Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan manajemen yang berfokus pada kualitas dan kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh bagian organisasi. TQM bertujuan untuk terus-menerus meningkatkan mutu produk dan layanan melalui perbaikan proses berkelanjutan. Prinsip-prinsip utama TQM adalah orientasi pelanggan, komitmen jangka panjang, dan keterlibatan seluruh karyawan.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
63 tayangan11 halaman
Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan manajemen yang berfokus pada kualitas dan kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh bagian organisasi. TQM bertujuan untuk terus-menerus meningkatkan mutu produk dan layanan melalui perbaikan proses berkelanjutan. Prinsip-prinsip utama TQM adalah orientasi pelanggan, komitmen jangka panjang, dan keterlibatan seluruh karyawan.
Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan manajemen yang berfokus pada kualitas dan kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh bagian organisasi. TQM bertujuan untuk terus-menerus meningkatkan mutu produk dan layanan melalui perbaikan proses berkelanjutan. Prinsip-prinsip utama TQM adalah orientasi pelanggan, komitmen jangka panjang, dan keterlibatan seluruh karyawan.
Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan manajemen yang berfokus pada kualitas dan kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh bagian organisasi. TQM bertujuan untuk terus-menerus meningkatkan mutu produk dan layanan melalui perbaikan proses berkelanjutan. Prinsip-prinsip utama TQM adalah orientasi pelanggan, komitmen jangka panjang, dan keterlibatan seluruh karyawan.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11
RINGKASAN
TOTAL QUALITY MANAGEMENT
Disusun Oleh: Kelompok 3 Via Kusuma Wardani 201610160311288 Sinta Kristianingrum 201610160311304
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2019 A. PENGERTIAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. Proses Total Quality Management bermula dari pelanggan dan berakhir pada pelanggan pula. Konsep Total Quality Management berasal dari tiga kata yaitu total, quality, dan management. Fokus utama dari TQM adalah kualitas/ mutu. Mutu sebagai tercukupinya kebutuhan (conformance to requirement). Kata selanjutnya adalah total, yang dalam bahasa Indonesia sering dipakai kata menyeluruh atau terpadu. Kata total (terpadu) dalam Total Quality Management menegaskan bahwa setiap orang yang berada dalam organisasi harus terlibat dalam upaya peningkatan secara terus menerus. Unsur ketiga dari Total Quality Management, adalah kata management, yang merupakan konsep awal dari TQM itu sendiri. Ada banyak definisi manajemen yang telah dikemukakan oleh para pakar. Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris management yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan. Menurut Tjiptono, Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya. Singkatnya TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa pelanggan puas terhadap barang dan jasa yang diberikan, serta menjamin bahwa tidak ada pihak yang dirugikan. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu konsep manajemen modern yang berusaha untuk memberi kan respon secara tepat terhadap setiap perubahan yang ada, baik yang didorong oleh kekuatan eksternal maupun internal organisasi. Dasar pemikiran peiunya TQM sangatlah sederhana, yakni bahwa cara terbaik agar dapat bersaing unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas yang terbaik. Oleh karena itu, Total Quality Management (TQM) merupakan teori ilmu manajemen yang mengarahkan pimpinan organisasi dan personilnya untuk melakukan program perbaikan mutu secara berkesinambungan yang terfokus pada pencapaian kepuasan para pelanggan. Mendefinisikan mutu / kualitas memerlukan pandangan yang komprehensif. Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yakni : 1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan 2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan 3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain). 4. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
B. UNSUR ATAU KARAKTERISTIK TQM
Menurut Goetsch dan Davis, ada sepuluh karakteristik atau unsur Total Quality Management, yaitu sebagai berikut (Tjiptono, 2003:15): 1. Fokus pada pelanggan. Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa. 2. Obsesi terhadap kualitas. Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pelanggan internal dan eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang ditentukan mereka. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif. 3. Pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian, data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan. 4. Komitmen jangka panjang. TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu, dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses. 5. Kerjasama tim. Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional seringkali diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya saingnya terdongkrak. Sementara itu, dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya. 6. Perbaikan secara berkesinambungan. Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu sistem/ lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat makin meningkat. 7. Pendidikan dan pelatihan. Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadap pentingnya pendidikan dan pelatihan karyawan. Kondisi seperti itu menyebabkan perusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya, apalagi dalam era persaingan global. Sedangkan dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya. 8. Kebebasan yang terkendali. Dalam TQM, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan tersebut merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik. 9. Kesatuan tujuan. Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan/ kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja. 10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dapat meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif, karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja serta meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.
C. PRINSIP TOTAL QUALITY MANAGEMENT
Ada beberapa tokoh yang mengemukakan prinsip-prinsip TQM. Salah satunya adalah Bill Crash, 1995, mengatakan bahwa program TQM harus mempunyai empat prinsip bila ingin sukses dalam penerapannya. Keempat prinsip tersebut adalah sebagai berikut: 1. Program TQM harus didasarkan pada kesadaran akan kualitas dan berorientasi pada kualitas dalam semua kegiatannya sepanjang program, termasuk dalam setiap proses dan produk. 2. Program TQM harus mempunyai sifat kemanusiaan yang kuat dalam memberlakukan karyawan, mengikutsertakannya, dan memberinya inspirasi. 3. Progran TQM harus didasarkan pada pendekatan desentralisasi yang memberikan wewenang disemua tingkat, terutama di garis depan, sehingga antusiasme keterlibatan dan tujuan bersama menjadi kenyataan. 4. Program TQM harus diterapkan secara menyeluruh sehingga semua prinsip, kebijaksanaan, dan kebiasaan mencapai setiap sudut dan celah organisasi. Lebih lanjut Bill Creech, 1996, menyatakan bahwa prinsip-prinsip dalam sistem TQM harus dibangun atas dasar 5 pilar sistem yaitu; Produk, Proses, Organisasi, Kepemimpinan, dan Komitmen. Lima Pilar TQM : 1. Produk 2. Proses 3. Organisasi 4. Pemimpin 5. Komitmen Produk adalah titik pusat untuk tujuan dan pencapaian organisasi. Mutu dalam produk tidak mungkin ada tanpa mutu di dalam proses. Mutu di dalam proses tidak mungkin ada tanpa organisasi yang tepat. Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa pemimpin yang memadai. Komitmen yang kuat dari bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi semua yang lain. Setiap pilar tergantung pada keempat pilar yang lain, dan kalau salah satu lemah dengan sendirinya yang lain juga lemah. Pendapat lain dikemukakan oleh Hensler dan Brunnell (dalam Scheuing dan Christopher, 1993: 165-166) yang dikutip oleh Drs. M.N. Nasution, M.S.c., A.P.U. dalam bukkunya yang berjudul Manjemen Mutu Terpadu, mengatakan bahwa TQM merupakan suatu konsep yang berupaya, melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu, diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. ada empat prinsip utama dalam TQM, yaitu : 1. Kepuasan Pelanggan. 2. Respek terhadap setiap orang. 3. Manajemen berdasarkan fakta. 4. Perbaikan berkesinambungan.
D. METODE TOTAL QUALITY MANAGEMENT
Ada tiga metode yang digunakan dalam Total Quality Management menurut para ahli, yaitu : Metode W. Edwards Deming Deming mencatat kesuksesan dalam memimpin revolusi di Jepang, yaitu dengan memperkenalkan penggunaan teknik pemecahan masalah dan pengendalian proses statistik (statistical process control = SPC). Salah satu metode Deming yang terkenal adalah siklus deming (deming cycle). Siklus Deming adalah model perbaikan berkesinambungan yang dikembangkan oleh W. Edward Deming yang terdiri atas empat komponen utama secara berurutan yang dikenal dengan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act). Penjelasan dari setiap siklus PDCA tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan rencana perbaikan (plan) Ini merupakan langkah setelah dilakukan pengujian ide perbaikan masalah. Rencana perbaikan disusun berdasarkan prinsip 5-W (what, why, who, when, dan where) dan 1 H (how), yang dibuat secara jelas dan terinci serta menetapkan sasaran dan target yang harus dicapai. Dalam menetapkan sasaran dan target harus dengan memerhatikan prinsip SMART (specific, measurable, attainable, reasonable, dan time). 2. Melaksanakan rencana (do) Rencana yang telah disusun diimplementasikan secara bertahap, mulai dari skala kecil yang pembagian tugas secara merata sesuai dengan kapasitas dan kemampuan setiap personil. Selama dalam melaksanakan rencana harus dilakukan pengendalian yaitu mengupayakan agar seluruh rencana dilaksanakan dengan sebaik mungkin sasaran dapat dicapai. 3. Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai (check atau study) Memeriksa atau meneliti hasil merujuk pada penetapan apakah pelaksanaannya berada dalam jalur, sesuai dengan rencana dan memantau kemajuan perbaikan yang direncanakan. Alat atau piranti yang dapat digunkan dalam memeriksa adalah pareto diagram, histogram, dan diagram kontrol. 4. Melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan (action) Penyesuaian dilakukan bila dianggap perlu, yang didasarkan hasil analisis di atas. Penyesuaian berkaitan dengan standarisasi prosedur baru guna menghindari timbulnya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi perbaikan berikutnya.
Metode Joseph M. Juran
Juran mendefinisikan kualitas sebagai cocok atau sesuai untuk digunakan (fitness for use), yang mengandung pengertian bahwa suatu barang atau jasa harus dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh para pemakainya. Kontribusi Juran yang paling terkenal adalah Juran’s Basic Steps to Progress, tiga langkah dasar ini merupakan langkah yang harus dilakukan perusahaan bila mereka ingin mencapai kualitas tingkat dunia. Juran juga yakin bahwa ada titik diminishing return dalam hubungan antara kualitas dan daya saing. Ketiga langkah tersebut terdiri atas berikut ini: 1. Mencapai perbaikan terstruktur atas dasar kesinambungan yang dikombinasikan dengan dediksi dan keadaan yang mendesak. 2. Mengadakan program pelatihan secara luas. 3. Membantu komitmen dan kepemimpinan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi
Metode Philip B. Crosby
Crosby terkenal dengan anjuran manajemen zero defect dan pencegahan, yang menentang tingkat kualitas yang dapat diterima secara statistik (acceptable quality level). Pandangan-pandangan Crosby dirangkumnya dalam ringkasan yang ia sebut sebagai dalil-dalil manajemen kualitas, yaitu: 1. Definisi kualitas adalah sama dengan persyaratan Definisi kualitas menurut Crosby adalah memenuhi atau sama dengan persyaratan (conformance to requirements). Kurang sedikit saja dari persyaratan maka suatu barang atau jasa dikatakan tidak berkualitas. Persyaratan itu sendiri dapat berubah sesuai dengan keinginan pelanggan, kebutuhan organisasi, pemasok dan sumber, pemerintah, teknologi, serta pasar atau persaingan. 2. Sistem kualitas adalah pencegahan Pada masa lalu, sistem kualitas adalah penilaian (appraisal). Dalam suatu proses pasti ada input dan output. Di dalam proses kerja internal sendiri ada empat kendali input, di mana proses pencegahan dilakukan, yaitu pada: a). Fasilitas dan perlengkapan. b). Pelatihan dan pengetahuan. c). Prosedur, pedoman/manual operasi standar, dan pedoman standar kualitas. d). Standar kinerja/prestasi. 3. Kerusakan nol (zero effect) merupakan standar kinerja yang harus digunakan Konsep yang berlaku di masa lalu, yaitu konsep mendekati (close enough concept), misalnya efisensi mesin mendekati 95%. Tetapi, jika dihitung besar inefisensi 5% dikaliakan dengan penjualan maka akan didapat nilai yang cukup besar. Crosby mengajukan konsep kerusakan nol, yang menurutnya dapat tercapai bila perusahaan melakukan sesuatu dengan benar sejak awal proses dan setiap kali proses. 4. Ukuran kualitas adalah price of nonconformance Price of nonconformance (PONC) adalah biaya yang harus dikeluarkan karena melakukan kesalahan. Price of conformance adalah biaya yang dikeluarkan bila tugas dilakukan secara benar semenjak pertama kalinya. Kualitas harus merupakan sesuatu yang dapat diukur. Biaya untuk menghasilkan kualitas juga harus terukur. Menurut Crosby, biaya mutu merupakan penjumlahan antara price of nonconformance dan price of conformance. Untuk keperluan ini di butuhkan konfirmasi persyaratan dari pelanggan. E. MANFAAT TQM Menurut Hessel, manfaat penerapan Total Quality Management (TQM) bagi perusahaan/organisasi adalah (Nasution, 2005:366): 1. Proses desain produk menjadi lebih efektif, yang akan berpengaruh pada kinerja kualitas, yaitu keandalan produk, product features, dan serviceability. 2. Penyimpangan yang dapat dihindari pada proses produksi mengakibatkan produk yang dihasilkan sesuai dengan standar, meniadakan pengerjaan ulang, mengurangi waktu kerja, mengurangi kerja mesin, dan menghemat penggunaan material. 3. Hubungan jangka panjang dengan pelanggan akan berpengaruh positif bagi kinerja organisasi, antara lain dapat merespon kebutuhan pelanggan dengan lebih cepat, serta mengantisipasi perubahan kebutuhan dan keinginan pelanggan. 4. Sikap pekerja yang baik akan menimbulkan partisipasi dan komitmen pekerja pada kualitas, rasa bangga bekerja sehingga akan bekerja secara optimal, perasaan tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja organisasi.
F. PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN
HONDA Honda Motor Company, Ltd. adalah perusahaan Publik Jepang yang dikenal sebagai perusahaan manufaktur penghasil Mobil dan Motor. Honda dikenal sebagai pembuat Motor sejak 1959 dan juga dikenal sebagai penghasil terbesar mesin combustion, Honda melampaui Nissan pada 2001 dan menjadi nomor dua penghasil terbesar industri mobil di Jepang, saat ini Honda menjadi penghasil mobil nomor enam di dunia, dan menjadi nomor satu produksi mobil massal yang terjual di USA (Amerika Serikat). Sejarah perkembangan TQM pada PT Honda yang ada di Indonesia dimulai pada tahun 1983 dimana Honda menerapkan Total Quality Management- nya pada di level Manajemen Group. TQM ini diterapkan tidak hanya dari faktor produksi, namun diterapkan di aspek non produksi seperti penjualan, accounting, perencanaan dan pengembangan produk, dan sebagainya. Honda menamakan system TQM pada perusahaannya dengan nama Astra Total Quality Control (ATQC). Pada tahun yang sama (1983) Astra memberikan pelatihan masif ATQC kepada seluruh jajaran manajemen Astra Group dan berawal dari para pimpinan puncak pada bulan Oktober. Tahun 1983, saat yang sama Astra TQC memperkenalkan keempat prinsip dari filosofi perusahaan “Catur Dharma”, yang merupakan bentuk dasar dari budaya perusahaan dari Grup Astra, diumumkan. Dasar dari AI, dengan 10 Presiden Direktur dari AI, Benyamin pada bulan Februari 1983, dan membuat slogan berikut dalam bahasa Indonesia dan Inggris: 1. Menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan Negara 2. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan 3. Saling menghargai dan membina kerjasama 4. Berusaha mencapai yang terbaik Pada tahun 1998 Astra Total Quality Control (ATQC) mulai dikenal dengan Astra Total Quality Management (ATQM). Pada tahun 2000 fokus ATQM pada implementasi Manajemen Mutu secara konsisten dan mulai diperkenalkan Strategic Manajemen dan sistem lain (seperti ISO 9000:2000, Six Sigma, dll) sebagai penyempurnaan dari ATQM.hingga pada tahun 2001, Direksi Astra memutuskan menggunakan Astra Management System (AMS) sebagai pengganti ATQM; diluncurkan buku pedoman Astra Manajemen System Sebagai bagian dari Corporate Human Resources Perseroan, Astra Management Development Institute (AMDI) pada tahun 2001 melakukan serangkaian pelatihan internal yang meliputi program kepemimpinan, functional dan basic competence. Dalam rangka mendukung perekonomian yang kuat, Astra membangun Astra Management System (AMS) dari jaringan Total Quality Control jaringan sebagai panduan dan kerangka kerja dan proses dalam menciptakan operasional yang sempurna. 4 pilar Astra Management System yaitu: 1. Mentalitas Dasar (Basic Mentality) 2. Manajemen Stratejik (Strategic Management) 3. Sarana (Tools) 4. Pemberdaya Astra Management System (Enabler for Implementation). Program perbaikan mutu berjalan dengan banyak nama termasuk manajemen mutu total (TQM), proses perbaikan mutu (QIP) dan kendali mutu terpadu (TQC). Dalam Group Astra sebelumnya menggunakan sistem manajemen TQM, sekarang Group Astra menggunakan sistem manajemen yang bernama Astra Management System (AMS) dimana sistem manajemen tersebut pada Strategic Management pada Activity Management salah satunya yaitu Six Sigma. Berikut merupakan penerapan TQM pada Honda: 1. Berfokus pelanggan sudut pandang. 2. Peningkatan efisiensi. 3. Upaya pemotongan biaya. 4. Pendelegasian wewenang. 5. Mempercepat operasi sehari-hari. 6. Pengembangan produk baru.
Kesimpulan
Honda mengoperasikan sistem TQM bertujuan untuk mendorong kualitas,
mengharapkan produk cacat Honda berada tingkat yang dapat didefinisikan. Hal ini sejalan dengan peningkatan secara terus-menerus yang tanpa henti, "Dengan toleransi dan kompleksitas dari beberapa komponen, hal ini telah ditemukan bahwa beberapa tenaga kerja tidak selalu bisa menjamin memenuhi spesifikasi Honda, jadi Honda sangat bergantung pada inspeksi secara rutin. "Musim lalu Honda tercatat zero deffect karena keandalan sasis. Sistem TQM jelas memberikan kontribusi signifikan terhadap hal ini. Tujuan Honda selanjutnya adalah untuk mempertahankan rekor ini serta sistem dan proses akan terus dilakukan untuk memfasilitasi tujuan tersebut.