Testing Selenium
Testing Selenium
Abstrak
Software testing harus dapat dengan efektif menemukan cacat yang ada, dan banyak metode yang
dapat digunakan untuk merancang test-case. Tidak hanya efektif, software testing juga harus
dengan efisien melakukan test secepat dan semurah mungkin, untuk itu terdapat tool yang dapat
meng-automasi testing.
Software testing yang ter-automasi dapat dengan signifikan mengurangi usaha yang dibutuhkan
dalam testing yang menyeluruh, atau dengan signifikan meningkatkan jumlah testing yang dapat
dilakukan dalam waktu yang terbatas. Terdapat beberapa tool untuk meng-automasi test
khususnya aplikasi berbasis web yang dapat dijalankan dalam browser, salah satunya adalah
Selenium.
Buku ini menghadirkan analisis untuk dua metode yang dapat diaplikasikan pada level functional
test menggunakan tool Selenium, Cause-Effect graphing dan State-Transition analysis, mulai dari
permasalahan implementasi dan ongkos uji.
Dari percobaan, walaupun masing-masing metode memiliki keunggulan untuk fungsionalitas
tertentu, namun kedua metode tersebut dapat memodelkan spesifikasi yang sama tanpa
kehilangan cakupan uji, sehingga tiap metode dapat mendeteksi semua cacat yang ada.
Abstract
Software testing needs to be effective at finding any defects which are there, and there are many
method that can be use to design test case. Not only effective, it should also be efficient,
performing the tests as quickly and cheaply as possible, therefore, exist testing tools to automate
testing.
Automating software testing can significantly reduce the effort required for adequate testing, or
significantly increase the testing which can be done in limited time. Tests can be run in minutes
that would take hours to run manually. There are tool to automate testing spesifically web based
application, that can be run in a browser.
This book present analysis for two method aplicable for functional test level with Selenium tool,
Cause-Effect graphing and State-Transition analysis, from implementation issue, and cost.
From the experiment, although each method has its own advantage over certain functionality, yet
those methods able to model the same spesification without coverage loss, thus each can detect
every defect which are there.
1. Pendahuluan
1.3 Tujuan
Berikut adalah tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian ini:
1. Mendesain test-case menggunakan metode cause-effect dan state-
transition.
2. Mengimplementasikan test-case yang dihasilkan menggunakan Selenium.
3. Menganalis penggunaan metode desain test-case.
5.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain:
1. Cause-Effect modelling berkonsentrasi pada kombinasi dari cause-cause
yang terjadi dalam memunculkan effect, namun sulit untuk menggambarkan
urutan kejadian. Secara nature Cause-Effect graph tidak memiliki notasi
yang dapat menggambarkan urutan terjadinya cause atau effect. Sehingga
Cause-Effect lebih mudah diimplementasikan fungsionalitas atau
spesifikasi yang bersifat single-step.
2. State-Transition modelling menggambarkan status-status dari sistem dan
bagaimana sistem bertransisi antar status tersebut, permasalahan yang
sering muncul adalah pada saat menentukan guard pada tiap transisi, tester
harus mempertimbangkan semua kemungkinan kombinasi dari kondisi
yang mungkin terjadi, ketidak-menyeluruhan pertimbangan kombinasi
kondisi dapat berarti test-case suite tidak lengkap atau komprehensif, atau
paling buruk adalah kesalahan analisis.
3. Jika dibandingkan dua metode tersebut untuk fungsionalitas yang memiliki
kompleksitas rendah, State-Transition menghasilkan test-case yang relatif
lebih sedikit (jika tidak sama) dibandingkan menggunakan metode Cause-
Effect. Dikarenakan state-transition tidak secara eksplisit menjelajahi
kombinasi dari element-element yang ada untuk fungsionalitas yang diuji.
4. Kemampuan test-case dari 2 metode tersebut dalam mendeteksi defect juga
pada dasarnya tidak berbeda, Karena spesifikasi fungsionalitas dapat
ditranslasikan kedalam 2 model yang berbeda tanpa kehilangan informasi
yang berarti, hal tersebut sangat tergantung pada kejelasan dan kelengkapan
spesifikasi.
5.2 Saran
Untuk dapat mengembangkan penelitian ini, adapun saran-saran yang bisa
diberikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk dapat lebih meningkatan akurasi pengukuran, metode-metode testing
sebaiknya diimplementasikan untuk spesifikasi yang lebih kompleks.
2. Perancang test-case atau tester sebaiknya bukan orang yang membangun
aplikasi, sehingga hasil penelitian penggunaan metode-metode testing
diatas semakin objektif.
42
Daftar Pustaka
[1] Burnstein, Ilene. 2003 Practical software testing : a process-oriented
approach / Ilene Burnstein. p. cm. Springer-Verlag New York, Inc.
[3] Gao, Jerry. 2003, Testing and quality assurance for component-based
software / Jerry Zeyu Gao, H. -S. Jacob Tsao, Ye Wu. Artech House
computing library
43