Sap 10 Entitas Konsolidasi
Sap 10 Entitas Konsolidasi
Sap 10 Entitas Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan syarat yang diberikan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) untuk menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk
Induk Perusahaan (entitas pengendali) dari satu atau lebih Anak Perusahaan (entitas yang
Laporan keuangan konsolidasi ini wajib disusun oleh entitas induk atau pengendali tertinggi
dalam suatu kelompok usaha dimana induk perusahaan memiliki banyak anak perusahaan
Pada dasarnya, laporan konsolidasi adalah laporan asumsi yang memandang makna
ekonomi suatu entitas. Berdasarkn PSAK 4, perusahaan yang mengendalikan perusahaan lain
induk tidak hanya menyusun Laporan Individunya karena hanya satu laporan yang berlaku
secara umum yaitu Laporan Konsolidasi. Tetapi laporan individu masih bisa dibuat namun
PSAK 4 revisi 2009 menyatakan bahwa pengendalian atas entitas lain merupakan
acuan apakah suatu entitas diwajibkan menyusun laporan konsolidasi. Pada umumnya
pengendalian atau perusahaan lain ditandai atas kepemilikan lebih dari 50% saham
perusahaan lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun di beberapa kasus
dijumpai bahwa ada kepemilikan dibawah 50% sudah mengendalikan perusahaan lain
PSAK 4 lebih mengacu pada hak suara dalam menentukan pengendalian. Dalam PT
hak suara berasal dari kepemilikan saham biasa. Dengan pengertian lain, pengendalian timbul
atas kepemilikan entitas anak yang berbentuk (PT) karena terlihat dari istilah ‘Hak Minoritas’
yang berarti pemegang saham yang lebih kecil. Hak suara tidak sama dengan kepemilikan
saham biasa, walaupun kepemilikan saham biasa suatu entitas memberikan hak suara atas
entitas tersebut.
mendapatkan gambaran yang jelas dari total sumberdaya perusahaan hasil gabungan yang
berada dibawah kendali induk perusahaan dan hasil pengelolaan sumberdaya tersebut. Ketika
anak perusahaan menghasilkan laba, laba tersebut akan diakui oleh induk perusahaan, dan
sebaliknya induk perusahaan tidak dapat menghindari kerugian dari anak perusahaan yang
pemilik potensian lebih mampu untuk menentukan efisiensi dari manajemen dalam
berikut:
1. Karena hasil operasi dan posisi keuangan dari masing-masing perusahaan yang
dimasukan dalam laporan konsolidasi tidak diungkapkan kinerja atau posisi buruk
dari satu atau lebih perusahaan dapat disembunyikan oleh kinerja yang baik dari
perusahaan lainnya.
2. Tidak semua saldo laba konsolidasi tersedia untuk dividen induk perusahaan karena
sebagian dapat mencerminkan bagian induk perusahaan atas laba anak perusahaan
Laporan konsolidasi merupakan kewajiban yang ada pada saat pengendalian telah
terjadi. Laporan keuangan konsolidasi disusun atas dasar satu tahun atau 12 bulan, yakni per
1 Januari – 31 Desember tiap tahun. Apabila akuisisi saham entitas anak terjadi pada awal
tahun, maka penyusunan laporan keuangan konsolidasi tidak akan bermasalah. Akan tetapi
bila akuisisi saham entitas anak terjadi bukan di awal atau di akhir tahun, akan timbul
masalah penyusunan laporan keuangan konsolidasi pada akhir tahun pertama setelah terjadi
hubungan entitas induk-anak, karena aturan periode laporan keuangan konsolidasi 1 Januari
Transaksi Antarperusahaan
Laporan konsolidasi menggambarkan kesatuan entitas induk dan entitas anak yang
dalam operasi sehari-harinya adalah entitas terpiah. Pengendalian entitas induk atas entitas
anak menyebabkan operasi entitas anak dipengaruhi oleh entitas induk dalam banyak hal.
Dengan demikian, akan banyak terjadi transaksi bisinis di antara kedua entitas tersebut.
Dalam pembahasan selanjutnya, setiap transaksi yang dilakukan entitas induk pada anak atau
sebaliknya, atau transaksi yang dilakukan satu entitas anak dengan entitas anak lain dalam
Kepentingan Nonpengendali
suatu entitas manakala entitas tersebut memiliki hak pengendalian dalam entitas lain.
Kepemilikan suara di atas 50% merupakan salah satu ciri adanya pengendalian yang
mewajibkan entitas induk menyusun laporan keuangan konsolidasi. Apabila entitas anak
berbentuk perseroan terbatas (PT), kepemilikan saham menjadi indikasi hak suara.
Kepemilikan 100% saham entitas anak dalam kondisi normal akan memberikan hak
pengendalian penuh bagi entitas induk. Meskipun kepemilikan entitas induk atas saham biasa
entitas anak kurang dari 100%, entitas induk tetap memiliki hak pengendalian atas entitas
anak jika terdapat pemilik lain dalam entitas anak yang harus diberikan haknya. Inilah yang
disebut kepentingan nonpengendali yang dilindungi oleh UU No.40 tahun 2007 menyebut
minoritas diberi diberi hak menjual sahamnya dengan harga yang wajar apabila tidak
anak yang dikonsolidasi selama periode pelaporan diidentifikasikan secara terpisah dalam
laporan konsolidasi. Kepentingan nonpengendali atas aset neto (ekuitas) terdiri dari:
penggabungan usaha.
Nonpengendali
Prosedur yang saat ini digunakan dalam praktik tidak hanya merupakan pendekatan induk
perusahaan, tapi juga termasuk pendekatan entitas. Jumlah dari aset neto anak perusahaan
yang diakui di neraca konsolidasi pada tanggal akusisi pada praktiknya sama dengan
mengharuskan perhitungan laba neto konsolidasi untuk entitas konsolidasi secara keseluruhan
dan mengalokasikan laba tersebut Antara kepemilikan pengendali dan non pengendali. Maka
Pendapatan Rp 1.800.000.000
Beban (800.000.000)
disistribusika ke kepemilika
nonpengendali (75.000.000)
Berdasarkan praktik saat ini, jumlah yang dialokasikan ke aset neto entitas konsolidasi
adalah nilai buku induk perusahaan (Rp2.000.000.000) ditambah nilai buku penuh aset neto
anak perusahaan (Rp500.000.000) ditambah bagian induk perusahaan atas kenaikan nilai aset
neto anak perusahaan (RplOO.000.000 x 0,80). Goodwill dalam praktik saat ini dihitung
sebagai selisih antara harga beli (Rp550.000.000) yang lebih besar dari bagian induk
perusahaan atas nilai wajar aset neto anak perusahaan pada tanggal penggabungan usaha
(Rp600.000.000 x 0,80). Goodwill sebesar Rp87.500.000 dihitung dari perbedaan antara nilai
wajar keseluruhan PT Sarden (Rp687.500.000) dan nilai wajar aset netonya (Rp600.000.000).
Akuisisi Hak Minoritas
akusisi saham yang dimiliki oleh hak minoritas. Jika PT A memperoleh sisa saham beredar
PT B (10% yang dimiliki oleh hak minoritas) setelah pelaksanaan penggabungan usaha, maka
akuisisi tersebut tidak dikategorikan sebagai suatu penyatuan kepemilikan, bahkan jika
pembelian, dan transaksi tersebut dicatat pada nilai wajarnya. Hasilnya adalah revaluasi 10%
aktiva bersih PT B.
DARI 100%
Misalkan entitas induk membeli 90% saham entitas anak pada harga yang sesuai dengan nilai
bukunya.Jadi,kekayaan entitas anak yang dibeli entitas induk adalah 90% x 12 500 000 =
Rp 11 250 000 .Karena itu,nilai investasi adalah Rp 11 250 000 atau sebesar nilai buku yang
Keterangan Konsolidasi
anak
entitas induk dan entitas anak adalah satu.Jurnalnya adalah sebagai berikut :
2. Jurnal Eliminasi Akun Investasi Entitas Induk dan Kekayaan Entitas Anak
Penguasaan entitas induk atas kekayaan entitas anak melalui investasi tersebut adalah
90%,sehingga jumlah kekayaan entitas anak yang dimiliki entitas induk 90% x Rp 12
kekayaan entitas anak yang meliputi akun “modal saham “ dan “laba ditahan” dari
unsur-unsur kekayaan entitas anak sebesar 90% dan “mengkredit” akun “investasi”
Jurnal tersebut mengeliminasi 90% kekayaan entitas anak atas investasi entitas induk
karena entitas anak hanya dikuasai sebesar 90% sehingga hanya ada 10% pemegang
Neraca konsolidasi PT A dan PT B per 31 Desember 2011 disajikan pada peraga 3-5
Laporan konsolidasi pada dasarnya disusun berdasarkan prinsip yang telah dijelaskan
antarperusahaan semakin banyak,cara-cara seperti itu akan menimbulkan resiko human error
Neraca Konsolidasi
PT A dan anak PT B
Neraca Konsolidasi
Aktiva Passiva/Kewajiban
Kas Rp3000 Utang usaha Rp 5500
dan laporan keuangan entitas anak. Dan adapun prosedur laporan keuangan sebagai berikut :
Laporan Konsolidasi = Laporan Entitas Induk + Laporan Entitas Anak – Akun Antar
Perusahaan
Investasi entitas induk dalam saham entitas anak mengakibatkan akun "investasi
dalam saham entilas anak" milik entitas induk berkaitan dengan akun "modal
saham/kekayaan pemegang saham” entitas anak. Saldo normal akun "investasi" adalah
"debet" sehingga akun teresebut dieiiminasi dengan "mengkredit". Dalam perusahaan yang
berbentuk perseroan Terbatas, kekayaan pemegang saham terdiri dari modal saham dan laba
untuk pemegang saham. yakni laba ditahan (retained earning). Modal saham dalam neraca
harus disajikan pada nilai nominalnya. Apabila pada penjualan perdana harga saham yang
dijual ditetapkan di atas nilai nominalnya, maka selisih harga jual dengan nilai nominal
manajemen Enron adalah membentuk Entitas Bertujuan Khusus (Special Purpose Entities=
SPE) yang tidak dikonsolidasikan atau off balance sheet dan dari sanalah kejahatan
dilakukan.Dalam kasus Enron ,banyak juga pihak yang tidak hanya menyalahkan manajemen
Enron,tetapi juga security Exchange yang tidak mewajibkan Enron menyusun laporan
Laporan konsolidasi itu harus disusun sesuai dengan PSAK 4 seperti prosedur konsolidasi
yang telah dijelaskan di atas . Jika tidak ada kepemilikan dalam EBK,seluruh ekuitas pemilik
EBK disajikan sebagai kepentingan nonpengendali pada sisi ekuitas neraca konsolidasi.Jika
terdapat penempatan modal atau investasi entitas dalam EBK investasi tersebut dieliminasi
dengan ekuitas EBK.Bila tidak semua ekuitas EBK dimiliki entitas induk,maka terdapat
kepentingan Nonpengendali.
Misalkan PT A tidak memiliki hak suara dalam PT B,tetapi memiliki hak pengendalian atas
B, sehingga tidak memiliki hak suara atas PT B .Berdasarkan ISAK 7 revisi 2009,PT A juga