Pengaruh Media Tanam Terhadap Perkecambahan Jagung
Pengaruh Media Tanam Terhadap Perkecambahan Jagung
Pengaruh Media Tanam Terhadap Perkecambahan Jagung
TERHADAP PERKECAMBAHAN
JAGUNG
(ZEA MAYS)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah yang ber-
judul “Pengaruh Media Tanam Terhadap Perkecambahan Jagung (Zea mays)”.
Pada penulisan percobaan ini, berbagai permasalahan telah penulis alami, oleh karena
itu, terselesaikannya makalah percobaan ini tentu saja bukan karena kerja keras penulis se-
mata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis dengan ketulusan hati mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Matroji sebagai guru Biologi kelas XII IPA 2 yang telah senantiasa
membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya se-
butkan satu-persatu, yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Dalam menyusun makalah ilmiah ini, penulis sangat menyadari banyaknya kekurangan
yang terdapat di dalamnhya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari berbagai pihak agar laporan percobaan ini lebih baik lagi dan bisa bermanfaat untuk
orang banyak.
2
DAFTAR ISI
3
I PENDAHULUAN
TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya percobaan dan pengamatan ini adalah untuk menge-
tahui pengaruh dari media tanam dalam proses perkecambahan jagung (Zea
mays). Serta untuk mengamati pertumbuhan dan perkembangan organ pada
saat proses perkecambahan.
RUMUSAN MASALAH
Dalam mencapai tujuan dari pengamatan, telah disusun rumusan masalah yang akan
digunakan sebagai tolak ukur dalam melakukan percobaan dan pengamatan. Berikut
rumusan masalah yang telah disusun:
1. Apakah media tanam mempengaruhi proses perkecambahan?
2. Apakah perbedaan perkecambahan dari media tanam tanah dan kapas?
3. Apakah yang menyebabkan terjadinya perbedaan perkecambahan dari perbedaan
media tanam tanah dan kapas?
VARIABEL
1. Variabel bebas : Tanah dan Kapas sebagai media tanam dan pembanding
2. Variabel tetap : Perkecambahan biji jagung (Zea mays)
3. Variabel terkontrol : 1. Penyiraman air
2. Pencahayaan yang teratur
3. Pengaturan suhu
4. Kondisi steril pada biji jagung (Zea mays)
HIPOTESIS
Hipotesis 1
Media tanam mempengaruhi proses perkecambahan dan pertumbuhan organ biji ja-
gung (Zea mays)
Hipotesis 2
Media tanam tidak mempengaruhi proses perkecambahan dan pertumbuhan organ
biji jagung (Zea mays)
4
II HASIL PENELITIAN
Bahan :
1. Biji jagung (Zea mays)
2. Air
3. Alkohol 70%
4. Tanah subur
5. Kapas
6. Kawat kasa
CARA KERJA
1. Tahap pertama adalah memilih biji yang
berkualitas baik. Dengan melihat bentuk dan
kualitas kotiledon yang masih muda dan
tidak busuk. Hal ini bertujuan agar hasil
perkecambahannya merata pada tiap sampel.
2. Selanjutnya adalah merendam biji jagung yang telah dipilih dengan air bersih.
Biji direndam selama ± 2 jam. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses im-
bilisi pada biji jagung.
3. Kemudian, rendam biji jagung ke da-
lam alcohol 70% yang bertujuan untuk
mensterilkan biji jagung yang akan
ditanam agar tidak terdapat fungi yang
merusak dan menggagalkan perkecamba-
han.
4. Langkah selanjutnya adalah meletakkan biji jagung yang sudah disterilkan ke
media tanam berupa tanah dan kapas, masing-masing media tanam diberi air agar
lembab. Siram setiap hari (pagi dan malam) agar biji mendapat air yang cukup
5. Amati sampel setiap hari dan catat perubahan yang terjadi, ambil satu sampel per
media tanam setiap hari sebagai bukti sampel pengamatan.
5
TABEL PENGAMATAN
a. Hari ke-1
i. Tanah
HARI KE GAMBAR SAMPEL
PANJANG
SKETSA
(cm)
0.7
6
ii. Kapas
HARI KE GAMBAR SAMPEL
PANJANG
SKETSA
(cm)
0.5
7
b. Hari ke-2
iii. Tanah
HARI KE GAMBAR SAMPEL
PANJANG
SKETSA
(cm)
7.5
8
iv. Kapas
HARI KE GAMBAR SAMPEL
PANJANG
SKETSA
(cm)
3.5
9
c. Hari ke-3
v. Tanah
HARI KE GAMBAR SAMPEL
PANJANG
SKETSA
(cm)
9.6
10
vi. Kapas
HARI KE GAMBAR SAMPEL
PANJANG
SKETSA
(cm)
7.5
11
d. Hari ke-4
vii. Tanah
HARI KE GAMBAR SAMPEL
PANJANG
SKETSA
(cm)
12.3
12
viii. Kapas
HARI KE GAMBAR SAMPEL
PANJANG
SKETSA
(cm)
9.7
13
e. Hari ke-5
ix. Tanah
HARI KE GAMBAR SAMPEL
PANJANG
SKETSA
(cm)
14.5
14
x. Kapas
HARI KE GAMBAR SAMPEL
PANJANG
SKETSA
(cm)
12
15
f. Hari ke-6
xi. Tanah
HARI KE GAMBAR SAMPEL
PANJANG
SKETSA
(cm)
26.5
16
xii. Kapas
HARI KE GAMBAR SAMPEL
PANJANG
SKETSA
(cm)
18.6
17
a. Hari ke-7
xiii. Tanah
HARI KE GAMBAR SAMPEL
PANJANG
SKETSA
(cm)
32.5
18
xiv. Kapas
HARI KE GAMBAR SAMPEL
PANJANG
SKETSA
(cm)
25.3
19
III PEMBAHASAN
JAGUNG MANIS
Jagung (Zea mays) merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertum-
buhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman
jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara
1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa
diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun
beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung
tidak memiliki kemampuan ini. ]
Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah
dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik. Jagung termasuk
tanaman bijinya berkeping tunggal monokotil, jagung tergolong berakar serabut yang
dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m.
Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi di meristem (titik tumbuh) yang terdapat pada
ujung akar dan batang. Meristem akan mengalami pembelahan mitosis. Oleh karena
itu, ujung batang dan ujung batang akan bertambah panjang dan besar.
Pertumbuhan disebabkan oleh pertambahan besar dan panjang sel-sel itu sendiri.
Pada batang terdapat dua jenis tunas, yaitu tunas yang letaknya di ujung batang yang
disebut tunas terminal dan mengandung meristem apikal, serta tunas samping yang
nantinya membentuk cabang batang, daun, dan bunga.
20
Batang tumbuhan selain bertambah panjang juga dapat bertambah besar. Hal ini
dikarenakan adanya aktivitas kambium, yang termasuk jaringan meristem yang sel-
selnya aktif membelah. Letak kambium di antara jaringan xilem dan floem.
Kambium akan terus membentuk jaringan xilem dan floem baru sehingga batang
makin lama akan menjadi besar. Aktivitas kambium meninggalkan batas yang jelas
pada batang. Batas ini disebut lingkaran tahun.
PERKECAMBAHAN
Perkecambahan adalah proses keluarnya radikula menembus kulit biji melalui proses
imibibisi, masuknya air ke dalam biji. Perkecambahan dimulai dengan proses penye-
rapan air ke dalam sel-sel pada biji, sehingga menyebabkan enzim bekerja. Enzim
memecah bahan kompleks menjadi bahan sederhana yang diperlukan untuk pertum-
buhan. Plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang dan daun, sedangkan
radikula tumbuh menjadi akar.
a. Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan epigeal ditandai dengan hipokotil yang tumbuh memanjang se-
hingga plumula dan kotiledon terangkat ke atas (permukaan tanah). Kotiledon dapat
melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk.
Contoh tumbuhan ini adalah kacang hijau, kedelai, bunga matahari dan kacang tanah.
Organ pertama yang muncul ketika biji berkecambah adalah radikula. Radikula ini
kemudian akan tumbuh menembus permukaan tanah.
Untuk tanaman dikotil yang dirangsang dengan cahaya, ruas batang hipokotil akan
tumbuh lurus ke permukaan tanah mengangkat kotiledon dan epikotil. Epikotil akan
memunculkan daun pertama kemudian kotiledon akan rontok ketika cadangan ma-
kanan di dalamnya telah habis digunakan oleh embrio
21
b. Perkecambahan Hipogeal
Perkecambahan hipogeal ditandai dengan epikotil tumbuh memanjang kemudian
plumula tumbuh ke permukaan tanah menembus kulit biji. Kotiledon tetap berada
di dalam tanah. Contoh tumbuhan yang mengalami perkecambahan ini adalah ka-
cang ercis, kacang kapri, jagung, dan rumput-rumputan
a. Faktor Genetik
Faktor genetik terdapat dalam gen. Gen terdapat di kromosom dalam inti sel. Gen ini
mempengaruhi ukuran dan bentuk tubuh tumbuhan. Hal ini disebabkan karena gen
berfungsi mengatur sintesis enzim untuk mengendalikan proses kimia dalam sel.
Proses kimia dalam sel ini yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan
tubuh tumbuhan.
b. Faktor Hormon
Hormon adalah senyawa organik tumbuhan yang mampu menimbulkan respons fisi-
ologi pada tumbuhan. Hormon tumbuhan bermacam-macam, tetapi ada lima hormon
tumbuhan yang sangat penting, yaitu:
xv. Auksin
Auksin adalah hormon yang berasal dari titik tumbuh tumbuhan, seperti ujung tunas,
kambium, bunga, buah, dan ujung akar. Auksin berfungsi merangsang pertumbuhan
sel ujung batang, pertumbuhan akar lateral dan akar serabut, dan merangsang pem-
bentukan bunga dan buah. Selain itu, auksin berfungsi mempercepat aktivitas
pembelahan sel titik tumbuh dan menyebabkan diferensiasi sel menjadi xilem.
xvi. Sitokinin
Sitokinin adalah zat tumbuh yang pertama kali ditemukan pada batang tembakau.
Hormon ini memiliki beberapa fungsi, antara lain: 1) Merangsang diferensiasi sel-
sel yang dihasilkan dalam meristem. 2) Menunda pengguguran dan penuaan daun.
3) Memperkecil dominasi apikal sehingga mendorong pertumbuhan tunas samping
22
dan perluasan daun. 4) Memacu pembelahan sel dalam jaringan meristematik. 5)
Merangsang pembentukan pucuk dan mampu memecah masa istirahat biji.
xvii. Giberelin
Giberelin merupakan zat tumbuh yang memiliki sifat seperti auksin. Giberelin ter-
dapat di hampir semua bagian tanaman, seperti biji, daun muda, dan akar. Giberelin
memiliki beberapa fungsi, antara lain: 1) Memacu perpanjangan secara abnormal
batang utuh. 2) Mempengaruhi perkembangan bunga dan buah. 3) Mempengaruhi
perkecambahan biji. 4) Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel. Untuk tum-
buhan yang kerdil, jika diberi giberelin akan tumbuh secara normal.
xxi. Kalin
Kalin adalah hormon yang berperan dalam proses organogenesis. Kalin berdasar-
kan fungsinya dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
23
FAKTOR EKSTERNAL PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Proses pertumbuhan makhluk hidup sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
tubuh makhluk hidup seperti: gen dan hormon.
a. Makanan (nutrisi)
Semua makhluk hidup membutuhkan makanan karena makanan sangatlah penting
baik bagi pertumbuhan maupun kelangsungan hidup. Dalam makanan terkandung
berbagai nutrisi yang penting untuk energi dan metabolisme tubuh. Nutrisi tersebut
antara lain vitamin, protein, karbohidrat dan lemak. Makanan dikatakan
mempengaruhi pertumbuhan makhluk hidup tergantung dari kualitas dan kuanti-
tasnya. Artinya semakin baik kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh
makhluk hidup, maka semakin baik juga pertumbuhannya.
c. Suhu
Sebelum lanjut ke pembahasan poin ini, kamu perlu tahu apa itu suhu. Suhu adalah
besaran yang digunakan untuk mengukur panas/dingin dengan ukuran kuantitatif .
Dalam hubungannya dengan pertumbuhan makhluk hidup, di Ilmu Pengetahuan
Alam dikenal istilah ‘suhu optimum’. Suhu optimum didefinisikan sebagai kondisi
suhu terbaik bagi makhluk hidup untuk tumbuh.
Di antara semua jenis makhluk hidup, tumbuhan lah yang paling bergantung pada
suhu lingkungan untuk tumbuh dan berkembang. Sebagai contoh, kamu mungkin
mengenal beberapa tumbuhan yang hanya bisa tumbuh di kondisi lingkungan ter-
tentu, misalnya:
Tanaman padi, jagung, kelapa dan cokelat tumbuh di daerah ber suhu an-
tara 26.3° – 22°C
Tanaman kopi, teh dan sayur-sayuran yang hanya tumbuh di daerah ber-
suhu antara 22° -17.1°C
24
Tanaman jenis lumut-lumutan yang bisa tumbuh di daerah bersuhu 11.1° –
6.2°C
Hal ini dikarenakan, pada tumbuhan dikenal adanya suhu maksimum serta suhu min-
imum yang mempengaruhi pertumbuhannya. Beda dengan manusia dan hewan yang
cenderung mampu bertahan hidup dan terus tumbuh di suhu tertentu.
d. Cahaya
Faktor yang tidak kalah penting bagi pertumbuhan makhluk hidup adalah cahaya,
terutama cahaya matahari. Pada tumbuhan, cahaya matahari memegang peranan
penting pada proses fotosintesis. Cahaya matahari diserap melalui zat hijau daun
(klorofil) yang kemudian digunakan untuk mengubah karbon dioksida (CO2) dan air
menjadi Glukosa dan Oksigen. Kebutuhan cahaya pada setiap tumbuhan bisa ber-
beda-beda tergantung pada jenis tumbuhannya.
e. Air
Secara garis besar, air merupakan faktor penting dalam terjadinya reaksi-reaksi bio-
kimia dalam tubuh makhluk hidup. Pada tumbuhan, air memegang unsur penting
pada proses fotosintesis, jadi keberadaan air juga sangat penting bagi pertumbuhan
tanaman.
Melarutkan unsur hara dalam tanah untuk kemudian diserap oleh akar.
Mengangkut nutrisi hasil proses fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan.
Sebagai unsur utama dalam proses biokimia seperti fotosintesis dan respirasi.
f. Udara
Udara adalah salah satu sumber utama keberlangsungan hidup makhluk hidup. Udara
di bumi kita tersusun atas kandungan nitrogen (78%), oksigen (21%), dan gas-gas
lain seperti karbon dioksida, argon, uap air dan lain-lain sebesar (1%). Pada tum-
buhan, kadar CO2 sangat penting sebagai bahan baku dalam proses fotosintesis.
25
g. Tanah
Tanah dihasilkan melalui serangkaian proses alami yang berlangsung selama ribuan
hingga jutaan tahun. Di dalam tanah terkandung berbagai macam zat baik yang si-
fatnya organik maupun anorganik. Zat yang terkandung dalam tanah ini sangat
bermanfaat bagi tumbuhan, hewan atau manusia yang hidup di atasnya. Itulah yang
dinamakan dengan unsur hara. Selain itu tanah juga menyediakan bahan pangan dan
mineral-mineral yang penting untuk makhluk hidup di sekitarnya
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa unsur hara sangat dibutuhkan oleh tum-
buhan baik untuk proses fotosintesis maupun respirasi. Artinya semakin banyak
kandungan mineral dan semakin tinggi kemampuan tanah tersebut untuk mengikat
zat hara, maka semakin baik pula kualitas tanah tersebut untuk pertumbuhan ma-
khluk hidup di sekitarnya.
h. Kelembapan (pH)
Kelembapan dapat diartikan sebagai kandungan air yang terdapat di udara. Namun
sebenarnya tidak hanya udara saja yang memiliki kelembapan, bahkan tanah pun
mengandung kadar kelembapan. Kebutuhan kelembapan pada tumbuhan bisa ber-
beda-beda tergantung jenis tanamannya. Karena kelembapan udara berpengaruh
pada kemampuan tumbuhan untuk melakukan transpirasi (penguapan). Saat kelem-
bapan rendah, kemampuan transpirasi akan meningkat dan diikuti juga dengan
meningkatnya kemampuan penyerapan air dan mineral dalam tanah. Sebaliknya saat
kelembapan tinggi, laju transpirasi akan mengalami penurunan. Artinya ketersediaan
nutrisi yang diperlukan tumbuhan juga akan berkurang dan hal tersebut akan meng-
hambat pertumbuhannya.
26
IV PENUTUP
SIMPULAN
Telah dilakukan percobaan dan pengamatan untuk pembuatan makalah ini, yaitu
mengamati pertumbuhan, perkembangan serta perkecambahan terhadap tanaman ja-
gung (Zea mays) yang dilakukan dalam media tanam yang berbeda. Media yang
digunakan adalah media tanah dan media kapas. Kedua media tersebut diberikan per-
lakuan yang sama. Kedua media disiram pagi dan malam, mendapatkan cahaya yang
cukup, serta keadaan dan suhu yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tana-
man jagung.
26.5
25 25.3
Panjang Jagung
20 Tanah
18.6
15 14.5 Kapas
12.3 12
10 9.6 9.7
7.5 7.5
5
3.5
0 0.7
0.5
1 2 3 4 5 6 7
Hari
27
tampak lebih pucat, batang kurus dan mudah patah, pada batang terdapat warna me-
rah dan daun lebih kecil dan pucat. Pertumbuhan tanaman pada media kapas
cenderung lebih cepat, namun lebih cepat layu.
SARAN
Penulis menyadari bahwa didapati banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.
Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sum-
ber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
28
DAFTAR PUSTAKA
Irnaningtyas. 2015. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Erlangga, 2015.
Khristiyono. 2015. SPM Biologi untuk SMA/MA. Jakarta : Erlangga, 2015.
PENGARUH JENIS MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SIRIH
MERAH. Riyanti, Yuliana. 2009. Bogor : Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor, 2009.
Wikipedia. Jagung-Wikipedia Bahasa Indonesia. [Online] [Cited: 09 11, 2019.]
https://id.wikipedia.org/wiki/Jagung.
29