p5 Matematika Keuangan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

4.

9 MENGHITUNG JUMLAH PERIODE


TABUNGAN
Pencarian nilai i dapat dilakukan denga metode trial
and error dan metode interpolasi linier jika
menggunakan scientific calculator, atau dengan
tabel anuitas.
Contoh soal:
seorang pedagang kecil berencana untuk menabung Rp1.000.000
setiap bulan agar dapat memperoleh uang sebesar Rp200.000.000. jika
tingkat bunga tabungan yang ditawarkan adalah 6% p.a. berapa lama
dia harus menabung?
Jawab:

A = Rp1.000.000
FV = Rp200.000.000
6%
i=
12
= 0,5% = 0,005
𝐹𝑉 .𝑖
log (1+ )
𝐴
n=
log (1+𝑖)
𝑅𝑝 200 .000 .000
log (1+ )
𝑅𝑝 1.000 .000
=
log ⁡
(1+0,005)

log 2
=
log 1,005
= 138,976 bulan atau 139 bulan
4.10 MENGHITUNG TINGKAT BUNGA
TABUNGAN

Sama seperti mencari i di dalam persamaan


anuitas sekarang, mencari i dalam anuitas nilai
akan datang juga harus dengan metode trial and
error dan dengan metode interpolasi linier setelah
mendpaatkan kisaran (range) jawaban. Alternatif
lain adalah dengan menggunakan bantuan tabel
anuitas.
Contoh :
sebanyak 8 kali setoran masing-masing Rp350.000
menjadi Rp3.420.500, berapa tingkatan bunga per
periode?

Jawab:
n =8
FV = Rp3.342.500
A = Rp350.000
𝐹𝑉
Sn I =
𝐴
𝑅𝑝3.342.500
S8 I =
𝑅𝑝350.000
= 9,55
4.11 PENGARUH PAJAK TABUNGAN
Sejauh ini kita mengasumsikan tidak ada pajak untuk tabungan dan deposito
sehingga tingkat bunga yang di berikan adalah tingkat bunga bersih. Pada
kenyataannya, seperti kita semua ketahui, terhadap bunga tabungan dan
deposito dikenakan pajak dan tingkat bunga yang ditawarkan bank adalah tingkat
bunga sebelum pajak. Oleh karena itu, tingkat bunga bersih adalah tingkat bunga
setelah pajak, yaitu tingkat bunga sebelum pajak dikurangi pajak atas bunga
tabungan dan deposito sebesar 20% untuk saat ini. Dengan demikian, penabung
atau deposan hanya akan mendapat sebesar 80% dari tingkat bunga yang
ditawarkan. Jika kita misalkan tingkat bunga sebelum pajak adalah ibt, pajak atas
bunga tabungan dan deposito adalah t, dan tingkat bunga setelah pajak adalah i
maka:
i = iat = (1-t)ibt
Jadi, jika ada pajak tabungan dan deposito, tingkat bunga tabungan yang harus
kita gunakan dalam persamaan-persamaan nilai akan datang adalah tingkat
bunga setelah pajak.
Contoh soal:
hitung nilai akan datang (FV) dari tabungan Rp1.000.000 yang
disetorkan setiap tahun selama 5 tahun, mulai tahun depan,
apabila tingkat bunga adalah 10% p.a. diperhitungkan tahunan
dan terdapat pajak atas bunga tabungan sebesar 20%
Jawab:
n =5
i = iat = (1-t) ibt
= (1-20%) x 10%
= 8% = 0,08
A = Rp1.000.000
((1+𝑖)𝑛 −1)
FV = 𝐴
𝑖

((1+0,08)5 −1)
= 0,08
𝑥𝑅𝑝1.000.000
FV = Rp5.866.000
4.12 TINGKAT BUNGA FLAT VERSUS TINGKAT
BUNGA EFEKTIF
Tingkat bunga flat adalah tingkat bunga yang dihitung berdasarkan saldo
pinjaman awal. Konsep tingkat bunga flat muncul untuk pelunasan
pinjaman dengan angsuran. Walaupun besar pinjaman pokok
mengalaami penurunan seiring dengan dilakukannya pelunasan secara
periodik, besarnya bunga yang dibayarkan adalah sama, yaitu Rp300.000
dalam contoh kita atau 0,5% dari Rp60.000.000. tingkat bunga flat dalam
penawaran Bank Mandiri di atas memang 0,5% tetapi tingkat bunga
sebenarnya atau sering disebut tingkat bunga efektif adalah jauh lebih
besar daripada itu. Aturan praktisnya tingkat bunga efaktif adalah dua
kali lipat tingkat bunga flat, tepatnya antara 1,5-2 kali.
Tingkat bunga efektif adalah tingkat bunga yang relavan untuk
dipertimbagakan bagi para peminjam. Jadi, sebenarnya tingkat bunga
pinjaman bank di Indonesia belum terlalu rendah dan Bank Mandiri
masih bisa mendapatkan laba dari penawaran power cash ini.
TERIMAKASIH…

Anda mungkin juga menyukai