100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
910 tayangan7 halaman

Modul 10 PGSD

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 7

PDGK4502/

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN


DI SD
TUGAS MAKALAH:

MODUL 10:
PERUMUSAN INDIKATOR DAN PENYUSUNAN ALAT EVALUASI

Disusun Oleh:

ABDUR RIZKI (856329067)

EDI SAPUTRA

EDO YULANDA

PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNVERISTAS TERBUKA
2019
MODUL 10

PERUMUSAN INDIKATOR DAN PENYUSUNAN ALAT EVALUASI

KEGIATAN BELAJAR 1 : PERUMUSAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

A. PENGERTIAN INDIKATOR

Indikator merupakan penanda pancapaian kompetensi dasar yang ditujukan oleh perubahan
perilaku yang diukur untuk mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Badan Standar
Nasional Pendidikan, 2006). Tujuan Pembelajaran, Hasil Belajhar, dan Indikator memiliki
makna yang sama. Ketiga istilah tersebut menyatakan rumusan kemampuan yang diharapkan
dikuasai siswa setelah mengikuti pembelajaran.

B. PRINSIP-PRINSIP PERUMUSAN INDIKATOR

Indikator dijabarkan dari kompetensi dasar. Indicator dirumuskan dengan menggunakan kata
kerja operasional. Indicator yang dirumuskan harus dapat diamati atau didemonstrasikan.
Disamping itu, untuk membantu guru dalam mengembangkan alat evaluasi yang dapat
mengukur penguasaan siswa terhadap indicator yang ditetapkan dan dalam merancang
ksgiatan pembelajaran, rumusan indicator tersebut hendaknya memiliki komponen-
komponen yang lengkap.

C. KOMPONEN-KOMPONEN RUMUSAN INDIKATOR

Tiga komponen rumusan tujuan pembelajaran: pertama, performance atau unjuk kerja;
kedua, criterion (criteria); ketiga, condition (kondisi). Kemudian ada satu komponen
tambahan lagi yaitu komponen audience (siswa yang belajar)

`1. Audience (siswa yang belajar)

Komponen ini dinyatakan dengan siswa yang belajar untuk menguasai kemampuan yang
diharapkan.

2. Behavior (perilaku atau unjuk kerja/performance)

Komponen ini terdiri atas kata kerja yang menunjukkan kemampuan yang harus
ditampilkan siswa dan materi yang dipelajari siswa

3. Condition (kondisi)

Komponen ini menyatakan kondisi atau kegiatan yang dipersyaratkan.


4. Degree (tingkat pencapaian atau criteria)

Komponen ini mengacu pada tingkatan perilaku yang dicapai untuk menentukan
keberhasilan atau penguasaan siswa terhadap kemampuan yang ditetapkan.

D. JENIS-JENIS KEMAMPUAN HASIL BELAJAR

Bloom mengelompokkan kemampuan hasil belajar ke dalam 3 ranah atau domain, yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotorik.

1. Kognitif

Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang ditunjukkan oleh adanya perubahan


pada

kognisi siswa. Menurut Bloom, domain kognitif ini memiliki enam tingkatan:

a. Mengingat (remember)

Kemampuan mengingat kembali pengetahuan yang sudah tersimpan dalam memori


jangka panjang (longterm memory)

b. Mengerti (understand)

Kemampuan menangkap dan membangun makna atau arti dari pesan atau materi
pembelajaran.

c. Menerapkan (apply)

Kemampuan menerapkan atau menggunakan prosedur, konsep, hokum, atau rumus pada
situasi baru.

d. Menganalisis (analysis)

Kemampuan menguraikan sesuatu menjadi bagian-bagian dan menentukan hubungan


antar bagian.

e. Memberikan penilaian (evaluate)

Kemampuan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan pertimbangan


yang dimiliki atau kriteria yang digunakan

f. Membuat sesuatu yang baru (create)

Kemampuan memadukan elemen-elemen untuk membentuk satu keutuhan dalam suatu


pola atau struktur baru
2. Afektif

Domain afektif mengacu kepada sikap dan nilai yang diharapkan dikuasai siswa setelah
mengikuti pembelajaran. Lima tingkatan hasil belajar afektif:

a. Menerima (receiving)

Mengacu kepada kepekaan siswa dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar

b. Menanggapi (responding)

Mengacu pada reaksi yang diberikan individu terhadap stimulus yang dating dari luar

c. Menghargai (value)

Mengacu pada kesediaan siswa menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut

d. Mengatur diri (organization)

Mengacu pada kemampuan membentuk atau mengorganisasikan bermacam-macam


nilai serta menciptakan system nilai yang baik

e. Menjadikan pola hidup (characterization by value)

3. Psikomotorik

Mengacu pada kemampuan bertindak. Tingkatan hasil belajar pada ranah pesikomotorik
sebagai berikut:

a. Persepsi

Mengacu pada kemampuan individu menggunakan inderanya, memilih isyarat, dan


menterjemahkannya kedalam bentuk gerakan

b. Kesiapan

Menyiapkan dirinya untuk melakukan suatu gerakan meliputi kesiapan mental, fisik,
dan emosional

c. Gerakan terbimbing

Mengacu pada kemampuan individu melakukan gerakan yang sesuai denganprosedur

d. Bertindak secara mekanis

Mengacu pada kemampuan individu untuk melakukan tindakan yang seolah-olah


sudah otomatis
e. Gerakan kompleks

Mengacu pada tindakan yang terampil, halus, efisien dalam waktu, serta usaha yang
minimal

Kategori hasil belajar:

1. Keterampilan intelektual (intellectual skills)

Mengacu pada kemampuan kognitif, artinya siswa harus mampu menyelesaikan


permasalahan dengan menerapkan informasi yang belum pernah dipelajari.

2. Strategi kognitif (cognitive strategies)

Mengacu pada kemampuan mengontrol proses internal yang dilakukan oleh individu dalam
memilih dan memodifikasi cara berkonsentrasi, belajar, mengingat dan berpikir

3. Informasi verbal (verbal information)

Kemampuan yang menuntut siswa untuk memberikan tanggapan khusus terhadap stimulus
yang relative khusus

4. Keterampilan motorik (motor skills)

Mengacu pada kemampuan melakukan gerakan/tindakan yang terorganisasi yang


direfleksikan melalui kecepatan, ketepatan, kekuatan dan kehalusan

5. Sikap (attitudes)

Mengacu pada kecendrungan untuk membuat pilihan /keputusan untuk bertindak dibawah
kondisi tertentu
KEGIATAN BELAJAR 2 : PENYUSUNAN ALAT EVALUASI

A. EVALUASI FORMATIF DAN EVALUASI SUMATIF

Sukardi (2009) mengemukakan bahwa evaluasi sumatif dilaksanakan untuk memperoleh


informasi yang diperlukan guru dalam menentukan keputusan pada siswa selama
pembelajaran.

Menurut Reece & Walker (1997) evalusi sumatif adalah jenis evaluasi yang dilaksanakan pada
akhir periode pembelajaran dan digunakan untuk tujuan sertifikasi

Winzer (1995) menyatakan bahwa evaluasi sumatif dirancang untuk memberikan balikan
selama proses belajar. Sependapat dengan Sujana (1990) yang mengemukakan bahwa
evaluasi formatif dilaksanakan pada akhir pembelajaran untuk melihat tingkat keberhasilan
proses pembelajaran itu sendiri.

Dari uraian diatas dapat diketahui tujuan pelaksanaan evaluasi formatif adalah untuk
mengetahui tingkat perkembangan siswa dan keberhasilan proses pembelajaran. Evaluasi
formatif dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil evaluasi formatif
digunakan oleh guru untuk memperbaiki proses pembelajaran

B. KRITERIA PENYUSUTAN ALAT EVALUASI

Menurut Sukardi (2009) dan Slavin (1998) ada tiga kriteria yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan atau menyusun alat evaluasi.

1. Validitas

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat evaluasi dalam mengukur konsep yang diukur
sehingga alat evalusi tersebut betul betul mengukur apa yang seharusnya diukur.

Ornstein (1990) mengemukakan bahwa tes yang valid adalah tes yang memiliki kesesuaian
dengan tujuan dan mengukur secara representative materi pembelajaran.

2. Realibilitas

Mengacu pada ketetapan atau keajegan alat ukur dalam menilai apa yang seharusnya
dinilai

3. Dapat dilaksanakan

Kriteria ini berkenaan dengan kemungkinan alat ukur tersebut untuk dilaksanakan dilihat
dari aspek biaya dan waktu juga kemudahan alat ukur yang disusun serta kemudahan
dalam penskoran dan interpretasi hasil yang diperoleh.
C. JENIS-JENIS ALAT EVALUASI

Ada dua jenis alat evaluasi yaitu tes dan non tes. Contoh non tes: skala sikap, daftar cek,
wawancara, observasi, angket dan sosiometri.

Tes adalah seperangkat pertanyaan /pernyataan yang menuntut siswa untuk memberikan
jawaban yang dapat dinilai benar atau salah. Ada tiga jenis tes, yaitu: tes lisan, tes tertulis, dan
tes perbuatan atau tes kinerja.

Ada dua bentuk tes yang dapat digunakan guru, yaitu:

1. Tes Objektif

Adalah tes yang menuntut peserta tes untuk menentukan satu jawaban yang paling tepat
atau memilih jawaban yang paling tepat dari alternatif jawaban yang disediakan. Bentuk
tes objektif yaitu; benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan isian singkat.

2. Tes Uraian

Adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam hal
mengekspresikan gagasan melalui bahasa tulisan (Sujana, 1990). Tes uraian sangat tepat
untuk mengukur kemampuan kognitif tingkat tinggi, seperti menganalisis, menilai, dan
mengkreasi.

3. Tes kinerja atau Tes Perbuatan

Tes kinerja menuntut siswa untuk mendemonstrasikan atau menampilkan kemampuan


yang diukur. Reece & Walker (1997) tes kinerja adalah tes yang menuntut siswa untuk
menampilkan suatu perilaku sesuai dengan tugas yang diberikan dan dinilai dengan
menggunakan marking scheme.

Anda mungkin juga menyukai