8.tangki Berpengaduk
8.tangki Berpengaduk
8.tangki Berpengaduk
“TANGKI BERPENGADUK”
GRUP K
LEMBAR PENGESAHAN
“TANGKI BERPENGADUK”
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Resmi Operasi
Teknik Kimia I ini dengan judul “Tangki Berpengaduk”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum Operasi
Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun berdasarkan
pengamatan hingga perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari literatur serta
petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 08 Mei 2019 di
Laboratorium Operasi Teknik Kimia.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Caecilia Pujiastuti,MT selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Jawa Timur.
2. Ir. Sukamto NEP , M.T. selaku dosen pembimbing.
3. Seluruh asisten laboratorium yang membantu dalam pelaksanaan praktikum
4. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Penyusun sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka dengan rendah hati, kami selalu mengharapkan kritik dan saran,
seluruh asisten laboratorium yang turut membantu dalam pelaksaan kesempurnaan
laporan ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang telah
disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya jurusan
Teknik Kimia.
Penyusun
DAFTAR ISI
INTISARI
Pengadukan (agitation) menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara
tertentu pada suatu bahan didalam bejana, dimana gerakan itu biasanya mempunyai
semacam pola sirkulasi. Pencampuran (mixing) dilain pihak ialah peristiwa
menyebarnya bahan-bahan secara acak, dimana bahan yang satu menyebar kedalam
bahan yang lain dan sebaliknya. Sedang bahan-bahan itu sebelumnya terpisah
dalam dua fase atau lebih. Suatu bahan tunggal tertentu, umpama air satu tangki,
dapat diaduk, tetapi tidak dapat dicampur, kecuali jika ada suatu bahan lain yang
ditambahkan pada air itu.
Tujuan dari percobaan tersebut untuk memperoleh data bilangan Reynold
dan bilangan Power dari proses pengadukan. Untuk mengetahui hubungan antara
bilangan Reynold dan bilangan Power melalui kurva yang dibuat berdasarkan data
dengan variasi kecepatan, ketinggian dan ada tidaknya baffle. Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi pada proses pengadukan. Selain itu dapat
menentukan kondisi optimum pencampuran. Dapat mengetahui hubungan antara
waktu pencampuran dengan kecepatan putaran. Dan mengetahui kebutuhan daya
yang dibutuhkan dalam proses pengadukan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan putaran, adalah konsentrasi
suatu larutan, yaitu berpengaruh terhadap viskositas liquid tersebut. Semakin tinggi
konsentrasi nya semakin tinggi pula viskositas liquid semakin lambat pengadukan,
begitupun sebaliknya. Hubungan antara konsentrasi dengan viskositas adalah
berbanding lurus sedangkan hubungan antara konsentrasi dengan kecepatan adalah
berbanding terbalik. Ada tidaknya baffle juga berpengaruh pada pengadukan, baffle
bertujuan untuk menghilangkan vortex saat pengadukan, vortex sangat tidak
diinginkan pada proses pengadukan karena menyebabkan zat tersebut tidak
homogen karena tidak terdistribusi merata.
BAB I
PENDAHULUAN
I.2.Tujuan
1. Untuk membuat kurva hubungan antara bilangan power dan bilangan
reynold dengan variasi jenis cairan serta ada atau tidaknya baffle.
2. Untuk mengetahui pengaruh baffle terhadap ada atau tidaknya vortex dalam
proses pengadukan.
3. Untuk mengetahui hubungan antara viskositas dan konsentrasi larutan
terhadap daya yang diperlukan untuk proses pengadukan.
I.3.Manfaat
1. Agar praktikan dapat memahami prinsip mekanisme pengadukan.
2. Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pengadukan.
3. Agar praktikan dapat mengetahui pengaruh vortex terhadap proses
pengadukan sehingga dapat me-minimalisirnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bahkan, pengaduk harus menghasillkan aliran dalam jumlah besar, sehingga semua
isi tangki terbawa ke seluruh permukaan panas jika keseragaman suhu berlaku
diseluruh sistem. Impeller yang berukuran besar dengan operasi pada kecepatan
rendah biasanya cocok untuk operasi ini. Dalam beberapa kasus, dapat diperlukan
untuk mencegah panas yang berlebih teralokasi pada area tertentu dari permukaan
perpindahan panas dengan membiarkan pengaduk (impeller) kecil yang
berkecepatan tinggi untuk menimbulkan turbulensi.
(Brown, 1978)
II.1.4 Analisa Reaktor Alir Tangki Berpengaduk
Agar proses kimia dapat berjalanan dengan lancar dimana terjadinya suatu
hasil yang sesuai dengan produk yang diinginkan, maka diperlukan suatu alat yang
disebut reaktor alir tangki berpengaduk. Reaktor tersebut adalah suatu alat industri
kimia, reaktor alir tangki berpengaduk ini adalah pencampuran dua fluida
direaksikan bersamaan untuk menghasilkan, suatu fluida yang berbeda dengan
fluida lainnya.
1. Agitator
Pengaturan pengaduk biasa adalah proses penggerak yang dipasang dipusat
dengan unit penggerak dengan yang diatas pisau impeller dipasang pada poros
2. Mixing
Proses fisik yang bertujuan untuk mengurangi non-keseragaman dalam cairan
dengan menghilangkan gradien konsentrasi, temperatur dan properti lainnya.
(Saputro,2011)
II.1.5 Parameter Hidrodinamika Dalam Tangki Berpengaduk
Dalam suatu peningkatan skala pada tangki berpegaduk, jika kesamaan
geometrik peralatan skala kecil ke skala besar dipertahankan pada kondisi yang
sama, maka bagian – bagian yang relevan dengan perilaku cairan dalam tangki
berpengaduk adalah tenaga yang digunakan untuk agitasi (P) dan kecepatan putaran
pengaduk (N). Konsumsi energi oleh tangki berpengaduk digambarkan dengan
bilangan power. Bilangan power merupakan bilangan tak berdimensi yang
diperoleh dari persamaan
𝑃
𝑁𝑝 = 𝜌 𝑁3 𝐷5…………………..…….…………(1)
Dimana :
Np = Bilangan power
P = Tenaga eksternal dari agitator (J/detik)
ρ = Densitas cairan dalam tangki (kg/m3)
N = Kecepatan putaran pengadukl (rpm)
D = Diameter pengaduk (m)
Pergerakan cairan didalam tangki pengaduk dapat digambarkan dengan
bilangan tak berdimensi lain, yaitu bilangan Reynolds (NRe). Bilangan Reynolds
merupakan rasio antara inersia dengan kekentalan. Bilangan Reynold (NRe)
didefinisikan
𝜌 . 𝑁 . 𝐷2
𝑁𝑅𝑒 = …………………….…………….(2)
𝜇
Dimana :
NRe = Bilangan Reynolds
μ = viskositas cairan (kg/m.s)
ρ = Densitas cairan (kg/m3)
N = Kecepatan putaran pengaduk (rpm)
D = Diameter pengaduk (m)
Bilangan tak berdimensi ini menunjukkan perbandingan antara gaya inersia
dengan gaya gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut:
𝑉2 (𝑁𝐷)2 𝑁 2 .𝐷
𝐹𝑟 = 𝐷.𝑔 = = . . . . . . . . . . . . . . . . . .(3)
𝐷.𝑔 𝑔
Dimana:
Fr = Bilangan Fraude
N = Kecepatan putaran pengaduk (Rpm)
D = Diameter pengaduk
G = Percepatan gravitasi (m/s2)
Bilangan Fraude bukan merupakan variabel yang signifikan. Bilangan ini
hanya diperhitungkan pada sistem pengadukan dalam tangki tidak bersekat. Pada
sistem ini bentuk permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi
II.3 Hipotesa
Pada percobaan tangki berpengaduk, semakin cepat putaran pengadukan,
maka waktu tempuh larutan untuk mencapai titik homogen semakin cepat. Semakin
besar konsentrasi larutan maka viskositasnya juga besar sehingga daya yang
dibutuhkan pengaduk semakin besar.
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Pipet
Gelas Ukur Stopwatch
Kaca Arloji
Pengaduk Penggaris
Neraca Analitik
Spatula
Sekat (Baffle)
Pompa Karet
Keterangan :
A A = Motor
B = Batang Pengaduk (Shaft)
B
C = Tangki (Beaker Glass)
C
D = Pengaduk (Impeller)
D
III.5. Prosedur
1. Menimbang piknometer kosong dengan volume 10 ml.
2. Masukkan masing-masing bahan yang digunakan untuk diukur densitasnya
dalam piknometer kosong dan timbang kembali sebagai piknometer isi.
3. Memasang satu set alat berpengaduk.
4. Masukkan semua bahan ke dalam beaker glass (tangki) dengan volume total
1 liter dengan kecepatan dan konsentrasi berbeda-beda, kecepatan 100 rpm
dan 125 rpm dan dengan konsentrasi 6%,7%, dan 8%.
5. Lakukan pengamatan dengan menggunakan baffle dan tanpa menggunakan
baffle untuk mengetahui adanya vortex atau tidak.
6. Ulangi percobaan diatas dengan variabel percobaan yang ditentukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.3 Grafik
A. Tanpa baffle
1. Konsentrasi larutan kopi 6 %
0.7
0.6
0.5
y = -0.0001x + 1.1691
0.4
R² = 1
Npo
0.1
0
0 1000 2000 3000 4000 5000
NRe
0.6
y = -0.0002x + 1.2609
R² = 1
0.5
0.4
Npo
0.1
0
0 1000 2000 3000 4000 5000
NRe
0.7
y = -0.0001x + 1.055
0.6 R² = 1
0.5
Npo
0.4
Konsentrasi 8% Tanpa
0.3 Baffel
0.2
0.1
0
0 1000 2000 3000 4000
Nre
B. Dengan buffle
1. Konsentrasi larutan kopi 6%
0.7
0.6
0.3 Konsentrasi 6%
dengan Baffel
0.2
0.1
0
0 1000 2000 3000 4000
NRe
0.7
y = -0.0002x + 1.2698
0.6 R² = 1
0.5
Npo
0.4
Konsentrasi 7% dengan
0.3 Baffel
0.2
0.1
0
0 1000 2000 3000 4000
Nre
0.5
Npo
0.4
Konsentrasi 8% dengan
0.3 Baffel
0.2
0.1
0
0 1000 2000 3000 4000
Nre
IV.4 Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan, percobaan ini memiliki tujuan untuk
membuat kurva hubungan antara bilangan power dengan bilangan reynold dengan
variasi jenis cairan serta dengan ada atau tidaknya baffle dalam percobaan. Untuk
mengetahui pengaruh baffle terhadap ada atau tidaknya vortex dalam proses
pengadukan. Serta untuk mengetahui hubungan antara viskositas dan konsentrasi
larutan terhadap gaya yang diperlukan untuk proses pengadukan. Dalam percobaan
ini terdapat manfaat yang diperoleh setelah melakukan percobaan. Salah satunya
yaitu agar praktikan dapat memahami prinsip dari mekanisme pengadukan serta
penerapannya dalam industri kimia.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquadest sebagai pelarut
dan bubuk kopi sebagai zat terlarut. Dalam percobaan ini, terdapat variasi
konsentrasi, yaitu 6 %, 7 %, dan 8 % kopi yang diencerkan dengan aquadest hingga
1 liter. Adapun kecepatan pengadukan untuk masing-masing konsentrasi adalah
100 dan 125 rpm dalam waktu 1 menit. Prosedur percobaan dari praktikum tangki
berpengaduk diawali dengan mengukur densitas dan viskositas setiap konsentrasi,
kecepatan pengadukan, dan penggunaan baffle. Pengamatan yang perlu
diperhatikan adalah ada atau tidaknya suatu vortex dalam setiap proses pengadukan.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, untuk konsentrasi 6 % tanpa
baffle dengan kecepatan pengadukan 100 rpm, viskositasnya sebesar 0,0112
gr/cm.s dan densitasnya sebesar 1,04757 gr/ml. Konsentrasi 6 % tanpa baffle
dengan kecepatan pengadukan 125 rpm, viskositasnya sebesar 0,012 gr/cm.s dan
densitasnya sebesar 1,0557 gr/ml. Dan untuk yang menggunakan baffle dengan
kecepatan pengadukan 100 rpm, viskositasnya sebesar 0,0122 gr/cm.s dan
densitasnya sebesar 1,0517 gr/ml. Konsentrasi 6 % dengan baffle dengan kecepatan
pengadukan 125 rpm, viskositasnya sebesar 0,015 gr/cm.s dan densitasnya sebesar
1,0573 gr/ml. Untuk konsentrasi 7 % tanpa baffle dengan kecepatan pengadukan
100 rpm, viskositasnya sebesar 0,013 gr/cm.s dan densitasnya sebesar 1,0597 gr/ml.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
1. Hubungan antara bilangan power dan bilangan reynold adalah semakin
besar nilai dari bilangan reynold, maka semakin kecil nilai dari bilangan
power.
2. Penggunaan baffle dalam percobaan akan membuat campuran menjadi
lebih homogen, karena baffle dapat memecah pusaran vortex.
3. Hubungan antara viskositas dengan daya yang diperlukan adalah semakin
besar viskositas dari suatu campuran, maka daya yang diperlukan juga
semakin besar.
V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan menggunakan bahan yang mudah untuk diamati
mengenai tingkat kehomogenan dari suatu campuran.
2. Sebaiknya praktikan memperhatikan dengan teliti dalam mengukur nilai
densitas dan viskositas dari suatu campuran.
3. Sebaiknya praktikan memperhatikan dalam pemasangan baffle pada
tangki agar saat proses pengadukan, pengaduk tidak mengenai baffle.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, George Granger. 1978. “Unit Operations”. Tokyo : Modern Asia Editions.
Kurniawan, Rahmat. 2011. “Pengadukkan dan Pencampuran”. (http://tekkimku.
blogspot.com/2011/08/pengadukan-pencampuran.html). Diakses pada 27
April 2019 pukul 20.00 WIB.
Mc.Cabe, Warren L., Julian C. Smith, dan Peter Harriott. 2005. “Unit Operations
of Chemical Engineering Seventh Edition”. New York : Mc.Graw-Hill,Inc.
MSDS. 2013. “Etanol”. (http://www.sciencelab.com/msds.php?MsdsId=992765
4). Diakses pada tanggal 27 April 2019 pukul 21.30 WIB.
MSDS. 2013. “Natrium Klorida”. (http://www.sciencelab.com/ msds.php?msds
Id=992731 2) Diakses pada tanggal 27 April 2019 pukul 21.20 WIB.
Supatro, Doni.2011 “Tangki Berpengaduk” vol.1 No.3
Septiani,Mimin. 2013. “Tangki Berpengaduk”. (http://mimins.blogpost.com/2
013/04/tangki-berpengadukhtml?m=1). Diakses pada tanggal 27 April 2019
pukul 09.03 WIB.
APPENDIX
1. Pembuatan bahan
Kopi 6% dalam 1 liter air
mkopi = %kopi x Vpelarut
6
mkopi = x 1000 mL
100
= 60 gr
Jadi, kopi 60 gr dilarutkan dengan aquadest sampai volumenya 1000 mL
2. Densitas
𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖−𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝜌= 𝑉𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
21,5157 𝑔𝑟𝑎𝑚−11,04 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 10 𝑚𝑙
= 1,04757 gr/ml
3. Viskositas
ρ bahan x t bahan
η= 𝑥 η air
𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑡 𝑎𝑖𝑟
𝑔𝑟
1,04757 𝑥 1,2 𝑠 𝑔𝑟
𝑚𝑙
= 𝑔𝑟 𝑥 0,00891
0,998 𝑥 4,29 𝑠 𝑐𝑚.𝑠
𝑚𝑙
= 0,01122gr/cm.s
4. Menghitung NRe
Diameter pengaduk = 5 cm
𝜌 𝑥 𝐷2 𝑥 𝑁
𝑁𝑅𝑒 = 𝜇
𝑔𝑟
1.04757 𝑥 (5 𝑐𝑚) 2 𝑥 1,667 𝑟𝑝𝑠
𝑚𝑙
= 0,01122 gr/cm.s
= 3897.21
5. Menghitung Nfr
𝑁2 𝑥 𝐷
𝑁𝑓𝑟 = 𝑔
(1,667 𝑟𝑝𝑠) 2 𝑥 5 𝑐𝑚
= 980 𝑐𝑚/𝑠 2
= 0,014172
6. Perhitungan bilangan power (NPo) dengan melihat grafik 9.14 pada buku Unit
Operations of Chemical Engineering karangan Mc. Cabe tahun 1999 halaman
243.
7. Menghitung power pengaduk
𝑁 3 𝑥 𝑁𝑃𝑜 𝑥 𝜌 𝑥 𝐷 5
𝑃= 𝑔
gr
(1,667 𝑟𝑝𝑠)3 𝑥 0,6 𝑥 1.04757 𝑥 (5 𝑐𝑚)5
ml
= 𝑐𝑚2
980
𝑠