Jurnal Kimia Sains Dan Aplikasi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 12 (3) (2009) : 98 – 102 98

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 12 (3) (2009) : 98 – 102


ISSN: 1410-8917
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi
Journal of Scientific and Applied Chemistry
Journal homepage: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/ksa

Adsorpsi Ion Bikromat pada Zeolit Alam Modifikasi Surfaktan


Kation Hexadecyltrimethylammonium (HDTMA+)
Mariza Umi Darmayantia, Ahmad Suseno a*, Arnelli a

a Physical Chemistry Laboratory, Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University, Jalan Prof.
Soedarto, Tembalang, Semarang 50275

* Corresponding author: [email protected]

Article Info Abstract

The abundant reserves of Indonesia's zeolites have not been optimally utilized in many
Keywords: applications in the community. Efforts to improve the efficacy of natural zeolites have been
Natural zeolite, undertaken by modifying natural zeolites as bichromate ion adsorbent materials using cation
cation exchange, exchange methods. The negative charge properties of the zeolite surface will be stabilized by
bichromate ion the presence of a balance cation. A countercharge cation can essentially be replaced by other
adsorbent, cations through cation exchange. The cation used in modifying the Bayat zeolite surface was
adsorption Hexadecyltrimethylammonium (HDTMA+). The characterization of the zeolite modification
was performed using FTIR. The adsorption test was carried out on bichromate ions in natural
zeolites and modified zeolites. The measurement of the concentration of adsorbed bichromate
ions using Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) as well as the determination of the
maximum adsorption capacity was calculated by Langmuir isotherm method. FTIR spectra
showed that modification with (HDTMA+) in natural zeolite has been successfully performed
with the appearance of peak 2850.55 cm-1 and 2919.39 cm-1 which was a range of symmetrical
and asymmetric stretching of CH2 amine and surfactant (HDTMA+). In the determination of
bichromate ion concentration using AAS interpreted with Langmuir isotherm obtained
maximum adsorption capacity for natural zeolite equal to 3.278 mg/g and modificates zeolite
was 3.484 mg/g.

Abstrak
Kata kunci:
Potensi cadangan zeolit alam Indonesia yang melimpah belum optimal pemanfaatannya pada
zeolit alam,
berbagai aplikasi di masyarakat. Upaya untuk meningkatkan daya guna zeolit alam telah
pertukaran kation,
adsorben ion dilakukan penelitian dengan memodifikasi zeolit alam sebagai bahan adsorben ion bikromat
bikromat, adsorpsi menggunakan metode pertukaran kation. Sifat muatan negatif yang dimiliki permukaan zeolit
akan distabilkan oleh adanya kation penyeimbang. Kation penyeimbang tersebut pada
dasarnya dapat digantikan oleh kation lain melalui pertukaran kation. Kation yang digunakan
dalam memodifikasi permukaan zeolit alam bayat klaten adalah Hexadecyltrimethylammonium
(HDTMA+). Karakterisasi terhadap modifikasi zeolit tersebut dilakukan menggunakan FTIR. Uji
adsorpsi dilakukan terhadap ion bikromat pada zeolit alam dan zeolit hasil modifikasi.
Pengukuran konsentrasi ion bikromat yang teradsorpsi menggunakan Spektroskopi Serapan
Atom (AAS) serta penentuan kapasitas adsorpsi maksimum dihitung dengan metode isotherm
Langmuir. Dari penelitian diperoleh spectra FTIR yang menunjukkan bahwa modifikasi
dengan (HDTMA+) pada zeolit alam telah berhasil dilakukan dengan munculnya puncak
2850,55 cm-1 dan 2919,39 cm-1 yang merupakan rentangan simetris dan asimetris uluran CH2
amina dan surfaktan (HDTMA+). Pada penentuan konsentrasi ion bikromat menggunakan AAS
yang di interpretasikan dengan isotherm Langmuir diperoleh kapasitas adsorpsi maksimum
untuk zeolit alam sebesar 3,278 mg/g dan zeolit modifikasi sebesar 3,484 mg/g.
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 12 (3) (2009) : 98 – 102 99

1. Pendahuluan 2. Metode Penelitian


Bahan dan Alat
Potensi cadangan zeolit alam Indonesia yang
tersebar dan cukup optimal baik secara ekonomis Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini
maupun pemanfaatannya pada berbagai bidang adalah zeolit alam dari Desa Banteng Wareng
kehidupan. Zeolit mempunyai komposisi dan sifat Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten, akuades, HF (p.a
multistruktur sehingga merupakan jenis bahan dasar 40%), HDTMA-Cl (50% dalam 2 propanol-air 3:2),
yang multifungsi. Sifat multifungsi dan multistruktur NH4NO3 (s), 2-propanol, K2Cr2O7 (s). Alat-alat yang
zeolit ditentukan oleh dua hal penting, yaitu pengaruh digunakan dalam penelitian ini adalah beaker gelas,
komposisi kimia dan pengaruh struktur mikro kristalin Erlenmeyer, gelas ukur, labu takar, corong gelas, ayakan
[1]. Sifat kimia zeolit yang sangat penting adalah sebagai 60 mesh, neraca analitis metler, oven, kolom, pH meter,
penukar ion yang baik. Sifat penukar kation spektroskopi FTIR, AAS PE 3110.
dimungkinkan karena komposisi kimia zeolit
Preparasi Zeolit
diantaranya memiliki kation-kation Na, K, Ca, Mg yang
karena kedudukannya di dalam zeolit sewaktu-waktu Zeolit Alam dari Desa Banteng Wereng, Kecamatan
dapat dipertukarkan dengan kation-kation lainnya. Bayat, Kabupaten Klaten dihancurkan kemudian diayak
Kation penyeimbang tersebut dapat dipertukarkan oleh pada ukuran lolos 60 tahan ayakan 100 mesh (-60/+100
kation-kation lain termasuk jenis surfaktan kation mesh). Zeolit kemudian di cuci dengan akuades dan
seperti HDTMA+ (hexadecyltrimethylammonium), direndam dalam larutan HF 1% selama 10 menit.
DDTMA+ (dodecyltrimethyllamonium), TDTMA+ Selanjutnya Zeolit dicuci dengan akuades hingga pH
(tetradecyltrimethylammonium). [2]. Hasil pertukaran filtrat sama dengan pH akuades. Zeolit kemudian
kation tersebut pada batas konsentrasi tertentu dapat dipanaskan dalam oven pada suhu 120 oC selama 4 jam.
mengubah sifat permukaan luar zeolit. Hal ini Zeolit yang sudah kering direndam dalam NH4NO3 2 M
menyebabkan muatan pada permukaan berubah dari selama 4 jam, dilanjutkan pencucian dengan akuades
negatif menjadi positif. Modifikasi surfaktan tersebut sampai pH filtrat sama dengan pH akuades. Kemudian
mengakibatkan zeolit dapat menyerap senyawa organik dikeringkan pada suhu 250 oC selama 4 jam.
non poslar dan anion [3]. Berdasarkan sifat-sifat inilah
zeolit dapat dimanfaatkan sebagai adsorben [4] Modifikasi Zeolit

Sebagai bahan mineral yang melimpah, zeolit alam Modifikasi dilakukan pada zeolit aktif, kolom di isi
masih memiliki keterbatasan dalam mengadsorpsi oleh 5 g zeolit. Zeolit tersebut kemudian ditambah
kontaminan yang bersifat anionik, namun demikian ini larutan HDTMA+ dengan konsentrasi 0,20 M yang
merupakan peluang bagi dilakukannya modifikasi untuk selanjutnya diberi nama sebagai ZMS. Selanjutnya
memanfaatkan lebih optimal lagi terhadap zeolit alam. masing-masing ditambah larutan HDTMA+ 25 ml
Modifikasi yang dimaksud tentu saja berkaitan dengan dengan laju aliran 6 detik/tetes. Kemudian filtrat di
sifat permanen muatan negatif pada permukaan zeolit tampung dan residu dikeringkan. Hasil modifikasi zeolit
[5]. alam kemudian di analisis dengan FTIR.

Teknik modifikasi terhadap sifat permukaan zeolit Uji Adsorpsi


alam dilakukan dengan cara menambahkan surfaktan Sebanyak 2 g zeolit hasil modifikasi dimasukkan
kation, pada konsentrasi diatas critical micell dalam erlenmeyer kemudian ditambah larutan K2Cr2O7
consentration (CMC) akan diperoleh lapisan ganda pada 10 ml. Kemudian didiamkan selama 24 jam, setelah
permukaan zeolit alam sehingga permukaan zeolit alam pendiaman dilakukan penyaringan. Ion bikromat yang
akan bermuatan positif (positive charge). Melalui tersisa diukur konsentrasinya dengan AAS dan zeolit
mekanisme pertukaran kation pada permukaan zeolit modifikasi hasil uji adsorpsi ion bikromat di analisis
dengan surfaktan kation diharapkan akan terjadi dengan FTIR.
perubahan sifat zeolit terutama pada permukaan [2, 6].

Dengan melakukan pendekatan modifikasi menurut 3. Hasil dan Pembahasan


penelitian di atas maka akan dilakukan penelitian Zeolit dalam bentuk batuan dihancurkan dan di
modifikasi zeolit alam bayat melalui mekanisme ayak lolos saringan + 60/- 100 mesh, pengayakan
penukar kation menggunakan surfaktan kation bertujuan untuk memperoleh ukuran butir yang lebih
Hexadecyltrimethylammonium (HDTMA+). Modifikasi kecil dan seragam sehingga didapatkan luas permukaan
terhadap sifat permukaan zeolit alam ini diharapkan yang besar, kemudian zeolit tersebut direndam dalam
menghasilkan suatu material adsorben yang mampu larutan HF 1% selama 10 menit diharapakan mampu
menyerap ion bikromat (Cr2O72-) yang efektif dengan menghilangkan oksida-oksida pengotor. Zeolit yang
berbasis alumina-silika alam yang banyak di Indonesia. sudah direndam dengan larutan HF 1% mempunyai pH
Keutamaan penelitian ini adalah mengubah sifat asam sekitar 3-4, selanjutnya pH zeolit dinetralkan
permukaan ekternal zeolit alam dari semula bermuatan sampai mendekati pH netral dengan cara pencucian
negatif menjadi bermuatan positif, sehingga menggunakan akuades dan selanjutnya zeolit
kemanfaatan zeolit menjadi semakin luas dari semula dikeringkan pada suhu 120 0C.
yang semula hanya sebagai penukar kation menjadi
penukar anion [3]. Proses aktivasi dilakukan dengan penukaran ion
ammonium yang bertujuan untuk membentuk zeolit-
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 12 (3) (2009) : 98 – 102 100

NH4+. Mula-mula terjadi pertukaran kation dalam zeolit dimodifikasi dengan (HDTMA+) akan muncul pita pada
dengan NH4+ yang berasal dari NH4NO3. daerah 2800-2900cm-1 [8]

Reaksi :

Zeolit-M + NH4+ → Zeolit-NH4+ + M

Pertukaran ini diikuti dengan pemanasan pada


temperatur 250 oC sehingga NH3 akan terlepas dan
terbentuk zeolit-H.

Reaksi :

Zeolit-NH4+ → Zeolit-H + NH3

Modifikasi zeolit dengan surfaktan kation (HDTMA+)


a.
Permukaan zeolit memiliki muatan negatif yang
distabilkan oleh adanya kation penyeimbang. Kation
penyeimbang tersebut dapat diganti atau ditukar
dengan adanya surfaktan kation seperti (HDTMA+)
melalui dua tahapan yaitu mekanisme pertukaran kation
dan interaksi hidrofob. Proses modifikasi ini
dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan daya
serap zeolit terhadap anion dalam larutan.

Pertukaran kation zeolit alam dengan molekul


surfaktan dapat dilakukan dengan menggunakan sistem
b.
kolom. Penggunaan kolom diharapkan dapat
menyebabkan kontak antara permukaan zeolit dengan Gambar 1. Spektra inframerah (a) zeolit alam (ZA) dan
molekul (HDTMA+) lebih menyeluruh, sehingga terjadi (b) zeolit modifikasi HDTMA+ (ZMS)
pertukaran kation antara molekul surfaktan (HDTMA+)
dengan kation-kation penyeimbang yang berada pada
permukaan zeolit.

Mekanisme yang terjadi pada modifikasi tersebut


berlangsung melalui tahapan pertukaran kation
surfaktan sehingga terbentuk monolayer antara zeolit
dan surfaktan pada permukaan zeolit. Dengan
bertambahnya konsentrasi surfaktan maka akan terjadi
interaksi antara ujung-ujung surfaktan yang bersifat
hidrofob berikatan dengan ujung hidrofob lain sehingga
terbentuk lapisan ganda (bilayer).

Larutan (HDTMA+) yang digunakan untuk Gambar 2. Spektra Inframerah ZMS setelah adsorpsi
merendam zeolit sebanyak 25 ml dengan laju aliran (Cr2O72-)
sebesar 6 tetes/detik. Perendaman zeolit dan
pengaturan laju aliran larutan (HDTMA+) masih mampu Melalui gambar 1 diperlihatkan bahwa ZA pada
untuk mengeluarkan filtrat larutan (HDTMA+) dari range 2800-2900 cm-1 tidak muncul spektra sedangkan
dalam kolom. Sedangkan pengaliran yang terlalu cepat pada ZMS muncul spektra pada bilangan gelombang
menyebabkan pertukaran kation antara zeolit dengan 2852,08 cm-1 dan 2922,31 cm-1. Munculnya bilangan
larutan surfaktan kurang maksimal. gelombang 2852,08 cm-1 dan 2922,31 cm-1 merupakan
rentangan simetris dan asimetris uluran CH2 amina dari
Analisis Spektra Infra Merah
surfaktan (HDTMA+), dengan adanya bilangan
Spektroskopi infra merah merupakan salah satu gelombang tersebut menunjukkan bahwa zeolit telah
metode yang digunakan dalam penentuan struktur dapat dimodifikasi.
zeolit. Pada umumnya rentang bilangan gelombang
Data spektrum FTIR pada gambar 2 memberikan
300-1300 cm-1 berbentuk ikatan tetrahedral yaitu
informasi bahwa ZMS yang berhasil mengadsorpsi ion
(SiO4)4- dan (AlO4)5- [1]. Spektrum 420-500 cm-1
bikromat. Hal ini diperkuat dengan munculnya serapan
merupakan tekukan Si-O atau Al-O, sedangkan pada
baru pada bilangan gelombang 2360,41 cm-1 yang
bilangan gelombang 750-820 cm-1 menunjukkan
menunjukkan pada kisaran konsentrasi tinggi, pita
rentangan simetris dan rentangan asimetris muncul
adsorpsi rentangan CH2 asimetris dari bilangan
pada bilangan gelombang 950-1250 cm-1 [7].
gelombang 2852,08 cm-1 dan 2922,31 cm-1 relatif
Data spektrum FTIR menunjukkan tekukan Si-O konstan dan berada pada all trans conformations. Pada
atau Al-O pada zeolit alam terlihat pada bilangan konsentrasi tinggi frekuensi bergeser secara signifikan
gelombang 490,00 cm-1. Pada zeolit yang telah pada bilangan gelombang yang lebih rendah. Rentangan
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 12 (3) (2009) : 98 – 102 101

simetris CH2 pada FTIR mengalami pergeseran. 16


Rentangan simetris CH2 sedikit sensitif terhadap 14
konformasi rantai [8].
12
y = 0.305x + 4.051
Uji Adsorpsi Ion bikromat (Cr2O72-) pada Variasi 10 R² = 0.989

Ce/qe (g/L)
Konsentrasi
8
Hasil adsorpsi ion bikromat (Cr2O72-) mengalami
6
peningkatan kemampuan adsorpsi dengan peningkatan
konsentrasi awal larutan ion bikromat. Semakin besar 4
konsentrasi larutan ion bikromat maka kemampuan 2
adsorpsi ZMS juga semakin meningkat. Hasil adsorpsi 0
ion bikromat (Cr2O72-) oleh ZMS dan ZA dapat dilihat 0 5 10 15 20 25 30 35 40
pada gambar 3 dan gambar 4 Ce (mg/L)

2.5
y = 0.0046x + 0.0434 Gambar 5 Grafik Isotherm Adsorpsi Zeolit Alam (ZA)
R² = 0.9989 pada Cr2O72
2

1.5
qe (mg/g)

0.5

0
0 100 200 300 400 500 600
Konsentrasi Ion Bikromat Awal (ppm)

Gambar 3 Grafik Hubungan antara berat teradsorpsi


(qe) dengan konsentrasi Cr2O72-awal oleh ZA

3
Gambar 6 Grafik Isotherm Adsorpsi Zeolit
y = 0.005x + 0.0024 Modifikasi Surfaktan (ZMS) pada Cr2O72-
2.5
R² = 1
Hasil perhitungan data pada grafik 3.5 dan 3.6
2 tersebut diperoleh kapasitas adsorpsi maksimum ion
qe (mg/g)

bikromat (Cr2O72-) oleh ZMS sebesar 3,484 mg/g dan


1.5
kapasitas adsorpsi maksimum ion bikromat (Cr2O72-)
oleh ZA sebesar 3,278 mg/g. Dari penelitian ini diperoleh
1
kapasitas adsorpsi maksimum ion bikromat (Cr2O72-)
0.5 lebih besar ZMS daripada ZA. Berdasarkan penelitian
sebelumnya, hal ini dikarenakan adsorpsi dipengaruhi
0 oleh sifat adsorben seperti ukuran pori zeolit, sifat
0 100 200 300 400 500 600 permukaan maupun sifat adsorbat. Penyerapan ion
Konsentrasi Ion Bikromat Awal (ppm)
bikromat pada zeolit alam juga biasa terjadi tetapi
Gambar 4 Grafik Hubungan antara berat teradsorpsi penyerapan ini bukan karena hasil dari interaksi muatan
(qe) dengan konsentrasi Cr2O72-awal oleh ZMS tetapi dikarenakan zeolit yang memiliki pori, dimana
ion bikromat yang terserap terjebak melalui pori zeolit
Gambar 3 dan gambar 4 menunjukkan bahwa baik secara eksternal surface maupun internal surface.
semakin besar konsentrasi larutan (Cr2O72-) maka Sedangkan pada zeolit modifikasi penyerapan ion
kemampuan adsorpsi zeolit semakin meningkat, hal ini dikromat tidak hanya terjadi pada pori zeolit tetapi juga
disebabkan dengan semakin besar konsentrasi larutan dikarenakan adanya interaksi elektrostatis pada
ion bikromat, akan semakin banyak molekul bikromat permukaan zeolit hasil modifikasi. Meskipun hasil dari
yang berinteraksi dengan adsorben, yaitu baik ZMS kapasitas adsorpsi tidak signifikan, hal ini disebabkan
maupun ZA. kurangnya pembentukan muatan positif pada
Data yang dihasilkan kemudian diinterpresitasikan permukaan zeolit hasil modifikasi.
dengan isoterm adsorpsi Langmuir untuk menentukan Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa ZMS
kapasitas adsorpsi maksimum. berfungsi untuk penyerapan anion seperti ion bikromat,
sehingga dengan adanya kemampuan ini maka ZMS
dapat diaplikasikan pada proses pengoahan limbah
industri pelapisan logam yang menghasilkan limbah
logam berat.
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 12 (3) (2009) : 98 – 102 102

4. Kesimpulan
Modifikasi zeolit dengan surfaktan (HDTMA+) telah
berhasil dilakukan dan ditunjukkan oleh spektra FTIR
pada bilangan gelombang 2919,39 cm-1 dan 2850,55 cm-
1
.

Kapasitas adsorpsi maksimum zeolit modifikasi


surfaktan (ZMS) lebih besar dibanding kapasitas
adsorpsi maksimum zeolit alam (ZA) yaitu sebesar 3,484
mg/g dan 3,278 mg/g.

5. Daftar Pustaka
[1] Halimaton Hamdan, Introduction to Zeolites:
Synthesis, Characterization, and Modification,
Universiti Teknologi Malaysia, Kualalumpur, 1992.
[2] Lizhong Zhu, Yimin Li, Jianying Zhang, Sorption of
organobentonites to some organic pollutants in
water, Environmental Science & Technology, 31, 5,
(1997) 1407-1410
[3] Robert S. Bowman, Applications of surfactant-
modified zeolites to environmental remediation,
Microporous and Mesoporous Materials, 61, 1,
(2003) 43-56 http://dx.doi.org/10.1016/S1387-
1811(03)00354-8
[4] Alan Dyer, An introduction to zeolite molecular
sieves, John Wiley & Sons, Australia, 1988.
[5] Robert S Bowman, Zhaohui Li, Stephen J Roy, Todd
Burt, Timothy L Johnson, Richard L Johnson, Pilot
test of a surfactant-modified zeolite permeable
barrier for groundwater remediation, in:
Physicochemical groundwater remediation,
Springer, 2002, pp. 161-185.
[6] Zhaohui Li, Daniel Alessi, Lori Allen, Influence of
quaternary ammonium on sorption of selected
metal cations onto clinoptilolite zeolite, Journal of
environmental quality, 31, 4, (2002) 1106-1114

[7] Jens Weitkamp, Lothar Puppe, Catalysis and


Zeolites, Fundamentals and Applications, Springer-
Verlag Berlin Heidelberg, Berlin, 1999.
[8] He Hongping, Frost L Ray, Zhu Jianxi, Infrared
study of HDTMA+ intercalated montmorillonite,
Spectrochimica Acta Part A: Molecular and
Biomolecular Spectroscopy, 60, 12, (2004) 2853-
2859

Anda mungkin juga menyukai