0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
140 tayangan5 halaman

Bab I

Ringkasan dokumen tersebut adalah: 1. Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang industri restoran dan restoran cepat saji khususnya Burger King di Kota Malang. 2. Dokumen tersebut juga membahas tentang organisasi dan peran pemimpin restoran serta gaya kepemimpinan dan motivasi karyawan. 3. Penelitian ini akan menelusuri gaya kepemimpinan, peran motivasi pemimpin, dan kendala motivasi pada Restoran

Diunggah oleh

Publik Esports
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
140 tayangan5 halaman

Bab I

Ringkasan dokumen tersebut adalah: 1. Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang industri restoran dan restoran cepat saji khususnya Burger King di Kota Malang. 2. Dokumen tersebut juga membahas tentang organisasi dan peran pemimpin restoran serta gaya kepemimpinan dan motivasi karyawan. 3. Penelitian ini akan menelusuri gaya kepemimpinan, peran motivasi pemimpin, dan kendala motivasi pada Restoran

Diunggah oleh

Publik Esports
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri restoran adalah salah satu industri paling kompetitif di dunia. Industri ini
sangat beragam, berkisar dari hotel dan restoran kelas atas yang menyajikan masakan
internasional hingga restoran kelas bawah lokal dan warung. Investor asing akan memiliki
berbagai pilihan apakah mereka ingin membuka rantai atau restoran independen
(Mewengkang, et al., 2017). Restoran menjadi bagian penting dalam sistem industri,
memberikan layanan kepada orang-orang yang jauh dari rumah dalam bentuk makanan. Salah
satu konsep yang telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan makanan masyarakat
adalah dengan restoran yang baru muncul dengan layanan cepat atau yang biasa disebut
dengan makanan cepat saji. Makanan cepat saji semakin diterima dalam kehidupan manusia.
Saat ini, perkembangan industri restoran yang berkembang pesat di Indonesia mengakibatkan
berkembangnya waralaba restoran cepat saji, di Indonesia bisnis waralaba untuk makanan
cepat saji dari waktu ke waktu memiliki pertumbuhan yang signifikan (Bororing, et al., 2017).
Salah satu restoran fast food/makanan cepat saji yang ada di Kota Malang adalah
Burger King. Burger King merupakan salah satu restoran fast food yang berasal dari Amerika
Serikat, didirikan pada tahun 1954 oleh James McLamore dan David Edgerton. Produk yang
dijual di Burger King antara lain burger, ayam goreng, kentang goreng, es krim, dan minuman
ringan. Restoran Burger King sudah tersebar di beberapa kota di Indonesia, salah satunya di
Kota Malang. Restoran Burger King hingga tahun 2019 sudah mendirikan dua cabang di Kota
Malang. Cabang pertama berlokasi di Jl. Besar Ijen No. 84, Oro-oro Dowo, Kota Malang,
sedangkan cabang kedua berlokasi di Mall Transmart MX, Jl. Veteran No. 8, Penanggungan,
Kota Malang.
Dunia restoran tidak hanya tentang bisnis makanan dan minuman, namun juga
terdapat sekumpulan orang yang berperan didalamnya. Sekumpulan Sumber Daya Manusia
(SDM) membentuk struktur organisasi yang bertugas sesuai dengan peranannya masing-
masing. Struktur organisasi pada restoran berbeda-beda tergantung jenis restorannya. Marsum
(2005) menyatakan, sususan organisasi di dalam suatu restoran, selain tergantung dari besar
kecilnya restoran itu, kesibukan sehari-hari/jumlah tamu, taraf dari restoran itu, macam servis
atau pelayanan yang ditampilkan, juga tergantung kepada art atau seni dari Food & Beverage
Manager. Kalau kita hanya mengambil susunan organisasi di lingkup restoran saja, maka
susunan organisasinya adalah Restaurant Manager, Head Waiter/Waitress, Assistant Head
Waiter/Waitress, Captain, Waiter/Waitress, dan Busboy. Restaurant Manager mengepalai
seluruh operasi dari semua restoran atau outlet yang ada di suatu hotel, atau pimpinan
tertinggi restoran di luar hotel. Secara garis besar, tugas-tugas seorang Restaurant Manager
adalah mengontrol seluruh personalia restoran, mengontrol mengenai pekerjaannya,
mengontrol jam kerja atau absensinya, selalu menjaga mutu pelayanan yang tinggi dan
konsisten, menyelenggarakan training course baik teori maupun secara praktik kepada
seluruh bawahannya, bertanggung jawab atas operasi seluruh restoran, dan sebagainya.
Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh peran pemimpinnya. Pemimpin
merupakan motor penggerak bagi organisasi untuk dapat menjalankan setiap aktivitas
organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi. Seorang

1
pemimpin harus mampu memberikan suatu arahan terhadap para karyawan agar kinerja
karyawan baik (Sriwidadi dan Charlie, 2011). Membicarakan tentang pemimpin tak lepas dari
kata kepemimpinan itu sendiri, begitu pula sebaliknya. Kepemimpinan adalah aktivitas
mempengaruhi yang dilakukan oleh pemimpin kepada orang yang dipimpinnya, atau yang
lazim disebut bawahan (Pramono, dkk., 2013).
Faktor kepemimpinan memegang peranan penting karena pemimpin itulah yang akan
menggerakkan dan mengarahkan organisasi dalam mencapai tujuan dan sekaligus merupakan
tugas yang tidak mudah karena harus memahami setiap perilaku bawahan yang berbeda-beda
(Sutrisno, 2009). Dalam kenyataannya pemimpin dapat mempengaruhi semangat dan
kegairahan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu
organisasi. Para pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok,
individu untuk mencapai tujuan. Aspek bagi seorang manajer dalam menjalankan tugasnya
untuk mencapai tujuan tertentu antara lain gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan yaitu sikap dan tindakan yang dilakukan pemimpin dalam
menghadapi bawahan. Ada dua macam gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan yang
berorientasi pada tugas dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan. Dalam
gaya yang berorientasi pada tugas ditandai oleh beberapa hal sebagai berikut: pemimpin
memberikan petunjuk kepada bawahan, pemimpin selalu mengadakan pengawasan secara
ketat terhadap bawahan, pemimpin meyakinkan kepada bawahan bahwa tugas-tugas harus
dilaksanakan sesuai dengan keinginannya, dan pemimpin lebih menekankan kepada
pelaksanaan tugas daripada pembinaan dan pengembangan bawahan. Sedangkan gaya
kepemimpinan yang berorientasi kepada karyawan atau bawahan ditandai dengan beberapa
hal sebagai berikut: pemimpin lebih memberikan motivasi daripada memberikan pengawasan
kepada bawahan, pemimpin melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan, dan
pemimpin lebih bersifat kekeluargaan, saling percaya dan kerja sama, dan saling menghormati
di antara sesama anggota kelompok (Sutanto dan Budhi, 2000).
Peran pemimpin tak lepas dari memotivasi bawahannya. Motivasi menjadi alat yang
digunakan pemimpin untuk mencapai keinginan ataupun tujuan suatu perusahaan. Seorang
karyawan dapat bekerja lebih baik apabila ia mendapat motivasi dari pimpinannya dan
mampu menerima motivasi tersebut. Karyawan tersebut tentu mendapatkan apresiasi dari
pimpinannya karena kinerja kerjanya yang sudah meningkat. Sebaliknya, apabila seorang
pemimpin sudah mencoba memotivasi karyawannya dan tidak ada dampak baik atau
perubahan kinerja dari karyawan, maka karyawan tersebut tidak akan mendapat apresiasi dari
pemimpin berupa reward maupun bonus. Ia justru akan mendapatkan motivasi negatif, seperti
pemberian peringatan dan hukuman dengan tujuan memacu karyawan untuk bekerja lebih
baik lagi. Tidak jarang seorang pemimpin menghadapi masalah pada saat memotivasi
bawahannya, seperti bagaimana cara memberi motivasi langsung kepada bawahannya,
bawahan yang terkadang sedang tidak dalam kondisi yang baik untuk menerima motivasi,
pemimpin masih bingung dalam memberikan pengarahan kerja, dan masih banyak lagi.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan, penulis tertarik untuk menelusuri
seperti apa gaya kepemimpinan, peran pemimpin dalam memotivasi karyawan, dan apa saja
kendala dan bagaimana usaha yang dilakukan pimpinan restoran dalam memotivasi karyawan
dengan mengambil studi kasus pada Restoran Burger King, Transmart MX Malang.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Pimpinan Restoran Burger
King, Transmart MX Malang?
2. Bagaimana peran pimpinan restoran dalam memotivasi karyawannya?
3. Apa kendala yang dialami pimpinan restoran dalam memotivasi karyawannya?
4. Bagaimana usaha yang dilakukan pimpinan restoran dalam memotivasi karyawannya?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Pimpinan Restoran
Burger King, Transmart MX Malang.
2. Untuk mengetahui peran pimpinan restoran dalam memotivasi karyawannya.
3. Untuk mengetahui kendala yang dialami pimpinan restoran dalam memotivasi
karyawannya.
4. Untuk mengetahui usaha yang dilakukan pimpinan restoran dalam memotivasi
karyawannya.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Pimpinan/Manajer Restoran
Hasil penelitian ini dapat menjadi wawasan bagi pimpinan/manajer restoran tentang
gaya kepemimpinan yang ada didalam kepribadian dan sebagai upaya pimpinan restoran
untuk terus meningkatkan peran kerja lewat motivasi yang diberikan kepada karyawan.
2. Bagi Peneliti dan Pembaca
Sebagai sumber wawasan, pengetahuan, dan informasi yang berguna seputar dunia
kerja dan dapat menjadi tambahan literatur untuk penelitian yang akan datang.

1.5 Kerangka Pikir


Transmart MX Malang merupakan salah satu mall elit di Kota Malang. Lokasi yang
sangat strategis, berdampingan dengan Mall Malang Town Square, dan juga dekat dengan
tempat sekolah maupun universitas membuat Transmart MX Malang selalu ramai dikunjungi
setiap harinya. Salah satunya restoran yang terdapat didalam Transmart MX Malang adalah
Burger King. Burger King merupakan restoran yang memiliki lokasi tergolong strategis,
karena dekat dengan akses pintu masuk utama dari Transmart MX Malang membuat Burger
King tidak pernah sepi oleh konsumen.
Karyawan sebagai sumber daya manusia yang dimiliki oleh restoran menempati posisi
strategis dalam sebuah perusahaan diantara sumber daya lainnya, sehingga untuk dapat
menghasilkan output yang sesuai dengan harapan perusahaan, sudah seharusnya sumber daya
manusia dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya (Kartika dan Thomas, 2010).
Pimpinan/manajer memegang peranan penting dalam mengelola SDM yang ada pada
restoran. Sebagai orang yang memiliki jabatan tertinggi, dibutuhkan pemimpin yang memiliki
jiwa kepemimpinan sangat tinggi dalam membentuk SDM unggul. Ada beberapa teori yang
menyebutkan gaya kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin. Teori dari Hakim dan
Yahya (2014) menyebutkan ada beberapa gaya kepemimpinan yang ditunjukkan sikap
seorang pemimpin, antara lain tipe otokratik, kharismatik, paternalistik, militeristik, laissez
faire, populistik, administratif/eksekutif, dan demokratis. Menurut Kartono dalam Utami

3
(2013), macam gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin di seluruh dunia antara
lain gaya kepemimpinan paternalistik, kharismatik, bebas, demokratis, otokratik, militeristik,
populistik, dan administratif/eksekutif.
Sutrisno (2009) menyatakan pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu
mengelola atau mengatur organisasi secara efektif dan mampu melaksanakan kepemimpinan
secara efektif pula. Pemimpin harus betul-betul menjalankan fungsinya sebagai seorang
pemimpin. Pemimpin dalam suatu organisasi memiliki peranan yang sangat penting, tidak
hanya secara internal bagi organisasi yang bersangkutan, akan tetapi juga dalam menghadapi
berbagai pihak di luar organisasi yang kesemuanya dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan organisasi mencapai tujuannya. Peran tersebut dapat dikategorikan dalam tiga
bentuk, yaitu yang bersifat interpersonal, informasional, dan dalam kancah pengambilan
keputusan.
Peran pemimpin tak lepas dari memotivasi bawahannya. Motivasi menjadi alat yang
digunakan pemimpin untuk mencapai keinginan ataupun tujuan suatu perusahaan. Seorang
karyawan dapat bekerja lebih baik apabila ia mendapat motivasi dari pimpinannya dan
mampu menerima motivasi tersebut. Karyawan tersebut tentu mendapatkan apresiasi dari
pimpinannya karena kinerja kerjanya yang sudah meningkat. Sebaliknya, apabila seorang
pemimpin sudah mencoba memotivasi karyawannya dan tidak ada dampak baik atau
perubahan kinerja dari karyawan, maka karyawan tersebut tidak akan mendapat apresiasi dari
pemimpin berupa reward maupun bonus. Karyawan justru akan mendapatkan motivasi
negatif, seperti pemberian peringatan dan hukuman dengan tujuan memacu karyawan untuk
bekerja lebih baik lagi. Tidak jarang seorang pemimpin menghadapi masalah pada saat
memotivasi bawahannya, seperti bagaimana cara memberi motivasi langsung kepada
bawahannya, bawahan yang terkadang sedang tidak dalam kondisi yang baik untuk menerima
motivasi, pemimpin masih bingung dalam memberikan pengarahan kerja, dan masih banyak
lagi. Kendala-kendala seperti ini tentu menghambat kerja dari perusahaan, karena pemimpin
memegang peranan penting dalam membangun SDM yang ada didalam suatu perusahaan.
Pramono, dkk. (2013) mengemukakan bahwa pemimpin haruslah mempunyai cara
yang tepat dalam memberikan motivasi kepada para karyawannya untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan, maka dari itu seorang pemimpin wajib mempunyai teknik yang tepat dan
benar agar motivasi dapat diterima dengan baik dan kinerja karyawan juga baik, sehingga
performa perusahaan dengan sendirinya akan membaik pula berkat kinerja yang bagus dari
para karyawan. Maka dari itu teknik pemberian motivasi bukanlah hal yang sepele mengingat
akibatnya bisa sangat menguntungkan perusahaan atau malah sebaliknya tergantung dari cara
pemimpin mengaktualisasikannya. Berhasil tidaknya pemberian motivasi juga bergantung
pada umpan balik karyawan setelah menerimanya dan bagaimana mereka dalam
menerjemahkan itu ke dalam pekerjaan, jika karyawan baik dalam penerimaan motivasi yang
diberikan maka akan terjadi umpan balik yang bagus karena bisa dikatakan pemberian
motivasi tersebut berhasil yang menyebabkan umpan balik yang positif bagi karyawan.
Berikut adalah bagan kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

4
Restoran Burger King, Transmart MX Malang

Pimpinan/Manajer

Gaya Kepemimpinan Peran Pemimpin Dalam Kendala yang Dialami Dalam Usaha yang Dilakukan Dalam
Memotivasi Karyawan Memotivasi Karyawan Memotivasi Karyawan

Tipe Gaya Kepemimpinan:


1. Peranan Interpersonal 1. Kendala yang dihadapi 1. Tahap pemberian motivasi
1. Otokratik
2. Peranan Informasional pemimpin 2. Metode yang digunakan
2. Militeristik
3. Peranan Pengambilan 2. Bagaimana pemimpin untuk motivasi
3. Paternalistik
Keputusan mengatasi kendala dalam 3. Pemberian penghargaan
4. Kharismatik
(Sutrisno, 2009) memotivasi kepada karyawan
5. Demokratis
6. Laissez Faire (Bebas) 4. Umpan balik karyawan
7. Administratif/Eksekutif setelah diberi motivasi
8. Populistik
(Hakim dan Yahya, 2014;
Utami, 2013)
(Pramono, dkk., 2013)

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Anda mungkin juga menyukai