Seng

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

diambil dari bahasa Belanda yaitu zink adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom

30,
dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa
aspek kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir
sama. Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah
ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah
sfalerit (seng sulfida).Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-besaran pada abad ke-13 di
India, manakala logam ini masih belum di kenal oleh bangsa Eropa sampai dengan akhir abad ke-
16. Para alkimiawan membakar seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut sebagai "salju
putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman Andreas Sigismund Marggraf umumnya dianggap
sebagai penemu logam seng murni pada tahun 1746. Karya Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil
menyingkap sifat-sifat elektrokimia seng pada tahun 1800.

Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh. Terdapat sekitar dua milyar orang
di negara-negara berkembang yang kekurangan asupan seng. Defisiensi ini juga dapat menyebabkan
banyak penyakit. Pada anak-anak, defisiensi ini menyebabkan gangguan pertumbuhan, mempengaruhi
pematangan seksual, mudah terkena infeksi, diare, dan setiap tahunnya menyebabkan kematian sekitar
800.000 anak-anak di seluruh dunia. Konsumsi seng yang berlebihan dapat menyebabkan ataksia, lemah
lesu, dan defisiensi tembaga. Dalam bahasa sehari-hari, seng juga dimaksudkan sebagai pelat seng yang
digunakan sebagai bahan bangunan.

A. KELIMPAHAN SENG

Kadar komposisi unsur seng di kerak bumi adalah sekitar 75 ppm (0,007%). Hal ini menjadikan seng
sebagai unsur ke-24 paling melimpah di kerak bumi. Tanah mengandung sekitar 5–770 ppm seng dengan
rata-ratanya 64 ppm. Sedangkan pada air laut kadar sengnya adalah 30 ppb dan pada atmosfer kadarnya
hanya 0,1–4 µg/m3.
Unsur ini biasanya ditemukan bersama dengan logam-logam lain seperti tembaga dan timbal dalam bijih
logam. Seng diklasifikasikan sebagai kalkofil, yang berarti bahwa unsur ini memiliki afinitas yang rendah
terhadap oksigen dan lebih suka berikatan dengan belerang. Kalkofil terbentuk ketika kerak bumi
memadat di bawah kondisi atmosfer bumi awal yang mendukung reaksi reduksi. Sfalerit, yang
merupakan salah satu bentuk kristal seng sulfida, merupakan bijih logam yang paling banyak ditambang
untuk mendapatkan seng karena ia mengandung sekitar 60-62% seng.

Mineral lainnya juga mengandung seng meliputi smithsonit (seng karbonat), hemimorfit (seng silikat),
wurtzit (bentuk seng sulfida lainnya), dan hidrozinkit. Terkecuali wurtzit, kesemua mineral ini terbentuk
oleh karena proses cuaca seng sulfida primordial. Total keseluruhan kandungan seng di seluruh dunia
adalah sekitar 1,8 gigaton. Hampir sekitar 200 megatonnya dapat diperoleh secara ekonomis pada tahun
2008.

Kandungan besar seng dapat ditemukan di Australia, Kanada, dan Amerika Serikat. Berdasarkan laju
konsumsi seng sekarang ini, cadangan seng diperkirakan akan habis antara tahun 2027 sampai dengan
2055. Sekitar 346 megaton seng telah ditambang sepanjang sejarahnya sampai dengan tahun 2002.
Selain itu, diperkirakan pula sekitar 109 megatonnya masih digunakan.

B. SIFAT-SIFAT SENG

Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat diamagnetik. Walau
demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau. Seng sedikit kurang padat daripada besi dan
berstruktur kristal heksagonal. Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat
ditempa antara 100 sampai dengan 150 °C. Di atas 210 °C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat
dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya. Seng juga mampu menghantarkan listrik.
Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 °C) dan tidik didih (900 °C)
yang relatif rendah. Dan sebenarnya pun, titik lebur seng merupakan yang terendah di antara semua
logam-logam transisi selain raksa dan kadmium.

Tabel 1. Klasifikasi dan Sifat Zink

KLASIFIKASI
SIFAT ZINK

Lambang atom

Zn

Nomor atom

30

Massa atom relatif

65,37

Penampilan

Abu-abu muda kebiruan

Fase

Padat

Massa Jenis

7,14 g/cm3

Titik Lebur

692,68 K

Titik Didih

1.180 K

Kalor Peleburan

7,32 kJ/mol

Kalor Penguapan

(1) 123,6 kJ/mol

Kapasitas Kalor

25,390 J/(mol.K)

Elektronegativitas

1,65
Energi Ionisasi

(1) 906,4 kJ/mol

(2)1.733,3 kJ/mol

(3)3.833 kJ/mol

Jari-jari atom

135 pm

Afinitas elektron

0 kJ/mol

Potensial ionisasi

(1)9,391 eV, (2) 17,89

Jari-jari kovalen

1,25 Amstrong

Periode

Maka seluruh hidrogen akan tereduksi pada potensial di mana pengendapan Zn berlangsung kemudian
dapat mengakibatkan penurunan efisiensi arus yang digunakan. Oleh karena itu kecepatan reaksi reduksi
hidrogen harus dibatasi, yaitu dengan menggunakan katoda awal (starting cathode) yang memiliki
hidrogen overpotensial yang tinggi misalnya katoda aluminium (-1,602 V) sehingga pada potensial
pengendapan Zn, reduksi ion hidrogen belum berlangsung. Endapan Zn sendiri memiliki hidrogen
overpotensial yang cukup besar sehingga proses pengendapan Zn dapat berlangsung secara kontinyu
dengan efisiensi yang tinggi setelah satu lapisan endapan Zn terbentuk pada permukaan katoda
aluminium. Pada umumnya logam lain memiliki hidrogen overpotensial yang lebih rendah sehingga
apabila digunakan sebagai katoda dapat menurunkan efisiensi arus. Oleh karena itu digunakan logam
aluminium sebagai katoda untuk proses elektrowinning Zn.
Reaksi-reaksi yang akan terjadi dalam proses ini adalah:

• Leaching

Zn + H2SO4 –> ZnSO4 + H2O

ZnSO4 –> Zn2+ + SO42-

• Elektrowinning

Anoda : 2H2O –> 4H+ + O2 + 4e-

Karoda : 2Zn2+ + 4e- –> 2Zn+

2Zn2+ + 2H2O –> 2Zn + 4H+ + O2

Selama proses ini akan terjadi tiga aliran perpindahan ion, yaitu

1. Konveksi

Pergerakan elektrolit dalam skala yang besar dari larutan ruah ke lapisan difusi. Proses ini dapat
dilakukan dengan memberi pengadukan, pompaan elektrolit atau injeksi udara.

2. Difusi

Merupakan proses pergerakan ion-ion logam menuju OHP (Outer Helmhotz Plane) melalui lapisan
elektrolit yang diam.

3. Migrasi

Merupakan transport ion karena ada perbedaan potensial.

b. Thermochemical

Terdapat berbagai proses thermochemical digunakan untuk memisahkan Zn dari oksidanya, semua
menggunakan Carbon. Carbon berikatan dengan oksigen membentuk CO dan/atau CO2. Sehingga Zn
terbebas dalam bentuk uap (vapor) yang kemudian dipadatkan untuk memperoleh logam yang
diinginkan.

Seng diekstraksi dari seng blende/sphalerite (seng sulfide) atau calamine/Smithsonite (seng karbonat).

• Seng sulfide dibakar di udara untuk menghasilkan seng oksida.


2ZnS(s) + 3O2(g) → 2ZnO(s) + 2SO2(g)

Catatan: calamine dapat digunakan secara langsung dalam lelehan seng karena dalam pemanasannya
akan menghasilkan seng oksida,

ZnCO3(s) → ZnO(s) + CO2(g)

(dekomposisi termal endotermik).

Seng oksida di bakar dalam smelting furnace dengan karbon (batu karang, agent pereduksi) dan
limestone (untuk menghilangkan pengotor asam). Reaksi kimia hampir sama dengan besi dari blast
furnace.

C(s) + O2(g) → CO2(g)

(sangat oksidasi eksotermik, meningkatkan temperature)

C(s) + CO2(g) → 2CO(g)

(C dioksidasi, CO2 direduksi)

ZnO(s) + CO(g) → Zn(l) + CO2(g)

(seng oksida direduksi oleh CO, Zn kehilangan O)

Atau reduksi langsung oleh karbon :

ZnO(s) + C(s) → Zn(l) + CO(g)

(ZnO direduksi, C dioksidasi)

Karbon monoksida bertindak sebagai agent pereduksi yaitu menghilangkan oksigen dari oksida.

Seng tidak murni kemudian didistilasi frasional dari campuran ampas biji dan logam lainnya seperti timah
dan cadmium yang keluar dari pembakaran tinggi pada atmosfer yang kaya akan karbon monoksida
dimana menghentikan seng dioksidasi kembali menjadi seng oksida. Ampas biji dan timah (dengan
logam lainnya seperti cadmium) dari dua lapisan dapat ditahan pada dasar furnace. Seng kemudian
dapat dimurnikan lebih lanjut melalui distilasi fraksional ke 2 atau dengan dilarutkan ke dalam larutan
asam sulfat dan dimurnikan secara elektrolit.

D. SENYAWA-SENYAWA SENG

Kebanyakan metaloid dan non logam dapat membentuk senyawa biner dengan seng, terkecuali gas
mulia. Oksida ZnO merupakan bubuk berwarna putih yang hampir tidak larut dalam larutan netral. Ia
bersifat amfoter dan dapat larut dalam larutan asam dan basa kuat. Kalkogenida lainnya seperti ZnS,
ZnSe, dan ZnTe memiliki banyak aplikasinya dalam bidang elektronik dan optik. Pniktogenida (Zn3N2,
Zn3P2, Zn3As2 dan Zn3Sb2), peroksida ZnO2, hidrida ZnH2, dan karbida ZnC2 juga dikenal
keberadaannya. Dari keempat unsur halida, ZnF2 memiliki sifat yang paling ionik, sedangkan sisanya
(ZnCl2, ZnBr2, dan ZnI2) bertitik lebur rendah dan dianggap lebih bersifat kovalen.

· Seng asetat basa

Dalam larutan basa lemah yang mengandung ion Zn2+, hidroksida dari seng Zn(OH)2 terbentuk sebagai
endapat putih. Dalam larutan yang lebih alkalin, hidroksida ini akan terlarut dalam bentuk [Zn(OH)4]2-.
Senyawa nitrat Zn(NO3)2, klorat Zn(ClO3)2, sulfat ZnSO4, fosfat Zn3(PO4)2, molibdat ZnMoO4, sianida
Zn(CN)2, arsenit Zn(AsO2)2, arsenat Zn(AsO4)2.8H2O dan kromat ZnCrO4 merupakan beberapa contoh
senyawa anorganik seng. Salah satu contoh senyawa organik paling sederhana dari seng adalah senyawa
asetat Zn(O2CCH3)2.

Senyawa organo seng merupakan senyawa-senyawa yang mengandung ikatan kovalen seng-karbon.
Dietilseng ((C2H5)2Zn) merupakan salah satu reagen dalam kimia sintesis. Senyawa ini pertama kali
dilaporkan pada tahun 1848 dari reaksi antara seng dengan etil iodida dan merupakan senyawa yang
pertama kali diketahui memiliki ikatan sigma logam-karbon. Dekametildizinkosena mengandung ikatan
seng-seng kovalen yang kuat pada suhu kamar.

Senyawa-senyawa seng :

a. Zink klorida (ZnCl2)

Senyawa ini bersifat molekuler, bukan ionik karena memiliki titik leleh nisbi rendah dan mudah
menyublim.

b. Zink oksida (ZnO)

Bersifat amfoterik dan membentuk zinkat dengan basa. Zink oksida dibuat melalui oksida zink panas di
udara.

c. Zinkat

Adalah garam yang terbentuk oleh larutan zink atau oksida dalam alkali. Rumusnya sering ditulis ZnO22-
walaupun dalam larutan berair ion yang mungkin adalah ion kompleks dengan ion Zn2- terkoordinasi
dengan ion OH-. Ion ZnO22-dapat berada sebagai lelehan natrium zinkat, tetapi kebanyakan zinkat padat
adalah campuran dari berbagai oksida.

d. Zink blende

Struktur krital dengan atom zink yang dikelilingi oleh empat atom sulfur pada sudut-sudut tetrahedron,
setiap sulfur dikelilingi oleh empat atom zink. Kristal ini tergolong sistem kubus.

e. Zink sulfat
Bentuk umumnya adalah ZnSO4.7H2O Senyawa ini kehilangan air diatas 30°C menghasilkan heksahidrat
dan molekul air selanjutnya dilepaskan diatas 100°C menghasilkan monohidrat. Garam anhidrat
terbentuk pada 450°C dan ini mengurai diatas 500°C.

f. Zink sulfide (ZnS)

Menyublim pada 1180 °C.

g. Zink hidroksida Zn(OH)2

Zn hidroksi bersifat amfoter dan dapat membentuk kompleks amina bila direaksikan dengan ammonia
kuat berlebih.

E. KEGUNAAN SENG

Sekitar 35% dari seng diproduksi di seluruh dunia digunakan untuk menggembleng besi, 20% digunakan
dalam produksi kuningan, 25% dalam paduan lainnya, 10% sebagai lembaran seng, sedangkan 10%
sisanya diserap dalam aplikasi yang berbeda. Seng diproduksi dalam beberapa kelas tergantung pada
tingkat kemurnian yang dapat bervariasi dari%, paling murni 99,995-98%. Standar kualitas bervariasi dari
negara ke negara, dan hanya berbeda dalam beberapa rincian. UNI 6 memberikan kualitas seng. Dua
yang pertama, kemurnian yang lebih besar (dari 99,995 dan 99,99), digunakan untuk pembuatan
paduan, yang paling penting yang ditujukan untuk casting atau die casting.

Seng 99,99% juga digunakan untuk persiapan paduan untuk pembuatan Dingin digulung, profil, bar
diekstrusi, anoda korban. Hal ini juga digunakan dalam produksi cat kawat dan bubuk. Seng 99,95%,
karena kandungan yang relatif tinggi kotoran, digunakan untuk memproduksi kuningan, perunggu dan
galvanis.

Seng 99,9% digunakan untuk casting. Akhirnya, kualitas 98,5% memiliki jangkauan terbesar aplikasi
dalam galvanis. Konstruksi, penggunaan seng digulung memiliki sejarah panjang, dan untuk membuat
non-ferrous material, atap dan kelongsong. lebih banyak digunakan. Atap seng laminasi menjamin
layanan panjang kehidupan. Saat ini di pasaran terbuat dari paduan Zn-Cu berguling-Ti, serta
memastikan kekuatan tekan tinggi, memiliki kekuatan tarik yang sangat baik dan creep. Zinc juga
digunakan dalam elemen non-struktural: hujan, talang hujan, panel dekoratif.

Selain dari yang telah dijelaskan, kegunaan lain dari seng adalah:

· Digunakan untuk bahan baterai.

· Zink dan alinasenya digunakan untuk cetakan logam, penyepuhan listrik dan metalurgi bubuk.

· Zink dalam bentuk oksida digunakan untuk industri kosmetik (mencegah kulit agar tidak kering dan
tidak terbakar sinar matahari), plastik, karet, sabun, pigmen warna putih dalam cat dan tinta (ZnO).
· Zink dalam bentuk sulfida digunakan sebagai pigmen fosfor serta untuk industri tabung televisi dan
lampu pendar.

· Zink dalam bentuk klorida digunakan sebagai deodoran dan untuk pengawetan kayu.

· Zink sulfat untuk mordan (pewarnaan), stiptik (untuk mencegah pendarahan), sebagai supply seng
dalam makanan hewan serta pupuk.

· Pelapisan cat khususnya dalm industri automobil.

· Zn-oksida untuk pembuatan pigmen putih cat air atau cat, sebagai aktifator pada industri karet;
melapisi kulit guna mencegah dehidrasi kulit, melindungi kulit dari sengatan sinar matahari, sebagai
bahan diaper pada bayi guna mencegah kulit luka/kemerahan, industry karet dan untuk opaque
sunscreen.

· Bahan dinding-lantai logam untuk bahan insektisida dapur.

· Zn-metil (Zn(CH₃)₂) untuk pembuatan berbagai senyawa organic; Zn-Stearat digunakan sebagai aditif
penghalus plastic.

· Sebagai anode bahan bakarzinc-air-battery.

· Zn-hidroksi-karbonat dan silikat untuk pembuatan lotion pencegah kulit luka/alergi/kemerahan.

· Sebagai bahan suplemen vitamin atau mineral yang memiliki aktivitas antioksidan guna mencegah
penuaan dini serta mempercepat proses penyembuhan.

· Zn-glukonat glisin dan Zn-asetat yang digunakan sebagai pelega tenggorokan (throat lozenges) saat
musim dingin.

I. Seng
Seng (bahasa Belanda: zink) adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan massa
atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek
kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama.
Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di
kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng
sulfida).

II. Sifat Seng

a. Sifat Kimia

· Seng memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d104s2 dan merupakan unsur golongan 12 tabel periodik.

· Reaktif

· Reduktor kuat

· Jika dibakar menghasilkan lidah api berwarna hijau kebiruan dan mengeluarkan asap seng oksida

· Seng bereaksi dengan asam, basa, dan non-logam lainnya.

· Seng yang sangat murni hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam pada suhu kamar.

· Asam kuat seperti asam klorida maupun asam sulfat dapat menghilangkan lapisan pelindung seng
karbonat dan reaksi seng dengan air yang ada akan melepaskan gas hidrogen.

b. Sifat Fisik

· Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat diamagnetik
berstruktur kristal heksagonal.

· Keras dan rapuh pada kebanyakan suhu

· Pada suhu 100-150 °C : dapat ditempa

· Suhu > 210 °C : kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-
mukulnya

· Mampu menghantarkan listrik.

· titik lebur (420 °C) dan tidik didih (900 °C)

c. Sifat Mekanik
Sifat magnetik diamagnetik Resistivitas listrik

(20 °C) 59,0 nΩ·m

Konduktivitas termal

(300 K) 116 W/(m·K)

Ekspansi termal

(25 °C) 30,2 µm/(m·K)

Kecepatan suara

3850 m/s

Modulus Young

108 GPa

Modulus geser

43 GPa

Modulus ruah

70 GPa

Nisbah Poisson

0,25

Skala kekerasan Mohs

2,5

Kekerasan Brinell

412 MPa

III. Keberadaan Seng


Unsur ini biasanya ditemukan bersama dengan logam-logam lain seperti tembaga dan timbal dalam bijih
logam. Sfalerit, yang merupakan salah satu bentuk kristal seng sulfida, merupakan bijih logam yang
paling banyak ditambang untuk mendapatkan seng karena ia mengandung sekitar 60-62% seng.

IV. Produksi Seng

a. Bijih utama seng adalah sfarelit atau zinc blende, mengandung zinc sulfide (ZnS). Bijih penting yang
lain adalah smithsonite mengandung zinc carbonate (ZnCO3), dan hemimorphate mengandung hydrous
zinc silicate (Zn4Si2O7OH-H2O)

b. Sfarelit harus dikonsentrasikan karena hanya mengandung sedikit sulfida seng (disebut
beneficiated). Pertama bijih dihancurkan, digerinda dengan air pada ball mill untuk menghasilkan adukan
rata (slurry). Lalu ditambahkan zat penghasil busa (frothing agent) untuk mendorong bahan mineral
mengambang pada permukaan, sehingga dapat disaring/dipisahkan dari mineral yang tingkatnya lebih
rendah. Sulfida seng dengan konsentrasi lebih tinggi lalu dipanggang pada suhu sekitar 1230o C,
sehingga oksida seng (ZnO) dapat terbentuk dari reaksi tersebut.

c. Terdapat berbagai proses thermochemical digunakan untuk memisahkan Zn dari oksidanya, semua
menggunakan Carbon. Carbon berikatan dengan oksigen membentuk CO dan/atau CO2. Sehingga Zn
terbebas dalam bentuk uap (vapor) yang kemudian dipadatkan untuk memperoleh logam yang
diinginkan.

d. Proses elektrolisa juga digunakan luas, sekitar setengah dari produksi seng dunia. Proses ini dimulai
dengan ZnO diencerkan memakai asam sulfat (H2SO4) menghasilkan Zinc sulfate (ZnSO4) dilanjutkan
elektrolisa untuk memisahkan seng hingga dihasilkan logam murni.

V. Paduan Seng

a. Seng paduan–tuangan (Zinc die- casting Alloys)

Proses pengecoran merupakan salah satu proses pembentukan benda kerja yang efisien dan dapat
membentuk benda kerja hingga bagian yang tersulit secara tepat dan akurat dengan sedikit atau tidak
sama sekali memerlukan proses pemesinan (macining). Keberhasilan dalam proses pembentukan benda
kerja dengan cara pengecoran relative ditentukan oleh tingkat kerumitan bentuk benda kerja itu sendiri.

Paduan Seng merupakan salah satu bahan cor yang baik dimana Seng memiliki titik cair yang rendah,
sehingga dapat dibentuk dengan berbagai metoda pengecoran. Pressure die Casting dengan “hot
chamber system” merupakan proses pengecoran yang paling mudah dan cepat.
Paduan Seng yang dibentuk melalui proses pengecoran digunakan secara luas dalam pembuatan
peralatan rumah tangga tempat peralatan optic, sound reproducing instrument part, mainan dan
komponen ringan dari kendaraan dan lain lain. Paduan Seng juga dapat difinishing dengan pengecatan
atau “electroplating”. Dalam pelaksanaannya Proses pembentukan benda kerja dengan cara pengecoran
yang menggunakan paduan seng ini sering ditambahkan unsur Aluminium untuk menurunkan titik
cairnya serta meningkatkan tegangannya dengan komposisi sebagaimana diperlihatkan pada bagian dari
diagram keseimbangan dari paduan Seng- Aluminium berikut. Diagram kesimbangan paduan Seng-
Aluminium (Gambar 1.18) mengindikasikan bahwa dengan penambahan sedikit kadar Aluminium yang
masuk kedalam larutan padat dari Seng akan menghasilkan eutectic dimana pada Aluminium
mengandung 5 % Seng. Sebagaimana dilakukan pada beberapa jenis paduan lainnya dimana dilakukan
“ageing” untuk penuaan melalui pemadatan cepat dalam proses die-Casting, walaupun mengakibatkan
penurunan angka kekerasan, nilai impact serta kekuatan tariknya akan tetapi keuletan (ductility) nya
akan meningkat secara actual tergantung pada lamanya proses dan kondisi ageing tersebut, biasanya
mencapai 5 minggu. Dengan demikian akan diperoleh sifat yang disebut “original-properties”. Setelah
proses ageing ini Casting akan menyusut untuk waktu selama 8 tahun dengan kehilangan dimensinya
sebesar 0,0015 mm/mm, akan tetapi keadaan ini dapat direduksi dengan proses stabilizing yakni
memberikan pemanasan pada temperature 1000 C sebelum machining.

A. Pendahuluan
Seng (bahasa Belanda: zink) adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan massa
atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek
kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama.
Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di
kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng
sulfida). Kuningan, yang merupakan campuran aloi tembaga dan seng, telah lama digunakan paling tidak
sejak abad ke-10 SM.

Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-besaran pada abad ke-13 di India, manakala logam
ini masih belum di kenal oleh bangsa Eropa sampai dengan akhir abad ke-16. Para alkimiawan membakar
seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan
Jerman Andreas Sigismund Marggraf umumnya dianggap sebagai penemu logam seng murni pada tahun
1746. Karya Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-sifat elektrokimia seng pada
tahun 1800. Pelapisan seng pada baja untuk mencegah perkaratan merupakan aplikasi utama seng.
Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada baterai dan aloi. Terdapat berbagai jenis senyawa
seng yang dapat ditemukan, seperti seng karbonat dan seng glukonat (suplemen makanan), seng klorida
(pada deodoran), seng pirition (pada sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat berpendar), dan seng
metil ataupun seng dietil di laboratorium organik.

B. Kelimpahan di Alam

Keberadaan logam Seng (Zn) dapat berasal dari proses alamiah maupun adisi dari limbah industri dan
pertanian. Pada lahan pertanian, seng sangat diperlukan untuk kesuburan tanah. Seng (Zn) adalah unsur
hara mikro esensial bagi manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi. Kandungan Zn total
rataan pada litosfir sekitar 80 mg/kg (Goldschmith, 1954). Mineral-mineral sebagai sumber utama yang
kaya Zn dalam tanah adalah sphalerite dan wurtzite (ZnS), dan sumber yang sangat kecil dari mineral-
mineral smithsonites (ZnCO3), willemite (Zn2SiO4), zincite (ZnO), zinkosite (ZnSO4), franklinite
(ZnFe2O4), dan hopeite (Zn3(PO4)2.4H2O (Lindsay, 1972).

Pada batuan magmatik Zn terdistribusi merata, dan kandungannya berbeda pada batuan asam dan basik
yaitu dari 40 mg/kg dalam batuan granit dan 100 mg/kg dalam batuan basaltik. Pelarutan mineral-
mineral tersebut di atas dapat terjadi secara alami sehingga unsur-unsur yang terkandung di dalamnya
terbebas dalam bentuk ion. Ion Zn++ yang terbebas mengalami proses lebih lanjut, terikat dengan
matriks tanah atau bereaksi dengan unsur-unsur lain. Sehingga Zn dalam tanah dikelompokkan dalam
bentuk-bentuk kelompok mudah tersedia sampai tidak tersedia bagi tanaman, yaitu bentuk terlarut
dalam air, dapat dipertukarkan (terikat pada koloid-koloid bermuatan listrik), teradsorpsi dalam bentuk
khelat atau bentuk senyawa kompleks (ikatan logam pada ligand organik), liat mineral sekunder dan
oksida metalik tidak larut, serta dalam bentuk mineral primer (Alloway 1995).

C. Pembuatan

Seng tidak diperoleh dengan bebas di alam, melainkan dalam bentuk terikat. Mineral yang mengandung
seng di alam bebas antara lain kalamin, franklinit, smithsonit (ZnCO3), wilenit, zinkit (ZnO) serta dapat
dijumpai dalam sfalerit atau zink blende (ZnS) yang berasosiasi dengan timbal sulfida. Dalam pengolahan
seng, pertama-tama bijih dibakar menghasilkan oksida, kemudian direduksi dengan karbon (kokas) pada
suhu tinggi dan uap zink yang diperoleh diembunkan. Atau oksida dilarutkan dalam asam sulfat,
kemudian zink diperoleh lewat elektrolisis.

D. Sifat- sifat

1. Sifat Fisik

Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat diamagnetik. Walau
demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau.Seng sedikit kurang padat daripada besi dan
berstruktur kristal heksagonal. Lehto 1968. Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun
menjadi dapat ditempa antara 100 sampai dengan 150 °C. Di atas 210 °C, logam ini kembali menjadi
rapuh dan dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya.Seng juga mampu
menghantarkan listrik. Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 °C) dan
tidik didih (900 °C) yang relatif rendah. Dan sebenarnya pun, titik lebur seng merupakan yang terendah
di antara semua logam-logam transisi selain raksa dan kadmium.

Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu contohnya adalah kuningan (aloi seng dan
tembaga). Logam-logam lainnya yang juga diketahui dapat membentuk aloi dengan seng adalah
aluminium, antimon, bismut, emas, besi, timbal, raksa, perak, timah, magnesium, kobalt, nikel, telurium,
dan natrium.Walaupun seng maupun zirkonium tidak bersifat feromagnetik, aloi ZrZn2memperlihatkan
feromagnetisme di bawah suhu 35 K.

2. Sifat Kimia

Seng memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d104s2dan merupakan unsur golongan 12 tabel periodik. Seng
cukup reaktif dan merupakan reduktor kuat. Permukaan logam seng murni akan dengan cepat
mengusam, membentuk lapisan seng karbonat, Zn5(OH)6CO3, seketika berkontak dengan karbon
dioksida.Lapisan ini membantu mencegah reaksi lebih lanjut dengan udara dan air. Seng yang dibakar
akan menghasilkan lidah api berwarna hijau kebiruan dan mengeluarkan asap seng oksida. Seng bereaksi
dengan asam, basa, dan non-logam lainnya. Seng yang sangat murni hanya akan bereaksi secara lambat
dengan asam pada suhu kamar. Asam kuat seperti asam klorida maupun asam sulfat dapat
menghilangkan lapisan pelindung seng karbonat dan reaksi seng dengan air yang ada akan melepaskan
gas hidrogen.

Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa dengan keadaan oksidasi +2 terbentuk,
elektron pada kelopak elektron terluar s akan terlepas, dan ion seng yang terbentuk akan memiliki
konfigurasi [Ar]3d10.Hal ini mengijinkan pembentukan empat ikatan kovalen dengan menerima empat
pasangan elektron dan mematuhi kaidah oktet. Stereokimia senyawa yang dibentuk ini adalah
tetrahedral dan ikatan yang terbentuk dapat dikatakan sebagai sp3.Pada larutan akuatik, kompleks
oktaherdal, [Zn(H2O)6]2+, merupakan spesi yang dominan.Penguapan seng yang dikombinasikan dengan
seng klorida pada temperatur di atas 285 °C mengindikasikan adanya Zn2Cl2 yang terbentuk, yakni
senyawa seng yang berkeadaan oksidasi +1.Tiada senyawa seng berkeadaan oksidasi selain +1 dan +2
yang diketahui. Perhitungan teoritis mengindikasikan bahwa senyawa seng dengan keadaan oksidasi +4
sangatlah tidak memungkinkan terbentuk.

Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama seperti nikel dan tembaga. Ia
bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna.Jari-jari ion seng dan magnesium juga hampir identik.
Oleh karenanya, garam kedua senyawa ini akan memiliki struktur kristal yang sama. Pada kasus di mana
jari-jari ion merupakan faktor penentu, sifat-sifat kimiawi keduanya akan sangat mirip.Seng cenderung
membentuk ikatan kovalen berderajat tinggi. Ia juga akan membentuk senyawa kompleks dengan
pendonor N- dan S-. Senyawa kompleks seng kebanyakan berkoordinasi 4 ataupun 6 walaupun
koordinasi 5 juga diketahui ada.

E. Senyawa

Kebanyakan metaloid dan non logam dapat membentuk senyawa biner dengan seng, terkecuali gas
mulia. Oksida ZnO merupakan bubuk berwarna putih yang hampir tidak larut dalam larutan netral. Ia
bersifat amfoter dan dapat larut dalam larutan asam dan basa kuat. Kalkogenida lainnya seperti ZnS,
ZnSe, dan ZnTe memiliki banyak aplikasinya dalam bidang elektronik dan optik.Pniktogenida (Zn3N2,
Zn3P2, Zn3As2dan Zn3Sb2),peroksida ZnO2, hidrida ZnH2, dan karbida ZnC2 juga dikenal keberadaannya.
Dari keempat unsur halida, ZnF2memiliki sifat yang paling ionik, sedangkan sisanya (ZnCl2, ZnBr2, dan
ZnI2) bertitik lebur rendah dan dianggap lebih bersifat kovalen.

Dalam larutan basa lemah yang mengandung ion Zn2+, hidroksida dari seng Zn(OH)2terbentuk sebagai
endapat putih. Dalam larutan yang lebih alkalin, hidroksida ini akan terlarut dalam bentuk [Zn(OH)4]2-
Senyawa nitrat Zn(NO3)2, klorat Zn(ClO3)2, sulfat ZnSO4, fosfat Zn3(PO4)2, molibdat ZnMoO4, sianida
Zn(CN)2, arsenit Zn(AsO2)2, arsenat Zn(AsO4)2•8H2O dan kromat ZnCrO4merupakan beberapa contoh
senyawa anorganik seng. Salah satu contoh senyawa organik paling sederhana dari seng adalah senyawa
asetat Zn(O2CCH3)2.

Senyawa organoseng merupakan senyawa-senyawa yang mengandung ikatan kovalen seng-karbon.


Dietilseng ((C2H5)2Zn) merupakan salah satu reagen dalam kimia sintesis. Senyawa ini pertama kali
dilaporkan pada tahun 1848 dari reaksi antara seng dengan etil iodida dan merupakan senyawa yang
pertama kali diketahui memiliki ikatan sigma logam-karbon. Dekametildizinkosena mengandung ikatan
seng-seng kovalen yang kuat pada suhu kamar.

F. Kegunaan

Kegunaan senyawa seng dalam berbagai asfek kehidupan antara lain:

a. Senyawa ini juga digunakan dalam pelapisan baja dan besi untuk mencegah proseskarat.

b. Untuk industri baterai.

c. Bahan alloy seperti kuningan, nikel-perak, logam mesin tik, dan penyepuhan listrik.

d. Pembuatan uang sen Amerika sejak tahun 1982.


e. Pelapisan cat khususnya dalm industriautomobil.

f. Zn-oksida untuk pembuatan pigmen putih cat air atau cat, sebagai aktifator pada industri karet;
melapisi kulit guna mencegah dehidrasi kulit, melindungi kulit dari sengatan sinar matahari, sebagai
bahan diaper pada bayi guna mencegah kulit luka/kemerahan, industry karet dan untuk opaque
sunscreen.

g. Bahan dinding-lantai logam untuk bahan insektisida dapur.

h. Zn-klorida untuk deodorant dan pengawet kayu.

i. Zn-sulfida untuk industry pigmen dan lampu pendar, luminous dial, X-ray dan layar TV serta lampu
fluorescence.

j. Zn-metil (Zn(CH₃)₂) untuk pembuatan berbagai senyawa organic; Zn-Stearat digunakan sebagai
aditif penghalus plastik.

k. Sebagai anode bahan bakarzinc-air-battery.

l. Zn-hidroksi-karbonat dan silikat untuk pembuatan lotion pencegah kulit luka/alergi/kemerahan.

m. Sebagai bahan suplemen vitamin atau mineral yang memiliki aktivitas antioksidan guna mencegah
penuaan dini serta mempercepat proses penyembuhan.

n. Zn-glukonat glisin dan Zn-asetat yang digunakan sebagai pelega tenggorokan (throat lozenges) saat
musim dingin.
Unsur Zn (Seng)

Keberadaan logam Seng (Zn) dapat berasal dari proses alamiah maupun adisi dari limbah industri dan
pertanian. Pada lahan pertanian, seng sangat diperlukan untuk kesuburan tanah. Seng (Zn) adalah unsur
hara mikro esensial bagi manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi.

Kandungan Zn total rataan pada litosfir sekitar 80 mg/kg (Goldschmith, 1954). Mineral-mineral sebagai
sumber utama yang kaya Zn dalam tanah adalah sphalerite dan wurtzite (ZnS), dan sumber yang sangat
kecil dari mineral-mineral smithsonites (ZnCO3), willemite (Zn2SiO4), zincite (ZnO), zinkosite (ZnSO4),
franklinite (ZnFe2O4), dan hopeite (Zn3(PO4)2.4H2O (Lindsay, 1972).

Pada batuan magmatik Zn terdistribusi merata, dan kandungannya berbeda pada batuan asam dan basik
yaitu dari 40 mg/kg dalam batuan granit dan 100 mg/kg dalam batuan basaltik. Pelarutan mineral-
mineral tersebut di atas dapat terjadi secara alami sehingga unsur-unsur yang terkandung di dalamnya
terbebas dalam bentuk ion. Ion Zn++ yang terbebas mengalami proses lebih lanjut, terikat dengan
matriks tanah atau bereaksi dengan unsur-unsur lain. Sehingga Zn dalam tanah dikelompokkan dalam
bentuk-bentuk kelompok mudah tersedia sampai tidak tersedia bagi tanaman, yaitu bentuk terlarut
dalam air, dapat dipertukarkan (terikat pada koloid-koloid bermuatan listrik), teradsorpsi dalam bentuk
khelat atau bentuk senyawa kompleks (ikatan logam pada ligand organik), liat mineral sekunder dan
oksida metalik tidak larut, serta dalam bentuk mineral primer (Alloway 1995).

Endapan Zn dapat terbentuk dengan senyawa-senyawa hidroksida, karbonat, fosfat, sulfida, molibdat,
dan asam-asam organik yang terdiri dari humat, fulvat, dan ligand organik. Asam-asam organik berasal
dari dekomposisi senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam bahan organik (Bohn et al., 1979).
Adsorpsi Zn++ yang kuat dalam tanah dapat terjadi dengan adanya bagan organik dan mineral liat, dan
hal ini berhubungan dengan kapasitas kation tanah dan keasaman tanah (Warneke dan Barber, 1973).

Kelarutan atau kestabilan setiap bahan dalam tanah dapat diramalkan dengan menggunakan reaksi
keseimbangan kimia dengan nilai K sebagai parameternya, dan disebut juga hasil kali kelarutan (solubility
product, Ko) (Lahuddin dan Mukhlis, 2007). Reaksi kimia unsur Zn sangat bervariasi, seperti juga dengan
unsur-unsur lain, tergantung dari bentuk ikatannya, sebagai contoh:

- Zn-tanah + 2H+  Zn++ + 2H-tanah,

Ko = 10 +5,8
 = reaksi bolak balik, reaksi keseimbangan

Ko = Konstanta keseimbangan reaksi

[ ] = konsentrasi aktivitas ion, M

Pada reaksi di atas kelihatan bahwa Zn-tanah akan bebas bila ada ion pengganti yaitu H+, bila H+
meningkat dalam lingkungan reaksi, reaksi cenderung bergerak ke kanan sehingga Zn++ meningkat.
Selanjutnya:

Ko = [Zn++]/[H+]2 = 10+5,8 , log Ko = log [Zn++] – log [H+]2 = log 10+5,8

Log [Zn++] = 5,8 + 2log [H+], log [Zn++] = 5,8 – 2 pH,

Bila pH = 4,5 maka log [Zn++] = 5,8 – 9 = – 3,2, sehingga

log [Zn++] = log 10-3,2 , [Zn++] = 10-3,2 M.

pada pH = 9,0; maka log [Zn++] = 5,9 – 18 = – 12,1, dan log [Zn++] = log 10 – 12,1 ,

maka [Zn++] = 10 – 12,1 M

Kelihatan bahwa pada pH rendah (pH = 4,5) kadar Zn++ lebih tinggi (10-3,2 M) dibanding dengan kadar
Zn++ pada pH = 9,0 (10-12,1 M). Dengan kata lain keasaman makin tinggi kelarutan Zn tinggi dan
sebaliknya pada keasaman rendah kelarutan Zn rendah. Beberapa reaksi lain sebagai contoh
dikemukakan sebagai berikut:

- Reaksi redoks, Zn++ + 2e-  Zn (c), Ko = 10-25,80

Pada reaksi redoks ini dibutuhkan sumber donor elektron dari unsur – unsur lain atau unsur-unsur yang
lebih kuat untuk mereduksi Zn++. Kondisi reduktif dapat terjadi dengan dilakukan penggenangan.

- Mineral willemite, Zn2SiO4 + 4H+  2Zn++ + H4SiO4,

Ko = [Zn++]2[H4SiO4]/[H+]4 =10 +13,15.

- Hidroksida, Zn(OH)2 + 2H+  Zn++ + 2H2O, Ko = 10 + 12,48

- Hidrolisis, Zn++ + 2H2O  Zn(OH)2 + 2H+, Ko = 10 -16,80

- Kompleks Fosfat, Zn++ + H2PO4-  ZnHPO4 + H+, Ko = 10-3,90


Formula-formula di atas menunjukkan bahwa kelarutan Zn tanah atau mineral-mineral Zn dalam tanah
meningkat dengan meningkatnya aktivitas ion H+ dalam larutan tanah atau sebaliknya. Dengan kata lain
kestabilan atau kelarutan senyawa Zn sangat dipengaruhi oleh keasaman tanah, makin tinggi keasaman
tanah makin tinggi kelarutan Zn, sebaliknya makin rendah keasaman tanah makin rendah kelarutan Zn.
Sebaliknya reaksi hidrolisis dan kompleks dengan ion-ion lain bereaksi lamban untuk membentuk
senyawa kompleks. Nilai konstanta Ko yang besar menunjukkan hasil reaksi lebih besar dibanding bahan
pereaksi, sehingga reaksi lebih kuat ke arah kanan, sebaliknya apabila nilai Ko sangat kecil reaksi ke kanan
agak lamban.

Penambahan unsur logam pada tanah dapat terjadi dengan berbagai cara yaitu melalui polusi,
penggunaan sarana produksi seperti pupuk, pestisida dan fungisida, sehingga terjadi kontaminasi logam-
logam pada tanah dan tumbuh-tumbuhan. Penambahan logam Zn ke tanah melalui polusi umumnya
terjadi di daerah – daerah industri peleburan bahan tambang seng.

Penelitian-penelitian berdasarkan analisis contoh tanah berasal dari daerah industri logam menemukan
kadar Zn sekitar 250–37200 mg/kg (di Inggris), 1665–4245 mg/kg (di Polandia), 400–4245 mg (di Rusia),
1310–1780 mg/kg tanah khususnya pada tanah tergenang di Jepang (Alloway, 1995).

Sedangkan kandungan total Zn tanah rataan hanya sekitar 50 mg/kg tanah. Penambahan Zn dari sewage
sludge (limbah tinja) tidak kalah pentingnya. Limbah ini setelah diolah diaplikasikan ke lahan pertanian.

Hasil penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa aplikasi limbah ini pada lahan meningkatkan
kadar Zn sampai mencapai maksimum 290–4937 kg Zn/ha, di Eropa aplikasi terus menerus mencapai
745–4882 kg Zn/ha lahan. Penelitian di Perancis melaporan bahwa kandungan total Zn meningkat dari
8,1 mg/kg pada petak tanpa perlakuan menjadi 1074 mg/kg tanah pada petak dengan perlakuan limbah
secara kumulatif (Juste dan Mench, 1992).

Masuknya logam seng ke sungai sebagai akibat dari limpasan air permukaan tanah yang umumnya
disebabkan oleh hujan. Untuk logam seng (Zn) yang berasal dari adisi limbah industri, umumnya terdapat
dalam bentuk Sphalerite (ZnS) dan Smithsonite (ZnCO3). Sekitar ¾ dari total Zn diperoleh dari
pembentukan logam dan masing – masing komponen Zn tergantung jenis industrinya. Hutagalung (1984)
menyatakan bahwa sumber logam Zn di perairan berasal dari material geokimia yang terbawa atau ada
pada sungai, bahan baku minyak, besi, cat dan sisa-sisa kaleng bekas.
Pada industri tekstil, logam seng dapat berfungsi sebagai bahan kimia tambahan pada proses
penyempurnaan akhir juga untuk pengawetan serat khususnya anti jamur (fungisida) dan insektisida.
Logam seng juga merupakan bagian dari penyusun zat warna tekstil terutama zat warna dari komplek
logam dan pigmen.

Logam seng digunakan untuk melapisi besi atau galvanis (electroplating) untuk melindungi dari korosi.
Seng yang bereaksi dengan uap air dan CO2, membentuk lapisan tipis Zn(OH)2, ZnCO3, yang tahan
korosi. Zn juga banyak digunakan dalam industri baterai. ZnS digunakan sebagai bahan penyusun jenis
pupuk, ZnCl2 pada industri kertas, ZnO digunakan pada obat salep, cat, dan katalis, serta Zn bacitracine
digunakan sebagai perangsang pada peternakan hewan.

Isotop 65Zn berasal dari reaktor nuklir khususnya pada sistem air pendingin dan dapat digunakan untuk
obat. Zn sebagai limbah radionuklida dari unsur valensi II banyak berasal dari hasil fisi dalam bahan bakar
nuklir maupun hasil aktivasi neutron dalam reaktor. Limbah yang mengandung radionuklida tersebut
dapat dimasukkan kedalam kategori aktivitas tinggi atau aktivitas rendah dan sedang (Pratomo, 2007).

Pada proses industri barang jadi lateks digunakan logam berat dalam bentuk ZnO sebagai akselerator
proses vulkanisasi karet. Pada proses vulkanisasi barang jadi lateks digunakan ZnO sebagai akselerator
untuk mengontrol proses awal dan laju vulkanisasi, serta reaksi lanjut antara belerang dengan elastomer.
Senyawa ZnO yang digunakan akan larut pada proses pencucian untuk menghilangkan sisa asam asetat
(koagulan) pada barang jadinya, dan pada akhir proses, ion Zn2+ terbawa dalam limbah industri barang
jadi karet dalam konsentrasi mencapai 300 ppm (Suryabhuana, 2006).

Zn sebagan ZnPto (Zinc pyrithione) juga digunakan dalam produk sampo sebagai bahan nutrisi bagi
rambut untuk mencegah anti ketombe.

II.2.2 Sifat Logam Seng (Zn).

Seng (Zn) adalah unsur pertama dalam golongan IIB pada tabel periodik. Zn mempunyai nomor atom 30
dan berat atom 65.38 dengan valensi 2. Rata – rata keberadaannya di kulit bumi sekitar 76 ppm, dalam
tanah 25 – 68 ppm, dalam perairan sungai sekitar 20 g/L dan atau 5 – 10 ppb, air laut sekitar 0.6 – 5
ppb, pada tubuh ganggang sekitar 20 – 700 ppm, ikan dan kerang laut sekitar 3 – 25 ppm, tiram sekitar
100 – 900 ppm, udang/lobster sekitar 7 – 50 ppm dan didalam air tanah tidak lebih dari 0.1 mg/L.
Logam Zn umumnya tidak bereaksi dengan molekul ar. Ion pelindung tidak akan melarutkan lapisan Seng
Hidroksida (Zn(OH)2) dengan ion OH terlarut. Reaksi ini dapat dituliskan :

Zn2+ + 2OH  Zn(OH)2(s)

Seng akan bereaksi dengan ion H+, sesuai reaksi :

Zn(s) + 2H+  Zn2+ (aq) + H2(g)

Reaksi ini melepaskan hydrogen, dimana terjadi letupan oksigen

Garam Zn dapat menyebabkan tingginya kekeruhan bila konsentrasinya terlalu tinggi. Akumulasi Zn
dapat membuat air menjadi berasa tidak enak umumnya sekitar 2 mg Zn2+/L.

Kelarutan logam seng dalam air dipengaruhi oleh suhu dan pH. Pada pH yang cenderung netral, logam
seng tidak larut. Kelarutan semakin besar dengan kenaikan keasaman. Diatas pH 11, kelarutan juga akan
mengalami kenaikan. Logam seng terlarut sebagai ZnOH+(aq) atau Zn2+ (aq). ZnCO3 anionik melarut
pada konsentrasi 0.21 g/L, ZnCl2 pada 4320 g/L, ZnO atau Seng Vitriol (ZnSO4.7H2O) pada konsentrsi
580 g/L.

Menurut Hutagalung (1984), logam yang masuk ke perairan akan mengalami pengenceran, pengendapan
dan dispersi. Rendahnya kandungan logam Zn di perairan kemungkinan disebabkan oleh sifat logam Zn
dalam lingkungan perairan dan sangat dipengaruhi oleh bentuk senyawanya. Effendi (2003) menyatakan
bahwa logam Zn di perairan umumnya berbentuk persenyawaan sphalerite (ZnS), calamine (ZnCO3),
oksida seng (ZnO) dan milemite (Zn2SiO4).

Kelarutan logam Zn dalam air relatif rendah, logam Zn dengan gugusan klorida dan sulfat mudah terlarut
ke dalam sedimen, sehingga logam Zn di perairan banyak mengendap di dasar. Menurut Bryan dalam
Efendi (2000) bahwa pengendapan logam di perairan terjadi karena adanya anion karbonat, hydroksil
dan khlorida.

II.2.3 Toksikologi Logam Seng (Zn).

Pada dasarnya logam seng terutama pada Zn murni tidak berbahaya akan tetapi jika tersusun
membentuk senyawa seperti Zn arsenat, Zn sianida, dsb, kemungkinan akan sangat berbahaya. Lumpur
dari pengolahan limbah dapat diterapkan pada budidaya tanaman, holtikultura dan kehutanan dengan
konsentrasi tidak lebih dari 3g/kg.
Uji ekotoksikologi didasarkan pada 50 µg/L nilai PNEC dalam Zn terlarut yang berarti total konsentrasi
berkisar antara 150 – 200 µg/L Zn dalam air. PNEC (Predicted No Effect Concentration) merupakan
representasi dari konsentrasi maksimum yang tidak mempengaruhi lingkungan. Ada total lima jenis
isotop Zn yang stabil dan merupakan alamiah diantaranya 64Zn, 66Zn, hingga 68Zn sedangkan 50 isotop
Zn lainnya merupakan tidak stabil.

Kelarutan Zn dalam air alam tergantung pada adsorpsi mineral permukaan, kesetimbangan karbonat,
dan komplek organik. Jumlahnya yang terlalu berlebih akan bersifat racun pada beberapa spesies
kehidupan air. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB merekomendasikan kandungan Zn pada air irigasi
sekitar 2 mg/L. USEPA menstandarkan untuk air minum sekitar 5 mg/L MCL. Konsentrasi Zn yang
melebihi 5 mg/L dapat menyebabkan rasa pahit dan tidak enak pada air serta menyebabkan opalescence
pada air alkali.(smk3we.wordpress)

Gembong Abisatya di 03.22

Anda mungkin juga menyukai