Tugas Akhir
Tugas Akhir
Tugas Akhir
RINGKASAN
-
analisis kadal Cl dengan metode titrasi argentometri, analisis Fe dan Mn dengan
metode spektofotometri, analisis total colony count (TCC) dengan metode tuang, Commented [L5]: Di garis miring
uji bakteri E Coly dan Coliform dengan metode tuang, uji bakteri Pseudomonas
Aerogenusa metode tuang, Uji total dissolved solid (TDS), uji pH, dan uji
kekeruhan. Metode dibandingkan dengan standar yang berlaku di perusahaan
yaitu SNI 3553:2015.
Berdasarkan hasil analisis untuk bulan Januari dan Februari diperoleh
kadar Kesadahan untuk sebesar 25,0 (mg/l) dan 26,0 (mg/l), sebesar 5,15 (mg/l)
dan sebesar 5.36 (mg/l), kadar zat organik sebesar 0,08 (mg/l) dan 0,08 (mg/l), Commented [L6]: Inikadar kesadahan semua kah ?
kadar besi sebesar 0,01 (mg/l) dan 0,00 (mg/l), kadar mangan sebesar 0,001 (mg/l)
dan 0,001 (mg/l), angka lempeng total sebesar 1 (koloni/ml) dan 1 (koloni/ml),
bakteri Coliform sebesar 0 dan 0, bakteri E.Coli sebesar 0 dan 0, bakteri
Psedomas Aerugimosasebesar 0 dan 0, kadar total disolve solid sebesar 60,3
(mg/l) dan 59,3 (mg/l), kadar turbidity sebesar 0,11 (NTU) dan 0,11 (NTU), dan
pH sebesar 6,28 dan 6,33. Commented [L7]: Coba paragaf terakhir di buat singkat, buat
sesimple mungkin
ANALISIS KUALITAS AIR MINUM DALAM KEMASAN
Oleh :
YUDHISTIRA BAYU PRATAMA
NIM : 1718025
Pembimbing I Pembimbing II
Penulis berharap semoga dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat baik
untuk penulis sendiri maupun kepada pembaca.
Bogor,
Penulis
PENDAHULUAN
Untuk pengujian air minum dalam kemasan di PT Tirtamas Jaya Utama ini
tidak melakukan semua uji yang tertera pada SNI 3553:2015. Hal ini disebabkan
karena untuk sumber mata air yang digunakan hanya parameter yang dilakukan di
atas saja yang menjadi kendala produksi air bersih. Maka dari itu beberapa
parameter tidak dilakukan dalam analisis kualitas ini. Akan tetapi PT Tirtamas
Jaya Utama rutin untuk mengirim sampel air minum dalam kemasan ke
perusahaan jasa analisis untuk menganalisis kualitas sampel air minum secara
keseluruhan sesuai dengan SNI 3553:2015. Hasil analisis untuk pengujian dengan
perusahaan lain tertera pada lampiran sebagai penguat bahwa air minum dalam
kemasan yang di produksi oleh PT Tirtamas Jaya Utama ini sudah sesuai dengan
standar dan layak untuk dikonsumsi, serta terjaga kualitasnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Air
Air merupakan zat yang penting dan mutlak bagi kehidupan di alam
semesta. Tanpa adanya air, makhluk hidup (manusia, hewan, dan tumbuhan) di
alam tidak dapat hidup. Air merupakan senyawa yang terkandung dalam jumlah
besar di alam, yang tedapat di udara, di dalam bumi, dan di dalam makhluk hidup
(KUSNANDAR, 2011). Air dibagi menjadi dua, yaitu air bersih dan air limbah.
Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan
bisa dimanfaatkan oleh manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari atau
dikonsumsi. Air bersih meliputi air hujan, air permukaan, dan air tanah. Air
limbah merupakan salah satu bentuk buangan yang di hasilkan dari proses
produksi, baik produksi industri maupun domestik (rumah tangga) seperti air
kakus, dan air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya. (grey water).
Air Minum
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum
(PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI No.
492/MENKES/PER/IV/2010). Menurut WINARNO (1986), sumber air minum
dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Air Hujan
`Air hujan merupakan sumber utama dari bumi. Air ini dapat dijadikan
sebagai air minum, tetapi air ini tidak mengandung kalsium, sehingga perlu
dilakukan penambahan kalsium. Walaupun saat presepitasi merupakan air
yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika
berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung di atmosfer ini dapat
disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas (karbon dioksida,
nitrogen, dan ammonia) (MUBARAK & CHAYATIN, 2009).
2. Air Permukaan
Air permukaan adalah air sungai, danau, telaga, waduk, rawa, dan sumur.
Sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Oleh
karena keadaannya terbuka, maka air permukaan mudah terkena pengaruh
pencemaran, baik oleh tanah, sampah, maupun lainnya. Air seperti ini harus
mendapat desinfektan yang baik sebelum didistribusikan kepada konsumen
(MUBARAK & CHAYATIN, 2009). Air permukaan merupakan sumber air
yang paling tercemar akibat kegiatan manusia, fauna, flora, dan zat-zat lain
(SUMANTRI, 2010).
3. Air Tanah
Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang
kemudian mengalami penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi
secara alamiah di bawah tanah, sehingga membuat air tanah lebih baik dan
lebih murni dibandingkan dengan proses yang telah dialami air hujan tersebut,
di dalam perjalanan menuju permukaan. Air tanah memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan sumber lain, diantaranya air tanah biasanya bebas
kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses penjernihan, persedian air
tanah juga cukup banyak sepanjang tahun, saat musim hujan sekalipun
(MUBARAK & CHAYATIN 2009).
Air Baku
Definisi air baku secara umum menurut WALUYO (2005), adalah air
bersih yang dipakai untuk keperluan air minum, rumah tangga, dan industri.
Secara umum sumber air minum dan air bersih dibagi menjadi tiga golongan yaitu
mata air, air permukaan (surface water), dan air dalam tanah (ground water). PT
Tirtamas Jaya Utama memiliki sumber mata air yang berasal dari Gunung Salak,
sumber mata air biasanya merupakan tempat dimana air muncul yang dapat
diminum langsung karena jauh dari jangkauannya kontaminasi baik dari manusia
ataupun makhluk hidup lainnya yang dapat rusak kualitas air (WINARNO, 2003).
Sumber air mata yang berasal dari pegunungan memiliki banyak
keuntungan apabila digunakan sebagai air minum karena merupakan air yang
tersimpan jauh dalam lapisan tanah yang memiliki sistem filtrasi alami oleh
lapisan-lapisan pada kulit bumi, dan saat melewati tahap filtrasi tersebut air yang
mengenai batuan-batuan mineral yang terdapat pada lapisan tanah, dan akan
melarutkan sebagian kecil mineralnya bersama air yang menambah nilai kebaikan
dari air itu sendiri.
Air minum kemasan merupakan air minum yang didapatkan dari sumber
mata air seperti pegunungan ataupun sungai yang kemudian di proses dan
dikemas menjadi air minum yang dapat dikonsumsi secara langsung. PT Tirtamas
Jaya Utama sebagai produsen penyedia air minum dalam kemasan memilih air
baku yang berada dari mata air gunung salak sebagai bahan baku produknya,
sumber air tersebut dijaga dari gangguan luar sehingga terjamin kualitas dan
kemurniannya, untuk kemudian di proses lebih lanjut. Bagan proses pengolahan
AMDK di PT. Tirtamas Jaya Utama dapat dilihat pada gambar
Carbon
Carbon
filter 2
filter 1 Sand filter Bag filter3
Ultra
Filler
filtration
Reservoir
Reservoir adalah alat untuk menampung air sumber yang masuk untuk
diproses ke tahap lebih lanjut.
Bag Filter
Bag Filteradalah alat untuk memisahkan partikel kering dan gas (udara
pembawanya) dengan bertujuan untuk mensanitasi HCl dan menghilangkan Commented [L10]: HCl untuk mensanitasi bag filter, tujuannya
agar partikel mangan yang menempel pada bag filter terlepas dari
mangan dan membunuh bakteri. Untuk bag filter di PT. Tirtamas Jaya Utama, bag filter
menggunakan tiga jenis bag filter.Pertama adalah bag filter yang menggunakan Commented [L11]: Ada 3 tahap penyaringan menggunakan bag
filter, bag filter pertama menggunakan 4 lapis sedangkan untuk bag
bag filter sebanyak 4 lapis. Dan untuk bag filter kedua dan ketiga menggunakan filter 2 dan 3 sama-sama menggunakan 3 lapis bag filter.
Sand Filter
Sand filter adalah alat yang didalamnya terdapat pasir silika atau batu
kapur yang berfungsi sebagai penyaring partikel terlarut didalam air. Didalamnya
juga ada stainer yang letaknya tertutup pasir silika dan berada diatas pipa
penghubung yang berfungsi untuk menahan kadar logam berlebih dan mengurangi
kekeruhan atau lumut. Commented [L12]: Ini fungsi dari sand filter bukan dari stainer.
Ultrafiltration
Air minum dalam kemasan secara umum dapat dikelompokan menjadi dua
yaitu kemasan galon (19 liter) dan small (single pack). Kemasan galon biasanya
dilakukan pengisian ulang baik oleh produsen bermerk maupun depot air isi ulang
(tanpa merk), dan lebih banyak dikonsumsi oleh konsumen yang berada di
perkantoran, hotel, dan rumah tangga. Konsumen utama AMDK kemasan small
atau kemasan yang dapat dibawa secara praktis seperti kemasan 1500 mL atau
600 mL (botol), 240 mL, atau 220 mL (gelas) dikonsumsi orang-orang yang
sedang melakukan perjalanan (ARIF, 2009).
Mengkonsumsi air putih yang sehat dan kaya mineral akan membuat
nutrisi dan vitamin mudah diserap oleh tubuh lewat aliran darah. Hal ini yang
akan membuat energi cepat pulih dan bugar. Konsumsi air kurang menyebabkan
penyerapan vitamin dan nutrisi dalam tubuh terhambat. Akibatnya tubuh akan
menjadi lemah dan daya tahan tubuh akan menurun (MUYOSARI, 2012).
Kandungan mineralyang tinggi dalam air minum sangat memengaruhi penyerapan
zat esensial dan zat non esensial. Jika kandungan zat esensial misalnya kalsium,
kalium, dan magnesium yang dapat diperlukan tinggi, maka penyerapan non
esensial akan sedikit atau bahkan tidak ada, dan akhirnya akan diekskresi dari
tubuh
Kualitas air, yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter
yaitu parameter Fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut, dan sebagainya),
parameter kimia (pH, zat terlarut, zat organik, kadar logam, dan sebagainya), dan
parameter biologi (keberadaan bakteri, jamur, dan sebagainya) (EFFENDI,
2003).
Parameter Uji
Parameter Fisika
Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh adanya zat padat yang tersuspensi yang
bersifat organik maupun anorganik. Zat oganik terdiri dari berbagai jenis
senyawa seperti selulosa, lemak, dan protein yang melayang-layang dalam air atau
berupa mikroorganisme sepeti algae, bakteri dan sebagainya. Zat anroganik dapat
berupa pasir halus, liat dan lumpur alami. Kekeruhan merupakan sifat optis dari
suatu larutan yaitu hamburan dan abssorpsi cahaya yang melaluinya. Kekeruhan
dalam air minum atau air bersih tidak boleh lebih dari 1,50 NTU. Penurunan
kekeruhan ini sangat diperlukan karena selain ditinjau dari segi estetika yang
kurang baik, juga proses desinfeksi untuk air keruh sangat sukar, hal ini
disebabkan oleh beberapa koloid dapat melindungi mikroorganisme.
Kekeruhan disebabkan oleh adanya partikel-partikel kecil dan koloid yang
berukuran 10 nm sampai 10 µm. Kekeruhan dapat disebabkan oleh bahan yang
tersuspensi yang bervariasi ukurannya, tergantung dari derajat turbulensinya.
Nilai kekeruhan ini membantu melakukan pengecekan adanya kesalahan selama
proses penyaringan.
Parameter Kimia
Kelarutan zat padat dalam air disebut sebagai total dissolved solid (TDS)
adalah terlarutnya zat padat, baik berupa ion, senyawa, koloid dalam air. Sebagai
contoh adalah air permukaan apabila diamati saat turun hujan akan
mengakibatkan air sungau maupun kolam kelihatan keruh yang disebabkan oleh Commented [L14]: Typo
larutnya partikel tersuspensi dalam air, sedangkan pada musim kemarau air
terlihat hijau karena adanya ganggang didalam air. Konsentrasi zat padatan
terlarut ini dalam keadaan normal sangat rendah, sehingga tidak kelihatan oleh
mata telanjang (SITUMORANG, 2007).
Total padatan terlarut merupakan konsentrasi jumlah ion kation
(bermuatan positif) dan anion (bermuatan negatif) di dalam air. Oleh karena itu,
analisis TDS menyediakan pengukuran kualitatif dari jumlah ion terlarut, tetapi
tidak menjelaskan pada sifat atau hubungan ion. Selain itu, pengujian tidak
memberikan wawasan dalam masalah kualitas air yang spesifik. Oleh karena itu,
analisis total padatan terlarut digunakan sebagai uji indikator untuk menentukan
kualitas umum dari air. Sumber padatan terlarut total dapat mencakup semua
kation dan anion terlarut.
Total zat terlarut biasanya terdiri atas zat organik, garam organik, dan gas
terlarut. Bila total zat padat terlarut bertambah maka kesadahan akan naik pula.
Selanjutnya efek padatan terlarut ataupun padatan terhadap kesehatan tergantung
pada spesies kimia penyebab masalah tersebut (SLAMET, 1994).
Kesadahan Total
Zat organik dalam air ada di dalam air minum berasal dari dampak
aktivitas manusia dan alam seperti asam humat (humic acid) dari pembusukan
dedaunan dan batang pohon, senyawa nitrogen (amina) dan senyawa sulfurik yang
berasal dari pembusukan organisme. Zat organik dapat menjadi suatu indikator
suatu air sudah tercemar. Besarnya zat organik dapat dinyatakan dalam angka
permanganat.
Penetapan kadar zat organik dapat dilakukan dengan metode asam atau
basa. Oksidasi dalam suasana asam merupakan oksidasi yang lebih kuat sehingga
ion-ion klorida yang terdapat dalam contoh akan teroksidasi. Oksidasi kalium
permnaganat dalam situasi basa dilakukan apabila sampel air yang akan diuji
permanganat dalam situasi basa dilakukan apabila sampel air yang akan diuji
mengandung klorida (Cl)- lebih dari 300 mg/L. Prinsip kerja penetapan zat
organik yaitu zat organik di dalam sampel dioksidasi oleh KMnO4 berlebih dalam
keadaan asam dan panas, dalam keadaan panas dan suasana asam ion
permanganat direduksi menjadi ion Mn2+, dengan persamaan reaski sebagai
berikut:
MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4 H2O
sisa KMnO4 direduksi dengan larutan asam oksalat berlebih. Kelebihan asam
oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4 dengan persamaan reaksi sebagai
berikut:
2MnO4- + 5C2O42- + 16H+ 2Mn2+ + 8H2O + 10 CO2
Adanya bahan-bahan organik dalam air secara berlebih tidak
diperbolehkan karena selain menimbulkan warna, bau, rasa dan kekeruhan yang
tidak diinginnkan, juga dapat bersifat beractun secara langsung maupun setelah
bersenyawa dengan zat lain yang ada (SOESANTO, 1996).
Klorida (Cl-)
Ion klorida adalah salah satu anion anorganik utama yang ditemukan di
perairan dalam jumlah lebih banyak daripada anion halogen lainnya. Klorida
biasanya terdapat dalam bentuk senyawa natrium klorida (NaCl), kalium klorida
(KCl), dan kalsium klorida (CaCl2) (EFFENDI, 2003).
Metode yang digunakan untuk penetapan klorida yaitu argentometri.
Apabila air yang mengandung klorida dititar dengan perak nitrat dan
menggunakan indikator kalium kromat akan terbentuk endapan perak klorida,
dan setelah semua diendapkan kelebihan AgNO3 akan bereaksi dengan indikator
K2CrO4 yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna merah pada
larutan. Reaksi yang terjadi pada penetapan klorida yaitu :
Logam (Mn) adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Mn dan nomor atom 25, berwarna silver metalik, keras, dan sangat
rapuh. Logam mangan mampu menimbulkan keracunan kronis pada manusia
hingga berdampak menimbulkan lemah pada kaki, muka kusam dan dampak bagi
lanjutan bagi manusia yang keracunan Mn adalah bicaranya lambat dan
hyperrefleksi (NAINGGOLAN dkk, 2011).
Mangan (Mn) adalah kation yang memiliki karakteristik serupa dengan
besi. Mangan berada dalam bentuk manganous (Mn2+) dan manganik (Mn4+).
Didalam tanah Mn4+ berada dalam bentuk senyawa mangan dioksida. Kadar
mangan pada perairan alami sekitar 0,2 mg/l. Kadar yang lebih besar dapat terjadi
pada air tanah dalam dan pada danau yang dalam. Perairan asam dapat
mengandung mangan sekitar 10-150 mg/l, perairan laut mengandung mangan
sekitar 0,002 mg/l. Kadar mangan pada perairan air tawar sangat bervariasi antara
0,002 mg/l hingga lebih dari 4,0 mg/l. Perairan bagi irigasi pertanian untuk tanah
yang bersifat asam sebaliknya memiliki kadar mangan sekitar 0,2 mg/l, sedangkan
untuk tanah yang bersifat netral dan alkalis sekitar 10 mg/l (EFFENDI, 2003).
Untuk menetapkan logam Mn dalam air minum ini, menggunakan cara
spektrofotometri. Dalam hal ini logam Mn dianalisis dengan menggunakan
spektrofotometer DR 2000 dengan reagen alkali sianida dan indikator PAN yang
memiliki reakasi sebagai berikut.
Parameter Mikrobiologi
dihitung dengan metode hitungan mikroskopis, akan tetapi pada angka lempeng
total hanya organisme hidup yang dapat dihitung.
Metode APM adalah metode untuk menghitung jumlah mikroba dengan
menggunakan media dengan beberapa pengenceran. Pada umumnya setiap
pengenceran menggunakan 3 atau 5 seri media dan perhitungan yang dilakukan
merupakan tahap pendekatan secara statistik. Hasil positif ditunjukan oleh adanya
pertumbuhan bakteri. Nilai angka lempeng total ini diperoleh dengan anggapan
bahwa bakteri dalam contoh menyebar secara acak, tidak berkelompok, tetapi
saling berpisah, Organisme yang terdapat dalam contoh dapat tumbuh dalam
media selama inkubasi, kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan, seperti media dan
waktu inkubasi (SUNATMO, 2007).
Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum yang digunakan sebagai
indikator penentuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri bukan
penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk
dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan
organisme patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak
merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung
dalam feses. Organisme indikator jutaan kali lebih banyak dari pada organisme
patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk menyimpulkan bila tingkat
keberadaan organisme indikator rendah maka organisme patogen akan jauh lebih
rendah atau bahkan tidak sama sekali. Bakteri Coliform dijadikan sebagai
indikator karena tidak patogen, mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium
serta dapat dikuantifikasikan, tidak berkembang biak saat bakteri patogen tidak
berkembang biak, serta dapat bertahan lebih lama daripada bakteri patogen dalam
lingkungan yang tidak menguntukngkan (COLONE, 2001).
Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih mudah, cepat, dan sederhana
daripada mendeteksi bakteri patogen lain. Contoh bakteri Coliform adalah,
Escherichia Coli atau yang biasa disebut dengan E-coli. Jadi Coliform adalah
indikator air. Makin sedikit kandungan Coliformnyaartinya, kualitas air semakin
baik. (FRIEDHEIM, 2001).
4. Detektor
Fungsi detektor adalah untuk mengubah sinyal radiasi yang diterima
menjadi sinyal-sinyal listrik yang dapat dibaca oleh rekorder. Deteksi cahaya
ultraviolet dan tampak biasanya digunakan detektor fotolistrik karena
energinya cukup besar untuk menimbulkan arus listrik pada semi konduktor
tertentu. Detektor fotolistrik yang paling sederhana yaitu phototibe.
5. Penguat (amplifer)
Amplifer berfungsi sebagai penguat sinyal yang berasal dari detektor
menjadi suatu potensial yang cukup besar untuk dapat direkam. Suatu alat
penguat sinyal menangkap isyarat masuk (input) dari rangkaian detektor
melalui proses pengolahan sinyal menghasilkan isyarat keluaran (output) dan
secara langsung dicatat sebagai absorban atau transmitan.
6. Rekorder
Rekorder pada umumnya berfungsi sebagai alat pencatat dari hasil yang
diperoleh dari detektor, dengan kata lain energi listrik yang dihasilkan oleh
detektor dapat direkam oleh rekorder, yang hasilnya berupa sistem baca atau
penyajian hasil pengukuran, baik dalam bentuk absorbansi, transmitan, maupun
konsentrasi
Adapun prinsip dari spektrofotometer yaitu cahaya yang berasal dari
lampu deutrium atau wolfram yang bersifat polikromatis diteruskan ke
monokromator dan mengubah sinar dari polikromatis menjadi monokromatis.
Berkas-berkas cahaya kemudian dilewatkan kepada kuvet yang berisi sampel.
Terdapan cahaya yang diserap dan ada pula yang dilewatkan. Cahaya yang
dilewatkan ini kemudian diterima oleh detektor. Detektor akan menghitung
cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya yang diserap sampel. Cahaya
yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat yang terkandung dalam sampel
sehingga akan diketahui konsentrasi zat dalam sampel secara kuantitatif
pH Meter
Turbiditimeter
Alat akan memancarkan cahaya pada media atau sampel, dan cahaya tersebutakan
diserap, dipantulkan atau menembus media tersebut. Cahaya yang
menembusmedia akan diukur dan ditransfer ke dalam bentuk angka (Wulandari,
dkk., 2014).
Perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba
merupakan sifat optik turbidimetri. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu
supensi adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan.
Pengukuran tirbiditas dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Pengukuran perbandingan cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas
cahaya yang datang.
2. Pengukuran efek ekstingsi, yaitu ke dalam dimana cahaya mulai tidak
tampak dalam lapisan medium yang keruh.
3. Pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang diteruskan terhadap
cahaya yang datang.
Cahaya yang diukur pada turbidimeter yaitu cahaya yang diteruskan.
Turbiditas berbanding lurus dengan konsentrasi dan ketebalan serta warna
Hamburan yang terukur pada turbidimeter adalah hamburan yang diteruskan atau
membentuk sudut 180o.
PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk menjamin kualitas mutu air minum dalam
kemasan (AMDK) yang menggunakan galon sebagai kemasannya. Pengujian air
minum dalam kemasan ini meliputi analisa kesadahan total dengan metode titrasi
kopleksometri, analisis kadal Cl- dengan metode titrasi argentometri, analisis zat Commented [L16]: kompleksiometri
Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini meliputi bahan uji dan bahan
kimia. Bahan uji yang digunakan yaitu produk air minum dalam kemasan. Bahan
kimia yang digunakan antara lain adalah Indikator Eriochome Black T (EBT),
larutan EDTA 0,01 M, Buffer Gardness pH 10, Indikator murexid, larutan NaOH
1 N, indikator PP, indikator MM, larutan H2SO4, larutan Na2CO3, larutan NaCl
0,01 N, AgNO3, K2CrO4 5%, larutan H2SO4 8 N, larutan baku asam oksalat
(COOH)2 0.1 N, larutan KMNO4 0.1 N, indikator SM, larutan HCL 0.1 N,
pereaksi TPTZ powder pillow, pereaksi Ascorbic Acid Powder Pillow, pereaksi
Alkaline-Cyanide Reagen Solution, indikator PAN 0,1%, media Cetrimide Agar,
media EMB Agar, media Plate Count Agar, media Saboraud Dextrose Agar, dan
aquabidest.
Alat
Peralatan yang digunakan terdiri dari alat instrumen dan alat pendukung.
Alat instrumen yang digunakan yaitu Spektrofotometer HACH DR/ 2000. Alat
pendukung yang digunakan terdiri hotplate, neraca analitik,buret 50 mL, pipet
volumetrik 10mL dan 20mL, erlenmeyer 300mL,labusemprot, pipet tetes, cawan
petri, autoklav, oven, dan inkubator.
Metode Percobaan
Tahap Persiapan
Sterilisasi Alat
Cuci semua alat gelas dengan detergen. Bungkus alat gelas dengan kertas
jerami/buram kemudian dimasukan kedalam oven. Oven diatu suhunya sebesar
170 oC dan biarkan selama 2 jam.
Sterilisasi Media
Masukan tabung ulir yang berisi media kedalam autoclave. Atur suhu
autoclave sebesar 121 oC. Tutup autoclave dengan rapat dan biarkan selama 15
menit.
pH
Kekeruhan
𝐴 𝑥 𝐵 𝑥 𝐶 𝑥 𝐷 𝑥 1000
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ( 𝑝𝑝𝑚) =
𝐷
A = Volume EDTA
B = Konsentrasi EDTA
C = Berat CaCO3
D = Volume larutan contoh (ml)
Standarisasi AgNO3
𝐴𝑥𝐵𝑥𝐶𝑥1000
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐾𝑙𝑜𝑟𝑖𝑑𝑎 (𝑝𝑝𝑚) =
𝐷
A = Volume AgNO3 (ml)
B = Konsentrasi AgNO3
C = Berat setara Cl-
D = Volume larutan contoh (ml)
(𝐴 − 𝐵) 𝐷 𝑥 1000
𝑍𝑎𝑡 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 (𝑝𝑝𝑚) = 𝑥𝐶𝑥
𝐴 𝐸
Kocok sampel air dalam galon sampai homogen. Pipet 1 ml air dalam
galon dan dimasukan kedalam cawan petri . Sampel dalam cawan petri
ditambahkan 5 ml media Plate count agar (PCA) yang telah cair kedalamnya.
Sampel didiamkan hingga membeku, kemudian dimasukan kedalam inkubator
dengan suhu 37 oC selama 2x24 jam. Setelah 2x24 jam diamati dan dicatat jumlah
koloni yang tumbuh.
Kocok sampel air dalam galon sampai homogen. Pipet 1 ml air dalam
galon dan dimasukan kedalam cawan petri. Sampel dalam cawan petri
ditambahkan 5 ml media EMB yang telah cair kedalamnya. Sampel didiamkan
hingga membeku, kemudian dimasukan kedalam inkubator dengan suhu 37 oC
selama 2x24 jam. Setelah 2x24 jam diamati dan dicatat jumlah koloni yang
tumbuh.
Kocok sampel air dalam galon sampai homogen. Pipet 1 ml air dalam
galon dan dimasukan kedalam cawan petri . Sampel dalam cawan petri
ditambahkan 5 ml media Centrimide Agar (CA) yang telah cair kedalamnya.
Sampel didiamkan hingga membeku, kemudian dimasukan kedalam inkubator
dengan suhu 37 oC selama 2x24 jam. Setelah 2x24 jam diamati dan dicatat jumlah
koloni yang tumbuh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada tabel dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata kadar kesadahan total
untuk bulan Januari sebesar 25,0 mg/l, dan untuk bulan Februari sebesar 26,0 mg/l
dari hasil yang ada pada tabel dapat disimpulkan bahwa hasil pada bulan Januari
dan Februari sudah memenuhi standar SNI 3553: 2015 yaitu dengan batas
maksimal 500 mg/l.
Kesadahan air minum harus di uji karena berpengaruh kepada kualitas air
dan dampak bagi kesehatan. Walaupun sejatinya ion Ca dan Mg sendiri tidak
berbahaya bagi tubuh, akan tetapi kecenderungan membentuk endapan dengan ion
karbonat ini yang menjadikan bahaya bagi tubuh. Endapan dari air ini akan
mengendap di ginjal dan menimbulkan penyakit kencing batu atauh bisa dibilang
batu ginjal. Karena itu kesadahan air harus diuji dan dijaga agar tidak melebih
batas yang di tentukan, dan air menjalankan peran yang baik kedalam tubuh.
Untuk kadar klorida sendiri bisa naik atau turunnya nilai kadar klorida bisa
disebabkan oleh beberapa faktor, terutama adalah faktor cuaca hujan. Air hujan
yang berasa asin, jatuh dan mengalir keperariaran dan masuk kedalam sumber
mengakibatkan air menjadi meningkat kadar kloridanya dan membuat air menjadi
asin. Menurut standar SNI 3553:2015, air yang baik adalah air yang tidak
memiliki rasa. Baik itu rasa pahit, maupun asin. Oleh karena itu analisis klorida
harus dilakukan secara rutin untuk menjamin kualitas rasa air yang jernih.
Dari hasil yang tertera dalam tabel, untuk kadar zat organik dalam air
minum dibulan Januari sebesar 0,08 mg/L dan untuk bulan januar sebesar 0,08.
Dalam hal ini air minum sudah memenuhi standar SNI 3553:2015 yang
menyatakan kadar maksimal untur zat organik dalam air sebesar 1,00 mg/l.
Dari data yang tertera dalam tabel terlihat bahwa untuk kadar zat organik
di minggu pertama dan kedua bulan Januari dan minggu pertama dan ketiga
diulan Februari cenderung tinggi. Hal ini bisa disebabkan karena faktor cuaca
seperti hujan. Hujan yang jatuh dan mengalir ke aliran air, dan melarutkan zat-zat
organik dari cemaran limbah domestik maupun industri dan masuk kedalam aliran
sumber mata air yang mengakibatkan kadar zat organik cenderung tinggi. Zat
organik juga bisa bertambah akibat cemaran polusi yang masuk kedalam aliran,
atau dari organisme yang membusuk yang mengakibatkan kadar zat organik
meningkat.
Kadar zat organik dalam air minum tidak diperbolehkan. Karena selain
menimbulkan bau dan rasa yang yang tidak diinginkan. Zat organik juga bersifat
beracun baik secara langsung, maupun setelah bereaksi dengan senyawa lain.
Oleh karena itu analisis secara rutin sangat diperlukan untuk menjaga kualitas air
agar tetap bersih dan baik.
Untuk kadar besi dalam air minum dalam kemasan pada bulan Januari
sebesar 0,01 mg/l dan untuk Februari sebesar 0,00 mg/l. Dari hasil tersebut
menunjukan bahwa air sudah sesuai dengan standar SNI 3553:2015 yang
menyatakan kadar maksimal sebesar 0,1 mg/l.
Dari hasil yang tertera dalam tabel terlhiat bahwa kadar besi untuk bulan
Januari lebih tinggi dari bulan Februari. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa
faktor seperti faktor hujan, atau polusi domestik yang mengakibatkan kadar besi
meningkat. Hujan yang turun dan mengalir kedalam perairan yang melarutkan
logam dari bebatuan atau sisa-sisa sampah yang kemudian masuk kedalam sumber
dan menyebabkan kadar mangan dalam air sumber meningkat. Atau karena
polusi udara seperti asap dari domestik atau industri yang masuk kedalam perairan
dan mencemari perairan sehingga berdampak pada air sumber.
Keberadaan logam Fe dalam air minum tidak boleh lebih dari 0,1 mg/l.
Hal itu disebabkan karena jika logam Fe terlalu banyak dalam air minum
mengakibatkan rasa dan bau yang tidak enak, air bisa jadi cepat menguning dan
berkerak. Selain itu, dampak bagi kesehatan jika logam Fe terlalu banyak adalah
dapat merusak ginjal karena logam Fe mudah mengendap di ginjal dan
menyebabkan penyakit batu ginjal. Karena itu analisis logam Fe diperlukan untuk
menjaga kualitas dan rasa air agar tetap terjaga dan tetap berperan baik dalam
tubuh.
Analisis Mangan dengan Metode Spektrofotometer
Dari hasil data yang tertera pada tabel, untuk kadar mangan dalam air
minum dalam kemasan pada bulan Januari sebesar 0,001 dan bulan Februari
sebesar 0,001. Dari hasil yang didapat kadar mangan untuk builan Januari dan
Februari sudah sesuai dengan standar yang di pakai yaitu SNI 3553:2015 yang
menyatakan bahwa kadar maksimal untuk kadar mangan dalam air sebesar 0,05
mg/l.
Kadar logam mangan dalam air minum bisa saja bertambah kadarnya
karena faktor alam dan pencemaran limbah domestik yang memasuki saluran
perairan. Untuk faktor alam bisa jadi karena hujan. Hujan yang turun dan
mengalir kedalam perairan yang melarutkan logam dari bebatuan atau sisa-sisa
sampah yang kemudian masuk kedalam sumber dan menyebabkan kadar mangan
dalam air sumber meningkat. Faktor alam lainnya bisa terjadi karena erosi.
Tanah yang masuk dalam perairan yang mengandung logam Mn terbawa oleh
arus perairan dan masuk kedalam air sumber. Dan faktor pencemaran domestik
seperti limbah yang berasal dari pemukiman yang berada dipinggi sungai, atau
limbah pabrik yang mengalir keperairan dan masuk kedalam perairan sumber
yang menyebabkan air sumber tercemar atau kadar mangan dalam air meningkat.
Untuk menjaga kualitas air minum dalam kemasan agar baik dikonsumsi,
jernih, dan tidak memiliki bau atau rasa. Uji logam mangan harus dilakukan
secara rutin agar kualitas air terjaga dan air layak untuk dikonsumsi dan
didistribusikan
Dari hasil yang tertera pada tabel, didapat untuk uji angka lempeng total
untuk bulan Januari dan Februari sebesar 1 koloni/ml. Dalam uji ini, air minum
sudah sesuai dengan standar yang dipakai yaitu SNI 3553:2015 yang menyatakan
batas maksimal untuk angka lempeng total sebesar 1,0 x 102 koloni/ml.
E-Coly merupakan bakteri umum yang ditemukan pada usus manusia dan
hewan. Bakteri ini bisa menjadi patogen untuk atau penyebab penyakit. Beberapa
penyakit yang disebabkan oleh E-Coly antara lain infeksi saluran kemih, diare,
keracunan darah, dan meningitis. Bakteri ini juga penyebab utama infeksi saluran
kemih pada wanita.
Dari hasil yang tertera pada tabel menunjukan bahwa pada bulan Januari
dan Februari analisis bakteri coliform dan e-coly tidak terdeteksi atau 0. Dari hasil
tersebut menunjukan bahwa air minum sudah sesuai dengan peraturan SNI
3553:2015 yaitu tidak terdeteksi. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa air minum
dalam kemasan layak untuk dikonsumsi.
Untuk menjaga kualitas air agar air terasa jernih dan dapat memenuhi
peran baik dalam tubuh. Oleh karena itu pengecekan bakteri Coliform dan E-
Coly harus dilakukan secara rutin agar air terjaga kualitas dan rasanya, serta dapat
menjalankan perannya dengan baik dalam tubuh.
Analisis Pseudomonas Aerugimosa
Dari hasil yang tertera pada tabel menunjukan bahwa pada bulan Januari
dan Februari analisis bakteri Pseudomonas Aeruginosa tidak terdeteksi atau 0.
Dari hasil tersebut menunjukan bahwa air minum sudah sesuai dengan peraturan
SNI 3553:2015 yaitu tidak terdeteksi. Dari hasil yang tertera menunjukan bahwa
untuk bakteri Pseudomonas Aeruginosa dalam hal ini sudah terjaga dan terkontrol
dengan baik.
Uji pH
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada sampel air minum dalam
kemasan yang menggunakan kemasan galon yang dilakukan setiap satu minggu
sekali dibulan Januari dan Februari. Di dapatkan hasil analisis pH air minum
dalam kemasan seperti yang tertera pada tabel.
Ph SNI
Ulangan
Januari Februari 3553:2015
Minggu ke – 1 6.24 6.32
Minggu ke – 2 6.28 6.31
Minggu ke – 3 6.29 6.32 6 - 8,5
Miggu ke – 4 6.29 6.36
Rata-Rata 6.28 6.33
Dari hasil yang tertera dalam tabel dapat dilihat bahwa nilai pH pada bulan
Januari sebesar 6,28 sedangkan untuk bulan februari sebesar 6,33. Dalam hal ini
air minum sudah memenuhi standar dari SNI 3553:2015 dengan kisaran 6,00 -
8,50.
Tidak semua nilai pH air dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup, karena
jika tidak sesuai dengan fungsi biologis makhluk hidup, maka akan terjadi
ketidakseimbangan dalam tubuh. Akan tetapi beberapa nilai pH air juga dapat
dimanfaatkan oleh manusia seperti minuman dengan pH basa yang fungsinya
sebagai penurun tegangan permukaan air atau sebagai surfaktan, serta larutan
asam yang digunakan untuk reaksi kimia.
Turbidity
Dari hasil yang tertera pada tabel, untuk uji kekeruhan atau (turbidity)
didapat hasil untuk bulan Januari dan Februari sebesar 0,11. Uji ini sudah sesuai
dengan standar yang berlaku yaitu SNI 3553:2015 yang menyatakan bahwa kadar
maksimal sebesar 1,5 mg/l. Untuk uji kekeruhan pada sampel air minum dalam
kemasan cenderung stabil baik dibulan Januari maupun bulan Februari, yang
artinya untuk kejernihan air sudah terjaga dan terkontrol dengan baik.
Pada tabel diatas menunjukan bahwa kadar total disolve solid untuk bulan
Januari 60,3 mg/l dan untuk bulan Februari 59,3 mg/l. Dari hasil tersebut
menunjukan bahwa kadar total dissolve solid sesuai dengan SNI 3553:2015 yaitu
dengan kadar maksimal 500 mg/l.
Total Dissolve Solid (TDS) adalah padatan dalam air yang dapat melewati
filter (biasanya dengan ukuran pori 0,45). Konsentarsi TDS dapat mengurangi
kejernihan air, berkontribusi pada penurunan fotosintesis, menggabungkan dengan
senyawa beracun dan logam berat, dan menyebabkan peningkatan suhu air. TDS
digunakan untuk memperkirakan kualitas air minum, karena merupakan jumlah
ion dalam air. Air yang memiliki TDS tinggi sering memiliki rasa yang tidak
enak dan dapat mengakibatkan efek pencahar.
Untuk pengujian air minum dalam kemasan di PT Tirtamas Jaya Utama ini
tidak melakukan semua uji yang tertera pada SNI 3553:2015. Hal ini disebabkan
karena untuk sumber mata air yang digunakan hanya parameter yang dilakukan di
atas saja yang menjadi kendala produksi air bersih. Maka dari itu beberapa
parameter tidak dilakukan dalam analisis kualitas ini. Akan tetapi PT Tirtamas
Jaya Utama rutin untuk mengirim sampel air minum dalam kemasan ke
perusahaan jasa analisis untuk menganalisis kualitas sampel air minum secara
keseluruhan sesuai dengan SNI 3553:2015. Hasil analisis untuk pengujian dengan
perusahaan lain tertera pada lampiran sebagai penguat bahwa air minum dalam
kemasan yang di produksi oleh PT Tirtamas Jaya Utama ini sudah sesuai dengan
standar dan layak untuk dikonsumsi, serta terjaga kualitasnya.
SIMPULAN
BOEL, T. 2004. Infeksi saluran kemih dan kelamin. Sumatra Utara: Fakultas
Kedokteran Gigi USU.
EFFENDI, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta
KUSNAEDI. 2010. Mengolah Air Kotor Menjadi Air Minum. Swadaya. Depok