Bab 3
Bab 3
Bab 3
Hal pertama yang kami lakukan pada praktikum ini adalah penganalisaan
bahan. Analisa bahan dilakukan hanya pada agregat, baik agregat kasar maupun
agregat halus. Penganalisaan ini dilakukan untuk mendapatkan bahan campuran
beton, terutama agregat yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
58
Organic plate
III.1.3. DasarTeori
Bahan-bahan organik terjadi hasil proses pembusukan daun-daunan, humus
asam untuk menyamak dan lain-lain. Jika agregat campuran beton mengandung
bahan-bahan organik akan mengakibatkan proses hidrasi terganggu, sehingga dapat
mengurangi kekuatan beton. Oleh karena itu, agregat halus (pasir) harus diperiksa
kandungan organiknya.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan kandungan organik dalam
pasir untuk keperluanproduksi beton. Kandungan organik yang didapat tidak boleh
melebihi dari warna standar (organic plate) nomor 3.
59
Apabila hasil yang ditunjukan oleh organic plate nantinya tidak sesuai
sesuai dengan warna standar, maka perlu dilakukan pengulangan. Hal ini bertujuan
agar agregat dapat digunakan dengan tidak mengganggu proses hidrasi yang
disebabkan oleh bahan-bahan organik.
60
III.1.5. Hasil Praktikum
61
Gambar 3.5. Gelas Ukur
62
III.2.1.4. Hasil Praktikum
Dari praktikum yang telah dilakukan di laboratorium didapatlah data
sebagai berikut :
TinggiPasir (T1) = 35 ml
Tinggi Lumpur (T2) = 0,2 ml
𝑇2
Kadar lumpur yang dikandungnya =𝑇1+𝑇2 × 100%
0,2
=35+0,2 × 100%
= 0,56%
63
III.2.2 Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregt Kasar
III.2.2.1 Tujuan
Untukmenentukankadarlumpuryang terkandung didalamagregat kasar
III.2.1.2. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Wadah/Pan
Berfungsi sebagai penampung agregat agregat kasar agar dapat
ditimbang dan dimasukkan kedalam oven.
64
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
Kerikil secukupnya
III.2.1.3. Langkah Pelaksanaan
1. Timbang berat wadah, kemudian nol kan
2. Isi agregat ked lam wadah sebanyak 1000 gr, masukkan ke dalam oven
3. Diamkan selama 24 jam.
4. Setelah 24 jam, hitung berat wadah + agregat
III.2.1.4. Hasil Praktikum
Dari praktikum yang telah dilakukan di laboratorium didapatlah data sebagai
berikut :
Berat Wadah = 255,3 gr
Berat Wadah + Benda Uji Kering = 1195,5gr
Berat Benda Uji kering = 940,2 gr
𝐵.𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖−𝐵.𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Kadar lumpur yang dikandungnya = × 100%
𝐵.𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖
1000−940,2
= × 100%
1000
= 5, 98 %
65
III.3. Kadar Air Agregat Halus
III.3.1.Tujuan
Menentukan persentase air yang dikandung agregat.
III.3.2. Dasar Teori
Kandungan/kadar air agregat adalah banyaknya air yang terdapat dalam
agregat tersebut baik pasir maupun batu dalam satuan berat dibandingkan dengan
berat keseluruhan dari agregat. Dengan diketahuinya kandungan air, air campuran
beton dapat disesuaikan agar faktor air semen yang diambil konstan sehingga tidak
memengaruhi kondisi dan kualitas dari beton itu sendiri.
III.3.3. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
Pan / wadah
66
Berfungsisebagai pengukur berat benda uji agregat yang akan diuji
kadar airnya
Oven
halus yang akan diuji kadar airnya. Benda uji juga telah ditimbang
sebelumnya dan didiamkan pada suhu 110oC.
67
Agregat halus (pasir) di lapangan 2.000 gr
68
Gambar 3.13. Beratdarisampelagregathalus (pasir)
3. Keringkan benda uji dalam oven dengan suhu (110 5 C) selama 24 jam.
69
70
III.3.5. Hasil Praktikum
Dari praktikum yang telah dilakukan di laboratorium didapatlah data sebagai
berikut :
Tabel 3.1Hasil Pratikum Kadar Air Agregat Halus
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT HALUS
A. Berat Wadah = 225,1 gram
B. Berat Wadah dan Benda Uji = 2225,1 gram
C. Berat Benda Uji (B-A) = 2000,0 gram
D. BeratWadahdan Benda UjiKering Oven = 2152,1 gram
E. Berat Benda Uji Kering Oven(D-A) = 1927 gram
(𝐶−𝐸)×100%
Kadar Air : = 3,65 %
𝐶
71
Gambar 3.16 Timbangan digital
72
Saringan / ayakan
Berfungsiuntukmenyaringkehalusanbutirsuatuagregat,
sesuaidenganmasing-masing diameter agregat yang berbeda-beda.
Gambar3.17 Saringan/ayakan
73
Gambar 3.18Mesinshieve shaker
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
74
Agregat Kasar (batu) di lapangan 2500 gr
75
III.4.3DasarTeori
Penguraian susunan butiran agregat (gradasi) bertujuan untuk menilai
agreagat halus atau kasar cocok digunakan pada produksi beton. Susunan
butiran diperoleh dari hasil penyaringan benda uji dengan menggunakan
beberapa fraksi saringan. Pada pelaksanaannya perlu ditentukan
batasmaksimum/minimum butiran sehubungan pengaruh terhadap sifat
pekerjaan, penyusutan, kepadatan, kekuatan dan juga faktor ekonomi dari
beton.
76
Gambar 3.21 Penimbangansaringanukuran 31,70 mm
77
Gambar 3.23Penimbangansaringanukuran 9,52 mm
78
Gambar 3.25 Penimbangansaringanukuran 2,38 mm
79
Gambar 3.27 Penimbangan saringan ukuran 0,6 mm
80
Gambar 3.29 Pengukuran saringan ukuran 0,15 mm
81
3. Susun ayakan dari ukuran yang paling besar hingga ukuran yangpaling
kecildiameternya.
82
5. Lakukan pengayakan dengan alat shieve shaker selama 15 menit.
83
Gambar 3.33Hasilperngayakanpadasaringanukuran 19,10 mm
84
Gambar 3.35Hasl pengayakan pada saringan ukuran 4,8 mm
85
Gambar 3.37Hasilpengayakanpadasaringan ukuran 1.18 mm
86
Gambar 3.39 Hasil pengayakan pada saringan 0,3 mm
87
Gambar 3.41 Hasil penyaringan pada pan
1. Hitung persentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-
masingsaringan terhadap berat total.
2. Lakukanlangkah yang samaterhadapagregathalus
88
Gambar 3.41Penimbangansaringanukuran2,38 mm
Gambar 3.42Penimbangansaringanukuran1,18mm
89
Gambar 3.43Penimbangansaringanukuran0,59 mm
90
Gambar 3.45Penimbangansaringanukuran 0,149 mm
91
Gambar 3.47Hasilpengayakanpadasaringanukuran 2,38 mm
Gambar 3.48Hasilpengayakanpadasaringanukuran1,18 mm
92
Gambar 3.49Hasilpengayakanpadasaringanukuran 0,59 mm
93
Gambar 3.51Hasilpengayakanpadasaringanukuran 0,149 mm
Gambar 3.52Hasilpengayakanpadapan
94
95
III.4.5Hasil Praktikum
Dari praktikum yang telah dilakukan dilaboratorium maka didapatlah
data berupa tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2. Hasil akhir analisa agregat kasar
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
ANALISA GRADASI AGREGAT KASAR (BATU PECAH)
Nomor Berat BeratTert % Kumulatif (%)
BeratW
Saringan wadah + ahan Tertahan Tertahan Lolos
adah
(mm) benda uji (gram)
(gram)
(gram)
37,50 540,3 540,3 0 0 0 100
19,10 535,8 831,4 295,6 11,839 11,839 88,161
9,52 506,9 2002,6 1.495,7 59,907 71,746 28,254
4,80 510,4 995,2 484,8 19,4176 91,163 8,837
2,38 505,1 625,4 120,3 4,818 95,981 4,019
1,18 456,7 479,7 23 0,212 96,902 3,098
0,59 425,1 436,8 11,7 0,4686 97,37 2,63
0,297 390,6 402,9 12,3 0,492 97,862 2,138
0,149 373,7 376,1 2,4 0,0961 97,958 2,042
Pan 348,4 399,3 50,9 2,038 99,996 0,004
Jumlah 2.496,7 660,821
Fine modulus 6,6082
96
Tabel 3.3. Tabel batas gradasi agregat kasar dengan ukuran maks. 20mm
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
TABEL BATAS GRADASI AGREGAT KASAR
(BATU PECAH)
No. Saringan Batas bawah Batas atas
37,5 100 100
19,10 95 100
9,52 30 60
4,75 0 10
100.000
80.000
60.000 BA
BB
40.000 Gradasi
20.000
0.000
Sisa 4,800 9,600 19,000 38,000 76,000
Lubang Ayakan ( mm )
97
Padagrafik 3.1dapatdiketahuibahwagradasi yang kami
perolehmasukdalambatasatasdanbatasbawahuntukukuran nominal
maksimumagregatkasar 20 mm.
98
Tabel 3.6. Tabelgradasiagregathalus (pasir) sedang dengan gradasi no. 2
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
TABEL BATAS GRADASI AGREGAT HALUS (PASIR)
No. Saringan Batas bawah Batas atas
9,6 100 100
4,75 90 100
2,38 85 100
1,18 75 100
0,59 60 80
0,30 12 40
0,15 0 10
100.000
80.000
60.000 BA
BB
40.000 Gradasi
20.000
0.000
Sisa 0,150 0,300 0,600 1,200 2,400 4,800 9,600
Lubang Ayakan ( mm )
99
III.5. Berat Jenis dan Penyerapan AgregatHalus
III.5.1. Tujuan
Untuk menentukan berat jenis dan persentase berat air yang dapat diserap
agregat halus, dihitung terhadap berat kering agregat.
III.5.2. Alat
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
Pan / wadah
100
Oven
Gambar 3.55Oven.
Berfungsiuntukmengeringkanagregat yang telahditimbangsebelumnya.
Piknometer
Gambar 3.56Piknometer.
Berfungsiuntukmenentukanberatjenisagregat halus yang berupa pasir.
101
Kerucut terpancung dan Stick
III.5.3. DasarTeori
Berat jenis agregat perbandingan berat sejumlah volume agregat tanpa
mengandung rongga udara terhadap berat air pada volume yang sama. Jenis agregat
dibedakan dalam dua keadaan yaitu keadaan jenih permukaan (saturated surface dry)
dan keadaan kering absolut atau kering oven (oven dry). Pada pemeriksaan berat jenis
ini juga akan didapat nilai absorpsi (penyerapan) adalah persentase perbandingan
antara berat air yang terserap agregat pada kondisi jenuh permukaan dengan berat
agregat dalam keadaan kering oven.
102
III.5.4. Pelaksanaan
Cara menentukan SSD agregat halus :
1. Masukkan benda uji pasir dalam kerucut terpancung dalam 3 lapisan yang
masing-masing lapisan ditumbuk sebanyak 25 x.
2. Kemudian cetakan kerucut terpancung diangkat perlahan-lahan.
Hal-hal yang diperhatikan antara lain :
Sebelum diangkat, cetakan kerucut terpancung harus dibersihkan dari butiran
agregat yang berada di bagian luar cetakan.
Pengangkatan cetakan harus benar-benar vertikal.
Setelah kerucut terpancung diangkat, bentuk agregat hasil pencetakandiperiksa.
103
Menentukan Berat Jenis dan Penyerapan Air agregat Halus :
a. Timbang kembali agregat halus untuk mendapatkan berat keringnya.
Gambar 3.58Penimbanganagregathalus.
b. Isi kembali piknometer denganair sampai tanda batas, lalu timbang beratnya.
Agregat ditimbang dalam keadaan SSD tersebut seberat 500 gram dan
dimasukkan ke dalam piknometer.
c. Airbersih dimasukkan sehingga mencapai 90% dari isi piknometer setelah itu
diputar dan diguncang sampai tidak terlihat gelembung udara didalamnya.
104
d. Kemudian tambahkan air sampai mencapai tanda batas, piknometer direndam
dalam bak perendam selama ±24 jam.
e. Timbang piknometer berisi air dan benda uji.
Gambar 3.62Penimbanganwadah/pan
105
g. Keluarkan benda uji dari piknometer dan masukkan ke dalam pan/wadah kosong
yang ditimbang tadi. Keringkan dalam oven dengan suhu (110±50C) sampai
berat tetap selama ± 24 jam , kemudian dinginkan lalu timbang.
Gambar 3.63Pengeluaranagregathalusdaridalampiknometer.
106
Apparent Specific Gravity
𝐸 496,7
= = 2,656
𝐸+𝐷−𝐶 496,7+677,7−987,4
PersentaseAbsorbsi Air
(𝐵−𝐸)×100% 500−496,7
= 𝑥100% = 0,66%
𝐸 496,7
107
Gambar 3.64Pan/wadah.
Berfungsiuntukmenampungagregat kasar, agar
dapatditimbangdandimasukkankedalam oven.
108
Timbangan digital
Oven
Gambar 3.66Oven.
Berfungsi untuk mengeringkan agregat kasar yang telah ditimbang
sebelumnya.
109
Keranjang Besi
Gambar 3.68PerendamKhusus.
Berfungsiuntukmerendam agregat kasar sehingga didapat berat agregat
didalamair.
110
Lap/Kain penyerap
Berfungsi untuk mengeringkan permukaan agregat kasar.
III.6.3. DasarTeori
Pada prinsipnya dasar-dasar teori berat jenis dan penyerapan air untuk
agregat kasar dan agregat halus adalah sama termasuk pengertian absorbsi, hanya
pengukuran dilaksanakan dalam dua metode jika agregat halus (pasir) menggunakan
metode Thawlors dengan cara kerucut terpancung maka berat jenis dan penyerapan
agregat kasar dilakukan dengan cara penimbangan diluar dan didalam air.
III.6.4. LangkahPelaksanaan
1. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu dan bahan-bahan lain yang
melekat pada permukaan agregat dengan cara merendam agregat di dalam
air selama ± 24 jam.
2. Keluarkan benda uji dari rendaman air, dilap dengan kain penyerap, sampai
selaput air pada permukaan agregat hilang. Agregat ini dinyatakan dalam
keadaan jenuh kering permukaan atau SSD.
Gambar 3.69Pengelapanagregatkasar
111
3. Timbang berat keranjang.
Gambar 3.70Penimbangankeranjangbesi.
4. Timbang berat benda uji dalam keadaan jenuhkering permukaan atau SSD
sebanyak ±5.000 gr.
112
Gambar 3.73Penimbangan keranjang saat di rendam.
113
Gambar 3.74 Proses Pemasukan adregat kasar
Gambar 3.75 Proses pemasukkan dan pendiaman agregat kasar di dalam bak
perendam
7. Keluarkan keranjang berisi benda uji dari bak perendam, diamkan sebentar.
114
III.6.5Hasil Praktikum
Dari praktikum yang telah dilakukankan di laboratorium didapatlah data
sebagai berikut :
Tabel 3.8. Hasil uji berat jenis agregat kasar
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PENENTUAN SPECIFIC GRAFITY AGREGAT KASAR
A. BeratContoh SSD = 5000 gram
B. BeratContohdalam Air (F-E) = 3117 gram
C. BeratContohKering di Udara = 4958,5 gram
Apparent Specific Gravity
𝐶 4958,5
= 4958,5−3117 = 2,6926
𝐶−𝐵
PersentaseAbsorbsi Air
(𝐴−𝐶)×100% 5000−4985,5
= 𝑥100% = 0,8369%
𝐶 4985,5
115
III.7.Menentukan Berat Volume Agregat Kasar dan Agregat Halus
III.7.1. Tujuan
Untuk mengetahui berat volume/berat isi dari agregat kasar dan agregat
halus dengan standar pengujian berdasarkan SNI 1973 (Cara uji berat isi, volume
produksi campuran dan kadar udara beton)
III.7.3. DasarTeori
Berat volume agregat ditinjau dalam dua keadaan yaitu berat volume
gembur dan berat volume padat. Berat volume gembur merupakan perbandingan
berat agregat sebanyak isi literan dengan volume literan, berat volume padat adalah
perbandingan berat agregat sebanyak isi literan dalam keadaan padat dengan volume
literan. Volume agregat padat merupakan hasil pemadatan standar dalam keadaan
kering absolut.
116
III.7.4. Pelaksanaan
1. Timbang wadah dan literan
2. Agregat dimasukkan dalam wadah sampai penuh, kemudian diratakan. Setelah
ituberatnya ditimbang untuk mendapatkan berat dalam keadaan gembur.
117
5. Agregat diratakan dan ditimbang beratnya dalam kondisi padat.
118
III.7.5. Hasil Praktikum
Tabel 3.9. Hasil uji berat volume agregat.
LABORATORIUM BAHAN DAN KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PEMERIKSAAN BERAT VOLUME AGREGAT HALUS
A. Volume Mould = 10 Liter
B. BeratMould = 4,63 Kg
C. BeratPasirKondisiGembur = 19,16 Kg
D. Berat Isi KondisiGembur = 1,453 Kg/Liter
E. BeratPasirKondisiPadat = 19,92 Kg
(𝐸−𝐵)
F. Berat Isi KondisiPadat 10
= 1,529 Kg/Liter
(𝐷+𝐹)
G. Berat Isi Rata-rata 2
= 1,491 Kg/Liter
119