Makalah Falsafah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional yang merupakan


bagian integral dari layanan kesehatan yang berlandaskan ilmu dan kiat keperawatan berbentuk
layanan bio, psiko, sosial, dan spiritual yang komprehensif yang ditujukan bagi individu,
keluarga, dan masyarakat -baik dalam sehat ataupun sakit- serta mencakup seluruh proses
kehidupan.

Untuk menjalankan tugas keperawatan, banyak keperawatan yang digunakan, diantaranya


adalah teori Peplau dan teori Middle Range. Model konsep dan teori keperawatan yang
dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang
lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencangkup 4 komponen sentral,
yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit dan proses interpersonal.

Middle range theory adalah serangkaian ide/gagasan saling berhubungan dan berfokus
pada suatu dimensi terbatas, yaitu pada realitas keperawatan. Teori ini menjelaskan fenomena
spesifik dan telah diuji dalam penelitian dan digunakan untuk memandu praktek keperawatan.
Kajian analis teori transendesi diri menjelaskan bagaimana penuaan atau mendorong kerentanan
manusia melampaui batas-batas untuk intra pribadi fokus pada makna kehidupan.

Rumusan masalah

1. Bagaimana teori Peplau dalam asuhan keperawatan?


2. Bagaimana teori Middle Range dalam asuhan keperawatan?

Tujuan masalah

1. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana teori Peplau dalam asuhan keperawatan.


2. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana teori Middle Range dalam asuhan keperawatan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Peplau


1. Biografi Peplau
Hildegrad Peplau lahir di Reading Pensylvania 1 September
1909. Lulus Diploma Keperawatan dari Pottstown, Pennsylvania 1931.
Lulus BA dari Bennington College bidang Interpersonal Psychology
1943, dan lulus MA bidang Keperawatan jiwa (Psychiatrict) 1947 dan
Doktor Pendidikan bidang pengembangan kurikulum 1953. DR Peplau
memiliki pengalaman kerja dibidang keperawatan baik di rumah sakit
swasta maupun pemerintah, 2 tahun di Kemiliteran US, Penelitan
keperawatan, dan praktek paruh waktu di keperawatan jiwa swasta. Dia
telah mengajar bidang keperawatan jiwa selama beberapa tahun dan
professor emeritus dari Universitas Rutgers. Lulusan sarjana bidang
keperawatan yang pertama eropa pusat di fasilitasi oleh DR. Peplau di
Belgia.
Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya “Hubungan Interpersonal
dalam Keperawatan” 1952. Ia juga menerbitkan banyak artikel dalam
majalah-majalah profesional dengan topik mulai konsep interpersonal
sampai issue terkini dalam bidang keperawatan. Pampletnya “Prinsip
Dasar Bagi Konseling Keperawatan” yang berasal dari hasil
penelitiannya dan lokakaria (pengalaman kerja).
Dr. Peplau telah bekerja pada berbagai organisasi, termasuk
WHO, lembaga nasional kesehatan jiwa, dan kesatuan keperawatan. Ia
juga mantan direktur eksekutif dan presiden persatuan Perawat Amerika
dan anggota akademi keperawatan Amerika. Dia telah bekerja melayani
sebagai konsultan keperawatan bagi berbagai negara-negara asing dan
bagian bedah umum angkatan udara US. Pensiun pada tahun 1974 dan
masih aktif dalam keperawatan. Bukunya 1952 telah diterbitkan kembali
1988 (Komunikasi Pribadi, November 4, 1987). Kontribusinya yang
banyak bagi keperawatan adalah hasil kualitas rintisannya dalam
komunikasi dan persepsinya mengenai keperawatan.
Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya hubungan antar-pribadi
(interpersonal) dalam keperawatan, sehubungan dengan bukunya “Teori
Parsial untuk Praktek Keperawatan”. Peplau membahas mengenai tahap-
tahap proses hubungan antar-pribadi, peran dalam kerja keperawatan,
dan metode-metode dalam mempelajari keperawatan sebagai satu proses
interpersonal.
2. Konsep utama teori Peplau
Teori yang dikembangkan Hildegard E. Peplau adalah keperawatan
spikodinamik. Menurut Hildgard E. Peplau keperawatan spikodinamik adalah
kemampuan seseorang perawat untuk memahami tingkah lakunya guna
membantu orang lain, mengidentifikasikan kesulitan yang dirasakannya, dan
untuk menerapkan prinsip hubungan manusia pada permasalahan yang timbul di
semua level pengalamaan. (Asmadi 2008)
Peplau juga menjelaskan teori tentang kemampuan dalam memahami diri
sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan manusia yang
mencakup 4 komponan sentral :
1. Pasien
Sistem yang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal san
kebutuhan serta memenuhi kebutuhannya. Pasien adalah subjek yang
langsung dipengaruhi oleh adanya proses interpersonal.
2. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan
pasien yang bersifat partisipatif. Perawat berperan sebagai mitra kerja,
pendidik, narasumber, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses
interpersonal.
3. Masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit/sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan orang lain mengancam keamanan psikologi
dan biologi individu. Konsep yang berperan penting karena berkaitan
langsung dengan kondisi sakit.
4. Proses interpersonal
Yang dimaksud antara perawat dan pasien Ini menggambarkan tranformasi
energi atau ansietas pasien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase, yaitu :
a) Fase Orientasi
Pada fase ini perawat dan klien masih sebagai orang yang asing.
Pertemuan diawali oleh pasien yang mengekspresikan perasan buruk
perawat dan klien melakukan kontak awal untuk membangun kepercayaan
dan terjadi proses pengumpulan data. Pada fase ini yang paling penting
adalh perawat bekerja sama secara kolaborasi dengan pasien dan
keluarganya dalam menganalisis situasi yang kemudian bersama-sama
mengenali, memperjelas dan menentukan masalah.
b) Fase Identifikasi
Fase ini fokusnya memilih bantuan professional yang tepat, pada fase ini
pasien merespons secara selektif ke orang-orang yang dapat memenuhi
kebutuhannya.
c) Fase Eksploitasi
Fase ini fokusnya adalah menggunakan bantuan professional untuk
alternative pemecahan masalah. Pelayanan yang diberikan berdasarkan
minat dan kebutuhan dari pasien. Pada fase ini pasien mulai menerima
informasi-informasi yang diberikan kepadanya tentang penyembuhannya.
d) Fase Resolusi
Terjadi setelah fase-fase sebelumnya telah berjalan dengan sukses. Focus
fase ini mengakhiri hubungan professional pasien dengan perawat dalam
fase ini perlu untuk mengakhiri hubungan terapeutik mereka.

3. Asumsi asumsi keperawatan


(Asmadi, 2008) Peplau menyebutkan dua asumsi secara eksplisit:
1. Sosok seperti apa sih perawat akan berubah membuat perbedaan yang
substansial dimana pasien akan belajar ketika ia menerima penanganan
perawatan.
2. Membantu perkembangan kearah kedewasaan adalah fungsi dari keperawatan
dan pendidikan keperawatan. Keperawatan menggunakan prinsip-prisip dan
metode-metode yang membimbing proses ke resolusi dari masalah
interpersonal.

Peplau menyebutkan satu asumsi implisit yaitu: “Profesi keperawatan


memiliki tanggung jawab legal dalam penggunaan keperawatan secara efektif dan
segala konsekuensinya kepada pasien.

1. Keperawatan
Keperawatan dideskripsikan sebagai sebuah proses yang signifikan, bersifat
pengobatan (therapeutic), proses interpersonal.
2. Orang
Peplau mendefinisikan orang (person) sebagai lelaki. Lelaki adalah sebuah
organisme yang hidup dalam equilibrium yang tak stabil.
3. Kesehatan
Peplau mendefinisikan sebagai sebuah simbol kata yang mengandung arti
peningkatan kepribadian dan proses lainnya yang sedang berlangsung pada
manusia dalam arah kreatif, konstruktif, produktif, personal dan kehidupan
komunitas.
4. Lingkungan
Peplau secara implisit mendefinisikan lingkungan sebagai kekuatan yang
berada di luar oeganisme dan dalam konteks struktural dimana adat istiadat,
kebiasaan, dan keyakinan termasuk di dalamnya. Namun kondisi umum yang
mengantar kepada kesehatan biasanya juga mengikut sertakan proses
interpersonal.

4. Paradigma keperawatan
a. Manusia
Manusia dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang dengan caranya
sendiri untuk mengurangi ketegangan dan menjaga keseimbangan yang
disebabkan oleh kebutuhan dan ketidak seimbangan dirinya. Setiap individu
merupakan makhluk unik yang mempunyai persepsi dan ide, hal ini penting untuk
proses interpersonal.

b. Lingkungan
Peplau menjelaskan bahwa lingkungan sebagai bentuk di luar organisme dalam
konteks kebudayaan. Dari sinilah kebudayaan dan kepercayaan diaktualisasikan.
Dalam menghadapi kehidupan, budaya dan adat istiadat merupakan faktor yang
perlu dipertimbangkan.
c. Keperawatan
Keperawatan adalah alat pendidikan yang bertujuan untuk mendukung kekuatan
seseorang dalam kreativitas langsung, produktivitas, dan sikap individual dari
kehidupan masyarakat. Perkembangan kepribadian dan proses kemanusiaan saling
berkesinambungan dan berjalan kearah kehidupan yang kreatif, konstruktif dan
produktif.
d. Kesehatan
Peplau menjelaskan tentang kesehatan sebagai gerak progresif individu dan
proses makhluk lain secara terus menerus dalam kreativitas, produktivitas dan
sikap individual dari kehidupan masyarakat. Proses interpersonal merupakan
kekuatan materna dan alat edukatif yang baik bagi perawat maupun klien.

5. Aplikasi model keperawatan menurut peplau


Contoh aplikasi teori ini diambil dari penelitian yang dilakukan oleh Senn
(2013) tentang penerapan teori peplau pada pasien di ruangan emergency. Hal ini
disebabkan karena keperawatan emergency membutuhkan keterampilan dan
komunikasi yang baik antara perawat dan pasien. Interaksi perawat dan pasien
dalam keadaan darurat mungkin singkat hal ini penting untuk perawat darurat
berkomunikasi secara proaktif dengan pasien, dan keluarga mereka,
memanfaatkan empati, ketegasan, dan pendengaran aktif. Perawat emergency bisa
mengunakan prinsip-prinsip fase dalam hubungan perawat pasien (Aini nur,
2018).

Kasus:

Seorang wanita berusia 32 tahun masuk kedalam ruang gawat darurat. Dia
berteriak “Saya tidak bisa bernapas”. Dia menangis, air matanya mengalir
diwajahnya. Pernapasanya 26 x/menit dan sarurasi O2 99%. Datanglah seorang
perawat (nurse y) mengenalkan dirinya pada pasien.

Analisis:

Hubungan antara perawat dan pasien diatas berdasarkan teori peplau adalah :

1) Fase orientasi, fase ini terjadi pada saat pasien menampilkan prilaku pencarian
kesehatan, dan perawat datang menemuinya untuk memberikan bantuan
2) Fase identifikasi, perawat emergency melakukan triase pada pasien,
melakukan identifikasi pasien sebagai seseorang yang memenuhi syarat untuk
melakukan intervensi dan diberi bantuan, memperhatikan isyarat dan bahasa
tubuh non verbal, melengkapi tanda pital pasien dan dia menyadari bahwa
pasiennya mengalami hiverpentilasi karena kecemasan
3) Fase eksplorasi, pada saat ini perawat membutuhkan untuk mengesplorasi
perasaan dan keyakinannya sendiri saat berhadapan dengan pasien
4) Fase relusi, perawat dan pasien mendiskusikan discharge planning, perasaan
yang menyebabkan serangan panik, obat-obatan, dan tindak janji temu.
Mereka mereview tanda dan gejala yang menyebabkan pasien harus kembali
keruang gawat darurat.

6. Kekuatan teori peplau


a. Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik.
b. Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan.
c. Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.
d. Dapat medorong pasien untuk lebih mandiri.

7. Kelemahan teori peplau


(Potter & Perry, 2005) dan (Potter, Patricia Ann et al. 2011)
a. Kurangnya penekanan pada promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
serta layanan sumberdaya sosial komunitas/masyarakat juga kurang
diperhatikan.
b. Teori ini tidak dapat digunakan untuk pasien yang tidak bisa mengekspresikan
kebutuhannya.
c. Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhan.

2.2 Teori middle range


1. Biografi Robert merton
Robert king merton adalah seorang sosiolog yang mengembangkan konsep
keseimbangan bersih. Robert Merton lahir pada tanggal 4 juli 1910 di pemukiman
kumuh Philadhelphia. Merton banyak menimba ilmu dari guru-gurunya selam
menempuh pendidikan serjana seperti P.A Soeokin, yang mengorientasikan lebih luas
pada pemikiran sosial Eropa. Selain itu merton juga banyak dipengaruhi oleh
pemikiran gurunya Talcott Parson, yang terkenal dengan idenya structure of social
action. L.J. Henderson mengajarkan Merton tentang bagaimana melakukan
penyelidikan berdisiplin terhadap sesuatu yang terasa sebagai ide yang menarik.
Beliau menyelesaikan serjananya di Universitas Temle dan serta S2 dan S3 di
Universitas Harvard, beliau terkenal di bidang sosiologi, penghargaan yang pernah
diraihnya yaitu, hadiah John Desmond Bernal (1982), dan medali nasional sains
(1994). Beliau wafat pada usia 92 tahun pada 23 februari 2003.

2. Konsep utama teori middle range


Dibawah ini adalah konsep utama Peplau, yaitu (Tomey & Alligood, 2005):
a. Caring adalah cara mengasihi orang lain dengan adanya komitmen dan tanggung
jawab terhadap orang tersebut.
b. Knowing dalam hal ini dimaksudkan memahami arti sebuah peristiwa yang terjadi
dalam hidup orang lain, menghindari asumsi asumsi, berfokus pada orang yang
dirawat atau pasien, mengkaji, serta melibatkan orang yang memberi asuhan dan
orang yang diberi asuhan dalam proses knowing atau pengenalan.
c. Being with dalam hal ini dimaksudkan mendukung orang lain secara emosional
termasuk keberadaanya untuk orang lain dan berbagi keadaan dengan orang lain.
d. Doing for yang dimaksud adalah melakukan sesuatu demi kepentingan orang lain
termasuk memenuhi kebutuhan,kenyamanan dan melindungi orang tersebut.
e. Freshling yaitu meritualisasi orang lain untuk melalui masa masa pahit dalam
hidupnya dan melewati setiap peristiwa hidupnya dengan berfokus pada peristiwa
tersebut,mendukungnya, memberi penjelasan, memberi alternatif penyelesaian
dan memberikan feedback/umpan balik
f. Maintaining belief yaitu memberikan keyakinan seseorang dalam melalui setiap
peristiwa hidup serta menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan,
menumbuhkan sikap optimis dan selalu ada untuk orang lain dalam situasi
apapun.

3. Asumsi asumsi keparawatan


Peplau mengutarakan beberapa asumsinya dalam keperawatan (Alligood & Tomey,
2006):
a. Keperawatan
Diagnosis penderitaan kronik dan memberikan intervensi sesuai dengan lingkup
praktik keperawatan, perawat dapat memberikan antisipasi berduka pada individu
yang berisiko. Peran utama perawat meliputi menunjukkan rasa empati,
ahli/professional, caring dan pemberi asuhan keperawatan yang kompeten.
b. Manusia
Manusia mempunyai persepsi yang idealis pada proses kehidupan dan kesehatan.
Orang membandingkan pengalamannya dengan kedua kenyataan tadi sepanjang
kehidupannya. Walaupun setiap orang pengalaman dengan kehilangan adalah
unik dan umumnya kehilangan dapat diramalkan atau diketahui sehingga dapat
diantisipasi reaksi dari kehilangan tersebut.
c. Kesehatan
Kesehatan adalah bila seseorang berfungsi secara normal, kesehatan seseorang
tergantung atas bagaimana seseorang beradaptasi terhadap kehilangan. Koping
yang efektif akan menghasilkan respon yang normal akibat dari kehilangan.
d. Lingkungan
Interaksi terjadi di dalam suatu masyarakat, yang mana meliputi lingkungan
keluarga, sosial, lingkungan kerja dan lingkungan perawatan kesehatan. Respon
individu di kaji berdasarkan hasil interaksi individu terhadap norma-norma sosial.

4. Paradigma keperawatan
Di teori Peplau, ada beberapa pandangan terhadap asuhan keperawatan, antara lain
(Smith, Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008) dan (Tomey & Alligood. 2006):
1. Nursing
Swanson (1991, 1993) mendefinisikan keperawatan atau pemberian pelayanan
keperawatan untuk mencapai kesejahteraan individu. Swanson meyatakan bahwa
ilmu keperawatan dibentuk dari ilmu pengetahuan keperawatan ilmu pengetahuan
lain seperti etika, kepribadian, estetika yang dijadikan nilai-nilai dan harapan individu
dan sosial secara manusiawi dan berdasarkan pengalaman.
2. Manusia
Asumsi Swanson tentang caring sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Watson
(1985) bahwa manusia merupakan makhluk yang unik dan utuh yang memiliki
pemikiran, perasaan dan tingkah laku. Pengalaman hidup dari setiap orang
dipengaruhi oleh warisan genetik, anugerah spiritual, dan kebebasan memilihnya.
Perawat ditugaskan untuk berperan sebagai pemimpin dalam memperjuangkan hak-
hak manusia (pasien), memiliki akses yang sama untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
3. Kesehatan
Perawat tidak hanya berfokus bagaimana klien sembuh dari penyakitnya tetapi
perawat membantu klien untuk dapat mencapai, memelihara, atau mendapatkan
kembali tingkat kesehatan atau kesejahteraan hidupnya yang optimal. Pada saat
perawat berfokus pada kesehatan sebagai suatu kesejahteraan hidup, perawatan yang
diberikan haruslah meliputi manusia sebagai manusia yang utuh yaitu menjadi
seseorang, bertumbuh, merefleksikan diri dan selalu berusaha untuk dapat
berhubungan dengan sesamanya.
Untuk dapat mengalami kesejahteraan adalah dengan hidup sebagai subjektif,
memiliki arti, berpengalaman sebagai manusia seutuhnya. Utuh melibatkan adanya
pengertian integrasi dan menjadi seseorang berarti semua aspek menjadi seseorang
bebas untuk diekspresikan. Aspek yang di maksud adalah : spiritualitas, pemikiran,
perasaan, inteligen, kreativitas, hubungan, feminine, maskulin dan seksualitas.
4. Lingkungan
Lingkungan didefiniskan sebagai sesuatu yang situasional. Di dalam
keperawatan sendiri, lingkungan adalah suatu konteks yang mempengaruhi atau yang
terpengaruh oleh klien. Pengaruh itu sendiri ada beberapa termasuk budaya, politik,
ekonomi, sosial, biofisik, psikologi dan spiritual. Pada saat kita mencari tahu tentang
pengaruh lingkungan terhadap seseorang, ada baiknya untuk mempertimbangkan
tuntutan, kendala dan sumber-sumber yang membawa kepada situasi tersebut dan
lingkungan di sekitarnya.

5. Aplikasi model keperawatan menurut teori middle range


(Peterson, Sandra J. & Bredow, Timothy S, 2009) Middle range theory telah
digunakan dalam bidang praktik dan penelitian. Teori ini mampu menstimulasi dan
mengembangkan pemikiran rasional dari penelitian.serta membimbing dalam
pemilihan variable dan pertanyaan penelitian (Lenz,1998.p.26). Teori Middle range
dapat membantu praktik dengan memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku klien
dan memungknkan untuk menjelaskan beberapa efektifitas dari intervensi.
Review terhadap beberapa penelitian yang dipublikasikan mengungkapkan
penggunaan teori Middle Range dalam penelitian keperawatan masih cukup luas. Dan
sebagian besar teori Middle Range berasal dari disiplin ilmu lain. Hal ini sangat jelas
ketika kita membandingkan seberapa sering teori Middle Range dan teori Grand
dikutip dalam literatur penelitian keperawatan. Dari 173 penelitian, yang
diidentifikasi menggunakan teori adalah 79 (45%) dan dari 79 penelitian tersebut
diidentifikasi hanya 25 penelitian yang benar-benar menggunakan teori keperawatan
dan 54 lainnya menggunakan mengadopsi dari disiplin ilmu lainnya dan kebanyakan
dari ilmu psikologi.

6. kelemahan dari teori middle range


a. teori tersebut memiliki struktur pengkajian, intervensi, dan management goal
yang lengkap dan komprehensif, serta mencakup seluruh fase yang mungkin
muncul pada pasien dengan penyakit terminal. Struktur perawatan tersebut dapat
membantu memudahkan perawat dalam mengetahui kebutuhan fokus pasien di
setiap fase, sehingga perawat dapat memenuhi kebutuhan pasien dengan tepat.
b. Beberapa bagian yang ditampilkan tidak diuraikan secara jelas yang
menghubungkan variable-variabel dalam bagian tersebut.
c. Banyak variabel dalam teori, seperti vulnerability dan transendensi diri serta
kondisi sejahtera yang masih abstrak, sehingga masih terdapat kesulitan
diterapkan dalam praktik.
d. Pembahasan teori tidak mudah untuk dipahami sehingga sulit dicerna oleh para
perawat yang akan mengaplikasikannya ke dalam praktik.
e. Terbatas digunakan hanya pada kasus-kasus yang berhubungan dengan adanya
masalah psikologis dengan kurang mempertimbangkan penangan fisiknya.

7. Perbandingan teori middle range dengan teori lainnya

Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk
memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan
mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range
theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam
pemikiran empiris.
Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan
praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968),
menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik, selain itu
Walker and Avant (1995) mempertahankan bahwa mid-range theories
menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep secara normal yang nampak dalam
grand teori.
Mid-range teori memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam
praktik dan cukup abstrak secara ilmiah.Teori Middle Range, tingkat keabstrakannya
pada level pertengahan, inklusif, diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki
sejumlah variabel terbatas, dapat diuji secara langsung.
Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan lingkup fenomena
yang relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena yang ada dan
merupakan masalah pada disiplin ilmu.
Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih konkrit. Merton
(1968) yang berberperan dalam pengembangan middle range theory, mendefinisikan
teori ini sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam penelitian dan
pengembangan suatu teori.
Sependapat dengan Merton, beberapa penulis keperawatan mengemukakan middle
range theory jika dibandingkan dengan grand theory:
a. Ruang lingkupnya lebih sempit
b. Lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik
c. Terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit
d. Merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/ terbatas
e. Lebih dapat diuji secara empiris
f. Lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik

BAB III
KESIMPULAN

1. Kesimpulan
Teori yang dikembangkan Hildegard E. Peplau adalah keperawatan spikodinamik.
Menurut Hildgard E. Peplau keperawatan spikodinamik adalah kemampuan seseorang
perawat untuk memahami tingkah lakunya guna membantu orang lain,
mengidentifikasikan kesulitan yang dirasakannya, dan untuk menerapkan prinsip
hubungan manusia pada permasalahan yang timbul di semua level pengalamaan. (Asmadi
2008)
Peplau juga menjelaskan teori tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri
dan orang lain dengan mencakup 4 komponen dasar hubungan manusia yaitu pasien,
perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit/sumber kesulitan, dan proses
interpersonal. Paradigma dari teori Peplau ada empat yaitu manusia, lingkungan,
keperawatan, dan kesehatan. Kelebihan dari teori ini lebih menekankan pada kondisi
psikis atau psikologi pasien seperti meningkat kan kejiwaan pasien menjadi lebih baik,
dan mengurangi kecemasan pada pasien. Kekurangannya tidak dapat digunakan pada
pasien yang tidak bisa mengekspresikan kebutuhannya.
Pada teori selanjutnya yaitu teori Middle Range yang mana konsep utamanya
yaitu caring, knowing, being with, doing for, freshling, dan maintaining belief.
Paradigmanya ada 4 yaitu keperawatan,kesehatan, lingkungan, dan manusia. Kelemahan
dari teori salah satunya yaitu teori tersebut memiliki struktur pengkajian, intervensi, dan
management goal yang lengkap dan komprehensif, serta mencakup seluruh fase yang
mungkin muncul pada pasien dengan penyakit terminal. Struktur perawatan tersebut
dapat membantu memudahkan perawat dalam mengetahui kebutuhan fokus pasien di
setiap fase, sehingga perawat dapat memenuhi kebutuhan pasien dengan tepat.

Daftar pustaka

Kurniadi, Deby. 2019. Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau.

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

Potter,Patricia Ann et al.2011.Basic Nursing.Mosby Elsevier.

Potter & perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta.EG

Tomey,Alligood .2005 .Nursing Theorist and Their Work.Stech edition,Torrosa : The CV


Monby Corepoerry St.Loet

Alligood-Tomey,A. 2006. Nursing Theorists and their work. Toronto: Mosby

Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd ed. New
York: Springer Publishing Company.

Peterson,Sandra J. & Bredow, Timothy S.2009. Middle Range Theories, Application to Nursing
Research. Second edition. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.

Aini nur, 2018, teori model keparawatan, malang, universitas muhammadiyah malang.

Anda mungkin juga menyukai