kompetensi dapat dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari atasan
langsung dan juga tim yang ditunjuk dan mempunyai kemampuan dalam melaksanakan evaluasi.
Metode asesmen kompetensi dapat dilaksanakan dalam bentuk metode kasus, presentasi berbasis

18
evidence based practice dan apabila diperlukan dapat dilakukan validasi melalui kemampuan
ketrampilan keperawatan yang bersifat berisiko tinggi terhadap keselamatan pasien.

2.2.3 TAHAPAN KREDENSIALING

Tahapan Pelaksanaan Krendensialing pada perawat adalah: PERMENKES No 49/2013 tentang

Komite Keperawatan:

a. Permohonan memperoleh kewenangan klinis

Pengajuan permohonan perawat disampaikan kepada Kepala Bidang Keperawatan dengan

diketahui oleh Kepala Ruangan. Perawat yang mengajukan kredensial telah mengisi

beberapa formulir yang disediakan rumah sakit yaitu rincian kewenangan klinis yang

diajukan dengan mencontreng kemampuan yang telah dicapai, menyampaikan portofolio,

self assessment, log book dan melengkapi dokumen bukti. Dokumen kelengkapan tersebut

diserahkan kepada Kepala Bidang keperawatan untuk ditindaklajuti dan diserahkan kepada

Ketua Komite Keperawatan.

b. Ketua Komite Keperawatan menugaskan Subkomite Kredensial untuk melakukan proses


kredensial (dapat dilakukan secara individu atau kelompok);
c. Sub komite dapat membentuk panitia adhoc bila tak mempunyai kemampuan sendiri, untuk
melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode: portfolio, asesmen
kompetensi. Panitia adhoc dapat melibatkan mitra bestari. Mitra bestari adalah orang yang
kompeten dalam area keperawatan, mempunyai kemampuan di bidang pengetahuan,
ketrampilan, sikap dan perilaku. Mitra Bestari dapat diambil dari Mitra dari Universitas
ataupun dari Rumah Sakit lain dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Pengambilan mitra
dari lain institusi dimungkinkan agar menjaga obyektifitas pelaksanaan asesmen. Mitra
bestari juga dapat dilaksanakan oleh mitra dari ruangan lain di dalam rumah sakit dengan
ketentuan yang sama.

d. Tahap Kajian Mitra Bestari/Tim Ad-hock

19
Mitra bestari adalah orang yang kompeten dalam area keperawatan, mempunyai

kemampuan di bidang pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku. Mitra Bestari dapat

diambil dari Mitra dari Universitas, Organisasi profesi ataupun dari Rumah Sakit lain

dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Pengambilan mitra dari lain institusi dimungkinkan

agar menjaga obyektifitas pelaksanaan asesmen. Mitra bestari juga dapat dilaksanakan oleh

mitra dari ruangan lain di dalam rumah sakit dengan ketentuan yang sama.

Setelah dilakukan verifikasi terhadap kelengkapan dokumen, komite keperawatan

menugaskan subkomite kredensial untuk memproses permohonan tersebut. Subkomite

kredensial menyiapkan mitra bestari yang berjumlah sekitar 4 hingga 6 orang. Mitra bestari

dibekali dengan kemampuan melaksanakan asesmen. Tugas mitra bestari adalah mengkaji

asesmen asuhan atau tindakan keperawatan yang diajukan oleh pemohon, mengacu kepada

buku putih yang memuat syarat-syarat kapan seorang perawat dianggap kompeten.

Misalnya, pendidikan dan pelatihan, dan kemampuan menangani sejumlah kasus dalam

periode tertentu. Berdasarkan logbook, on going professional performance evaluation,

portfolio dan dibandingkan buku putih (white paper) tersebut mitra bestari dapat

merekomendasi atau menolak permohonan kewenangan klinis asuhan dan tindakan

keperawatan yang diajukan.

Mitra Bestari dapat juga mengevaluasi kesehatan fisik dan mental dan jika perlu dengan

bantuan dokter untuk rekomendasi. Jika memperlukan validasi lanjut terkait kewenangan

klinis maka dapat dilaksanakan asesmen yang berupa ujian praktek, wawancara dan uji

tertulis untuk kewenangan klinis yang berisiko tinggi terhadap keselamatan pasien,

keselamatan perawat dan berdampak finansial besar bagi pasien dan RS. Pada akhir proses

20
kredensial, mitra bestari merekomendasikan sekelompok asuhan dan tindakan keperawatan

tertentu yang boleh dilakukan oleh pemohon dalam bentuk rekomendasi untuk SPK dan

RKK (surat penugasan klinis dan rincian kewenangan klinis).

e. sub komite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat menentukan rincian

kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan

f. Komite keperawatan mengusulkan kepada Direktur RumahSakit

g. Penerbitan Surat Penugasan Klinis disertai Rincian Kewenangan Klinis

Kepala RS/Direktur menerbitkan SPK dan RKK (surat penugasan klinis disertai rincian

kewenangan klinis) kepada tenaga perawat pemohon berdasarkan rekomendasi Ketua

Komite Keperawatan. RKK memuat daftar sejumlah kewenangan klinis untuk melakukan

asuhan dan tindakan keperawatan.

Tahapan Kredensialing dapat dilihat dalam Gambar 3:

Perawat Kepala Direktur/Kepala Komite Direktur RS


Asuhan Sesuai Ruang/Supervisor Bidang Keperawatan
SPK Keperawatan
Tim Adhoc
OPPE/FPPE

Verifikasi
dokumen
Log book

CPD,Telaah
Portfolio
Asesmen
asuhan
tertentu: studi
Self evaluasi
kasus & praktek

Usulan
Verifik
Rapatat
asi
kredensial
verifikasi

21
File Kepegawaian
Div.SDM
USULAN
File Pribadi
SPKSPK
SPK
& dan
RKK RKK
& RKK
SPK & RKK SPK & RKK SPK & RKK

File SPK & File SPK & FIlE SPK &


RKK RKK RKK

22
2.2.4 DOKUMEN DALAM KREDENSIAL

Dokumen-dokumen yang disiapkan oleh perawat dalam Krendesial meliputi:

a. Formulir Pra Asesmen

b. Formulir Pengajuan Krendensialing

c. Portfolio dan dokumen pelengkap/sertifikat: STR, SIK, Sertifkat-sertifikat

d. Log Book kompetensi

e. Self Assesment

f. Hasil On Going Professional Performance Evaluation/OPPE

g. Hasil Focus Performance Practice Evaluation/FPPE

h. Surat permohonan pribadi untuk kredensial diajukan melalui kepala ruangan

i. Usulan dari Kepala ruangan dan Direktur/Bidang Keperawatan

2.2.5. SURAT PENUGASAN KLINIS (SPK)


Penugasan Klinis adalah penugasan kepala/direktur Rumah Sakit kepada SDM keperawatan untuk

melakukan asuhan keperawatan di Rumah Sakit tersebut berdasarkan daftar Kewenangan Klinis,

penugasan ini dituangkan dalam Surat Penugasan Klinis (SPK).

Ketentuan Penugasan Klinis adalah sebagai berikut:

a. Surat penugasan klinis berlaku sampai 3 tahun

b. Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut rumah sakit harus melakukan

rekredensial. Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang

telah memiliki Kewenangan Klinis untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan

klinis tersebut.
23
c. Kredensial pada keperawatan juga dilaksanakan pada proses pengusulan kenaikan Jenjang

Karir di mana kompetensi yang dikredensial adalah sesuai dengan Level Karir yang dituju

d. Surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila dinyatakan tidak kompeten.

e. Kewenangan klinis untuk melakukan tindakan tertentu dapat dicabut berdasarkan

pertimbangan Komite Keperawatan berdasarkan kinerja profesi di lapangan.

f. Kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat diberikan kembali bila dianggap telah pulih

kompetensinya.setelah dilakukan pembinaan oleh Sub Komite pengembangan Mutu

profesi./ Sub Komite Etik.

Sumber: Hariyati, Sutoto & Irawaty, 2018

2.3.6 RINCIAN KEWENANGAN KLINIS

Kewenangan Klinis adalah kewenangan dan atau uraian tugas yang harus dikuasai oleh seorang

perawat berdasarkan level/jenjang kompetensi yang dicapainya. Saat perawat mendapatkan Surat

Penugasan Klinis akan diberikan Daftar Rincian Kewenangan Klinis sesuai harus kredensial. Daftar

kewenangan klinis sangat dikaitkan dengan jenjang/level perawat dimana setiap level akan berbeda

kewenangan klinisnya. Daftar Kewenangan Klinis selain berdasarkan level Jenjang Karir juga

merujuk pada Standar Nasional Kompetensi Perawat Indonesia serta perundang-undangan lainnya.

Daftar kewenangan klinis ini harus ditinjau secara periodik disesuaikan dengan perkembangan ilmu

dan teknologi.

Daftar kewenangan klinis ini dibakukan oleh rumah sakit dan untuk rumah sakit khusus dimana

perawatnya harus mempunyai spesifikasi sesuai kekhususan maka daftar kewenangan klinis yang

disusun juga harus mengarah pada kekhususan tersebut. Seluruh perawat harus mengetahui

24
kewenangan klinisnya dan menjadikannya sebagai pedoman dalam melaksanakan peran dan tugas

dalam pemberian asuhan keperawatan. Daftar Rincian Kewenangan Klinis terlampir.

2.3.7 ON GOING PROFESIONAL PERFORMANCEEVALUATION/OPPE dan FOCUS


PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/FPPE

Setelah dilakukan kredensial perlu pengawalan kompetensi dan kewenangan melalui Evaluasi

kinerja professional yang berkelanjutan. Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Profesional berawat

dilandaskan pada standar KKS 13, dimana Rumah Sakit harus memastikan bahwa setiap perawat

kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan mandiri, kolaborasi, delegasi dan mandat kepada

pasien secara aman dan efektif.

Standar KKS 15 juga menyampaikan Rumah sakit harus melakukan evaluasi kinerja staf

keperawatan, dalam hal ini kinerja keperawatan harus dinilai sesuai delination of clinical priviledge

disamping aspek penilaian yang lain. Penilaian kinerja mengarah pada kinerja professional dan

kemampuan focus praktek professional. OPPE dan FPPE menjadi persyaratan dari The Joint

Comission (Holley, 2016), tujuan dari OPPE dan FPPE adalah menjamin keselamatan pasien

dengan memastikan bahwa asuhan yang dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan kewenangan

perawat.

OPPE adalah evaluasi professional dari setiap perawat sesuai kewenangannya, sedangkan FPPE

lebih menekankan evaluasi terfokus apabila ada suatu performance professional perawat yang terus-

menerus mendapatkan complain atau tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Pelaksanaan OPPE adalah terus menerus, on proses dan tidak hanya mengutamakan penilaian

asesmen akhir. OPPE juga tidak dilaksanakan oleh supervisor ataupun asesor yang tidak bekerja
25
bersama dengan perawat, karena jika penilaian OPPE oleh orang yang sehari-hari tidak berada di

unit yang sama maka penilaiannya bisa saja menjadi penilaian sewaktu dan bukan proses yang

berkesinambungan.

On Going atau current process artinya berkesinambungan di dalam proses, jadi OPPE dan FPPE

dilaksanakan secara terus menerus di dalam proses pemberian asuhan profesional. Evaluasi ini

dilaksanakan sehari-hari saat pelaksanaan asuhan keperawatan, dan yang mengevaluasi adalah yang

langsung bersama saat melaksanakan asuhan. Perawat yang dinilai juga membuat dokumentasi

logbook terhadap kinerja profesional sesuai kewenangan, maupun kemajuan dan perkembangan dari

kompetensinya, dimana logbook kompetensi ini menjadi dokumen yang diperlukan dalam

kredensial keperawatan.

Evaluasi ini bisa dimulai dengan evaluasi diri sendiri/self assessment, kemudian dari peer, dan yang

mempunyai tanggung jawab mengevaluasi adalah preceptor jika perawat baru, sedang perawat lama

oleh supervisor/mentor yang ada di unit kerja tersebut.

Setiap preceptor, supervisor, atau mentor harus mempunyai kemampuan evaluasi. Evaluasi harus

obyektif dan sesuai RKK dari perawat. Evaluasi harus mempunyai daftar tilik evaluasi, dimana

setiap asuhan harus punya standar asuhan keperawatannya dan juga panduan asuhan

keperawatannya. Semua evaluasi ditujukan kepeda profesionalisme dengan siklus asuhan

keperawatan utuh yaitu dari mulai asesmen, penetapan diagnosis, penetapan tujuan dan intervensi

serta evaluasi dan dokumentasi. Jadi penilaian kinerja tidak hanya difokuskan kepada ketrampilan

saja tetapi meliputi 4 aspek yaitu pengetahuan, ketrampilan, sikap dan kemampuan pengambilan

keputusan klinis. Kompetensi dalam mengambil keputusan klinis adalah sangat penting karena,

seorang perawat tidak hanya punya pengetahui, ketrampilan dan sikap tetapi harus mampu

26
mengelaborasikan dalam pembuatan keputusan klinis, sehingga asuhan yang diberikan adalah

sesuai dengan kebutuhan dari pasien.

Jenis Penilaian Kinerja Profesional meliputi

a. Prilaku mempertahankan dan meningkatakan mutu dan keselamatan pasien berupa kegiatan

terlibat dalam kegiatan penjaminan mutu dan keselamatan pasien, asuhan yang didasarkan

standar etik dan standar profesi


b. Kinerja professional klinis sesuai rincian kewenangan klinis dan meliputi 4 komponen

kompetensi yaitu pengetahuan, ketrampilan, sikap dan kemampuan mengambil keputusan

klinis
c. Pengembangan profesionalisme berupa keikutsertangan dalam pertemuan ilmiah, riset,

pengabdian masyarakat, continuing professional education, keterlibatan dalam kegiatan

organisasi profesi dan kegiatan lain terkait pengembangan profesional

2.3.8 PENGEMBANGAN PROFESIONAL BERKELANJUTAN (PKB)

PKB merupakan proses yang harus dilaksanakan setelah dilaksanakan kredensial dan rekredensial
keperawatan. Target PKB harus dicapai oleh perawat dan disupport oleh RS. Apabila saat asesmen
maupun OPPE dan FPPE ditemukan adanya gap kompetensi maka subkomite kredensial atau
preceptor/mentor/supervisor dapat mengusulkan staf untuk mengikuti CPD. CPD dilaksanakan
berdasarkan training need assessment dari gap kompetensi yang terjadi saat asesmen kompetensi,
evaluasi professional berkelanjutan/on going professional evaluation, dan kebutuhan
pengembangan organisasi. CPD yang dilaksanakan bisa berupa pelatihan, seminar, workshop,
diskusi refleksi klinis, maupun peningkatan pendidikan formal.

Sesuai Standar KKS 8, KKS 8.1 dan KKS 8.2 bahwa setiap staf termasuk perawat wajib mengikuti

pendidikan atau pelatihan di dalam atau di luar rumah sakit termasuk pendidikan profesi

27
berkelanjutan untuk mempertahankan atau meningkatkan kompetensinya. Perawat juga wajib

dilatih minimal tentang resusitasi jantung dan paru, code blue dengan benar dan juga pelatihan

asuhan yang menjamin keselamatan pasien. Untuk perawa di ruangan-ruang tertentu seperti Unit

Gawat Darurat, Intensive Care, tidak cukup pelatihan untuk Bantuan Hidup Dasar tetapi juga

Emergency NursingIntermediate/Advance Level. Pelatihan asuhan safety termasuk didalamnyF.a

kompetensi identifikasi pasien, komunikasi efektif, pengelolaan obat, pengontrolan dan

pengendalian infeksi dan risiko jatuh.

Setiap perawat harus dipersyaratkan untuk meningkatkan profesionalisme melalui CPD, dan RS

wajib menyiapkan minimum 20 jam per tahun untuk kegiatan CPD per perawat. CPD

dikembangkan berdasarkan need training assessment. Walaupun demikian CPD tidak hanya berupa

pelatihan, tetapi juga keikutsertaan dalam seminar workshop, diskusi refleksi kasus maupun

pendidikan formal. CPD juga dapat dilaksanakan melalui on job training artinya RS melaksanakan

CPD melalui in house training. CPD juga bias diperoleh melalui pembelajaran e-learning.

BAB 3
PENUTUP

28
Kredensial dan Re-Kredensial ditujukan untuk mengawal professional keperawatan. Kredensial dan
rekredensial juga ditujukan kepada penjaminan mutu dan keselamatan pasien. Kredensial
Keperawatan sejalan dengan Pengembangan sistem jenjang karir professional perawat yang
diimplementasikan dalam tatanan pelayanan. Adanya Jenjang karir professional menjadi arahan
kewenangan perawat yang juga sekaligus menjadi acuan dasar Evaluasi kinerja professional yang
berdampak pada penghargaan perawat.

Buku Pedoman kredensial dan rekredensial ini diharapkan dapat digunakan dalam pelaksanaan
kredensial dan rekredensial, serta Evaluasi kinerja professional yang berkelanjutan serta
pelaksanaan pengembangan professional yang berkelanjutan. Dengan dilaksanakan kredensial
diharapkan professional keperawatan dapat ditingkatkan dan asuhan yang aman dan bermutu juga
dapat terwujud

DAFTAR PUSTAKA

Benner, P. (2001). From novice to expert: Excellence and power in clinical nursing practice.
Commemorative edition. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall Health.

29
Hariyati,RTS, Sutoto & Irawaty, D (2018). Kredensial dan Rekredensial Keperawatan Sesuai
SNARS KARS. Jakarta.
Kak, N., Burkhalter, B. & Cooper, M. (2001). Measuring the competence of healthcare
providers. Operations Research Issue Paper 2(1). Bethesda, MD. 203
Publisher: The Quality Assurance Project, U.S. Agency for International Development
Kemenkes (2013). Pedoman jenjang karir perawat di rumah sakit. Jakarta: Direktorat Keperawatan
dan Keteknisian Medik Direktorat Jendral Pelayanan Medik Depkes RI.
Permenkes no 49 Tahun 2014, tentang Komite Keperawatan
Permenpan no 25 Tahun 2014, tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya
Peraturan Menteri Kesehatan No. 17 Tahun 2013 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
Permenpan no 25 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya
Peraturan Menteri Kesehatan No 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Peraturan Menteri Kesehatan No 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi RS
Peraturan Menteri Kesehatan No 40 Tahun 2017 tentang Jenjang Karir Keperawatan
Buku Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 Tahun 2018
Undang-Undang No. 3 tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang-Undang no 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan

LAMPIRAN I
KOMPETENSI GENERAL PERAWAT KLINIK
Tiga Area Kompetensi Klinik Perawat Klinik

30
A. Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
1. Menunjukan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik profesioanal
a. Bertanggunggugat dan bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan profesional
(perawat dapat menjelaskan alasan secara ilmiah pada setiap tindakan yang dilakukan).
b. Mengenal batas peran dan kompetensi diri (perawat mengetahui batas kemampuannya
sehingga tidak melakukan tindakan diluar batas kemampuannya).
c. Merujuk atau mengkonsultasikan pada yang lebih ahli (merujuk perawat dengan
kompetensi lebih tinggi/tingkat kepakarannya).
2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan berdasarkan kode etik keperawatan
Indonesia dan memperhatikan budaya
a. Menghormati hak privasi klien/pasien. Misalnya: memisahkan antara pasien laki-laki
dan perempuan.
b. Menghormati hak klien/pasien untuk memperoleh informasi (perawat dapat memberi
penjelasantentang hak-hak klien/pasien)
c. Menjamin kerahasiaan dan keamanan informasi tentang status kesehatan klien/pasien
(perawat tidak menyebarkan informasi tentang klien/pasien kepada yang tidak berhak)
d. Mengembangkan praktik keperawatan untuk dapat memenuhi rasa aman dan
menghargai martabat klien/pasien.
e. Memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan budaya pasien (perawat
memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan adat istiadat dan budaya
klien/pasien).
3. Melaksanakan praktik secara legal
a. Melaksanakan praktik sesuai kebijakan lokal dan nasional
b. Menunjukan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku terkait praktik
keperawatan dan kode etik keperawatan.

B. Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan


Sesuai Rincian Kewenangan Klinis Per Level PK I, II, III, IV, V (Terlampir: format Excell)

C. Pengembangan Profesional
1. Melaksanakan upaya peningkatan profesional dalam praktik keperawatan
2. Memggunakan hasil riset dalam praktek keperawatan.
3. Melakukan riset dan pengabdian masyarakat
4. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggung jawab profesi
a. Mengevaluasi kinerja praktek diri sendiri
b. Melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan ilmiah keperawatan

31
LAMPIRAN 2. CONTOH PORTOFOLIO

Catatan: Portofolio bukan kumpulan sertifikat atau hanya curiculum vitae, tetapi juga memuat

tentang deskripsi diri tentang kompetensi yang saat ini dimiliki, pencapaian diri, peningkatan diri,

pengalaman belajar, pendidikan dan award yang diterima, nilai-nilai yang dianut, visi dan misi

terkait peningkatan kompetensi dan jenjang karir (umumnya tidak lebih dari satu halaman).

Contoh:

32
Saya Ns. A, pendidikan terakhir saya adalah spesialis KMB dan saat ini bertugas di Ruang…

dengan PK…… CPD yang saya dapatkan selama 3 adalah…. dan saya juga terlibat aktif dalam

ikatan/himpunan keperawatan medical bedah (tuliskan juga jika aktif sebagai

narasumber/preceptor/riset/dapat award). Selama 3 tahun dalam level PK III, peran dan tanggung

jawab saya adalah memberikan asuhan keperawatan dengan deskripsi:……Pengalaman berharga

dalam melaksanakan asuhan keperawatan adalah……… Pengalaman berharga ini memberikan

kesempatan saya dalam meningkatkan……Perencanaan saya terkait kompetensi asuhan

keperawatan saya adalah…., dan untuk mencapainya maka yang akan saya laksanakan adalah…..

Berikut saya sampaikan bukti fisik dari pengalaman CPD dan penunjang lainnya. Demikian

portofolio ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Catatan: Seluruh bukti fisik dan penunjang disertakan sebagai lampiran portofolio

LAMPIRAN 3. CONTOH SELF EVALUASI

NAMA : .................................................................. FOTO


UNIT KERJA : ...................................................................
LEVEL KOMPETENSI : PK III

Kompetensi Domain Kognitif Chek List Domain Chek List Domain Afektif Chek List
(V) Psikomotor (V) (V)

33
Asuhan pasien Fisiologi Asesmen Komunikasi
dengan kebutuhan fisik: terkait
nutrisi kurang nutrisi

Patofisiologi Membantu Privacy


memberikan
makan
Farmakologi Pemberian Etik
makan per
NGT

Proses Total Budaya


Keperawatan: Parenteral
menetapkan Nutrisi
diagnosis
… … ….

Asuhan pasien Dst


dengan dx.Nyeri

LAMPIRAN 4. Log Book


LOG BOOK PERAWAT

NAMA : .................................................................. FOTO


UNIT KERJA : ...................................................................
LEVEL KOMPETENSI : PK I

Petunjuk pengerjaan:
1. Lakukanlah praktek keperawatan sesuai dengan standar praktek dan standar prosedur operasional
berdasarkan unit-unit kompetensi yang akan diases dan laksanakan evaluasi diri minimal 3 kali sebelum

34
meminta penilaian peer (bisa lebih dari 3 kali apabila belum sesuai dengan SPO). Jika perawat adalah
perawat baru maka asuhan yang dilaksanakan adalah sesuai kewenangan klinisnya.
2. Lakukan evaluasi dengan peer/rekan kerja minimal 3 kali dan dari 3 kali evaluasi tersebut sudah sesuai
dengan SPO (bisa lebih dari 3 kali apabila belum sesuai dengan SPO)
3. Laksanakan evaluasi praktek keperawatan dari Kepala ruangan/CI/Ketua Tim /PJ Shift/Preseptor untuk
mensupervisi, minimal 3 kali asesmen dan sudah sesuai dengan SPO (bisa lebih dari 3 kali apabila belum
sesuai dengan SPO)
4. Isi tanggal kapan evaluasi dilaksanakan, Isi keterangan/ket dengan K: Kompeten apabila sesuai SPO, BK:
Belum Kompeten apabila belum sesuai SPO. Dokumen yang diperlukan adalah SPO dari semua tidakan
keperawatn
5. Pemenuhan pencapaian kompetensi ini menjadi persyaratan untuk dilakukan asesmen kompetensi pada
tahap validasi level jenjang karir
6. Buku catatan pencapaian kompetensi ini berlaku jika ditandatangani oleh supervisor yang ditunjuk oleh
kepala bidang keperawatan

SUPERVISI PEER MANDIRI


N Diagnosis Tindakan I II III I II III I II III
o Keperawatan Keperawatan Tgl ket tgl ket tgl ket tgl ket tgl ket tgl ket tgl ket tgl ket tgl ket
1 Ketidakmampua Menetapkan
n pemenuhan diagnosis terkait
Kebutuhan pemenuhan
Sehari-hari kebutuhan sehari-
hari *)

Memandikan di
tempat tidur

Membantu
menggunakan baju

Oral hygiene
Memotong kuku
Dst
Ket: *) Penetapan diagnosis keperawatan adalah kewenangan mandiri Ners/Ners Spesialis, sedangkan untuk Vokasi untuk penetapan diagnosis adalah
di bawah supervisi
K: Kompeten adalah sesuai SPO BK: Belum Kompeten apabila belum sesuai SPO
Catatan:
...............................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
MENGETAHUI KEPALA RUANG TTD PERAWAT

( ) ( )

LAMPIRAN 5. Formulir Pengajuan Kredensial

APLIKASI KREDENSIALING PERAWAT


A. IDENTITAS PERAWAT
Nama Pemohon : ................................................................................................
Tempat/Tanggal Lahir : .........../........../...........
Jenis Kelamin : ..........................................................................................
Alamat : ...............................................................................................

35
Telepon : ......................................... HP : ......................................
Email : ...............................................................................................
B. DATA PENDIDIKAN
Institusi Pendidikan :
Jurusan/Program :
Nomor Ijazah :
Tanggal Lulus :
STR ;
SIPP :
C. DATA PEKERJAAN
Unit Kerja :
Jabatan :
Level Kompetensi : PK I/ PK II/PK III/PK IV/PK V
D. STATUS KREDENSIALING YANG DIUSULKAN (Berikan cek list pada salah satu kotak)

 Kredensial
 Re Kredensial
 Pemulihan Kewenangan

E. INFORMASI KREDENSIALING INDIVIDU


a. Apakah anda pernah dilakukan kredensialing sebelumnya? Jika Ya, tuliskan kapan
dilakukannya kredensialing terakhir.
 Ya  Tidak
.................................................................................................................................
b. Apakah anda memiliki surat penugasan klinis yang menjelaskan kewenangan klinis anda?
Jika Ya, tuliskan tanggal penugasan klinis dan nomor surat penugasan klinis.
 Ya  Tidak
.................................................................................................................................
c. Apakah kewenangan klinis anda pernah :
 Dikurangi  Ya  Tidak
 Dibekukan  Ya  Tidak
 Dicabut  Ya  Tidak
Jika Ya, tuliskan kapan hal tersebut terjadi……….

B. Tuliskan program pengembangan professional berkelanjutan (CPD) bagi perawat yang anda
ikuti dalam 3 tahun terakhir, yang terkait dengan kewenangan klinis yang diajukan
Waktu
Institusi SKP Kompetensi yg telah Bukti Fisk
Nama CPD & Berapa
Penyelenggara dicapai
Lama
1.bantuan hidup dasar 1. sertfikat
Pelatihan PPNI 12-17 2. prinsip kegawatan.. 2. lulus uji
asuhan Maret 2 3. dst….. kompetensi
keperawatan 2015/5

36
Waktu
Institusi SKP Kompetensi yg telah Bukti Fisk
Nama CPD & Berapa
Penyelenggara dicapai
Lama
pada pasien hari
kegawatan

C. PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa segala hal yang tertulis di dalam dokumen ini adalah benar adanya.
Apabila di kemudian hari terbukti ada hal yang tidak benar maka saya bersedia menanggung
segala konsekuensi sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

Tanda Tangan : ................................................................


Nama Jelas : ................................................................. (Tulis dengan huruf cetak)
Tanggal : ........./........../.......... (Tanggal/Bulan/Tahun)

G.MENGETAHUI
TTD Kepala Ruangan : ................................................................
Nama Jelas : ................................................................. (Tulis dengan huruf cetak)
Tanggal : ........./........../.......... (Tanggal/Bulan/Tahun)

Catatan: Formulir pengajuan ditujukan kepada direktur keperawatan/wadir/bidang keperawatan


untuk diteruskan kepada komite keperawatan

LAMPIRAN 5. FORMULIR ASESMEN KREDENSIAL DAN REKOMENDASI

Nama Asesi : Tanggal :


Waktu :
Jenjang Karir : Ruang :

Penjelasan untuk Perawat :

37
1. Tim Adhoc yg ditunjuk oleh Komite Keperawatan melaksanakan asesmen berdasarkan metoda dan
instrumen yang telah ditentukan.
2. Tim Adhoc yg ditunjuk oleh Komite Keperawatan memverifikasi bukti serta mendokumentasikan
seluruh bukti pendukung yang dapat ditunjukan oleh peserta sesuai dengan yang dipersyaratkan.
3. Bukti langsung berupa kegiatan praktek secara langsung atau simulasi dan wawancara (K:
Kompeten, BK: Belum Kompeten), bukti pendukung berupa sertifikat pelatihan/seminar/workshop
dan log book dan portofolio, self asesmen ( L:Lengkap, BL: Belum Lengkap). Bukti Langsung
disertai dengan lampiran chek list obesrvasi, bukti tidak langsung dilengkapi bukti fisik
4. Tim Adhoc yg ditunjuk oleh Komite Keperawatan membuat keputusan akhir apakah peserta sudah
kompeten
( K ), Belum kompeten ( BK ) untuk setiap unit kompetensi berdasarkan bukti-bukti.
5. Tim Adhoc yg ditunjuk oleh Komite Keperawatan memberikan umpan balik terhadap proses
asesmen
6. Tim Adhoc yg ditunjuk oleh Komite Keperawatan r dan peserta bersama-sama mendatangani
pelaksanaan asesmen.

Kompetensi & Studi Kasus/Case Report: Wawancara Demonstrasi/Bed Site:Observasi Bukti Keputusan
Rincian Kompetensi Pendukung
Kognitif Skill Afektif Kognitif Skill Afektif K BK
K BK K BK K BK K BK K BK K BK L BL
Askep: Dx Ketidak
seimbangan
Cairan dan
Elektrolit
analisis gas darah
Fisiologi, patologi
& biokimia terkait
problem
Analisis hasil
pemeriksaan
penunjang
Respon pasien
terhadap kondisi
ketidaksaeimbangan
Asesmen fisik
Asesmen
psikososial dan
budaya
Terapi intravena
Terapi ogsigenisasi
Pengambilan darah
AGD
Control balance
cairan dan elektrolit
Monitoring tanda
klinis terkait
ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit
Edukasi pasien dan
keluarga
Kolaborasi medikasi
Kolaborasi
interprofesional
Dst….

Perawat telah diberikan Umpan balik / masukan Nama Pemverifikasi :


dan diinformasikan hasil penilaian / assesmen serta 1.
keputusan yang dibuat, 2.
3.

38
4.
Tanda Tangan :
Berdasarkan hasil penilaian tersebut , asesi :
1.
Direkomendasikan / tidak direkomendasikan 2.
untuk mendapat SPK untuk ………… 3.
4.

Hari/ Tgl/ Bln/ Thn :

Saya telah mendapatkan umpan balik / masukan Nama Perawat :


terhadap bukti yang telah saya berikan serta
informasi mengenai hasil penilaian dan penjelasan
untuk keputusan yang dibuat Tanda tangan :

Hari/ Tgl/ Bln/ Thn :

Catatan :

Lampiran 6. CONTOH SURAT PENUGASAN KLINIS/SPK

SURAT PENUGASAN KLINIS


NOMOR : /RS…/DIR/…./20….

39
Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : …………………
Jabatan : Direktur Rumah Sakit…………

Dengan ini memberi Kewenangan Klinis sebagaimana tercantum dalam lampiran Rincian
Kewenangan Klinis Perawat sebagai Profesional Pemberi Asuhan, kepada :

Nama :
NIP/NIK :
PK :
Ruang :

Kepada yang bersangkutan berhak dan dapat memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien
sesuai Rincian Kewenangan Klinis Keperawatan ( Terlampir).
Berlaku mulai …………… sampai dengan ………………...

Demikian Surat Penugasan Kerja Klinis ini untuk dilaksanakan.

Dikeluarkan di : ………….
Pada Tanggal : ……………

Direktur
Rumah Sakit …………..,

(…………………………)

Lampiran 7. LAMPIRAN RKK


CONTOH RINCIAN KEWENANGAN KLINIS IDENTITAS
Nama Perawat :
Unit Kerja :
Pendidikan Formal :
Kualifikasi :
Kompetensi Perawat klinis I
No Kompetensi Jenis Kompetensi Kewenangan
Mandiri Kolaborasi

40
Delegasi Mandat Berwenang Dengan
Mandiri*) Supervisi
1 Memenuhi Askep Pasien
dengan Kebutuhan
Nutrisi
a. Asesmen nutrisi level V V
dasar: berat badan,
tinggi badanm,
subyektif: respon
pasien
b. Penetapan diagnosis V V
keperawatan
c. Memberikan V V
makanan per oral
d. Memasang NGT V V
e. Memberikan V V
makanan melalui
NGT
f. Medikasi IV V V
Dst
2 Memenuhi Askep Pasien
dengan nyeri
a.
b.
Dst
Demikianlah kewenangan klinis keperawatan ini ditetapkan dengan berorientasi pada pedoman
kompetensi keperawatan Rumah Sakit........... Kewenangan klinis keperawatan ini secara berkala
akan dievaluasi dan disempurnakan sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Keperawatan yang ada.

*) Berwenang Mandiri adalah kredensial untuk Profesional Pemberi Asuhan/PPA, minimal Ners,
sedangkan untuk level vokasi bersifat di bawah tanggungjawab PPA : di bawah supervisi

Ditetapkan: di ........

Disetujui : Tgl.... Bln... Thn

Ka. Komite Keperawatan . Ka. Sub Komite


Kredensial

( ) ( )

Mengetahui
Direktur Rumah Sakit

( )

41
42

Anda mungkin juga menyukai