Biografi Frederick Winslow Taylor

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Biografi Frederick Winslow Taylor

Penyusun :
1. Larasati A. Nurfadilah 19311057
2. Anisa Salsabila K. F. 19311065
3. Sherina Arin S. 19311068
4. Qieranna Maulidya Fara 19311072
5. Zalfaa Azzahra Fadhlila 19311093

Program Studi Manajemen


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
2019
A. Biografi Frederick Winslow Taylor

Frederick Winslow Taylor lahir pada tanggal 20 Maret 1856 di Germantown,


Philadelphia, Pennsylvania. Taylor adalah seorang insinyur mekanik asal Amerika
Serikat yang terkenal atas usahanya meningkatkan efisiensi industri. Ia dikenal sebagai
“Bapak Manajemen Ilmiah” dan merupakan pemimpin intelektual dari Gerakan
Efesiensi. Ayah Taylor, Franklin Taylor, seorang pengacara Pricenton berpendidikan.
Ibu Taylor, Emily Annette Taylor.
Taylor belajar bersama dua tahun di Perancis dan Jerman serta melakukan
perjalanan Eropa selama 18 bulan. Pada tahun 1872, ia masuk kedalam Philips Exeter
Academy di Exeter, New Hampshire dengan rencana akhir menjadi seorang pengacara
untuk mengikuti jejak ayahnya. Pada tahun 1874, Taylor lulus ujian masuk Harvard
dengan gelar kehormatannya. Namun, karena diduga penglihatannya buruk, Taylor
memilih untuk keluar dari Harvard. Dikatakan bahwa dia mulai menderita kondisi
penglihatan ini ketika dia masih remaja. Selama tahap hidupnya ini ia juga menyajikan
tubuh dengan komposisi yang lemah yang berpengaruh dia tidak dapat berpartisipasi
dalam kegiatan olahraga.

B. Kehidupan Karir
Pada tahun 1878, FW Taylor mulai bekerja di perusahaan pabrik baja Midvale.
Sekalipun sebagai pekerja biasa, tetapi karena kecakapannya setelah bekerja selama
dua tahun ia kemudian diangkat menjadi Kepala Pekerja (Gang Boss). Kemudian ia
naik jabatan menjadi pengawas pekerja (Feromen) pada bengkel pemeliharaan dan
perbaikan mesin. Tidak lama, ia diangkat menjadi perencana (Drafman) akhirnya
diangkat menjadi Pimpinan Ahli Teknik (Chief Engineer).

C. Peninggalan
Peninggalan Taylor yang paling terkenal dalam ilmu manajemen adalah ide
tentang penggunaan metode ilmiah dalam manajemen. Ide ini muncul ketika Taylor
merasa kurang puas dengan ketidak efisien pekerja di perusahaannya. Ketidak efisien
itu muncul karena mereka menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda untuk
pekerjaan yang sama, dan nyaris tidak ada standar kerja disana. Selain itu, para pekerja
disana menganggap gampang pekerjaannya masing-masing. Taylor berpendapat bahwa
hasil dari pekerja itu hanyalah sepertiga dari yang seharusnya.
D. PRESTASI
Prestasinya menyebabkan majunya pabrik baja tersebut. Taylor dapat
memecahkan masalah tidak efisiensinya pekerjaan dalam manajemen, yang ini
merupakan kewajiban manajer, bagaimana pekerjaan harus dilakukan. Pada tahun 1898
Taylor diminta oleh Pabrik Baja Bethlehem untuk memajukan perusahaan tersebut yang
mengalami kemunduran. Pertama-tama ia mempelajari pekerja-pekerja yang
mengangkat besi batangan yang harus dibawa dan diletakkan di atas gerbong kereta
api. Masing-masing besi batangan itu beratnya 92 pon (42 kg). Dan masing-masing
pekerja dapat menyelesaikan 12,5 ton sehari. Berdasarkan atas percobaannya, sehingga
sampai pada suatu kesimpulan bahwa:

1) Tidak semua pekerja melakukan pekerjaannya sesuai dengan bakatnya, maka perlu
diadakan seleksi pekerja yang sesuai dengan bakatnya.
2) Masing-masing pekerja melakukan pekerjaannya sesuai dengan kemampuan, maka
perlu diadakan latihan agar dapat diperbaiki metode kerjanya.
3) Untuk menjaga produktivitas yang baik, maka perlu diadakan pembagian waktu bekerja
dan waktu istirahat.
4) Produktivitas kerja akan terjamin, apabila diadakan system standar dari pada hasil, dan
sistem insentif.

E. HASIL PEMIKIRAN
Seleksi dimaksudkan untuk mendapatkan tingkat kemampuan yang tinggi
sesuai dengan kondisi fisiknya. Diperlukan juga syarat pekerja berprestasi semaksimal
mungkin. Latihan dimaksudkan agar pekerja dapat bekerja sesuai dengan yang telah
ditentukan, antara lain menggunakan alat-alat dan perlengkapan, agar semua gerakan
(motion) dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Untuk menjaga keletihan fisik dari para
pekerja, perlu diatur kapan mereka harus bekerja dan kapan mereka harus beistirahat.
Supaya setiap pekerja dapat memaksimalkan hasilnya, maka diadakan standar hasil
kerja yang disebut rencana satuan hasil kerja (piece work plan). Pekerja yang dapat
memperoleh hasil yang melampaui standar diberikan upah tambahan (insentif),
sedangkan yang hasilnya tidak mencapai target, upahnya dipotong sebagai hukuman.
Berdasarkan usaha-usaha FW Taylor di atas, maka rata-rata setiap pekerja dapat
berprestasi 4 kali lipat hari hasil sebelumnya, yaitu sebelumnya rata-rata setiap pekerja
hanya dapat mengangkat 12,5 ton, kemudian dapat ditingkatkan menjadi 47,5 ton setiap
harinya. Upah pekerja dapat dinaikkan $1,45 menjadi $1.85 setiap harinya.

F. KEPRIBADIAN
Frederick dicirikan sebagai seorang pemuda yang sangat jeli dan teliti. Di
perusahaan baja ia mengamati dengan sangat hati-hati bagaimana pria yang bertugas
memotong bahan logam bekerja. Dia banyak berkonsentrasi pada memperhatikan
bagaimana mereka melakukan setiap langkah dari proses itu. Sebagai konsekuensi dari
pengamatan ini, ia menyusun gagasan dekomposisi kerja dalam langkah-langkah
sederhana untuk menganalisanya dengan cara yang lebih baik. Selain itu, bagi Taylor
penting bahwa langkah-langkah ini memiliki waktu pelaksanaan yang ditentukan dan
ketat, dan bahwa para pekerja memenuhi waktu-waktu itu.
Taylor menjelaskan filsafatnya, Ia berkata bahwa gagasannya itu berdasar pada
empat prinsip:
1) Perkembangan manajemen ilmiah yang sebenarnya, sehingga misalnya metode yang
terbaik untuk melakukan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
2) Pemilihan yang ilmiah terhadap pekerja, sehingga setiap pekerja dapat diberi
tanggungjawab atas tugas yang paling cocok baginya.
3) Pendidikan dan pengembangan ilmiah untuk para pekerja.
4) Kerjasama yang erat dan bersahabat di antara manajemen dan pekerja.

G. Revolusi Mentai
Taylor mengatakan bahwa agar supaya prinsip itu dapat berhasil, dibutuhkan
suatu "revolusi mental menyeluruh" di pihak manajemen dan pekerja. Daripada
bertengkar mengenai keuntungan masing-masing, mereka harus bersama-sama
berusaha menaikan produksi. Dengan jalan itu, keuntungan akan ditingkatkan sampai
ke tingkat di mana pekerja dan manajemen tidak akan berselisih. Singkatnya, Taylor
berpendapat bahwa manajemen dan pekerja mempunyai kesamaan kepentingan dalam
meningkatkan produktivitas.
Selama 20 tahun, Taylor berusaha keras mengoreksi keadaan tersebut dengan
menerapkan metode ilmiah untuk menemukan sebuah "teknik terbaik" dalam
menyelesaikan tiap-tiap pekerjaan.
H. pengalaman
Berdasarkan pengalamannya itu, Taylor membuat sebuah pedoman yang jelas
tentang cara meningkatkan efesiensi produksi. Pedoman tersebut adalah:
1) Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan
menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan.
2) Secara ilmiah, pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau kembangkanlah pekerja
tersebut.
3) Bekerja samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untu menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah
dikembangkan tadi.
4) Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajemen dan
para pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya
daripada bagi para pekerja.
Pedoman ini mengubah drastis pola pikir manajemen ketika itu. Jika
sebelumnya pekerja memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri semampu
mereka, Taylor mengusulkan manajemenlah yang harus memilihkan pekerjaan dan
melatihnya. Manajemen juga disarankan untuk mengambil alih pekerjaan yang tidak
sesuai dengan pekerja, terutama bagian perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
dan pengontrolan. Hal ini berbeda dengan pemikiran sebelumnya di mana pekerjalah
yang melakukan tugas tersebut.
Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor mendekati ilmiah adalah :
1) Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.
2) Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
3) Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
4) Bekerja untuk hasil yang maksimal.
5) Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya, untuk tingkat
kesejahteraan maksimum para kaayawan itu sendiri dan perusahaan.
Dalam teori ilmiahnya Taylor menganalisa bahwa :
1) Pekerjaan dapat dianalisa secara ilmiah
2) Pekerja dapat dipilih secara ilmiah
3) Pelatihan dapat memastikan pekerjaan dan pekerjanya sesuai
4) Hubungan manajemen dengan pekerja harus ramah, kooperatif dan produktif Frederick
Winslow Taylor mengacu pada ide sebelumnya Robert Owen (1771-1858)
tentang hubungan alamiah antara manajemen dengan pekerja, dan karyanya telah
dikembangakan oleh Henry L Gantt and Frank and Lillian Gilbreth, termasuk ide-ide
bonus terhadap produktivitas dan pendesainan ulang tugas.

I. CIRI-CIRI
Studi “Gerak dan Waktu‟ adalah contoh penerapan manajemen ilmiah. Pada tahun
1886 Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan
teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas. Kemudian
Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific Management (1911) yang
merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai ilmu. Di samping itu ilmu
manajemen sebagai ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih.
2) Adanya kerjasama dari kelompok tersebut.
3) Adanya kegiatan iproses/usaha
4) Adanya tujuan
Perhatian utama Taylor adalah meningkatkan efisiensi dalam produksi, tidak
hanya untuk menurunkan biaya dan meningkatkan laba tetapi juga untuk
memungkinkan peningkatan upah bagi pekerja melalui produktivitas yang lebih tinggi.
Taylor melihat produktivitas sebagai jawaban atas upah yang lebih tinggi dan
laba yang lebih tinggi. Dia percaya bahwa penerapan metode ilmiah, bukan kebiasaan
dan aturan praktis dapat menghasilkan produktivitas ini tanpa menghabiskan lebih
banyak energi atau usaha manusia.
Taylor menerbitkan sebuah buku berjudul, Prinsip-Prinsip Manajemen Ilmiah,
pada 1911. Tetapi gagasannya tentang manajemen ilmiah diungkapkan dalam
kesaksiannya yang ditempatkan di hadapan komite Dewan Perwakilan Rakyat pada
tahun 1912. Masalah industri meningkat karena munculnya banyak orang. sistem skala
pabrik, produksi massal dan mekanisasi.
Orang-orang membutuhkan beberapa prinsip khusus metode untuk
menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Dorongan awal dalam gerakan
manajemen ilmiah adalah Taylor. Dia lebih peduli dengan aspek teknik dan masalah
pekerja dan upah yang berorientasi produktivitas.
Taylor menunjukkan bahwa penting bagi para pekerja, yang adalah orang yang
pada akhirnya mengoperasikan sistem, mengejar tujuan yang sama dari para manajer;
peningkatan produksi dan efisiensi.
J. penelitian
Untuk melakukan ini, Taylor berpendapat bahwa upah yang diberikan kepada
pekerja harus terkait dengan produksi. Artinya, ia mengusulkan agar remunerasi
ditingkatkan sesuai dengan jumlah tugas yang dilakukan atau elemen yang
dihasilkan; dengan cara ini, yang menghasilkan lebih banyak, akan menghasilkan
lebih banyak.
Ini juga menunjukkan bahwa ini adalah cara untuk menghindari simulasi tenaga
kerja, karena karyawan akan berusaha untuk berperilaku seefisien mungkin untuk
menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi..
Dalam penelitiannya, Taylor mengamati bahwa jika seorang pekerja
memperhatikan bahwa ia memperoleh hal yang sama, terlepas dari tingkat produksinya,
ia tidak akan khawatir tentang peningkatan kinerjanya; sebaliknya, saya akan mencari
cara untuk melakukan lebih sedikit untuk menghindari upaya sia-sia.
Ketika dia berusia 45 tahun, Taylor memutuskan untuk pensiun dari tempat
kerja, tetapi dia terus menawarkan ceramah dan ceramah di berbagai lembaga dan
universitas, dengan tujuan mempromosikan prinsip-prinsip manajemen ilmiah kerja
ilmiah.

K. kontribusi
Taylor menerima banyak pengakuan sepanjang hidupnya. Pada tahun 1906,
Perhimpunan Teknisi Mekanik Amerika (ASME) mengangkatnya sebagai presiden;
pada tahun yang sama ia menerima pengangkatan dokter kehormatan di bidang sains
dari University of Pennsylvania.
Salah satu partisipasinya yang paling simbolis terjadi pada tahun 1912, ketika
ia muncul di hadapan sebuah komite khusus Kongres Amerika Serikat, dengan maksud
untuk mengungkap karakteristik sistem manajemen mesin yang telah ia ciptakan.
Akhirnya, bagi Taylor adalah penting bahwa beban kerja manajer dan pekerja
harus setara. Artinya, kami mencari pembagian kerja yang adil dan koheren, selalu
untuk mencapai efisiensi maksimum dalam semua proses.
Dalam hal administrasi, harus mengurus semua elemen yang ada hubungannya
dengan analisis situasi, generasi rencana yang terkait dengan masa depan perusahaan,
serta strategi yang harus diikuti untuk mencapai manfaat yang lebih besar.
Pengalamannya sebagai operator dan manajer bengkel memungkinkannya menemukan
bahwa para pekerja tidak seproduktif mungkin dan yang menurunkan kinerja
perusahaan. Itulah sebabnya ia mengusulkan pendekatan ilmiah: untuk mengamati cara
mereka bekerja untuk menemukan tindakan mana yang paling banyak ditunda dan
untuk mengatur kembali kegiatan dengan cara yang paling produktif.

L. Kesimpulan
Taylor adalah orang pertama yang memperkirakan bahwa untuk membuat produk apa
pun dalam waktu yang lebih singkat, perlu untuk merencanakan langkah-langkah yang
harus diambil dan tanggung jawab semua peserta dalam proses itu. Taylor mengamati
bahwa dalam industri sering kali para manajer tidak tahu bagaimana produk mereka
dielaborasi dan mereka meninggalkan seluruh proses di tangan para karyawan. Oleh
karena itu, salah satu prinsip pendekatan ilmiahnya, adalah bahwa manajer mengamati
dan belajar dari semua proses perusahaan Anda untuk merencanakan dan
mengendalikannya, memastikan semuanya dilakukan dengan cara yang paling efisien.
Taylor mencatat bahwa semua pekerja memiliki keterampilan yang berbeda,
sehingga mereka perlu menetapkan satu kegiatan tunggal yang dapat mereka
kembangkan dengan baik alih-alih banyak tugas yang mereka lakukan dengan buruk.
Seperti yang telah disebutkan, salah satu prinsip pendekatan ilmiah Taylor adalah
memilih karyawan sesuai dengan kemampuan mereka untuk mengembangkan kegiatan
tertentu. Selama pengamatannya, Taylor memperhatikan bahwa para pekerja tidak
termotivasi untuk memberikan yang maksimal dalam pekerjaan karena, menurutnya,
mereka tidak merasa bahwa itu menguntungkan mereka.
Oleh karena itu, salah satu idenya adalah bahwa industri memberikan insentif
kepada mereka yang lebih produktif untuk menunjukkan bahwa ketika perusahaan
berhasil, karyawan juga menerima manfaat.Seperti yang telah disebutkan, salah satu
prinsip pendekatan ilmiah Taylor adalah memilih karyawan sesuai dengan kemampuan
mereka untuk mengembangkan kegiatan tertentu.
Penerapan metode ilmiah yang diciptakan oleh Frederick W. Taylor masih
dilakukan sampai saat ini dalam manajemen, konsep-konsep kaidah manajemen yang
masih digunakan anatara lain :
1) Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan metode atas dasar ilmu pengetahuan
2) Mengadakan seleksi, latihan dan pengembangan karyawan
3) Pengembangan ilmu tentang tenaga kerja, seleksi, latihan, dan pengembangan secara
ilmiah perlu diintegrasikan
4) Perlu dikembangkan semangat dan mental karyawan untuk mencapai manfaat
manajemen ilmiah.
Frederick Winslow Taylor wafat pada tanggal 21 Maret 1915 pada umur 59 tahun.

Anda mungkin juga menyukai