Bab I1
Bab I1
Bab I1
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Musik Tradisional
Musik pada hakikatnya adalah seni yang menggunakan media penciptaan bunyi. Namun,
tidak semua bunyi dapat disebut musik karena sebuah musik harus memenuhi syarat-syarat
tertentu. Syarat-syarat tersebut juga ditopang oleh berbagai komponen, seperti melodi,
harmoni, ritme,timbre (warna suara), tempo, dinamika, dan bentuk. Seni musik adalah seni
pengorganisasian bunyi dilakukan dengan teknik tertentu, yang mempunyai arti dan makna
estetis di dalamnya.
Hoffer (1985 : 22) dalam Sumaryanto menegaskan ada dua ciri utama bagi suatu bunyi
dapat disebut musik, yaitu pengorganisasian bunyi dan artinya. Musik adalah
pengorganisasian bunyi dan memiliki arti terjadi dalam rntang waktu tertentu dan biasanya
mempunyai pitch.
Musik tradisional adalah musik yang berasal dari daerah tertentu yang memiliki karakter
atau gaya yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Keberlangsungan musik tradisional melalui
upaya pewarisan secara turun temurun pada masyarakat pemiliknya.
Fungsi dan Jenis Musik Tradisional
Fungsi musik tradisional antara lain sebagai berikut.
1. Sarana Upacara Budaya (Ritual)
Di beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan oleh instrumen atau alat tertentu diyakini
memiliki kekuatan magis. Oleh karena itu,instrumen seperti itu dipakai sebagai sarana
kegiatan upacara adat masyarakat.
2. Sarana Hiburan
Musik tradisional berfungsi sebagai hiburan atau menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas
harian, serta sebagai sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan warga lainnya.
3. Sarana Ekspresi Diri
Musik bagi seniman sebagai media mengekspresikan diri serta mengungkapkan perasaan,
pikiran, gagasan, dan cita-cita tentang diri , masyarakat, Tuhan, dan dunia.
4. Sarana Komunikasi
Alat musik digunakan sebagai sarana komunikasi yang memiliki tanda bagi
maysarakatnya, sebagaimana kenuntungan dalam masyarakat yang tiap bunyinya memiliki
pesan tertentu.
5. Pengiring Tarian
Di berbagai daerah Indonesia, bunyi-bunyian atau musik diciptakan oleh masyarakat untuk
mengiringi tarian-tarian daerah.
6. Sarana Ekonomi
Pemain musik tradisional dalam mempertunjukan permainan musiknya bertujuan sebagai
sarana penghidupan ekonomi mereka.
Musik tradisional dapat digolongkan menjadi beberpa jenis, yaitu alat musik/instrumen
perkusi, petik, dan gesek.
1. Instrumen musik perkusi yaitu dimainkan dengan cara dipukuli dengan tangan
atau stik, misalnya gamelan, talempong (Minangkabau), kolintang (Minahasa),
arumba (Jawa Barat), gendang, tifa (Papua dan Maluku), dan lain-lain.
2. Instrumen musik petik, misalnya kecapi (Jawa Barat), siter (Jawa Tengah),
sasando (NTT), sampek (Kalimantan), hapetan (Tapanuli), dan junggaa (Sulawesi
Selatan).
3. Instrumen musik gesek, misalnya rebab yang dijumpai di Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Jakarta, serta oyahan yang ada di Bali dan Kalimantan.
4. Instrumen musik tiup, misalnya sejenis seruling, seperti saluang (Sumatera
Barat), seruni (Sumatera Barat dan Kalimantan), dan seruling lembang (Tana Toraja).
Stemfluit (ditiup) dan stemvork atau garpu tala (diketukkan) adalah alat sebagai pedoman
untuk menala atau menyetem nada. Nada dan not perlu dibedakan. Nada lebih bersifat audio
(yang terdengar). Letaknya dapat berubah menurut tangga nada atau kunci yang digunakan.
Sering diwujudkan dalam not angka. Not angka ini cocok digunakan sebagai notasi musik
vokal. Adapun not bersifat visual (yang terlihat), nama dan letaknya pada paranada tetap
(mutlak) meskipun tangga nadanya berubah, kecuali jika kuncinya dirubah. Not paranada
cocok digunakan untuk notasi musik instrumen.
Sebuah paranada terdiri dari tanda kunci, garis, spasi, garis dan spasi bantu, garis birama,
serta garis penutup. Paranada G untuk menotasikan not-not bernada tinggi, sedangkan
paranada F untuk not rendah.
Nada pokok adalah nada atau not asli yang dikenal tanda kromatik. Ada beberapa tanda
kromatik, yaitu sebagai berikut.
1. (kres) : untuk menaikan not setengah nada.
2. (mol) ; untuk menurunkan not setengah nada.
3. (pugar) : untuk mengembalikan not yang telah dikres atau dimol ke not asal.
Instrumen musik yang menggunakan sistem papan nada disebut keyboard, misalnya
organ, piano, melodeon, xilofon, dan sebagainya.
b. Tangga Nada
Tangga nada adalah sistem susunan nada dengan pola tertentu. Ada dua tangga nada yaitu
tangga nada diatonik yang menggunakan tujuh nada dan pentatonik yang menggunakan lima
nada. Tangga nada diatonik dibagi menjadi tangga nada minor dan mayor. Tangga nada
minor lebih banyak digunakan pada lagu-lagu yang berkesan sedih, sedangkan mayor pada
lagu yang bersuasana riang. Tangga nada pentatonik dibagi menjadi tangga nada pelog,
salendro/slendro, dan madenda.
c. Harmoni
Harmoni adalah komposisi bebagai bunyi atau melodi yang mengiringi melodi utama.
HArmoni sederhana adalah akor. Akor adalah tiga nada/not atau lebih yang masing-masing
berjarak tert (interval berseling 1 nada) untuk mengharmonisasi atau mengiringi melodi/lagu.
Interval adalah jarak antara dua buah not.
d. Melodi
Melodi adalah susunan nada yang diatur tinggi rendahnya, pola, dan harga nada sehingga
menjadi kalimat lagu. Melodi adalah garis musik dan nada tunggal yang dimainkan secara
berturut, atau pitches yang memiliki susunan atau kelompok. Karakteristik nada meliputi
jangkauan (rentang), bentuk, dan gerakan.
1) Jangkauan (Rentang)
Rentang atau kisaran pitch nada adalah jarak antara nada rendah dan tinggi. Penyanyi
mengacu pada scale pitches artinya fokus pada aransemen yang berada dalam kisaran rendah,
menengah, atau tinggi.
2) Bentuk
Bentuk garis melodi mengacu pada garis geometri literal yang dapat dilakukan jika
mendaki skala mengambil bentuk ke atas, sementara frasa yang turun berbentuk dalam
gerakan ke bawah.
3) Gerakan
Gerakan dapat berupa diperbantukan atau terpisah. KEtika melodi bergerak bertahap dan
terhubung, gerakan ini disebut diperbantukan. Melodi yang melompat tidak ada hubungan
dalam atau aliran dikatakan terpisah.
e. Ritme
Irama (ritme) adalah perulangan bunyi-bunyian menurut pola tertentu dalam sebuah lagu.
Perulangan bunyi ini menimbulkan keindahan dan enak untuk di dengar.
Instrumen musik sangat bervariasi dalam bentuk ataupun warna suara. Klasifikasi alat
musik menurut Curt Suchs dan Hornbostel sebagai berikut.
1. Idiophone : Badan alat musik itu sendiri yang menghasilkan bunyi. Contoh :
triangle, cabaza, dan marakas.
2. Aerophone : Udara atau satuan udara yang berada dalam alat musik itu sebagai
penyebab bunyi. Contoh :recorder, seruling, dan saksofon.
3. Membranophone : Kulit atau selaput tipis yang ditegangkan sebagai penyebab
bunyi. Contoh : gendang, conga, dan drum.
4. Chordophone : Senar (dawai) yang ditegangkan sebagai penyebab bunyi.
Contoh : biola, gitar, dan mandolin.
5. Electrophone : Alat musik yang ragam bunyi atau bunyinya dibantu atau
disebabkan adanya daya listrik. Contoh : keyboard, portasound, dan gitar elektrik.
Untuk dapat mempelajari musik dengan baik kita membutuhkan notasi musik atau
sistem nada.
Kita tahu Indonesia memiliki beragam alat musik tradisional yang memiliki bentuk dan
teknik memainkannya yang berbeda-beda. Salah satu alat musik tradisional dari Jawa Timur
yang akan kita pelajari adalah bonang. Bonang merupakan bagian perangkat gamelan. Bonang
merupakan kumpulan dari gong-gong kecil yang disebut pot atau ceret dan disusun pada
bingkai kayu yang disebut jaleran atau rancak. Bonang disusun dalam dua baris, baris pertama
disebut brunjung dan baris kedua disebut setren atau dhempok. Anda harus menggunakan
bhindi atau alat pemukul bonang untuk memainkan alat musik ini.
Bonang terdiri dari tiga bagian, yaitu bonang barung, bonang penerus, dan bonang
penembung. Ketiga jenis tersebut memiliki fungsi dan ketukan yang berbeda untuk
menghasilkan bunyi, tetapi ketiganya digunakan bersamaan agar menghasilkan harmonisasi
suara yang sangat indah di telinga penikmat musik. Cara memainkan alat musik bonang pun
tidak sembarangan dipukul, ada teknik dan caranya tersendiri.
a. Gembyang
Teknik gembyang dilakukan dengan cara menabuh bonang menggunakan kedua tangan
Anda pada dua nada yang sama secara bersamaan, misalnya nada 2 rendah dipukul bersamaan
dengan nada 2 tinggi atau nada 1 tengah dipukul bersamaan dengan nada 1 tinggi.
b. Kempyung
Teknik kempyung sedikit berbeda dengan teknik gembyang. Teknik kempyung dilakukan
dengan cara menabuh bonang menggunakan kedua tangan Anda pada dua nada yang berbeda
secara bersamaan.
a. Mipil Lombo
Pola mipil jenis ini digunakan pada boang barung di irama I. Ketika bonang barung dipukul
dengan teknik mipil lombo, bonang penerus menggunakan teknik mipil lados.
b. Mipil Lados
Pola mipil jenis ini digunakan pada bonang barung di irama II. Ketika bonang barung
dipukul dengan teknik mipil lados, bonang penerus menggunakan teknik mipil rangkep.
3. Teknik Imbal-Imbalan
Teknik ini merupakan pola pukul imbal yang dilakukan oleh sepasang bonang, yaitu
bonang barung dan bonang penerus. Biasanya teknik ini digunakan ketika penabuh gendang
menabuh gandang ciblon, misalnya :
Bonang barung : . 1 . 3. 1. 3
Bonang penerus : 2 . 5 . 2 . 5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Musik tradisional adalah musik yang berkembang di daerah sekitar musik itu
berasal. Musik tradisional disebut juga musik daerah, yaitu merupakan jenis musik yang
muncul atau lahir dari budaya daerah secara turun-menurun. Musik tradisional sangat banyak
fungsinya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi individual, sosial, pendidika, agama
dan lain sebagainya. Alat Musik Tradisional ini merupakan suatu cirikhas sebuah bangsa,
maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya dengan alat alat musik tradisional
merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan
yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa. Alat Musik tradisional juga dapat
di kolaborasikan dengan musik moderen yang tidak kala menarik untuk di saksikan.
3.2. Saran
Alat Musik Tradisional jangan pernah di tinggalkan karena musik tradisional adalah
warisan nenek moyang suatu bangsa yang di turunkan secara turun temurun. Sebagai generasi
muda penerus bangsa, kita memiliki kewajiban dalam melestarikan budaya serta mempelajari
budaya, terutama budaya Indonesia sendiri, sehingga budaya atau tradisi yang berasal dari
Indonesia tidak hilang bersama dengan berkembangnya zaman.