Sap 10 Entitas Konsolidasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

DEFINISI LAPORAN KONSOLIDASI

Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan syarat yang diberikan oleh Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) untuk menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk

Induk Perusahaan (entitas pengendali) dari satu atau lebih Anak Perusahaan (entitas yang

dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas tersebut merupakan satu entitas perusahaan.

Laporan keuangan konsolidasi ini wajib disusun oleh entitas induk atau pengendali tertinggi

dalam suatu kelompok usaha dimana induk perusahaan memiliki banyak anak perusahaan

bahkan anak perusahaan juga mungkin memiliki anak lain.

Pada dasarnya, laporan konsolidasi adalah laporan asumsi yang memandang makna

ekonomi suatu entitas. Berdasarkn PSAK 4, perusahaan yang mengendalikan perusahaan lain

(Perusahaan Induk), diwajibkan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi. Perusahaan

induk tidak hanya menyusun Laporan Individunya karena hanya satu laporan yang berlaku

secara umum yaitu Laporan Konsolidasi. Tetapi laporan individu masih bisa dibuat namun

dalam taraf sebagai tambahan infomasi.

PRINSIP SUBSTANCE OVER FORM DAN LAPORAN KONSOLIDASI

PSAK 4 revisi 2009 menyatakan bahwa pengendalian atas entitas lain merupakan

acuan apakah suatu entitas diwajibkan menyusun laporan konsolidasi. Pada umumnya

pengendalian atau perusahaan lain ditandai atas kepemilikan lebih dari 50% saham

perusahaan lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun di beberapa kasus

dijumpai bahwa ada kepemilikan dibawah 50% sudah mengendalikan perusahaan lain

Hak Suara dan Pengendalian

PSAK 4 lebih mengacu pada hak suara dalam menentukan pengendalian. Dalam PT

hak suara berasal dari kepemilikan saham biasa. Dengan pengertian lain, pengendalian timbul

atas kepemilikan entitas anak yang berbentuk (PT) karena terlihat dari istilah ‘Hak Minoritas’

yang berarti pemegang saham yang lebih kecil. Hak suara tidak sama dengan kepemilikan
saham biasa, walaupun kepemilikan saham biasa suatu entitas memberikan hak suara atas

entitas tersebut.

KEGUNAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Laporan keuangan konsolidasi sering kali merupakan satu-satunya cara untuk

mendapatkan gambaran yang jelas dari total sumberdaya perusahaan hasil gabungan yang

berada dibawah kendali induk perusahaan dan hasil pengelolaan sumberdaya tersebut. Ketika

anak perusahaan menghasilkan laba, laba tersebut akan diakui oleh induk perusahaan, dan

sebaliknya induk perusahaan tidak dapat menghindari kerugian dari anak perusahaan yang

tidak menghasilkan keuntungan.dengan melihat laporan keuangan konsolidasi pemilik dan

pemilik potensian lebih mampu untuk menentukan efisiensi dari manajemen dalam

memanfaatkan sumberdaya yang berada dalam kendalinya.

KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Beberapa keterbatasan terpenting dari laporan keuangan konsolidasi adalah sebagai

berikut:

1. Karena hasil operasi dan posisi keuangan dari masing-masing perusahaan yang

dimasukan dalam laporan konsolidasi tidak diungkapkan kinerja atau posisi buruk

dari satu atau lebih perusahaan dapat disembunyikan oleh kinerja yang baik dari

perusahaan lainnya.

2. Tidak semua saldo laba konsolidasi tersedia untuk dividen induk perusahaan karena

sebagian dapat mencerminkan bagian induk perusahaan atas laba anak perusahaan

yang belum dibagikan.

3. Karena rasio-rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi dihitung

berdasarkan informasi gabungan, rasio-rasio tersebut tidak mewakili perusahaan

manapun yang dikonsolidasi, termasuk induk perusahaan.


PROSEDUR KONSOLIDASI

Periode Laporan Konsolidasi

Laporan konsolidasi merupakan kewajiban yang ada pada saat pengendalian telah

terjadi. Laporan keuangan konsolidasi disusun atas dasar satu tahun atau 12 bulan, yakni per

1 Januari – 31 Desember tiap tahun. Apabila akuisisi saham entitas anak terjadi pada awal

tahun, maka penyusunan laporan keuangan konsolidasi tidak akan bermasalah. Akan tetapi

bila akuisisi saham entitas anak terjadi bukan di awal atau di akhir tahun, akan timbul

masalah penyusunan laporan keuangan konsolidasi pada akhir tahun pertama setelah terjadi

hubungan entitas induk-anak, karena aturan periode laporan keuangan konsolidasi 1 Januari

hingga 31 Desember tiap tahun.

Transaksi Antarperusahaan

Laporan konsolidasi menggambarkan kesatuan entitas induk dan entitas anak yang

dalam operasi sehari-harinya adalah entitas terpiah. Pengendalian entitas induk atas entitas

anak menyebabkan operasi entitas anak dipengaruhi oleh entitas induk dalam banyak hal.

Dengan demikian, akan banyak terjadi transaksi bisinis di antara kedua entitas tersebut.

Dalam pembahasan selanjutnya, setiap transaksi yang dilakukan entitas induk pada anak atau

sebaliknya, atau transaksi yang dilakukan satu entitas anak dengan entitas anak lain dalam

hubungan entitas induk-anak, disebut dengan transaksi antarperusahaan, demikian pula

transaksi utang-piutang antarperusahaan.

Kepentingan Nonpengendali

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa laporan konsolidasi akan menjadi kewajiban

suatu entitas manakala entitas tersebut memiliki hak pengendalian dalam entitas lain.

Kepemilikan suara di atas 50% merupakan salah satu ciri adanya pengendalian yang

mewajibkan entitas induk menyusun laporan keuangan konsolidasi. Apabila entitas anak

berbentuk perseroan terbatas (PT), kepemilikan saham menjadi indikasi hak suara.
Kepemilikan 100% saham entitas anak dalam kondisi normal akan memberikan hak

pengendalian penuh bagi entitas induk. Meskipun kepemilikan entitas induk atas saham biasa

entitas anak kurang dari 100%, entitas induk tetap memiliki hak pengendalian atas entitas

anak jika terdapat pemilik lain dalam entitas anak yang harus diberikan haknya. Inilah yang

disebut kepentingan nonpengendali yang dilindungi oleh UU No.40 tahun 2007 menyebut

kepentingan Nonpengendali dengan istilah Pemilik Saham Minoritas. Pemilik saham

minoritas diberi diberi hak menjual sahamnya dengan harga yang wajar apabila tidak

menyetujui penggabungan, peleburan atau pengambilalihan yang dilakukan.

PSAK 4 revisi 2009 mensyaratkan kepentingan nonpengendali atas laba-rugi entitas

anak yang dikonsolidasi selama periode pelaporan diidentifikasikan secara terpisah dalam

laporan konsolidasi. Kepentingan nonpengendali atas aset neto (ekuitas) terdiri dari:

1. Jumlah kepentingan nonpengendali pada tanggal penggabungan usaha awal.

2. Bagian kepentingan nonpengendali atas perubahan ekuitas sejak tanggal

penggabungan usaha.

Perhitungan Laporan Keuangan Konsolidasi dengan Adanya Kepentingan

Nonpengendali

-Praktik Saat Ini

Prosedur yang saat ini digunakan dalam praktik tidak hanya merupakan pendekatan induk

perusahaan, tapi juga termasuk pendekatan entitas. Jumlah dari aset neto anak perusahaan

yang diakui di neraca konsolidasi pada tanggal akusisi pada praktiknya sama dengan

pendekatan induk perusahaan. Penentuan laba netopada praktiknya mengikuti pendekatan

induk perusahaan, kecuali perlakuan transaksiantarperusahaan yang umumnya konsisten

dengan pendekatan entitas.

-Praktik di Masa Depan


Di masa depan, ada kemungkinan perubahan menuju pendekatan entitas, dimana

mengharuskan perhitungan laba neto konsolidasi untuk entitas konsolidasi secara keseluruhan

dan mengalokasikan laba tersebut Antara kepemilikan pengendali dan non pengendali. Maka

laporan laba rugi konsolidasi akan disajikan sebagai berikut :

Pendapatan Rp 1.800.000.000

Beban (800.000.000)

Laba Neto Konsolidasi Rp 1.000.000.000

Dikurangi : Laba Neto Konsolidasi yang

disistribusika ke kepemilika

nonpengendali (75.000.000)

Laba neto konsolidasi yang didistribusikan

Ke kepemilikan pengendali Rp 925.000.000

Walaupun bentuk penyajiannya masih berfokus pada kepemilian pengendali, namun

penyajian ini memperlakukan bagian laba untuk kepemilikan nonpengendali.

Praktek Saat Ini Pendekatan Entitas

Saat neto Rp 2.580.000.000 Rp 2.600.000.000

Goodwill Rp 70.000.000 Rp 87.500.000

Berdasarkan praktik saat ini, jumlah yang dialokasikan ke aset neto entitas konsolidasi

adalah nilai buku induk perusahaan (Rp2.000.000.000) ditambah nilai buku penuh aset neto

anak perusahaan (Rp500.000.000) ditambah bagian induk perusahaan atas kenaikan nilai aset

neto anak perusahaan (RplOO.000.000 x 0,80). Goodwill dalam praktik saat ini dihitung

sebagai selisih antara harga beli (Rp550.000.000) yang lebih besar dari bagian induk

perusahaan atas nilai wajar aset neto anak perusahaan pada tanggal penggabungan usaha

(Rp600.000.000 x 0,80). Goodwill sebesar Rp87.500.000 dihitung dari perbedaan antara nilai

wajar keseluruhan PT Sarden (Rp687.500.000) dan nilai wajar aset netonya (Rp600.000.000).
Akuisisi Hak Minoritas

APB Opinion No.16 tidak memperkenankan menggunakan metode penyatuan untuk

akusisi saham yang dimiliki oleh hak minoritas. Jika PT A memperoleh sisa saham beredar

PT B (10% yang dimiliki oleh hak minoritas) setelah pelaksanaan penggabungan usaha, maka

akuisisi tersebut tidak dikategorikan sebagai suatu penyatuan kepemilikan, bahkan jika

transaksi tersebut dilaksanakan melalui pertukaran saham. Meskipun bukan merupakan

penggabungan usaha, akuisisi saham tambahan tersebut dicatat berdasarkan metode

pembelian, dan transaksi tersebut dicatat pada nilai wajarnya. Hasilnya adalah revaluasi 10%

aktiva bersih PT B.

NERACA KONSOLIDASI ATAS ENTITAS ANAK YANG DIKUASAI KURANG

DARI 100%

Misalkan entitas induk membeli 90% saham entitas anak pada harga yang sesuai dengan nilai

bukunya.Jadi,kekayaan entitas anak yang dibeli entitas induk adalah 90% x 12 500 000 =

Rp 11 250 000 .Karena itu,nilai investasi adalah Rp 11 250 000 atau sebesar nilai buku yang

diterima. Penyusunan Laporan Konsolidasi – Kepentingan Nonpengendali (dalam ribuan)

Keterangan Konsolidasi

Kas Kas induk Rp 2000+kas anak Rp1000 Rp 3000

Piutang usaha 4000 + 2000 – 3000(eliminasi No 1) 3000

Persediaan 6750 + 3000 9750

Investasi dalam saham entitas 11250 -11 250 (eliminasi No 2) -

anak

Bangunan dan Peralatan (net) 7 000 + 6000 13000

Tanah 9000+9000 18000


Total Asset Rp 46 750

Utang usaha 5000+3500-3000(eliminasi No 1) Rp 5500

Utang Jangka Panjang 10 000 + 5000 15000

Modal saham 15000+7500-7500(eliminasi No 2) 15000

Laba ditahan 10000+5000-5000(eliminasi No 2) 10000

Kepentingan Nonpengendali 1250

Total passiva / kewajiban Rp 46750

Jurnal eliminasi dalam penyusunan neraca konsolidasi tersebut adalah :

1. Jurnal eliminasi Utang Usaha dan Piutang Usaha

Jurnal ini mengeliminasi seluruh utang piutang antarperusahaan tanpa memandang

persentase kepemilikan,tetapi didasarkan pada adanya pengendalian yang memandang

entitas induk dan entitas anak adalah satu.Jurnalnya adalah sebagai berikut :

Utang usaha Rp 3 000 000

Piutang usaha Rp 3 000 000

2. Jurnal Eliminasi Akun Investasi Entitas Induk dan Kekayaan Entitas Anak

Penguasaan entitas induk atas kekayaan entitas anak melalui investasi tersebut adalah

90%,sehingga jumlah kekayaan entitas anak yang dimiliki entitas induk 90% x Rp 12

500 = Rp 11 250.Jadi ,eliminasi dilakukan sebesar jumlah tersebut dengan “mendebet”

kekayaan entitas anak yang meliputi akun “modal saham “ dan “laba ditahan” dari

unsur-unsur kekayaan entitas anak sebesar 90% dan “mengkredit” akun “investasi”

dalam saham “anak” milik entitas induk dengan jurnal berikut :

Modal saham (90% x Rp 7,5 juta) Rp 6 750 000


Laba Ditahan (90% x Rp 5 juta ) Rp 4 500 000

Investasi dalam saham entitas anak Rp 11 250 000

Jurnal tersebut mengeliminasi 90% kekayaan entitas anak atas investasi entitas induk

karena entitas anak hanya dikuasai sebesar 90% sehingga hanya ada 10% pemegang

saham nonpengendali dalam PT B.Jumlah kepentingan nonpengendali ini adalah 10% x

Rp 12,5 juta = Rp 1.250.000

Jurnal eliminasi dapat dibuat sebagai berikut :

Modal saham Rp 7 500 000

Laba Ditahan Rp 5 000 000

Investasi dalam saham entitas anak Rp 11 250 000

Kepentingan Nonpengendali Rp 1 250 000

Neraca konsolidasi PT A dan PT B per 31 Desember 2011 disajikan pada peraga 3-5

Laporan konsolidasi pada dasarnya disusun berdasarkan prinsip yang telah dijelaskan

sebelumnya,tetapi jika bagan akun perusahaan sedemikian kompleks dan akun

antarperusahaan semakin banyak,cara-cara seperti itu akan menimbulkan resiko human error

yang cukup besar.

Neraca Konsolidasi

PT A dan anak PT B

Neraca Konsolidasi

Per 31 Desember 2011 (dalam ribuan)

Aktiva Passiva/Kewajiban
Kas Rp3000 Utang usaha Rp 5500

Piutang usaha 3000 Utang Jangka Panjang 15 000

Persediaan 9750 Modal saham 15 000

Bangunan dan Peralatan 13000 Laba ditahan 10 000

Tanah 18000 Kepentingan Nonpengendali 1250

Total aset Rp 467500 Total Passiva/ Kewajiban Rp 46 750

PROSEDUR LAPORAN KONSOLIDASI

Laporan konsolidasi disusun dengan menggabungkanlaporan keuangan entitas induk

dan laporan keuangan entitas anak. Dan adapun prosedur laporan keuangan sebagai berikut :

Laporan Konsolidasi = Laporan Entitas Induk + Laporan Entitas Anak – Akun Antar

Perusahaan

Akun Investasi Entitas Induk dan Akun Kekayaan Entitas Anak

Investasi entitas induk dalam saham entitas anak mengakibatkan akun "investasi

dalam saham entilas anak" milik entitas induk berkaitan dengan akun "modal

saham/kekayaan pemegang saham” entitas anak. Saldo normal akun "investasi" adalah

"debet" sehingga akun teresebut dieiiminasi dengan "mengkredit". Dalam perusahaan yang

berbentuk perseroan Terbatas, kekayaan pemegang saham terdiri dari modal saham dan laba

untuk pemegang saham. yakni laba ditahan (retained earning). Modal saham dalam neraca

harus disajikan pada nilai nominalnya. Apabila pada penjualan perdana harga saham yang

dijual ditetapkan di atas nilai nominalnya, maka selisih harga jual dengan nilai nominal

disajikan dalam akun "agio saham".

KONSOLIDASI ENTITAS BERTUJUAN KHUSUS (EBK)


ISAK 7 lahir setelah kasus Enron terkuak.Salah satu kesalahan yang dilakukan

manajemen Enron adalah membentuk Entitas Bertujuan Khusus (Special Purpose Entities=

SPE) yang tidak dikonsolidasikan atau off balance sheet dan dari sanalah kejahatan

dilakukan.Dalam kasus Enron ,banyak juga pihak yang tidak hanya menyalahkan manajemen

Enron,tetapi juga security Exchange yang tidak mewajibkan Enron menyusun laporan

konsolidasi atas SPE tersebut

Laporan konsolidasi itu harus disusun sesuai dengan PSAK 4 seperti prosedur konsolidasi

yang telah dijelaskan di atas . Jika tidak ada kepemilikan dalam EBK,seluruh ekuitas pemilik

EBK disajikan sebagai kepentingan nonpengendali pada sisi ekuitas neraca konsolidasi.Jika

terdapat penempatan modal atau investasi entitas dalam EBK investasi tersebut dieliminasi

dengan ekuitas EBK.Bila tidak semua ekuitas EBK dimiliki entitas induk,maka terdapat

kepentingan Nonpengendali.

Misalkan PT A tidak memiliki hak suara dalam PT B,tetapi memiliki hak pengendalian atas

PT B berdasarkan kontrak.Neraca PT A dan PT B per 31/12/2011 disajikan dalam peraga

3.6.Neraca tersebut memperlihatkan bahwa PT A tidak memiliki investasi dalam saham PT

B, sehingga tidak memiliki hak suara atas PT B .Berdasarkan ISAK 7 revisi 2009,PT A juga

diwajibkan menyusun laporan konsolidasi karena memiliki hak pengendalian atas PT B

walaupun tidak memiliki hak suara.

Neraca PT A dan PT B per 31/12/2011

Pengendalian dengan kontrak

Keterangan (dalam ribuan) PT A PT B

Kas 13 250 1000

Piutang usaha 4000 2000


Persediaan 6750 3000

Bangunan dan Peralatan (net ) 7000 6000

Tanah 9000 9000

Total Aset Rp 40 000 Rp 21000

Utang Usaha 5000 3500

Utang Jangka Panjang 10 000 5000

Modal Saham 15000 7500

Laba Ditahan 10 000 5000

Total Pasiva/kewajiban Rp 40 000 Rp 21000

Jurnal eliminasi dalam laporan konsolidasi akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Eliminasi Utang Piutang usaha sebesar Rp 3 juta

Utang usaha Rp 3 000 000

Piutang usaha Rp 3 000 000

2.Reklasifikasi kekayaan pemegang saham menjadi kepentingan nonpengendali

Modal saham Rp 7 500 000

Laba ditahan 5 000 000

Kepentingan Nonpengendali Rp 12 500 000

Anda mungkin juga menyukai