Optimalisasi Geometri Lereng Tambang Nikel Menggunakan Metode Probabilistik

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

E-ISSN 2541-2116

ISSN 2443-2083

Jurnal Geomine, Volume 7, Nomor 2: Agustus 2019, Hal. 92-100

Optimalisasi Geometri Lereng Tambang Nikel Menggunakan Metode


Probabilistik Pada Hill Pit 05, PT Vale Indonesia Tbk, Sorowako,
Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan

Masagus Ahmad Azizi1*, Romla Noor Hakim2, Aldi Dwi Nugraha1


1. Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi,
Universitas Trisakti, Indonesia
2. Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat,
Indonesia
*[email protected]

SARI

PT Vale Indonesia Tbk melakukan evaluasi disain lereng awal dalam upaya memastikan
lereng dalam kondisi stabil dan tidak berpotensi longsor dengan cara melakukan optimalisasi
geometri lereng tunggal dan keseluruhan. Adapun metode yang digunakan mencakup metode
uji baik suai untuk mengkarakterisasi data, metode kesetimbangan batas “Bishop
Disederhanakan” untuk menentukan nilai faktor keamanan (FK), serta metode Probabilistik
dengan menggunakan metode Sampling Monte Carlo untuk memperbanyak data serta
menentukan nilai probabilitas kelongsoran (PK). Hasil uji baik suai didapatkan untuk batuan
limonit, jenis distribusi yang paling baik untuk bobot isi adalah lognormal, kohesi adalah
gamma dan sudut gesek dalam adalah normal. Sedangkan pada batuan saprolit, jenis
distribusi yang paling baik untuk bobot isi adalah normal, kohesi adalah gamma dan sudut
gesek dalam adalah normal. Hasil optimalisasi geometri lereng tunggal dengan tinggi lereng
10 meter dengan sudut lereng 60°, menghasilkan nilai FK 1,52 dan PK 23,9%. Hasil evaluasi
disain awal lereng keseluruhan section I – I’ didapatkan tinggi lereng 58,6 meter dengan
sudut lereng 22° menghasilkan nilai FK 1,09 dan PK 52,7%. Setelah dilakukan redisain
didapatkan tinggi lereng 57,7 meter dengan sudut lereng 190 menghasilkan nilai FK 1,36 dan
PK 14,5%.

Kata kunci: Kestabilan Lereng; Metode Kesetimbangan Batas Bishop Disederhanakan;


Tambang Nikel

ABSTRACT

PT Vale Indonesia Tbk evaluates the initial slope design in an effort to ensure the slope is
stable and has no potential for landslides by optimizing the single and overall slope geometry.
The method used includes a good test method to characterize data, the "Bishop Simplified"
border equilibrium method for determining the safety factor value (SoF),

How to Cite: Azizi, M. A., Hakim, R. N., Nugraha, A .D. 2019. Optimalisasi Geometri Lereng
Tambang Nikel Menggunakan Metode Probabilistik Pada Hill Pit 05, PT Vale Indonesia Tbk,
Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Geomine, 7(2): 92-100.

Published By:
Fakultas Teknologi Industri Article History:
Universitas Muslim Indonesia Submite 12 Juni 2019
Address: Received in from16 Juni 2019
Jl. Urip Sumoharjo Km. 05 Accepted 02 Agustus 2019
Makassar, Sulawesi Selatan Lisensec By:
Email: Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
[email protected]

Copyright © 2019, Jurnal Geomine, Page:92


E-ISSN 2541-2116
ISSN 2443-2083

and the Probabilistic method using the Monte Carlo Sampling method to multiply data and
determine the probability of sliding (PoS). Good test results were obtained for limonite rocks,
the best type of distribution for content weights is lognormal, cohesion is gamma and the
internal friction angle is normal. Whereas in saprolite rocks, the best type of distribution for
fill weight is normal, cohesion is gamma and the inner friction angle is normal. The results of
the optimization of a single slope geometry with a slope height of 10 meters with a slope angle
of 60 °, resulting in a FK value of 1.52 and a PK of 23.9%. The evaluation results of the initial
design of the overall slope of section I - I 'obtained a height of 58.6 meters slope with a slope
angle of 22 ° resulting in a FK value of 1.09 and PK of 52.7%. After redesigning it was found
that the slope height was 57.7 meters with a slope angle of 190 resulting in a FK value of 1.36
and a PK of 14.5%.

Keywords: Slope stability, "Bishop Simplified" Boundary Equilibrium Method, Nickel Mine.

PENDAHULUAN

PT Vale Indonesia Tbk merupakan perusahaan tambang penghasil bijih nikel terbesar
di Indonesia, yang terletak di daerah Sorowako, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur,
Provinsi Sulawesi Selatan. Sistem penambangan terbuka yang diterapkan adalah sistem
konvensional (truk dan shovel) dengan menggunakan metode Open Cast Mining, yakni
dengan cara memotong bagian sisi bukit dari puncak menuju ke bawah sesuai dengan garis
konturnya dengan kedalaman penggalian dangkal (maksimum 20-30 meter). Pengupasan
atau pemotongan bukit dibuat dalam bentuk jenjang (bench). Agar jenjang-jenjang tersebut
dapat dipastikan dalam kondisi stabil, maka perlu dianalisis agar tidak terjadi longsoran saat
kegiatan operasi penambangan berlangsung.
Cara yang paling sering dilakukan untuk menganalisa kestabilan lereng adalah
dengan perhitungan Faktor Keamanan (FK), yang dapat ditentukan menggunakan sejumlah
metode seperti metode kesetimbangan batas (MKB) dan metode numerik (MN). MKB terdiri
atas beberapa metode turunan, antara lain: ordinary, Janbu, Bishop Disederhanakan,
Spencer, Sarma, Morgenster-Price, dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan metode
kesetimbangan batas “Bishop Disederhanakan” mengingat material lereng yang dikaji
merupakan bijih nikel yang kekuatannya hampir mendekati sifat tanah.
Perkembangan penggunaan metode probabilistik yang cukup pesat dalam 10 tahun
terakhir juga turut mendukung bagi para ahli geoteknik dalam memberikan rekomendasi
kestabilan suatu lereng, yakni dengan menambahkan probabilitas kelongsoran (PK) sebagai
indikator kestabilan lereng selain FK. Selain itu juga ada tambahan analisis sensitivitas yang
sangat membantu para ahli geoteknik dalam melakukan mitigasi pengelolaan lereng. Konsep
probabilistik didasarkan adanya variasi data secara aktual.
Mengingat data parameter masukan berupa data sifat fisik dan mekanik batuan bijih
nikel bervariasi, maka data tersebut dilakukan proses karakterisasi untuk mendapatkan nilai
yang representatif yang digunakan dalam disain lereng. Secara prinsip data memiliki
karakter yang diwakili oleh jenis distribusi. Pemilihan jenis distribusi yang tidak tepat, maka
dapat menyebabkan kesalahan dalam rancangan disain lereng. Oleh sebab itu parameter
data yang bervariasi harus dilakukan uji baik suai (fitting test) guna memberikan gambaran
mengenai tingkat ketidakpastian data dan keterwakilannya.

METODOLOGI
Faktor Keamanan

Faktor Keamanan (FK) lereng adalah rasio antara resultan gaya-gaya penahan
terhadap gaya-gaya penggerak, yang dapat dijabarkan dalam persamaan berikut:
s Gaya penahan
FK = t = Gaya penggerak
(1)

Copyright © 2019, Jurnal Geomine, Page:93


E-ISSN 2541-2116
ISSN 2443-2083

Secara teoritis, nilai FK lereng dalam kondisi stabil jika FK > 1, kritis jika FK = 1,
dan tidak stabil jika FK < 1.

Metode Bishop Disederhanakan


Metode Bishop Disederhanakan merupakan salah satu metode kesetimbangan batas
yang digunakan untuk menghitung nilai FK pada analisis kestabilan lereng. Metode ini
menggunakan prinsip kesetimbangan momen dan tidak memperhitungakan kesetimbangan
gaya, juga memperhitungkan gaya normal antar irisan namun tidak memperhitungkan gaya
geser antar irisan. Rumus Bishop disederhankan adalah:
sec αn
∑[C b +(Wn- U bn).tan ɸ] tan ɸ tan αn
1+
FK = ∑Wn sin α
FK
(2)

Keterangan:
FK = Faktor Keamanan
C = Kohesi material batuan
b = Lebar irisan
W = Gaya yang diberikan oleh beban tanah
u = Tekanan air pori
𝜙 = Sudut gesek dalam
α = Sudut antara bidang dasar irisan terhadap
bidang horizontal
n = Jumlah irisan

Pendekatan Probabilistik
Metode Probabilistik merupakan suatu cara menganalisa kestabilan lereng dengan
pendekatan yang mempertimbangkan setiap variasi yang ada pada parameter geoteknik,
sehingga setiap parameter tersebut mempunyai peluang yang sama untuk mempengaruhi
nilai Faktor Keamanan (FK).
Banyaknya variasi nilai parameter masukan juga menghasilkan variasi nilai FK,
sehingga dari hasil analisis kestabilan lereng ada 2 nilai FK yaitu FK deterministik dan FK
rata-rata. Bila parameter masukan memiliki jenis distribusi yang berbeda, maka menilai
kestabilan lereng lebih tepat menggunakan nilai FK rata-rata. Konsep probabilitas (PK)
didasarkan adanya variasi nilai FK. Konsep PK dapat dibaca lebih rinci pada tulisan Hoek
(2007), Steffen, dkk (2008), dan Azizi (2014).
Dalam konsep probabilistik, lereng dinyatakan stabil bila memenuhi kriteria ambang
batas (acceptance criteria) FK dan PK. Wesseloo & Stacey (2009) telah membuat kriteria
ambang batas kestabilan lereng tambang terbuka dengan ketentuan sebagai berikut:
§ Lereng terbagi atas 3 kategori, yakni lereng tunggal, interramp, dan keseluruhan.
§ Kestabilan lereng dipertimbangkan dari 3 faktor, yakni faktor dampak, nilai FK &
PK.
§ Faktor dampak terdiri atas 3 level, yakni rendah, sedang dan tinggi. Lereng
dinyatakan memiliki dampak tinggi bila di atas lereng terdapat fasilitas yang
memungkinkan orang banyak berkumpul, dan/atau ada data historikal lereng yang
menunjukkan deformasi yang tinggi

Selanjutnya kriteria ambang batas kestabilan lereng Wesseloo & Stacey (2009) diadopsi
dalam Lampiran II Kepmen ESDM RI nomor 1827 tahun 2018 tentang Pedoman Pengelolaan
Teknis Pertambangan. Dalam penelitian ini, faktor dampak lereng adalah rendah. Untuk
lereng tunggal menggunakan FK minimum 1,1 dan PK maksimum 25%, sedangkan lereng
keseluruhan menggunakan FK minimum 1,3 dan PK maksimum 15%.

Uji Baik Suai (Fitting Test)


Uji baik Suai merupakan proes pengkarakterisasian data guna mendapatkan jenis
distribusi teoritis yang paling cocok dengan data empirik. Prinsip uji baik suai adalah
Copyright © 2019, Jurnal Geomine, Page:94
E-ISSN 2541-2116
ISSN 2443-2083

menentukan selisih jarak paling kecil antara frekuensi data empirik dengan distribusi
teoritis. Pada penelitian ini digunakan metode Chi-Squared, yakni dengan membuat
distribusi data dalam bentuk selang atau diagram batang, dan selanjutnya menentukan
selisih jarak terkecil dengan sejumlah distribusi teoritis. Berikut perhitungan nilai parameter
Chi-Squared:
2
(Ni - Ei )
χ2 = ∑K
i=1 Ei
(3)

Keterangan:
K = Jumlah Bin atau selang
𝑁) = Jumlah sampel observasi dalam bin ke-i
𝐸) = Jumlah sampel ekspektasi dalam bin ke-i
Penelitian mengenai uji baik suai sudah dilakukan dalam penelitian terdahulu oleh
Azizi dkk (2011) dam Azizi dkk (2013).

Analisis Sensitivitas
Analisis sensitifitas merupakan salah satu perangkat penting dalam konsep
probabilistik, yang digunakan untuk mengidentifikasi parameter masukan yang berperan
penting dalam menurunkan nilai FK atau parameter yang paling sensitif.
Identifikasi tersebut dilakukan dengan cara mengkonversikan semua nilai parameter
dalam persen, dan menggambarkan dalam grafik hubungan antara persen nilai parameter
terhadap nilai parameter masukan.

1,80

1,60
Faktor Keamanan

1,40

1,20

1,00

0,80

0,60
0 25 50 75 100

Nilai Parameter Masukan (%)

Gambar 1. Konsep Analisis Sensitivitas

HASIL DAN DISKUSI


Parameter Masukan
Terdapat tiga material pada daerah Nickel Hill 05, yaitu limonit, saprolit dan batuan
dasar (bedrock). Limonit dan saprolit merupakan material yang mengandung bijih nikel yang
memiliki kekuatan hampir mendekati tanah (lunak), sedangkan bedrock merupakan batuan
dasar yang sangat keras.
Mengingat data sifat fisik dan mekanik dari material limonit dan saprolit bervariasi,
maka terlebih dahulu dilakukan uji baik suai (fitting test) menggunakan metode Chi-squared
untuk mendapatkan jenis distribusi yang paling sesuai dengan data empirik. Setelah variasi
data digambarkan dalam bentuk diagram batang (histogram), maka diperoleh 3 jenis
distribusi yang paling mungkin sesuai dengan data empirik, yakni distribusi normal,
lognormal, dan gamma. Proses uji baik suai dilakukan menggunakan aplikasi mathlab.

Hasil Uji Baik Suai


Hasil uji baik suai pada material Limonit didapatkan jenis distribusi yang paling
sesuai untuk bobot isi, kohesi dan sudut gesek dalam masing-masing adalah lognormal,
Copyright © 2019, Jurnal Geomine, Page:95
E-ISSN 2541-2116
ISSN 2443-2083

gamma dan normal. Sedangkan pada material saprolit didapatkan jenis distribusi yang
paling sesuai untuk bobot, kohesi dan sudut gesek dalam masing-masing isi adalah normal,
gamma dan normal.
Namun menjadi persoalan saat data hasil uji baik suai tersebut dimasukkan ke dalam
aplikasi Geostudio 2007 yang menerapkan konsep probabilistik, yang terbatas hanya ada 2
jenis distribusi yang tersedia dalam aplikasi tersebut, yakni distribusi normal dan lognormal.
Pada hasil uji baik suai terdapat 2 parameter yang menghasilkan jenis distribusi Gamma,
yaitu kohesi dari Limonit dan Kohesi dari Saprolit. Berdasarkan hasil uji baik suai, pada
jenis distribusi kohesi dari limonit didapatkan jenis distribusi terbaik ke-2 yaitu jenis
distribusi lognormal, dan pada kohesi dari saprolit yaitu jenis distribusi normal.
Setelah mendapatkan jenis distribusi terbaik untuk seluruh parameter baik pada
batuan limonit dan saprolit, maka secara otomatis masing-masing batuan memiliki nilai rata-
rata, varians, nilai minimum serta maksimum. Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk
mendapatkan nilai standar deviasi, koefisien variasi (KV) dan penentuan tingkat
ketidakpastian data. Menurut Hoek (2007), nilai KV dibawah 10% mengindikasikan tingkat
ketidakpastian data rendah, nilai KV antara 5%-25% mengindikasikan tingkat
ketidakpastian data sedang, dan nilai KV di atas 25% mengindikasikan tingkat
ketidakpastian data tinggi. Lebih rinci mengenai uji baik suai bisa dibaca di Azizi dkk (2013)
dan Azizi (2014).

Tabel 1. Parameter Masukan Material Limonit

Parameter Bobot Isi Kohesi f


(kN/m3) (kPa) (Derajat)
Jenis Distribusi Lognormal Lognormal Normal
Rata-rata 17,19 41,14 15,7
Varians 4,93 712,25 20,4
Standar Deviasi 2,22 26,69 4,5
Minimum 12,86 8,83 7,8
Maksimum 22,22 89,53 24,7
KV 13% 65% 29%
Tingkat Ketidakpastian Sedang Tinggi Sedang

Tabel 2. Parameter Masukan Material Saprolit

Parameter Bobot Isi Kohesi f


(kN/m3) (kPa) (Derajat)
Distribusi Normal Lognormal Normal
Rata-rata 15,77 38,06 12,6
Varians 1,03 1396,19 10,2
Standar Deviasi 1,01 37,37 3,2
Minimum 13,76 6,86 7,3
Maksimum 18,26 75,51 19,4
KV 6% 98% 25%
Tingkat Ketidakpastian Rendah Tinggi Sedang

Tabel 1 dan 2 merupakan parameter masukan batuan limonit dan saprolit


berdasarkan hasil uji baik suai yang digunakan untuk disain lereng tunggal dan keseluruhan.

Analisis Disain Lereng Tunggal


Analisis disain lereng tunggal dilakukan untuk menentukan nilai FK dan PK lereng
tunggal baik pada batuan limonit maupun saprolit. Namun pada penelitian ini, analisis
disain lereng tunggal hanya dilakukan pada material limonit, karena dianggap sebagai
material yang paling dominan dan paling kritis pada lereng keseluruhan, sehingga bisa juga
dianggap sebagai acuan dalam penentuan geometri lereng untuk material saprolit. Lereng

Copyright © 2019, Jurnal Geomine, Page:96


E-ISSN 2541-2116
ISSN 2443-2083

tunggal ini dibuat sebagai acuan untuk lereng keseluruhan. Simulasi disain lereng tunggal
menggunakan variasi sudut lereng 40°, 45°, 50°, 56°, 60° dan 65° dengan tinggi lereng 10
meter. Simulasi dilakukan dengan bantuan aplikasi Geostudio 2007 yang menggunakan
prinsip metode kesetimbangan batas “Bishop Disederhanakan” (Gambar 2 menggambarkan
contoh disain lereng tunggal).

Gambar 2. Desain Lereng Tunggal

Tabel 3 menjelaskan hasil analisis kestabilan lereng tunggal dengan variasi sudut
lereng 35 hingga 60° dengan ketinggian lereng tetap yakni 10 meter. Lereng stabil pada sudut
lereng sama dengan atau di bawah 37° yang mengacu pada kriteria ambang batas Kepmen
ESDM RI no 1827 tahun 2018. Sudut dan tinggi lereng tunggal yang optimal adalah 37° dan
20 meter dengan nilai FK dan PK masing-masing adalah 1,58 dan 23,60. Selanjutnya hasil
disain lereng tunggal ini digunakan untuk merancang lereng keseluruhan.

Tabel 3. Hasil Perhitungan Lereng Tunggal


Sudut Lereng (°) Tinggi Lereng (m) FK PK (%)
60 10 1,09 58,2
56 10 1,18 51,4
50 10 1,33 39,3
45 10 1,39 36,6
40 10 1,53 27,9
38 10 1,57 26,4
37 10 1,58 23,6
35 10 1,64 20,6

Penampang Kritis
Data penampang kritis diperoleh dari hasil sayatan aplikasi Vulcan 7.5, yang
memperlihatkan kenampakan perlapisan material Nickel Hill Pit 05 secara aktual serta plan-
nya. Penentuan lokasi sayatan ini ditentukan berdasarkan tingkat kedalaman yang paling
besar dari permukaan tanah. Untuk selanjutnya penampang kritis ini dinamakan
penampang I-I’ (Gambar 3).

Copyright © 2019, Jurnal Geomine, Page:97


E-ISSN 2541-2116
ISSN 2443-2083

Gambar 3. Lokasi Penampang Kritis (Tampak Atas)

Analisis Disain Lereng Keseluruhan Penampang I – I’


Analisis disain lereng keseluruhan dilakukan dengan cara melakukan evaluasi
terhadap disain lereng awal menggunakan metode kesetimbangan batas “Bishop
Disederhanakan” dengan bantuan aplikasi Geostudio 2007, yang dibuat dengan cara
mentransformasi penampang hasil dari software Vulcan 7.5 menjadi region. Setelah itu
dilakukan pemasukan nilai sifat fisik dan mekanik material hasil uji baik suai.
Desain lereng yang dinyatakan stabil adalah desain yang memenuhi kriteria ambang
batas Kepmen ESDM RI no 1827 tahun 2018. Mengingat pada lokasi lereng ini tidak terdapat
fasilitas kantor atau tempat berkumpulnya karyawan tambang dan tidak ada riwayat
kejadian longsor, sehingga kategori konsekuensi kegagalan yang digunakan adalah rendah.
Nilai FK dan PK ambang batas yang digunakan masing-masing adalah FK minimum 1,3 dan
PK maksimum 15%. Hasil analisis lereng keseluruhan pada penampang I-I’ memberikan nilai
FK dan PK masing-masing adalah 1,09 dan 52,7% atau dengan kata lain lereng dalam kondisi
tidak stabil, sehingga perlu dilakukan redisain (Gambar 4).

Gambar 4. Desain Lereng Awal Penampang I-I’

Upaya modifikasi disain lereng pada penampang I-I’ dilakukan dengan tahapan
berikut:
1. Melandaikan semua sudut lereng dari 56° menjadi 37° pada Bench 1 yang berada
di level +520 mdpl hingga +510 mdpl sampai dengan Bench 3 yang berada di level
+500 mdpl hingga +490 mdpl.

Copyright © 2019, Jurnal Geomine, Page:98


E-ISSN 2541-2116
ISSN 2443-2083

2. Memperpanjang lebar berm dari 7 meter menjadi 17 meter pada Bench 1 yang
berada di level +510 mdpl.
Hasil redisain lereng keseluruhan penampang I-I’ menghasilkan nilai FK dan PK
masing-masing adalah 1,36 dan 14,5% atau dengan kata lain lereng sudah dalam kondisi
stabil (Gambar 5).

Gambar 5. Hasil Redisain Lereng Section I-I’

Analisis Sensitivitas Section I – I’


Penentuan parameter mana yang paling berpengaruh dilakukan dengan cara melihat
garis parameter yang paling curam terhadap garis horizontal, analisis sensitivitas ini
dilakukan pada desain yang sudah direkomendasikan atau sudah memenuhi kriteria ambang
batas, hasil dari analisis sensitivitas akan dipaparkan Gambar 6 berikut:

Sensitivity Data
2.2

1.8 Material "Limonite":


Unit Weight
Factor of Safety

Material "Limonite":
1.6 Cohesion
Material "Limonite":
Phi
1.4 Material "Saprolite":
Unit Weight
Material "Saprolite":
1.2
Cohesion
Material "Saprolite":
1 Phi

0.8
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Sensitivity Range

Gambar 6. Analisis Sensitivitas Section I-I’


Gambar 6 menjelaskan hasil analisis sensitifitas lereng pada section I – I’
memperlihatkan parameter kohesi saprolit merupakan parameter yang paling sensitif dalam
menurunkan nilai FK. Hal ini berarti data parameter kohesi saprolit harus dapat dipastikan
sudah optimal baik dari sisi kecukupan data maupun pengolahan datanya.

Copyright © 2019, Jurnal Geomine, Page:99


E-ISSN 2541-2116
ISSN 2443-2083

KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian sebagai berikut:
§ Geometri lereng tunggal yang paling optimal adalah tinggi 10 meter dan sudut lereng
37° yang memberikan nilai FK dan PK masing-masing sebesar 1,58 dan 23,6%.
§ Hasil analisis desain awal pada penampang I – I’ menunjukkan lereng dalam kondisi
tidak stabil, sehingga perlu dilakukan Redesain.
§ Hasil analisis kestabilan lereng keseluruhan redisain pada penampang I-I’
memberikan nilai FK 1,36 dan PK 14,5% dengan tinggi lereng 57,7 meter, dan sudut
lereng keseluruhan 19°.
§ Hasil Analisis Sensitifitas penampang I – I’ menunjukkan parameter kestabilan
lereng yang paling berpengaruh adalah kohesi saprolit.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT Vale Indonesia yang telah


memfasilitasi tim peneliti dalam pengambilan data.

PUSTAKA
Azizi, M.A, Handayani, Harminuke. 2011. Karakterisasi Parameter Masukan Untuk Analisis
Kestabilan Lereng Tunggal (Studi Kasus di PT Bukit Asam Persero, Tbk). Seminar
Nasional AVOER ke-3, Palembang.
Azizi, M.A., Kramadibrata, S., Wattimena, R.K., Sidi, Indra., Adriansyah, Yan. (2012).
Analisis Risiko Kestabilan Lereng Tambang Terbuka (Studi Kasus Tambang Mineral X)
Geotechnical Superintendent PT Newmont Nusa Tenggara.
Azizi, M. A., Kramadibrata, S., Wattimena, R. K., Sidi, I. D. (2013, January 1).
Characterization of the Distribution of Physical and Mechanical Properties of Rocks at
the Tutupan Coal Mine, South Kalimantan, Indonesia. International Society for Rock
Mechanics and Rock Engineering.
Azizi, M.A. 2014. Pengembangan Metode Penentuan Reliabilitas Kestabilan Lereng Tambang
Terbuka Batubara di Indonesia. Disertasi. Instititut Teknologi Bandung.
Hoek, E. 2007. Praktical Rock Engineering, Course Notes & Books, Rocscience corner,
https://www.rocscience.com/learning/hoeks-corner/course-notes-books
Hoek, E. & J. W. Bray. 1981. Rock Slope Engineering, Revised Third Edition, The Institution
of Mining and Metallurgy, London.
Lampiran II (Pedoman Pengelolaan Teknis Pertambangan). 2018. Kepmen ESDM RI Nomor
1827 K/30/MEM/2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan
Yang Baik.
Steffen, O. K. H., Contreras, L. F., Terbrugge, P. J., & Venter, J. (2008, January 1). A Risk
Evaluation Approach for Pit Slope Design. American Rock Mechanics Association
Wesseloo & Stacey. P. 2009. Open Pit Slope Design. CSIRO Publishing, Australia.

Copyright © 2019, Jurnal Geomine, Page:100

Anda mungkin juga menyukai