Tugas 7 - 1606904951 - Ikhlashia Nur Fadhilah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Ikhlashia Nur Fadhilah - 1606904951 Penyambungan Material - 01

Tugas – 7

1. Jelaskan mengenai definisi dari “Standar, Kode dan Spesifikasi” dan berilah
beberapa contoh untuk ke tiga istilah tersebut diatas.
Jawab:
Standard merupakan kumpulan dokumen berisikan kode (codes), spesifikasi
(specification), saran aplikasi (recommended practice), klasifikasi, dan petunjuk (guide)
yang telah dipersiapkan oleh suatu institusi organisasi dan di sahkan (approved) sesuai
dengan prosedur yang ada (berlaku).
Contoh:
 SNI (Standar Nasional Indonesia)
 ASME (American Society of Mechanical Engineers)
 EN (European Norm)
 ISO (International Standard Organization)
 JIS (Japan Industrial Standards)
Kode adalah suatu standard yang berisi kondisi dan persyaratan yang berhubungan
dengan bidang tertentu (a particularly subject) dan mengindikasikan bahwa prosedur yg
digunakan telah sesuai persyaratan. Kode ini harus diikuti (mandatory) karena
menyangkut kepentingan umum yang mengarah kepada kebijakan otoritas pemerintahan.
Contoh:
 AWS D1.1 (Structural Welding Code-Steel)
 ASME (Boiler and Pressure Vessel Code)
 APD (Welded Pipeline and Vessel)
Spesifikasi merupakan suatu standar yang berisi penjelasan rinci dan akurat tentang
persyaratan teknis dari material, produk, sistem atau jasa.
Contoh:
 AWS A5.X (Filler Metal Specification)
 ASME sec.IIC (Material Consumable of Welding)
Ikhlashia Nur Fadhilah - 1606904951 Penyambungan Material - 01

2. Sebutkan beberapa Standar yang mengatur tentang “Kualitas Pengelasan”


menurut Standar USA maupun Standar Eropa, serta sebutkan Jenis (type) dan
Batasan (restriction) yang ditetapkan dalam standar tersebut.
Jawab:
Untuk memvalidasi kapabilitas dari welder untuk mendeposit metal yang bebas cacat,
persyaratan yang harus diamasukan dalam proses khusus adalah : SDM, metode,
material, mesin, proses las, welding joint, dan lingkungan.

3. Sebutkan contoh aplikasi dilapangan (misalnya untuk Boiler & PV, dll) yang diatur
menurut standar USA dan Eropa, serta sebutkan Kode Nomor Standar yang
mengatur Prosedurnya maupun Juru lasnya (welder).
Jawab:

4. Apa yang dimaksud WPS? Mengapa WPS harus dibuat dalam pengelasan? Serta
sebutkan beberapa isi dari WPS.
Jawab:
WPS (Welding Procedure Specification) adalah suatu perencanaan untuk pelaksanaan
pengelasan yang meliputi cara pembuatan konstruksi pengelasan yang sesuai dengan rencana
dan spesifikasinya dengan menentukan semua hal yang diperlukan dalam pelaksanaan
Ikhlashia Nur Fadhilah - 1606904951 Penyambungan Material - 01

tersebut. Karena itu mereka yang menentukan prosedur pengelasan harus mempunyai
pengetahuan dalam hal pengetahuan bahan dan teknologi pengelasan itu sendiri serta dapat
menggunakan pengetahuan tersebut untuk efesiensi dari suatu aktivitas produksi. WPS
(Welding Procedure Specification) digunakan untuk memberitahukan kombinasi variabel-
variabel yang digunakan untuk membuat lasan tertentu. Secara garis besar, WPS mengatur
langkah-langkah yang diperlukan dalam membuat lasan pada kondisi khusus.
Isi yang diatur dalam WPS:
 Proses (SMAW, FCAW)  Temperatur minimum preheat dan
 Spesifikasi elektroda (AWS A5.1, interpass
A5.20)  Arus pengelasan
 Klasifikasi elektroda (E7018, E71T-1)  Kecepatan kawat umpan
 Diameter elektroda (1/8 in, 5/32 in)  Tegangan busur listrik
 Karakteristik listrik yang digunakan  Kecepatan pengelasan
(AC, DC+, D -)  Posisi pengelasan
 Spesifikasi logam dasar (A36, A572,  Tipe gas pelindung dan kecepatan alir
Gr50)  Detail joint design

5. Apa yang dimaksud dengan PQR? Mengapa PQR harus dibuat? dan sebutkan isi
dari dolumen PQR.
Jawab:
PQR (Production Qualification Record) merupakan catatan atau rekaman dari semua
parameter essential variable pada saat test coupon dilaksanakan. PQR hanya dibutuhkah
untuk WPS yang membutuhkan kualifikasi. Sebuah kupon tes diwelding dan PWHT
diperlakukan sesuai dengan WPS. Dan hasil weldingan diuji melalui berbagai non destruktif
test, mekanik test, tes korosi dan metalografi seperti yang dipersyaratkan oleh spesifikasi yang
berlaku oleh kode dan standard international. PQR adalah catatan dari parameter pengelasan
yang sebenarnya digunakan selama pengelasan kupon pengujian dan hasil pengujian
laboratorium.
Hal-hal yang diatur dalam PQR meliputi:
 Record parameter welding lengkap sesuai standar.
 Record parameter welding yang bukan essensial tapi mungkin di butuhkan dalam
produksi atau mutu.
 Data Material certificate test coupon
 Data consumable certificate yang digunakan dalam welding test coupon
Ikhlashia Nur Fadhilah - 1606904951 Penyambungan Material - 01

 Data lulus uji NDT seperti MPI atau DPI, UT atau RT


 Data lulus test destructive test (Mechanical test) dari badan independent test

6. Jelaskan 3 (tiga) variabel yang ada di WPS dan sebutkan contoh dari masing
variabel-variabel tersebut.
Jawab:
 Essential Variable  Merupakan variabel-variabel dasar yang sangat mempengeruhi
proses pengelasan.
o QW-401.1 Essential variable (procedure)
Perubahan kondisi pengelasan akan mempengaruhi sifat-sifat mekanik (daripada
ketangguhan notch) dari weldment.
o QW-401.2 Essential variable (performance)
Perubahan kondisi pengelasan akan mempengaruhi kemampuan welder untuk
mendeposit atau menempatkan weld metal.
 Supplemental Essential Variable  Merupakan variabel-variabel tambahan yang
sifatnya mempengaruhi proses pengelasan.
 Non-essential variable  Tidak adanya perubahan pada sifat mekanis yang
diharapkan.
 Grouping of base material  Untuk mengurangi jumlah kualifikasi, material
dikelompokkan menjadi ‘P’ numbers atau parent metal numbers dan group numbers.

7. Jelaskan mengenai persyaratan Pengujian Impak hasil lasan di WPS. Kapan


variable tersebut masuk di “Essential Variabel” dan Kapan harus masuk di
“Additional Variable”.
Jawab:
Syarat dari pengujian impak hasil lasan : Temperatur yang digunakan, energy yang
dikeluarkan, design yang sesuai standard. Variabel tersebut dapat berubah dari additional
variable masuk kedalam essential variable ketika pada proses pengelasan mensyaratkan
impact test atau notch-toughness test. Begitu juga sebaliknya.
Ikhlashia Nur Fadhilah - 1606904951 Penyambungan Material - 01

8. Apa yang dimaksud dengan F-Number, A-Number dan P-Number? Berapa P-


Number untuk baja austenitik 316 sesuai dengan standar USA.
Jawab:
 F number pada umumnya digunakan pada prosedur pengelasan dan kinerja tukang
las. F number pengempokan elektroda dan pengelasan batang di QW-432 berdasar
kepada karakteristik penggunaannya. Pada dasarnya adalah penentuan kemampuan
tukang las untuk membuat pengelasan yang memuaskan dengan logam pengisi yang
diberikan.
 A number adalah kandungan kimia dari deposit hasil las dan hanya diaplikasikan
untuk filler metal.
 P number banyak digunakan dalam kualifikasi WPS dan Welder, digunakan untuk
mengurangi jumlah persyaratan prosedur pengelasan.
 P number untuk Baja Austenitic 316

9. Bandingkan pengkodean untuk posisi pengelasan berdasarkan standar USA dan


Eropa serta gambarkan skematis nya, menggambar gambar skematik.
Jawab:

Kode Las Amerika Kode Las Eropa


Ikhlashia Nur Fadhilah - 1606904951 Penyambungan Material - 01

10. Buatlah RESUME (ringkasan) mengenai artikel “WHAT EVERY ENGINEER


SHOULD KNOW ABOUT WELDING PROCEDURES" written by Duane K.
Miller, Sc.D., P.E. Seperti terlampir dalam Folder Kuliah 08.
Jawab:
Variabel WPS:
Pengaruh dari Variabel-variabel pada Pengelasan
o Kuat Arus Listrik
Kuat arus listrik berpengaruh terhadap masukan panas (heat input). Peningkatan kuat arus
akan mengakibatkan laju deposisi (deposition rate) yang lebih tinggi, penetrasi yang lebih
dalam dan campuran yang lebih. Pada sistem pengelasan current voltage (CV welding),
kenaikan kecepatan kawat pengumpan (wire feed) dapat meningkatkan kuat arus listrik.
Pada sistem pengelasan constant current (CC welding), pengaturan pada mesin akan
mempengaruhi kuat arus dasar meskipun perubahan pada panjang busur dapat mengubah
kuat arus. Penambahan panjang busur dapat mengurangi kuat arus.
o Potensial Busur (arc voltage)
Potensial busur mempengaruhi panjang busur. Peningkatan potensial akan menyebabkan
panjang busur meningkat sehingga kebutuhan acr shielding juga naik. Pada CV welding
besarnya potensial dapat disetting pada mesin sehingga panjang busur relatif tetap.
Sedangkan pada SMAW dengan sistem CC, besarnya potensial ditentukan oleh panjang
busur (arc length). Kenaikan arc length pada SMAW mengakibatkan potensial meningkat
sedangkan kuat arus berkurang. Potensial busur juga menentukan lebarnya weld bead.
Potensial pada proses pengelasan tidak konstan karena adanya resistansi kabel dan
pengurangan potensial akibat adanya hambatan dari sumber tegangan hingga titik kerja.
Oleh karena itu, agar bisa mendapatkan hasil lasan yang baik maka potensial harus
dikontrol. Pada pengelasan SMAW biasanya potensial tidak bisa dimonitor karena
potensial selalu berubah tergantung pada welder.
o Kecepatan Pengelasan
Kecepatan pengelasan (inchi/menit) merupakan laju pergerakan elektroda relatif terhadap
sambungan. Kecepatan pengelasan berbuhungan terbalik terhadap ukuran weld bead. Bila
kecepatan pengelasan meningkat maka ukuran weld bead berkurang sehingga masukan
panas (heat input) juga berkurang.
o Kecepatan kawat pengumpan (wire feed speed)
Merupakan laju di mana elektroda melewati welding gun menuju busur, satuannya adalah
inchi per menit. Laju deposisi (deposition rate) sebanding dengan kecepatan kawat
pengumpan dan kuat arus. Peningkatan kecepatan pengumpanan kawat akan
Ikhlashia Nur Fadhilah - 1606904951 Penyambungan Material - 01

meningkatkan kuat arus. Untuk kecepatan pengumpanan yang rendah, rasio kecepatan
pengumpanan kawat terhadap kuat arus relatif konstan dan linear sedangkan pada
pengumpanan dengan kecepatan tinggi menyebabkan rasio meningkat dan
mengakibatkan laju deposisi naik per amper.
o Perpanjangan elektroda (electrode extension)
Merupakan jarak antara ujung kontak dengan ujung eletroda. Peningkatan electrode
extension pada potensial yang konstan mengakibatkan resistansi elektroda meningkat.
Electrode ekstension yang panjang digunakan untuk mendapatkan laju deposisi yang
lebih besar. Apabila electrode extension meningkat maka kuat arus akan berkurang.
o Diameter elektorda
Diameter elektroda yang besar mengakibatkan kebutuhan arus listrik yang besar pula.
o Polaritas
Merupakan arah dari aliran arus listrik. Polaritas positif apabila ujung elektroda
dihubungkan dengan terminal positif dari sumber tegangan DC sedangkan daerah kerja
dihubungkan dengan terminal negatif. Polaritas negatif apabila elektroda dihubungkan
dengan terminal negatif sedangkan daerah kerja dihubungkan dengan terminal positif.
o Masukan panas (heat input)
Sebanding dengan kuat arus dan lamanya arc voltage, serta berbanding terbalik terhadap
kecepatan pengelasan. Masukan panas yang besar mengakibatkan luas daerah pengelasan
dan HAZ yang besar pula.
o Rapat arus (current density)
Merupakan perbandingan antara kuat arus terhadap luas area elektroda. Peningkatan rapat
arus mengakibatkan peningkatan laju deposisi dan penetrasi.
o Pemanasan awal dan temperatur interpas (preheating and interpass temperature)
Dilakukan untuk menghindari terjadinya retak. Preheating dan interpass temperatur yang
diberikan di atas 550F.

Tujuan WPS:
Variabel-variabel di atas merupakan faktor yang menentukan kualitas hasil lasan, sifat-
sifat mekanis dan produktifitas proses. Efisiensi proses pengelasan sangat ditentukan oleh
pengetahuan operator dan engineer yang membuat welding procedure specification dan
mengkomunikasikan persyaratan-persyaratan lasan kepada welder. WPS penting untuk
mengkomunikasikan kepada welder, supervisor dan inspector mengenai syarat lasan yang
diinginkan.
Ikhlashia Nur Fadhilah - 1606904951 Penyambungan Material - 01

Kemampuan welder untuk melaksanakan WPS tergantung pada welder qualification test
(D1.1-96 paragraf C4.1.2). seorang inspector harus memastikan bahwa pengelasan
dilakukan sesuai dengan WPS, mengawasi teknik yang digunakan oleh welder (D1.1-96,
paragraph 6.5.4). inspector tidak boleh mengubah WPS, melainkan mereka harus
memastikan bahwa semua prosedur diikuti dengan baik (D1.1-96, paragraph 6.3.1).
Structural Welding Code-Steel D1.1-96 membutuhkan WPS untuk setiap proses fabrikasi
(D1.1-96, paragraph 5.5). Setiap fabricator dan penegak bertanggung jawab untuk
mengembangkan WPS (D1.1-96, paragraph 4.1.1.1.4.6).
Ketidaksesuaian antara WPS dengan proses dapat mengakibatkan deposisi lasan tidak
memenuhi persyaratan yang diminta oleh kode atau spesifikasi pekerjaan. Apabila
diperoleh hasil lasan yang tidak diinginkan maka harus dilakukan koreksi yang dapat
mengakibatkan peningkatan biaya.

Kualifikasi Awal WPS:


Prequalified WPS merupakan hal-hal yang dibuat oleh komite AWS D1 sebagai
acceptable performance dan tidak memasukkannya ke pengujian kualifikasi apa prosedur
pengelasan. Persyaratan kode yang dibebaskan oleh prequalifikasi adalah nondestructuive
testing dan mechanical testing. Agar WPS dapat diprekualifikasi, haru dipenuhi kondisi
berikut ini :
 Prosedur pengelasan yang harus diprekualifikasi hanya SMAW, SAW, GMAW
(kecuali GMAW-s) dan FCAW (D1.1-96, paragraph 3.2.1).
 Kombinasi dari base metal/filler metal harus diprekualifikasi sebagaimana pada D1.1-
96, paragraph 3.3, tabel 3.1
 Temperatur minimum preheat dan interpass harus sesuai dengan D1.1-96, paragraph
3.3, tabel 3.2
 Persyaratan khusus untuk setiap jenis pengelasan harus dikontrol. Pengelasan fillet
harus sesuai dengan D1.1-96, paragraph 3.9, pengelasan plug dan slot harus sesuai
dengan D1.1-96, paragraph 3.10, dan pengelasan groove harus sesuai dengan D1.1-96,
paragraph 3.11, 3.12 dan 3.13. Preparasi dari dimensi groove diatur pada D1.1-96,
gambar 3.3 dan 3.4.
Meskipun detail prekualifikasi sambungan telah ditentukan, prosedur pengelasan harus
dikualifikasi dengan pengujian apabila kondisi prekualifikasi tidak diperoleh. Misalnya
prekualifikasi yang digunakan untuk baja yang belum diketahui maka prosedur
pengelasan harus dikualifikasi dengan pengujian.
Ikhlashia Nur Fadhilah - 1606904951 Penyambungan Material - 01

Status kualifikasi awal harus sesuai dengan parameter procedural sebagaimana terdapat
pada D1.1-96, tabel 3.7, dan termasuk diameter maksimum elektroda, arus maksimum,
root pass thickness maksimum, fill pass thickness maksimum, single-pass filler weld size
maksimum dan single pass weld layer maksimum (D1.1-96, table 3.3).
Kontraktor bertanggung jawab untuk memastikan bahwa parameter khusus dari
prekualifikasi WPS sesuai dengan aplikasi khusus. Misalnya WPS yang diajukan untuk
membuat ¼ inchi fillet weld pada 3/8 inchi A36 steel pada posisi mendatar. Jenis lasan
dan steel diprekualifikasi. Filler metal yang dipilih adalah F7 A2-EM12K, sesuai dengan
persyaratan pada D1.1-96, tabel 3.1. Tidak ada preheat khusus, diameter elektroda yang
dipilih 3/32 inch, spesifikasi maksimum ditentukan pada D1.1-96, tabel 3.2. Single pass
weld size maksimum tidak diatur pada D1.1-96, table 3.7 sehingga ¼ inchi ukuran fillet
bisa diprekualifikasi. Arus yang dipilih adalah 800A, yaitu lebih rendah dari kuat arus
maksimum yang ditentukan pada D1.1-96, tabel 3.7.

Panduan untuk Menyiapkan Kualifikasi Awal WPS


Langkah awal saat membuat prequalified WPSs adalah membuat welding parameter yang
sesuai untuk aplikasi umum. Ketebalan material yang digunakan menentukan ukuran
elektroda dan kuat arus. Filler metal spesifik yangdipilih akan menunjukan persyaratan
kekuatan dari sambungan. Bila parameter yang diharapkan telah diperoleh, maka perlu
dilakukan penilaian bedasarkan kode pada D1.1-96 yang mengandung persyaratan-
persyaratan bagi prekualifikasi. Apabila ada parameter yang menyimpang dari
persyaratan ini, seorang kontraktor dapat melakukan dua hal :
1. Prosedur persiapan disesuaikan dengan batasan pada prekualifikasi, atau
2. Melakukan pengujian kualifikasi terhadap WPS
Langkah selanjutnya adalah menulis dokumen dari syarat-syarat WPS yang telah
diprekualifikasi.

Pengujian Untuk Mengkualifikasi Prosedur Pengelasan


• Pelaksanaan pengujian kualifikasi.
Prosedur pengelasan harus diuji karena dua alasan, pertama karena adanya kontrak dan
kedua karena pada kondisi tertentu dapat menyebabkan penyimpangan terhadap
kualifikasi awal. Langkah pertama dalam mengkualifikasikan prosedur pengelasan adalah
prosedur yang ingin diuji misalnya proses pengelasan, logam pengisi, kualitas baja, jenis
sambungan, ketebalan material, temperatur preheat, minimum interpass temperature
level, kuat arus, potensial dan kecepatan pengelasan. Parameter-parameter tersebut
Ikhlashia Nur Fadhilah - 1606904951 Penyambungan Material - 01

dicatat pada Prosedure Qualification Record (PQR). Jenis-jenis pengujian kualifikasi


terdapat pada D1.1-96, paragraph 4.4.
• Membuat WPS dari PQR yang baik
Dari sebuah PQR yang baik dapat dibuat lebih dari satu macam WPS yang sesuai dengan
persyaratan pengujian. Perubahan yang cukup signifikan untuk menjamin pengujian
tambahan sebagai variabel esensial terdapat pada D1.1-96, tabel 4.5, 4.6 dan 4.7. Tabel
4.1 dalam D1.1-96 berisi tentang jenis-jenis dan posisi pengelasan yang disyararkan
untuk berbagai pengujian.

Anda mungkin juga menyukai