Modul 4 Evaluasi Pembelajaran
Modul 4 Evaluasi Pembelajaran
Modul 4 Evaluasi Pembelajaran
NIM : 857047957
Kelas : B
No. Absen : 6
UNIVERSITAS TERBUKA
JAKARTA 2019
MODUL 4
KEGIATAN BELAJAR 1
MENGUMPULKAN INFORMASI DAN MENGOLAH INFORMASI
HASIL BELAJAR
Informasi hasil belajar siswa dapat dikumpulkan dengan menggunakan berbagai bentuk
penilaian, misalnya dari tes tertulis (paper and pencil test) serta dari penilaian unjuk
kerja (performance).
1
itu kemudian dilubangi pada bagian pilihan jawaban yang benar. Namun,
guru harus teliti dalam membuat master kunci, sebelumnya pastikan terlebih
dahulu lembar jawaban untuk master kunci sama dengan lembar jawaban
milik siswa. Akan tetapi metode ini memiliki kelemahan yakni seringkali
kita temukan siswa memilih 2 alternatif jawaban di dalam satu soal, jika kita
menggunakan master kunci yang seperti ini dikhawatirkan kita tidak melihat
jawaban siswa tersebut. Untuk mengatasi masalah ini, guru dapat membuat
master kunci dari plastik tranparan, sehingga jika siswa memilih 2 alternatif
jawaban dapat terlihat oleh guru.
b. Peserta Tes Banyak
Jika jumlah peserta tes atau jumlah tesnya sangat banyak cara manual dirasa
akan membuat pemeriksa kesulitan. Jika jumlah peserta tes banyak maka
akan lebih efisien jika memeriksa menggunakan fasilitas komputer untuk
menskor dan mengolahnya.
Pemeriksaan menggunakan komputer biasanya menggunakan bantuan mesin
pembaca (scanner machine) dan lembar jawaban yang digunakan pun
khusus, yaitu lembar jawaban komputer (LJK) dan diisi menggunakan pensil
2B.
Prinsip kerja pemeriksaan jawaban dengan menggunakan fasilitas komputer
adalah sebagai berikut:
1. Semua jawaban siswa di-scan
2. Proses editing
3. Proses updating
4. Proses pemeriksaan (dapat dengan cara key-in dan scanning)
5. Scoring
Dalam memberikan skor pada tes objektif ini terdapat dua cara, yaitu skor 1
untuk jawaban yang benar skor 0 untuk jawaban yang salah dan yang kedua
kita dapat menggunakan formula tebakan (guessing formula).
2
Sedangkan untuk menghindari siswa asal menebak kita bisa
menggunakan rumus:
Skor = Jumlah jawaban benar – Jumlah jawaban salah
2. Tes Menjodohkan (Matching)
Dalam pemberian skor di tes menjodohkan kita dapat menggunakan
rumus:
Skor = Jumlah jawaban benar
3. Pilihan Ganda (Multiple Choice)
Dalam pemberian skor di tes pilihan ganda kita juga dapat menggunakan
rumus:
Skor = Jumlah jawaban benar
Dapat pula menggunakan formula tebakan (guessing formula) untuk
menghindari siswa asal menebak, dengan menggunakan rumus:
𝑆
Skor = 𝐵 − 𝑛−1
Dalam tes akhir semester IPS diujikan 60 butir soal pilihan ganda dengan
4 alternatif jawaban. Tita dapat menjawab benar 40 butir soal, 20 butir salah.
Tini dapat menjawab 40 butir soal benar, 10 butir soal salah, dan 10 butir soal
tidak diisi. Jika penskoran tes tersebut didasarkan pada penggunaan formula
tebakan (guessing formula) maka:
3
a. Skor yang diperoleh Tita adalah:
20
Skor Tita = 40 − 4−1
= 40 − 6,66
= 33,33
b. Skor yang diperoleh Tini adalah:
10
Skor Tini = 40 − 4−1
= 40 − 3,33
= 36,67
2. Memeriksa Hasil Tes Uraian
Menurut Hopkins, et. al (1990) terdapat lima faktor yang menjadi
permasalahan pada saat anda memeriksa hasil tes uraian yaitu ketidaktetapan
pemeriksa dalam memberikan skor, adanya hallo effect, carry over effect, order
effect, dan adanya efek penggunaan bahasa serta tulisan siswa.
Masalah akan lebih besar jika tes uraian adalah tes uraian terbuka, karena
jawaban yang diberikan siswa akan semakin beragam.
Untuk meminimalkan masalah dalam memeriksa hasil tes uraian, ikutilah
cara-cara sebagai berikut:
a. Demi menjaga reliabilitas sebaiknya lembar jawaban siswa diperiksa
minimal oleh dua orang
b. Adanya kesamaan persepsi antara pemeriksa
c. Setalah ada kesepakatan pemeriksa sebaiknya menguji kesepakatan mereka
kepada 5 – 10 lembar jawaban siswa jika ternyata pemberian skor relatif
sama maka pemeriksa tersebut sudah memiliki kesamaan persepsi. Jika
ternyata skor yang diberi berbeda maka pemeriksa harus berdiskusi kembali
sampai menemukan kesamaan persepsi.
Ada lima hal yang harus diperhatikan selama memeriksa hasil tes uraian
(Hopkins dkk, 1990), yaitu:
4
3) Carry over effect
Cara mengatasinya: Sama dengan masalah ketidaktetapan pemeriksa dalam
memberikan skor, guru dapat memeriksa jawaban setiap butir soal untuk
seluruh siswa
4) Order effect
Cara mengatasinya: Tundalah untuk memeriksa apabila sudah terasa lelah
dan jenuh
5) Efek penggunaan bahasa serta tulisan siswa
Cara mengatasinya: Untuk masalah efek penggunaan bahasa serta tulisan
siswa, guru dapat terus berpegang pada pedomaan penskoran yang telah
disepakati bersama.
Contoh:
Jika Bardan dapat menjawab benar 40 dari 50 butir soal mata pelajaran IPS
maka:
Persentase penguasaan Bardan untuk mata pelajaran:
40
IPS = 𝑥 100% = 66,66%
60
Jika pada tes uraian mata pelajaran IPA, Ali memperoleh skor 52 dari skor
maksimal 82 maka:
Persentase penguasaan Ali untuk mata pelajaran:
52
IPA = 82 𝑥 100% = 63,41%
5
B. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI HASIL BELAJAR
DARI UNJUK KERJA SISWA
Informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari unjuk kerja siswa
dikumpulkan dari tugas-tugas yang telah dikerjakan siswa, di antaranya berupa
unjuk kerja (performanxe), pembuatan laporan, pengumpulan hasil karya,
pengumpulan portofolio dan lain sebagainya.
Dalam penilaian non tes seperti di atas maka guru harus mempersiapkan
pedoman pengamatan yang dilengkapi dengan kriteria penskoran atau rubrik
penilaian. Dalam kesempatan penilaian seperti ini guru juga dapat menilai aspek
psikomotor (keterampilan).
Contoh untuk memperoleh informasi hasil belajar siswa yang berkenaan
dengan keterampilan siswa dalam menggunakan mikroskop (dalam kegiatan
praktikum IPA) maka anda dapat memberikan tugas sebagai berikut:
Lakukan pengamatan sel gabus di bawah mikroskop. Ambillah mikroskop dari
tempat penyimpanan dan persiapkan sampai mikroskop tersebut siap digunakan.
Selama mempersiapkan mikroskop, perhatikanlah tata cara yang benar dalam
menggunakan mikroskop tersebut untuk mengamati preparet sel gabus yang telah
disediakan.
No Indikator Skor
1. Cara membawa mikroskop 4 3 2 1
2. Cara memutar power mikroskop 4 3 2 1
3. Cara mencari cahaya 4 3 2 1
4. Cara meletakkan kaca objek 4 3 2 1
5. Cara mencari fokus untuk melihat objek 4 3 2 1
6. Cara melihat objek 4 3 2 1
Nama : Aufa
Kelas : VI (Enam)
6
No Indikator Skor
1. Cara membawa mikroskop 4 3 2 1
2. Cara memutar power mikroskop 4 3 2 1
3. Cara mencari cahaya 4 3 2 1
4. Cara meletakkan kaca objek 4 3 2 1
5. Cara mencari fokus untuk melihat objek 4 3 2 1
6. Cara melihat objek 4 3 2 1
Pengolahan skor:
1. Hitung jumlah skor maksimal dan minimal yang mungkin diperoleh siswa
untuk semua indikator
2. Jumlahkan skor yang diperoleh Aufa untuk semua indikator
3. Bandingkan skor total yang diperoleh Aufa dengan standard yang telah
ditetapkan, atau
4. Jika ingin menghitung persentase keberhasilan Aufa, dapat juga dengan
rumus:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 100%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Berarti persentase keterampilan Aufa adalah:
20
𝑥 100% = 83,33%
24
7
KEGIATAN BELAJAR 2
PENDEKATAN DALAM PEMBERIAN NILAI
8
5. Masukkan semua data ke dalam kelas interval. Untuk memudahkan kerja, guru
dapat menambah kolom tally dan frekuensi
Berdasarkan aturan tersebut di atas maka tabulasi data dapat dibuat sebagai berikut:
Tabel Frekuensi Distribusi Hasil Tes Tengah Semester
9
6. Isti 25
7. Intan 21
8. Dewi 20
9. Rani 17
10. Tika 15
Dari skor mentah di atas dapat kita lihat bahwa siswa yang skornya
paling tinggi adalah Dita dengan skor 37 sedangkan siswa yang skornya paling
rendah adalah Tika dengan skor 15. Untuk mengetahui tingkat penguasaan
setiap siswa dapat diketahui dengan menghitung skor tersebut dalam bentuk
37
persentase. Contoh: tingkat penguasaan Dita adalah = 50 𝑥 100% = 74%
10
Nilai 10 yang diperoleh Dita dapat juga diperoleh dari pengubahan persentase
penguasaan materi yang diperoleh Dita. Cara menghitungnya adalah:
33
𝑥 10 = 10
37
No Nama Skor Jika skor 37 diberi
nilai 10 maka,
1. Dita 37 74%
2. Andi 33 66%
3. Imam 30 60%
4. Tina 30 60%
5. Amin 27 54%
6. Isti 25 50%
7. Intan 21 42%
8. Dewi 20 40%
9. Rani 17 34%
10. Tika 15 30%
11
Rumus pendekannya:
1 1
𝐽𝑚𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 6 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑝 𝑎𝑡𝑎𝑠 − 𝐽𝑚𝑙 6 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑝. 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ
𝑆𝐵 =
1
2 𝑗𝑚𝑙 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎
c. Penggunaan Kurva Normal
Jika jumlah siswa banyak maka penerapan Penilaian Acuan Norma (PAN)
dapat juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan sebaran data
berdasar kurva normal.
Jika dalam suatu tes akhir semester tes IPA guru telah menghitung harga
rata-rata dan simpangan baku yang diperoleh kelompok tersebut maka
berdasarkan kurva normal, jumlah siswa yang memperoleh hasil tes di atas
dengan beberapa batasan:
1) Rata-rata sampai dengan rata-rata +1 SB adalah 34,13%
2) Rata-rata + 1SB sampai dengan rata-rata +2SB adalah sebanyak 13,59%
3) Rata-rata + 22 SB sampai dengan rata-rata + 3SB adalah sebanyak
2,14%
12
4. Penyajian Hasil Penilaian
Dalam penilaian berbasis kompetensi terdapat empat bentuk
penilaian yang dapat dipergunakan guru untuk menilai hasil belajar siswa
yaitu:
a. Penilaian dengan menggunakan angka
b. Penilaian dengan menggunakan kategori
c. Penilaian dengan uraian atau narasi
d. Penilaian kombinasi
5. Proses Pemberian Nilai
Penguasaan kompetensi hasil belajar untuk setiap mata pelajaran
tidak sama. Ada mata pelajaran yang kompetensi belajarnya lebih
menekankan pada ranah kognitif (misalnya matematika), afektif (misalnya
agama dan PKN), dan ranah psikomotor (misalnya olah raga).
Untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar penentuan
tingkat keberhasilan siswa dalam pencapaian kompetensi diperlukan tagihan-
tagihan. Beberapa jenis alat ukur dan jenis tagihan yang dapat guru gunakan
antara lain:
a. Kuis
b. Pertanyaan lisan di kelas
c. Ulangan Harian
d. Tugas individu dan kelompok
e. Ulangan Semesteran
f. Laporan tugas atau laporan kerja
g. Ujian Praktek
13